You are on page 1of 7

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jipf%20al-biruni.v6i1.1581


April 2017

PENGEMBANGAN STEM-A (SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING,


MATHEMATIC AND ANIMATION) BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Indri Sari Utami1, Rahmat Firman Septiyanto2, Firmanul Catur Wibowo3, Anang Suryana4
1, 2, 3, 4 Pendidikan Fisika, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; e-mail: 1isu_indrisariutami@untirta.ac.id

Diterima: 2 Maret 2017. Disetujui: 11 April 2017. Dipublikasikan: 29 April 2017

Abstract: Learning physics is still traditional in the reality. It tends to be centered in Teachers. They only
transfer knowledge without knowing the learners already understand the concept yet or not. The average
achievement understanding of physics concept results is still low. Rapidly evolving technology is still
rarely used by teachers. Though, this could be one of the alternatives to make learning more interesting
and memorable. Connecting the local knowledge in the area of learners, can make students more familiar
with the natural resources in the region and can be introduced to the outside world. Given these problems,
the need for integration between models, evaluation and learning media STEM-A (Sciences, Technology,
Engineering, Mathematics, and Animation) based on local wisdom. The methods used was a Quasi-
Experiment with the design of the study "One Group Pretest-Posttest Design". Observations indicate an
increased understanding of the student concept after learning applied STEM-A (Sciences, Technology,
Engineering, Mathematics, and Animation) based on local wisdom with medium category in gain
normalization. By learning this concept, students could be aware of local wisdom "Batu Kuwung" and
understand how to get advantage from it. The results of the study will continue to be developed in the
courses in the Department of Physical Education University of Sultan Ageng Tirtayasa.

Abstrak: Pembelajaran fisika yang terjadi di lapangan masih minim inovasi. Pembelajaran cenderung
berpusat pada pendidik. Pendidik hanya mentransfer pengetahuannya saja tanpa memikirkan apakah
peserta didik sudah memahami konsep yang disampaikan atau belum. Rata-rata capaian hasil pemahaman
konsep Fisika masih rendah. Teknologi yang berkembang pesat saat ini masih jarang dimanfaatkan oleh
para pendidik. Padahal ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk membuat pembelajaran lebih menarik
dan berkesan. Dengan mengaitkan kearifan lokal yang ada di daerah peserta didik, dapat membuat peserta
didik lebih mengenal kekayaan alam di daerahnya dan dapat diperkenalkan baik skala nasional maupun
intrnasional. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut, maka perlu adanya integrasi anatara
model, evaluasi dan media pembelajaran STEM-A (Sciences, Technology, Engineering, Mathematics, and
Animation) berbasis kearifan lokal. Metode Penelitian yang dilakukan adalah Kuasi Eksperimen dengan
desain penelitian one group pretest-posttest design. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa setelah diterapkan pembelajaran STEM-A (Sciences, Technology,
Engineering, Mathematics, and Animation) berbasis kearifan lokal. Dengan kategori sedang pada gain
dinormalisasinya. Dari pembelajaran ini mahasiswa menjadi mengetahui kearifan lokal batu kuwung dan
cara memanfaatkannya. Hasil penelitian akan terus dikembangkan pada mata kuliah-mata kuliah lain di
jurusan Pendidikan Fisika Universitas Sultan Ageng tirtayasa.

© 2017 Pendidikan Fisika FTK UIN Raden Intan Lampung

Kata kunci: kearifan lokal, pemahaman konsep, STEM-A

PENDAHULUAN atau fakta-fakta yang ada (Suhandi &


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Wibowo, 2012). Fisika adalah bagian dari
merupakan mata pelajaran yang mencari ilmu pengetahuan alam, sehingga fisika
keterkaitan alam dengan konsep juga harus berdasarkan temuan yang
matematis, sehingga IPA merupakan ilmiah dan terjadi di sekitar. Sehingga
suatu penemuan tentang konsep-konsep dalam pembelajaran fisika harus
68 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73

