You are on page 1of 11

PROFIL PENDERITA ULKUS DEKUBITUS YANG MENJALANI

TIRAH BARING DI RUANG RAWAT INAP RSUD ARIFIN


ACHMAD PROVINSI RIAU PERIODE JANUARI 2011-
DESEMBER 2013
Levina Mutia
Kuswan Ambar Pamungkas
Dewi Anggraini
levinamutia@yahoo.com

ABSTRACT

Pressure ulcer is one of complication that might happen in Integumen System.


It is formed because of the inability to mobilize in patient during bed rest. In addition,
the incidence of pressure ulcer is one of indicator to evaluate hospital’s service
quality. The incidence of pressure ulcer is associated with the service control and
quality for patients. This research was aimed to know the profile of patient with
pressure ulcer that experience bed rest at inpatient room of Riau Province General
Hospital during January 2011-December 2013. It comprises of the patient’s
distribution based on age, sex, diagnose that caused bed rest, the first day of ulcer
appeared, ulcer stage and the therapy. The research was an observational study
using descriptive retrospective design. This study used total sampling method.
Samples of this study were all data of pressure ulcer patient that fulfilled inclusion
criteria. The total samples were 54 cases. This study shows that the age group of 46-
65 years old (51.9%) and female (64.8%) in sex group were the most commonly
patient with pressure ulcer. Stroke was the top of diagnose that caused pressure ulcer
with 53.7% in percentage. Pressure ulcer stage 1 and 4 with 33.3% in percentage
each were the most commonly stage that has been found. Pressure ulcer was
appeared on day 9 in the average and mostly appeared on day 7. Non-operative
therapy (87%) is often used for treating patient with pressure ulcer.

Keywords: Pressure Ulcer, Bed Rest

PENDAHULUAN penyakit degeneratif. Immobilisasi


sebagai salah satu tindakan perawatan
Salah satu aspek penting dalam trauma dan penyakit kronik, meskipun
pelayanan rumah sakit adalah memberikan banyak manfaat, jika
perawatan pasien secara holistik yang terjadi terlalu lama akan menyebabkan
meliputi biologis, psikologis, beberapa komplikasi, seperti atrofi
sosiologis, dan spiritual. Termasuk di otot, hipotensi ortostatik, kontraktur
dalamnya perawatan bagi pasien tirah dan lain – lain. Salah satu komplikasi
baring lama yang mengalami yang terbanyak adalah ulkus dekubitus
gangguan mobilitas seperti pasien atau pressure ulcer.1
stroke, fraktur tulang belakang atau

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Ulkus dekubitus adalah area baring/mil adalah 11,08 0/00. Pada
jaringan nekrosis yang muncul ketika Januari 2012 terjadi penurunan yaitu
jaringan lunak tertekan antara tulang sebesar 2,490/00. Sementara pada
yang menonjol dan permukaan Januari 2013 tercatat sebesar 1,680/00.
eksternal (tempat berbaring) dalam Menurut Agency of Health Care Policy
waktu yang lama.2 Menurut Gosnell and Research (AHCPR) sebanyak
dan VanEtten, sekitar 1 juta orang 95% kasus ulkus dekubitus dapat
terkena ulkus dekubitus di Amerika dicegah dengan perawatan yang
Serikat. Namun, informasi definitif komprehensif dari tim Rumah sakit.
dan penjelasan mengenai lesi yang Namun kasusnya terus terjadi di
terkena masih terbatas. Insidensi hampir seluruh ruangan rawat inap
pasien rawat inap berkisar antara 27- meskipun mengalami penurunan setiap
29% dengan prevalensi hingga 69%.3 tahunnya.
Pasien yang menjalani perawatan Penelitian yang dilakukan oleh
ortopedi atau fraktur tulang bahkan Arif Widodo (2007) di Rumah Sakit
mencapai insiden 66%. Pasien yang Islam Surakarta menguraikan bahwa
dirawat di rumah sakit menderita ulkus dekubitus lebih sering terjadi
dekubitus sebanyak 3-10% dan 2,7% pada usia 25-65 tahun yaitu sebanyak
berpeluang terbentuk dekubitus baru.4,5 62,5%. Sementara jenis kelamin tidak
Luka tekan atau pressure ulcer berpengaruh terhadap kejadian ulkus
mengganggu proses pemulihan pasien, dekubitus. Diagnosis medis yang
mungkin juga diikuti dengan nyeri dan menyebabkan ulkus dekubitus sangat
infeksi sehingga menambah panjang bervariasi, namun yang terbanyak
lama perawatan, bahkan adanya luka adalah kasus ortopedi sebesar 25%.
tekan dapat menjadi penanda Berdasarkan uraian diatas,
prognosis yang buruk untuk pasien. kejadian ulkus dekubitus menjadi
Penelitian Purwaningsih (2001) penting karena berhubungan dengan
didapatkan angka kejadian dekubitus perawatan dan kualitas pelayanan
di Rumah Sakit Dr.Sardjito pasien. Beberapa usaha seperti
Yogyakarta sebesar 40% dari 40 perawatan luka, obat topikal, kasur
pasien yang mengalami tirah baring. terapetik, dan edukasi dapat dilakukan
Sedangkan penelitian Setyajati (2002) sebagai tindakan intervensi
di Rumah Sakit Dr.Moewardi pencegahan komplikasi luka
Surakarta didapatkan angka kejadian dekubitus yang lebih luas. Selain itu,
ulkus dekubitus yaitu 38,18%. Dari angka kejadian ulkus dekubitus
kedua hasil penelitian tersebut dapat menjadi salah satu faktor indikator
disimpulkan bahwa angka kejadian mutu pelayanan rumah sakit.6,7 RSUD
dekubitus pada pasien tirah baring Arifin Achmad sebagai salah satu
lama di rumah sakit cukup tinggi. rumah sakit rujukan di Provinsi Riau
Berdasarkan data yang didapat merupakan rumah sakit yang
dari Komite Pencegahan dan menerima banyak pasien setiap
Pengendalian Infeksi (KPPI) RSUD harinya sehingga perlu meningkatkan
Arifin Achmad pada Januari 2011 kualitas pelayanan dan mutu rumah
tercatat angka kejadian dekubitus sakit. Data yang didapat akan
berdasarkan jumlah hari tirah membantu memberikan gambaran

