You are on page 1of 9
PEMILIHAN MODA TRANSPORTAS! SETELAH ADANYA KERETA COMUTER LINE {STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA) ‘Avis Munandar Dosen Jurusan Geograti FIS UNJ Email: nandariz@yahooo.0o id ‘ABSTRACT This study aimed fo get a general idea about the selection of transportation modes resident in the buffer afer the comuter ine. The research time of the month from May to July 2014. The population in this study were all passengers in the Depok, Bekasi, Tangerang stasiun . The sampling technique was done by purposive sampling, passengers who choose rai transportation mode before applying commutenine using other modes . Each station 30 so that the total of 90 respondents. Characteristic of the youngest respondents aged 16 years and the oldest 50 years with an average of 26.9 years . The Based work on non-civi . Based on the level of respondents at most high school education. Based on user characteristics of respondents have either two-wheel motor vehicles and driving licence (SIM) equipped . Motor vehicles used by the respondent as a feeder . Average of the martal status of unmarried respondents . For those who are married eamed income respondents said inadequate needs Inadequate income would find it diffcult to save . Respondents largely did not participate in the ‘community commuter ine . Based on the characteristics of the movement of the majonty of respondents travel destinations for work purposes Based on the characteristics mode facility, respondents to travel departing in the moming , come ‘home in the aftemoon rush hour Respondents went on a trp with other existing modes . Respondents do not make the shift from the other trains . Travel time required respondents to make every trip is in accordance with her wishes . For short trys (10 stasion ) takes 50 nutes . Resonden not rest/ sleep when the tran . The cost for short trips ( 10 stations ) of Rp 3,000 , including low cost . Respondents were more Ikely to use mult tro cards than single trp. The respondents were unable to seat ‘Keywords : comuter line,, election, mode, transportation PENDAHULUAN modern pada interaksi desa-kota dan pada pola Seperti di negara sedang berkerbang lainnya, berbagei kota besar di indonesia berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang tinggi alibat laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk Untuk melakukan pergerakan menjadi sernakin meningkat. Urbanisasi berbagai negara merupakan dampak telnologi transportasi perluasan daerah inti yang berkerrbang pesat di berbagai Negara Asia. Jumiah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan di indonesia digerkirakan meningkat dari tahun ketahun alibat tingginya urbanisasi Sebagai garrbaran dapat dilhat pada tabel dibawah it Tabel 1 Penduduk Indonesia yang Tinggal Di Perkotaan No__Tahun 1. 1920 2 1980 3. 1990 4.2025 ‘Sumber : Tamin 1997,353 Persertase 58 179 254 59, PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI SETELAH ADANYA KERETA COMMUTER LINE a (STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA), Aris Munandar Tabel tersebut mempertihatkan _jumtah penduduk Indonesia yang tinggal didaerah perkotaan. Teriinat bahwa pada air tahun 2025 sekitar 59.5% orang akan tinggal diperkotaan. Jika kita menganggap penduduk Indonesia pada tahun 2025 sebanyak 240 juta orang, maka akan menjadi 144 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan ‘Tantangan bagi pemerintah negara sedang berkembang, dalam hal ini instansi dan departemen terkait