You are on page 1of 10

AGROFORESTRI UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI

PERUBAHAN IKLIM
(Agroforestry for Mitigating and Adapting Climate Change)

Oleh / By :
Tigor Butarbutar1
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, Jalan Gunung Batu No. 5,
P.O. Box. 272, Bogor 16118. Telp. (0251) 8633944, Fax (0251) 8634924, e-mail : tigtars@yahoo.co.id

Diterima 20 April 2011, disetujui 1 November 2011

ABSTRACT
The disappearing of forest land cover by conversion to plantation, settlement, agriculture and to fulfill the
needs of other sectors has changed the climate pattern in some areas. The climate change can be addressed by
mitigation and adaptation in forestry sector. Mitigation is related with the efforts to reduce the effect of climate
change, meanwhile adaption is related to adjustment by the implementation of activities to increase resistance to
insects, disease, and wildfire; increasing resilience for recovering after a disturbance; and assisting migration-
facilitating the transition to the new condition by introducing better-adaptive species, expanding genetic
diversity, encouraging species mixture and providing refugia. Mitigation and adaptation for climate change
can be addressed by developing of agroforestry system based on several reasons such as : a) mixed species of tree,
fruit, etc, as a mixed species better than pure plantation; b) species mixture based on tolerance characteristics
(canopy and understory), so it will use the whole space of sun light for photosynthesis c) mixed-age stand; d)
mixed-age harvesting; e) mixed of economy, social and cultural values, therefore the vegetation change will
happen together with the social and cultural change gradually as adjusted to climate change and f) model for
facilitation for the new group of vegetation, such as the changing vegetation by normal shifting cultivation.

Keywords: Agroforestry, climate change ,mitigation, adaptation and mixed-species

ABSTRAK
Hilangnya tutupan lahan hutan karena konversi hutan untuk pemukiman, perkebunan, pertanian
dan kebutuhan untuk pembangunan di sektor lain, telah menyebabkan perubahan pola cuaca/iklim di
berbagai tempat. Perubahan iklim dapat diantisipasi dengan mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berarti usaha-
usaha pencegahan yang perlu dilakukan, sedangkan adaptasi merupakan kegiatan-kegiatan penyesuaian
yang perlu dilakukan untuk dapat hidup dan bertahan dan meningkatkan ketahanan, kelenturan dan
mengarah ke migrasi karena kondisi iklim yang berbeda. Agroforestri dapat memitigasi dan mengadaptasi
perubahan iklim dengan alasan-alasan sebagai berikut: a) Pencampuran jenis pohon penghasil kayu, buah
dan lain-lain, karena campuran jenis lebih baik dari tanaman murni; b) Pencampuran jenis yang
didasarkan pada sifat toleransi (canopy dan understory), sehingga akan memanfaatkan seluruh cahaya
untuk fotosintesis; c) Pencampuran perbedaan umur; d) Pencampuran berdasarkan perbedaan waktu
pemanenan; e) Penggabungan nilai ekonomi, sosial dan budaya sehingga perubahan vegetasi dapat
berjalan seiring dengan perubahan sosial dan budaya secara berangsur yang dapat disesuaikan dengan
perubahan iklim; dan f) Dapat digunakan sebagai model untuk memfasilitasi perubahan kelompok
vegetasi menjadi kelompok yang baru (adaptasi), seperti teori perubahan vegetasi melalui perladangan
berpindah-pindah yang teratur.

