Professional Documents
Culture Documents
925-Article Text-1341-1-10-20180531 PDF
925-Article Text-1341-1-10-20180531 PDF
Dwi Rianawati
Fakultas Ekonomi Program Sudi Magister Manajemen
Universitas Katolik Parahyangan
(Jln. Merdeka No. 30, Bandung)
dwirianawati@gmail.com
Abstract
Bank as a financial institution is a business-oriented entity that is aiming to make
profit/earnings through ethical ways including through fulfillment of customer needs and
satisfaction. As commodities are processed and sold by the bank is fund that will also be the
object of its business. Bank is a business entity which functions to collect funds from the
public in the form of deposits, and also serves to distribute in the form of credit and other
forms to the public or the debtor. The distribution is likely to impact the risk be less smooth
return of the loan amount or also known as Non-Performing Loans (NPL), which will affect
the company's financial banking. Non-performing loans are credit distributed loans, but the
loans are substandard, doubtful and loss. The amount of data that is used as much as 42
months, they are the data of Third Party Fund, Distributed Loans and Non Performing
Loans of Bank Nusantara Parahyangan, and also its profit from the period of January
2013- June 2016. The data were analyzed in this study using a linear regression model, and
the results are Third Party Fund has significant effect on profit growth level at the Bank
Nusantara Parahyangan Sudirman branch; The amount of Distributed Loans does not have
significant effect on profit growth level at Bank Nusantara Parahyangan Sudirman branch;
The amount of Non Performing Loans does not have significant effect on profit growth level
at Bank Nusantara Parahyangan Sudirman branch; Research shows the variable of the
Amount of Third Party Funds, Distributed Loans, and Non Performing Loans
simultaneously have a significant effect on profit grow level at Bank Nusantara
Parahyangan Sudirman branch.
18
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29
19
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
paling mudah jika dibandingkan dengan yang diberikan oleh bank (ismail,
sumber lainnya. Dana pihak ketiga 2011:96).
merupakan sumber likuiditas untuk Kredit tidak lancar adalah kredit
memperlancar pembiayaan yang terdapat yang masih dilakukan pembayarannya,
di sisi aktiva neraca bank. tetapi lebih lambat dari jadwal yang
Dalam pengertian sederhana kredit seharusnya. Kredit tidak lancar dapat
merupakan penyaluran dana dari pihak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kredit
pemilik dana kepada pihak yang kurang lancar, kredit diragukan, kredit
memerlukan dana. Penyaluran dana macet. Secara garis besar klasifikasi
tersebut didasarkan kepada kepercayaan kredit kredit tidak lancar menurut Fahmi
yang diberikan oleh pemilik dana kepada (2011:73) adalah sebagai berikut :
penggunan dana. Dalam baahasa latin, 1. Kredit kurang lancar, usaha kredit
kredit berasal dari kata “credere” yang non KPR ada tunggakan angsuran
artinya percaya. Artinya pihak yang pokok yang lebih lama dari
memberikan kredit percaya kepada pihak seharusnya. Misalnya untuk kredit
yang menerima kredit, bahwa kredit yang yang masa angsurannya bulanan
diberikan akan terbayar. Dilain pihak, terdapat tunggakan satu bulan tetapi
penerima kredit mendapat kepercayaan belum sampai dua bulan. Sedangkan
dari pihak yang memberikan pinjaman, kredit yang anggsurannya 6 bulanan
sehingga pihak peminjam berkewajiban terdapat tunggakan, namun belum
untuk mengembalikan kredit yang telah melampaui 12 bulan. Bagi kredit
diterimanya. Beberapa ahli BPR, ada tunggakan angsuran pokok
menerjemahkan kredit sebagai berikut : yang melebihi 6 bulanan, tetapi
a) Kredit itu adalah suatu pemberian belum melebihi 9 bulan.
prestasi yang balas prestasinya 2. Kredit yang diragukan, adalah kredit
(kontra prestasi) akan terjadi pada yang tidak termasuk kurang lancar,
tetapi kredit yersebut dapat
suatu waktu dihari yang akan dating
diselamatkan dan agunanya ≥ 75%
(Hasibuan 2008:75). utang debitur, atau kredit yang tidak
b) Dalam undang-undang perbankan dapat diselamatkan tetapi agunannya
No. 1 Tahun 1998, kredit adalah masih ≥ 100% utang debitur.
penyedia uang atau tagihan yang 3. Kredit macet, adalah kredit yang
dapat dipersamakan dengan itu, sejak ± 21 bulan dikategorikan
berdasarkan persetujuan atau diragukan, belum ada pelunasan atau
penyelamatan kredit. Kredit tersebut
kesepakatan pinjam meminjam
penyelesaiannya telah diserahkan ke
antara bank dan pihak lain yang Pengadilan Negeri atau Badan Usaha
mewajibkan pihak peminjam untuk Piutang Negara (BUPN) atau telah
melunasi utangnya setelah jangka diajukan penggantian rugi kepada
waktu tertentu dengan pemberian perusahaan asuransi kredit
bunga. Laba yang peroleh tidak dapat
Pada dasarnya fungsi kredit dipastikan, oleh karena itu dibutuhkan
merupakan pelayanan kepada masyarakat suatu prediksi pertumbuhan laba.
dalam memenuhi kebutuhannya untuk Pertumbuhan laba adalah perubahan
meningkatkan usahanya. Masyarakat persentase kenaikan laba yang diperoleh
disini merupakan individu, pengusaha, perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik
lembaga, dan badan usaha yang mengisyaratkan bahwa perusahaan
membutuhkan dana. KRedit bergungsi mempunyai kinerja yang baik, yang pada
membantu masyarakat dalam memenuhi akhirnya akan meningkatkan nilai
kebutuhannya melalui penyaluran dana perusahaan. Dividen yang akan dibayar
20
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29
21
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
Tabel 2
Data Dana Pihak Ketiga (DPK)
Periode Januari 2013-Juni 2016
22
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 -29
23
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
24
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
25
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
Tabel 10
Hasil Pengujian t-statistik
Tabel 8 diatas, jika dilihat secara sekilas Sumber : Data diolah
maka besaran probabilitas masing-masing
variabel independen, terlihat bahwa terdapat
satu variabel independen yang berpengaruh
terhadap kredit yang disalurkan. Namun,
diperlukan pengujian lebih lanjut untuk
memastikan hal tersebut.
Keterangan :
Pengujian Statistik * : Signifikan pada 10%
Uji t-statistik ** : Signifikan pada 5%
Uji t dilakukan dengan membandingkan *** : Signifikan pada 1%
antara t-statistik (nilai t yang dihasilkan dari
proses regresi) dan nilai t yang diperoleh Uji t terdapat pada tabel 9 dan tabel
dari tabel. Hipotesis yang digunakan dalam 10. Penjelasan hasil uji t terhadap
uji t yaitu: persamaan variabel-variabel yang
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara mempengaruhi kredit yang disalurkan
variabel independen secara sebagai berikut :
individu terhadap variabel Variabel DPK
dependen Nilai thitung variabel DPK sebesar 2.907493
lebih besar daripada ttabel pada tingkat
signifikansi 5% sebesar 2.056 dengan p-
26
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
27
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
28
Jurnal Akuntansi Maranatha■ Volume 10 Nomor 1, Mei 2018 : 17 - 29
29