Professional Documents
Culture Documents
16 Pengaruhkadarairagregatterhadapkuattekanbeton PDF
16 Pengaruhkadarairagregatterhadapkuattekanbeton PDF
net/publication/320729706
CITATIONS READS
0 1,160
3 authors, including:
Arusmalem Ginting
Universitas Janabadra
33 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Arusmalem Ginting on 31 October 2017.
ABSTRACT
Concrete mix design with the proportions by volume are often used because it is very easy in implementation.
Proportion by volume of cement, sand, and split / gravel is often used is 1 : 2 : 3 and 1 : 1.5 : 2.5 with water
cement ratio (wcr) specific. The water content of aggregate (split / gravel and sand) in the field can be either
air dry or wet. The difference of water content on aggregate increase or decrease the water cement ratio,
resulting in compressive strength of concrete also varies. Based on these issues then examined the influence
of water content of aggregate on compressive strength of concrete with the proportions by volume 1: 2: 3 and
1 : 1.5 : 2.5 and with water cement ratio 0.6.
The samples used in this research is a concrete cylinder 150 mm x 300 mm. Used fine aggregate of sand and
coarse aggregate of crushed stone/split and gravel. The water content of aggregate used be varied such as:
wet, saturated surface dry (SSD), and air dry (5 variations). The number of specimens of each variation 3,
and total specimen 84. Concrete compressive strength testing performed at 28 days.
From these results obtained: a decrease in aggregate water content will decrease the slump value in
proportion by volume 1 : 2 : 3 and 1 : 1.5 : 2.5. Slump value proportion 1 : 2 : 3 less than the proportion 1:
1.5: 2.5 in any condition of the water content of aggregate. In proportion by volume 1 : 2 : 3 on the condition
of the water content of aggregate larger or smaller than the SSD condition resulted in decreased compressive
strength of concrete. In proportion by volume 1 : 1.5 : 2.5 with aggregate water content greater than the SSD
resulted in decreased compressive strength of concrete, and on the condition of the water content is smaller
than SSD resulted in increased compressive strength of concrete. On the water content of aggregate SSD,
concrete with compressive strength by volume proportions 1 : 2 : 3 is almost equal to 1 : 1.5 : 2.5, while in
the wet and air dry conditions aggregate, compressive strength of concrete with the proportion by volume 1 :
2 : 3 less than the proportion 1 : 1.5 : 2.5.
Berdasarkan SNI 03-1971-1990, kadar air Pada penelitian ini dilakukan beberapa jenis
agregat adalah besarnya perbandingan antara pengujian, diantaranya adalah: pengujian
berat air yang dikandung agregat dengan berat kadar air agregat, pengujian nilai slump beton
agregat dalam keadaan kering yang segar, dan pengujian kuat tekan beton pada
dinyatakan dalam persen. umur 28 hari.
18 15.5
15
Slump (cm)
12
9 6.5
6 4.5
3
2
3 1.0 1.5 1
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0
0
Basah SSD KU-I KU-II KU-III KU-IV KU-V
Kondisi agregat
Pada sembarang kondisi kadar air pasir dan Nilai slump untuk campuran beton dengan
split, nilai slump campuran 1 : 2 : 3 lebih kecil agregat halus pasir dan agregat kasar kerikil
dari campuran 1 : 1,5 : 2,5. Hal ini seperti ditunjukkan pada Tabel 4 dan Gambar
diakibatkan jumlah semen pada campuran 1 : 2 berikut ini.
2 : 3 lebih sedikit dari 1 : 1,5 : 2,5, sehingga
24
21
20
Slump (cm)
16
12 10.0
8 6
3 2.5 2.5
4 1.5 1.5
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0
0
Basah SSD KU-I KU-II KU-III KU-IV KU-V
Dari Tabel 4 dan Gambar 2 dapat disimpulkan 2: 3 juga lebih sedikit daripada campuran 1 :
bahwa kadar air pasir dan kerikil 1,5 : 2,5 untuk mendapatkan faktor air semen
mempengaruhi nilai slump campuran beton. yang sama. Nilai slump akan kecil jika
Nilai slump akan turun seiring dengan digunakan air sedikit, dan akan besar jika
penurunan kadar air pasir dan kerikil baik digunakan air banyak.
