Professional Documents
Culture Documents
08 Naska Publikasi
08 Naska Publikasi
The increase in population is directly proportional to the increase in housing needs, especially in
urban areas. Increased settlements include the need for housing, educational facilities, health facilities,
and industrial development, resulting in reduced open land that can be used as a place to absorb water
into the ground. Decreased water absorption area greatly affects the effectiveness of drainage. As an
indicator of the problems of drainage effectiveness, among others are floods / puddles that are local in
nature or are broader in the rainy season. Drainage problems are located in the area of Jalan Laksda
Adisucipto, Depok Subdistrict, Sleman Regency, Yogyakarta, where the area has a drainage system that
directly transmits water to the nearest river namely elephant wong and bayan pond times but during the
rainy season the area experiences waterlogging which causes damage road, disruption of traffic flow and
environmental disturbances.Evaluation of the performance of a drainage system is done by comparing
the incoming discharge and the discharge capacity of the existing drainage channel. In this analysis the
planned discharge is obtained by using hydrological analysis of two, five, and ten years return floods
with a rational method. Hydraulics analysis of existing drainage capacity using the Manning equation.
From the analysis and discussion, the results show that the drainage channel capacity does not meet the
planned two year, five year and ten year return discharges. This is caused by differences in the
dimensions of the upstream drainage channel and the dimensions of the downstream drainage and the
final waster distance. To overcome this problem, dimensions of the drainage channel are made, both the
height and width of the channel.
Tujuan dari penelitian ini adalah Kata drainase berasal dari kata drainage
yang artinyamengalirkan, mengeringkan,
sebagai beriku.
membuang, atau mengalirkan air. Dalam
1. Mengetahu penyebap genangan pada
bidang teknik sipil, drainase secara
kawasan Jalan Laksda Adisucipto
umum dapat didefinisikan sebagai suatu
Yogyakarta.
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
2. Mengetahui kapasitas saluran drainase
air, baik yang berasal dari air hujan,
eksisting pada kawasan Jalan Laksda
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
Adisucipto Yogyakarta.
suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi
3. Melakukan normalisasi saluran berupa
kawasan tidak terganggu. Secara umum,
perubahan dimensi saluran drainas
sistem drainase dapat didefinisikan sebagai
1.4. Manfaat Penelitian serangkaian bangunan air yang berfungsi
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai untuk mengurangi dan atau membuang
berikut. kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan
sehingga lahan dapat difungsikan secara
optimal. Sistem drainase yang baik dapat
membebaskan kota atau wilayah dari tersedia dan jumlah pertambahan penduduk,
genangan air (Suripin, 2004). inilah yang menjadi akar permasalahan
drainase perkotaan (Suripin, 2004).
2.1.2 Konsep Drainase Perkotaan
2.2 Hidrologi
Drainase perkotaan adalah ilmu drainase
yang khusus mengkaji kawasan perkotaan Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan
yang erat kaitannya dengan kondisi dengan air di bumi, baik mengenai
lingkungan fisik dan lingkungan sosial terjadinya, peredaran dan penyebarannya,
budaya yang ada pada kawasan kota sifat-sifatnya, dan hubungan dengan
tersebut. Menurut Hasmar (2002) drainase lingkungan terutama dengan makhluk hidup
perkotaan yaitu ilmu drainase yang (Triatmodjo, 2008). Ilmu hidrologi dapat
mengkhususkan pengkajiannya pada dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan
kawasan perkotaaan yang erat kaitannya berikut:
dengan kondisi lingkungan sosial-budaya 1. Memperkirakan besarnya banjir yang
yang ada dikawasan kota. Saluran-saluran ditimbulkan oleh hujan deras sehingga
drainase dapat dibedakan menjadi saluran dapat direncanakan bangunan-bangunan
alamiah (natural) atau saluran buatan untuk mengendalikannya, seperti
manusia (artificial). Konsep saluran pembuatan tanggul banjir, saluran
drainase alamiah (natural) air hujan drainase, gorong-gorong, jembatan, dan
mengalir di atas tanah (run-off) kemudian bangunan pengendali banjir lainnya.
masuk ke selokan-selokan dan dibuang ke 2. Memperkirakan jumlah air yang
sungai, sebagian air masuk ke dalam tanah dibutuhkan oleh suatu jenis tanaman
(infiltrasi) pada tanah yang daya resapnya sehingga dapat direncanakan bangunan
baik. Saluran drainase buatan manusia untuk melayani kebutuhan tersebut.
(artificial) memerlukan bangunan-bangunan 3. Memperkirakan jumlah air yang tersedia
khusus seperti selokan-selokan, pasangan di suatu sumber air (mata air, sungai,
batu (beton), pipa-pipa, pompa air, dan lain- danau) untuk dimanfaatkan guna
lain sehingga biayanya mahal berbagai keperluan seperti air baku (air
(Prodjopangarso, 1987). untuk keperluan rumah tangga,
perdagangan, dan industri), irigasi,
2.1.3 Permasalahan Sistem Drainase pembangkit tenaga air, perikanan,
Perkotaan peternakan, dan sebagainya.
