Professional Documents
Culture Documents
927 2169 1 SM PDF
927 2169 1 SM PDF
1
Poltekkes Kemenkes Denpasar, Jurusan Gizi
Email Penulis Korespondensi (K): imade_purnadhi@yahoo.com
Abstract
Iron deficiency anemia is a nutritional problem that affects more than 600 million people. Estimates of
global anemia prevalence are around 51%. WHO data from 1993 to 2005 shows approximately 24.8%
or 1.62 billion of the world's population suffer from anemia and 25.4% of them are school-age children.
Whereas in Southeast Asia school-age children suffer from anemia by 13.6%. The impact of anemia on
young women is that the body during the growth period is easily infected, resulting in reduced fitness /
freshness, decreased learning / achievement spirit. This community service aims to provide education
on prevention of nutritional anemia in young women through increased knowledge and behavior of
consumption of foods high in iron and consumption of iron tablets. Community service was carried out
at Kertayasa Vocational School and Werdi Sila Kumara Vocational School from June to July 2018. The
sample of this community service was 100 young women, each of 50 people from the Kertayasa
Vocational School and 50 WerdiSila Kumara Vocational High School students.The pretest results in the
knowledge of anemia showed an average of 88.80 (+8.64) correctly and after educating the post
test results showed an increase to an average of 88.50 (+10.11) which was correct. The increase showed
very different results (p 0.05).Most samples (61.00%) used to consume Fe tablets between 2-8 tablets
per month. Because program giving iron tablets are integrated in schools, most of the samples (86.9%)
stated they got iron tablets at school. In an effort to increase the coverage of iron tablet consumption in
adolescent girls, it is recommended that regular administration of Fe tablets through schools.
Keywords: Nutrition Education, Young Women, Iron supplementation consumption.
Pendahuluan
Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar
51%. Prevalensi pada anak balita sekitar 43%, anak usia sekolah 37%, lelaki dewasa hanya
18% dan wanita tidak hamil 35% (Arisman, 2003). Data WHO dari tahun 1993 hingga 2005
menunjukkan kira-kira 24,8% atau 1,62 milyar dari populasi dunia menderita anemia dan
25,4% darinya merupakan anak usia sekolah. Di Asia Tenggara pula, 13,6% anak usia sekolah
menderita anemia (WHO, 2008).
Dampak anemia pada remaja putri yaitu tubuh pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi,
mengakibatkan kebugaran/kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar/prestasi menurun,
sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko tinggi.
Kebutuhan gizi pada masa tumbuh kembang remaja yaitu energi (aktifitas aktif). Protein
(membentuk sel-sel baru), lemak (sumber energi & membentuk sel-sel saraf/transport vitamin,
vitamin dan mineral & air (metabolisme tubuh), serat (membantu proses pencernaan, Fe &
zinc/Zn (berperan untuk pembentukan jaringan tubuh), kalsium, phosphor & Vitamin D
(pembentukan tulang/gigi), Vitamin B1, niacin & riboflavin (metabolisme karbohidrat),
Vitamin B6, asam folat & vitamin B12 (membentuk anti sel/DNA/RNA, vitamin A & C &
vitamin E (fungsi penglihatan) & meningkatkan daya tahan tubuh & anti oksidan.
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang yang
kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah, pengaruh dari lingkungan
pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status gizi
yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi &
gizi lain yang pentig untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah
status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan status gizinya, karena remaja
putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu
suplementasi gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.
Kegiatan penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita usia subur (WUS)
yang dilakukan, utamanya merupakan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yaitu
promosi atau kampanye tentang anemia kepada masyarakat luas, ditunjang dengan kegiatan
penyuluhan kelompok serta konseling yang ditujukan secara langsung pada Remaja
Putri/Wanita melalui wadah yang ada di masyarakat seperti sekolah, pesantren, tempat kerja
(formal/informal), organisasi dan lembaga swadaya masayaraat (LSM) bidang kepemudaan.
Edukasi gizi bagi remaja putri yang dilakukan di sekolah merupakan salah satu strategi
promosi kesehatan dalam tatanan sekolah. Dalam edukasi gizi disampaikan tentang pengenalan
anemia gizi besi serta anjuran konsumsi makanan kaya besi dilaksanakan dengan mengacu
pada “gizi seimbang”, dilanjutkan dengan memotivasi mengkonsumsi tablet Fe.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata merupakan sekolah kejuruan yang
mempunyai siswa cukup banyak setara dengan sekolah umum lainnya. Dari segi kurikulum
mereka berbeda dengan sekolah umum karena mata pelajaran yang diajarkan lebih mengarah
kepada keahlian khusus dan spesifik sesuai dengan jurusannya. Dengan adanya kekhususan
ini, para siswa dan siswi SMK Pariwisata sangat jarang mendapat informasi masalah kesehatan.
