You are on page 1of 7

Prestiandari et.

al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum


Linn) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
(The Inhibition of Red Pomegranate Fruit Extract (Punica
granatum Linn) on The Growth of Staphylococcus aureus)

Erlita Prestiandari1, Sri Hernawati 2, Leni Rohma Dewi3


1
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
2
Bagian Oral Medicine, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember
Jalan Kalimantan 37, Jember 68121
Erlita.tyarlie@gmail.com

Abstract
Background: Staphylococcus aureus is the most common microorganism in angular cheilitis.
Angular cheilitis is inflammation in one corner of the mouth or both corners of the mouth may
extend involving the lips commisura and surrounding skin. The prevalence of angular cheilitis is
0.2-15.1% in children and 0.7-3.8% in adults. One of alternative treatment by using herbal plants,
namely red pomegranate. Red pomegranate contains flavonoids, tannins, and alkaloids as
antibacterial. Objective: to determine the inhibition of red pomegranate extract on growth of
Staphylococcus aureus. Methods: disk diffusion method with 6 samples in each study group.
The study group consisted of 4 treatment groups (25%, 50%, 75% and 100% red pomegranate
extract), positive control group (fusidic acid), and negative control group (sterile aquades). Data
were analyzed using One Way Anova test and LSD (Least Significant Difference) test. Results
and conclusions: red pomegranate extract has the ability to inhibit the growth of Staphylococcus
aureus. The concentration of red pomegranate extract has the greatest inhibitory effect on S.
aureus growth, that is 75% and 100%.

Keyword: Antibacterial activity, red pomegranate fruit extract, Staphylococcus aureus, disk
diffusion method

Abstrak
Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan mikroorganisme yang paling banyak
dijumpai pada angular cheilitis. Angular cheilitis adalah keradangan pada salah satu sudut mulut
atau kedua sudut mulut dapat meluas melibatkan komisura bibir dan kulit sekitarnya. Prevalensi
terjadinya angular cheilitis yaitu 0,2-15,1% pada anak-anak dan 0,7-3,8% pada orang dewasa.
Salah satu alternatif pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal, yaitu buah delima
merah. Buah delima merah mengandung flavanoid, tannin, dan alkaloid yang diduga sebagai
antibakteri. Tujuan: untuk mengetahui daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode Penelitian: metode disk difusi dengan
menggunakan 6 sampel pada setiap kelompok penelitian. Kelompok penelitian terdiri dari 4
kelompok perlakuan (ekstrak buah delima merah konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%),
kelompok kontrol positif (asam fusidat), dan kelompok kontrol negatif (aquades steril). Analisis
data menggunakan uji One Way Anova dan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil dan
simpulan: ekstrak buah delima merah memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak buah delima merah yang memiliki daya hambat
terbesar terhadap pertumbuhan S. aureus, yaitu konsentrasi 75% dan 100%.

Kata Kunci: Daya antibakteri, ekstrak buah delima merah, Staphylococcus aureus, metode disk
difusi
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 192
Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

