You are on page 1of 13

Volume 10, Nomor 1, Mei 2018, pp 17-29 Copyright © 2017 Jurnal Akuntansi Maranatha,

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha.


ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977. http://journal.maranatha.edu

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Disalurkan dan


Kredit Non Lancar Terhadap Laba (The Impact Of Third
parties funds, Distributed Loans On Profitabilites)
(Studi Kasus Pada Bank Nusantara Parahyangan
Cabang Sudirman)

Dwi Rianawati
Fakultas Ekonomi Program Sudi Magister Manajemen
Universitas Katolik Parahyangan
(Jln. Merdeka No. 30, Bandung)
dwirianawati@gmail.com

Nur Imam Taufik


Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Padjadjaran Bandung
(Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung)
nurimamtaufik@gmail.com

Abstract
Bank as a financial institution is a business-oriented entity that is aiming to make
profit/earnings through ethical ways including through fulfillment of customer needs and
satisfaction. As commodities are processed and sold by the bank is fund that will also be the
object of its business. Bank is a business entity which functions to collect funds from the
public in the form of deposits, and also serves to distribute in the form of credit and other
forms to the public or the debtor. The distribution is likely to impact the risk be less smooth
return of the loan amount or also known as Non-Performing Loans (NPL), which will affect
the company's financial banking. Non-performing loans are credit distributed loans, but the
loans are substandard, doubtful and loss. The amount of data that is used as much as 42
months, they are the data of Third Party Fund, Distributed Loans and Non Performing
Loans of Bank Nusantara Parahyangan, and also its profit from the period of January
2013- June 2016. The data were analyzed in this study using a linear regression model, and
the results are Third Party Fund has significant effect on profit growth level at the Bank
Nusantara Parahyangan Sudirman branch; The amount of Distributed Loans does not have
significant effect on profit growth level at Bank Nusantara Parahyangan Sudirman branch;
The amount of Non Performing Loans does not have significant effect on profit growth level
at Bank Nusantara Parahyangan Sudirman branch; Research shows the variable of the
Amount of Third Party Funds, Distributed Loans, and Non Performing Loans
simultaneously have a significant effect on profit grow level at Bank Nusantara
Parahyangan Sudirman branch.

Keywords: Impact of TPF, DL, NPL, Profit


Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

Pendahuluan dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk


lainnya ke masyarakat atau debitur.
Kondisi dunia perbankan di Indonesia Dalam menghadapi persaingan
telah mengalami banyak perubahan dari yang semakin kompetitif, lembaga
waktu ke waktu. Perubahan ini perbankan dituntut untuk mengejar
disebabkan oleh faktor intenal dan orientasi bisnisnya dari profit oriented
eksternal. Perbankan memegang peranan menjadi satisfaction oriented. Dengan
penting dalam perekonomian suatu memberikan layanan yang memuaskan
negara baik sebagai sumber permodalan kepada pelanggan akan banyak
maupun sebagai perantara keuangan dari keuntungan yang diperoleh. Keuntungan
dua pihak, yakni yang kelebihan dana yang tersebut antara lain, reaksi terhadap
dengan pihak yang kekurangan dana. produsen berbiaya rendah, manfaat
Ekonomi masyarakat akan tumbuh dan ekonomi retensi pelanggan versus
berkembang sejalan dengan perpetual prospecting, nilai kumulatif
perkembangan dan kemajuan bank dalam dari relasi berkelanjutan, daya persuasi
menciptakan produk dan jasa-jasa worth of mouth, reduksi sensitivitas
keuangan untuk melayani kebutuhan harga dan kepuasan pelanggan sebagai
masyarakat. Bank dituntut untuk dapat indikator kesuksesan bisnis di masa
melihat dan memprediksi arah depan.
perekonomian dimasa depan sebagai Laba perusahaan yang baik
acuan untuk dapat tumbuh dan mencerminkan bahwa kinerja perusahaan
berkembang dalam persaingan bisnis yang baik karena laba merupakan ukuran
yang sehat, sekaligus sebagai kinerja dari suatu perusahaan, maka
penyandang dana keuangan bagi para semakin tinggi laba yang dicapai
pelaku bisnis, baik yang berskala lokal, perusahaan, mengindikasikan semakin
nasional, maupun internasional. baik kinerja perusahaan. Dengan
Perbankan nasional pada tahun demikian, apabila rasio keuangan
1999 mulai menunjukkan perkembangan perusahaan baik maka laba perusahaan
ke arah perbaikan meskipun masih juga baik.
mengalami tahapan-tahapan yang sulit
dalam rangka konsolidasi dan Kerangka Teoritis dan Hipotesis
menyeimbangkan posisi keuangan. Salah
satu cara yang dapat digunakan untuk Bank berasal dari kata Italia Banco yang
mengukur kinerja keuangan bank adalah artinya banku. Banku inilah yang
dengan mengetahui laba karena salah dipergunakan oleh banker untuk
satu tujuan utama pendirian sebuah melayani kegiatan operasionalnya kepada
perusahaan adalah untuk memperoleh para nasabah. Istilah bangku kemudian
laba. Bank sebagai lembaga keuangan berganti secara resmi dan popular
merupakan suatu badan usaha yang menjadi Bank. Bank termasuk perusahan
berorientasi bisnis yaitu bertujuan untuk industry jasa karena produknya hanya
mendapatkan keuntungan/laba melalui memberikan pelayanan jasa kepada
cara-cara yang etis antara lain melalui masyarakat (hasibuan, 2002:1).
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan Sementara pengertian Bank
nasabah. Adapun komoditi yang diolah menurut Undang-Undang Perbankan
dan diperjualbelikan oleh bank adalah No.10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2
dana (fund) yang sekaligus juga menjadi mengatakan bahwa : Bank adalah badan
objek usahanya. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari
usaha yang selain berfungsi menghimpun masyarakat dalam bentuk simpanan dan
dana dari masyarakat dalam bentuk menyalurkannya kembali kepada
simpanan juga berfungsi menyalurkan masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

