You are on page 1of 6

Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S.

, dkk)

PENGEMBANGAN METODE ANALISIS


PARAMETER MINYAK DAN LEMAK PADA CONTOH UJI AIR
METHOD DEVELOPMENT ON OIL AND GREASE ANALYSIS IN WATER SAMPLE

Setyani Hardiana S. dan Aris Mukimin


Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
Jl. Ki Mangunsarkoro No 6, Semarang, 50136
Telp : (024) 8310216, Fax : (024) 8414811
Naskah diterima tanggal 10 Januari 2014, disetujui tanggal 3 Maret 2014

ABSTRACT

Oils and grease are the parameters of industrial waste water and surface water that the
maximum concentration is required. Infrared and gravimetric are two analysis of methods standards that
are still used. The weakness of these methods is the use of solvents CCl4 (IR method) and the range
concentration of analysis (gravimetric method) so important to do research into the use of other solvents
and decrease the detection limit, particularly the gravimetric method. Solvent C2Cl4 and S316 are
recomended as the extraction solvent because they are relatively environmental friendly. Variation of
the sample volume and extraction stages with n-hexane as a solvent made for the development of the
gravimetric method so as to lower the detection limit below 10 mg/L. The type of oil is used as a sample
i.e. the vegetable oil and mineral oil. Absorbance readings solvent C2Cl4 and S316 showed a very high
level of response is 18 mg / L (C2Cl4) and 15 mg / L (S316) so it not recomended to be used for the
analysis of oil with an infrared method. In the gravimetric method percent recovery obtained 92.28%
(vegetable oil sample) and 99.25% (mineral oil sample) with the concentration samples of 0.9 mg / L
and 0.88 mg / L. The percent recovery values obtained in 2000 mL sample volume and extraction
techniques 4 stages with a detection limit of 0.5639 mg / L and 0.4736 mg / L so that the gravimetric
method development is feasible to used for the analysis of samples of waste water and surface water.

Keywords: Oil and grease, extraction, gravimetry, Infrared

ABSTRAK

Minyak dan lemak merupakan parameter yang konsentrasi maksimumnya dipersyaratkan untuk
air limbah industri dan air permukaan. Analisis infra merah dan gravimetri adalah dua metode standar
yang hingga saat ini digunakan. Kelemahan metode-metode tersebut yaitu penggunaan pelarut
CCl4(metode IR) dan daerah konsentrasi analisis yang besar (metode gravimetri) sehingga penting
dilakukan penelitian penggunaan pelarut lain dan penurunan limit deteksi, khususnya metode
gravimetri. Pelarut C2Cl4 dan S316 digunakan sebagai pelarut ekstraksi pada metode IR karena
tergolong pelarut yang masih direkomendasikan untuk penggunaannya. Variasi volume sampel dan
tahapan ekstraksi dengan n-heksan sebagai pelarut dilakukan untuk pengembangan metode gravimetri
sehingga mampu menurunkan limit deteksi di bawah 10 mg/L. Jenis minyak yang digunakan sebagai
sampel yaitu minyak nabati dan minyak mineral. Pada pembacaan absorbansi pelarut C 2Cl4 dan S316
menunjukkan level respon yang sangat tinggi yaitu 18 mg/L (C2Cl4) dan 15 mg/L (S316) sehingga tidak
bisa digunakan untuk analisis minyak dengan metode infra merah. Pada metode gravimetri diperoleh
persen recovery 92,28% (sampel minyak nabati) dan 99,25% (sampel minyak mineral) dengan
konsentrasi analit sebesar 0,9 mg/L dan 0,88 mg/L. Nilai persen recovery tersebut diperoleh pada
volume sampel 2000 mL dan teknik ekstraksi 4 tahap dengan limit deteksi 0,5639 mg/L dan 0,4736
mg/L sehingga pengembangan metode gravimetri ini layak digunakan untuk analisis sampel air limbah
dan air permukaan.