Kata kunci: Agroforestri, perubahan iklim, mitigasi, adaptasi dan campuran jenis

1
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

I. PENDAHULUAN besarnya potensi yang terkandung dalam


skema Reduction of Emission from
Dalam ”cancun agreement” disebutkan Deforestation and Degradation (REDD) yang
bahwa untuk mengantisipasi akibat imple- kemudian diperluas menjadi REDD+ (yang
mentasi dari kegiatan pengurangan emisi, berarti pengurangan emisi dari kegiatan
masyarakat yang dirugikan baik secara sosial deforestasi dan degradasi hutan, usaha
dan ekonomi dapat mengusulkan berbagai konservasi, pengelolaan hutan lestari dan
program yang akan dinegoisasikan pada COP peningkatan stok karbon).
17 mendatang di Durban, Afrika Selatan. Sampai saat ini pemerintah Indonesia telah
Berbagai permasalahan yang mungkin melakukan berbagai aktivitas untuk kesiapan
berbenturan dengan kepentingan sosial dan implementasi REDD+ pada tahun 2012 baik
ekonomi masyarakat akibat penerapan yang bersifat teknis maupun kebijakan.
kegiatan-kegiatan pengurangan emisi, seperti Kegiatan yang bersifat teknis meliputi
di sektor kehutanan dapat diantisipasi dengan pembangunan Demonstration Activities di
mengusulkan agroforestri sebagai kegiatan berbagai wilayah. Demonstration Activities ini
dispensasi. Sebelumnya pada tahun 1992 merupakan percontohan berbagai kegiatan
Konvensi Perubahan Iklim (United Nations yang dapat mengurangi emisi dari deforestasi,
Framework Convention on Climate Change- degradasi hutan, konservasi, manajemen hutan
UNFCCC) ditandatangani, belum ada upaya lestari dan peningkatan stok karbon. Berbagai
nyata pengurangan emisi gas rumah kaca kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah
sebagai upaya dari aktivitas manusia. saat ini adalah : (a) Peraturan Menteri
Kemudian pada Conference of the Parties Kehutanan No.P/68/Menhut-II/2008 tentang
(COP)-3 tahun 1997 di Kyoto dicetuskan suatu Penyelenggaraan Demonstration Activies
protokol yang menawarkan flexibility untuk Pengurangan Emisis Karbon dari
mechanism, yang memungkinkan negara- Deforestasi dan Degradasi Hutan; (b) Per-
negara industri memenuhi kewajiban aturan Menteri Kehutanan No.P.36/Menhut-
pengurangan emisi green houses gases ( GHG)- II/2009 tentang Tata Cara Perijinan Usaha
nya) melalui kerjasama dengan negara lain baik Pemanfaatan Penyerapan dan/atau Penyim-
berupa investasi dalam emission reduction panan Karbon pada Hutan Produksi dan
project maupun carbon trading. Di bawah Hutan Lindung; (c) Peraturan Menteri
Kyoto Protocol negara-negara industri Kehutanan No.P.30/Menhut-II/2009 tentang
diharuskan menurunkan emisi GRK minimal Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi
5% dari tingkat emisi tahun 1990, selama tahun dan Degradasi Hutan (REDD) dan (d)
2008-2012. Sampai saat ini, skema ini belum Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011
menunjukkan hasil dalam usaha pengurangan Tentang Moratorium Pemberian Izin Kon-
emisi, baik di negara maju maupun di negara versi Hutan Primer dan Bergambut selama 2
berkembang. Kemudian pada tahun 2007 (dua) tahun (2011-2013).
proses negosiasi untuk memasukkan Jika dilihat dari perkembangan yang terjadi
deforestasi sebagai bagian dari pengurangan dari penerapan berbagai kebijakan di atas,
emisi muncul pada Konferensi Para Pihak berbagai benturan antara kepentingan pengu-
Konvensi Perubahan Iklim ke-13 (COP 13) di rangan emisi, pembangunan ekonomi dan
Bali, sebagai bagian kelanjutan dari Protokol keberadaan masyarakat setempat (yang hidup
Kyoto. Rencana ini mengakui pentingnya di sekitar hutan atau indigenous people) dapat
hutan dalam mengatasi perubahan iklim dan menyebabkan implementasi REDD+ menjadi