18
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka keberhasilan bank jika mampu


meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. membiayai operasinya dari sumber
Sumber dana bank adalah usaha ini. Pentingnya sumber dana dari
bank dalam memperoleh dana dalam masyarakat luas, disebabkan sumber
rangka membiayai kegiatan operasinya. dana ini yang paling utama. Sumber
Adapun jenis-jenis sumber dana bank dana yang juga disebut sumber dana
adalah: pihak ketiga, disamping mudah
1. Dana yang bersumber dari bank itu untuk mencarinya juga tersedia di
sendiri masyarakat dan persyaratan untuk
Perolehan dana dari sumber bank itu mencarinya juga tidak sulit.
sendiri adalah dana yang diperoleh 3. Dana yang bersumber dari lembaga
dari dalam bank. Perolehan dana ini lainnya
biasanya digunakan apabila bank Sumber dana ini merupakan
mengalami kesulitan untuk sumber dana tambahan jika bank
memperoleh dana dari luar. Salah mengalami kesulitan dalam
satu jenis dana yang bersumber dari pencairan sumber dana dari modal
bank itu sendiri adalah modal setor sendiri dan sumber dana dari pihak
dari para pemegang sahamnya, masyarakat. Pencarian sumber dana
Keuntungan sumber dana sendiri ini relative mahal dan sifatnya hanya
adalah tidak perlu membayar bunga sementara waktu saja. Perolehan
yang relatif besar daripada jika dana antara lain dapat diperoleh dari
meminjam ke lembaga lain, biaya a. Pinjaman antar bank
yang timbul dari penerbitan saham b. Pinjaman dari bank-bank luar
adalah deviden yang diberikan negeri
kepada pemilik saham, namun masih
c. Surat Berharga Pasar Uang
lebih kecil bila dibandingkan dengan
pinjaman dari lembaga keuangan (SBPU)
lainnya. Dalam hal ini pihak perbankkan
Secara garis besar dapat disimpulkan menerbitkan SBPU kemudian
pencarian dana yang bersumber bank diperjualbelikan kepada pihak
itu sendiri terdiri dari: yang berminat, baik perusahaan
a. Setoran modal dari pemegam keuangan maupun non-
saham, merupakan dari modal keuangan.
Bank mempunyai empat alternatif untuk
dari para pemegang saham lama
menghimpun dana untuk kepentingan
atau pemegang saham baru usahanya, yaitu dana sendiri (dana pihak
b. Cadangan lama, merupakan kesatu), dana pinjaman (dana pihak
yang setiap tahun dicadangkan kedua), dana dari deposan (dana pihak
oleh bank dan sementara waktu ketiga), dan sumber dana lain. Menurut
belum digunakan Kasmir dalam (2012:64) dana pihak
ketiga adalah dana yang berasal dari
c. Laba bank yang belum di bagi,
masyarakat luas yang merupakan sumber
merupakan laba tahun berjalan dana terpenting bagi kegiatan operasional
tapi belum dibagikan kepada suatu bank dan merupakan ukuran
para pemegang saham keberhasilan Sumber dana ini merupakan
2. Dana yang berasal dari masyarakat sumber dana terpenting bagi kegiatan
luas operasi suatu bank dan merupakan
Sumber dana ini merupakan ukuran keberhasilan bank. jika mampu
sumber dana terpenting bagi kegiatan membiayai operasinya dari sumber dana
operasi suatu bank dan ukuran ini. Pencairan dari sumber ini relatif