serla_perencanaan transportasi perkotaan adalah _pelayanan angkutan uum. Permasalahan transportai pperkotaan pada umurmya berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kenaikan pendapatan —rmasyarakat, _—ketersedian kendaraan bermotor dan peningkatan altivitas ekonorri maupun sosial Disisi lain perkerbangan _transportasi dengan semakin kampleks, baik di dalam kata maupun Ivar kota, kalau semula yang mencanghup pusat-pusat kegiatan baru hanya pada jalanjalan utema, pada masa kini ppeningkatan jalan jalan baru telah menarik berdirinya pusat-pusat perkembangan baru Bentuk kota yang tidak kompleks dan terarah sejalan dengan berkembangnya jalan kota pula. Proses desentralisasi _pemukiman penduduk maupun fungsifungsi perkotaan bergjalan terus menerus dan semakin meningkatnya frekuensi serta volumenya (Yunus, 2000: 156). ZQXEGIRAIN > Moda Transports! KRL Semakin Populer dengan Leb ‘dai 500 ibu Penumpang por har. Selain hal tersebut terdapat keterbatasan infrastrulur serta kurang siapnya pemerintah dengan strategipengelolaan dan pranata kelembagaan. Berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi membawa akibat makin berkernbangnya pergerakan barang antar kota maupun dalam kata. Kondisi ini bersama meningkatnya intensitas anghutan penurmpang menyebabkan pelayanan _tmasportasi diperkotaan manjadi menurun. Jakarta sebagai lbukata Negara Republik Indonesia, pusat pemerintah, menyandang atribut kota metropolitan. Jakarta telah menjadi tempat yang menarik penduduk daerah-daerah lain yang dengan herbagai kepentingan, alasan dan bertempat tinggal.Perkerbangan penduduk yang cepat tersebut tentu saja harus dikuti dengan meningkatkan alfvitas mereka dliberbagai bidang dan juga akan menimbulkan rmasalah yang korrpleks di Jakarta. Masalah tersebut menyangkut antara lain kebutuhan sarana dan prasarana transportasi, seperti kebutuhan akan jasa angkutan umum, Kebutuhan jasa anghuatan uum sebagian dapat dipenuhi oleh kendaraan bermotor riliki prbadi, namun jumiah penduduk yang mernliki kendaraaan tersebut relatifsedikit. Oleh karena itu sebagian besar penduduk Jakarta akan bergantung pada jasa anghutan umum didalam kegiatannya sehari-hari seperti ke Kantor, ke sekolah dan jasa kegiatan lainnya lll Grafik 1 Peningkatan penumpang KRL ‘SPATIAL Wahana Komuniesi dan bformasi Grograf Vel. 13 No.1 Maret 2015. 2 Grafik menunjukan_kenaikan penumpang kereta apai 16 % pertahun. Dengan demikian fereta api menjadi moda pilihan bagi masyarakat yang tinggal didaerah penyangga Jakarta untuk relakukan altivtas. Kereta api dianggap memiliki ketepatan dan kecepatan dalam — pergerakan —dibanding dengan kendaraan umum atau pun pribadi Kementerian Perhubungan menganggarkan Rp1,22 triiun sebagai dana kewajban pelayanan publik (public service obligation) untuk Kereta api sepanjang tahun ini, Jumiah dana itu sebagian besar diserap Kereta Rel Listik (KRL). Menurut data Kementerian Perhubungan, pada 2014 pemerintah menganggarkan dana PSO untuk kereta api sebesar Rp1,22 trliun. Juriah PSO ini terdin dati PSO Kereta Api (KA) ekonomi jarak jauh Ro167,91 miliar, KA ekonomi jarak ssedang Ro94.5 mliar, KA ekonomi jarak dekat Rp284,15 mniliar, KRD (Kereta diesel) ekonomi sebesar Rp29,78 rrliar, KRL Rp 641,45 rrliar, dan KA ekonomi Lebaran sebanyak Rp6,44 vila. Rinciannya untuk KRL Jabodetabek adalah 48 relasi, 561 freluensi perjalanan per hari, dan 300,282 juta pengguna jasa per tahun Dengan berlakunya tiket kornuter line yang culup —terjangkau, _masyarakat_— memliki keluasaan