2
Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .
Tigor Butarbutar

tidak maksimal di masa mendatang. Tulisan umur, yang dipanen adalah yang sudah siap
ini bermaksud untuk menguraikan bahwa panen (miskin riap atau tidak melakukan
agroforestri dapat menjadi salah satu kegiatan penyerapan karbon yang tinggi lagi), sehingga
alternatif yang moderat untuk mengakomo- memberi kesempatan untuk tanaman dengan
dasi berbagai benturan di atas. Selanjutnya umur relatif lebih muda untuk mendapat
agroforestri ini dapat menjadi kegiatan yang cahaya lebih banyak dan pada akhirnya akan
diusulkan untuk mendapatkan insentif dari menyerap karbon lebih banyak, sehingga
implementasi skema REDD+ setelah tahun fungsi mitigasi dan adaptasi sekaligus dapat
2013. terjadi; d) Penggabungan nilai ekonomi, sosial
dan budaya sehingga perubahan vegetasi dapat
berjalan seiring dengan perubahan sosial dan
II. AGROFORESTRI budaya secara berangsur yang dapat disesuai-
kan dengan perubahan iklim dan e) Dapat
Agroforestri adalah merupakan model digunakan sebagai model untuk memfasilitasi
pengelolaan hutan yang bertujuan untuk perubahan kelompok vegetasi menjadi
meningkatkan produktifitas lahan berupa hasil kelompok yang baru (adaptasi), seperti teori
hutan, hasil pertanian/peternakan/perikanan perubahan vegetasi melalui perladangan ber-
sehingga masyarakat dapat memperoleh hasil pindah-pindah yang teratur (Malmsheimer,
dalam jangka pendek, menengah dan jangka 2008). Selanjutnya beberapa keterkaitan model
panjang. Prinsip dalam agroforestri adalah agroforestry dapat memitigasi dan mengadap-
keseimbangan lingkungan, ekonomi dan tasi perubahan iklim sebagai berikut :
sosial. Zomer, et al. dalam Dawson, et al. Adaptasi dapat dilakukan melalui : a)
(2011) menyebutkan sekitar 56 juta penduduk peningkatan daya lentur (resilience), karena
dunia hidup dari sistem agroforestri. Sedangan adanya pencampuran jenis yang mempunyai
Acharya, et al. dalam Dawson, et al. (2011) ketahanan yang berbeda terhadap temperatur,
mengataan bahwa budidaya pohon dalam jika terjadi kenaikan suhu jenis-jenis yang
sistem agroforestri oleh masyarakat pedesaan, tadinya dapat tumbuh pada temperatur yang
dapat mengonservasi ratusan jenis pohon lebih tinggi akan lebih survive, sedangkan jenis
setempat (konservasi insitu) di lahan pertanian. lainnya akan menurun pertumbuhannnya,
Apabila dilihat dari prinsip-prinsip di atas tetapi jumlah karbon yang diserap akan sama ;
(peningkatan produktifitas lahan yang berbasis b) Peningkatan daya tahan (recistency), jika
lingkungan dan sosial), model agroforestri terjadi kenaikan suhu, secara total produk-
dapat memitigasi dan mengadaptasi perubahan tifitas atau daya serap sistem akan terhadap
iklim dengan alasan-alasan sebagai berikut: CO 2 tidak akan terganggu karena ada
a) Pencampuran jenis pohon penghasil kayu, penyesuaian-penyesuaian yang disebabkan
buah dan lain-lain merupakan salah satu model oleh berbagai tanaman campuran yang
tanaman campuran, karena campuran mempunyai karakteristik fisiologi yang relatif
beberapa jenis lebih baik dari hanya satu jenis berbeda dan c) Migrasi, berarti karena pada
(dari segi pencegahan hama & penyakit dan batas tertentu seluruh unsur atau jenis yang
jumlah karbon yang diserap ) ; b) Pencampuran dalam sistem agroforestri tidak lagi toleran
jenis yang didasarkan pada perbedaan sifat terhadap perubahan suhu yang ada, sehingga
toleransi (canopy dan understory), karena akan pada beberapa kasus unsur ekosistem tertentu
memanfaatkan seluruh cahaya untuk foto- atau jenis tertentu akan berpindah tempat ke
sintesa; c) Pencampuran tanaman dari berbagai tempat yang lebih sesuai, hal ini akan dibantu

3
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

dengan proses alam, baik secara langsung al dalam N'Klo, et al. 2011) melaporkan studi
maupun tidak. Sebagai contoh jenis-jenis fauna penyerapan karbon di lima negara termasuk
tertentu akan menyebarkan bahan tanaman Mali ditemukan sitem agroforestri yang
dari jenis-jenis yang tadinya toleran terhadap berbasis pohon menyimpan karbon yang lebih
0 0
suhu 25 C, karena kenaikan suhu jadi 30 C, banyak dalam lapisan tanah yang lebih dalam
jenis tersebut akan mencari tempat yang lebih pada keragaman jenis yang lebih tinggi dan
tinggi (seperti beberapa jenis anggrek di kebun kerapatan pohon yang lebih tinggi.
raya, berkurang jumlahnya dan di daerah Manajemen sistem agroforestri berpeluang
Pangrango jenis tersebut meningkat). Jenis- penting dalam menciptakan sinergi diantara
jenis pohon tropis yang tadinya hanya ada aksi mitigasi dan adaptasi (Verhot, et al. 2006).
didaerah khatulistiwa maka pada suatu saat Areal yang cocok untuk agroforestri diper-
karena terjadi pemanasan di khatulistiwa, jenis kirakan mencapai 585 - 1215 juta hektar
15
ini secara gradual yang membentuk populasi dengan potensi teknis mitigasi 1,1 - 2,2 x 10
digaris lintang yang lebih ke utara. Sebagai gram C (Pg C) di ekosistem daratan untuk 50
contoh laporan terkini dari tim peneliti tahun kedepan (Albert dan Kandji, 2003 dalam
Britania Inggris hasil pengamatan selama 40 IPPC, 2007). Agroforestri juga membantu
(empat puluh) tahun terakhir pengaruh menurunkan tekanan terhadap hutan alam dan
perubahan perubahan iklim (kenaikan mendukung konservasi tanah dan memberi-
temperatur) terhadap sekitar 2000 jenis kan jasa ekologis untuk peternakan (Mudiarso,
tumbuhan, hewan dan insekta didaerah et al. 2005 dalam IPPC, 2007). Selanjutnya
khatulistiwa mulai dari Amerika Utara dan Sanzech (2000) menyebutkan kegiatan
Amerika Selatan, Malaysia dan Eropa telah agroforestri dapat menyerap tambahan karbon
6
menemukan bahwa pergerakan jenis-jenis 57 x10 gram (Mg C) per hektar (nilai ini 3 kali
tersebut lebih cepat tiga kali dari yang lebih tinggi dari pada lahan pertanian atau
diperkirakan sebelumnya ke daerah yang padang rumput). Transformasi lahan pertanian
altitude lebih tinggi dan altitude yang lebih (crop lands) menjadi agroforestri diperkirakan
tinggi mencari tempat yang lebih dingin, akan menyimpan karbon tiga kali lebih tinggi
selanjutnya disebutkan dalam satu dekade selama 20 (dua puluh) tahun.
terjadi pergerakan 17 km/10 tahun atau sekitar Budidaya pohon dengan model agrofores-
20 cm/jam dan juga pergerakan ke atas gunung tri mempunyai potensi untuk mengurangi
1 m/tahun ( Science, 2011). eksploitasi pohon dari hutan alam, kontribusi
Agroforestri dapat berfungsi mitigasi terhadap konservasi in situ, mengurangi
dengan membandingkan tapak yang deforestasi, mengurangi emisi GRK dan
sebelumnya tanpa vegetasi dengan agroforestri menangkap karbon di lahan pertanian
akan menyimpan karbon atau akan menyerap (Jamnadas et al. 2010 dan Nair et al. 2009 dalam
karbon, sehingga efek GRK akan berkurang. Dawson et al. 2010).
Jika dibandingkan dengan vegetasi berhutan,
akan berbeda, tetapi pencegahan disini tidak
III. PERAN AGROFORESTRI
berarti pencegahan total, tetapi mengurangi
TERHADAP ADAPTASI
emisi GRK dengan menyerap karbon yang
ada. Sistem agroforestri juga dapat berkon-
A. Peran Agroforestri
tribusi terhadap perubahan iklim melalui
perbaikan iklim mikro dan pencapaian Peran agroforestri terhadap adaptasi peru-
ketahanan pangan (N'Klo, et al. 2011 ). Nair et bahan iklim dapat dilihat dari 3 (tiga) pen-

