You are on page 1of 12

i

SUSUNAN REDAKSI

Pemimpin Umum
Noengki Prameswari

Ketua Penyunting
Dian W Damaiyanti

Sekretaris
Agni Febrina Pargaputri, Carissa Endianasari

Bendahara
Maria Franciska

Penyunting Pelaksana
Fitria Rahmitasari, Kharina Widyowati,
Endah Wahjuningsih, Widyastuti, Rima Parwati Sari, Dwi Andriani

Penyunting Ahli (Mitra Bebestari)


Setyo Harnowo, Arifzan Razak, Soetjipto, Dian Mulawarmanti, Sarianoferni,
Mei Syafriadi, Bambang Sucahyo, Achmad Gunadi,
Udijanto Tedjosasongko, Iga Wahyu Ardani

Distribusi
Trias Djohar Wirawan

Jurnal Kedokteran Gigi diterbitkan setiap bulan Februari dan Agustus oleh Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah.

ALAMAT REDAKSI
Cp. Carissa Endianasari
Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Hang Tuah
Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya
Telp. 031-5945864, 5945894 psw 219/220 Fax. 031-5946261
E-mail: journal.denta@hangtuah.ac.id/jurnal.denta@gmail.com
http://journal-denta.hangtuah.ac.id/

i
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

Vol. 11 No. 1 Februari 2017


______________________________________________________
ISSN : 1907-5987

DAFTAR ISI

Susunan Redaksi i
Daftar Isi ii
Correlation Dental Classification of Mandibular Impacted Tooth with a Duration 1
of Action Odontectomy in Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Muhammad Rizki Zulian, Eddy Hermanto, Sudibyo

Influence Of Branding to Brand Awareness in Dental Hospital Of Hang Tuah 9


University
Ghita Hadi Holanda

Innovation of Stichopus hermanii and HBOT in Increasing the Number of 15


Fibroblasts on Periodontal Ligament
Robbi Akbar Dirmadana, Ghina Sucilia Mediani, I Ketut Ika Sandana, Febryan Alief,
Jessica Jenuary Yasin, Arya brahmanta

Marketing Strategy Based on Image of Hang Tuah University Dental and Oral 25
Hospital in 2015
Annisa Mutiara Pertiwi, Dwi Hariyanto, Aprilia

The Effect of Acanthus Ilicifilius Extract On Anticandida Albicans Antibody in 35


Wistar Rats with Oral Candidiasis Immunosupressed Model
Dwi Andriani, Dwi Setianingtyas, Nafi’ah

The Effectiveness of Golden Sea Cucumber Ethanol Extract on The Expression of 43


Endoglin in The Maturation Phase of Healing Mice With Traumatic Ulcers
Rima Parwati Sari, Endah Wahjuningsih

The Effect of Pluchea indica Less Leaves Extract Againts Biofilm of Enterococcus 51
faecalis and Fusobacterium nucleatum In Vitro
Agni Febrina Pargaputri, Elly Munadziroh, Retno Indrawati
The Effect of Propolis Extract To Increase Fibroblast In Remodeling Process at 62
Tension Side of Orthodontic Tooth Movement
Budi Handayani, Lisdiana Mardanus
Importance of Dental Stand Preparation Guide on Making Double Crown
Telescopic with Friction Element 69
Anindita Apsari, Chaterina Dyah Nanik K

ii
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

Vol. 11 No. 1 Februari 2017


______________________________________________________
ISSN : 1907-5987

The Expression of IL-8 in Gingival Rattus novergicus After Exposed by Silver Gel 75
Nano Particles 15 µg/ml
Kharinna Widowati

Management of Patient with Aggressive Periodontitis by Orthodontic and 80


Prosthodontic Collaboration
Chaterina Diyah Nanik. K, Anindita Apsari

Nonsurgical Endodontik Retreatment of Maxillary First Premolar 88


Yongki Hadinata W, Karlina Samadi

Periodontal Surgery In Gingival Recession With Subepithelial Connective Tissue 96


Graft Technic
Erianti Dewi Utami

iii
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

CASE REPORT

Nonsurgical Endodontik Retreatment of Maxillary


First Premolar : A Case Report
Yongki Hadinata W.*, Karlina Samadi **
*PPDGS Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya
**Departemen Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