Pendahuluan derivat antibiotik dari jamur Fusidium


coccineum. Aktivitasnya mirip dengan penisilin
Staphylococcus aureus merupakan tetapi lebih sempit. Asam fusidat bersifat
bakteri Gram positif, berbentuk kokus dan bakteriostatik dengan mekanisme kerja yaitu
tersusun seperti buah anggur [1]. Bakteri ini menghambat sintesis protein bakteri. Zat ini aktif
merupakan salah satu mikroflora normal yang terhadap berbagai bakteri Gram positif terutama
berada di dalam mulut, bilamana dipengaruhi bakteri S. aureus. Namun asam fusidat dapat
oleh faktor predisposisi seperti perubahan meningkatkan resiko resistensi apabila
kuantitas mikroorganisme menjadi tidak pemakaian jangka panjang. Selain itu, juga
seimbang dan penurunan daya tahan tubuh memiliki efek samping seperti skin rash,
host, maka dapat menyebabkan infeksi [2]. urticaria, dan iritasi pada sekitar infeksi [8].
Salah satu infeksi pada rongga mulut dan Dalam mengatasi resiko resistensi serta efek
sekitarnya yang dapat disebabkan oleh S. samping dari antibiotik tersebut, maka
aureus adalah angular cheilitis [3]. Hal ini sesuai diperlukan alternatif pengobatan alami.
dengan hasil suatu penelitian menemukan Delima (Punica granatum Linn)
bahwa S. aureus menjadi mikroorganisme yang merupakan salah satu tanaman herbal yang
paling banyak dijumpai pada penderita angular telah lama dimanfaatkan buahnya sebagai
cheilitis dengan 33,3%, sedangkan Candida pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit,
tropicalis merupakan mikroorganisme yang di antaranya untuk terapi pencegahan kanker,
paling sedikit dijumpai dengan 3,3% [4]. penyakit kardiovaskuler, penyakit gigi dan mulut,
Angular cheilitis yang juga disebut dan proteksi terhadap radiasi ultraviolet [9].
perleche adalah keradangan pada salah satu Delima adalah tanaman buah-buahan yang
sudut mulut atau kedua sudut mulut dapat dapat tumbuh hingga 5–8 m. Tanaman ini
meluas melibatkan komisura bibir dan kulit diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama
sekitarnya [5]. Karakteristik dari angular cheilitis dikembangbiakan di daerah Mediterania.
adalah terdapat erosi, fissure, ulserasi, dan Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah
kemerahan disertai sensasi terbakar, nyeri dan Cina Selatan dan Asia Tenggara [10]. Delima
kekeringan di sudut mulut. Pada kasus yang yang tersebar di Indonesia dikelompokkan
parah, sudut mulut bisa berdarah saat membuka berdasarkan warna buahnya, yakni delima putih,
mulut dan menyebabkan krusta. Perkembangan delima merah, dan delima hitam. Delima merah
penyakit ini sangat cepat. Oleh karena itu, memiliki rasa lebih manis dan kandungan
seharusnya tidak ada penundaan dalam flavonoid lebih tinggi dibandingkan dengan
pengobatan jika gejala angular cheilitis terjadi delima putih [11] [12]. Penelitian Ahmet dkk
dan sangat jelas [6]. Etiologi angular cheilitis mendapati bahwa buah delima merah (Punica
biasanya dikarenakan infeksi Staphylococcus granatum Linn) mengandung flavanoid dan
aureus atau Candida albicans dengan faktor phenol yang diduga efektif sebagai antibakteri
predisposisi multipel lokal dan sistemik yang [13].
terlibat dalam inisiasi dan persistensi dari lesi. Kandungan flavonoid pada delima mampu
Beberapa faktor predisposisi tersebut di menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara
antaranya yaitu, defisiensi zat besi, kekurangan menghambat proses DNA gyrase pada bakteri.
vitamin B, malabsorpsi (seperti Crohn’s Queercetin (salah satu flavonoid pada delima)
disease), diabetes, dan menurunnya dimensi mampu membunuh bakteri dengan cara
vertikal karena penggunaan gigi tiruan [5]. meningkatkan permeabilitas dari membaran di
Angular cheilitis merupakan kondisi umum, dalam bakteri dan merusak potensial membran,
terhitung antara 0,2-15,1% lesi mukosa oral menyebabkan produksi ATP bakteri terganggu,
pada anak-anak dan antara 0,7-3,8% pada menggangu transport membran dan pergerakan
orang dewasa, walaupun kebanyakan lesi ini dari bakteri. Kandungan polifenol pada delima
muncul pada orang dewasa usia 30-60 tahun. dapat berperan sebagai antibakteri dengan cara
Lesi ini memiliki prevalensi di seluruh dunia, dan mendenaturasi enzim, selain itu juga dapat
dapat terjadi pada laki laki maupun perempuan melekat pada substrat seperti mineral, vitamin,
[7]. karbohidrat sehingga tidak bisa digunakan
Selama ini perawatan yang dianggap bakteri untuk metabolismenya. Polifenol juga
sangat efektif terhadap angular cheilitis yang dapat terserap pada dinding sel menyebabkan
disebabkan oleh S. aureus adalah antibiotik ganguan pada struktur dan fungsi membran sel
asam fusidat. Obat ini dapat diaplikasikan pada [14].
sudut mulut [7]. Antibiotik asam fusidat adalah

