You are on page 1of 6

Volume 10 No.

2 September 2018
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/wanastra

Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online

Nuryansyah Adijaya1, Lestanto Pudji Santosa2


1
Universitas Esa Unggul, Jakarta
email: nuryansyah@esaunggul.ac.id
2
Universitas Esa Unggul, Jakarta
email : lestanto.pudjisantosa@esaunggul.ac.id

Cara Sitasi:
Adijaya, N., & Santosa, L. P. (2018). Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online. Wanastra, 10(2), 550.

Abstract - Internet connection has become inseparable part in modern life because it can help people do their
activities easier in many areas of work, including in education. Thus, many education practitioners and
institutions create online learning to support their learning-teaching process. Online learning is also considered
more practical to hold learning teaching activities because it does not need a classroom to run the activities. So,
lecture and students can create a class from different place. However, online learning faces some problems in its
application; student’s interaction and learning environment. Therefore, this study is intended to explore those
problems based on students’ perception. Survey research with Likert scale technique was used to get the data by
giving 100 students questioners. But, only 54 students returned the questioners. Based on the questioners that
have been analyzed, researchers found that students face some problems to interact, not only with other students
but also with lecturer. It is shown by high percentage of students’ disagreement to statements that declare
students’ interaction in online class already support them in learning process. Likewise learning environment,
students feel that learning environment in online learning less support them in learning teaching process. Thus,
to help students develop their interaction and learning environment, lecturers can facilitate them by creating a
group in social media to interact and boost learning environment atmosphere among class members.

Keywords: Online learning, Student’s interaction, Learning environment

PENDAHULUAN pembelajaran dengan mengintegrasikan koneksi


internet dengan proses belajar mengajar dikenal
Di era globalisasi seperti sekarang ini dimana dengan sistem Online learning atau sistem belajar
mobalitas dan aktivitas manusia sangat tinggi, virtual, (Bentley, Selassie, & Shegunshi, 2012).
koneksi internet menjadi hal yang sangat dibutuhkan Online learning sampai saat ini masih dianggap
dan sulit dipasahkan dalam kehidupan manusia sebagai terobosan atau paradigma baru dalam
untuk membantu berbagai macam kegiatan mulai kegiatan belajar mengajar dimana dalam proses
dari kegiatan ekonomi, budaya, pertahanan dan lain kegiatan belajar mengajar karena antara mahasiwa
sebagainya, (Fallows, 2004). Sebagai contoh, dan dosen tidak perlu hadir ruang kelas. Mereka
beberapa tahun lalu, seseorang yang ingin membeli hanya mengandalkan koneksi internet untuk
sesuatu harus pergi ke toko atau supermarket untuk melakukan proses kegiatan belajar dan proses
mendapatkan barang yang dinginkan, tetapi tersebut dapat dilakukan dari tempat yang berjauhan.
sekarang ia tidak perlu lagi melakukan hal tersebut. Karena kemudahan dan kepraktisan sistem
Dia cukup mengandalkan konkesi internet untuk perkuliahan virtual atau online learning, tidak heran
mencari barang yang diinginkan dan untuk bila banyak institusi yang menggunakan perkuliahan
mengantarkan barang itu sampai ke tangannya online. Dengan demikian pembelajaran online dapat
cukup dengan memesan angkutan yang bisa dipesan dilakukan dari manapun mahasiswa dan dosen
melalui applikasi berbasis koneksi internet. berada. Namun pertanyaannya adalah apakah
Mengingat banyak manfaat dari internet bagi aktifitas dan psikologi belajar dalam pembelajaran
kehidupan manusi, muncul pemkiran dari berbagai online memiliki nuansa yang sama atau sekurangnya
ahli pendidikan untuk memanfaatkan koneksi mendekati dengan aktivitas dan psikologi belajar
internet dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan dalam pembelajaran tatap muka.Ada beberapa
mengintegrasikan koneksi internet, diharapkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran online;
kegiatan pembelajaran akan memberi kemudahan materi ajar, interaksi belajar, dan lingkungan belajar.
dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya (Fortune, Spielman, & Pangelinan, 2011) dan
dapat memberi hasil belajar yang lebih baik. Sistem (Roberts & McInnerney, 2007). Materi ajar yang

