You are on page 1of 7

Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

PENGARUH AIR PERASAN DAUN PEPAYA TERHADAP EFISIENSI PAKAN DAN


PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG Clarias sp.

(The Effect of Papaya Leaf Juice on Feed Efficiency and Growth of Sangkuriang Catfish Clarias sp.)

AHMAD FHADIL HASAN1), ADI SUSANTO2) dan ANDI NIKHLANI2)


1)
MahasiswaJurusan BDP-FPIK, Unmul
2)
Staf Pengajar Jurusan BDP-FPIK, Unmul

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman


Jl. Gunung Tabur No. 1 Kampus Gunung Kelua Samarinda
E-mail: kapalbekas@yahoo.co.jp

ABSTRACT
The experiment aims to knowthe effect of papaya leaf juice mixed toartificial feedon feed efficiency
and growth of sangkuriang catfish (Clarias sp.).The experiment was done for 30 days. Variables
examined were artificial feed efficiency, weight and longgrowth.The experiment used acompletely
randomized design with 4treatments and 3 replicates. Treatment A(100% artificial feed:0% juice of
papaya leaf), treatment B(80% artificial feed: 20% juice of papaya leaf), treatmentC(60% artificial
feed: 40% juice of papaya leaf), and treatment D(40% artificial feed: 60% juice of papaya leaf).
Data were statistically analyzed using the software Microsoft Excel 2013. Results showed juice of
papaya leaf no significant effect on the artificial feed efficiency but significant effect on length and
weight growth but the greater number ofthe juice of papaya leaf was not followed an increase the
length and weight growth of fish.The highest value to lowest inlength andweightgrowthof fish were
treatment A, B, CandD. Based onthe results ofthis experiment can be concluded that mixingthe
papaya leaf juice onartificial feed did not increase feed efficiency and growth sangkuriang catfish
(Clarias sp.).
Keywords: Clarias sp., papaya, papain, protein.

PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. Ikan air
tawar ini memiliki keunggulan yaitu mudah dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi, sehingga ikan lele telah banyak dibudidayakan secara intensif di Indonesia, bahkan pencapaian
produksi ikan lele pada tahun 2013 mampu melampaui target yang ditetapkan yaitu 140,86% dari target
108,35% (DJPB, 2013).
Pakan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan
budidaya.Pakan yang bermutu diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam konversi pakan oleh ikan.
De Schryver et al. (2008) dan Crab et al. (2007) menyatakan bahwa ikan hanya menyerap sekitar 25%
pakan yang diberikan, sedangkan 75% sisanya menetap sebagai limbah di dalam air dan Handajani (2008)
menyatakan bahwa 60-70% biaya produksi berasal dari pakan.

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. Vol. 21. No. 1, Oktober 2015:011–017


Diterima 29Juni 2015.
Semua hak pada materi terbitan ini dilindungi.Tanpa izin penerbit dilarang untuk mereproduksi atau memindahkan isi
terbitan ini untuk diterbitkan kembali secara elektronik atau mekanik.

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 11
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Pakan sangat berperan dalam memacu pertumbuhan ikan, selain itu kandungan dan daya cerna
nutrisi pakan akan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Protein merupakan salah satu nutrisi
pakan yang banyak berperan dalam upaya membantu pertumbuhan ikan. Menurut Mudjiman (1997),
kandungan protein pakan buatan yang baik untuk pertumbuhan benihikan lele sebesar 35-40%, sedangkan
ikan lele dewasa sebesar 25-36%.
Protein akan dimanfaatkan secara maksimal oleh ikan ketika protein terurai ke dalam bentuk yang
sederhana yaitu berupa ikatan-ikatan peptida hingga dalam bentuk asam amino. Proses penguraian protein
pakan di dalam tubuh ikan terkadang tidak optimal disebabkan struktur protein pakan yang masih sangat
kompleks sehingga dapat menghambat laju pertumbuhan ikan dan mengurangi efisiensi pakan. Muchtadi
et al. (1992) menyatakan bahwa papain merupakan enzim proteolitik yang mampu memecah struktur
kompleks protein menjadi struktur yang lebih sederhana dan Amalia et al. (2013) menyatakan bahwa
papain dalam pakan mampu meningkatkan nilai efisiensi pakan, rasio efisiensi protein, dan laju
pertumbuhan ikan lele dumbo.
Tanaman penghasil enzim papain yaitu pepaya, kandungan papain pada tanaman pepaya dapat
dihasilkan dari buah, batang, ataupun daun pepaya (Warisno, 2003).Hasil penelitian Riyanti (2014)
menunjukkan bahwa kandungan papain yang berasal dari buah pepaya mampu meningkatkan nilai
efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan nila gift (Oreochromis sp.).Mengetahui buah pepaya mampu
meningkatkan nilai efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan, maka dalam hal ini penulis mencoba untuk
melakukan penelitian dengan memanfaatkan daun pepaya yang dicampurkan pada pakan buatan dalam
meningkatkan efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai bulan Februari hingga April 2015, bertempat di
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup.Pengukuran kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman.

Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele Sangkuriang dengan ukuran rata-rata 5-7 cm dan berat
2.09±0.10 g/ekor berasal dari pembudidaya ikan Kelurahan Lempake, Kecamatan Smarinda Utara, Kota
Samarinda. Wadah pemeliharaan terdiri dari 12 akuarium yang akan diisi 10 ekor ikan per akuarium,
menggunakan sistem resirkulasi semi tertutup.

Pembuatan Air Perasan Daun Pepaya


Daun pepaya dipotong-potong kecil, kemudian potongan daun pepaya dilumat menggunakan
blender. Setelah itu, peras daun pepaya dengan menggunakan kain dan perasan tersebut merupakan air
perasan murni daun pepaya yang nantinya akan digunakan.

Pakan Uji
Pakan Uji adalah pakan buatan (pellet) yang dicampur dengan air perasan daun pepaya.Pakan buatan
yang digunakan adalah pakan komersial merk Prima Feed (PF)-800.Pakan buatan dimasukkan ke dalam
plastik klip dengan dosis yang telah ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan pencampuran air perasan
daun pepaya yang dilakukan secara injeksi menggunakan spuit.Sebelum diberikan kepada ikan, pakan uji
didiamkan sampai air perasan daun pepaya terserap ke dalam butiran-butiran pakan.
Pakan uji diberikan secara at satiation dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari,
yakni pada pukul 07.00 dan 17.00 WITA.

12 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
A : Perbandingan 100% Pakan buatan (PB) : 0% Air perasan daun pepaya (AP) dalam 1 g.
B : Perbandingan 80% Pakan buatan (PB) : 20% Air perasan daun pepaya (AP) dalam 1 g.
C : Perbandingan 60% Pakan buatan (PB) : 40% Air perasan daun pepaya (AP) dalam 1 g.
D : Perbandingan 40% Pakan buatan (PB) : 60% Air perasan daun pepaya (AP) dalam 1 g.

Paramater yang diamati


Parameter yang diamati meliputi Data utama yaitu Efisiensi pakan buatan, pertumbuhan panjang dan
berat serta data pendukung yaitu tingkat konsumsi pakan buatan, kelangsungan hidup dan kualitas air.
Pertumbuhan panjang ikan dilihat dari nilai panjang mutlak ikan berdasarkan persamaan berikut:
Lm = RLt – Rlo
Keterangan :
Lm : Panjang mutlak (cm)
RLt : Rata-rata panjang akhir (cm)
RL0 : Rata-rata panjang awal (cm)
Pertumbuhan berat ikan dilihat dari nilai berat mutlak berdasarkan persamaan berikut:
W m = W t – Wo
Keterangan :
Wm : Berat mutlak (g)
Wt : Berat akhir (g)
W0 : Berat awal (g)

