Professional Documents
Culture Documents
62 LAPORAN KASUS
Keywords: ABSTRACT
Chronic Mieloid
Leukemia, Oral Background: Oral lesion is one the clinical signs found in chronic myeloid leukemia
Lesion (CML). CML is a myeloid cell neoplasm that have oral manifestations such as
gingival hyperplasia, spontaneous haemorrhage, petechiae, oral infection, mucosal
pallor, and ulceration. The purpose is to find out how to diagnose and oral lesions
associated CML to occure, so the dentist could provide the right therapy
Case Management: 46 years old male was referred from Internal Medicine
Department with diagnosis CML. The patient complained of pain at the right upper
gum. Cheilitis exfoliative was found at the extra oral examination, while intra
oral examination found ulcer at the palate. Blood test result showed decreases
of Haemoglobin, Hematocrite, erythrocytes which showed iron deficiency anemia
causes disruption of oral mucosal integrity, thereby facilitating oral ulcerations.
Based on history, clinical examination and laboratory investigation, intra-oral
abnormality was diagnosed as oral lesion associated CML. Triamcinolone acetonide
0.1% in orabase as theraphy oral lesion, vaseline album for management exfoliative
cheilitis, and Surbex Z® as multivitamin. Oral ulcer improved within 6 weeks.
Conclusion: The diagnosis oral lesions associated CML can be diagnosed based
on history, clinical examination and laboratory investigation. Oral ulcers in this
patient caused by iron deficiency anemia.
*Department of Periodontology, Faculty of Dentistry Universitas Islam Sultan Agung,** Department of Periodontolo-
gy, Faculty of Dental Medicine Universitas Airlangga
Korespondensi: megarafika@gmail.com
LAPORAN KASUS
meriksaan ekstraoral ditemukan bibir eksfolia- foliatif, dan Surbex Z® sebagai multivitamin.
tif. Pemeriksaan intraoral pada palatum ar 17 Pada kunjungan ke-2 atau 7 hari setelah
ditemukan ulser disertai nyeri, berukuran 1x0,5 kunjungan pertama, keluhan pada rongga
cm, dasar cekung, warna merah, tepi ireguler mulut khususnya terkait lesi ulser bertambah
membulat dikelilingi batas putih, kedalaman besar dan dalam. Pada pemeriksaan intra
±3mm. (Gambar 2a-c). oral daerah ulser pada regio 17 memperlihat-
Hasil pemeriksaan darah memperlihatkan kan lesi ulser disertai nyeri sedang, berukuran
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan 1,5x0,5 cm, dasar cekung, warna merah, tepi
eritrosit (Tabel 1a-c). ireguler membulat dikelilingi batas putih dan
Terapi dari bagian Ilmu penyakit dalam ada- kedalaman ±4 cm. (Gambar 3a-c).
lah glivec® 100 mg 2-0-2 dan pasien selalu Terapi yang diberikan adalah mengganti
kontrol rutin ke bagian Hemato-onkologi RSHS triamcinolone acetonide 0,1% dengan salep
Bandung. racikan yang terdiri dari triamcinolone ace-
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan tonide 0,1% in orabase tube no I dengan dek-
klinis dalam rongga mulut dan pemeriksaan sametasone tab 1 mg.
penunjang, ditegakkan diagnosis lesi ulsera- Pada kunjungan terakhir (±1 bulan setelah
tif terkait LMK, dan cheilitis eksfoliatif. Terapi kunjungan kedua), keluhan nyeri pada pala-
yang diberikan dari Departemen Ilmu Penyakit tum sudah tidak ada dan lesi ulser telah men-
Mulut (IPM) adalah triamcinolone acetonide galami penyembuhan (gambar 4a-c). Pasien
0,1% in orabase sebagai terapi untuk lesi oral, kontrol rutin ke bagian Hemato-onkologi dan
vaseline album untuk tatalaksana cheilitis eks- diberikan terapi yang sama dari Ilmu Penyakit
ODONTO Dental Journal. Volume 6. Nomor 1. Juli 2019
Rafika/Setiadhi 65
Gambar 3. a. Wajah simetris b.dan c Ulser tunggal dengan ukuran 1,5x0,5cm pada palatum
Gambar 4.a. Wajah simetris b.dan c Ulser pada palatum telah mengalami penyembuhan
Dalam yaitu glivec® 100 mg 2-0-2. saan darah lengkap. Terdapat 3 fase LMK yai-
tu fase kronis, fase akselerasi dan fase blast.
DISKUSI Pada LMK fase kronis terdapat tanda dan ge-
jala umum yaitu anemia dan splenomegali,
Leukemia Mieloid kronik (LMK) merupakan kelelahan, penurunan berat badan, malaise,
kelainan keganasan mieloproliferatif (MPN) serta rasa sakit pada kuadran kiri atas yang
yang sering terjadi, disebabkan oleh translo- juga dikeluhkan pada pasien ini.6,13,14
kasi resiprokal sehingga menghasilkan pem- Diagnosis leukemia ditegakkan berdasar-
bentukan cimerik onkogen yang disebut BCR/ kan anamnesis, pemeriksaan klinis serta pe-
ABL, menyebabkan pembelahan tidak terkon- meriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah
trol dari sel mieloid.4 Insidensi LMK berva- lengkap. Pemeriksaan darah lengkap dilaku-
riasi menurut usia, ras dan etnis serta lokasi kan sebagai skrining awal, jika pasien diduga
geografis. Insiden tertinggi LMK terjadi pada menderita leukemia. Pada skrining awal, leu-
usia 30-50 tahun yang berjalan lambat dan kopeni disertai anemia ditemukan pada leuke-
bertambah parah dengan bertambahnya usia.5 mia kronis yang berkesesuaian dengan hasil
Pasien dalam laporan kasus ini berusia 46 ta- pemeriksaan hematologi pasien dalam laporan
hun. kasus ini yaitu adanya penurunan hemoglobin,
Berdasarkan anamnesis, terdapat keluhan hematokrit, dan eritrosit yang menunjukkan
sakit pada perut sebelah kiri atas dengan diag- anemia.15 Leukosit berperan dalam memfa-
nosis LMK fase kronis. Sekitar 30-50% pasien gosit patogen yang masuk ke dalam tubuh dan
LMK asimptomatik dan penyakit ini didiagnosis pada pasien ini, nilai leukosit di bawah normal
berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemerik- yang menyebabkan menurunnya imunitas tu-