You are on page 1of 11

JOURNAL READING

PAROTITIS YANG DIINDUKSI DOXORUBISIN DAN


SIKLOFOSFAMID: LAPORAN KASUS

Disusun Oleh:

Adiaji Akbar G991903001

Alfin Rizki Ramadhan G991903002

Abdurrahman Aufa G991905001

Adilla Shafryanto P G991905002

Periode : 10-23 Februari 2020

PEMBIMBING :

drg. Widia Susanti, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
1
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik


Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret /
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Makalah dengan judul:

Parotitis yang Diinduksi Doxorubisin dan Siklofosfamid : Laporan


Kasus

Hari, tanggal: Februari 2020

Oleh:

Adiaji Akbar G991903001

Alfin Rizki Ramadhan G991903002

Abdurrahman Aufa G991905001

Adilla Shafryanto P G991905002

Mengetahui dan menyetujui,


Pembimbing Makalah

drg. Widia Susanti, M.Kes

2
Parotitis yang Diinduksi Doxorubisin dan Siklofosfamid : Laporan
Kasus
Diterjemahkan dari

Doxorubicin and cyclophosphamide‐induced parotitis: A case report

Andrew Fox-Lewis – et al.

Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics

CRITICAL APPRAISAL

1. Design : Case description

2. Sample : A 49‐year‐old woman of Chinese‐Malaysian


ethnicity presented with recurrent painful parotid
swelling, and current in neoadjuvant chemotherapy

with four cycles of two‐weekly dose‐dense

doxorubicin and cyclophosphamide chemotherapy.


3. Title : interesting, understandable, concise
4. Author : clear writing and correspondence address

5. Abstract : describing the journal and according to the rules.


6.Introduction : contained the objective of the study

Level of Evidence

Level IV

3
PICO Analysis
Patient : A 49‐year‐old woman of Chinese‐Malaysian ethnicity presented
with recurrent painful parotid swelling, and current in neoadjuvant

chemotherapy with four cycles of two‐weekly dose‐dense doxorubicin and

cyclophosphamide chemotherapy.
Intervention : Using Naranjo probability scale
Comparison : -
Outcome : The parotitis in this case was not considered due to
dexamethasone, ondansetron or aprepitant given these drugs are widely used
in a variety of other clinical situations, and the parotitis did not recur after
further exposure to dexamethasone and ondansetron with subsequent taxane
chemotherapy.

JBI Critical Appraisal Checklist for Case Reports

Yes No Unclear Not


applicable
Were patient’s V □ □ □
demographic
characteristics clearly
described?
Was the patient’s history V □ □ □
clearly described and
presented as a timeline?
Was the current clinical V □ □ □
condition of the patient
on presentation clearly
described?
Were diagnostic tests or V □ □ □
assessment methods and
4
the results clearly
described?
Was the intervention(s) or V □ □ □
treatment procedure(s)
clearly described?
Was the post- □ □ V □
intervention clinical
condition clearly
described?
Were adverse events □ V □ □
(harms) or unanticipated
events identified and
described?
Does the case report □ □ V □
provide takeaway
lessons?

Overall appraisal: Include V Exclude □ Seek further info □

5
Parotitis yang Diinduksi Doxorubisin dan Siklosfosfamid : Laporan Kasus

ABSTRAK

Apa yang telah diketahui dan obyektif: Parotitis yang diinduksi obat adalah
efek samping obat yang merugikan yang jarang terjadi (ADR). Tinjauan literatur
yang komprehensif mengidentifikasi hanya tiga obat yang jelas terkait: L-
asparaginase, clozapine dan fenilbutazon.

Deskripsi kasus: Kami menggambarkan kasus baru parotitis yang diinduksi


obat yang dikaitkan dengan penggunaan doxorubisin dan siklofosfamid sebagai
kemoterapi pada kanker payudara.