4
Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .
Tigor Butarbutar

dekatan, yaitu : 1) pemindahan/translokasi pertumbuhan yang lebih baik di daerah


germaplasma ; 2) adaptasi genetik lokal dan 3) asalnya.
peran plastisitas jenis.
b. Pertukaran germaplasma antar negara
1. Translokasi germaplasma
Pertukaran germaplasma antar negara
2007 kecepatan migrasi jenis di hutan alam penting untuk meningkatkan keaneka-
daerah temperate karena perubahan iklim ragaman masing-masing negara dan pada
antropogenik ditaksir lebih dari 1 (satu) km akhirnya akan meningkatkan daya tahan
per tahun atau 10 (sepuluh) kali kecepatan ekosistem jika terjadi perubahan iklim, atau
perubahan iklim secara alam. Migrasi ini dengan kata lain pada suatu saat jenis
dibutuhkan pohon untuk mengadaptasi germaplasma tersebut akan dapat menyesuai-
ketidaksesuaian fisiologi dan untuk memper- kan diri di negara lain atau lebih cocok
tahankan/menyesuaikan dengan perubahan ditempat yang baru, karena di lokasi lama telah
temperatur dan curah hujan pada tingkat taxa berubah pola iklimnya.
(Person, 2006 dalam Dawson et al. 2011).
Cara mengadaptasi jenis-jenis pohon hutan c. Akses petani terhadap sumber genetik
atau kelompok jenis hutan cenderung akan yang cocok
bergerak ke arah belahan bumi utara dan naik
Akses petani terhadap kebutuhan bibit
ke elevasi yang lebih tinggi. Pemanasan global
yang cocok, lebih baik dilakukan dengan
(global warming) dapat menambah hutan
sistem yang tidak sentralistik dan atau lebih
montane, grassland dan hutan arid. Dalam
baik dilakukan oleh pengumpul biji komersil
konteks manajemen, sistem agroforestri
yang informal dan selanjutnya didistribusikan
merupakan fasilitator translokasi (yang tidak
melalui petugas-petugas lokal.
terjadi di hutan alam). Fasilitasi ini termasuk
pengaruh manusia seperti dalam pengangkutan
2. Adaptasi genetik lokal
bibit dan biji, mikroorganisme seperti bakteri
pengikat nitrogen dan binatang/serangga Adaptasi genetik lokal berarti mengem-
penyerbuk (pollinators). Beberapa hal yang bangkan suatu jenis tertentu dengan jumlah
perlu diperhatikan dalam translokasi germa- tertentu secara eksitu (di luar habitatnya).
plasma adalah kesesuaian tempat tumbuh dan Jumlah populasi efektif (Ne) adalah ukuran
variasi jenis, pertukaran germaplasma antar populasi ideal dengan sifat-sifat genetik yang
negara dan akses petani terhadap sumber sama seperti yang diamati pada populasi di
genetik yang cocok. alam. Nilai Ne dari jenis tertentu merupakan
cerminan dari : a) jumlah individu dari spesies
a. Kesesuaian tempat tumbuh dan variasi jenis tententu dalam suatu komunitas di alam atau
buatan/tanaman; b) mempunyai level kera-
Weber et al. dalam Dawson et al. (2010)
gaman genetik yang tinggi; c) mempunyai
menyebutkan, berdasarkan pengujian yang
”natural out crossing” dari jenis dominan; d)
dilakukan terhadap biji yang berasal dari
menghasilkan biji yang banyak dan e) pollen
berbagai pola curah curah terhadap pertum-
dan biji dapat menyebar jarak jauh, sehingga
buhan, direkomendasikan bahwa transfer
bisa terjadi penyerbukan jarak jauh. Adaptasi
germaplasma jenis harusnya terjadi satu arah
seperti di atas dapat dilakukan dengan
dari daerah kering ke daerah yang lebih basah.
mempertahankan dan meningkatkan ukuran
Pertukaran seperti ini akan menghasilkan
populasi efektif (Ne).

