You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313396810

Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder yang terdapat pada Daun Mangrove


Xylocarpus granatum dengan Pelarut yang Berbeda

Article · September 2014

CITATIONS READS

0 7,885

1 author:

Henky Irawan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
124 PUBLICATIONS   194 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Meiofauna View project

Keanekaragaman Hayati Laut / Marine Biodiversity View project

All content following this page was uploaded by Henky Irawan on 05 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Extraction of Secondary Metabolites Compound in
Mangrove Xylocarpus Granatum Leaves with Different Solvents

Yudi Prabowo
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, yudi.prabowow@gmail.com

Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Abstract

This aims of this study is to discover the secondary metabolites that found in mangrove
Xylocarpus granatum leaves, to discover the ability of each solvent in extracting secondary
metabolites that found in mangrove Xylocarpus granatum leaves and to analysis composition of
secondary metabolites on each solvent. This study begins with the preparation of the sample
material, followed by extraction by maceration method with variation of solvent such as methanol
(polar), ethyl acetate (semipolar) and n-hexane (nonpolar), and followed by phytochemical tests.
The extraction data result was calculate based on the amount of the resulting extract rendemen of
each solvent, even the results of each phytochemicals test, expressed as a positive value (+) when
containing compounds and is negative (-) if it does not contain the compound.
The results indicate the secondary metabolites found in mangrove Xylocarpus granatum
leaves are triterpenoids, steroids, saponins and tannins. Methanol extract had the highest rendemen
viz 14.46% and has the highest content of secondary metabolites as many as four compounds
namely, triterpenoids, steroids, saponins and tannins. Ethyl acetate extract having an 5.25%
rendemen and has a secondary metabolites content of two compounds namely, triterpenoids and
steroids. Solvent n-hexane extract had the lowest rendemen that is 3.01% and has a secondary
metabolites content of two compounds namely, triterpenoids and steroids. From the data can be
concluded, the best solvent to obtain extracts of secondary metabolites in the mangrove
Xylocarpus granatum leaves is methanol.

Key words : Xylocarpus granatum, Secondary metabolites, Extraction

1
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder yang terdapat pada
Daun Mangrove Xylocarpus granatum dengan Pelarut yang Berbeda

Yudi Prabowo
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, yudi.prabowow@gmail.com

Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui secara kualitatif kandungan senyawa metabolit


sekunder yang terdapat pada daun mangrove Xylocarpus granatum, kemampuan masing - masing
pelarut dalam mengekstrak senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun mangrove
Xylocarpus granatum dan komposisi senyawa metabolit sekunder pada masing - masing pelarut.
Penelitian ini diawali dengan preparasi bahan sampel, dilanjutkan dengan ekstraksi dengan metode
maserasi dengan variasi pelarut diantaranya metanol (polar), etil asetat (semipolar) dan n-heksana
(nonpolar), dan dilanjutkan dengan uji fitokimia. Data hasil ekstraksi dihitung berdasarkan jumlah
rendemen ekstrak yang dihasilkan dari masing - masing pelarut, sedangkan untuk hasil uji
fitokimia masing - masing pelarut, dinyatakan dengan nilai positif ( + ) apabila mengandung
senyawa dan bernilai negatif ( - ) apabila tidak mengandung senyawa.
Hasil penelitian menemukan kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
daun mangrove Xylocarpus granatum adalah triterpenoid, steroid, saponin dan tannin. Metanol
mendapatkan nilai rendemen tertinggi yakni 14.46% dan juga mengandung senyawa metabolit
sekunder teringgi yaitu sebanyak empat diantaranya, triterpenoid, steroid, saponin dan tannin. Etil
asetat mendapatkan nilai rendemen 5.25% dan mengandung dua senyawa metabolit sekunder
yaitu, triterpenoid dan steroid. Pelarut n-heksana mendapatkan nilai rendemen terendah sebesar
3.01% dan mengandung dua senyawa metabolit sekunder yaitu, triterpenoid dan steroid. Dari data
yang ditunjukkan dapat disimpulkan, pelarut terbaik untuk memperoleh ekstrak senyawa metabolit
sekunder pada daun mangrove Xylocarpus granatum adalah metanol.