Kata kunci: Minyak dan Lemak, Ekstraksi, gravimetri, Infrared

PENDAHULUAN Minyak mempunyai berat jenis lebih kecil dari


air sehingga akan membentuk lapisan tipis di
Minyak dan Lemak merupakan salah permukaan air. Kondisi ini dapat mengurangi
satu senyawa yang dapat menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena
terjadinya pencemaran di suatu perairan fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat.
sehingga konsentrasinya harus dibatasi. Minyak yang menutupi permukaan air juga akan

1
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S., dkk)

menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam METODE PENELITIAN


air sehingga menganggu ketidakseimbangan
rantai makanan. Minyak dan lemak merupakan Bahan
bahan organik bersifat tetap dan sukar C2Cl4 (karbon tetraklorida), S316
diuraikan bakteri (Andreozzi dkk, 2000; Atlas (poliklorofluoroetan), Na2SO4 anhidrat, n-
dkk, 1992). Heksan, Minyak, Solar, Aquades, HCl
Peningkatan konsentrasi minyak dan
lemak di Jawa Tengah telah teridentifikasi, Alat
salah satunya di Sungai Bengawan Solo. Hasil Oil content Meter POC 100, corong
pemantauan tahun 2010 di sampel air sungai pisah, erlenmeyer, corong kaca, kertas saring,
tersebut menunjukkan konsentrasi minyak dan labu ukur, waterbath, pipet ukur, oven, beaker
glass, kertas saring kasar, timbangan, desikator
lemak pada kisaran 2,6 – 8,6 mg/L. Bila
dibandingkan dengan baku air sungai (1 mg/L) Prosedur
maka telah melampaui. Ridho (2010 Analisis kandungan minyak dan lemak
menyatakan bahwa pencemaran air sungai dilakukan dengan dua metode yaitu metode IR
tersebut disebabkan oleh pembuangan air dan Gravimetri.
limbah penduduk dan industri yang berada di 1) Metode FTIR
sekitarnya. Pelarut C2Cl4& S316 diukur pada serapan
Baku mutu yang mengatur batasan IR dengan Oil Content Meter POC 100,
maksimal konsentrasi minyak dan lemak yang kemudian sampel yang mengandung
minyak sebanyak 250 mL dimasukan ke
diperbolehkan untuk air limbah salah satunya
dalam corong pisah dan diekstrak
ditetapkan dalam Perda Provinsi Jawa Tengah menggunakan pelarut C2Cl4 dan S316
no. 5 tahun 2012. Kisaran konsentrasi yang sebanyak 50 mL, dan didiamkan.
disyaratkan adalah 2 – 25 mg/L. Baku mutu Setelah terbentuk dua lapisan pelarut,
Kepmen LH No.51 tahun 2004 juga telah ekstrak disaring menggunakan kertas
menetapkan konsentrasi maksimum untuk air saring yang berisi Na2SO4 sebanyak 10
permukaan dan laut. Konsentrasi maksimal gram pelarut ekstrak dibaca pada Oil
Content Meter POC 100
yang dibolehkan lebih kecil dari effluent air
2) Metode Gravimetri
limbah industri yaitu 1mg/L. Perairan lain Analisis minyak dengan menggunakan
seperti air laut pada perairan pelabuhan metode gravimetri dilakukan dalam
dipersyaratkan mempunyai konsentrasi minyak beberapa variasi berdasarkan tingkat
dan lemak maximum sebesar 5 mg/L. ekstrak dan volume sampel.Selain itu,
Berdasarkan fakta tersebut, maka jenis minyak juga menjadi bagian yang
ketersediaan metode uji minyak dan lemak diinvestigasi pengaruhnya terhadap
yang sesuai dengan batasan konsentrasi kualitas metode.
tersebut penting untuk dilakukan. Saat ini,
terdapat dua metode uji standar yang telah Tingkat Ekstraksi I Tahap
digunakan untuk penentuan konsentrasi Sampel sebanyak 500 mL yang berisi
minyak dan lemak yaitu metode infra merah minyak nabati 2,1 mg diasamkan dengan
(APHA SM: 5520 C) dan metode gravimetri menambahkan HCl 1 : 1 hingga pH lebih kecil
(APHA SM: 5520 B dan SNI 06-6989.10-2011). dari 2, kemudian di ekstrak dengan n–heksan
Metode Infra merah dilakukan dengan sebanyak 100 mL selama 2 menit. Biarkan
menggunakan pelarut CCl4 yang kemudian lapisan air dan n-heksan memisah.Fase air
diukur dengan oil content meter. Jenis pelarut dipisahkan kedalam erlenmeyer, sedangkan
ini sudah dilarang karena sangat berbahaya lapisan fase n-heksan dilewatkan kertas
untuk kesehatan (Recknagel dkk, 1989; saring yang berisi 10 gram Na2SO4 anhidrat dan
Simeonava dkk, 2001). Sedangkan metode ditampung dalam labu destilasi yang telah
gravimetri dalam SNI 06-6989.10-2011 diketahui beratnya (W o). Lapisan fase n–
digunakan untuk penentuan minyak dan lemak heksan didestilasi dengan penangas air pada
dengan konsentrasi diatas 5 mg/L. suhu 70oC.Saat terlihat kondensasi pelarut
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan terhenti, destilasi dihentikan. Dinginkan dan
pengembangan metode yaitu dengan keringkan labu destilasi pada oven dengan
penggantian solven yang lebih ramah suhu 70oC ± 2 oC selama 30-45 menit.Labu
lingkungan untuk metode FTIR dan destilasi dimasukan kedalam desikator selama
pengembangan teknik analisa metode 30 menit dan ditimbang labu destilasi sampai
gravimetri sehingga diperoleh daerah analisis didapat berat tetap (W 1). Kadar minyak dan
pada konsentrasi di kisaran 1 mg/L. lemak dihitung.