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 193


Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis


bermaksud melakukan penelitian mengenai
daya hambat ekstrak buah delima merah
terhadap pertumbuhan S. aureus dengan
menggunakan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan
100%.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian experimental laboratories
dengan menggunakan rancangan the post test Gambar 1. Pengukuran zona hambat disekitar
only control group design. Penelitian ini disk
dilakukan pada bulan Oktober sampai
November 2017 di Laboratorium Biosience Hasil Penelitian
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Jumlah keseluruhan sampel penelitian Hasil penelitian mengenai daya hambat
yang digunakan sebanyak 36 sampel; terdiri dari ekstrak buah delima merah (Punica granatum
6 kelompok penelitian yaitu ekstrak buah delima Linn) terhadap pertumbuhan Staphylococcus
merah dengan konsentrasi 100%, 75%, 50%, aureus didapatkan rata-rata diameter zona
25%, antibiotik asam fusidat (kontrol positif) dan hambat dan standar deviasi masing-masing
aquades steril (kontrol negatif) dengan besar kelompok penelitian yang disajikan pada Tabel
sampel sebanyak 6 untuk setiap kelompok 1.
penelitian. Metode uji antibakteri yang Tabel 1. Nilai rata-rata dan standar deviasi
digunakan adalah disk difusi. Masing-masing diameter zona hambat
kelompok perlakuan, kontrol positif, dan kontrol Kelompok Ø
negatif diteteskan pada blank paper disk N SD
Perlakuan (mm)
sebanyak 20μL dengan menggunakan
mikropipet. Kemudian disk diletakkan pada M100 6 19,67 0,73
media MHA (Meuller-Hinton Agar) yang telah M75 6 19,54 0,94
diinokulasi suspensi bakteri dengan M50 6 17,04 0,71
menggunakan pinset steril. Hal tersebut diulangi M25 6 15,90 0,37
pada petridish ke-2, 3, 4, 5, dan 6. Semua K(+) 6 29,01 1,79
petridish dimasukkan dalam desikator dan K(-) 6 0.00 0.00
inkubasi selama 24 jam pada suhu 35 oC ± 2 oC Keterangan :
menggunakan inkubator. Diameter zona hambat n : Jumlah sampel
yang terbentuk diukur menggunakan jangka Ø : Nilai rata-rata diameter zona hambat
sorong (Gambar 1.) dan data dicatat dalam SD : Standar deviasi (simpangan baku)
satuan milimeter. zona hambat
Data hasil penelitian kemudian di tabulasi M100 : Ekstrak buah delima merah
dan dilakukan analisis secara statistik. Uji konsentrasi 100%
Normalitas dengan menggunakan Kolmogorov- M75 : Ekstrak buah delima merah
Smirnov dan Uji Homogenitas dengan konsentrasi 75%
menggunakan Levene's test. Apabila hasil M50 : Ekstrak buah delima merah
menunjukkan data terdistribusi normal dan konsentrasi 50%
homogen (p>0,05) maka dilakukan uji statistik M25 : Ekstrak buah delima merah
parametrik One Way Anova dilanjutkan dengan konsentrasi 25%
LSD (Least Significant Differences). Apabila K(+) : Kontrol positif (Asam fusidat)
hasil uji menunjukkan data tidak terdistribusi K(-) : Kontrol negatif (aquades steril)
normal dan/atau tidak homogen maka dapat
dilakukan uji statistik nonparametrik Kruskal- Berdasarkan perhitungan yang telah
Wallis dilanjutkan dengan Mann-Whitney. dilakukan, nilai rata-rata diameter zona hambat
terbesar terdapat pada kelompok K(+), yaitu
sebesar 29,01 mm, kemudian berturut-turut
diikuti dengan kelompok M100 sebesar 19,67
mm, kelompok M75 sebesar 19,54 mm,