dalam pemiihan moda kereta api Penggunaan moda yang berbasis jalan raya semakin hati semakin macet, sehingga masyarakat_menggunakan moda Kereta api untuk melakukan —perjalanannya. Dalam ppeneliian ini masalah perumusan masalahnya yaitu bagaimana pemilihan moda transportasi penduduk di sekitar penyangya Jakarta setelah adanya Kereta comiterine METODOLOGI PENELITIAN PPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran_urum tentang perilinan moda transportasi penduduk di penyangga Jakarta setelah adanya kereta api Comuter line Penelitian ini dlakukan di Stasiun -stasiun penyangga Jakarta yaitu Depok Bekasi dan PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI SETELAH ADANYA KERETA COMMUTER LINE (STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA), Aris Munandar Tangerang dan waktunya dari Bulan Mei-Jul 2014. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh penumpang yang ada di Stasiun- stasiun Depok, Bekasi, Tangerang. Teknik engambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive sampling, yaitu calon penumpang yang memilih moda transportasi Kereta api yang sebelum berlaku Kereta Comuter line menggunakan moda lain. Masing stasiun 30 orang —Secara_acidental sehingga total keseluruhan 90 responden. Wetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptit dengan pendekatan survey. Data diperoleh rmelalui data sekunder dan data primer. Data primer melalui interview/wawancara terstrultur dengan —berpedomen pada _instrumen peneliian. Data hasil lapangan kemudian di tabulasikan kemudian dengan persentase Untuk melinat kecenderungan jawaban dari responden. Kemudian dianalsis berdasarkan hasil data sekunder dan primer. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan moda transportasi_sangat eragam tergantung dari banyak faltor Beberapa faltor yang mempengaruhi pernlihan moda yaitu oii pengguna jalan, cri pergerakan dan cir fasiitas moda. Ciri pengguna jalan, seperti ketersediaan atau kepemiikan kendaraan prbadi, keperiikan Surat in Mengemudi, strultur rumah tanga, pendapatan dan faltor lain. Citi pergerakan, sangat dipengaruhi: tujuan pergerakan, waltu terjadi pergerakan, jarak perjalanan. Giri fasiitas moda transportasi rmeliputi - waltu perjalanan, biaya transportasi, ketersediaan ruang. Identitas responden yang dijaring dalam peneltian ini meliputi umur, pekerjaan dan fingket pendidikan. Berdasarkan umur paling muda 16 tahun dan paling tua 50 tahun dengan rata-rata 26,9 tahun. Umur yang paling dorrinan antara 20-30 tahun yang menggunakan moda transportasi coruterline. Golongan umur ini paling dominan karena koruterline terutama di jam sibuk terjadi kepadatan yang mengakibatkan kehurangan nyamanan. 4B Gambar 1. Grafik Ciri Pengguna Berdasarkan citi _pengguna, responden paling banyak non PNS, yatu karyawan pada erusahaan-perusahaan, buruh, pedagang yang menggunakan comuterline sebagai pilhan dalam —elakukan —pergerakan untuk bekerjanya. Responden yang belum bekerja paling sedikit meliputi peiajarfrahasiswa atau berada pada usia produkt tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan tingkat ppendidikan tesponden paling banyak SMA, dikarenakan tingkat pendidikan inilah yang paling banyak dijumpai ketika penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan ini dapat diterima sebagai tenaga kerja operator, meskipun ada tingkat perguruan tinggi sebagai jawabian paling banyak kedua Responden merniliki kendaraan bermotor baik roda dua dan empat. Kendaraan ini digunakan untuk melakukan pergerakan