Efisiensi pakan ditentukan berdasarkan selisih bobot biomassa ikan pada akhir penelitian dengan
bobot biomassa ikan awal penelitian dan dibandingkan dengan jumlah pakan yang telah diberikan selama
penelitian dengan menggunakan rumus (NRC, 1977):
( )
e= x 100%
Keterangan :
e : Efisiensi pakan (%)
Wt : Bobot total ikan pada akhir pengamatan (g)
W0 : Bobot total ikan pada awal pengamatan (g)
D : Bobot total ikan yang mati selama percobaan (g)
F : Bobot total pakan yang diberikan selama percobaan (g)
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pakan buatan yang dicampur air perasan
daun pepaya. Untuk menghitung total konsumsi pakan buatan (TKPB) yang diberikan per perlakuan
berdasarkan persamaan berikut:
TKPB A = Total Konsumsi Pakan Uji selama 30 hari x 100% (g)
TKPB B = Total Konsumsi Pakan Uji selama 30 hari x 80% (g)
TKPB C = Total Konsumsi Pakan Uji selama 30 hari x 60% (g)
TKPB D = Total Konsumsi Pakan Uji selama 30 hari x 40% (g)

Derajat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) ikan dihitung berdasarkan persamaan berikut:
SR = x 100%

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 13
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Keterangan :
SR : Derajat kelangsungan hidup ikan (%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pengamatan (ekor)
N0 : Jumlah ikan pada awal pengamatan (ekor)
Pengkuran kualitas air dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Parameter kualitas air yang diukur
meliputi DO, pH, Suhu air, dan Amonia.

Analisis Data
Data utama yang terkumpul terlebih dahulu diuji kehomogenannya menggunakan uji bartlett. Jika
data tidak homogen maka data akan ditransformasi dan jika data homogen maka data langsung dianalisa
keragamannya menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA) pada tingkat kepercayaan 95%. Jika hasil
ANSIRA menunjukkan adanya pengaruh maka pengujian dilanjutkan dengan Uji Beda Jarak Nyata
Duncan (BJND)pada tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan program Microsoft Office
Exel 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai efisiensi pakan buatan (EPB), pertumbuhan panjang
(PP) dan pertumbuhan berat (PB) untuk masing-masing perlakuan selama penelitian yang tersaji pada
Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Efisiensi Pakan, Pertumbuhan Panjang dan Pertumbuhan Berat.
Ulangan
Variabel Perlakuan Rata-rata±SD
1 2 3
A 155.75 148.59 150.76 151.70±3.67
B 162.29 148.63 152.63 154.52±7.02
EPB (%)
C 151.03 143.12 147.11 147.09±3.95
D 128.66 149.43 142.55 140.21±10.58
A 6,92 6,57 6,87 6,79±0,19a
B 5,86 5,84 6,60 6,10±0,43b
PP (cm)
C 4,87 4,61 4,67 4,72±0,17c
D 3,69 3,87 3,66 3,74±0,11d
A 154,20 147,70 148,50 150,13±3,54a
B 129,70 117,60 117,10 121,47±7,14b
PB (g)
C 89,80 85,10 88,00 87,63±2,37c
D 54,50 63,00 60,10 59,20±4,32d
Keterangan: Huruf superscript yang berbeda menunjukkan nilai yang berbeda nyata menurut uji BJND
Hasil analisis sidik ragam efisiensi pakan buatan menunjukkan semua perlakuan tidak memberikan
pengaruh nyata (P>0,05) dan nilai rata-rata tertinggi sampai terendah perlakuan berturut-turut yaitu
perlakuan B, perlakuan A, perlakuan C, dan perlakuan D. Hal ini menunjukkan bahwa pencampuran air
perasan daun pepaya belum mampu meningkatkan nilai efisiensi pakan buatan, diduga jumlah enzim
papain yang terkandung di dalam air perasan daun pepaya belum mencukupi untuk menghidrolisis protein
pakan secara optimal.
Muhidin (1999) menyatakan bahwa getah pepaya mengandung 10% papain dan jumlah getah
terbanyak terdapat pada buah pepaya muda dibandingkan batang maupun daunnya.Selain itu Daryono dan
Subari (1979) menyatakan bahwa getah dari daun atau batang sering tercampur dengan serat, zat hijau
daun dan kontaminan lainnya.