Kata kunci : Xylocarpus granatum, Metabolit sekunder, Ekstraksi

2
I. PENDAHULUAN 1987), sehingga diduga pada daun xylocarpus
Tanaman Mangrove merupakan salah granatum memiliki kandungan senyawa
satu tanaman yang dapat hidup pada metabolit sekunder yang berpotensi sebagai
lingkungan yang ekstrim, yang mana sifat - obat. Potensi yang ada pada mangrove
sifat fisika dan kimia pada habitatnya selalu Xylocarpus granatum sebagai tanaman obat
berubah - ubah sebagai akibat pengaruh karena mengandung senyawa metabolit
pasang surut, air tawar atau sungai, sekunder, menjadikan mangrove jenis ini
pengendapan lumpur, dekomposisi bahan perlu diteliti dan diuji secara ilmiah guna
organik dan lain-lain, sehingga tanaman ini menjamin keamanannya sebagai obat
memiliki potensi yang sangat baik untuk sekaligus peningkatan mutunya.
diteliti mengenai senyawa metabolit sekunder Sukardjo (1984) mengatakan
yang dikandungnya. Metabolit sekunder mangrove jenis Xylocarpus granatum ini
didefinisikan sebagai senyawa yang disintesis mempunyai biji, buah dan kulit pohon yang
oleh organisme (mikroba, tumbuhan, bermanfaat sebagai obat untuk berbagai jenis
insektisida dan sebagainya), tidak untuk penyakit karena mengandung senyawa
memenuhi kebutuhan primernya (tumbuh dan metabolit sekunder. Berdasarkan pernyataan
berkembang) melainkan untuk tersebut, diketahui morfologi dari mangrove
mempertahankan eksistensinya dalam jenis Xylocarpus granatum yaitu biji, buah
berinteraksi dengan lingkungannya dan kulit pohonnya memiliki kandungan
(Sumaryono, 1999 dalam Oktavianus 2013). senyawa metabolit sekunder yang telah
Masyarakat pesisir di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku obat -
salah satunya di daerah Kabupaten Bintan obatan, namun pada daun dari mangrove ini
Provinsi Kepulauan Riau, secara tradisional belum diketahui kandungan senyawa
telah memanfaatkan mangrove jenis metabolit sekundernya. Melihat
Xylocarpus granatum untuk pengobatan permasalahan tersebut, diharapkan penelitian
penyakit sesak nafas dengan cara meminum ini dapat memberikan jawaban dari
air hasil rebusan daunnya. Proses perebusan permasalahan mengenai kandungan senyawa
daun dengan air ini sesuai dengan metode metabolit sekunder apa saja yang terdapat
ekstraksi cara panas. Air yang digunakan pada daun mangrove Xylocarpus granatum
sebagai media pengobatan berfungsi sebagai dan bagaimanakah kemampuan tiap fraksi
pelarut senyawa - senyawa bioaktif yang ada pelarut dalam mengekstrak senyawa
pada daun mangrove tersebut, dimana air ini metabolit sekunder yang terdapat pada daun
merupakan jenis pelarut polar. Pelarut yang mangrove Xylocarpus granatum ?
bersifat polar mampu mengekstrak senyawa Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
metabolit sekunder yaitu, alkaloid kuartener, berikut :
komponen fenolik, karotenoid, tanin, gula,  Mengetahui secara kualitatif
asam amino dan glikosida (Harborne, kandungan senyawa metabolit
3
sekunder yang terdapat pada daun seperti empat family yaitu Rhizophoraceae
mangrove Xylocarpus granatum. (Rhizophora, Bruguiera dan Ceriops),
 Mengetahui kemampuan masing - Sonneratiaceae (Sonneratia), Avicenniaceae
masing pelarut dalam mengekstrak (Avicennia) dan Meliaceae (Xylocarpus).
senyawa metabolit sekunder yang Mangrove Xylocarpus granatum dapat
terdapat pada daun mangrove tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 - 20
Xylocarpus granatum. m. Memiliki akar papan dan batangnya
 Mengetahui komposisi senyawa seringkali berlubang, khususnya pada pohon
metabolit sekunder tiap fraksi yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat
pelarut. muda-kekuningan, tipis dan mengelupas,
Adapun manfaat dari penelitian ini sementara pada cabang yang muda, kulit
adalah sebagai berikut : kayu berkeriput. Buahnya bergelantungan
 Dapat memberikan informasi dengan Susunan biji di dalam buah
mengenai kandungan senyawa membingungkan. Ekologinya berada pada
metabolit sekunder yang terdapat zona Rhizophora spp yaitu setelah zona
pada daun mangrove Xylocarpus Avicennia spp.
granatum sehingga dapat
mengoptimalkan potensi dari
mangrove Xylocarpus granatum
yang diharapkan dapat memberikan
nilai tambah (nilai ekonomi) dari
mangrove jenis ini dimasa
mendatang.
 Memberikan informasi mengenai
jenis pelarut yang paling baik dalam
mengekstrak senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada daun
Gambar 1. Xylocarpus granatum (Noor,
mangrove Xylocarpus granatum. Khazali dan Suryadiputra, 2006)