dari rumah sampai ke stasiun. Responden merilih fereta sebagai moda dikarenakan dapat diandalkan untuk melakukan pergerakan rutintas. Meskipun memilikikendaraan bbermotor tetapi lebih memilih comuter line arena kemacetan yang terjadi—_jika menggunakan moda berbasis jalan raya Mengutip yang dikemukakan ketua Dewan ‘SPATIAL Wahana Komunikas dan Rformas Geogr Val 19 No.1 Waret 2015 Transportasi “di tahun 2010, kecepatan rata- rata kendaraan bermator 10 km per jam. Errpat tahun setelahnya, Kecepatan kendaraan semakin menurun sampai 5 km per jar Melihat ini responden lebih memilih comer line sebagai pian dalam —melakukan perjalanan. Dari segi Kelengkapan kendaraan bermotor responden memiliki SIM sebagai syarat utara dalam betkendara. Jarak yang dekat tidak mengurangi responden untuk melengkapi adminstrasi_ dalam berkendara. Kesadaran akan kepemilikan surat ijn ini sebagai salah satu usaha untuk tert dalam lalu lintas. Cara memperoleh SIM ini juga menurut responden sangat mudah, yaitu dengan datang langsung ke Samsat atau melalui biro jasa yang ada Responden tidak mengalari kesultan untuk memperoleh maypun memrperpanjang SIMhya. Kendaraan betmotor yang digunakan responden sebagai __feederhhengumpan Distasiun-stasiun Depok, Tangerang, Bekasi dapat dijumpai parkiran kendaraan bermotor yang akan padat pada pagi hari dan sore hari Parkiran ini ada yang diseciakan pikak PT KAI rmaupun oleh warga yang memilik lahan cukup diselitar stasiun. Patkiran ini menjadi rezeki 44 sendiri bagi warga arena dengan mengandalkan tempat yang cukup dan tenaga pengatur dapat memperoleh keuntungan yang relat sebagai aternatit_- memperoleh pendapatan Ratavata status perkawinan responden bbelum menikah,jika lla dari usia responden rata-rata 26.9 tahun, merupakan usia yang matang untuk —melakukan _perkawinan Responden yang menjadi kepala keluarga tentunya sangat sesuai dengan status perkawinannya. Dari 20 responden yang melakuken perkawinan hanya 15 responden sebagai kepala keluarga, sisanya 5 responden kemungkinan pasanganistri dari kepala keluarga. Responden ini tentunya akan menangung beban kelurga. Kepala rumah ‘tangga bertanggung jawab tethadap roda ekonomi keluarga Berdasarkan pendapatan yang diperoleh responden menyatakan beium memadai kebutuhan, meskipun ulurannya sangat relati Responden menyatakan pendapatan yang diperoleh tenudama bagi yang sudah menikah dan status kepala rumah tangga, pendapatan ini kurang dapat mencukupi kebutuhan Mengingat biaya hidup yang tinggi bagi responden pendapatan yang kurang memadai inilah sehingga melakukan perjalanan dengan kereta api. Meskipun sangat relatit ukuran pemenuhan kebutuhan bagi tiap keluarga Fiihan penggunaan tereta api comuteriine dianggap cocok dengan —_berbagai pertimbangan. Meskipun ada responden yang memiliki pendapatan yang culup dengan keperiiken kendaraan rada empat, tetapi akan memiih Kereta api comuterine karena dianggap lebih boros dan memerlukan waltu yang lebin lama. Pendapatan yang tidak memadai tentunya akan’ kesulitan untuk menabung Responden sebagian hesar tidak ikut dalam korrunitas comuterline. Hanya sebagian kecil yang ikut dalam komunitas comuterine Komuniatas ini dapat terbentuk arena freluensi pertemuan yang intens dalam perjalanan, maupun ikut dalam anggota dalam dunia maya seperti titer, facebook dan lain sebagainya. Sebagian besar responden masih adanya keengganan untuk terlibat dalam komunitas yang ada. Jika ingin memperoleh informasi, jadwal tentang perjalanana dapat ditanyakan langsung