Apa yang baru dan kesimpulan: Menggunakan alat umum dan spesifik pada
parotitis untuk menilai kemungkinan ADR, kami memperkirakan hubungan
doxorubisin dan siklofosfamid dengan parotitis dalam kasus ini sebagai
'kemungkinan'. Sepengetahuan kami, hal ini merupakan kasus parotitis yang
dilaporkan pertama yang disebabkan oleh obat-obatan ini dan menjadikan alat
pembelajaran yang berharga untuk penilaian ADR yang sebelumnya tidak dikenal.

KATA KUNCI

Efek samping yang merugikan, siklofosfamid, doxorubisin, parotitis yang


diinduksi oleh obat

1. APA YANG TELAH DIKETAHUI DAN OBJEKTIF

Parotitis yang diinduksi oleh obat adalah efek samping obat yang merugikan
yang jarang terjadi (ADR) yang ditandai dengan pembengkakan dan radang
kelenjar parotis.1,2 Literatur yang komprehensif telah mengidentifikasi hanya tiga
obat yang jelas terkait: L-asparaginase, clozapine, dan fenilbutazon.2 Tidak ada 6
agen kemoterapi lain yang jelas terlibat dalam menyebabkan parotitis yang
diinduksi obat. Di sini, kami menggambarkan kasus baru parotitis yang diinduksi
obat yang dikaitkan dengan agen kemoterapi ajuvan doxorubisin dan
siklofosfamid untuk kanker payudara.

2. DESKRIPSI KASUS

Seorang wanita berusia 49 tahun dari etnis Tionghoa-Malaysia mengalami


pembengkakan parotis berulang yang menyakitkan. Dia memiliki latar belakang
kanker payudara kiri stage IIA reseptor hormon negatif, HER2-negatif, node-
negatif, karsinoma duktal invasif grade 3, yang didiagnosis 2 bulan sebelumnya.
Setelah didiagnosis, ia memulai kemoterapi neoadjuvan dengan empat siklus
doxorubicin dosis padat selama dua minggu dan siklofosfamid.

Empat hari setelah siklus ketiga ia datang ke IGD di malam hari dengan
pembengkakan parotis kiri yang nyeri. Keadaan ini paling parah dirasakan saati
pagi hari dan membaik secara spontan sepanjang hari tanpa pengobatan. Pasien
tidak demam dan dalam keadaan sistemik yang baik, tanpa gejala infeksi lain. Dia
diketahui tidak memiliki alergi obat. Pemeriksaan fisik menunjukkan
pembengkakan parotis kiri dan nyeri tekan. Pemeriksaan gigi menunjukkan karies
oklusal oral LL8 dan UL8, dan air liur jernih dapat diekstraksi dari lubang saluran
parotis yang terkena. Sebuah orthopantomogram yang diambil pada saat itu
menunjukkan tidak ada batu saluran parotis atau penyebab gigi untuk gejala-
gejalanya. Tes darah tidak menunjukkan bukti infeksi sistemik (protein C-reaktif
normal, kultur darah negatif).

Ternyata ia juga mengalami parotitis setelah dua siklus kemoterapi


sebelumnya dengan doxorubisin dosis padat dan siklofosfamid. Pada saat itu,
pasien melaporkan bahwa parotitis terjadi bilateral dan bertahan selama sehari
sebelum sembuh secara spontan tanpa pengobatan. Lebih jelasnya, pada episode
ketiga parotitis dirasakan lebih ringan dari dua episode pertama, bersifat
unilateral, dan dia tidak mengalami parotitis setelah siklus keempat kemoterapi.
Pasien belum pernah mengalami parotitis sebelum memulai kemoterapi. 7
Tabel 1. Penilaian kemungkinan efek samping obat untuk kasus klinis
menggunakan skala orisinal dan modifikasi spesifik parotitis

Skala probabilitas Naranjo Skala probabilitas Naranjo yang dimodifikasi spesifik


parotitis
Pertanyaan Ya Tidak Tidak Nilai Pertanyaan Ya Tidak Tidak Nilai
tahu pada Tahu pada
kasus ini kasus ini
1) Apakah ada 1 0 0 0 1) ≥5 laporan 1 0 0 0
laporan konklusif sebelumnya dari reaksi
sebelumnya tentang ini
reaksi ini?
2) Apakah efek 2 1 0 2 2) Pembesaran dan 2 1 0 2
samping muncul pembengkakan kelenjar
setelah obat yang parotis yang jelas
dicurigai diberikan? berdasarkan diagnosis
fisik; dapat unilateral
atau bilateral setelah
pemberian obat