19
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

paling mudah jika dibandingkan dengan yang diberikan oleh bank (ismail,
sumber lainnya. Dana pihak ketiga 2011:96).
merupakan sumber likuiditas untuk Kredit tidak lancar adalah kredit
memperlancar pembiayaan yang terdapat yang masih dilakukan pembayarannya,
di sisi aktiva neraca bank. tetapi lebih lambat dari jadwal yang
Dalam pengertian sederhana kredit seharusnya. Kredit tidak lancar dapat
merupakan penyaluran dana dari pihak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kredit
pemilik dana kepada pihak yang kurang lancar, kredit diragukan, kredit
memerlukan dana. Penyaluran dana macet. Secara garis besar klasifikasi
tersebut didasarkan kepada kepercayaan kredit kredit tidak lancar menurut Fahmi
yang diberikan oleh pemilik dana kepada (2011:73) adalah sebagai berikut :
penggunan dana. Dalam baahasa latin, 1. Kredit kurang lancar, usaha kredit
kredit berasal dari kata “credere” yang non KPR ada tunggakan angsuran
artinya percaya. Artinya pihak yang pokok yang lebih lama dari
memberikan kredit percaya kepada pihak seharusnya. Misalnya untuk kredit
yang menerima kredit, bahwa kredit yang yang masa angsurannya bulanan
diberikan akan terbayar. Dilain pihak, terdapat tunggakan satu bulan tetapi
penerima kredit mendapat kepercayaan belum sampai dua bulan. Sedangkan
dari pihak yang memberikan pinjaman, kredit yang anggsurannya 6 bulanan
sehingga pihak peminjam berkewajiban terdapat tunggakan, namun belum
untuk mengembalikan kredit yang telah melampaui 12 bulan. Bagi kredit
diterimanya. Beberapa ahli BPR, ada tunggakan angsuran pokok
menerjemahkan kredit sebagai berikut : yang melebihi 6 bulanan, tetapi
a) Kredit itu adalah suatu pemberian belum melebihi 9 bulan.
prestasi yang balas prestasinya 2. Kredit yang diragukan, adalah kredit
(kontra prestasi) akan terjadi pada yang tidak termasuk kurang lancar,
tetapi kredit yersebut dapat
suatu waktu dihari yang akan dating
diselamatkan dan agunanya ≥ 75%
(Hasibuan 2008:75). utang debitur, atau kredit yang tidak
b) Dalam undang-undang perbankan dapat diselamatkan tetapi agunannya
No. 1 Tahun 1998, kredit adalah masih ≥ 100% utang debitur.
penyedia uang atau tagihan yang 3. Kredit macet, adalah kredit yang
dapat dipersamakan dengan itu, sejak ± 21 bulan dikategorikan
berdasarkan persetujuan atau diragukan, belum ada pelunasan atau
penyelamatan kredit. Kredit tersebut
kesepakatan pinjam meminjam
penyelesaiannya telah diserahkan ke
antara bank dan pihak lain yang Pengadilan Negeri atau Badan Usaha
mewajibkan pihak peminjam untuk Piutang Negara (BUPN) atau telah
melunasi utangnya setelah jangka diajukan penggantian rugi kepada
waktu tertentu dengan pemberian perusahaan asuransi kredit
bunga. Laba yang peroleh tidak dapat
Pada dasarnya fungsi kredit dipastikan, oleh karena itu dibutuhkan
merupakan pelayanan kepada masyarakat suatu prediksi pertumbuhan laba.
dalam memenuhi kebutuhannya untuk Pertumbuhan laba adalah perubahan
meningkatkan usahanya. Masyarakat persentase kenaikan laba yang diperoleh
disini merupakan individu, pengusaha, perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik
lembaga, dan badan usaha yang mengisyaratkan bahwa perusahaan
membutuhkan dana. KRedit bergungsi mempunyai kinerja yang baik, yang pada
membantu masyarakat dalam memenuhi akhirnya akan meningkatkan nilai
kebutuhannya melalui penyaluran dana perusahaan. Dividen yang akan dibayar

20
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29

di masa mendatang besarannya sangat dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


bergantung pada prospek pertumbuhan Objek penelitian disini adalah Bank
laba dan pertumbuhan perusahaan itu Nusantara Parahyangan Cabang
sendiri, semakin tinggi laba perusahaan, Sudirman Periode penelitian yang akan
maka semikin besar jumlah dividen yang dipergunakan dalam analisis tersebut
akan dibayarkan. adalah data Laporan bulan Januari 2014
Sampai dengan Bulan Juni. 2016
Di dalam melakukan penelitian
Hipotesis ini, jenis metode yang digunakan adalah
deskriptif dan verifikatif. Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara deskriptif digunakan untuk memberikan
yang masih belum teruji kebenarannya penjelasan mengenai perkembangan
dan masih harus dibuktikan secara DPK, KYD, NPL dan Laba. Sedangkan
empiris berdasarkan fakta-fakta yang ada. verifikatif digunakan untuk menguji
Hipotesis akan ditolak jika memang salah pengaruh DPK, KYD, NPL terhadap
atau diterima jika fakta-fakta laba. Metode deskriptif ini adalah untuk
membenarkan. Berdasarkan pokok-pokok membuat deskripsi, gambaran atau
permasalahan yang telah dikemukakan lukisan secara sistematis, faktual dan
diatas maka dapat dirumuskan hipotesis akurat mengenal fakta-fakta serta
yang merupakan kesimpulan sementara hubungan antar fenomena yang
terhadap permasalahan dalam penelitian diselidiki. Sedangkan penelitian
ini sebagai berikut: verifikatif merupakan suatu metode
H1 : Terdapat pengaruh Dana Pihak dimana pendekatannya dapat berupa
Ketiga (DPK) terhadap laba exploratory method atau experimental
pada Bank Nusantara dengan kerangka berpikir deductive-
Parahyangan Cabang Sudirman . inductive thinking. Dimana menurut
H2 : Terdapat pengaruh kredit yang Jogiyanto dalam buku berjudul
disalurkan berpengaruh terhadap “Metodologi Penelitian Bisnis” (2010:35)
laba pada Bank Nusantara mengatakan bahwa metode deduktif
Parahyangan Cabang Sudirman. merupakan pendekatan saintifik
H3 : Terdapat pengaruh kredit non menggunakan struktur teori untuk
lancar terhadap laba pada Bank membentuk hipotesis dan kemudian
Nusantara Parahyangan Cabang menggunakan fakta atau data empiris
Sudirman . untuk menguji hipotesis untuk
H4 : Terdapat pengaruh Dana Pihak mendapatkan kesimpulan. Sedangkan
Ketiga, Kredit dan kredit non pendekatan naturalis menggunakan data
lancar secara simultan terhadap untuk mengambil kesimpulan tanpa
laba pada Bank Nusantara menggunakan hipotesis. Dan jika
Parahyangan Cabang Sudirman . hipotesis diperlukan dibentuk dari data
yang diobservasi dan dikumpulkan
terlebih dahulu, pembentukannya
Metode Penelitian berdasarkan data yang ada