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 194


Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

kelompok M50 sebesar 17,04 mm, dan yang terkandung dalam ekstrak. Hal ini dapat
kelompok M25 sebesar 15,90Kelompok K(-) terjadi karena metode maserasi tidak
tidak memiliki daya hambat karena nilai rata-rata menggunakan panas [15].
diameter zona hambatnya sebesar 0,00 mm. Pemilihan pelarut juga merupakan salah
Data nilai rata-rata diameter zona hambat satu faktor yang menentukan keberhasilan
pada masing-masing kelompok sampel proses ektraksi. Pengunaan pelarut etanol pada
selanjutnya dianalisis secara statistik untuk penelitian ini dikarenakan etanol cenderung
mengetahui apakah data pada masing-masing aman, tidak beracun dan tidak berbahaya.
kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak Pelarut etanol memiliki dua sisi yang terdiri dari
dengan menggunakan uji normalitas gugus OH dan gugus CH 2CH3. Gugus OH
Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov- bersifat polar, sehingga mampu mengekstrak
Smirnov diperoleh nilai signifikansi (p) lebih senyawa tannin, komponen fenolik, karotenoid,
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan gula, asam amino dan glikosida. Gugus CH 2CH3
bahwa data berdistribusi normal. Setelah data yang bersifat non polar membuat etanol mampu
diketahui berdistribusi normal, dilanjutkan mengekstrak kandungan minyak atsiri dan
dengan uji homogenitas menggunakan Levene's alkaloid [16].
test. Hasil uji Levene's test menunjukkan nilai Metode uji antibakteri yang digunakan
signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini adalah metode disk difusi.
dapat disimpulkan bahwa data homogen. Metode difusi merupakan metode umum yang
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov- praktis serta mudah dalam menguji kepekaan
Smirnov dan uji Levene's test maka didapatkan antibakteri terhadap bakteri aerob maupun
data hasil penelitian berdistribusi normal dan bakteri fakultatif anaerob, cepat dalam
homogen sehingga dilanjutkan dengan uji pembacaan hasil dan murah, sehingga cocok
statistik parametrik One Way Anova. Hasil uji untuk digunakan dalam penelitian [17]. Metode
One Way Anova didapatkan nilai signifikansi (p) disk difusi memiliki risiko kegagalan yang lebih
lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kecil dibanding cara lainnya karena setelah
terdapat perbedaan pada seluruh kelompok media diinokulasi suspensi bakteri, media
penelitian. Uji statistik dilanjutkan dengan uji tersebut ditempatkan secara terbalik. Hal
LSD (Least Significant Difference) untuk tersebut bertujuan untuk mencegah tetesan uap
mengetahui apakah ada perbedaan bermakna air yang timbul jatuh ke atas media yang telah
antar kelompok penelitian. Hasil uji LSD ditanami bakteri, tetesan ini dapat
menunjukkan bahwa p<0,05 antara kelompok mempengaruhi hasil akhir dari inkubasi. Selain
M100 dengan M50, M100 dengan M25, M100 itu, dengan cara ini lebih efisien terhadap waktu
dengan K(+), M100 dengan K(-), M75 dengan yang digunakan dalam penelitian [18].
M50, M75 dengan M25, M75 dengan K(+), M75 Analisis data pada penelitian ini
dengan K(-), M50 dengan M25, M50 dengan menggunakan uji parametrik yaitu uji One Way
K(+), M50 dengan K(-), M25 dengan K(+), M25 Anova yang bertujuan untuk mengetahui nilai
dengan K(-), dan K(+) dengan K(-). Hal tersebut signifikansi pada seluruh kelompok penelitian.
menunjukkan bahwa antar dua kelompok yang Hasil uji One Way Anova didapatkan nilai
dibandingkan tersebut terdapat perbedaan yang signifikansi (p) sebesar 0,000. Nilai p<0,05
bermakna. Sedangkan antara kelompok M100 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
dengan M75 tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok penelitian.
bermakna ditandai dengan nilai p>0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak
buah delima merah memiliki daya hambat
Pembahasan terhadap pertumbuhan S. aureus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
Penelitian ini merupakan penelitian rata-rata diameter zona hambat kelompok K(+)
eksperimental laboratoris dengan tujuan untuk yaitu 29,01 mm, kemudian berturut-turut diikuti
mengetahui daya hambat ekstrak buah delima dengan kelompok M100 sebesar 19,67 mm,
merah (Punica granatum L.) terhadap kelompok M75 sebesar 19,54 mm, kelompok
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. M50 sebesar 17,04 mm, dan kelompok M25
Pembuatan ekstrak buah delima merah dalam sebesar 15,90 mm. Berdasarkan hasil penelitian
penelitian ini menggunakan metode maserasi tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
dengan pelarut etanol. Metode ekstraksi dengan konsentrasi ekstrak buah delima merah, maka
cara maserasi dapat mecegah kemungkinan semakin besar diameter zona hambat yang
terjadinya kerusakan komponen senyawa kimia terbentuk. Semakin besarnya diameter zona