5
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

3. Plastisitas jenis secara individual ideal/efektif dengan sifat genetik yang sama
dengan yang ada di lapangan. Model ini
Jenis pohon yang plastis adalah jenis yang
menitikberatkan pada penanaman jenis-jenis
punya morfologi dan fisiologi yang fleksibel
pohon atau tanaman tertentu dengan tujuan
dan dapat tumbuh baik pada kondisi mininum
jumlah ini sudah memenuhi syarat kesamaan
tanpa perubahan genetik (Gienapp et al. 2008
genetik dengan ukuran populasi yang ada di
dalam Dawson et al., 2011). Sebagai contoh,
alam. Contoh seperti ini dapat dilihat pada
Pinus patula dan P.tecunumanii yang berasal
bentang lahan dengan sekelompok pohon
dari Amerika Tengah, jenis ini tumbuh lebih
yang mempunyai jenis sama, kelompok ini
baik dalam interval lingkungan yang lebih luas
bisa menyebar secara terpisah dengan lainnya
dibanding dengan persyaratan alamiahnya
dengan jumlah anggota populasi yang relatif
(van Zonneveld et al. 2009 dalam Naver et al.
sama.
2010). Jenis lain adalah seperti Eucalyptus dari
Australia, saat ini sudah dapat dibudidayakan
3. Agroforestri yang terkait dengan plastisitas
paling sedikit di 25 negara dengan kondisi yang
lebih baik (Koskela et al., 2009 dalam Naver et Model ini fokus pada budidaya jenis pohon
al., 2010). yang dapat tumbuh pada berbagai kondisi yang
Keanekaragaman jenis pohon lokal dan lebih luas, atau mempunyai plastisitas yang
eksotik dan tanaman pertanian dapat mem- tinggi, seperti Pinus patula, P.tecunumanii dan
perbaiki kelenturan (resilience) sistem per- Eucalyptus sp (Dawson, et al., 2011). Deskripsi
tanian terhadap perubahan lingkungan jika dari ketiga jenis tersebut dapat dilihat pada
jenis tersebut mempunyai respon yang uraian berikut.
berbeda terhadap gangguan (Kind, et al. dan Pinus patula adalah jenis asli dari Mexico ,
Steffan Dewertz et al. dalam Dawson, et al. dapat tumbuh pada Lintang Utara dari 24 - 18
(2011). derajat dan pada altitude 1800-2700 m dari
permukaan laut, tinggi mencapai 30 meter,
o
B. Agroforestri untuk Adaptasi tidak dapat bertahan pada suhu dibawah -10 C
o
tetapi kadang-kadang tahan dibawah ) 0 C,
1. Agroforestri yang terkait dengan pemin-
semi toleran kekeringan dengan curah hujan
dahan germaplasma
antara 750 mm-2000 mm, terutama di musim
Agroforestri seperti ini adalah merupakan panas. Dapat ditanam pada daerah yang lebih
koleksi jenis pohon dari hutan alam di tinggi sampai 3500 m dpl di Ekuador dan juga
sekitarnya atau dari daerah lain (eksotik species di daerah pantai di New South Wales, Australia
yang berasal dari daerah yang lebih kering), di (Wikipedia, the free ensiklopedia :
mana berbagai jenis pohon dapat dicampur http://en.wikipedia.org/wiki/Pinus_patula)
sesuai dengan komposisi di alam, dilapis kedua Pinus tecumanii tumbuh di daerah dataran
dapat ditanam pohon penghasil buah dan tinggi Chiapas dan Oaxaca sampai ke bagian
tanaman penghasil pangan atau rempah- utara Nicaragua (17° to 14° LU). Tumbuh
rempah di lapisan ketiga. dengan 2 (dua) populasi terpisah secara alam ,
yang pertama pada ketinggian 1500-2900 m
2. Agroforestri yang terkait dengan adaptasi dan pada 500-1500 m dari permukaan laut.
lokal Jenis ini banyak dibudidayakan pada beberapa
wilayah sub tropis untuk industri kertas.
Model ini, mempunyai titik berat untuk
Percobaan budidaya menunjukkan bahwa
meningkatkan nilai Ne = ukuran populasi
yang bersumber dari ketinggian yang lebih