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


kepada pihak – pihak terkait seperti dekubitus yang telah tercatat oleh
perawat, dokter, dan pihak rumah sakit KPPI RSUD Arifin Achmad periode
untuk meningkatkan kualitas Januari 2011-Desember 2013. Analisis
pelayanan pasien terutama perawatan deskriptif terhadap data pasien ulkus
pasien tirah baring lama. Oleh karena dekubitus dilakukan terhadap
itu, perlu adanya penelitian tentang karakteristik pasien, diagnosis yang
gambaran ulkus dekubitus pada pasien menyebabkan tirah baring, derajat
tirah baring yang dirawat di ruang inap ulkus dekubitus, hari pertama muncul
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. ulkus dekubitus dan penanganan yang
dilakukan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dinyatakan
Penelitian ini merupakan lulus kaji etik oleh Unit Etik Fakultas
penelitian observasional dengan Kedokteran Universitas Riau
menggunakan pendekatan retrospektif berdasarka Surat Keterangan Lolos
terhadap data rekam medik pasien Kaji Etik nomor
ulkus dekubitus yang menjalani tirah 115/UN19.1.28/UEPKK/2014.
baring di ruang rawat inap RSUD
Arifin Achmad periode Januari 2011- HASIL DAN PEMBAHASAN
Desember 2013. Penelitian ini telah Berdasarkan data dari KPPI
dilakukan di Instalasi Rekam Medis didapatkan sebanyak 203 pasien ulkus
RSUD Arifin Achmad Jalan dekubitus di ruang rawat inap RSUD
Diponegoro Pekanbaru. Penelitian ini Arifin Achmad periode Januari 2011-
dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2013. Jumlah pasien yang
dengan Desember 2014. Populasi tercatat rekam mediknya adalah
pada penelitian ini adalah seluruh data berjumlah 54 pasien yang memenuhi
rekam medik pasien ulkus dekubitus di kriteria eksklusi.
ruang rawat inap RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau periode Januari 1. Distribusi usia pasien ulkus
2011-Desember 2013 yang tercatat dekubitus di ruang rawat inap
oleh Komite Pencegahan dan RSUD Arifin Achmad periode
Pengendalian (KPPI). Sampel yang Januari 2011-Desember 2013
digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling. Data yang Hasil penelitian mendapatkan
dikumpulkan untuk variable ulkus distribusi usia pasien ulkus dekubitus
dekubitus diperoleh dari data sekunder yang menjalani tirah baring. Distribusi
yaitu data rekam medik pasien ulkus usia pasien dapat dilihat pada gambar
1 di bawah ini:

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


Usia Pasien Ulkus Dekubitus

5%
28% 15% 12-25 tahun
26-45 tahun
46-65 tahun
> 65 tahun
52%

Gambar 1. Diagram usia pasien ulkus dekubitus


Dari hasil penelitian didapatkan dilakukan oleh Purwaningsih (2001) di
28 pasien ulkus dekubitus (51.90%) RS Dr.Sardjito Yogyakarta
berusia 46-65 tahun diikuti dengan mendapatkan kelompok usia 61-80
kelompok usia diatas 65 tahun tahun merupakan kelompok usia
sebanyak 15 orang (27.80%). Usia paling banyak mengalami ulkus
tersebut termasuk pada kelompok dekubitus.8 Hal ini menunjukkan
umur dewasa lanjut dan lansia.6 Pada bahawa usia dewasa akhir hingga
usia ini terjadi penurunan toleransi lansia merupakan usia yang beresiko
terhadap tekanan, pergerakan dan gaya untuk mengalami ulkus dekubitus yang
gesek. Hal ini disebabkan oleh berkaitan dengan perubahan kulit
perubahan-perubahan pada kulit, akibat bertambahnya usia.
seperti penurunan elastisitas dan
vaskularisasi, kehilangan otot, 2. Distribusi jenis kelamin pasien
penurunan kadar serum albumin, ulkus dkubitus di ruang rawat
penurunan respon inflamatori. inap RSUD Arifin Achmad
periode Januari 2011-
Penelitian yang dilakukan di Desember 2013
RSUP dr.H. Soemarno Sosroatmodjo
Kuala Kapuas oleh Adi Irawan7 Pada penelitian ini didapatkan
(2011) mendapatkan usia yang bahwa terdapat 35 orang (64.8%)
terbanyak mengalami dekubitus adalah pasien perempuan dan 19 orang
usia 51-60 tahun sebanyak 69.2% (35.2%) pasien laki – laki. Distribusi
diikuti dengan kelompok usia 31-40 jenis kelamin pasien ulkus dekubitus
sebesar 15.4%. Penelitian yang dapat dilihat pada gambar 2 di bawah
ini:

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Jenis Kelamin

laki-laki
35%

perempua
n
65%

Gambar 2. Diagram jenis kelamin pasien ulkus dekubitus


Jenis kelamin yang terbanyak 3. Diagnosis yang menyebabkan
dari seluruh sampel adalah perempuan pasien mengalami tirah baring
yaitu sebanyak 35 orang (64.8%). di ruang rawat inap RSUD
Hasil yang didapatkan sesuai dengan Arifin Achmad periode
penelitian yang dilakukan oleh Januari 2011-Desember 2013
Sunandar Said (2013)9 di RS Labuang
Basi Makassar, yaitu sebanyak 58% Diagnosis yang menyebabkan
pasien yang mengalami dekubitus tirah baring dapat dilihat pada tabel 1.
adalah perempuan. Namun hasil Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa
penelitian yang berbeda didapatkan sebanyak 29 pasien (53.7%) dengan
dari penelitian Wasisto Utomo (2012) diagnosis stroke. Diagnosis berupa
yang mendapatkan sebanyak 76.7% tumor tulang, fraktur vertebra,
pasien ulkus dekubitus berjenis congenital heart failure, hernia
kelamin laki-laki.10 nukleus pulposus, hypertension heart
disease, enselopati dan head injury.
Jenis kelamin bukan termasuk Terjadi masing-masing pada 1 pasien.
faktor resiko ulkus dekubitus namun
ada beberapa faktor hormonal penting
yang mungkin berperan dalam
menerangkan adanya perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, yaitu kaum
perempuan memilki hormon estrogen
sebelum masa menopause.11

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Tabel 1. Diagnosis yang menyebabkan tirah baring

Diagnosis N
Stroke 29 (53.7%)
Diabetes Melitus Tipe 2 5 (9.2%)
Gagal Ginjal Kronik 9 (16.7%)
Post operasi 4 (7.5%)
Tumor tulang 1(1.85%)
Fraktur Vertebra 1(1.85%)
Congenital Heart Failure 1(1.85%)
Hernia Nukleus Pulposus 1(1.85%)
Hypertension Heart Disease 1(1.85%)
Enselopati 1(1.85%)
Head Injury 1(1.85%)