ditanamkan tentang konsep dasar hingga dapat membantu meningkatkan sikap


pengembangan keterampilan sains dan siswa terhadap sains (Morales, 2015).
berpikir. Pemahaman yang tepat harus Dari kearifan lokal daerah sekitar
dilakukan mengenai integrasi dari mahasiswa dapat lebih sadar sains.
pendidikan STEM dengan hasil ujian Banten memiliki beberapa tempat
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. wisata alam yang sangat bagus. Dengan
Tujuan STEM dirancang untuk adanya wisata alam ini, menjadikan
meningkatkan kemampuan masyarakat Banten salah satu provinsi kebanggaan
dalam ilmu pengetahuan dan berinovasi masyarakat Indonesia. Di kabupaten
pada produk teknologi agar dapat Serang, ada sebuah obyek wisata
bersaing secara global. Kennedy Dan pemandian yang sering digunakan sebagai
Odell (dalam Kelley, 2016) menunjukkan pengobatan atau terapi, yaitu obyek
bahwa pendidikan STEM yang wisata Pemandian Air Panas “Batu
berkualitas tinggi harus mencakup (a) Kuwung” yang terletak di kaki Gunung
integrasi teknologi dan teknik menjadi Karang, di desa Batu Kuwung,
ilmu pengetahuan dan matematika; (b) Padarincang, Kabupaten Serang. Gunung
mengedepankan penyelidikan ilmiah dan ini merupakan gunung berapi yang sudah
desain teknik, termasuk matematika dan tidak berpotensi untuk aktif lagi. Nama
instruksi sains; (c) pendekatan kolaboratif Batu Kuwung diambil dari bentuk
terhadap belajar, menghubungkan siswa batunya, yaitu Batu Kuwung yang berarti
dan pendidik dengan STEM; (d) sebuah batu berbentuk cekung. Air panas
Menyediakan sudut pandang global dan yang dikeluarkan oleh batu kuwung ini
multi perspektif; (e) Menggabungkan mengalir secara terus-menerus. Adanya
strategi seperti pembelajaran berbasis material material yang terkandung di
proyek, menyediakan pengalaman belajar dalam batu yang menghasilkan panas ini
formal dan informal; Dan (f) dapat dijadikan sebagai pengembangan
Memasukkan Teknologi yang sesuai STEM-A (Science, Technology,
untuk meningkatkan pembelajaran. Engineering, Mathematic and Animation)
Ragam hasil Penelitian mengungkap berbasis kearifan lokal dalam
bahwa media animasi dapat pembelajaran fisika.
menghadirkan sesuatu yang abstrak untuk
meningkatkan pemahaman konsep LANDASAN TEORI
(Saregar, Sunarno, & Cari, 2013; Saregar, Kurikulum abad 21 menuntut
2016; Utami, 2010). Maka dari itu adanya perubahan proses pembelajaran
pembelajaran STEM perlu menghadirkan yang tadinya mahasiswa diberi tahu
animasi pada pembelajarannya. Sehingga sekarang ini haruslah mahasiswa yang
STEM-A dapat meningkatkan mencari tahu konsep-konsep sendiri.
pemahaman konsep dengan lebih baik Proses penilaian pun saat ini tidak
lagi. berbasis output saja melainkan harus
Kearifan lokal merupakan budaya dilihat juga prosesnya. Tujuan kurikulum
atau kegiatan pada suatu daerah dan yang dibuat agar mahasiswa memiliki
dipercaya oleh masyarakatnya hingga kemampuan: (1) Mengembangkan
turun-temurun (Alviah, 2015). Kearifan pemahaman tentang berbagai macam
lokal merupakan hasil warisan budaya gejala alam, konsep, dan prinsip sains
dari leluhur, sehingga kearifan lokal dan yang bermanfaat sehingga bisa
budaya sangat berkaitan. Temuan diaplikasikan dalam keseharian; (2)
penelitian Morales menggarisbawahi Mengintegrasikan sains, lingkungan,
bahwa penggunaan budaya lokal, tradisi, teknologi, dan masyarakat; (3)
praktik, kepercayaan, dan bahasa asli Memahami keterkaitan konsep dan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73 69