6
Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .
Tigor Butarbutar

tinggi, lebih produktif dibandingkan dengan A. Peran Agroforestri Terhadap Mitigasi


yang berasal dari dataran rendah. Tumbuh
Peran agroforestri dalam mitigasi dapat
bagus di Colombia, Venezuela, Brazil dan
dilihat dari ketiga strategi di atas yaitu fungsi
Afrika Selatan (Wkipedia, the free ensiklo-
yang pertama sebagai penyerapan karbon,
pedia: http://en.wikipedia.org/wiki/
melalui penanaman campuran (jenis kayu
Pinus_tecumanii).
pertukangan, pakan ternak, buah-buahan dan
Eucalyptus spp. adalah jenis pohon yang
lain-lain). Kedua terhadap fungsi perlin-
berbunga (dengan sedikit jenis yang berupa
dungan stok terlihat pada pengurangan bahaya
herba), termasuk Famili, Myrtaceae. Anggota
kebakaran dan serangan hama penyakit
jenis ini didominasi dari flora Australia.
dengan pencampuran berbagai jenis tanaman
Terdapat lebih dari 700 jenis Eucalyptus, paling
dan yang ketiga terhadap fungsi pemanfaatan
banyak dari Australia, dan sejumlah kecil
energi yang dapat diperbaharui, dengan
berasal dari sekitar New Guinea dan Indonesia
tanaman jenis penghasil kayu bakar.
dan satu jenis Eucalyptus deglupta, dari bagian
Dawson, et al (2011) merekomendasikan
selatan Philippines. Hanya 15 jenis dari luar
emisi karbon dapat dikurangi dengan
Australia dan hanya 9 (sembilan) jenis yang ada
penerapan agroforestri melalui campuran jenis
diluar Australia. Jenis Eucalyptus telah
pohon penghasil kayu, pakan ternak dan
dibudidayakan diseluruh areal tropis dan sub
buah-buahan. Kaiser (2000) menyebutkan
tropis termasuk Amerika, Eropa, Afrika dan
bahwa kegiatan agroforestri dapat menambah
Mediteranian Basin, Timur Tengah, China dan
penyimpanan karbon lebih tinggi dibanding
Subcontinent India (Wikipedia, the free
dengan lahan pertanian, lahan penggembalaan,
ensiklopedia : http://en.wikipedia.org/wiki/
hutan dan padang rumput masing-masing
Eucalyptus) 12
sebesar 390 , 125, 240, 170 dan 38 x10 gram C
per tahun (Tg C /tahun).
Oelbermann dan Voroney (2010) menye-
IV. AGROFORESTRI UNTUK
butkan dalam penelitiannya bahwa sistem
MITIGASI
agroforestri di daerah tropis dan beriklim
sedang menyimpan jumlah karbon dalam
Maness (2009) mengemukakan terdapat 3
tanah lebih tinggi dibandingkan dengan
(tiga) proses dimana pengelolaan hutan dapat
tanaman satu jenis. Peningkatan stok karbon
mengurangi konsentrasi gas rumah kaca, yaitu:
dalam tanah juga dapat dilakukan dengan
1) Strategi perlindungan stok (melalui kegiatan
kegiatan-kegiatan manajemen lahan secara
konservasi, penundaan panen, pencegahan
lestari seperti meminimalkan pengolahan
kebakaran dan pencegahan hama dan
lahan dan pemupukan kimia, penggunaan
penyakit; b) Strategi penyerapan karbon
pupuk hijau, sisa tanaman, kompos, mulsa,
(melalui kegiatan penanaman, peningkatan
tanaman penutup tanah dan pergiliran
stok karbon, penggunaan kayu yang sudah
tanaman (LaI, 2004 dalam Oelbermann dan
diawetkan) dan c) Strategi penggunaan energi
Voroney (2010).
yang dapat diperbaharui, melalui produksi
Naver, et al. (2010) menyebutkan bahwa
biomassa yang dapat diperbaharui untuk
pengurangan emisi karbon dapat dilakukan
menggantikan energi fosil.
dengan penerapan agroforestri pada areal/
lanskap yang terdeforestasi dengan jenis pohon
yang dicampur dengan jenis penaung, pohon
dengan daun pakan ternak dan buah-buahan.

7
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

B. Penerapan Agroforestri dalam Baseline Pada Gambar 1 terlihat bahwa kegiatan


dan Skenario Mitigasi agroforestri akan meningkatkan stok karbon
di atas baseline sejak tahun 2010 sampai dengan
Navar, et al. (2010) dalam penelitiannya
2050 yang relatif lebih tinggi dibandingkan
mengemukakan bahwa pengurangan emisi gas
dengan kedua skenario lainnya (penghentian
rumah kaca dapat dilakukan melalui 3 (tiga)
perubahan lahan hutan dan perubahan penu-
skenario sebagai berikut : 1) Menghentikan
tupan lahan hutan tanpa pengolahan hutan).