pada perbandingan volume campuran 1 : 2 : 3
dan juga 1 : 1,5 : 2,5. Kuat tekan untuk campuran beton dengan
agregat halus pasir dan agregat kasar split
Pada sembarang kondisi kadar air pasir dan seperti ditunjukkan pada Tabel 5 dan Gambar
kerikil, nilai slump campuran 1 : 2 : 3 lebih 3 berikut ini.
kecil dari campuran 1 : 1,5 : 2,5. Hal ini
diakibatkan jumlah semen pada campuran 1 :
2 : 3 lebih sedikit dari 1 : 1,5 : 2,5, sehingga
jumlah air yang dibutuhkan pada campuran 1 :
Tabel 5. Kuat tekan beton campuran 1 : 2 : 3 (agregat kasar split)
Kadar air (%) Kuat tekan (MPa)
No. Kondisi
Pasir Split 1:2:3 1 : 1,5 : 2,5
3,80 7,19
1 Basah 5,92 3,55 5,58 5,52 5,58 6,04
7,19 5,36
17,24 16,48
2 SSD 3,73 2,57 18,26 16,40 16,23 16,41
13,69 16,51
15,41 20,79
3 KU-I 3,20 1,85 12,76 12,98 23,07 21,13
10,76 19,52
11,05 20,28
4 KU-II 0,77 0,97 13,69 12,75 20,28 18,83
13,51 15,93
15,76 21,02
5 KU-III 0,85 0,76 9,26 11,97 19,01 20,27
10,90 20,79
3,55 10,65
6 KU-IV 0,43 0,76 5,07 6,08 14,20 11,83
9,63 10,65
2,50 24,59
7 KU-V 0,34 0,64 6,85 3,54 23,52 23,83
1,27 23,38
23.83
24 21.13
20.27
18.83
20
Kuat tekan (MPa)
16.41
16.40
16 12.98 12.75 11.97 11.83
12
8 5.526.04 6.08
3.54
4
0
Basah SSD KU-I KU-II KU-III KU-IV KU-V
Kondisi agregat
Dari Tabel 5 dan Gambar 3 dapat dilihat adanya air yang diisap oleh agregat sehingga
bahwa pada perbandingan volume campuran 1 beton menjadi sulit dipadatkan dan beton yang
: 2 : 3 dengan faktor air semen 0,6, pada dihasilkan keropos sehingga kuat tekannya
kondisi basah yang kadar air pasir dan menjadi menurun. Dari hasil ini dapat
splitnya lebih besar dari kondisi SSD, kuat disimpulkan bahwa pada perbandingan
tekan beton lebih kecil dari kondisi SSD. Hal volume campuran 1 : 2 : 3 dengan faktor air
ini diakibatkan adanya penambahan air pada semen 0,6, pada kondisi kadar air agregat
campuran sehingga kuat tekannya menjadi lebih besar atau lebih kecil dari kondisi SSD
menurun. Pada kondisi kering udara I sampai mengakibatkan penurunan kuat tekan beton.
V yang kadar air pasir dan splitnya lebih
kecil dari kondisi SSD, kuat tekan beton lebih Dari Tabel 5 dan Gambar 3 dapat dilihat
kecil dari kondisi SSD. Hal ini diakibatkan bahwa pada perbandingan volume campuran 1
: 1,5 : 2,5 dengan faktor air semen 0,6, pada tekan beton, dan pada kondisi kadar air
kondisi basah yang kadar air pasir dan agregat lebih kecil dari kondisi SSD
splitnya lebih besar dari kondisi SSD, kuat mengakibatkan peningkatan kuat tekan beton.
tekan beton lebih kecil dari kondisi SSD. Hal
ini diakibatkan adanya penambahan air pada Dari Tabel 5 dan Gambar 3 juga dapat dilihat
campuran sehingga kuat tekannya menjadi bahwa pada kondisi kadar air agregat SSD,
menurun. Pada kondisi kering udara I, II, III, kuat tekan beton dengan perbandingan
dan V yang kadar air pasir dan splitnya lebih volume 1 : 2 : 3 hampir sama dengan 1 : 1,5 :
kecil dari kondisi SSD, kuat tekan beton lebih 2.5. Pada kondisi kadar air agregat basah dan
besar dari kondisi SSD. Hal ini diakibatkan kering udara I – V, kuat tekan beton dengan
adanya air yang diisap oleh agregat perbandingan volume 1 : 2 : 3 lebih kecil dari
mengakibatkan penurunan faktor air semen 1 : 1,5 : 2.5.