Ekstraksi merupakan proses


II. TINJAUAN PUSTAKA
penarikan atau pemisahan komponen atau zat
Bengen (2002) mengatakan vegetasi
aktif suatu simplisia dengan menggunakan
hutan mangrove di Indonesia memiliki
pelarut tertentu (Harborne, 1987). Tujuan
keanekaragaman jenis yang tinggi dengan
ekstraksi adalah memisahkan bahan padat
jumlah jenis tercatat sebanyak 202 jenis.
dan bahan cair suatu zat dengan bantuan
Umumnya hutan mangrove yang sejati terdiri
pelarut. Ekstraksi dapat memisahkan
dari jenis - jenis vegetasi yang dominan
campuran senyawa dengan berbagai sifat

4
kimia yang berbeda. Pelarut yang digunakan Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim
harus dapat mengekstrak substansi yang Raja Ali Haji (UMRAH) dan laboratorium
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Kimia Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu
Uji fitokimia merupakan suatu Kelautan, Universitas Negeri Riau (UNRI).
pemeriksaan golongan senyawa kimia yang Sedangkan untuk proses ekstraksi dan uji
terdapat dalam suatu simplisia tumbuhan. Uji fitokimia dilakukan di laboratorium Riset
tersebut dapat digunakan untuk membuktikan Sintesis Kimia Organik dan Bahan Alam
ada tidaknya senyawa kimia tertentu dalam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
tumbuhan (Farnsworth, 1966 dalam Artini et Alam, Universitas Negeri Riau (UNRI).
al., 2012),. Ada pun daftar bahan yang digunakan
Senyawa metabolit sekunder dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
merupakan senyawa kimia yang umumnya 1.
mempunyai kemampuan bioaktivitas dan Tabel 1. Daftar Bahan yang digunakan
berfungsi sebagai pelindung tumbuhan No Bahan Kegunaan
tersebut dari gangguan hama penyakit untuk 1. Daun Xylocarpus Bahan sampel
granatum
tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. 2. n-Heksana Pelarut sampel
3. Etil asetat Pelarut sampel
Senyawa metabolit sekunder yang akan diujii 4. Metanol Pelarut sampel
pada penelitian ni adalah alkaloid, 6. Asam Sulfat (H2SO4) Reagen uji fitokimia
7. Pereaksi dragendorff Reagen uji fitokimia
triterpenoid/steroid, saponin, flavonoid dan 8. Pereaksi wagner Reagen uji fitokimia
9. Pereaksi meyer Reagen uji fitokimia
tannin. 10. Asam asetat anhidrid Reagen uji fitokimia
11. Klorofom Reagen uji fitokimia
12. Serbuk magnesium (Mg) Reagen uji fitokimia
III. METODE 13. Amil Alkohol Reagen uji fitokimia
14. Alkohol Reagen uji fitokimia
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15. Aquades Reagen uji fitokimia
16. HCl Reagen uji fitokimia
Maret sampai dengan Juli 2014, dimulai dari 17. Besi(III) klorida (FeCl3) Reagen uji fitokimia
tahap persiapan proposal, seminar proposal, 18. Air kran Membersihkan bahan
sampel dan alat
kegiatan lapangan (pengambilan bahan
sampel), kegiatan laboratorium (ekstraksi dan Sedangkan daftar alat yang digunakan
uji fitokimia), analisis data dan penyusunan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
laporan akhir. 2.
Lokasi pengambilan bahan sampel Tabel 2. Daftar Alat yang digunakan
dilakukan di Perairan Kampung Keter,
No Peralatan Kegunaan
Kelurahan Tembeling Tanjung, Kecamatan 1. Kantong plastik Wadah bahan sampel
2. Cool box Wadah kantong plastik
Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi yang telah berisi bahan
sampel
Kepulauan Riau. Untuk lebih jelasnya dapat
3. Timbangan skala 5 Menimbang berat bahan
dilihat pada lampiran 1. Proses preparasi Kg sampel basah
4. Timbangan analitik Menimbang berat bahan
sampel dilakukan di laboratorium Ilmu sampel kering
5. Pisau atau gunting Memotong bahan
Kelautan dan Perikanan Fakultas Ilmu sampel