Karena itu, perlu untuk melakukan kegiatan edukasi gizi kepada siswa SMK.
Penyuluhan Gizi
Dan Anemia
Gambar 1
Kerangka Pemecahan Masalah Meningkatkan Konsumsi Protein dan Zat Gizi Fe
Sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja putri di SMK Pariwisata Kertayasa dan SMK
Pariwisata Werdi Sila Kumara, Kabupaten Gianyar. Dari masing-masing sekolah jumlah
sasaran yang diambil adalah sebanyak 50 orang. Sehingga total jumlah 100 orang.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tiga sub kegiatan, yaitu
pengukuran pengetahuan gizi dan evaluasi konsumsi tablet Fe, edukasi gizi dan motivasi gizi
peningkatan konsumsi tablet Fe pada remaja Putri di SMK Pariwisata Kertayasa dan SMK
Pariwisata Werdi Sila Kumara, Kabupaten Gianyar.
Pada awal kegiatan pengabdian ini (bulan pertama) dilakukan pre test (penilaian awal)
untuk mengukur pengetahuan gizi dan evaluasi konsumsi tablet Fe. Selanjutnya pada minggu
ke dua mulai dilakukan program pengabdian berupa pemberian edukasi gizi dan motivasi gizi
sebanyak 4 kali pertemuan. Kegiatan pendidikan kesehatannya dilaksanakan setiap bulan
dengan materi gizi seimbang, anemia gizi besi pada remaja putri, manfaat tablet Fe dan
konsumsi makanan tinggi zat besi. Pada akhir kegiatan pengabdian ini dilakukan post test
untuk mengukur pengetahuan gizi dan evaluasi konsumsi tablet Fe.
Evaluasi proses dilakukan dengan melakukan wawancara. Analisa data dilakukan dengan
membandingkan hasil pengamatan awal dan akhir yang meliputi: pengetahuan dan konsumsi
tablet Fe. Perbandingan dilakukan dengan uji statistik chi square. Evaluasi kegiatan yang
dilaksanakan untuk menilai keberhasilan pengabdian masyarakat di SMK Pariwisata Kertayasa
dan SMK Pariwisata Werdi Sila Kumara, Kabupaten Gianyar ini meliputi :
a. Pre test dan post test terkait dengan pengetahuan gizi remaja putri
b. Evaluasi konsumsi tablet Fe bagi remaja putri sasaran
Hasil evaluasi terhadap 100 remaja putri yang diberikan kegiatan edukasi gizi baik di
SMK Pariwisata Kertayasa maupun di SMK Werdi Sila Kumara diketahui data deskriptif hasil
pre test dan post test sebagai berikut. Hasil pengukuran sebelum diberikan edukasi gizi (pre
test) diperoleh nilai terendah 60.00 dan nilai tertinggi 95.00 dengan rata-rata dan standar
deviasi 80.80+8.64. Sedangkan untuk pengamatan setelah edukasi (post test) diperoleh nilai
terendah 60.00 dan tertinggi 100.00 dengan rata-rata dan standar deviasi 88.50+10.11.
Secara umum sasaran pengabdian masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup tentang
anemia gizi yang ditandai dengan perolehan rata-rata nilai pre test adalah 80.80. Setelah
dilakukan edukasi gizi terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan yang cukup baik yaitu
menjadi 88.50. Peningkatan rata-rata pengetahuan ini ditunjang oleh perubahan nilai masing-
masing remaja putri tersebut. Rata-rata selisih post test dan pre test sebesar 7.70.