ke petugas. Gambar 2. Citi pergerakan responden PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI SETELAH ADANYA KERETA COMMUTER LINE (STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA); ris Munandar 45 Berdasarkan cri pergerakan sebagian besartujuan perjalanan responden untuk tujuan bekerja. Responden melakukan perjalanan secata rutin dengan tujuan bekerja divilayah Jakarta. Asal pergerakan dari Depok Tangerang, Bekasi, sebagai daerah origin, dibangkitken perjalanan di Jakarta sebagai destination. Komutasi ini menjadi rutintas hatian. Responden memiliki tempat tinggal di daerah penyangga Jakarta, dan bekerja i Daerah Jakarta. Tujuan bekera ini menjadikan terjadinya kepadatan penumpang pada hati kerja dan jam sibuk berangkat dan pulang ea. Sebagain besar responden selalu menggunakan comuterline untuk melakukan pefjalannya. Bagi tujuan responden lainnya ‘ujuan perjalanan dilakukan untuk sekolah dan kegiatan sosial lainya Berdasarkan cri fasiltas -modanya, responden melakukan perjalanan berangkat pada pagi hari, pulang sore hari. Karena dilahukan secara bersama-sama maka terjadi kepadatan yang luar biasa pada jam sibuk. Jam sibuk comuterline pada pagi hari jam 06.00- 08.00 dan pada sore hari jam 16.00-18.00. Untuk menghindari pada jam sibuk ini responden akan berangkat setelah subuh sekar jam 05.00 dan pulang setelah jamt8.00, sehingga pada jam ini juga masih terihat kepadatan pada tiap-tap gerbong kereta. Mai 14 Januari 2014 PT KCJ menambahkan jadwal pefjalanan, sayangnya jedwal comerine bukan pada jam sibuk kerja. Penambhan jadwal perajalanan ini untuk lntas Bogor-Depok sebanyak 8 perjalanan dan Bogor-Jatinegara 4 jadwal. Dengan tambahan tersebut total rute perjalanan comuterline di Jabodetabek ppetharinya menjadi 571 Rute yang tersedia Bogor-Jakarta, Bekasi Jakarta, Sepong-Jakarta, Tangerang Jakarta Rute ini melewati beberapa stsiun, akan bethenti menaik turunkan distasiun. Meskipun tidak serrua stasiun akan melayani penumpang comuterline seperti stasiun ancol, angke, gambir, tanjung priuk dak melayani), Gipinang, Gogol, Mampang, Kerrbangan, Tanah Tinggi (non alt). Hasil_ peneliian rmenunjukan responden yang berasal dari Depok, Tangerang Bekasi_melakukan perjalanan pendek yaitu hurang dari 10 stasiun darak yang pendek ini dilakukan untuk menghemat waktu yang ditermpuh dibandingkan dengan menggunakan kendaraan prbeedlumum. Responden melanjutkan perjalanan dengan moda lain yang ada, stasiun yang ada sudah terintegrasi dengan anglutan umum seperti rmetromini, transjakarta, bajaj_maupun ojek sehingga responden akan sangat_ rrudah rmelajutkan perjalanannya. Responden akan rmelakukan perpindahan dari satu moda ke moda lainnya dari rumah sampai_ ketermpat kerja, tetapi dengan waltu tempuh yang tidak lama. Responden lebih memilin mengunakan moda transportasi yang berbeda untuk menghindari kemacetan yang lama terutarra prada jalan raya yang menuju ke Jakarta yang akan padat pada pagi dan sore har Responden tidak melakukan perpindahan dari satu kereta Kereta lain, Karena akan merepotkan, sebagian besat responden hanya rmelakukan satu kali Kereta untuk melakukan perjalanan kemudian disambung dengan moda Tain. Beberapa stasiun yang digunakan untuk transit yaitu Menggerai, Jatinegara, dan Tanah ‘Abang. Meskipun ada responden yang rmalakukan transt distasiun tersebut tetapi jumiahnya tidak sebanyak yang melakukan 1 kali perjalanan dengan menggunakan kereta Bagi yang belum terbiasa akan terjadi kesultan ketika harus berpindah kereta. Harus