5
6. Blender Menghaluskan bahan Data hasil penelitian ekstraksi
sampel
7. Oven Mengeringkan bahan dihitung berdasarkan jumlah rendemen
sampel
8. Ayakan Mengayak bahan sampel ekstrak yang dihasilkan dari masing – masing
9. Botol vial Wadah penyimpanan
ekstrak kering pelarut, sedangkan hasil uji fitokimia
10. Erlenmeyer Wadah ekstraksi Sampel senyawa metabolit sekunder yang terdapat
11. Cawan Penguap Wadah mengeringkan
ekstrak pada daun mangrove Xylocarpus granatum,
12. Gelas ukur Mengukur volume
larutan dinyatakan dengan nilai positif ( + ) apabila
13. Spatula Mengambil ekstrak
kering ditemukan senyawa terkandung dan bernilai
14. Tabung reaksi Wadah uji fitokimia
15. Rak tabung reaksi Wadah tabung reaksi negatif ( - ) apabila tidak ditemukan senyawa
16. Pipet tetes Penetesan larutan uji
terkandung. Data kemudian dibandingkan
17. Batang pengaduk Pengaduk larutan
18. Corong kaca Memasukkan ekstrak & pada tiap fraksi dan disajikan dalam bentuk
larutan
19. Rotary vacuum Menguapkan pelarut tabel dan gambar yang kemudian dianalisis
evaporator ekstrak
20. Kertas saring Menyaring larutan secara deskriptif.
Whatman
21. Tisu Pembersih alat
22. Kamera Dokumentasi kegiatan
23. Kertas label Memberi label penanda IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
24. Alat Tulis Mencatat hasil
penelitian 1. Ekstraksi Daun Mangrove
Xylocarpus granatum
Metode yang digunakan dalam Ekstraksi senyawa metabolit sekunder
penelitian ini adalah metode deskriptif daun mangrove Xylocarpus granatum
dengan teknik observasi, meliputi penyiapan dilakukan dengan metode maserasi
alat, bahan, preparasi sampel, ekstraksi dan
menggunakan pelarut metanol (polar), etil
uji fitokimia. Adapun prosedur kerja pada asetat (Semi polar) dan n-heksana (non
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. polar) dengan perbandingan 1 : 8.
Diperoleh hasil ekstrak daun mangrove
Xylocarpus granatum yang disajikan pada
gambar 3.

Gambar 3. Ekstrak daun mangrove


Xylocarpus granatum

Hasil ekstraksi maserasi dari 100 gram


daun mangrove Xylocarpus granatum dalam
Gambar 2. Prosedur Kerja 800 ml pelarut menunjukkan perbedaan

6
dalam jumlah berat ekstrak yang didapatkan. Xylocarpus granatum dengan mengamati
Perhitungan berat dari ketiga ekstrak ini perubahan warnamya setelah diberi larutan
adalah untuk mengetahui nilai rendemen uji. Hasil uji fitokimia pada masing-masing
ekstrak. Hasil perhitungan rendemen ekstrak ekstrak tiap fraksi pelarut dapat dilihat pada

dapat dilihat pada tabel 3. tabel 4.

Tabel 3. Rendemen ekstrak tiap pelarut Tabel 4. Hasil uji fitokima ekstrak daun
Rendemen mangrove Xylocarpus granatum
No Pelarut Uji Fitokimia Fraksi Pelarut Reaksi Positif
Ekstrak Metanol E. Asetat n-Heksana
(Polar) (Semi (Non
1. Metanol 14.46% Polar) Polar)

2. Etil Asetat 5.25% Alkaloid :


Endapan
3. N-heksana 3.01% - Dragendroff
– – – merah atau
Jingga

- Meyer
Berdasarkan pelarut yang digunakan, – – – Endapan putih
kekuningan

metanol menghasilkan rendemen ekstrak Endapan


- Wegner
– – – cokelat

yang lebih besar dibanding dengan pelarut Triterpenoid/ Perubahan dari


Steroid + + + merah menjadi
etil asetat dan n-heksana. Hal ini hijau biru
Membentuk
Saponin + – – buih
menunjukkan bahwa senyawa yang
amil alkohol
berwarna
terkandung pada daun mangrove Xylocarpus Flavonoid – – – merah/kuning/
hijau
granatum cenderung bersifat polar. Hal ini Warna hijau
Tanin + – – kebiruan/hijau
kehitaman
juga ditemukan oleh Darwis (2000) dalam
Keterangan :
oktavianus (2012), yang menyatakan bahwa  + : Positif mengandung senyawa
secara umum pelarut metanol merupakan  – : Negatif mengandung senyawa