Background : There are some factors can cause endodontic failure such as inadequate in
cleaning or shaping step, non hermetic obturation, or poor restoration, which can cause
bacteria multiply. Purpose : To report the management of endodontic failure with
nonsurgical treatment. Case : 46-year-old woman came to Airlangga Dental Hospital
Conservative Dentistry Department to treat her upper right tooth which show symptomatic
pain in the last 2 weeks. The tooth has been treated and crowned with porcelain fused to
metal about 10 years ago. Clinical examination show the presence of fistula on premolar
buccal gingiva, react to percussion. Radiographic examination show not hermetic obturation
in one root canal and radiolucency in the periapical area. The diagnosis for maxillary first
premolar is previously treated tooth with chronic periapical abscess.. Treatment : Crown and
post was removed from the tooth, and endodontic retreatment was done. Follow up 6 months
after the retreatment show no reaction to percussion, and radiographic examination show no
enlargement periapical lesion. Conclusion : Nonsurgical endodontic retreatment always
become the first choice to resolve endodontic failure for previously treated tooth.

Keywords : endodontic failure, maxillary first premolar, nonsurgical endodontic retreatment

Correspondence: Yongki Hadinata W., drg. PPDGS Ilmu Konservasi Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47,
Surabaya.

88
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Latar belakang: Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan terapi endodontik antara lain
pembersihan dan preparasi saluran akar yang tidak sempurna, obturasi yang tidak hermetis,
ataupun restorasi akhir yang kurang baik sehingga menyebabkan bakteri dapat berkembang
biak kembali. Tujuan: Untuk melaporkan pengelolaan kegagalan endodontik dengan
perawatan non-bedah. Kasus: Pasien wanita usia 46 tahun datang ke klinik Spesialis
Konservasi Gigi RSGM Unair untuk merawatkan gigi depan kanan atasnya yang sakit dalam
2 minggu terakhir. Gigi tersebut pernah dilakukan perawatan saluran akar dan diberi pasak
dan mahkota selubung porcelain fusi metal kurang lebih 10 tahun yang lalu. Pemeriksaan
objektif terdapat fistula di permukaan gingiva sebelah bukal premoral kanan maksila,
diperkusi ada rasa sakit. Pada pemeriksaan radiografis terlihat gambaran radiolusen di
periapikal, gigi telah dirawat saluran akar tetapi hanya satu saluran dan pengisian tidak
hermetis. Diagnosis gigi 14 adalah Nekrosis pulpa dengan abses periapikal kronis.
Pengobatan: Dilakukan pembongkaran mahkota selubung, pengambilan pasak, dan
perawatan saluran akar ulang. Evaluasi setelah 6 bulan perkusi dan palpasi tidak sakit, serta
pemeriksaan radiografis menunjukkan lesi periapikal tidak semakin membesar. Simpulan:
Perawatan endodontik non-bedah selalu menjadi pilihan pertama untuk mengatasi kegagalan
endodontik untuk gigi yang dirawat sebelumnya.

Kata Kunci: Kegagalan endodontik, premolar rahang atas, retreatment.

Korespondensi: Yongki Hadinata W., drg. PPDGS Ilmu Konservasi Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya. Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No. 47,
Surabaya.

PENDAHULUAN selama pembersihan, pembentukan,


dan obturasi saluran akar. Salah satu
Perawatan endodontik penyebab yang paling mungkin dari
bertujuan memberantas mikroba kelainan periradikular yang persisten
saluran akar atau secara substansial ataupun terus berkembang adalah
mengurangi kerja mikroba dan menemukan, membersihkan,
mencegah terjadinya infeksi ulang membentuk, dan mengobturasi saluran
dengan cara melakukan cleaning, akar dalam gigi.1
shaping, dan obturasi yang tepat dan Sebagian dari kegagalan
sesuai panjang kerja, serta membentuk endodontik ditandai dengan adanya
restorasi koronal akhir yang baik.1 periodontitis apikal yang perssisten
Tujuan dari perawatan atau keambuhan. Biasanya, kurangnya
endodontik adalah untuk penyembuhan merupakan hasil dari
mempertahankan kesehatan pulpa gigi infeksi intraradikular yang persisten
dan jaringan periapeks, dan perawatan oleh karena bagian tersebut masih
pulpa yang telah terinfeksi agar gigi belum terinstrumentasi pada saat
tetap dapat berfungsi dengan baik. pembersihan perawatan endodontik
Studi klasik melaporkan tingkat sebelumnya atau adanya bentuk
keberhasilan sekitar 95% dari semua anatomis yang kompleks. Pemeriksaan
kasus endontik. 2-4 dari kasus-kasus yang gagal
Bentukan anatomis gigi yang menunjukkan sekitar dua pertiga dari
kompleks terbukti menjadi tantangan kegagalan disebabkan karena
yang cukup besar untuk dokter gigi pembersihan dan pengisian yang