Setelah dilakukan uji statistik dengan metode uji t sampel dependen, diperoleh
kesimpulan memang terdapat perubahan pengetahuan yang sangat nyata (p<0,01) antara
sebelum dan sesudah dilakukan edukasi gizi. Rincian selengkapnya hasil uji perubahan
pengetahuan tentang anemia gizi disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Perubahan Pengetahuan Tentang Anemia
Hasil wawancara terhadap 100 sasaran pengabdian masyarakat ini, sebagian besar yaitu
sebanyak 61% menyatakan biasa mengonsumsi tablet Fe. Sedangkan lainnya 39% menyatakan
tidak. Jika dikaitkan dengan program pemberian tablet Fe di sekolah tentunya hal ini
menimbulkan pertanyaan, mengapa tidak semua siswi memperoleh tablet Fe. Setelah ditelusuri
ternyata remaja putri (siswi SMK) tidak memperoleh tablet Fe karena mereka sedang tidak ada
di sekolah pada saat pelaksanaan program pendistribusian tablet Fe karena mereka sedang
mengikuti Magang/PKL di luar sekolah.
Dari 61 remaja putri yang menyatakan biasa mengonsumsi tablet Fe menyatakan jumlah
tablet Fe yang diminum antara 2 sampai dengan 8 tablet. Seperti ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah tablet Fe yang dikonsumsi
Jumlah tablet yang SMK Pariwisata Kertayasa SMKP Werdi Sila Kumara
dikonsumsi (dalam butir) f % f %
2 1 2.8 0 0.0
3 6 16.7 0 0.0
4 29 80.6 22 88.0
8 0 0.0 3 12.0
Total 36 100.0 25 100.0
Berdasarkan termpat memperoleh tablet Fe, remaja putri siswa SMK Pariwisata di kedua
sekolah menyatakan memperoleh di sekolah (86.9%) dan di Puskesmas sebanyak 13,1%. Hasil
penilaian terhadap pengetahuan siswa, dari 20 pertanyaan pada saat sebelum dilakukan
penyuluhan (edukasi) rata-rata 16 pertanyaan (80,0%) yang dijawab dengan benar. Jumlah
jawaban salah bervariasi 1 sampai dengan 7 pertanyaan dengan rata-rata empat pertanyaan
dijawab salah meliputi pertanyaan no.3 Penyakit anemia tidak dapat menular .; no.5. Letih,
lemah, lesu dan sering pusing, bukan gejala anemia; no.10. Penyakit malaria dapat
menyebabkan anemia ; no.12 Prestasi belajar tidak akan turun hanya karena anemia; no.14
Pertumbuhan anak yang kurang merupakan akibat dari anemia.; no.16. Makanan yang banyak
mengandung vit A dapat berpengaruh dalam penyerapan dan pembentukan zat besi dan no.18.
Penyakit malaria dapat menyebabkan anemia. Pada saat melakukan penyuluhan (edukasi)
penekanan materi pada pertanyaan yang dijawab salah. Setelah dilakukan dilakukan post test
terdapat perubahan pengetahuan, yaitu terjadi kenaikan menjadi rata-rata 17 pertanyaan
(88,0%) dijawab dengan benar. Masih terdapat beberapa pertanyaan dijawab salah.
Walaupun secara umum hasil post test menunjukkan kenaikan secara bermakna, tetapi
apabila ditilik jawaban per individu, dari 100 siswa, hanya 71 siswa (71,0%) menunjukkan
kenaikan skor pengetahuan, 18 siswa (18,0%) tetap, dan bahkan terdapat kecenderungan skor
pengetahuannya menurun pada 11 siswa (11,0). Berdasarkan pola distribusinya, dari 61 siswa
(61%) yang mengkonsumsi tablet Fe, ternyata keberhasilannya lebih tinggi melalui sekolah
sebesar 86,9% dan melalui Puskesmas 13,1%.
Daftar Pustaka
Aisah, S., Sahar, J., Sutanto, S.P., 2008, Pengaruh Edukasi Kelompok Sebaya Terhadap
Perubahan Perilaku Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia Subur Di Kota
Semarang, Fikkes, Jurnal Keperawatan, Vol.2 No. 1 - Oktober 2008 : 35 – 44
Azwar, A, 2004. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang.
http://www.gizi.net/makalah/Makalah%20Dirjen-SahidW02.PDF, diperoleh 26
Nopember 2012.
Notoatmojo, S., 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Alikasinya, Rineka Cipta, Jakarta
Suhardjo. 2001. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Bogor: PAU Pangan dan Gizi IPB.
Suparman, A., 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Negara, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Suwarjo, 2008, Konseling teman sebaya (peer counseling) untuk mengembangkan resiliensi
remaja, Makalah Disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tanggal 29 Februari 2008
Arisman, M.B., 2003, Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Penerbit buku
Kedokteran, EGC. Jakarta
WHO, 2008