2
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S., dkk)

Tingkat Ekstraksi II Tahap langkah keseluruhan 4 tahap untuk volume


Sampel sebanyak 500 mL yang berisi sampel 1000 mL dengan volume contoh uji
minyak nabati 2,1 mg diasamkan dengan dibuat 250 mL dan untuk volume sampel 2000
menambahkan HCl 1 : 1 hingga pH lebih kecil mL dengan contoh uji dibuat 500 mL.
dari 2. Tambahkan n–heksana sebanyak 50 mL
kedalam corong pisah, yang berisi contoh uji Tingkat Ekstraksi VIII Tahap
sebanyak 250 mL kemudian dikocok kuat Sejumlah variasi volume sampel
selama 2 menit. Setelah didiamkan dan sebanyak 1000mL yang berisi minyak nabati
terpisah, fase air dipisahkan kedalam 2,1 mg diasamkan dengan menambahkan HCl
erlenmeyer, sedangkan lapisan fase n-heksan 1 : 1 hingga pH lebih kecil dari 2. Tambahkan
dilewatkan ke kertas saring yang berisi 10 gram n–heksana sebanyak 12,5 mL kedalam corong
Na2SO4 anhidrat dan ditampung dalam labu pisah yang berisi contoh uji sebanyak 125 mL.
destilasi yang telah diketahui beratnya Kocok kuat selama selama 2 menit, diamkan
(W o).Masukkan kembali sampel sisa kedalam dan fase air pisahkan kedalam erlenmeyer atau
corong pisah untuk diekstraksi kembali dengan gelas piala,sedangkan lapisan fase n-heksan
50 mL n-heksan. Ekstraksi dilakukan 2 kali dilewatkan kertas saring yang berisi 10 gram
dengan masing – masing menggunakan n – Na2SO4 anhidrat dan ditampung dalam labu
heksansebanyak 50 mL. Gabungkan ekstrak destilasi yang telah diketahui beratnya (W o).
dalam labu destilasi dan lakukan destilasi Masukkan kembali sampel sebanyak 125 mL
dengan penangas air pada suhu 70oC.Saat kedalam corong pisah untuk diekstraksi
terlihat kondensasi pelarut terhenti, hentikan kembali.Ulangi tahapan ekstraksi hingga tahap
destilasi, dinginkan dan keringkan labu pemisahan. Ulangi langkah tersebut hingga
destilasi dengan oven pada suhu 70oC ± 2 oC didapatkan volume totalyang terekstraksi
selama 30-45 menit. Labu detilasi dimasukan sebanyak 1000 mL (8 tahap ekstraksi) dengan
kedalam desikator selama 30 menit dan menggunakan n–heksan masing – masing
ditimbang sampai didapat berat tetap sebanyak 12,5 mL. Gabungkan ekstrak dalam
(W 1).Kadar minyak dan lemak dihitung. labu destilasi dan lakukan destilasi dengan
Lakukan langkah yang sama untuk volume penangas air pada suhu 70oC. Saat terlihat
sampel 1000 mL dengan contoh uji dibuat 500 kondensasi pelarut terhenti, hentikan destilasi,