3) Apakah reaksi 1 0 0 1 3) Resolusi parotitis 1 0 0 1


yang merugikan terkait sementara
membaik ketika obat setelah penarikan obat
dihentikan atau yang dicurigai
seorang antagonis
spesifik diberikan?
4) Apakah reaksi 2 1 0 2 4) Munculnya kembali 2 1 0 2
buruk muncul parotitis sementara
kembali ketika obat terkait dengan
diberikan kembali? pemberian obat

5) Apakah ada 1 2 0 2 5) Pasien memiliki 1 2 0 2


penyebab alternatif proses inflamasi
(selain obat) yang sistemik sebagai akibat
dapat menyebabkan dari virus atau bakteri
reaksi sendiri?

6) Apakah reaksi 1 1 0 0 6) Apakah reaksi 1 1 0 0


muncul kembali muncul kembali ketika
ketika plasebo plasebo diberikan?
diberikan?
7) Apakah obat 1 0 0 0 7) Apakah obat 1 0 0 0
terdeteksi dalam terdeteksi dalam darah
darah (atau cairan (atau cairan lain) dalam
lain) dalam konsentrasi yang
konsentrasi yang diketahui beracun?
diketahui beracun? 8
8) Apakah reaksinya 1 0 0 0 8) Apakah reaksinya 1 0 0 0
lebih parah ketika lebih parah ketika dosis
dosis dinaikkan atau dinaikkan atau kurang
kurang parah ketika parah ketika dosis
dosis diturunkan? diturunkan?

9) Apakah pasien 1 0 0 1 9) Apakah pasien 1 0 0 1


memiliki reaksi yang memiliki reaksi yang
serupa dengan obat serupa dengan obat
yang sama atau yang sama atau serupa
serupa dalam dalam paparan
paparan sebelumnya?
sebelumnya?
10) Apakah peristiwa 1 0 0 0 10) Apakah parotitis 1 0 0 0
buruk dikonfirmasi dikonfirmasi oleh
oleh bukti objektif? ultrasonografi,
sialografi, atau
computed tomography?

Tota nilai untuk kasus ini 8 Total nilai untuk kasus ini 8

3. APA YANG BARU DAN KESIMPULAN

Selain doxorubicin dan siklofosfamid, pada setiap akhir siklus kemoterapi


pasien juga menerima deksametason, ondansetron dan aprepitan selama 3 hari, dan
satu dosis pegfilgrastim pada hari kedua.

Pencarian literatur dilakukan, mencari kasus parotitis yang dilaporkan


terkait dengan salah satu dari enam obat tersebut. Basis data dan sumber daya
klinis meliputi: PubMed / MEDLINE Complete; EMBASE; TOXNET; TOXINZ;
UpToDate; ClinicalKey; Dynamed Plus; Centre for Adverse Reactions Monitoring
(CARM), dan tidak ada kasus parotitis yang dilaporkan karena salah satu dari
enam obat di atas yang diidentifikasi.

Satu kasus pembengkakan parotis persisten akibat sindrom pseudo-Sjögren


dilaporkan pada pasien yang telah menerima kemoterapi doxorubisin dan
siklofosfamid pada kasus limfoma sel-T yang besar.3 Tetapi adanya resolusi yang
cepat dari pembengkakan parotis dan tidak adanya gejala sicca pada pasien kami
tidak berhubungan dengan diagnosis sindrom pseudo-Sjögren. Dua kasus klinis
9
serupa pasca perawatan dengan agen kemoterapi lainnya diidentifikasi: kasus
parotitis akut yang dikaitkan dengan kemoterapi sitarabin untuk leukimia jenis
limfoblastik akut,4 dan kasus parotitis berulang yang dikaitkan dengan kemoterapi
sitarabin dan daunorubisin pada kasus leukeamia myeloid akut.5 Daunorubicin dan
doxorubisin secara kimiawi serupa, keduanya merupakan antibiotik yang termasuk
dalam kelompok antrasiklin6; dengan demikian, menarik untuk dicatat bahwa
parotitis yang diinduksi obat sebelumnya telah dilaporkan terjadi pada penggunaan
daunorubicin.