Menurut Sugiono menyatakan bahwa,


definisi objek penelitian adalah sebagai Hasil Penelitian dan
berikut : “Objek penelitian merupakan Pembahasan
suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang Teknik analisis deskriptif bertujuan untuk
mempunyai variasi tertentu yang menjelaskan mengenai keseluruhan data
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang dikumpulkan dengan memaparkan,

21
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

mengelompokkan, dan 2015 (Januari – Desember) laba memiliki


mengklasifikasikan ke dalam tabel yang nilai maksimum sebesar
kemudian diberi penjelasan satu persatu. 112.067.623.625,45, nilai minimum
Variabel yang digunakan dalam sebesar 9.335.414.313,13 dan rata-rata
penelitian ini adalah laba, dana pihak sebesar 61.652.310.729,56 dan pada
ketiga, kredit yang disalurkan dan Non tahun 2016 (Januari – Juni) laba memiliki
Performing Loan (NPL). nilai maksimum sebesar
67.350.454.960,10, nilai minimum
Tabel 1 sebesar 10.722.851.632,45 dan rata-rata
Data Laba Periode Januari 2013-Juni sebesar 40.645.921.470,17.
2016 Bank BNP juga mengadakan
beberapa program-program reguler untuk
menarik dana dari masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan promosi lainnya.

Tabel 2
Data Dana Pihak Ketiga (DPK)
Periode Januari 2013-Juni 2016

Penghimpunan dana di Bank


BNP bersumber pada 2 (dua) sumber
antara lain yang berasal dari masyarakat
penyimpan (Pihak Ketiga) dan yang
berasal dari Institusi perbankan
(penempatan bank lain). Upaya untuk
mempertahankan Dana pihak ketiga oleh Dari tabel 2 diatas, dapat diketahui nilai
Bank dilakukan dengan cara menjual minimum dan rata-rata dana pihak ketiga
beberapa produk Simpanan seperti Giro, dari Januari 2014 sampai dengan Juni
Tabungan dan Deposito Berjangka, di 2016. Pada tahun 2014 (Januari –
mana masing-masing produk memiliki Desember) dana pihak ketiga memiliki
turunannya sendiri-sendiri yaitu fitur nilai maksimum sebesar
tiap-tiap turunan produk simpanan 1.222.502.386.248,94, nilai minimum
disesuaikan dengan target market yang sebesar 158.999.333.000,00 dan rata-rata
dibidik. Di samping melakukan direct sebesar 1.048.501.706.442,73. Pada
sale atas produk-produk simpanan yang tahun 2015 (Januari – Desember) dana
ada, pihak ketiga memiliki nilai maksimum
Dari tabel 1 diatas, dapat sebesar 993.473.910.337,19, nilai
diketahui nilai maksimum, nilai minimum sebesar 874.519.062.938,43
minimum dan rata-rata laba dari Januari dan rata-rata sebesar 923.498.005.347,92
2014 sampai dengan Juni 2016. Pada dan pada tahun 2016 (Januari – Juni)
tahun 2014 (Januari – Desember) laba dana pihak ketiga memiliki nilai
memiliki nilai maksimum sebesar maksimum sebesar 940.839.658.236,34,
100.357.678.348,09, nilai minimum nilai minimum sebesar
sebesar 6.588.113.143,06 dan rata-rata 826.880.160.973,53 dan rata-rata sebesar
sebesar 55.999,918,761.56. Pada tahun 878.948.573.441,23.

22
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29

Target pembiayaan Bank BNP tidak ditujukan untuk usaha produktif.