mL. dinginkan dan keringkan labu destilasi pada
oven dengan suhu 70oC ± 2 oC selama 30 -45
Tingkat Ekstraksi IV Tahap menit. Labu detilasi dimasukkan kedalam
Sampel sebanyak 500 mL yang berisi desikator selama 30 menit dan ditimbang
minyak nabati 2,1 mg diasamkan dengan sampai didapat berat tetap (W 1).Kadar minyak
menambahkan HCl 1 : 1 hingga pH lebih kecil dan lemak dihitung.Ulangi langkah keseluruhan
dari 2. Tambahakan n–heksan sebanyak 25 mL untuk sampel dengan volume 2000 mL dengan
kedalam corong pisahyang berisi contoh uji contoh uji dibuat 250 mL.
sebanyak 125 mL.Dikocok dengan kuat selama
2 menit kemudian didiamkan. Setelah Tingkat Ekstraksi XVI Tahap
memisah, fase air dipindahkan kedalam gelas Sampel sebanyak 2000 mL yang berisi
piala, sedangkan lapisan fase n-heksan minyak nabati 2,1 mg diasamkan dengan
dilewatkan kertas saring yang berisi 10 gram menambahkan HCl 1 : 1 hingga pH lebih kecil
Na2SO4 anhidrat dan ditampung dalam labu dari 2 (bilas elektroda pH dengan n-heksan).
destilasi yang telah diketahui beratnya (W o). Tambahakan n–heksan sebanyak 6,25 mL
Masukkan kembali sampel sebanyak 125 mL
kedalam corong pisah yang didalamnya
kedalam corong pisah untuk diekstraksi
kembali dan ulangi tahapan ekstraksi hingga terdapat 125 ml contoh uji. Kocok dengan kuat
pemisahan. Ulangi langkah tersebut hingga selama 2 menit.diamkan kemudian pisahkan
volume total contoh uji yang terekstraksi fase air kedalam erlenmeyer atau gelas piala,
menjadi 500 mL (4 kali ekstrasi)dengan sedangkan lapisan fase n-heksan ditampung
menggunakan n – heksan masing – masing dalam labu destilasi yang telah diketahui
sebanyak 25 mL. Gabungkan ekstrak dalam beratnya (W o). Masukkan kembali sampel
labu destilasi dan lakukan destilasi dengan sebanyak 125 mL kedalam corong pisah untuk
penangas air pada suhu 70oC. Saat terlihat diekstraksi kembali. Ulangi langkah tahapan
kondensasi pelarut terhenti, destilasi ekstraksi hingga tahap pemisahan. Kemudian
dihentikan.Dinginkan dan keringkan labu
ulangi langkah tersebut hingga volume total
destilasi pada oven dengan suhu 70oC ± 2 oC
selama 30-45 menit.Labu destilasi dimasukan contoh uji yang terekstraksi menjadi 2000 mL
kedalam desikator selama 30 menit dan (16 kali ekstraksi) dengan menggunakan n–
ditimbang sampai didapat berat tetap heksan masing – masing sebanyak 6,25 mL.
(W 1).Kadar minyak dan lemak dihitung.Ulangi Gabungkan ekstrak dalam labu destilasi dan