14 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Penelitian tentang pamanfaatan daun pepaya juga pernah dilakukan oleh Sudjatinah et al. (2005)
dalam bentuk ekstrak terhadap tampilan produksi ayam broiler namun hasil menunjukkan pemberian
ekstrak daun pepaya hingga 2,5% dari total 1 liter air minum ayam broiler tidak memberikan pengaruh
nyata terhadap tampilan produksi (konsumsi air minum, konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan
konversi ransum).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0,05) untuk pertumbuhan
panjang maupun berat ikan dan setelah diuji lanjut semua perlakuan menunjukkan nilai yang berbeda
nyata (P<0,05) dimana nilai tertinggi sampai terendah adalah perlakuan A, perlakuan B, perlakuan C dan
perlakuan D, hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah air perasan daun pepaya yang diberikan
tidak diikuti dengan peningkatan pertumbuhan panjang maupun berat ikan.
Total konsumsi pakan uji pada akhir penelitian ini relatif sama dari semua perlakuan, namun jumlah
pakan buatan (pellet) yang dikonsumsi berbeda (Tabel 2), hal ini terjadi dikarenakan persentase jumlah
pakan buatan yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dan tekstur pakan yang diberi air perasan daun
pepaya mengalami pengembangan, mengembangnya tekstur pakan buatan ini membuat ukuran pakan
buatan menjadi lebih besar sehingga cepat memadati saluran pencernaan ikan dan menyebabkan
konsumsi pakan buatan oleh ikan menjadi terbatas. Selain itu, semakin tinggi jumlah air perasan daun
pepaya yang digunakan seperti pada perlakuan D menyebabkan berkurangnya kekompakan pakan,
sehingga ada kecenderungan pakan mudah terurai ketika masuk ke dalam air dan pemanfaatan pakan oleh
ikan menjadi tidak maksimal.
Tabel 2. Total konsumsi pakan buatan setiap perlakuan
Total Konsumsi Pakan
Perlakuan Pakan Uji (g)
Pakan Buatan (g)
(Pakan Buatan + Air Perasan)
A (PB 100% : AP 0%) 298,7 298,70
B (PB 80% : AP 20%) 294,7 235,76
C (PB 60% : AP 40%) 297,9 178,74
D (PB 40% : AP 60%) 316,7 126,68

Jumlah pakan buatan yang dikonsumsi ikan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Jumlah
pakan buatan yang banyak akan memberi kesempatan ikan untuk tumbuh setelah pakan digunakan untuk
memelihara tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak. Huet (1971) menyatakan bahwa pertumbuhan ikan
akan terjadi apabila jumlah pakan yang dikonsumsi lebih banyak dari pada jumlah pakan yang diperlukan
untuk pemeliharaan tubuhnya.
Kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang dalam penelitian ini sangat tinggi (Tabel 3).Effendi
(1997) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup yaitu faktor biotik dan
abiotik.Faktor biotik berupa parasit, kompetitor, kepadatan populasi, umur dan penanganan oleh manusia
sedangkan faktor abiotik adalah sifat fisika dan kimia dalam perairan.Selain itu Saparinto (2012)
menyatakan bahwa ikan lele merupakan ikan yang mampu hidup di dalam air yang relatif kotor.
Tabel 3. Kelangsungan Hidup Ikan Lele Sangkuriang
Ulangan
Variabel Perlakuan
1 2 3
A 90,00 100,00 100,00
B 100,00 100,00 100,00
Kelangsungan Hidup (%)
C 100,00 100,00 100,00
D 100,00 100,00 100,00