dalam menyalurkan kredit adalah bisnis Klasifikasi pinjaman Konsumen di sini
ritel, commercial dan consumer loan. termasuk di dalamnya adalah kredit yang
Ditengah melambatnya pertumbuhan diberikan kepada karyawan. Produk-
perekonomian nasional, Manajemen produk Pembiayaan Konsumtif yang
memilih untuk menunda penyaluran dijual antara lain:
kredit konsumer karena masih memiliki 1. KPR BNP/Housing Loan, adalah
tingkat risiko relatif lebih tinggi pemberian fasilitas kredit untuk
dibandingkan penyaluran kredit untuk pembelian/kepemilikan rumah / ruko
sektor produktif seperti modal kerja dan / rukan / kavling/ konstruksi /
lainnya. Penyediaan dana/pembiayaan renovasi atau fasilitas take over
terhadap Bisnis Komersil meliputi dengan tujuan pemakaian
hampir semua lini bisnis yang ada yang pribadi/konsumsi maupun investasi.
mempunyai tujuan komersil dan 2. KMG BNP/Kredit Multi
produktif, namun secara spesifik dibatasi Guna/Multipurpose Loan, adalah
menurut segmen bisnisnya, di mana pemberian fasilitas pinjaman dengan
segmen Menengah ke Bawah menjadi tujuan multi guna yang agunannya
fokus pembiayaan dari bisnis komersil dapat berupa sertifikat
Bank BNP saat ini. Melalui penjualan Rumah/Ruko/Rukan yang nilainya
jenis produk pinjaman Bank BNP seperti marketable.
Kredit Modal Kerja yang menggunakan 3. KPM BNP/Vehicle Loan adalah
fasilitas Pinjaman Rekening Koran pembiayaan fasilitas kredit untuk
(PRK) dan Pinjaman Investasi dengan pembelian/kepemilikan kendaraan
skim Time Loan-nya yang dapat di- bermotor baru beroda empat untuk
revolving bahkan digunakan sebagai keperluan pribadi.
pembiayaan untuk transaksi ekspor dan 4. Kredit Tanpa Agunan, adalah
impor. Kredit Tanpa Agunan (BNP KTA) merupakan jenis kredit dengan
merupakan salah satu jenis pinjaman tujuan konsumtif yang
yang ditawarkan Bank BNP, produk yang penggunaannya dapat ditujukan
bersifat unsecured ini cukup memberikan untuk Segmen Mikro yang selama
kontribusi terhadap pencapaian portofolio ini telah berjalan, Bank BNP
pinjaman dan menyumbang spread merencanakan dan melakukan upaya
margin yang cukup baik. Mengingat untuk transformasi produk maupun
return on payment KTA ini memiliki segmen dari Mikro ke Lower SME
risiko yang cukup tinggi dan tidak adanya (Rp250 juta-Rp500 juta) yang
jaminan/agunan yang menjadi back up bertujuan meningkatkan
atas pinjaman tersebut, maka mitigasi produktivitas sambil mengontrol
terhadap inherent risk yang ada pada tingkat risiko yang dapat diterima.
pinjaman ini juga cukup ketat, guna Perubahan cara kerja dan Standard
menghindari adanya risiko gagal bayar di Operating Procedure (SOP) yang
kemudian hari sehingga margin telah disesuaikan juga akan
pendapatannya diharapkan dapat diterapkan pada tahun 2016 yang
memberikan kontribusi yang baik bagi diharapkan ke depannya akan
pencapaian Net Interest Margin (NIM). membuat kualitas lower SME yang
Orientasi bisnis pembiayaan konsumtif di baik dan growth yang sustainable.
Bank BNP adalah menyalurkan pinjaman
kepada penggunaan yang sifatnya
komsumtif non produktif, berupa kredit
pada pemilikan rumah, kredit pembelian
mobil dan kredit konsumtif lainnya yang

23
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

Uji Asumsi Klasik


Tabel 3 Sebelum dilakukan perhitungan
Data Kredit Yang Disalurkan (KYD) regresi linear berganda, terlebih dahulu
Periode Januari 2013-Juni 2016 dilakukan uji normalitas, heterokedastisitas,
autokorelasi dan multikolinieritas, dengan
hasil sebagai berikut

Pengujian Normalitas Data


Berdasarkan hasil regresi pada lampiran,
ditemukan bahwa besarnya Jarque-Bera
Normality test statistic adalah 2.704857.
Kemudian dibandingkan dengan χ2 tabel
(0,05) dengan degree of freedom adalah 3 =
7.815. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dijelaskan bahwa model empiris yang
digunakan mempunyai residual atau faktor
Tabel 4 pengganggu yang berdistribusi normal,
Data Non Performing Loan (NPL) karena Jarque-Bera Normality test statistic
Periode Januari 2004-Juni 2016 < degree of freedom atau membandingkan
nilai probability dengan α = 5% yaitu 0.259
> 0.05 (berdistribusi normal). Berikut
diagram hasil uji normalitas data.

Dari tabel 4. diatas, dapat diketahui nilai


maksimum, nilai minimum dan rata-rata Gambar 1
Non Performing Loan dari Januari 2014 Diagram Hasil Uji Normalitas
sampai dengan Juni 2016. Pada tahun 2014 Data
(Januari – Desember) Non Performing Loan
memiliki nilai maksimum sebesar 0,24%, Pengujian Masalah Heteroskedastisitas
nilai minimum sebesar 0,01% dan rata-rata Ada beberapa asumsi dalam suatu model
sebesar 0,18%. Pada tahun 2015 (Januari – regresi. Asumsi tersebut yaitu residual
Desember) Non Performing Loan memiliki memiliki nilai rata-rata nol, residual
nilai maksimum sebesar 0,67%, nilai memiliki varians yang konstan dan residual
minimum sebesar 0,23% dan rata-rata suatu observasi tidak saling berhubungan
sebesar 0,42% dan pada tahun 2016 (Januari dengan residual observasi lainnya, sehingga
– Juni) Non Performing Loan memiliki nilai dihasilkan estimator yang BLUE. Jika
maksimum sebesar 1,13%, nilai minimum asumsi ini tidak terpenuhi, maka akan
sebesar 0,19% dan rata-rata sebesar 0,54%. menimbulkan permasalahan pada prediksi
model yang dibangun. Oleh sebab itu
diperlukan pengujian terhadap model untuk