3
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S., dkk)

lakukan destilasi dengan penangas air pada tidak dapat digunakan dalam analisis minyak
suhu 70oC. Saat terlihat kondensasi pelarut dengan metode infra merah.
terhenti, hentikan destilasi, dinginkan dan
keringkan labu destilasi pada oven dengan Metode Gravimetri
suhu 70oC ± 2 oC selama 30 -45 menit.Labu Metode gravimetri dengan variasi
detilasi dimasukan kedalam desikator selama jumlah tahap ekstrkasi dan volume sampel
30 menit dan ditimbang sampai didapat berat dilakukan untuk minyak nabati dan minyak
tetap (W 1).Kadar minyak dan lemak dihitung. mineral. Untuk analisa minyak dan lemak
Perlakuan yang sama dilakukan untuk biasanya menggunakan pelarut n – heksan,
pengujian sampel yang mengandung minyak ether atau kloroform (Rahma, 2011). Penelitian
mineral sejumlah 2,0 mg pada masing – masing ini menggunakan pelarut n–heksan karena
sampel. mempunyai koefisien distribusi yang besar dan
selektifitas yang tinggi. Berat minyak nabati 2,1
HASIL DAN PEMBAHASAN gram dan minyak solar 2,0 gram diencerkan
kedalam 500 mL, 1000 mL, dan 2000 mL
Metode FTIR aquades. Data hasil pengamatan konsentrasi
Analisis minyak dan lemak dengan minyak pada berbagai variasi tahap ekstraksi
metode FTIR telah dilakukan dengan jenis dan volume sampel disajikan pada Tabel 2.
pelarut C2Cl4 dan S316. Kedua pelarut ini dipilih
dengan pertimbangan bahwa tidak terdapat Tabel 2. Hasil Analisa Minyak Nabati dengan Metode
Gravimetri
ikatan C-H yang merupakan ciri utama senyawa
minyak dan lemak. Hasil pembacaan pelarut Vsampel 500 1000 2000mL
C2Cl4 dan S316 pada FTIR jenis instrumen Oil mL mL
Content Meter POC 100 sebagaimana disajikan Pelarut
pada tabel 1. 100 5,3 mg - -
1
Tabel 1. Hasil Pembacaan Pelarut pada POC 100
2 5,8 mg - -
No Pelarut Konsentrasi (mg/L) 50x2
1. C2Cl4 18 1 4,7 mg 1,7 mg -
2. S316 (C2CF3) 15 2 4,0 mg 1,6 mg -
25x4
1 3,4 mg 3,5 mg 2,0 mg
Berdasarkan tabel 1 pelarut C2Cl4
2 3,9 mg 3,7 mg 1,9 mg
murni telah terbaca konsentrasinya sebesar 18 12,5x8
ppm. Tingginya serapan pelarut C2Cl4 1 - 2,5 mg 2,7 mg
dimungkinkan karena adanya vibrasi di daerah 2 - 2,4 mg 2,5 mg
panjang gelombang 3100 nm. Panjang 6,25x16
gelombang di posisi ini merupakan vibrasi 1 - - 1,3 mg
ikatan C-H (Ohno dkk, 2005). Sementara itu, 2 - - 1,3 mg
Man dkk (1954) menyatakan bahwa etilen
terhalogenasi mempunyai dareah vibrasi 3000
nm – 5200 nm. Kesamaan daerah vibrasi ini Berdasarkan Tabel 2., nilai recovery yang
menjadi sebab tingginya absorbansi IR oleh mendekati nilai benar didapatkan pada hasil
pelarut C2Cl4 ketika diukur dengan instrumen oil analisis volume 2000 mL dengan tahapan
content meter. ekstraksi 4 kali yaitu 2,0 mg dan 1,9 mg. Nilai
Hasil pengukuran pelarut S316 juga recovery rata – rata hasil tersebut sebesar
sama yaitu sebesar 15 ppm. Nilai konsentrasi 92,85%.
ini bisa menjadi indikator yang sama Berdasarkan data hasil analisis pada
sebagaimana pelarut C2Cl4 yaitu terjadinya tabel 3.2, khususnya untuk volume 2000 mL
vibrasi dari ikatan rangkap yang berada di
dengan tahapan ekstraksi 4 kali jika ditinjau dari
panjang gelombang sama dengan vibrasi
aspek konsentrasi maka diperoleh nilai
ikatan hidrokarbon. Fenomena ini dikuatkan
oleh data penelitian Mann dkk tahun 1954 yang kandungan minyak dalam sampel sebesar 1
menyatakan bahwa tetrafluoroetilen mg/L dan 0,95 mg/L untuk pengulangan 1 dan
mempunyai daerah vibrasi 2200 nm – 5200 nm. pengulangan 2 atau 0,975 mg/L hasil rata –
Hasil respon serapan ini menjadi bukti bahwa ratanya.
kedua jenis pelarut tersebut (C2Cl4 dan S316)

4
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S., dkk)

Tabel 3. Hasil Analisa minyak Solar dengan Metode Jaminan Mutu


gravimetri
Jaminan mutu metode gravimetri
ditentukan dengan uji akurasi dan presisi
V samp 500 mL 1000 mL 2000mL (Harmita,2004). Akurasi metode diperoleh
melalui perhitungan persen recovery. Adapun
Pelarut presisi didapatkan dengan melakukan
100 pengulangan uji sampel sebanyak 7 kali. Teknik
1 4,9 mg - - ekstraksi dan volume sampel yang dipilih
2 4,5 mg - - adalah 4 tahap dengan volume sampel 2000
50x2 mL. Hal ini didasarkan pada nilai recovery
1 5,6 mg 3,0 mg - terbaik yang dihasilkan. Data pengulangan
2 7,0 mg 3,5 mg - sampel minyak nabati dan minyak mineral
25x4 disajikan pada tabel 4 dan tabel 5.
1 4,1 mg 3,5 mg 1,9 mg
2 3,7 mg 3,0 mg 1,8 mg Tabel 4. Repeatibilitas hasil analisis minyak nabati