Stok karbon (Carbon stock)


(Tg)
10

2
1970 1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2050

Tahun (Year)
Keterangan (Remarks) : -- -- -- = Tanpa perubahan penggunaan lahan ( No landuse change);
- - - - - = Kegiatan agroforestri di ¼ area deforestasi (Implementation of agrosilviculture
in ¼ deforested area);
........ = Deforestasi tanpa pengolahan lahan (Continuation of deforestation with zero
tillage practices);

Gambar 1. Baseline dan alternatif skenario stok karbon di hutan Tropis kering Morelos,
Meksiko
Figure 1. Baseline and alternative practices scenarios in carbon stock of tropical dry forests in the
state of Morelos, Mexico

perubahan penggunaan lahan hutan; 2) Pendekatan ini merupakan solusi yang lebih
Menerapkan praktek agroforestri di ¼ areal realistik dibandingkan dengan pandangan
yang terdeforestasi dan 3) Deforestasi tetap populer yang akan menghemat hutan dan
terjadi dengan tanpa pengolahan lahan di lahan mengintensifkan pertanian.
terdeforestasi. Selanjutnya baseline dari ketiga Stapleton (2011) menyebutkan bahwa pen-
skenario di atas dapat dilihat pada Gambar 1 dekatan terpadu dalam pemanfaatan berbagai
dibawah (Sumber : Naver, et al. 2010). multifungsi lahan dapat menggunakan lahan
untuk berbagai keperluan dalam pertanian,

8
Agroforestry untuk Adaptasi dan . . .
Tigor Butarbutar

kehutanan dan fungsi lainnya dapat mengu- akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan
rangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan meningkatkan produksi pangan lebih efektif
produksi pangan. Verchot, et al., (2007) dibandingkan dengan menghemat hutan dan
menyebutkan sistem agroforestri mengan- intensifikasi pertanian.
dung karbon 50 Mg-75 Mg C dibandingkan
dengan tanaman pertanian < 10 Mg C per
V. KESIMPULAN DAN SARAN
hektar. Perubahan tanaman pertanian atau
padang penggembalaan menjadi agroforestri 1. Agroforestri dapat dikembangkan untuk
akan meningkatkan stok C pada pool biomass memitigasi dan mengadaptasi perubahan
di atas tanah. Pilihan agroforestri sebagai alat iklim dengan alasan-alasan sebagai berikut:
adaptasi melalui model diversifikasi produk a) Pencampuran jenis pohon penghasil
akan meningkatkan sistem kelestarian petani kayu, buah dan lain-lain, merupakan salah
kecil. Hal yang paling dikhawatirkan dari satu model tanaman campuran, karena
perubahan iklim adalah pandangan petani kecil campuran jenis lebih baik dari tanaman
terhadap meningkatnya variasi curah hujan sejenis; b) Pencampuran jenis yang
dan temperatur. Sistem agroforestri yang didasarkan pada sifat toleransi (canopy dan
berbasis pohon akan mempunyai keuntungan understory), akan memanfaatkan seluruh
baik pada tahun basah dan tahun kering, cahaya untuk fotosintesa; c) Pencampuran
karena : i) perakaran yang dalam akan mampu perbedaan umur; d) Penggabungan nilai
menyerap air dan zat hara yang lebih besar hal ekonomi, sosial dan budaya sehingga
ini akan membantu pada saat musim kering; ii) perubahan vegetasi dapat berjalan seiring
meningkatkan porositas tanah, mengurangi dengan perubahan sosial dan budaya secara
aliran permukaan dan meningkatkan penu- berangsur yang dapat disesuaikan dengan
tupan tanah yang akan meningkatkan infiltrasi perubahan iklim dan e) Dapat digunakan
tanah dan retensi pada profil tanah akan sebagai model untuk memfasilitasi peru-
mengurangi tekanan kelembaban selama bahan kelompok vegetasi menjadi
tahun-tahun basah; iii) sistem yang berbasis kelompok yang baru (adaptasi), seperti
pohon mempunyai kecepatan evaporasi yang teori perubahan vegetasi melalui per-
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman per- ladangan berpindah-pindah yang teratur.
tanian atau areal penggembalaan dan dapat 2. Proses adaptasi dengan peningkatan daya
mempertahankan kondisi aerasi tanah dengan tahan (resistancy), peningkatan daya lentur
pemompaan air berlebih dari profil tanah lebih (resilience) dan mendorong/membantu
cepat dibanding dengan sistem lainnya. Sistem migrasi ( migration ) jenis-jenis dapat
agroforestri yang berbasis pohon akan meng- dilakukan melalui pengembangan model
hasilkan produksi yang lebih tinggi dan baik agroforestri.
dalam jumlah maupun nilai dibandingkan 3. Agroforestri dapat diusulkan sebagai kom-
dengan tanaman pertanian, sehingga bisa pensasi bagi masyarakat yang terkena
menjadi alternatif pendapatan dikaitkan dampak langsung atau tidak langsung dari
dengan variasi perubahan iklim (http://www. kegiatan-kegiatan implementasi pengu-
Ies.lbl.gov/iespubs/14verchot.pdf.). rangan emisi gas rumah kaca.
Pendekatan ini merupakan solusi yang 4. Agroforestri dapat diajukan sebagai salah
lebih realistis dibandingkan dengan pandangan satu alternatif mitigasi dan adaptasi untuk
populer yang akan menghemat hutan dan mendapatkan insentif dalam mengatasi
mengintensifkan pertanian. Penggunaan lahan perubahan iklim.
secara bersama untuk hutan dan pertanian