24
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

mengetahui keberadaan masalah


heteroskedastisitas. Tabel 6
Pada penelitian ini. pengujian Bruesch Godfrey Serial Correlation LM
masalah heteroskedastisitas menggunakan Test
uji White. Uji White dilakukan dengan Sumber : Data diolah 2016
mengukur nilai probabilitas dari n*R2
(observation*R-Square). Jika nilai
probabilitas n*R2 lebih besar daripada 0.05
(α = 5%) maka mengindikasikan bahwa
pada model tersebut tidak terdapat masalah Dari tabel hasil pengujian
heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika nilai autokorelasi, diperoleh nilai probabilitas
probabilitas n*R2 lebih kecil daripada 0.05 dari Obs*R-squared adalah sebesar 0.0516,
(α = 5%) maka mengindikasikan bahwa nilai ini lebih besar daripada 0.05 (α = 5%)
pada model tersebut terdapat masalah atau 0.0516 > 0.05 yang mengindikasikan
heteroskedastisitas. Hasil pengujian bahwa pada model tersebut tidak terdapat
heteroskedastisitas dengan menggunakan masalah autokorelasi.
uji White sebagai berikut.
Pengujian Masalah Multikolinieritas
Secara umum masalah mutikolinieritas yaitu
Tabel 5 terdapatnya korelasi antara variabel-variabel
Heteroskedasticity Test: White independen dalam sebuah model. Jika dalam
Sumber : Data diolah 2016 suatu model terdapat masalah
multikolinieritas, maka akan terlihat Nilai
R2 yang tinggi. namun banyak variabel
independen yang tidak signifikan atau tidak
ada satu variabel independen pun yang
signifikan.
Dari tabel hasil pengujian Dalam penelitian ini. pengujian
heteroskedastisitas, diperoleh nilai masalah multikolinieritas diuji dengan
probabilitas dari Obs*R-squared adalah menggunakan metode Pairwaise
sebesar 0.4585, nilai ini lebih besar daripada Correlation Matrix dengan hasil sebagai
0.05 (α = 5%) atau 0.4585 > 0.05 yang berikut.
mengindikasikan bahwa pada model
tersebut tidak terdapat masalah Tabel 7
heteroskedastisitas Tabel Pairwise Correlation Matrix
Sumber : Data diolah 2016
Pengujian Masalah Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan korelasi di
antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu dan ruang. Untuk
melakukan pengujian dilakukan pengujian
LM (metode Bruesch Godfrey). Metode ini
didasarkan pada nilai F dan Obs*R-squared,
di mana jika nilai probabilitas dari Obs*R-
Pada tabel 7 terlihat bahwa tidak
squared melebihi tingkat kepercayaan,
terdapat koefisien yang lebih besar daripada
maka H0 diterima yang menunjukkan bahwa
0.8. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada model tidak terdapat masalah
pada model tidak terdapat masalah
autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi
multikolinieritas.
dengan LM (metode Bruesch Godfrey)
sebagai berikut.

25
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

Regresi Linear Berganda H1 : Terdapat pengaruh antara variabel


Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka independen secara individu
dilanjutkan dengan perhitungan regresi terhadap variabel dependen
linear berganda. Model persamaan yang
digunakan sebagai berikut. Pengujian dilakukan dengan
Labat = 0 + 1DPKt + 2KYDt + 3NPLt + pengujian dua arah pada tingkat signifikansi
ut 5%, dengan kriteria. bila t-statistik ≥ t-tabel,
Setelah dilakukan perhitungan maka disimpulkan bahwa variabel
regresi linear berganda, diperoleh hasil independen tersebut berpengaruh terhadap
perhitungan sebagai berikut. variabel dependen. Sebaliknya. jika t-
statistik < dari t-tabel, maka variabel
Tabel 8 independen tidak berpengaruh terhadap
Hasil Perhitungan Regresi Linear variabel dependen.
Berganda
Sumber : Data diolah 2016 Tabel 9
Nilai Batas Kritis Uji t
Sumber : Gujarati

Tabel 10
Hasil Pengujian t-statistik
Tabel 8 diatas, jika dilihat secara sekilas Sumber : Data diolah
maka besaran probabilitas masing-masing
variabel independen, terlihat bahwa terdapat
satu variabel independen yang berpengaruh
terhadap kredit yang disalurkan. Namun,
diperlukan pengujian lebih lanjut untuk
memastikan hal tersebut.
Keterangan :
Pengujian Statistik * : Signifikan pada 10%
Uji t-statistik ** : Signifikan pada 5%
Uji t dilakukan dengan membandingkan *** : Signifikan pada 1%
antara t-statistik (nilai t yang dihasilkan dari
proses regresi) dan nilai t yang diperoleh Uji t terdapat pada tabel 9 dan tabel
dari tabel. Hipotesis yang digunakan dalam 10. Penjelasan hasil uji t terhadap
uji t yaitu: persamaan variabel-variabel yang
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara mempengaruhi kredit yang disalurkan
variabel independen secara sebagai berikut :
individu terhadap variabel  Variabel DPK
dependen Nilai thitung variabel DPK sebesar 2.907493
lebih besar daripada ttabel pada tingkat
signifikansi 5% sebesar 2.056 dengan p-