Pasien yang menjalani tirah 4. Derajat ulkus dekubitus pasien


baring biasanya adalah pasien dengan tirah baring di ruang rawat
gangguan neurologi, penyakit kronik, inap RSUD Arifin Achmad
penurunan status mental, penyakit periode Januari 2011-
onkologi, dan ortopedi.12 Diagnosis Desember 2013
yang menyebabkan 54 pasien
menjalani tirah baring sangat Derajat ulkus dekubitus yang
bervariasi. Diagnosis terbanyak adalah tidak ada datanya di rekam medik
stroke (48.14%), diikuti gagal ginjal sebanyak 45 pasien , sedangkan derajat
kronik (15%). Hasil ini berbeda yang ada datanya di rekam medik
dengan yang didapatkan oleh Arif sebanyak 9 pasien. Derajat ulkus
Widodo11 (2007) yaitu kasus ortopedi dekubitus yang tercantum di rekam
yang menempati urutan teratas kasus medik paling banyak adalah derajat 1
terbanyak yang menyebabkan pasien dan 4, masing-masing terjadi pada 3
tirah baring dan terjadi ulkus pasien (33.3%). Derajat ulkus
dekubitus. Sementara penelitian yang dekubitus dapat dilihat pada gambar 3.
dilakukan oleh Setiyajati (2002)
mendapatkan diagnosis dekompensasi
kordis sebagai urutan pertama penyakit
yang beresiko ulkus dekubitus di
RSUD Soeradji Tirtonegoro.13
Tabel 2. Derajat ulkus dekubitus

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


Derajat ulkus dekubitus

33.30% 33.30% derajat 1


derajat 2
22.20% 11.10% derajat 3
derajat 4

Gambar 3. Derajat ulkus dekubitus yang tercantum dalam rekam medik


Penelitian yang dilakukan oleh dari otot-otot. Sudah mulai didapat
Faridah Aini (2013) mendapatkan hasil infeksi dengan jaringan nekrotik yang
bahwa dari 15 pasien tirah baring, 8 berbau.Sementara pada derajat 4
orang (53.3%) diantaranya mengalami terjadi kerusakan seluruh bagian kulit
ulkus dekubitus derajat 1.14 Hal ini dan dapat mengenai fasia, otot, tulang
menjadi perhatian karena derajat ulkus dan sendi. Pada beberapa kasus ulkus
dekubitus akan mempengaruhi dekubitus derajat 4 dapat dijumpai
penanganan yang akan dilakukan. komplikasi seperti osteomielitis.15
Derajat ulkus dekubitus dapat 5. Hari pertama muncul ulkus
dibedakan berdasarkan karakteristik dekubitus pada pasien tirah
penampilan klinis yang terlihat. baring di ruang rawat inap
Penampilan klinis tersebut muncul RSUD Arifin Achmad periode
sebagai akibat derajat kerusakan kulit Januari 2011-Desember 2013
yang terjadi. Pada ulkus dekubitus
derajat 1 hanya terlihat kerusakan pada
epidermis sehingga gambaran klinis Pada penelitian ini didapatkan
yang muncul adalah tanda kemerahan hasil bahwa rata-rata muncul ulkus
pada kulit. Tampilan klinis pada dekubitus adalah pada hari ke-9. Pada
derajat 2 terjadi Reaksi yang lebih hari ke-2 sudah ditemukan tanda-tanda
dalam lagi sampai mencapai seluruh ulkus dekubitus pada 1 orang pasien,
dermis hingga lapisan lemah subkutan, sedangkan paling lama terjadi pada
tampak sebagai ulkus yang dangkal, hari ke-43. Ulkus dekubitus paling
degan tepi yang jelas dan perubahan banyak terjadi pada hari ke-7 setelah
warna pigmen kulit. Pada derajat 3 perawatan di ruang rawat inap RSUD
ulkus menjadi lebih dalam, meliputi Arifin Achmad sebanyak 12 pasien.
jaringan lemak subkutan dan Hari pertama muncul ulkus dekubitus
menggaung, berbatasan dengan fasia dapat dilihat pada gambar 4 di bawah
ini :

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


hari pertama muncul ulkus
14 12
12 10
10
8 jumlah
6 6
6 pasien
4
4 3
2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 35 41 43 45