keterampilan berpikir yang digunakan masyarakat dan diekspresikan dalam


untuk menempuh jenjang pendidikan tradisi dan mitos yang dianut pada suatu
yang lebih tinggi; (4) Berpikir ilmiah daerah. Kearifan lokal setiap daerah
dengan melakukan penemuan-penemuan berbeda dan memiliki nilai yang kuat
berdasarkan pemikiran, sikap, bertindak mengenai norma dan kereligiusan sebuah
dan berkomunikasi secara ilmiah daerah. Tentu saja perbedaan ini
(Depdiknas, 2013). berdasakan pada latar belakang, suku
Prestasi siswa SMA di Amerika budaya, adat istiadat, dan hal lain yang
terutama di bidang sains dan matematika berbeda pula. Untuk jangkauan kecil saja
berada pada peringkat yang rendah seperti di provinsi Banten sudah terdapat
dibandingkan dengan siswa dari negara beranekaragam kearifan lokal, apalagi se-
yang memiliki industri yang banyak. Hal Indonesia. Di provinsi banten terdapat
ini mengakibatkan kurangnya kota/kabupaten yang berada di dalamnya,
kemampuan siswa-siswa ini dalam bidang yaitu kota Serang, Cilegon, Pandeglang,
prestasi kinerja dalam ilmu pengetahuan Tangerang, dan Tangerang Selatan. Serta
(science), teknologi (technology), teknik kabupaten yaitu kabupaten Serang,
(engineering), dan matematika (Math). Pandeglang, Lebak, dan Tengerang.
Progres data secara nasional menurut Setiap kota/kabupaten tersebut memiliki
National Assessment of Educational kearifan lokal yang berbeda-beda hal ini
Progress tahun 2009, sepertiga dari siswa dikarenakan perbedaan suku, bahasa,
Amerika di kelas 4 dan 8 berada pada budaya, dan adat istiadat.
tingkat mahir dalam mata pelajaran
STEM, sementara sisanya berada di METODE PENELITIAN
bawah tingkat dasar dalam matematika Penelitian ini menggunakan metode
dan sains. Untuk siswa yang duduk di Quasi Experiment dengan desain
kelas 12 juga mengalami hal yang tidak penelitiannya menggunakan one group
jauh berbeda, hanya seperempatnya yang pretest-posttest design Cresswell, (2008).
berada pada katagori mahir dalam bidang Bentuk desainnya seperti pada Tabel 1.
matematika.
Hal ini menyebabkan adanya Tabel 1 Desain Penelitian one group pretest-
kekhawatiran dari pemerintahan Amerika posttest design
Kelompok Random Perla- Tes
tentang buruknya prestasi siswa di bidang kuan Akhir
sains dan matematika, yang memicu Eksperimen T1 X T2
pergerakan dalam bidang pendidikan yang
kini dikenal dengan singkatan "STEM."
Kata STEM ini digunakan dan dikenalkan Keterangan:
oleh National Science Foundation (NSF) T1 : Tes awal (pre-test) dilakukan
mengenai program yang berkaitan dengan sebelum diberikan perlakuan.
ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan X : Perlakuan (treatment) diberikan
matematika. Semenjak saat itu, kepada siswa dengan menerapkan
pendidikan STEM mempengaruhi para STEM-A.
pejabat pemangku kepentingan di seluruh T2 : Tes akhir (post-test) dilakukan
tingkat dalam membuat kebijakan setelah diberikan perlakuan.
kurikulum pendidikan berbasis STEM Untuk mengetahui validitas,
yang menjadi kunci dalam membuka reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya
keberhasilan ekonomi Amerika. pembeda, dibuat suatu instrumen
Kearifan lokal adalah pengetahuan penelitian. Kemudian instrumen
setempat yang menyatu dengan sistem penelitian tersebut diujicobakan pada
kepercayaan, norma, dan budaya dalam
70 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73

mahasiswa semester 5 di salah satu Pertemuan kedua adalah


Perguruan Tinggi di Kota Serang. merancang termoelektrik sebagai
Teknik yang digunakan untuk alternatif energi untuk memanfaatkan
menentukan reliabilitas tes adalah dengan kearifan lokal batu kuwung yang ada di
teknik korelasi product moment angka Serang Banten. Pada pertemuan ini
kasar (Sugiyono, 2009): mahasiswa dibimbing melalui lembar
kerja untuk merancang termoelektrik yang
N  XY  ( X )( Y ) dapat digunakan untuk mengubah energi
rXY 
{N  X 2
  X }{N Y
2 2
 ( Y ) 2 }
panas pada air di batu kuwung menjadi
energi listrik. Pada pertemuan ini
Keterangan: mahasiswa antusias dalam mencari
rXY = koefisien korelasi jawaban setiap pertanyaan-pertanyaan
X = skor rata-rata tes pertama pembimbing dari lembar kerja sekaligus
(kelas A) membuat proposal mini tentang alat yang
Y = skor rata-rata tes kedua (kelas akan mereka buat. Mereka mencari
B) jawaban dari berbagai sumber, baik dari
N = jumlah subyek internet, buku, maupun melalui diskusi
dengan anggota kelompoknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterlaksanaan Pembelajaran STEM-A


Penelitian ini dilakukan sebanyak
lima kali pertemuan, masing-masing tiga
sks (1 x 50 menit). Pertemuan pertama
siswa diberikan pretest untuk mengukur
pemahaman konsep awal mahasiswa.
Pretest berjalan dengan tertib dan lancar,
sehingga hasil pretest dapat dijadikan
acuan yang akurat mengenai tingkat
pemahaman konsep awal mahasiswa pada
topik suhu dan kalor.