12,5x 8 Pengulangan Hasil Analisis (mg)


1 - 2,8 mg 2,7 mg
2 - 3,0 mg 1,9 mg 1 2,2
6,25 x16 2 2
1 - - 1,1 mg 3 1,8
2 - - 0,7 mg
4 1,7
Berdasakan hasil pengukuran di tabel 3, maka 5 1,8
untuk analisa minyak mineral dalam volume 6 2,1
2000 mL dengan tahapan ekstraksi 4 kali 7 2
mempunyai recovery yang terbaik atau
mendekati nilai benar, yaitu 1,9 mg dan 1,8 mg jumlah total 13,6
untuk pengulangan 1 dan 2. Tahapan ekstraksi Rata - rata 1,9429
pada metode tersebut sebanyak 4 kali. Hasil ini SD 0,1813
memiliki kecenderungan yang sama dengan
hasil analisis untuk minyak nabati. Rata – rata %RSD 9,3198
persen recovery yang dihasilkan sebesar
92,5%.
Konsentrasi sampel dengan nilai Tabel 5. Repeatibilitas hasil analisis minyak mineral
recovery di atas relatif cukup rendah, yaitu
0,975 mg/L untuk minyak nabati dan 0,925 Pengulangan Hasil Analisa (mg)
mg/Luntuk minyak mineral.Nilai konsentrasi 1 1,8
tersebut lebih rendah dari konsentrasi
2 1,7
maksimal dibeberapa baku mutu perairan
(sungai dan laut). Berdasarkan hasil 3 1,9
pengukuran dan data perhitungan 4 1,6
recoverymetode ini berpeluang digunakan 5 1,6
untuk menganalisa contoh perairan dan juga
industri. 6 1,7
Nilai presen recovery yang relatif akurat 7 2
ketika ekstraksi dilakukan dengan 4 tahap jumlah total 12,3
ekstraksi dan volume sampel 2000 mL baik Rata – rata 1,7571
untuk minyak nabati maupun mineral sangatlah
SD 0,1512
menarik. Fakta pengukuran ini bisa difahami
oleh faktor efektivitas kontak antara pelarut RSD 8,6041
pengekstrak dengan analit minyak.
Meningkatnya jumlah tahapan ekstraksi berarti Berdasarkan data Tabel 4 maupun Tabel 5
menurunkan rasio volume antara pelarut diketahui bahwa nilai recovery masing-masing
dengan analit. namun disisi lain, memperbesar adalah 92,38% dan 88%. Perbedaan nilai
recovery tersebut menunjukkan tingkat
frekuensi kontak yang didorong oleh gaya fisik
kestabilan yang berbeda antar kedua sampel.
ekstraksi. Relativitas kedua faktor tersebut Sifat minyak nabati yang cenderung lebih stabil
optimal diperoleh pada teknik ekstraksi 4 tahap secara fisik dapat menjadi faktor lebih tingginya
dengan volume sampel 2000 mL. nilai recovery dibanding minyak mineral.

5
Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan ….......................... (Setyani Hardiana S., dkk)