dicermat pada peron berapa Kereta yang akan dinaik, sehingga akan merepotkan responden dalam pemindahannya ‘SPATIAL Wahana Komunikasi dan Iformasi GeografiVol13 No.1 Waret 2075 46 aya Tidak Gambar 3. Ciri pengguna waktu tempuh yang diperlukan responden Berdasarkan ciri pengguna waltu terpuh yang diperiukan responden untuk melakukan ‘eign perjalanan sudah sesuai dengan keinginannya. Waltu terrpuh Jakarta-Bekasi urang lebih 48 menit dengan melewati 14 stasiun Welty tempuh —Jatinegara- Bogor/Depok Kurang lebin 1 jam 38 menit dengan melewati 28 stasiun Wal Tempuh Bekasi-Depok/Bogor kurang lebin 1 jam 17 menit melewati 23 stasiun. Welty tempuh \Meja-Tanah Abang hurang lebin ‘jam 34 menit melewati 16 stasiun. Waltu tempuh Duri- Tangerang hurang lebih 36 menit melewati 7 Stasiun. Bagi responden waltu tempuh termasuk singkat ditandingkan dengan moda berbasis jalan raya. Menurut Ketua Dewan transportasi, keceapatan rata-rata kendaraan bermotor di Jakarta 5 kmilam. Sehingga responden —memiih moda _tranportasi comuterline dibandingkan yang lainnya Dengan membagi waktu terpuh dan stasiun yang dilewati maka —perjalan tiap stasiun beerkisar 4-5 menit. Untuk perjalanan pendek (10 stasiun) dibutuhkan waltu 50 menit. Waktu yang lainnya yang dihabiskan untuk memrbeli tiket, mengantri, menunggu kedatangan kereta dan menunggu keherangkatan Kereta PENILIHAN MODA TRANSPORTASI SETELAH ADANYA KERETA COMMUTER LINE Dengan waltu tempuh yang kurang dari 4 jam responden tidak istirahatidur ketika dalam kereta. Faltor karena kondisi yang penuh sesak pada jam suk, tidak adanya ruangterpat duduk, keaadan yang penuh sesak sehingga responden tidak dapat rmelakukan istrahat. Altivitas yang dilakukan baisanya memainkanfmendengarkan musik atau lainnya dari gadget, ngobrol, atau diam aja. Responden tidak banyak melakukan altivtas dengan kondisi yang penuh Biaya yang dikeluarkan _responden termasuk murah, untuk jarak yang terjauh diperlukan biaya RP 7.000, dengan biaya yang cukup murah menempuh kuarang lebih 30 stasiun dengan waktu 90 menit. Biaya ini bila dibandingkan dengan moda berbasis jalan raya tidak akan sesuai karena akan terjadi waltu ‘tempuh yang lebih panjang dengan jarak yang sama. Biaya untuk perjalanan pendek (10 stasiun) seanyak Rp 3.000 termasuk biaya yang murah. Bandingkan dengan tart anghutan dan waltu temoun yang diperiukan. Responden memilih comuterline dengan alasan biaya rasional dengan waltu tempuh, meskipun tidak rnyaman di jam sibuk a7 (STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA); Aris Munandar Responden lebih banyak menggunakan artu multi tip daripada single trp, karena mengangap dengan menggunakan multi tro tidak perlu antri setiap kali akan melakuken perjalanan untuk membeli tiket. Ketika saldo mendetati habis baru mengisi sesuai dengan keinginan. Jka menggunakan kartu single tip hharus mengantriketika mau membeli tiket, dengan jaminan 5.000 Kartu single trip dapat divangkan kerrbali ketika keluar dari stasiun akhir tujuan perjalanan. Untuk memperoleh artu multi tp juga tidak sult hanya dengan membeli Kartu seharga Rp 50.000 akan terisi ssaldo Rp 20.000 dan saldo dapat disi kernal jika mendekati limit. Bagi responden pekerja adanya waltu yang dapat di hemat dari ppengunaan mult ti ini. ‘Separuh responden tidak dapat termpat duduk. Apabila responden naik dari kereta ‘wal berangkatanvkereta balk kemungkinan ‘akan mendapatkan tempat duduk. Kereta balik dapat di temukan pada stasiun Bogor Depok, Bekasi, Serpong Bagi anita dapat