Gambar 2 Situasi Merancang Termoelektrik

Pada pertemuan ketiga mahasiswa


diminta untuk menguji dan membuat alat
yang mereka rencanakan pada pertemuan
dua. Dengan pengetahuan yang mereka
peroleh pada pertemuan dua, mereka
langsung mengaplikasikannya tanpa ragu-
ragu lagi. Sehingga pengujian alat yang
mereka buat berjalan dengan lancar.
Setelah selesai menguji dan membuat alat
termoelektrik mereka berdiskusi untuk
merencanakan presentasi yang akan
mereka lakukan pada pertemuan empat.
Gambar 1 Situasi saat pretest
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73 71

Tabel 2 Rekapitulasi nilai pemahaman konsep


mahasiswa
Skor Skor Skor <g>
Tes <G> Kri-
ideal maks. min. Nilai
teria
Pre-
130 69 15
test Se-
18 0.33
dang
Post
130 85 31
-test

Nilai gain dinormalisasi adalah 0,33


dengan kategori sedang. Dari sini dapat
terlihat peningkatan pemahaman konsep
mahasiswa setelah diterapkan
pembelajaran STEM-A. dengan
Gambar 3 Pengujian dan Perancangan peningkatan pada kategori sedang maka
Termoelektrik pembelajaran ini cukup dapat
meningkatkan pemahaman konsep
Pertemuan empat mahasiswa mahasiswa. Sehingga dapat terjadi
mempresentasikan hasil yang mereka kemungkinan peningkatan ini dapat
peroleh selama pembelajaran STEM-A. masuk pada kategori tinggi. Hal ini dapat
Pada pertemuan ini juga ditampilkan terjadi dengan melakukan beberapa
animasi termoelektrik untuk memperkuat perbaikan tentunya dalam pembelajaran
pengetahuan mereka dan menjadi bahan STEM-A ini. Jika kecerdasan meningkat
diskusi kelas. Banyak sekali bahan yang maka akan menghasilkan karya yang
mereka jadikan kajian diskusi di kelas. berkualitas, dan juga memberi
Sehingga kelas terasa hidup dengan kessempatan untuk lebih banyak belajar
banyaknya mahasiswa yang saling dan berprestasi (Vahedi, 2014). Sehingga
memberikan pendapatnya. Walaupun dengan kemampuan mahasiswa yang
demikian presentasi tetap berjalan meningkat dengan pendekatan STEM-A
kondusif hingga akhir pertemuan karena ini, maka karya yang dihasilkan akan
adanya moderator yang bertugas semakin baik dan dapat memperkaya
mengatur kegiatan diskusi kelas. pengetahuan mahasiswa tersebuat untuk
Pertemuan selanjutnya adalah posttest memperbaikinya lebih baik lagi.
untuk mengukur kemampuan mahasiswa Perbaikan-perbaikan yang dilaku-
setelah diterapkannya pembelajaran kan dapat terjadi pada setiap pertemuan.
STEM-A. Misalnya suasana kelas yang bersih,
nyaman dan tenang akan membuat
Pemahaman Konsep Mahasiswa mahasiswa lebih jernih lagi dalam
Setelah diterapkan pembelajaran berpikir untuk menjawab soal-soal pada
STEM-A terjadi peningkatan pemahaman posttest. Lembar kerja yang lebih baik
konsep mahasiswa pada konsep suhu dan lagi dapat membimbing siswa lebih
kalor. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata- mendalami konsep. Waktu yang cukup
rata gain yang dinormalisasi dari lama dapat memfasilitasi diskusi lebih
pembelajaran yang diterapkan. Tabel 2 baik lagi sehingga semua permasalahan
menyajikan nilai pretest, posttest, dan yang dialami mahasiswa terhadap materi
nilai gain dinormalisasi pada kelas perkuliahan dapat terjawab dengan tuntas.
Pendidikan Fisika. Dan juga dapat diterapkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan seluruh mahasiswa, sehingga
tidak hanya sebagian saja yang aktif.
72 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73