89
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

kurang sempurna. Kualitas dari KASUS


perawatan endodontik sebelumnya
menjadi bagian besar dari keberhasilan
perawatan ulang endodontik
(retreatment), dengan kualitas
endodontik yang buruk sebelumnya
maka akan memiliki peluang yang
lebih besar untuk dilakukan perawatan
ulang.5
Pada perawatan ulang saluran
akar diperlukan instrumen untuk
mengangkat gutaperca dan sealer dari
dalam saluran akar. Jenis instrumen
yang digunakan adalah rotary file.
Rotary file merupakan instrumen putar
yang terbuat dari bahan Ni-Ti yang
mempunyai kecepatan 300-500 rpm.
Files ProTaper Re-treatment dirancang
khusus untuk mengambil bahan Gambar 2. Keadaan awal gigi 14
pengisi sebelumnya yang ada di dalam
saluran akar. Ada tiga jenis file Pasien wanita, usia 46 tahun
ProTaper Re-treatment, yaitu D1, D2 datang ke Rumah Sakit Gigi dan
and D3, masing-masing untuk Mulut FKG Universitas Airlangga
sepertiga bagian dari saluran akar. D1 dengan keluhan gigi kanan depan atas
memilik ujung tip yang efektif untuk terasa tidak nyaman dan sakit dalam 2
mengambil sepertiga bagian koronal minggu terakhir. Gigi tersebut
bahan pengisi. D2 dan D3 sebelumnya pernah dirawat saluran
dipergunakan pada sepertiga tengah akar di dokte gigi swasta kurang lebih
dan sepertiga apikal saluran akar. 10 tahun yang lalu.Pada pemeriksaan
Kemiringan dan panjang setiap file klinis (Gambar 2), gigi 14 didapatkan
ProTaper Re-treatment berbeda satu mahkota porcelain fusi metal. Gigi
dan yang lainnya serta bertambah tersebut tidak bereaksi terhadap tes
besar dari nomor sebelumnya. Oleh vitalitas, namun bereaksi terhadap
karena itu dianjurkan untuk perkusi. Pada pemeriksaan radiografis
menggunakan taper dengan ukuran (Gambar 3.1) gigi terlihat sudah
lebih kecil dari saluran akar untuk dilakukan perawatan endodontik. Pada
mencegah terjadinya pengambilan gigi 14 tampak obturasi yang tidak
dinding saluran akar yang berlebihan mencapai apeks, ligament periodontal
atau frakturnya instrumen.6 menebal, lamina dura terputus, dan
adanya radiolusen berbatas tidak jelas
dengan diameter 3 mm di daeraj
periapikal. Dari pemeriksaan tersebut
didaptkan diagnosis gigi 14 adalah
Nekrosis pulpa dengan abses
periapikal kronis. Diduga penyebab
Gambar 1. File ProTaper Re-Treatment D1, kasus ini adalah kegagalan perawatan
D2, D3. endodontik akibat obturasi saluran

90
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

akar yang tidak adekuat dan adanya


saluran akar yang belum dirawat.

TATA LAKSANA KASUS

Gambar 5. (1) Foto awal diagnosis; (2-3)


Gambar 3. (1) Access opening (2) Mencari Pencarian orifice; (4) Triall gutap; (5-6)
orifice (3) Pembongkaran mahkota Pengisian