pelarut yang paling banyak digunakan dalam


a. Alkaloid
proses isolasi senyawa organik bahan alam,
Indikator positif dari uji alkaloid
karena hampir dapat melarutkan seluruh
adalah dengan terbentuknya endapan merah
golongan metabolit sekunder. Perbedaan
atau jingga pada preaksi dragendroff,
rendemen ekstrak yang dihasilkan ini sesuai
endapan putih kekuningan pada preaksi
dengan apa yang dinyatakan Salamah et al.
mayer dan endapan cokelat pada preaksi
(2008), bahwa rendemen ekstrak hasil
wagner. Hasil uji alkaloid dapat dilihat pada
maserasi dengan pelarut yang berbeda akan
gambar 4.
menghasilkan presentase rendemen yang
berbeda.

2. Uji Fitokimia
Uji fitokimia merupakan analisis
kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui
senyawa metabolit sekunder yang terkandung
dalam tiap ekstrak daun mangrove
Gambar 4. Uji Alkaloid
7
Pengujian fitokimia ekstrak kasar Pengujian fitokimia ekstrak kasar
metanol, etil asetat dan n-heksana dengan tiga metanol, etil asetat dan n-heksana positif
pereaksi uji alkaloid mendapatkan hasil mengandung senyawa steroid dan
negatif mengandung senyawa alkaloid, tidak triterpenoid. Hal ini sesuai dengan yang
ada satupun pereaksi yang menunjukkan hasil dinyatakan Schmidt dan Steinhart (2001)
positif dari ketiga ekstrak kasar yang diuji. dalam Handayani (2013), bahwa kandungan
Hasil negatif yang didapat ini kemungkinan steroid/triterpenoid pada ekstrak polar, semi
dipengaruhi oleh lokasi sampel penelitian polar dan non polar tidak menunjukkan hasil
yang mempengaruhi laju metabolisme pada yang berbeda nyata.
mangrove Xylocarpus granatum. Robinson Triterpenoid tersusun dari rantai
(1991) dalam Priyanto (2012), mengatakan panjang hidrokarbon C30 yang menyebabkan
kadar alkaloid yang dihasilkan oleh sifatnya non-polar sehingga mudah terekstrak
tumbuhan hijau tidak sama pada semua dalam pelarut yang bersifat non polar. Ada
jaringan dan pada setiap tahap pertumbuhan beberapa senyawaan triterpenoid berstruktur
serta lokasi geografis yang berpengaruh. siklik yang berupa alkohol, aldehid atau asam
karboksilat (Harborne, 1987). Senyawaan
2. Triterpenoid dan Steroid
yang berstruktur alkohol yang memiliki
Indikator positif dari uji triterpenoid
gugus –OH menyebabkan sifatnya menjadi
dan steroid adalah dengan terbentuknya
semi polar, sehingga dapat terekstrak dalam
larutan berwarna merah untuk pertama kali
pelarut etil asetat (semi polar) (Sriwahyuni,
pada reaksi positif triterpenoid dan
2010).
selanjutnya terbentuknya larutan biru dan
Steroid bisa terdapat dalam bentuk
hijau untuk reaksi positif steroid. Hasil uji
glikosida (Harborne 1987). Glikosida
triterpenoid dan steroid dapat dilihat pada
merupakan senyawa yang terdiri dari gula
gambar 5 dan 6.
dan aglikon. Adanya gula yang terikat dan
bersifat polar menyebabkan glikosida mampu
larut dalam pelarut polar, sehingga steroid
terdeteksi pada ekstrak metanol. Namun
sebaliknya, aglikon berupa steroid yang
bersifat nonpolar menyebabkan steroid lebih
Gambar 5. Uji Triterpenoid larut pada pelarut nonpolar, sehingga steroid
terdeteksi pada ekstrak etil asetat dan ekstrak
n-heksana (Purwatresna, 2012).