(fas) tetapi beton masih dapat dipadatkan
sehingga kuat tekannya menjadi meningkat. Kuat tekan untuk campuran beton dengan
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa, pada agregat halus pasir dan agregat kasar kerikil
kondisi kadar air agregat lebih besar dari seperti ditunjukkan pada Tabel 6 dan Gambar
kondisi SSD mengakibatkan penurunan kuat 4 berikut ini.
Dari Tabel 6 dan Gambar 4 dapat dilihat kecil dari kondisi SSD. Hal ini diakibatkan
bahwa pada perbandingan volume campuran 1 adanya air yang diisap oleh agregat sehingga
: 2 : 3 dengan faktor air semen 0,6, pada beton menjadi sulit dipadatkan dan beton yang
kondisi basah yang kadar air pasir dan dihasilkan keropos sehingga kuat tekannya
kerikilnya lebih besar dari kondisi SSD, kuat menjadi menurun. Dari hasil ini dapat
tekan beton lebih kecil dari kondisi SSD. Hal disimpulkan bahwa pada perbandingan
ini diakibatkan adanya penambahan air pada volume campuran 1 : 2 : 3 dengan faktor air
campuran sehingga kuat tekannya menjadi semen 0,6 menggunakan agregat halus pasir
menurun. Pada kondisi kering udara I sampai dan agregat kasar kerikil, pada kondisi kadar
V yang kadar air pasir dan kerikilnya lebih air agregat lebih besar atau lebih kecil dari
kecil dari kondisi SSD, kuat tekan beton lebih
kondisi SSD mengakibatkan penurunan kuat tekan beton.
24
20 18.37 18.76
17.86
Dari Tabel 6 dan Gambar 4 dapat dilihat 2. Nilai slump campuran 1 : 2 : 3 lebih kecil
bahwa pada perbandingan volume campuran 1 dari campuran 1 : 1,5 : 2,5 pada
: 1,5 : 2,5 dengan faktor air semen 0,6, pada sembarang kondisi kadar air agregat.
kondisi basah yang kadar air pasir dan 3. Pada perbandingan volume campuran 1 : 2
kerikilnya lebih besar dari kondisi SSD, kuat : 3 dengan kondisi kadar air agregat lebih
tekan beton lebih kecil dari kondisi SSD. Hal besar atau lebih kecil dari kondisi SSD
ini diakibatkan adanya penambahan air pada mengakibatkan penurunan kuat tekan
campuran sehingga kuat tekannya menjadi beton.
menurun. Pada kondisi kering udara I sampai 4. Pada perbandingan volume campuran 1 :
V yang kadar air pasir dan kerikilnya lebih 1,5 : 2,5 dengan kondisi kadar air agregat
kecil dari kondisi SSD, kuat tekan beton lebih lebih besar dari kondisi SSD
besar dari kondisi SSD. Hal ini diakibatkan mengakibatkan penurunan kuat tekan
adanya air yang diisap oleh agregat beton, dan pada kondisi kadar air lebih
mengakibatkan penurunan faktor air semen kecil dari kondisi SSD mengakibatkan
(fas) tetapi beton masih dapat dipadatkan peningkatan kuat tekan beton.
sehingga kuat tekannya menjadi meningkat. 5. Pada kondisi kadar air agregat SSD kuat
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa, pada tekan beton dengan perbandingan 1 : 2 : 3
kondisi kadar air agregat lebih besar dari hampir sama dengan 1 : 1,5 : 2,5,
kondisi SSD mengakibatkan penurunan kuat sedangkan pada kondisi basah dan kering
tekan beton, dan pada kondisi kadar air udara kuat tekan beton dengan
agregat lebih kecil dari kondisi SSD perbandingan volume 1 : 2 : 3 lebih kecil
mengakibatkan peningkatan kuat tekan beton. dari perbandingan 1 : 1,5 : 2.5.