Kunjungan pertama dilakukan


pembongkaran mahkota porcelain fusi
metal (Gambar 3). Pasak ulir yang ada
dikeluarkan dari saluran akar bukal.
Dinding kamar pulpa dibersihkan
kembali dengan menggunakan bur
fisur berujung bulat untuk meratakan
dan menghaluskan seluruh dinding
kamar pulpa sampai terbentuk outline
kavitas yang sesuai. Didapatkan
saluran akar pada bagian palatal masih
belum dilakukan perawatan
endodontik. Pengambilan guttap perca
Gambar 4. (1) Menemukan 2 orifice; (2) menggunakan file Rotary ProTaper
Pengukuran panjang kerja menggunakan Retreatment (Dentsply) D1, D2, dan
Apex locator; (3) Preparasi saluran bukal; D3 secara berurutan. Saluran akar
(4) Preparasi saluran palatal. diirigasi dengan Natrium hipoklorit
2,5%. Pengukuran panjang gigi
menggunakan apex locator dan
didapatkan panjang kerja 19 mm dan
18 mm dengan file awal #15 (Gambar
5.2). Pembuatan glide path
menggunakan file ProGlider
(Dentsply) yang dilanjutkan dengan
preparasi saluran akar menggunakan
file Rotary ProTaper NEXT
(Dentsply) sampai nomor #X2 untuk
saluran bukal dan #X3 untuk saluran
palatal. Selama prosedur cleaning dan
shaping digunakan irigasi NaOCl
2,5%, EDTA 17% (MD-Cleanser,
Gambar 4. (5) Pengeringan menggunakan METABIOMED), dan Aquadest steril,
paper point; (6) Aktivasi cairan irigasi; (7) pada irigasi akhir dilakukan agitasi
Triall gutap. menggunakan CanalBrush (Coltene,

91
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

Whaledent). Saluran akar dikeringkan 1. Dilakukan pengecekan oklusi dan


dengan paper point steril. Selanjutnya penyesuaian oklusi yang baru.
dilakukan pengambilan foto rontgen (Gambar 6) Kontrol restorasi
menggunakan master cone dilakukan satu minggu kemudian.
menggunakan guttap X2 dan X3 Tidak ada keluhan dari pasien. Pasien
(Gambar 4.7). Setelah itu, kunjungan merasa nyaman dan gigi dapat
pertama diakhiri dengan pemberian difungsikan dengan baik. Pasien juga
medikamen kalsium hidroksida telah menyetujui untuk
(Metapex, METABIOMED) ke dalam mempublikasikan kasusnya untuk
saluran akar dan ditumpat sementara. kepentingan ilmu pengetahuan.
Pada kunjungan kedua
dilakukan obturasi saluran akar
menggunakan guttap X2 dan X3 serta
sealer (TopSeal, Dentsply) dengan
teknik singlecone (Gambar 5.5 dan
5.6). Pada akhir kunjungan ditumpat
sementara lagi.
Pada kunjungan ketiga,
Kontrol PSA. Pasien tidak memiliki Gambar 6. Foto sebelum dan setelah
keluhan sehingga dapat dilanjutkan perawatan endodontik
preparasi saluran pasak untuk
pemasangan pasak fiber prefabricated PEMBAHASAN
(Fiberpost, Dentsply). Gutta percha
diambil sesuai dengan panjang saluran Tidak diragukan lagi, bahwa
pasak menggunakan Gates Glidden diagnosis merupakan bagian yang
Drill dilanjutkan dengan menggunakan sangat penting dari perawatan
Peeso reamer, dilanjutkan precission endodontik klinis, khususnya kasus
drill untuk pasak fiber. Pengepasan retreatment. Gigi sering saja
pasak dikonfirmasi dengan radiograf, dikerjakan tanpa dicari tahu penyebab
pasak diolesi silane (Ceramic primer, dari kegagalan perawatan yang
3M ESPE), kemudian dilakukan sebelumnya. “Kegagalan” perawatan
penyemenan dengan semen resin endodontik seringnya merupakan hasil
(Luxacore DMG). Pada akhir dari bagian saluran akar yang tidak
pertemuan dilakukan pencetakan terpreparasi dan kemungkinan adanya
double impression untuk mencetak saluran akar aksesoris. Saluran akar
mahkota selubung dan pencetakan yang dibiarkan tanpa perawatan oleh
antagonis menggunakan alginat. dokter gigi bias saja disebabkan karena
Sebelumnya dilakukan pemasangan kelalaian dari dokter gigi sebelumnya.
benang retraksi dan pencocokan warna Hal ini adalah tugas dari dokter gigi
untuk mahkota selubungnya nanti. untuk melakukan pemeriksaan yang
Mahkota sementara yang sebelumnya lengkap dan menyeluruh,
dipersiapkan dipasangkan pada gigi menggunakan semua teknik dan
ini. teknologi yang ada, sebelum
Pada kunjungan keempat, menentukan perawatan yang tepat
dilakukan sementasi mahkota untuk sebuah gigi, apakah gigi tersebut
porcelain fusi metal yang baru dapat dirawat ulang atau dilakukan
menggunakan luting cement GIC Fuji ekstraksi.1
92
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