3. Saponin
Indikator positif dari uji saponin ini
adalah terbentuknya busa yang tetap stabil
Gambar 6. Uji Steroid
8
setelah dilakukan penambahan 1 tetes HCl pereaksi uji flavonoid mendapatkan hasil
2N. Hasil uji saponin ini dapat dilihat pada negatif mengandung senyawa flavonoid, Dari
gambar 7. ketiga ekstrak kasar yang diuji tidak ada
satupun ekstrak yang menunjukkan hasil
positif. Hal ini berbanding terbalik dengan
apa yang dinyatakan Pramono et al., (1993)
dalam Suciati et al., (2012), bahan yang
mampu larut dalam etil asetat berupa
senyawa flavonoid. serta Harborne (1984)
Gambar 7. Uji Saponin dalam Priyanto (2012), flavonoid merupakan
senyawa polar yang dapat larut pada pelarut
Berdasarkan hasil identifikasi, saponin polar.
ditemukan pada ekstrak metanol, sedangkan Hasil negatif yang didapat ini
negatif untuk ekstrak kasar etil asetat dan kemungkinan dipengaruhi oleh lokasi bahan
ekstrak kasar n-heksana. Hal ini sesuai seperti sampel penelitian (daun mangrove
yang dinyatakan (Sumarto et al., 2011), Xylocarpus granatum) yang mempengaruhi
bahwa saponin merupakan jenis glikosida laju metabolisme pertumbuhanannya. Seperti
yang umumnya banyak ditemukan pada yang dikatakan Robinson (1991) dalam
tumbuhan, memiliki karakteristik berupa Priyanto (2012), kadar alkaloid (senyawa
buih, mudah larut dalam pelarut polar dan metabolit sekunder) yang dihasilkan oleh
tidak larut dalam pelarut non polar. tumbuhan hijau tidak sama pada semua
jaringan dan pada setiap tahap pertumbuhan
4. Flavonoid
serta lokasi geografis yang
Indikator positif dari uji flavonoid
mempengaruhinya.
adalah dengan terbentuknya warna merah,
kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
5. Tanin
Hasil uji flavonoid dapat dilihat pada gambar
Indikator positif dari uji tanin adalah
8.
dengan terbentuknya larutan berwarna hijau
kehitaman atau biru tinta. Hasil uji tanin
dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 8. Uji Flavonoid

Pengujian fitokimia ekstrak kasar


metanol, etil asetat dan n-heksana dengan Gambar 9. Uji Tanin

9
Berdasarkan hasil identifikasi, tanin sebanyak dua jenis yaitu, triterpenoid, dan
positif ditemukan pada ekstrak metanol, steroid. Harborne (1987), pelarut etil asetat
sedangkan negatif untuk ekstrak etil asetat mampu mengekstrak senyawa fenol dan
dan ekstrak n-heksana. Hal ini sesuai dengan terpenoid, yang mana terpenoid merupakan
pernyataan Sriwahyuni (2010), pada senyawa golongan senyawa besar yang terdiri atas
tanin terdapat banyak gugus OH sehingga triterpenoid dan steroid.
menyebabkan sifatnya polar maka senyawa Hasil ekstraksi dan identifikasi
tanin dapat larut dalam pelarut polar seperti senyawa metabolit sekunder pada fraksi
metanol sehingga tanin dapat terekstrak pelarut etil asetat memiliki nilai rendemen
dalam pelarut metanol. Makkar & Becker ekstrak sebesar 3.01% dan memiliki
(1998) dalam Jayanegara et al., (2008), kandungan senyawa metabolit sekunder
mengatakan kebanyakan dedaunan sebanyak dua jenis yaitu, triterpenoid, dan
mengandung senyawa fenolik dalam steroid. Pelarut non polar n-heksana dapat
konsentrasi yang tinggi, khususnya dalam mengektrak senyawa golongan
bentuk senyawa tanin. triterpenoid/steroid (Harborne, 1987).
Pada penelitian ini dapat dilihat
3. Kemampuan Ekstraksi Pelarut perbedaan polaritas dari pelarut
Hasil ekstraksi dan identifikasi menghasilkan perbedaan jumlah rendemen
senyawa metabolit sekunder pada daun dan jenis senyawa metabolit sekunder yang
Xylocarpus granatum menunjukkan pada didapat. Perbedaan ini dipengaruhi beberapa
fraksi pelarut metanol memiliki nilai faktor diantaranya, kondisi alamiah senyawa,
rendemen ekstrak sebesar 14,46% dan metode ekstraksi, ukuran partikel sampel,
memiliki kandungan senyawa metabolit kondisi dan waktu ekstraksi, serta
sekunder sebanyak empat jenis yaitu, perbandingan sampel dengan pelarut
triterpenoid, steroid, saponin dan tanin. (Harborne 1987). Secara alamiah, kualitas
Hasil pada fraksi metanol ini merupakan senyawa bioaktif dalam tumbuhan hidup
yang tertinggi bila dibandingkan dengan ditentukan oleh faktor internal yaitu genetik
fraksi pelarut etil asetat dan n-heksana. Hal dan umur tanaman, serta di pengaruhi oleh
ini menunjukkan bahwa pelarut metanol faktor iksternal seperti, klimatik, geografi,
memiliki kemampuan ekstraksi paling baik hama dan penyakit (Nuarisma, 2012).
terhadap daun mangrove Xylocarpus
granatum. V. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil ekstraksi dan identifikasi Berdasarkan hasil penelitian dan
senyawa metabolit sekunder pada fraksi pembahasan yang telah diuraikan, maka
pelarut etil asetat memiliki nilai rendemen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
ekstrak sebesar 5.25% dan memiliki 1. Senyawa yang terkandung pada daun
kandungan senyawa metabolit sekunder mangrove Xylocarpus granatum