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 15
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Kualitas air dalam penelitian ini masih bisa ditoleransi oleh ikan lele sangkuriang dengan
ditunjukkan nilai kelangsungan hidup yang tinggi. Kualitas air yang diukur dalam penelitian ini meliputi
suhu, oksigen terlarut, pH dan amonia. Suhu berpengaruh terhadap laju metabolisme dan pertumbuhan
ikan (Brown, 1957).Kisaran suhu air selama penelitian adalah 25-30oC.Zonneveld et al. (1991) dan
Mahyuddin (2008) menyatakan suhu yang ideal untuk pemeliharaan ikan adalah 25-30oC.
Kebutuhan organisme akan oksigen sangat bervariasi bergantung kepada umur, ukuran, dan kondisi
ikan (Boyd, 1988). Ikan membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi dari makanan yang akan
digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kandungan oksigen terlarut
dalam penelitian ini berkisar 4-6 mg/l. Menurut Zonneveld et al. (1991) kandungan oksigen terlarut yang
optimal untuk ikan adalah 3-5 mg/l.
pH air berhubungan erat dengan kandungan CO2, bila kadar CO2 tinggi maka pH akan menjadi
rendah atau bersifat asam. Kadar CO2 sangat dipengaruhi oleh adanya proses perombakan bahan-bahan
organik dan respirasi hewan air (Saparinto, 2012). Nilai pH dalam penelitian ini berkisar antara 5-7.
Ghufran dan Tancung (2010) menyatakan bahwapH < 4,5 dapat menimbulkan sifat racun (toxic) pada air
sehingga dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi kesehatan ikan.
Kandungan amonia dalam penelitian ini yaitu < 0,1 mg/l. Menurut Zonneveld et al. (1991) amonia
merupakan hasil akhir metabolisme protein yang dikeluarkan dari insang dan melalui feses. Bentuk yang
tidak terionisasi pada (NH3) amonia merupakan racun bagi ikan walaupun pada konsentrasi yang sangat
rendah.Namun menurut Colt (2006) daya racun NH3 terhadap organisme tergantung pada kekuatan
spesies itu sendiri.Menurut Boyd (1982) kandungan amonia yang baik untuk budidaya ikan adalah < 2
mg/l.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan air perasan daun pepaya pada
pakan buatan tidak meningkatkan nilai efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias
sp.).
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R, Subandiyono dan Endang A. 2013. Pengaruh Penggunaan Papain terhadap Tingkat
Pemanfaatan Protein Pakan dan Petumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).Jurnal of
Aquaculture Management and Technology. 2(1): 136-143.
Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture.Elsevier Scientific Publishing
Company.Amsterdam-Oxford. New York. 585 p.
Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warm-water Fish Pond.Auburn University.Agricultural Experiment
Station. Alabama. USA. p:359
Brown, M.E. 1957. Experimental Study Growth.Vol I. Academic press. New York. p:590-675
Crab, R. Y, Avnimelech,. T. Defoirdt, P Bossier and W Verstraete. 2007. Nitrogen Removal Techniques
in Aquaculture for a Sustainable Production. Aquaculture 270: 1-14.
Daryono, M dan Subari.1979. Apa itu Papain dan Bagaimana Menghasilkannya. Buletin Penelitian
Hortikultura 8 (2).
De Schryver P, R. Crab, T. Defoirdt, N. Boon , W Verstraete. 2008. The Basics of Bioflocs Technology :
The Added Value for Aquaculture. Aquaculture 277: 125-137. Elsevier : 280-289.

16 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006
Ahmad Fhadil Hasan, Adi Susanto dan Andi Nikhlani

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). 2013. Laporan Tahunan Direktorat Produksi Tahun
2013. Kementrian Kelautan Perikanan.
Ghufran. H. Kordi. K dan A.B. Tancung.2010. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Handajani, H. 2008. Pengujian Tepung Azolla Terfermentasi Sebagai Penyusun Pakan Ikan Terhadap
Pertumbuhan dan Daya Cerna Ikan Nila Gift.Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan
Perikanan. Universitas Muhamadiyah Malang. Malang.
Muchtadi, D., S.R. Palupi, dan M. Astawan, 1992. Enzim dalam Industri Pangan.Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 118 p.
Muhidin, D. 1999. Agroindustri Papain dan Pektin. Jakarta: Penebar Swadaya.
National Research Council (NRC).1977. Nutrien Requirements of Warmwater Fishes.National Academy
of Sciences, Washington, DC.78 hal.
Riyanti, A. 2014.Penambahan Tepung Buah Pepaya Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Efisiensi
Pakan pada Ikan Nila Gift Ukuran 3-5 cm. Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Mulawarman. Samarinda.
Saparinto, C. 2012. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Lele Unggul. Ed I. Yogyakarta: Lily
Publisher. 220 hlm
Sudjatinah, Wibowo C.H, dan Widiyaningrum P. 2005.Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya
Terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler.Jurnal Indonesia Trophic Animal Agriculture.
30(4): 224-228.
Warisno. 2003. Budidaya Pepaya. Yogyakarta: Kanasius.
Zonneveld, N., E.A. Huisman, dan JH. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia
Pustaka, Jakarta. 318 hlm.

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 17

You might also like