Gambar 4. Hari pertama muncul ulkus dekubitus


Suheri (2009) mendapatkan Penanganan yang dilakukan pada
ulkus dekubitus muncul pada hari ke-3 pasien ulkus dekubitus terdiri menjadi
hingga hari ke-5. Sabandar (2008) dua, yaitu operatif dan non-operatif.
dalam penelitiannya menyatakan Cara operatif yang dilakukan adalah
bahwa tanda-tanda luka terjadi akibat dengan intervensi bedah, sedangkan
posisi pasien yang imobilisasi dalam cara non operatif adalah dengan
jangka waktu lebih dari 6 jam pada melakukan perawatan luka. Pada
hari pertama perawatan. Hal ini penelitian ini didapatkan hasil bahwa
tergantung dari kondisi penyakit dan penanganan yang dilakukan pada 54
intervensi pencegahan dekubitus yang pasien ulkus dekubitus terdiri dari 7
diberikan.16-7 orang (13%) dengan cara operatif dan
47 orang (87%) dengan cara non
Ulkus dekubitus dipengaruhi operatif.
oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah kelembaban. Akibat Penanganan yang dilakukan di
kelembaban yang intensitasnya ruang rawat inap RSUD Arifin
bertambah akan terjadi resiko Achmad antara lain, yaitu
pembentukan dekubitus 5 kali lebih memposisikan pasien pada posisi
besar.18 Penelitian di RSUP DR.dr.R. miring 30-45 derajat, menganjurkan
D.Kandao Manado yang diakukan oleh pasien untuk mobilisasi miring kanan
Taghulihi (2008)19 mendapatkan dan miring kiri, dan perawatan luka.
bahwa pasien dengan kulit yang Perawatan luka diberikan sesuai
lembab beresiko 7 kali lebih tinggi dengan derajat ulkus dekubitus. Pada
mengalami dekubitus dengan nilai derajat 1 dan 2 biasanya diberikan
bermakna p=0.020. Kelembapan dapat salap dekubal dan/atau kompres NaCl.
berasal dari drainase luka, keringat dan Pada derajat 3 dan 4 diperlukan
inkontinensia yang akan menyebabkan intervensi bedah, seperti skin graft dan
erosi kulit dan meningkatkan resiko skin flap. Selain itu, juga diberikan
terjadi luka tekan pada pasien.2 pengetahuan kepada keluarga pasien
tentang penggunaan kasur dekubitus
6. Penanganan pada pasien ulkus untuk mengurangi gaya gesekan dan
dekubitus di ruang rawat inap gaya tekanan antara tubuh pasien
RSUD Arifin Achmad periode dengan permukaan tempat tidur.
Januari 2011-Desember 2013

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


SIMPULAN DAN SARAN 2. Perlu ditingkatkan lagi
penyuluhan tentang peran tenaga
Berdasarkan hasil penelitian medis dalam mencegah infeksi
profil penderita ulkus dekubitus yang nosokomial, salah satunya ulkus
menjalani tirah baring di ruang rawat dekubitus serta menyediakan
inap RSUD Arifin Achmad Provinsi kasur busa bagi pasien ulkus
Riau maka dapat disimpulkan : dekubitus sebagai usaha
a. Berdasarkan distribusi usia mengurangi tekanan antara tubuh
didapatkan paling banyak berusia pasien dan tempat tidur.
46-65 tahun, yaitu sebanyak 28 3. Perlu dilakukan penelitian lanjut
pasien (51.9%) mengenai profil pasien ulkus
b. Berdasarkan distribusi jenis dekubitus dengan menambahkan
kelamin pasien ulkus dekubitus variabel pengetahuan dan
terdiri dari 35 pasien (64.8%) perilaku tenaga medis dalam
perempuan dan 19 pasien melakukan pencegahan ulkus
(35.2%) laki – laki. dekubitus.
c. Diagnosis yang menyebabkan
tirah baring terbanyak adalah
stroke, yaitu 29 pasien (53.7%). UCAPAN TERIMA KASIH
d. Derajat ulkus dekubitus yang ada Penulis mengucapkan terima
data rekam medic sebanyak 9 kasih dan penghargaan terhadap pihak
dengan derajat yang paling Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
banyak adalah derajat 1 dan 4 dr. Kuswan Ambar Pamungkas, SpBP
masing-masing sebesar 33.3%. dan dr. Dewi Anggraini, SpMK selaku
e. Hari pertama muncul ulkus pembimbing, dr. Effif Syofra,SpB dan
dekubitus rata-rata adalah pada dr.Fauzia Andrini,M.Kes selaku dosen
hari ke-9 dan paling sering penguji, beserta dr. Esy Maryanti,
muncul pada hari ke-7. M.Biomed selaku supervisi yang telah
f. Penanganan yang dilakukan memberikan waktu, pikiran,
terhadap ulkus dekubitus paling bimbingan, ilmu, motivasi dan
banyak secara non operatif dorongan kepada penulis selama
(87%). penyusunan skripsi sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
Berdasarkan hasil penelitian,
penulis memberikan saran sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut :
1. Komisi Pencegahan dan 1. Dittmer DK, Teasell R. Pressure
Pengendalian Infeksi, khususnya ulcers. Department of Physical
dalam halpembuatan formulir Medicine and Rehabilitaton. 2011.
pengisian untuk mencantumkan
data – data rekam medik agar 2. Potter PA, Perry AG. Clinical
dapat dilihat resiko penyakit dan companion for fundamental of
faktor lingkungan yang nursing. Canada: Elsevier Inc;
berpegaruh terhadap kejadian 2010:88.
ulkus dekubitus.