Nilai presisi diketahui dari persen RSD (minyak nabati) dan 0,4736 mg/L (minyak
untuk kedua sampel. Berdasar data tabel di mineral).
atas maka didapat persen RSD 9,3198% untuk
sampel minyak nabati dan 8,6041% untuk DAFTAR PUSTAKA
sampel minyak mineral. Jika dibandingkan
dengan Tabel Horwitz maka persen RSD Andreozzi, R., Caprio, V., Insola, A., Maritta, R.,
tersebut lebih kecil, dimana untuk konsentrasi 1 Sanchirico, R., 2000, Advanced
mg/L nilai maksimal yang diperbolehkan oxidation processes for the treatment of
sebesar 10,72%. mineral oil-contaminated wastewater,
Persen RSD sampel minyak nabati Water Resource 34, No.2, 620-628
yang tidak sama dengan sampel minyak Atlas, R.M., Bartha, R., 1992, Hydrocarbon
mineral menunjukkan perbedaan sifat biodegradation and oil spell
konsistensi matrik dari keduanya. Nilai persen bioremediation, Advances in Microbial
RSD minyak nabati yang lebih tinggi Ecology 12, 287-338
merupakan indikator sulitnya menjaga Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi
konsistensi jumlah analit dalam tahapan Metode dan Cara Perhitunganya,
analisa. Sifat vikositas minyak nabati yang lebih Departemen Farmasi UI, Jakarta
besar menjadi faktor kesulitan dalam Mardika.Siti Fauziah, 2012, Ekstraksi
keseragaman analit. caircair,http://sitifauziahmardika.blogsp
Berdasarkan nilai akurasi dan presisi ot.com (diakses tanggal 25 Mei 2014)
yang diperoleh maka validitas pengembangan Mann, D.E., Ecquista, N., Plylen, E.K., 1954,
metode gravimetri telah terbukti. Nilai akurasi Vibrational spectra of
yang relatif besar dan persen RSD yang lebih tetrafluoroethylene and
kecil dari tabel Horwitz menguatkan bahwa tetrachloroethylene, Journal of
metode pengembangan ini mempunyai jaminan Research of The National Bureau
mutu analisis yang valid untuk digunakan pada Standards 52, 67-72
pengukuran minyak dengan konsentrasi rendah Netti, H., Ginting, M.H.S., 2002, Lemak dan
(1 mg/L) Minyak, Fakultas Teknik USU, Sumatra
Batas deteksi jumlah analit yang masih Utara
dapat dideteksi dan tetap memberikan respon Ohno, K., Okimura, M., Akai, N., 2005, The
signifikan dibandingkan dengan blangko effect of cooperative hydrogen bonding
menjadi bagian investigasi yang dilakukan. on the OH stectching-bond shift for
Kuantitas analit terkait hal ini diperoleh pada water slucters studied matrix-isolation
berat 1,1278 mg untuk minyak nabati dan infrared spectroscopy and density
0,9472 mg untuk minyak mineral. Nilai massa furetime, Physical Chemestry 16, 3005-
tersebut jika dikonversikan berdasarkan volume 3014
sampel maka diperoleh konsentrasi sampel Rahma, 2011, Analisys minyak dan
minyak sebesar 0,5639 mg/L dan 0,4736 mg/L. lemak,http://Rahmaalchemist.blogspot.
Fakta hasil uji ini semakin memperbesar com (diakses pada tanggal 8 Juni 2014)
pertimbangan penggunaan metode gravimetri Recknagel, R.O., Glender Jr, E.A., Dolak, J.A.,
dengan tehnik ekstraksi 4 tahap dan volume Waller, R.L., 1989, Mechanisms of
sampel 2000 mL. carbon tetrachloride toxicity,
Pharmacology & Therapeutic 43, 139-
KESIMPULAN 154
Rice, E.W., Baird, R.B., Eaton, A.D., Clesceri,
Pelarut C2Cl4 dan S316 tidak dapat L.S., 1012, Standard Methods For The
menggantikan CCl4 dalam analisis minyak dan Examination Of Water And
lemak dengan metode infra merah. Respon Wastewater, 22nd, American Public
pembacaan kedua pelarut tersebut pada alat Health Association, APHA Washington
Oil Content Meter POC 100 mencapai 18 ppm Ridho, M.R., 2010, Pencemaran di Sungai
dan 15 ppm. Metode gravimetri dengan tingkat Bengawan Solo antara Solo dan
ekstraksi 4 tahap dan volume sampel 2000 mL Sragen Jawa Tengah,
dapat menghasilkan recovery 92,85% untuk http://eprints.unsri.ac.id/1671/ (diakses
sampel minyak nabati dan 99,25% untuk pada tanggal 15 Mei 2014)
sampel minyak mineral. Selain itu presisi Sieonova, P.P., Callveci, R.M., Hulderman, T.,
pengembangan metode uji ini memenuhi Wilson, R., Komonineral, C., Rao, M.,
keberterimaan karena pada konsentrasi 1 mg/L Luster, M.I., 2001, The role of tumor
di dapatkan persen RSD sebesar 9,32 % dan recrosis factor-α in liver toxicity,
8,60%. Tabel horwitz untuk konsentrasi inflammation, and fibrosis induced by
tersebut sebesar 10,72%. Limit deteksi yang carbon tetrachloride, Toxicity and
didapatkan juga rendah, yaitu 0,5639 mg/L Applied Pharmacology 177, 112-120

You might also like