Kegagalan untuk mencari dan dilakukan glide path dengan K-file


merawat sebuah saluran akar sampai #15 dan menggunakan
memberikan pengaruh pada suatu ProGlider. Glide path dilakukan
ketidakberhasilan perawatan saluran sebagai penjajakan untuk
akar. Hal ini pada akhirnya mengkonfirmasi jalur dari saluran akar
memberikan efek yang tidak nyaman dan untuk menyediakan jalan masuk
bagi pasien dan memerlukan biaya yang halus bagi instrumen preparasi
tambahan untuk melakukan perawatan saluran akar untuk mencapai panjang
ulang.1 kerja.8 Preparasi saluran akar
Jika sisa dari bakteri yang dilakukan dengan menggunakan
mungkin tertinggal di dalam saluran ProTaper NEXT sampai #X2 dan #X3.
akar tidak tertutup oleh obturasi yang Instrumen NiTi dipilih karena baik
adekuat atau terdapat kebocoran yang untuk menghasilkan taper yang lebih
memungkinkan mikroorganisme baru besar sehingga memudahkan dalam
dapat memasuki saluran akar yang prosedur obturasi saluran akar.
sudah dibersihkan dan diobturasi, ProTaper menggunakan teknik crown-
maka mikroorganisme tersebut atau down. Teknik crown-down digunakan
toksinnya dapat mencapai jaringan untuk mempreparasi bagian korona
periapeks. Sebagai reaksi pertahanan saluran akar terlebih dahulu yang
tubuh, banyak sel imun innate dan kemudian diikuti dengan preparasi
adaptif yang melepaskan berbagai bagian apeks. Dengan melakukan
mediator infl amasi, dan Mediator flaring pada dua pertiga korona saluran
inflamasi tersebut akan mengubah akar terlebih dahulu, instrumen untuk
fisiologi dari jaringan periapeks. bagian apeks dapat dengan leluasa
Secara klinis, perubahan yang dapat masuk sepanjang kerja.8 Selain itu,
dilihat dari pemeriksaan radiografi prosedur cleaning dan shaping yang
adalah pelebaran ruang ligamen dilakukan dengan teknik crown-down
periodonsium atau pembentukan lesi dapat memperkecil risiko terjadinya
osteolitik apeks oleh karena resorpsi ekstrusi iritan ke jaringan
tulang.7 periradikuler. Bahan irigasi yang
Perawatan ulang endodontik digunakan adalah NaOCl 2,5%, EDTA
non bedah pada kasus ini dilakukan 17%, dan aquadst steril. NaOCl 2,5%
karena penyebab dari kegagalan sudah digunakan sebagai bahan irigasi karena
dapat diidentifikasi yaitu karena memiliki efek antimikroba dan telah
obturasi saluran akar yang tidak digunakan secara luas. Konsentrasi
adekuat.12 NaOCl yang dapat digunakan sebagai
Setelah pengambilan seluruh bahan irigasi bervariasi antara 0,5-
material obturasi saluran akar 5,25%. Akan tetapi NaOCl tidak dapat
perawatan endodontik sebelumnya, membuang smear layer secara
dilanjutkan dengan melakukan maksimal. Smear layer dapat menjadi
negosiasi untuk mencapai panjang tempat bakteri dan mencegah penetrasi
kerja ideal. Setelah berhasil mencapai bahan irigasi dan medikamen sehingga
panjang kerja ideal, dilakukan melindungi bakteri dari aksi
prosedur endodontik rutin sebagai antimikroba. Selain itu, smear layer
penyelesaian dari penatalaksanaan dapat menurunkan kemampuan sealer
perawatan ulang endodontik. Sebelum masuk ke dalam tubulus dentin saat
dilakukan preparasi saluran akar, obturasi saluran akar. Bahan irigasi
93
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