Banjir merupakan kata yang sangat populer Ilmu hidrologi lebih banyak berdasarkan
di Indonesia, khususnya pada musim hujan, pada pengetahuan empiris dari pada teoritis.
mengingat disemua kota Indonesia nyaris Hal ini karena banyaknya parameter yang
mengalami bencana banjir. Peristiwa ini berpengaruh pada kondisi hidrologi disuatu
hampir setiap tahun terulang, namun daerah, seperti kondisi klimatologi, kondisi
permasalahan genangan dan banjir sampai lahan (daerah aliran sungai, DAS), tata
saat ini belum terselesaikan, bahkan guna lahan, kemiringan dan sebagainya.
cenderung meningkat baik frekuensi, Banyaknya parameter tersebut
luasannya, kedalamanya, maupun mengakibatkan analisis hidrologi sulit
durasinya. Akar permasalahan genangan diselesaikan secara analitis. Salah satu
dan banjir di perkotaan berawal dari komponen utama dari analisis hirologi
pertambahan penduduk yang sangat cepat adalah hujan. Hujan adalah kejadian yang
di atas rata-rata pertumbuhan nasional, tidak dapat diprediksi dan tidak dapat
akibatnya urbanisasi baik migrasi musiman diketahui secara pasti seberapa besar hujan
maupun permanen. Hal ini lah yang yang akan terjadi pada suatu periode waktu.
mengakibatkan pemanfaatan lahan Oleh karena itu, analisis hidrologi
perkotaan menjadi acak-acakan (samrawut) merupakan bidang yang komplek yang
karena tidak sebanding antara lahan yang
disebabkan oleh ketidak pastian dalam hidrologi dengan menggunakan statistika
hidrologi. yang bertujuan untuk memprediksi suatu
besaran hujan atau debit dengan masa ulang
2.2.1 Pengujian Seri Data tertentu. Tujuan dari analisis data hidrologi
adalah mencari hubungan antara besarnya
Dalam pengukuran hujan sering dialami
kejadian ekstrim terhadap frekuensi
dua masalah. Permasalahan pertama adalah
kejadian dengan menggunakan distribusi
tidak tercantumnya data hujan karena
probabilitas. Besarnya kejadian ekstrim
rusaknya alat atau pengamat data tidak
mempunyai hubungan terbalik dengan
mencatat data. Data yang hilang dapat diisi
probabilitas kejadian, misalnya frekuensi
dengan nilai perkiraan. Masalah kedua
kejadian debit adalah lebih kecil
adalah karena adanya perubahan kondisi
dibandingkan frekuensi debit-debit sedang
dilokasi pencatat selama satu periode
atau kecil. Dengan analisis frekuensi akan
pencatatan, seperti pemindahan atau
diperkirakan besarnya banjir dengan
perbaikan stasiun hujan. Berdasarkan
interval kejadian tertentu yaitu 2, 5 dan 10
permasalahan-permasalahan tersebut maka
tahun. Pada persamaan 3.2 di tampillkan
perlu dilakukan pengujian seri data untuk
persamaan menghitung hujan atau debit
mengetahui kelayakan data hujan yang di
pakai. Pengujian seri data berupa Χ Τ Χ ΚΤ S (3)
pemeriksaan konsistensi data. Pengujian
dengan XT = Besarnya suatu kejadian
seri data dilakukan dengan metode kurva
dalam kala ulang T tahun (mm), X̅ = Data
massa ganda (double masss curve)
hujan rata-rata (mm), KT = Faktor koefesien
(Kamiana, 2001).
(berdasarkan distribusi tertentu), S =
β Standar deviasi data.
Faktor koreksi (1) (1)
α0 2.2.4 Debit Banjir Maksimum Metode
dengan, β = Kemiringan setelah patahan, Rasional (Q)
α0 = Kemiringan sebelum patahan. Debit banjir rencana adalah debit dengan
2.2.2 Analisis Hujan Kawasan periode ulang tertentu (T) yang
diperkirakan akan melalui suatu sungai atau
Hujan rerata DAS dianalisis dengan bangunan air lainya. Debit banjir rencana
menggunakan metode rerata aljabar. Suatu juga dapat di gunakan untuk merencanakan
luasan didalam DAS dianggap bahwa kemampuan dan ketahanan suatu bangunan
intensitas hujan adalah sama dengan yang pengairan yang akan dibangun. Debit
terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga rencana sistem drainase dihitung
hujan yang tercatat pada suatu stasiun berdasarkan hubungan antara hujan dan
mewakili luasan tersebut. aliran. Besarnya aliran sangat ditentukan
oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas
p1 p 2 ..... p n daerah pengaliran sungai, lama waktu hujan
p (2)
n dan karakteristik daerah pengaliran itu.
Salah satu metode yang dapat digunakan
dengan p = hujan rerata kawasan (mm), untuk menentukan debit banjir rencana
P1,P2,.. Pn = tinggi curah hujan pada pos adalah Metode Rasional. Rumus rasional
penakar 1, 2, …n (mm), n = jumlah ini berorientasi pada hitungan debit puncak.
stasiun terpakai. Bentuk umum rumus rasional adalah :
Perhitungan Parameter
Kontur Lokasi 3 0.162 2.208 0.358
Luas Daerah Tangkapan
Statistik Hujan Pola jaringan (Pengukuran kemiringan
(X, S, Cv, Cs, Ck)
drainase dan lahan pada 50 segmen 4 0.162 2.123 0.344
(Digitasi menggunakan dimensi saluran drainase menggunakan
QGIS)
Waterpass)
5 0.700 2.575 1.803
Perhitungan Analisis
Distribusi
Analisis Saluran Eksisting
menggunakan persamaan manning
6 0.453 3.029 1.371
(Normal, Log Normal,
Gumbel, dan Log Pearson III
(Q = A×V) 7 0.192 2.122 0.407
Tidak Uji Distribusi
Alternatif
8 0.192 2.081 0.400
(Chi-Square dan Smirnov Penanggulangan
Kolmogorof) Saluran mampu 9 1.276 1.174 1.498
menampung Normalisasi
debit banjir saluran berupa
Tidak
perubahan 10 0.240 3.337 0.800
dimensi saluran
Apakah
Sesuai ? Ya 11 0.175 2.652 0.464
6 DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2009, Evaluasi Kinerja Sistem Drainase
Perkotaan Di Wilayah Purwokerto,
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.