10
cenderung bersifat polar. Hal ini didukung 3. Perlu juga dilakukan penelitian terhadap
dengan nilai rendemen ekstrak metanol ekstrak bagian lain seperti kulit pohon,
(14.46%) yang merupakan nilai rendemen akar, buah atau biji dari mangrove
tertinggi dibanding dengan nilai rendemen Xylocarpus granatum.
ekstrak etil asetat (5.25%) dan ekstrak n- 4. Perlu juga dilakukan penelitian
heksana (3.01%). menggunakan metode ekstraksi yang lain,
2. Senyawa metabolit sekunder yang seperti perkolasi, sokletasi dan lain - lain.
teridentifikasi pada daun mangrove
Xylocarpus granatum adalah triterpenoid,
VI. DAFTAR PUSTAKA
steroid, saponin dan tanin.
Ardy, 2013. Ekstraksi.
3. Pelarut metanol memiliki nilai rendemen
http://ardydii.wordpress.com/2013/03/
ekstrak tertinggi yaitu sebesar 14.46% dan 01/ekstraksi.html, diakses hari sabtu
memiliki kandungan metabolit sekunder tanggal 5 april 2014
tertinggi yaitu sebanyak empat senyawa
Ariffudin, M. 2013. Sitotoksitas Bahan Aktif
diantaranya tanin, saponin, triterpenoid Lamun dari Kepulauan Spermonde
dan steroid. Kota Makassar terhadap Artemia
Salina (Linnaeus, 1758). Skripsi,
4. Pelarut etil asetat memiliki nilai rendemen
Universitas Hassanudin, Makassar
ekstrak sebesar 5.25% dan memiliki
kandungan metabolit sekunder sebanyak Artini, P. E. U. D., Astuti, K. W., Warditiani,
dua senyawa yaitu triterpenoid dan N. K. U. Uji Fitokimia Ekstrak Etil
Asetat Rimpang Bangle (Zingiber
steroid. Purpureum Roxb.). Jurnal, Universitas
5. Pelarut n-heksana memiliki nilai Udayana, Bali
rendemen ekstrak terendah yaitu sebesar
Bengen, D.G. 2002. Pengenalan dan
3.01% dan memiliki kandungan metabolit
Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
sekunder sebanyak dua senyawa yaitu Institut Pertanian Bogor, Bogor
triterpenoid dan steroid. Darminto, Ali, A. dan Dini, I. 2009.
Indentifikasi Senyawa Metabolit
Adapun saran yang dapat peneliti
Sekunder Potensial Menghambat
berikan adalah sebagai berikut : Pertumbuhan Bakteri Aeromonas
1. Senyawa metabolit sekunder dari daun hydrophyla dari Kulit batang
Tumbuhan Aveccennia spp. Jurnal
mangrove Xylocarpus granatum yang
Chemica Vol. 10 Nomor 2
telah diidentifikasi perlu dilakukan
pengujian bioaktivitas lebih lanjut guna Gunawan, I. 2007. Penapisan Awal Ekstraksi
Senyawa Bioaktif sebagai Antibakteri
mendapatkan manfaat dan kegunaannya.
serta Uji Toksisitas dan Uji Minimum
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk Inhibitory Concentration (MIC) dari
mengisolasi senyawa murni dari tiap Karang Lunak Asal Perairan
Panggang Kepulauan Seribu. Skripsi.
fraksi ekstrak daun mangrove Xylocarpus
Institut Pertanian Bogor, Bogor
granatum.
11
Handayani, S. 2013. Kandungan Flavonoid Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Kulit Batang dan Daun Pohon Api-Api Volume XIV Nomor 1 : 22-29
(Avicennia Marina (Forks.)Vierh.)
sebagai Senyawa Aktif Antioksidan. Nurjanah, Izzati, L. dan Abdullah, A. 2011.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Aktivitas Antioksidan dan Komponen
Bogor Bioaktif Kerang Pisau (Solen spp).
Jurnal. Volume 16 (3) 119-124
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta Octavia, D,R. 2009. Uji Aktivitas Penangkap
Radikal Ekstrak Petroleum Eter, Etil
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia : Asetat dan Etanol Daun Binahong
Penuntun Cara Modern Menganalisis (Anredera Corfolia (Tenore) Steen)
Tumbuhan. Institut Teknologi dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-
Bandung, Bandung pikrihidrasil.). Skripsi, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta
Jayanegara, A. dan Sofyan, A. 2008.
Penentuan Aktivitas Biologis Tanin Oktavianus, S. 2013. Uji Daya Hambat
Beberapa Hijauan secara In Vitro Daun Mangrove Jenis Avicinea
menggunakan ’Hohenheim Gas Test’ marina Terhadap Bakteri Vibrio
dengan Polietilen Glikol sebagai Parahaemolyticus. Skripsi,
Determinan. Jurnal. Institut Pertanian Universitas Hassanudin, Makassar
Bogor, Volume 31 No.1
Priyanto, R.A. 2012. Aktivitas Antioksidan
Kurniawan, E. 2012. Saponin. http://pemula- Dan Komponen Bioaktif Pada Buah
awaliharimu.blogspot.com/2012/12/ Bakau (Rhizophora Mucronata
pengertian-saponi-makalah- Lamk.). Skripsi, Institut Pertanian
saponin.html, diakses hari minggu Bogor, Bogor
tanggal 24 agustus 2014
Priyono, Aris, Diah I., Mohson, Lulut S.Y
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, dan Tengku L.H., 2010. Beragam
Fenilpropanoida dan Alkaloida. produk olahan berbahan dasar
Karya Ilmiah. Universitas Sumatera mangrove.http://mangrovepepe.blogsp
Utara, Medan ot.com/2013/04/xylocarpus-
granatum.html, diakses hari sabtu
Noor, Y.R, M. Khazali, dan I N.N. tanggal 5 april 2014
Suryadiputra. 2006. Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia. Purwatresna, E. 2012. Aktivitas Antidiabetes
PHKA/WI-IP, Bogor Ekstrak Air Dan Etanol Daun Sirsak
Secara In Vitro Melalui Inhibisi Enzim
Nuarisma, F. 2012. Analisis Komponen Α-Glukosidase. Skripsi, Institut
Bioaktif Pada Genjer (Limnocharis Pertanian Bogor, Bogor
Flava). Jurnal. Institut Pertanian
Bogor, Bogor Putranti, R.I. 2013. Skrining Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput
Nurjanah, Abdullah, A. dan Apriandi, A., Laut Sargassum duplicatum Dan
2011. Aktivitas Antioksidan Dan Turbinaria ornata dari Jepara. Tesis,
Komponen Bioaktif Keong Ipong- Universitas Diponegoro Semarang,
Ipong (Fasciolaria salmo). Jurnal Semarang
12
Romimohtarto, K. dan Sri Juwana. 2007.
Biologi Laut. Djambatan, Jakarta