yang mampu melarutkan smear layer endodontik. Jika terdapat kegagalan


adalah EDTA. Akan tetapi dalam perawatan endodontik, maka
penggunaan NaOCl atau EDTA diperlukan evaluasi untuk mengetahui
sebagai bahan irigasi tunggal kurang penyebab utama kegagalan dan
efektif dalam membuang debris menentukan bagaimana cara
organik dan anorganik. NaOCl efektif penanggulangannya. Perawatan ulang
dalam membuang debris organik endodontik non bedah biasanya
sedangkan EDTA efektif dalam menjadi pilihan pertama dalam
membuang debris anorganik, sehingga menangani kegagalan perawatan
digunakan kombinasi keduanya.9 E. endodontik sebelumnya. Penggunaan
faecalis banyak ditemukan pada kasus file rotary akan memudahkan kerja
perawatan ulang endodontik. operator dan mempersingkat waktu
Medikamen yang digunakan adalah kerja.
kalsium hidroksida. Bahan ini
merupakan substansi basa kuat (pH DAFTAR PUSTAKA
12,5), yang mempunyai keistimewaan
1. Witherspoon D.E, Small J.C, Regan J.D.
menjadi ion kalsium (Ca2+) dan 2013. Missed Canal Systems are the Most
hidroksil (OH-). Ion kalsium akan Likely Basis for Endodontic Retreatment of
memberikan efek terapeutik jaringan Molars. Texas Dent J Vol.130(2):2013;
sekitar berupa stimulasi seluler, pp:127-139.
2. Ingle JI, Bakland LK. Endodontics. 5th ed.
produksi sel, dan mineralisasi. Hamilton, Ontario: BC: Decker; 2002.
Sedangkan ion hidroksil akan 3. Salehrabi R, Rotstein I. Endodontic
memberikan lingkungan basa sehingga treatment outcomes in a large patient
population in the USA: an epidemiological
diharapkan bakteri tidak dapat hidup, study. Journal of Endodontiks. Dec
serta mampu menghancurkan Vol.30(12): 2004;pp:846-850.
membran sitoplasma, menekan 4. de Chevigny C, Dao TT, Basrani BR, et al.
aktivitas enzimatik, dan mengganggu Treatment outcome in endodontics: the
Toronto study-- phase 4: initial treatment.
metabolisme bakteri.10 Pasta bahan Journal of Endodontics. Vol. 34(3): Mar
pengisi yang digunakan adalah sealer 2008;258-263.
berbasis resin karena bersifat adesif 5. Garg, Nisha & Garg, Amit. 2010. 2nd
sehingga bisa didapatkan seal yang Edition Textbook of Endodontics, 2nd
edition. New Delhi : Jaypee. 2010;pp:341 –
baik.11 Untuk restorasi akhir, pada gigi 354.
gigi 14 dilakukan pembuatan mahkota 6. Kumar M. Sita, et al. 2012. A comparative
selubung porcelain fusi metal. evaluation of efficacy of protaper universal
Berdasarkan pembahasan di atas dapat rotary instrument system for gutta-percha
removal with or without solvent.
disimpulkan bahwa pengangkatan Contemporary Clinical Dentistry Vol.3:
gutaperca dan sealer secara mekanis September 2012; pp:160-163.
menggunakan dengan instrument 7. Barathi G. An in vitro analysis of gutta-
rotary lebih mudah dilakukan. percha removal using three different
technique. Endodontology Vol. 12: 41-5.
2002.
KESIMPULAN 8. Peters OA, Peters CI. Cleaning and shaping
of the root canal system. In: Hargreaves
Pemahaman dan pengetahuan KM, Cohen S, Berman LH, editors.
Pathways of the pulp. 10th ed. St. Louis:
dokter gigi tentang bentukan anatomis Mosby Elsevier; 2011: pp:283-348
dan prosedur perawatan endodontik 9. Kandaswamy D, Venkateshbabu N. Root
yang benar sangat diperlukan untuk canal irrigants. Journal of Conservative
mencapai keberhasilan perawatan Dentistry Vol. 13(4):256-64; 2010.

94
Vol. 11 No. 1 Februari 2017 ISSN : 1907-5987

10. Lin J. Intracanal medicaments revisited. 12. Gutmann JL. Dumsha TC, Lovdahl PE.
New Zealand Endodontic Journal 34: 2006; Problem solving challenges in the revision
pp:4-15. of previous root canal procedures. In:
11. Oyama KON, Sequera EL, Marcelo DS. In Problem solving in endodontics. 4th ed. St.
vitro study of effect of solvent on root canal Louis, Mosby 239-58; 2006.
retreatment. Braz Dent J. Vol. 13: 208-11.
2003.

95

You might also like