26
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

value sebesar 0.0074 dan arah pengaruhnya Tabel 11


positif, sehingga H0 ditolak dan diperoleh Nilai Batas Kritis Uji F
kesimpulan bahwa secara parsial variabel Sumber : Gujarati
DPK berpengaruh signifikan terhadap kredit
yang disalurkan dengan arah pengaruh yang
positif.
 Variabel KYD
Nilai -thitung variabel KYD sebesar -
0.441839 lebih besar daripada -ttabel pada
tingkat signifikansi 5% sebesar -2.056
dengan p-value sebesar 0.6623 dan arah
pengaruhnya negatif, sehingga H0 diterima
dan diperoleh kesimpulan bahwa secara Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
parsial variabel KYD tidak berpengaruh Fhitung (tabel 4.8) sebesar 3.189950 lebih
signifikan terhadap kredit yang disalurkan besar dari nilai Ftabel (2.975) pada tingkat
dengan arah pengaruh yang negatif. signifikansi 5%. Sehingga H0 ditolak, yang
menunjukkan bahwa variabel DPK, KYD
 Variabel NPL
dan NPL secara bersama-sama berpengaruh
Nilai -thitung variabel NPL sebesar -0.525393
signifikan terhadap variabel kredit yang
lebih besar daripada -ttabel pada tingkat
disalurkan.
signifikansi 5% sebesar -2.056 dengan p-
value sebesar 0.6038 dan arah pengaruhnya
negatif, sehingga H0 diterima dan diperoleh Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk
kesimpulan bahwa secara parsial variabel
mengetahui besarnya kemampuan variabel
NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap
independen untuk menjelaskan variabel
kredit yang disalurkan dengan arah
dependen secara bersamaan. Pengujian ini
pengaruh yang negatif.
bermanfaat juga untuk mengukur kebaikan
dan kebenaran hubungan antar variabel
Uji F-statistik
dalam model yang digunakan. Nilai R2
Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui
berkisar antara nol dan satu. Semakin
pengaruh variabel independen secara
mendekati satu. maka semakin dekat
keseluruhan terhadap variabel dependen.
hubungan antara variabel independen dan
Dalam uji F ini akan dibandingkan antara
dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin
nilai F-hitung dari persamaan
mendekati nol. maka semakin jauh
dan nilai F-tabel. Hasil pengujian akan
hubungan antara variabel independen dan
menunjukkan kesimpulan sebagai berikut.
dependen.
 H0 diterima jika F-statistik < F-tabel.
Pada hasil estimasi. diperoleh
hal ini berarti variabel independen
besaran R2 sebesar 0.269044. Hal ini
secara simultan tidak mempengaruhi
menunjukkan bahwa variabel independen
variabel dependen secara signifikan
menjelaskan variabel kredit yang disalurkan
 H0 ditolak jika F-statistik ≥ F-tabel. hal sebesar 26,90%, sedangkan sisanya sebesar
ini berarti variabel independen secara
73,10% dijelaskan faktor-faktor lain yang
simultan mempengaruhi variabel tidak termasuk dalam model.
dependen secara signifikan.
Hasil penelitian Sigit Setiawan dan
Winarsih (2011), menunjukkan bahwa DPK
dan NPL berpengaruh terhadap laba.
Pengaruh DPK terhadap laba adalah positif
artinya dana masyarakat yang dihimpun dan
disalurkan kembali ke masyarakat cukup
optimal dan mengakibatkan laba yang
diperoleh bank sudah optimal sehingga laba

27
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

menjadi positif. Sedangkan pengaruh kredit b. Pihak manajemen bank disarankan


non lancar terhadap laba adalah negatif untuk lebih banyak menyalurkan
artinya apabila jumlah kredit non lancar kredit kepada masyarakat agar laba
tinggi akan mengakibatkan laba yang yang didapat menjadi lebih besar
diperoleh bank menurun atau kurang c. Pihak bank sudah cukup bagus
optimal, sehingga laba yang kurang optimal dalam mengelola rasio NPL tetapi
mengakibatkan laba kurang optimal pula. harus berusaha maksimal agar nilai
Sedangkan hasil penelitian Ahmad Sigit NPL berada di bawah 1%.
(2013) menunjukkan bahwa jumlah kredit 2. Bagi peneliti selanjutnya : Diharapkan
yang disalurkan dan tingkat NPL dapat meneliti dengan variabel lain
berpengaruh terhadap perubahan laba baik diluar variabel ini agar memperoleh
secara parsial maupun simultan. hasil yang lebih bervariatif yang dapat
menggambarkan hal-hal apa saja yang
berpengaruh terhadap jumlah laba.
Simpulan dan Saran