Salamah E, Ayuningrat E, Purwaningsih S.


2008. Penapisan awal komponen
bioaktif dari kijing taiwan (Anadonta
woodiana Lea.) sebagai senyawa
antioksidan. Buletin Teknologi Hasil
Perikanan 11(2) : 229-132.

Sriwahyuni, I. 2010. Uji Fitokimia Ekstrak


Tanaman Anting-Anting (Acalypha
Indica Linn) dengan Variasi Pelarut
dan Uji Toksisitas Menggunakan
Brine Shrimp (Artemia salina Leach).
Skripsi, Universitas Negri Islam
Maulana Malik Ibrahim, Malang

Suciati, A., Wardiyanto dan Sumino. 2012.


Efektifitas Ekstrak Daun Rhizophora
Mucronata dalam Menghambat
Pertumbuhan Aeromonas Salmonicida
dan Vibrio Harveyi. Jurnal. Volume 1
No. 1

Sukardjo, S. 1984. Ekosistem Mangrove.


Jurnal Oseana Volume IX, Nomor 4.
LIPI, Jakarta

Sumarto, Desmelati, Dahlia, Hasan, B. dan


M. Azwar. 2011. Penentuan Senyawa
Bioaktif Ekstrak Daging Siput Bakau
(Terebralia Sulcata) dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Jurnal, Volume 39 No.2

Wonatorei, H.K. 2013. Identifikasi Jenis-


Jenis Tumbuhan Mangrove di
Kampung Sanggei Distrik Urei-Faisei
Kabupaten Waropen. Skripsi,
Universitas Negri Papua, Manokwari

13

View publication stats

You might also like