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


3. National Pressure Ulcer Advisory Labuang Basi Makassar. Jour ners
Panel. Pressure ulcers: incidence, Indonesia. 2013;2(1).
economics, risk assessment.
Consensus Development 10. Utomo W, Dewi YI, Abdurrasyid
Conference Statement. 1989. T. Efektifitas nigella sativa oil
[cited 2014 April 23]. Available untuk mencega terjadinya ulkus
from : http://www.npuap.org/wp- dekubitus pada pasien tirah baring
content/uploads/2012/03/Final- lama. Jour ners Indonesia.
2009-Treatment-Technical- 2012;2(2).
Report1.pdf
11. Widodo A. Uji kepekaan
4. Yarkony GM. Pressure ulcers : a instrumen pengkajian risiko
review. Arch Phys med Rehabil. dekubitus dalam mendeteksi dini
Aug 1994;18(2): 11-2. risiko kejadian dekubitus di RSIS.
Jurnal penelitian sains &
5. Alman RM, Walker JM, Hart MK. teknologi. 2007;8(10):39-54.
Air fluidized beds or conventional
theraphy for pressure sores. Ann 12. Suheri. Gambaran lama hari rawat
Intern Med. 1987 dalam terjadinya luka dekubitus
Nov;107(5):641-8. pada pasien imobilisasi di RSUP
Haji Adam MAlik Medan
6. Depkes, RI. Kategori Umur [skripsi]. Medan: Fakultas
Menurut Depkes RI. 2009. Keperawatan. 2009.
Jakarta: Depkes.
13. Setiyajati. Faktor-faktor yang
7. Irawan A. Hubungan lama hari mempengaruhi kejadian dekubitus
rawat dengan terjadinya dekubitus pada pasien tirah baring di Rumah
pada pasien yang dirawat di ruang Sakit dr. Moewardi Surakarta
ICU RSUP dr. H. Soemarno [skripsi]. Surakarta: Universitas
Soroatmodjo Kuala Muhammadiyah Surakarta. 2011.
Kapuas[skripsi]. Banjarmasin:
Universitas Muhammadiyah 14. Aini F, Purwaningsih H. Pengaruh
Banjarmasin. 2010. alih baring terhadap kejadian
dekubitus pada pasien stroke yang
8. Purwaningsih. Analisis dekubitus mengalami hemiparesis di ruang
pada pasien tirah baring di ruang Yudistira RSUD kota Semarang
A1, B1, C1, D1, dan B3 IRNA 1 [skripsi]. Semarang: STIKES
RS. Dr. Sardjito Yogyakarta Ngudi Waluyo. 2013.
[skripsi]. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2001. 15. Wallis L. Some pressure are
unavoidable. American journal of
9. Said S, Haskas Y, Semara A. nursing. 2010;110(9):16.
Faktor yang mempengaruhi
terjadinya dekubitus pada pasien 16. Suheri. Gambaran lama hari rawat
yang dirawat di ruang ICU RS dalam terjadinya luka dekubitus

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10


pada pasien imobilisasi di RSUP praktik keperawatan professional.
Haji Adam Malik Medan [skripsi]. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Medan: Fakultas Keperawatan.
2009. 19. Taghulihi MM, Pandelaki K,
Hamel R. Faktor-faktor yang
17. Sabandar, AO. Ulkus dekubitus. berhubungan dengan kejadian
Jurnal Kedokteran Universitas dekubitus di IRNA F neurologi
Sebelas Maret. 2008. BLU RSUP Prof. DR. dr. R.D.
Kandou Manado. Jour ners
18. Nursalam. Manajemen Indonesia. 2008;1(1).
keperawatan: aplikasi dalam

JOM FK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11

You might also like