Simpulan Daftar Pustaka


Dari hasil perhitungan dan analisis yang
dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat Arianti, Wuri dan Muharamm, Harjum,
disimpulkan : “analisis pengaruh Dana Pihak
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) Ketiga (DPK), Capital Adequacy
berpengaruh signifikan terhadap laba Ratio (CAR), Non Performing
pada Bank Nusantara Parahyangan Financing (NPF), dan Return Of
Cabang Sudirman; Asset (ROA) terhadap Pembiayaan
2. Besarnya Kredit Yang Disalurkan Pada Perbankan Syariah”, 2011
tidak berpengaruh signifikan Arikunto, Suharsimi (2002) Prosedur
terhadap laba pada Bank Nusantara Penelitian Suatu Pendekatan
Parahyangan Cabang Sudirman; Praktek Yogyakarta; Rineka Cipta
3. Besarnya Kredit Non Lancar tidak Arthesa, A dan Handiman, E. (2006) Bank
berpengaruh signifikan terhadap laba dan Lembaga Keuangan Bukan
pada Bank Nusantara Parahyangan Bank Jakarta: PT.Indeks
Cabang Sudirman; Ayupri, (2010), Pengaruh Non Performing
4. Penelitian menunjukan variabel Loan Terhadap Profitabilitas pada
Jumlah Dana Pihak Ketiga, Kredit PT bank Eksekutif Internasional
Yang Disalurkan dan Kredit Non Tbk Bandung : program Studi
Lancar secara simultan mempunyai Manajemen Universitas Pendidikan
pengaruh yang signifikan terhadap Indonesia
laba pada Bank Nusantara Bank Indonesia (1998), Surat Edaran Bank
Parahyangan Cabang Sudirman. Indonesia No 3/30/DPNP 2001.
Jakarta: Bank Indonesia
Saran Bank Indonesia. (2004), Surat Edaran Bank
1. Pihak Bank Indonesia No 6/238DPNP 2004.
a. Pihak manajemen bank harus lebih Jakarta: Bank Indonesia
memperhatikan perkembangan Bank Indonesia. (2012), Surat Edaran Bank
dana pihak ketiga guna Indonesia No 14/26/2012/DKBU.
mengantisipasi cost of fund yang Jakarta: Bank Indonesia
ditimbulkan untuk menjaga Bank Nusantara Parahyangan, Laporan
keseimbangan keuangan pada Keuangan 2014 dan 2015
bank. https://www.google.co.id/url?sa=t
&rct=j&q=&esrc=s&source=web&

28
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29

cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahU Iskandar, Syamsu (2013) Bank dan lembaga


KEwiz0uW38o_OAhWMP48KHV Keuangan Lainnya, Jakarta :
s4DFMQFggiMAE&url=http%3A Inmedia
%2F%2Fwww.bankbnp.com%2Fin Kasmir.2011. Manajemen Perbankan.
vestor-relation%2Ffinnancial- Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
report%2Ffinnancial-report- Kasmir (2012). Bank dan Lembaga
triwulan&usg=AFQjCNHdaNM2z Keuangan Lainnya, Jakarta :
oMf0uW7c_mk8RplGcztzw&sig2 Rajagrafindo Persada
=kwdLMPwntglqi- McClave, dkk. 2010. Statistik untuk Bisnis
ooawcSIQ&bvm=bv.127984354,d. dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta
c2I Widarjono, 2005. Ekonometrika : Teori Dan
Dendawijaya, Lukman (2009) Manajemen Aplikasi. Penerbit Ekonisia
Perbankan, Jakarta : Ghalia, Fakultas Ekonomi UII.
Indonesia Yogyakarta.
Efferen, Sujoko (2008) Metode Penelitian Setiawan, Sigit & Winarsih. 2011. Faktor-
Akuntansi, Yogyakarta:Graha Ilmu faktor Yang Mempengaruhi
Firdaus, Rachmat (2009) Manajemen Pertumbuhan Laba Bank Syariah
Perkreditan bank Umum, Teori Di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Masalah Kebijakan dan Manajemen-Akuntasi vol. 18 No.
Aplikasinya Lengkap dengan 31. Siamat, Dahlan. 1993.
Analisis Kredit, bandung : Manajemen Bank Umum. Jakarta:
Alfabeta Intermedia
Gujarati, Damodar N & Porter, Dawn C. McClave, dkk. 2010. Statistik untuk Bisnis
2012. Dasar-dasar Ekonometrika. dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta
Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Gujarati, Damodar N & Porter, Dawn C.
Grier, W.A (2007) Credit Analysis of 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Financial Instituions Second Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Edition London : Euromoney Widarjono, 2005. Ekonometrika : Teori Dan
Institutional Investor Ple Aplikasi. Penerbit Ekonisia
Hasibuan (2007), Lembaga Keuangan, PT Fakultas Ekonomi UII.
Rajagragindo Persada, Jakarta Yogyakarta.
Ibrahim, Johannes (2004) Cross Default & http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJM
Cross Collateral Sebagai Upaya /article/viewFile/4136/3256
Penyelesaian Kredit Bermasalah, http://ejurnal.stiedharmaputra-
Bandung : Refika Aditama smg.ac.id/index.php/JEMA/article/
download/84/10

29

You might also like