9
Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan
Vol. 9 No. 1, April 2012 : 1 - 10

DAFTAR PUSTAKA N'Klo, Q.; D. Louppe and F. Bourge, 2011. Is


Agroforestry a suitabel response to climate
Dawson, I.K; B. Vinceti; J.C. Weber; H. change ? CIRAD.
Neufeldt; J. Russel; A.G. Leengkek; A. Oelbermann, M. and R.P. Voroney, 2010. An
Kalinganire; R. Kindt; J.P.B. Lilleso; J. evaluation of the century model to predict
Rhosetko and R. Jamnadas. 2010. Climate soil organic carbon : examples from Costa
change and tree genetic resources Rica and Canada. Agroforestry System
management : Maintaining and Enhancing (Published online, 13 October 2010).
the productivity and value of smallholder Springer Science + Business Media B.V.
tropical agroforestry Landscapes. A 2010.
review. Agroforestry System (2011). Sanchez, P.A. 2000. Linking climate change
Published online, 20 April 2010. Springer- research with food security and poverty
Science Business Media 2010. reduction in the tropics. Agriculture,
IPCC. Working Group Discussion : Climate Ecosystems & Environment, Volume 82,
Change 2007 : Working Group III : Number 1, December 2000, pp. 371-383
Mitigation of Climate Change. (13) Elsevier.
IPCC Fourth Assessment Report: Climate Stapleton, P. 2011. Integrating agriculture and
Change. forestry in the landscape is key to REDD
Kaiser, J. 2000. Rift Over Biodiversity Divides diunduh tanggal 14 Juni 2011 jam 11.00) di
Ecologist. Science 289. p: 1282-1283. www.eurekalert.org/pub_releases/2011-
Malmsheimer, RW; P. Hefferman; S. Brink; D. 06/wac-iaa060911.php.
Crandall; F. Deneke; C. Galik; E. Gee; J.A. Science, 2011. Climate Change : Forcing
Helm; N. Mac Clure; M. Mortimer; S. plants, animals to higher elevation (http:
Ruddell; M. Smith and J. Stewart. 2008. www.ibtimes.com/art/serviceoleh ib
Forest Managemnent Solutions for times staff reporter tanggal 21 Agustus
Mitigating Climate Change. Journal of 2011 jam 4.52 PM EDT ; diunduh tanggal
Forestry Volume 106 Number 3. p:115- 23 Agustus 2011 jam 23 WIB).
173. Society of Americans Foresters Task UNFCCC. 2010. The Cancun Agreements :
Force Report. Grosvernor Lane, Bethesda, An Assesment by the Executive Secretary
Maryland USA. of the United Nations Framework
Maness, T.C. 2009. Forest Management and Convention on Climate Change. Key Steps
Climate Change Mitigation : Good Policy of the United Nations Climate Change
Requires Careful Thought. Journal of Conference.
Forestry April/May 2009 pp: 119-124. Verchot, L.V., Meine Van Noordwij, Serigne
A Society of American Foresters. Kandji, Tom Tomich, Chin Ong, Alan
Grosvernor Lane, Bethesda, Maryland Albrecht, Jens Mackensen, Cynthia
USA. Bantilan, V. Anupama and Cheryl Palm.
Naver, J; J.A. Estrada-Salvador and E. Estrada- 2007. Climate Change : linking adaptation
Castrillon, 2010. The effectof landuse and mitigation through agroforestry. Mitig
change in the tropical dry forest of Adapt Strat Glob Change (12) : 901-
Morales, Mexico on Carbon Stock and 918.D01 10.1007/s11027-007-9105-6.
Fluxes. Journal of Tropical Forest Science (Http://www.ies.lbl.gov/iespubs/
Volume 22 No 3, 2010. Pp. 295-307. 14verchot.pdf .) Diunduh tanggal 14
Institut Perhutanan Malaysia. September 2011.

10

You might also like