Diterima: 28-07-18 Direvisi: 28-08-18 Disetujui: 24-09-18 105


Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online

digunakan dalam pembelajaran online apakah sudah (Moore, Dickson-Deane, & Galyen, 2011).
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa?, apakah Berdasarkan penjelsan tersebut dapat disimpulkan
instruksi-instruksi dalam materi ajar yang digunakan bahwa dosen dan mahasiwa dapat melakukan
dalam pembelajaran online mudah dimengerti oleh pembelajaran hanya dengan mengadalakan koneksi
mahasiswa?, dan lain sebagainya. Interaksi belajar internet dan mereka tidak perlu ruang kelas untuk
juga memegang peranan penting dalam proses melakukan proses pembelajaran. Namun dalam
belajar-mengajar. ((Su, Bonk, Magjuka, Liu, & Lee, kenyataannya, Pembelajaran online bukan suatu
2005)) menjelaskan bahwa memiliki peranan jenis pembelajaran yang tanpa permasalahan dalam
penting dalam proses pembelajar untuk membangun prosesnya. Ada beberapa permasalahan yang biasa
hubungan baik sesama mahasiwa maupun antara muncul dalam pembelajaran online, seperti yang
mahasiswa dan dosen. Berdasarkan penjelasan dikatakan oleh bahwa ada tiga hal permasalahan
tersebut diketahui bahwa interaksi belajar sangan yang biasa muncul dalam pembelajaran online;
penting dibangun dalam proses pembelajaran. Tetapi penggunaan materi ajar, interaksi mahasiswa, dan
pertanyaannya adalah apakah interkasi belajar suasana belajar. (Fortune et al., 2011) dan (Roberts
sudah terbangun dalam pembelajaran online untuk & McInnerney, 2007). Materi ajar memiliki peranan
mendukung dalam kegiatan pembelajaran? Sebagai yang sangat penting dalam proses pembelajaran
contoh dalam perkuliahan tatap muka bila seoarang sebagai sumber kajian dalam belajar. Interaksi
mahasiswa tidak memahami sesuatu dalam mahasiwa salah satu faktor untuk membantu
pembelajaran, ia dapat langsung menanyakan hal mahasiswa dalam menggapai hasil belajar yang
tersebut kepada mahasiswa lain maupun dengan lebih optimal. Tidak kalah penting dari materi ajar
dosen dan ia akan langsung mendapatkan penjelasan dan interaksi mahasiwa, lingkugan belajar juga
dari mereka. Setelah itu mahsiswa dan dosen yang memiliki peranan penting bagi mahasiswa mengapai
menjelaskan dapat menanyakan langsung “apakah hasil belajar yang lebih baik.
sudah paham?” bila belum, maka dosen atau
mahasiswa yang ,menjelaskan dapat menanyakan Interaksi Mahasiswa
lagi “bagian mana yang tidak paham?”, proses
interaksi belajar harus tetap terjaga dalam membatu Interaksi mahaiswa sangat penting dalam proses
mahasiswa dalam proses belajar. Yang terakhir pembelajaran baik antara mahasiswa dengan
adalah lingkungan belajar. Hal ini juga penting mahasiswa maupun antara mahassiwa dengan doesn
dalam memmbantu mahaiswa dalam proses belajar. untuk membangkity semangat belajar, sehingga
lingkungan belajar memiliki peranan besar dalam yang pada akhirnya mahasiwa dapat menggapai
membantu mahasiswa dalam proses belajar karena hasil yang lebih maksimal. Interaksi mahasiswa
dapat memberi semangat. (Ado, 2015). dengan mahasiwa dan mahaiswa dengan dosen harus
selalu dibangun untuk meningkatkan komunikasi
Berdasarkan kajian di atas mengenai permasalahan dan diskusi tentang setiap kegiatan dalam proses
yang mungkin muncul dalam pembelajaran online belajar mengajar (Lin & Lin, 2015). Sebagai contoh
yaitu mengenai interaksi mahasiswa, dan lingkungan bila seorang siswa tidak memahami sebuah
belajar, maka peneliti tertarik untuk mengeksplorasi pertanyaan atau konsep, ia dapat bertanya kepada
hal-hal tersebut di dalam mata kuliah TOEFL 2 yang mahasiwa untuk menjelaskan permasalahan tersebut
dilakukan secara online. Sedangkan permasalahan hingga ia mengerti dan sebaliknya bila mahasiswa
materi ajar telah dikaji pada penelitian sebelumnya. yang menjelaskan tersebut ada permasalahan maka
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua ia dapat bertanya kepada mahasiswa lain. Bila
pertanyaan penelitian: (1) Apa persepsi mahasiswa mahasisawa-mahasiwa tersebut tidak mengatasi
terhadap interaksi belajar antara mahasiswa dengan permasalahan tersebut maka mereka dapat bertanya
mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen? dan (2) kepada dosen. Interaksi tersebut harus tetap terjaga
apa persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar karena dapat membantu mereka mncapai hasil
dalam pembelajaran online? belajar yang lebih baik.

Pembelajaran online dan Permasalahannya Lingkungan Belajar

Pembelajaran online atau pembelajaran virtual Lingkunan belajar perperan sangat penting dalam
dianggap sebagai paradigma baru dalam proses proses pembelajaran untuk menciptakan suasana
pembelajarn karena dapat dilakukan cara yang nyaman dan motivasi mahsiswa dalam belajar
sangat mudah tanpa harus bertatap muka di suatu sehingga mahasiswa dapat menggapai hasil belajar
ruang kelas dan hanya mengandalkan sebuah yang lebih baik. Lingkangan belajar menjadi salah
aplikasi berbasis koneksi internet maka proses satu bagian penting dalam membantu mahasiswa
pemebelajaran dapat berlangsung.Pembelajaran memiliki semangat belajar yang lebih baik, oleh
online adalah sebuah jenis proses pembelajaran yang karena itu lingkungan belajar harus mampu
mengandalakan koneksi internet untuk mengadakan menciptakan ketenangan serta dapat memotivasi
proses pembelajaran. (Kučírková, 2012) dan belajr lebih baik (Radovan & Makovec, 2015).