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 195


Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

hambat yang terbentuk disebabkan karena memiliki mekanisme berbeda sebagai


kandungan zat antibakteri yang lebih banyak antibakteri. Mekanisme kerja flavonoid sebagai
pada konsentrasi yang lebih tinggi [19]. senyawa antibakteri dibagi menjadi tiga, yaitu
Sifat antibakteri dapat dibedakan menghambat sintesis asam nukleat,
berdasarkan kekuatannya. Menurut Davis dan menghambat fungsi membran sel, serta
Stout, kriteria kekuatan daya antibakteri dibagi menghambat metabolisme energi [22].
menjadi empat kelompok, yaitu diameter zona Mekanismenya dalam menghambat sintesis
hambat 5 mm atau kurang dikategorikan lemah, asam nukleat adalah dengan menghambat
diameter zona hambat 5-10 mm dikategorikan pembentukan DNA dan RNA melalui cincin A
sedang, diameter zona hambat 10-20 mm dan B yang berperan pada ikatan hidrogen. Hal
dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm ini menyebabkan penumpukan basa asam
atau lebih dikategorikan sangat kuat [20]. nukleat, dan terjadinya kerusakan permeabilitas
Berdasarkan data hasil penelitian (Tabel 1.) dinding sel bakteri, lisosom, serta mikrosom
diameter zona hambat kelompok ekstrak buah [23]. Mekanisme dalam menghambat fungsi
delima merah konsentrasi 100%, 75 %, 50% membran sel adalah dengan membentuk
dan 25% berturut-turut sebesar 19,67 mm, senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler
19,54 mm, 17,04 mm, dan 15,90 mm, sehingga dan terlarut yang menyebabkan rusaknya
termasuk dalam kategori kuat. Kelompok K(+) membran sel bakteri dan diikuti dengan
termasuk dalam kategori sangat kuat karena keluarnya senyawa intraseluler (Ngajow dkk,
diameter zona hambatnya sebesar 29,01 mm 2013). Sedangkan mekanisme flavonoid dalam
(lebih dari 20 mm), sedangkan kelompok K(-) menghambat metabolisme energi adalah
tidak memiliki daya antibakteri. Berdasarkan dengan cara menghambat sitokrom C reduktase
kategori tersebut, maka dapat diketahui bahwa dan menghambat penggunaan oksigen pada
ekstrak buah delima merah dengan konsentrasi bakteri. Padahal energi dibutuhkan bakteri
100%, 75%, 50%, dan 25% sudah memiliki dalam melakukan biosintesis makromolekul [23].
kemampuan yang baik dalam menghambat Tannin merupakan senyawa fenolik yang
pertumbuhan S. aureus dengan kategori kuat. larut dalam air dan biasanya memiliki berat
Setelah uji One Way Anova, maka molekul tinggi. Buah delima memiliki kandungan
dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant tannin yang sangat tinggi terutama ellagic acid
Difference) untuk mengetahui apakah ada dan ellagitannin. Tannin memiliki aktifitas
perbedaan bermakna antar kelompok penelitian. antibakteri dengan mengikat makromolekul
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat sehingga tidak tersedia sumber energi bagi
perbedaan bermakna antar kelompok penelitian bakteri [14]. Tannin juga menghambat enzim
yang ditandai dengan nilai signifikansi (p) lebih reverse transkriptase dan DNA topoisomerase
kecil dari 0,05, kecuali pada kelompok M75 sehingga sel bakteri akan mati [24]. Tannin juga
dengan kelompok M100. Hal ini menunjukkan mempunyai target pada polipeptida dinding sel
bahwa ekstrak buah delima merah konsentrasi sehingga pembentukan dinding sel menjadi
75% memiliki potensi yang hampir sama dengan kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel
ekstrak buah delima merah konsentrasi 100% bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik
dalam menghambat pertumbuhan S.aureus. Hal maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati
ini disebabkan karena pada konsentrasi 100% [25].
konsistensi bahan ekstrak sudah hampir padat Senyawa lain yang berperan sebagai
sehingga zat aktif yang terdapat dalam antibakteri yaitu alkaloid. Alkaloid memiliki
konsentrasi tersebut tidak efektif berdifusi ke aktivitas sebagai antibakteri karena senyawa ini
dalam disk dan agar sehingga didapatkan hasil dikenal sebagai interkalator DNA dan
daya hambat bakteri tidak jauh berbeda dengan penghambatan sintesis DNA [26]. Alkaloid
ekstrak konsentrasi 75% [21]. merupakan senyawa nitrogen heterosiklik yang
Zona hambat yang terbentuk di sekitar mengandung paling sedikit satu atom nitrogen
disk yang telah ditetesi ekstrak buah delima dan bersifat basa [27]. Gugus basa ini akan
merah menunjukkan bahwa ekstrak tersebut bereaksi dengan senyawa asam yang ada pada
mengandung senyawa aktif yang bersifat sel bakteri seperti DNA yang merupakan
sebagai antibakteri. Kandungan antibakteri yang penyusun utama inti sel. Dengan terganggunya
terdapat dalam buah delima merah yaitu, DNA, maka sintesis protein dan asam nukleat
polifenol (flavonoid, antosianin, dan tannin di dalam sel akan terganggu [28].
antaranya ellagic acid, ellagitannins dan
punicalgin) [9]. Masing-masing zat aktif tersebut Simpulan dan Saran