Parotitis dalam kasus ini tidak dipertimbangkan karena deksametason,


ondansetron atau aprepitan banyak digunakan dalam berbagai situasi klinis
lainnya, dan parotitis tidak kambuh setelah pemberian deksametason dan
ondansetron pada kemoterapi berikutnya. Pegfilgrastim dianggap tidak mungkin
sebagai penyebab mengingat pengalaman klinis yang luas dari keduanya, dan
prekursornya, filgrastim.

Skala Naranjo adalah alat yang divalidasi untuk menilai kemungkinan


ADR.8 Baik skor asli dan skor yang telah dimodifikasi untuk kriteria spesifik
parotitis2 memperkirakan hubungan doxorubisin dan siklofosfamid dengan
parotitis dalam kasus ini sebagai 'mungkin' ', dengan skor 8/13 (Tabel 1). Skor ≥9
menunjukkan hubungan 'pasti'. Jadi, dalam kasus klinis ini, kami melaporkan
kemungkinan hubungan baru doxorubisin dan siklofosfamid dengan parotitis.
Masih belum jelas apakah ADR ini disebabkan oleh satu atau kedua obat
sitotoksik.

Parotitis yang diinduksi obat merupakan kejadian ADR yang jarang.


Sepengetahuan kami, kasus ini merupakan kasus pertama yang dilaporkan yang
dikaitkan dengan doxorubisin dan siklofosfamid. Kasus ini menjadi alat
pembelajaran yang berharga untuk penilaian ADR yang sebelumnya tidak dikenal.
Dengan memanfaatkan kombinasi sistem penilaian probabilitas ADR umum dan
spesifik, kami mendemonstrasikan metode yang berguna untuk mendekati situasi
klinis yang serupa. Untuk obat yang pasti terkait dengan parotitis yang diinduksi
obat, disarankan untuk melibatkan ≥5 pasien, dengan ≥1 kasus memiliki skor 10
Naranjo yang dimodifikasi yang menunjukkan kausalitas 'kemungkinan'. Kami
menyaranka lebih banyak pelaporan kasus seperti itu. agar hubungan kausal, jika
ada, dapat dibangun.

REFERENSI

1. Thompson DF. Drug-induced parotitis. J Clin Pharm Ther. 1993; 18 (4): 255-
258.

2. Brooks KG, Thompson DF. A review and assessment of drug-induced parotitis.


Ann Pharmacother. 2012; 46 (12): 1688-1616.

3. Bird BR, Daly PA. Uncommon hematologic malignancies. Case 3. Parotid


swelling during treatment for transformed mycosis fungus. J Clin Oncol. 2003; 21
(22): 4251-4252.

4. Humphries JE, Lee JT. Acute bilateral parotitis during chemotherapy for acute
lymphoblastic leukemia. Acta Haematol. 1992; 88 (1): 55-56.

5. Shpilberg O, Ra'anani P, Ben-Bassat I, Ramot B. Recurrent bilateral parotitis in


acute myeloid leukemia. Acta Haematol. 1991; 86 (1): 56.

6. Aubel-Sadron G, Londos-Gagliardi D. Daunorubicin and doxorubicin,


anthracycline antibiotics, a physicochemical and biological review. Biochimie.
1984; 66 (5): 333-352.

7. Renwick W, Pettengell R, Green M. Use of filgrastim and pegfilgras team to


support delivery of chemotherapy: twenty years of clinical experience. BioDrugs.
2009; 23 (3): 175-186.

8. Naranjo CA, Busto U, Sellers EM, et al. A method for estimating the probability
of adverse drug reactions. Clin Pharmacol Ther. 1981; 30: 239-245.

11

You might also like