menggunakan gerbong kereta khusus wanita di gerbong awal dan teralhir. Atau juga dapat menggunakan tempat duduk prioritas yang berada di setiap gerbong. Tempat duduk priortas digunakan untuk wanita ham, manula, tuna daksa. Apabila disekitar tidak ada dengan Irteria tersebut siapapun boleh duduk. Ketika jam sibuk tempat duduk ppriortas terkadang urang tepat Karena kondisi yang padat ‘sehingga siapapun akan duduk ditempat ini KESIMPULAN Karaltertik responden umur paling muda 416 tahun dan paling tua 50 tahun dengan rata- rata 269 tahun. Berdasarkantingkat ppendidikan responden paling banyak SMA Berdasarkan iri pengguna _responden memiliki Kendaraan bermotor baik roda dua dan empat. Dari segi kelengkapan kendaraan bermotor responden memiliki SIM Kendaraan bbermotor yang digunakan responden sebagai feederpengurrpan. -Ratarata_—_status pperkawinan responden belum menikah. Bagi yang sudah menikah — pendapatan yang Giperoleh responden menyatakanbelum memadai kebutuhan. Pendapatan yang tidak memadai tentunya akan kesulitan untuk menabung. Responden sebagian besar tidak ifut dalam komunitas comuter line. Berdasarkan ci pergerakan sebagian beesar tujuan perjalanan responden untuk tyjuan bekerja. Sisanya untuk kegiatan sosial,rebreasi dan belajar Berdasarkan iri fasiltas-modanya, responden rmelakuken_perjalanan berangkat pada pagi hari, pulang sore hari. Jam sibuk komuter line pada pagi hari jam 06 00-08.00 dan pada sore hari jam 16.00-18.00. Jarak yang pendek ini dilakukan untuk menghemat waltu yang diteripuh ditandingkan dengan menggunakan kendaraan _pribadimum. Responden melanjutkan perjalanan dengan moda lain yang ada, stasiun yang ada sudah terintegrsi dengan anghutan umum seperti rmetromini, transjakarta, bajaj maupun ojek Responden tidak relakukan perpindahan dari satu Kereta kereta lain Waltu tempuh yang diperlukan responden Untuk metakukan setigp perjalanan sudah sesuai dengan keinginannya. Untuk perjalanan pendek (10 stasiun) dibutuhtan waktu 50 meni. Responden tidak strahattidur ketika dalam kereta. Biaya untuk perjalanan pendek (10 stasiun) sejumiah Rp 3.000 termasuk biaya yang murah. Responden lebih banyak menggunakan karlu multi trio daripada single trp. Separuh responden tidak dapat tempat duduk, responden yang duduk dapat digerbong wanita atau tempat duduk priortas DAFTAR PUSTAKA Badan pusat Statistik (BPS): Jakarta Dalam ‘Angka, 2000 Eintarto, dan P. Hadisumanno, 1991, Metode Analisa Geograf Jakarta LPSES Chris Manning, Efendi T.N., 1996, Urbanisasi, Penganguran, dan Sektor Informal di Kota, ‘Yayasan Obor Indonesia, Jakarta DLLAJR DKI Jakarta, 1983, Travel Time and Trafice Volume ———, 1990, Petunjuk Rute ——-——, 1998, Data Lalu Lintas Angkutan Jakarta Raya ‘SPATIAL Wahana Komurikasi dan Irformasi Geografi Vl.13 No.1 Maret 2015 48 Hoobs, F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas divJalan Raya, Yogyakarta Gajah Meda university Pres. Masket, Djunaedi, 1988, Pengetahuan Praktis Berlalu Lintas diJalan Raya, Bandung Mira Grafik. Moenodj, 2000, Transportasi Perkotaan dan ‘Angkutan Umum, Yogyakarta: DLLAJ Moriok, EXK., 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penertit Erlangga, Jakarta Muchtarudin, S, 1990, Beberapa Masalah Ekonomi dan Manajemen Pengangkutan, LPFEUI, Jakarta Tamin, Z. Ofyar, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung : ITB. PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI SETELAH ADANYA KERETA COMMUTER LINE. 49 (STUDI DAERAH PENYANGGA JAKARTA); ris Munandar

You might also like