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 196


Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

Berdasarkan hasil penelitian yang telah Cheilitis in children. Journal of


dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak Dentomaxillofacial Science (J
buah delima merah (Punica granatum Linn) Dentomaxillofac Sci ), April 2017, Volume
memiliki kemampuan menghambat 2, Number 1: 1-3. Department of
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pediatric, Faculty of Dentistry,
Konsentrasi ekstrak buah delima merah yang Hasanuddin University, Makassar,
memiliki daya hambat terbesar terhadap Indonesia.
pertumbuhan S. aureus, yaitu konsentrasi 75% [7] Shahzad, Mahreen, Raheela Faraz, Anam
dan 100%. Sattar. 2014. Angular Cheilitis: Case
Beberapa saran yang mungkin Report And Literature Review.
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yaitu: [8] Umar, Ani, Dwi Krihariyani, dan Diah Titik
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Mutiarahati. 2012. Pengaruh Pemberian
masing-masing kandungan senyawa flavonoid, Ekstrak Daun Binahong
tannin, dan alkaloid dalam buah delima merah (Andrederacordifolia (TEN) steenis)
yang memiliki aktivitas antibakteri, perlu terhadap Kesembuhan Luka Infeksi
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Staphylococcus aureus pada Mencit.
biokompabilitas ekstrak buah delima merah, Analis Kesehatan Sains, Vol 01, no 02
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai 2012. Jurusan Analis Kesehatan
daya hambat ekstrak buah delima merah Poltekkes Kemenkes Surabaya.
terhadap mikroflora lain pada rongga mulut, [9] Jurenka, Julie. 2008. Therapeutic
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Application of Pomegranate (Punica
menguji potensi ekstrak buah delima merah granatum L.): A Review. Alternative
secara in vivo., perlu dilakukan uji toksisitas Medicine Review, Volume 13, Number 2
agar mengetahui batas maksimal konsentrasi 2008. Thorne Research, Inc.
ekstrak buah delima merah yang dapat diterima [10] Hardana, Hari, Efrida Warganegara.
oleh tubuh., perlu dilakukan sosialisasi pada 2015. Ekstrak Buah Delima Sebagai
masyarakat mengenai manfaat buah delima Antibiotik Pengobatan Infeksi MRSA.
merah terutama bagi kesehatan gigi dan mulut. Majority, Volume 4, Nomor 9 : 83-87.
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran,
Daftar Pustaka Universitas Lampung.
[11] Asthon, Richard, Barbara Baer, David
[1] Jawetz, Melnick, Adelberg’s. Mikrobiologi Silverstein. 2006. The Incredible
kedokteran. Jakarta: Salemba Medika; Pomegranate. Arizona: Third Milennium
2005. Publishing.
[2] Syahrurachman A, Chatim A, Soebandrio [12] Astawan, M. 2008. Sehat dengan Buah.
A, Karuniawati A, Santoso A, Harun B, et Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Dian
al, editors. 2010. Buku ajar mikrobiologi Rakyat.
kedokteran. Edisi revisi. Jakarta: Binarupa [13] Ahmet, D. Duman, Mustafa Ozgen, Kenan
Aksara publishers. S. Dayisoylu, Nurcan Erbil and Coskun
[3] Smith A. J, M. S. Jackson, and J. Bagg. Durgac. 2009. Antimicrobial Activity of Six
2001. The ecology of Staphylococcus Pomegranate (Punica granatum L.)
species in the oral cavity. J. Med. Varieties and Their Relation to Some of
Microbiol, Vol. 50 (2001), 940-946. The Their Pomological and Phytonutrient
Pathological Society of Great Britain and Characteristics. Open Access Molecules.
Ireland. ISSN 1420-3049, pp 1809-1817.
[4] Yusran, Ali, Zohra Nazaruddin, Erni [14] Parseh, Hoda., Shahin Hassanpour,
Marlina. 2011. Efikasi terapi angular Zahra Emam-djome, Alireza Shahab
cheilitis di Bagian Ilmu Penyakit Mulut Lavasani. 2012. Antimicrobial properties
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas of Pomegranate (Punica granatum L.) as
Hasanuddin berdasarkan prinsip kausatif. a Tannin rich Fruit: a review. The 1st
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas International and The 4th National
Hasanuddin Makassar, Indonesia. Congress on Recycling of Organic Waste
[5] Gandalfo, Sergio, Crispian Scully CBE, in Agriculture.
Marco Carrozzo. 2006. Oral Medicine. [15] Asmardi, Arifan, Rodesia Mustika Roza,
British: Churchill Livingstone Elsevier. Fitmawati. 2014. Aktivitas Antibakteri
[6] Fajriani. 2017. Management of Angular Ekstrak Daun Cyclea Barbata (l.) Miers.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 197