Pembelajaran STEM-A berbeda, 2) Bagi peneliti, perlunya


Pembelajaran STEM-A ini dapat mengeksplor lebih lanjut lembar kerja
meningkatkan pemahaman konsep untuk menerapkan STEM-A ini, agar
mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka peningkatan pemahaman konsep bisa
secara langsung mengaitkan konsep fisika lebih baik lagi dan dapat meningkatkan
yaitu suhu dan kalor dengan listrik. kemampuan-kemampuan lainnya.
Sehingga mereka mampu memahami
termolektrik yang mereka buat mulai dari UCAPAN TERIMA KASIH
bahan-bahan, cara kerjanya hingga Terima kasih kepada Fakultas
efisiensinya. Ketika mendapat lembar Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
kerja berbasis STEM-A mereka langsung Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang
mengerjakannya secara teliti dengan telah memberikan dana untuk
mengikuti setiap langkah dalam lembar berlangsungnya penelitian ini. Di ucapkan
kerja. Karena pembelajaran seperti ini juga terimakasih kepada pihak-pihak lain
baru mereka dapatkan, mereka antusias yang membantu dalam penelitian ini.
dalam menjalaninya. Sehingga didapatkan
meningkatnya hasil pemahaman konsep DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa. Alviah, Nur. (2015, Desember). Memotret
Kearifan Lokal Budaya Banten,
SIMPULAN Obyek Wisata Batu Kuwung.
Hasil observasi kelas setelah Diambil dari
pembelajaran STEM-A dengan http://nralviah.blogspot.co.id/2015/
memanfaatkan material panas yang 12/kearifan-lokal-budaya-banten-
terdapat pada batu kuwung menghasilkan obyek.html.
lembar kerja yang berbasis STEM-A. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Lembar kerja yang dapat membimbing Penelitian suatu pendekatan
mahasiswa mengaplikasikan STEM pada praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran Fisika Dasar dengan Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar – Dasar
mengaitkannya pada kearifan lokal di Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
daerah terdekat mereka. Dengan lembar Aksara.
kerja berbasis STEM ini mahasiswa dapat BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan
melakukan sendiri penyelidikannya untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
memecahkan masalah tanpa diajarkan Jakarta: BSNP.
seluruhnya oleh dosen. Dari hasil Kelley, Todd R. dkk. 2016. A conceptual
observasi juga menunjukkan pemahaman framework for integrated STEM
konsep mahasiswa meningkat setelah education. International Journal of
diterapkan pembelajaran STEM-A. STEM Education. 1 - 11. doi:
peningkatan pemahaman konsep ini 0.1186/s40594-016-0046-z
dalam kategori sedang. Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian
Pendidikan. Bandung: FPMIPA
SARAN IKIP.
Berdasarkan penelitian, pem- Saregar, A. (2016). Pembelajaran
bahasan dan hasil penelitian, maka Pengantar Fisika Kuantum dengan
direkomendasikan beberapa saran: 1) Memanfaatkan Media PhET
Bagi pendidik, hasil penerapan Simulation dan LKM Melalui
pembelajaran STEM-A ini dapat Pendekatan Saintifik: Dampak
dijadikan sumber pembelajaran pada Pada Minat dan Penguasaan
perkuliahan lainnya. Baik pada materi Konsep Mahasiswa. Jurnal Ilmiah
yang berbeda maupun mata kuliah yang
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 67-73 73

Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(1), Utami, Indri Sari et al. (2010). Pengaruh
53-60. Penggunaan Lembar Kerja yang
Saregar, A., Sunarno, W., & Cari, C. Diperkaya Simulasi Virtual yang
(2013). Pembelajaran Fisika Dikembangkan Berbasis Model
Kontekstual Melalui Metode Learning Cycle 5E dalam
Eksperimen Dan Demonstrasi Pembelajaran Fisika Terhadap
Diskusi Menggunakan Multimedia Kuantitas Miskonsepsi dan
Interaktif Ditinjau Dari Sikap Peningkatan Pemahaman Konsep.
Ilmiah Dan Kemampuan Verbal Tesis pada SPS Pascasarjana UPI
Siswa. Inkuiri, 2(02). Bandung.
Sugiyanto. 2009. Model-Model Morales, M. P. E. (2015). Influence of
Pembelajaran Inovatif. Surakarta: culture and language sensitive
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 physics on science attitude
FKIP UNS Surakarta. enhancement. Cultural Studies of
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Science Education, 10(4), 951-984.
Pendidikan (Pendekatan Vahedi, S., & Yari, M. (2014). Role of
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cognitive and Emotional Factors
Bandung: Alfabeta. on Educational Achievement
Trianto. 2007. Model – Model among High School Students in
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Physics. European Online Journal
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi of Natural and Social
Pustaka. Sciences, 3(3), 572.

You might also like