Prestiandari et.al, Daya Hambat Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum Linn) terhadap……

terhadap Bakteri Escherichia coli dan Activity of Various Parts of Phaleria


Salmonella typhi. JOM FMIPA. 1(2): 1-9. Macrocarpa (Scheff.) Boerl Fruit. Int J Mol
[16] Azis, Tamzil, Sendry Febrizky, Aris D. Sci. 12: 3422-3431.
Mario. 2014. Pengaruh Jenis Pelarut [23] Cushnie, T.P. Tim., Andrew J. Lamb.
terhadap Persen Yieldalkaloid dari Daun 2005. Antimicrobial activity of flavonoids.
Salam India (Murraya koenigii). Teknik International Journal of Antimicrobial
Kimia. 2(20): 1-6.
Agents 26.
[17] Faatih, M. 2005. Aktivitas Anti-Mikroba
Kokon (Attacus atlas L.). J. Peneltian [24] Nuria, M.C., A. Faizatun., dan Sumantri.
Sains & Teknologi. 6 (1): 35-48. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
[18] Putra, I. Amanda, Erly, dan Machdawaty Jarak Pagar (Jatropha cuircas L) ter-
Masri. 2015. Uji Efek Antibakteri Ekstrak hadap Bakteri Staphylococcus aureus
Etanol Kulit Batang Salam {Syzigium ATCC 25923, Escherichia coli ATCC
polyanthum (Wight) Walp} terhadap 25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Staphylococcus aureus dan Escherichia
Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian. 5: 26 – 37.
coli secara In vitro. Jurnal Kesehatan
Andalas. 4 (2): 497-501. [25] Sari, F.P., dan S. M. Sari. 2011. Ekstraksi
[19] Tuntun, Maria. 2016. Uji Efektivitas Zat Aktif Antimikroba dari Tanaman Yodi-
Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) um (Jatropha multifida Linn) sebgai Ba-
terhadap Pertumbuhan Bakteri han Baku Alternatif Antibiotik Alami. Fak-
Escherichia coli dan Staphylococcus ultas Teknik Universitas Diponegoro, Se-
aureus. Jurnal Kesehatan. 7 (3): 497-502. marang.
[20] Jannata, H. Jannata, Achmad Gunadi,
[26] Karou, Savadogo, Canini, Yameogo,
dan Tantin Ermawati. Daya Antibakteri
Ekstrak Kulit Apel Manalagi (Malus Montesano, Simpore, Colizzi, dan Traore.
sylvestris Mill.) terhadap Pertumbuhan 2005. Antibacterial Activity of Alkaloids
Streptococcus mutans. 2014. e-Jurnal from Sida acuta. Afr. J. Biotechnol. 4 (12)
Pustaka Kesehatan. 2 (1): 23-28. [27] Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavon-
[21] Putra, I Made Agus Sunadi. 2015. Uji oida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tidak Diterbitkan. Karya Ilmiah. Departe-
Sirsak (Annonae muricata L.) dengan
men Kimia Fakultas MIPA Universitas
Metode Difusi Agar Cakram Terhadap
Escherichia coli. Medicamento. 1 (1): 15- Sumatra Utara. Medan: USU Repository
19. [28] Cowan, M. M. 1999. Plant product as An-
[22] Hendra, R., Ahmad S., Sukari A., dan timicrobial Agents. Clin. Microbiol. Rev. 12
Shukor M. Y. 2011. Oskoueian E. (4).
Flavonoid Analyses and Antimicrobial

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 198

You might also like