106 Nuryansyah Adijaya, Lestanto Pudji Santosa


Volume 10 No. 2 September 2018
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

Sebagai contoh biasanya seseorang didalam kelas


akan memiliki semangat yang lebih baik bila ia
memiliki teman-teman yang memiliki giat dalam
belajar.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Likert scale survey digunkan dalam


penelitian ini, yaitu dengan menyebar angket kepada
100 mahaiswa dalam perkuliahan TOEFL yang
berbasis online. Namun, dari 100 mahaisswa yang
diberikan angket hanya 54 mahasiswa yang
mengembalikan angket tersebut. Metode tersebut Berdasarkan dagram di atas tergambar bahwa
digunakan karena cocok digunakan untuk mahasiswa menunjukan persepsi tidak setuju bila
mengeksplorasi persepsi mahasiswa. Metode likert dikatakan bahwa interaksi mahasiswa di dalam
scale survey adalah metode penelitian kuantitatif pembelajaran online sudah mendukung mereka
untuk mendapatkan data dari sekelompok manusia dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan alasan-
dengan pendekatan setuju/tidak setuju, puas/tidak alasan yang mereka berikan saat merespon angket
puas, dan sebagainya tentang sikap, opini, tingkah bahwa mereka memiliki kendala dalam
laku, atau karakteristik dari manusia tersebut. dalam berkomunikasi baik sesama mahasiswa maupun
jenis penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan dosen. Berikut respon mahasiswa terhadap
secara kuantitatif, data tersebut berupa; questionaire, tiap butir pertanyaan.
interview, dan data yang didapat dinalisis secara
statistik untuk menunjukan trend dari respon yang 1. Perkuliahan online lebih memberi kemudahan
diberikan oleh populasi sasaran tentang fenomena bagi saya berinteraksi dengan dosen. Dari
yang dibahas. (Creswell, 2012) dan (Boone & pertanyaan tersebut, 57,41% mahasiswa
Boone, 2012). Data yang didapat dari angket menyatakan tidak setuju. Hal ini memeberi
tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan diagram peringatan dini bagi kita semua karena interaksi
untuk mengetahui kecenderungan persepsi antara mahasiswa dengan dosen sangat penting
mahasiswa terhadap interaksi mahasiswa dan untuk membangun komunikasi dalam proses
lingkungan belajar dalam perkuliahan online. belajar mengajar. Hal ini terjadi karena dalam
perkuliahan mahasiswa dan dosen sangat jarang
bertatap muka. Hal itu terbukti dari alasan
mahasiswa dalam menjawab pertanyaan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Interaksi dengan dosen lebih mudah akrab dengan
Dari angket yang telah dianalisis, didapatkan hasil perkuliahan online. Pertanyaan berikut direspon
seperti berikut: dengan 51,85% oleh mahasiswa yang berarti
bahwa dalam perkuliahan mahasiswa lebih sulit
1. Hasil angket persepsi mahasiswa terhadap
akrab dengan dosen. Hal ini karena jarangnya
interaksi mahasiswa dalam pembelajaran online
tatap muka antara mahasiswa dengan dosen.
tersaji dalam tabel dan diagram dibawah ini.
3. Mengutarakan permasalahan yang dihadapi
Tabel.1: Analisis persepsi mahasiswa terhadap
dalam perkuliahan kepada dosen lebih nyaman
interaksi mahasiswa
melalui online seperti email daripada tatap muka.
Pertanyaan tersebut direspon dengan 38, 89% oleh
mahasiswa dalam angket. Angka tersebut
mengindikasikan bahwa mahasiswa menghadapi
permasalahan dalam mengutarakan permasalahan
dalam perkuliahan kepada dosen mereka. Hal
dapat berakibat buruk. Karena seharusnya bila
mahasiswa mengalami masalah dalam
perkuliahan, maka mereka sebisa mungkin
berkonsultasi kepada dosen mereka agar
permasalahan tersebut dapat dicari solusinya.
Hasil dalam bentuk tabel di atas selanjutnya
dianalisis untuk mengetahui persentase persepsi 4. Miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa lebih
mahasiswa terhadap setiap butir pertanyaan, yang sering terjadi dalam perkuliahan online. 38,89%
tercermin dalam diagram di bawah ini. dari total mahasiswa merespon bahwa
miskominikasi antara dosen dengan mahasiswa
107
Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online

sering terjadi. Hal ini dikarenakan mahasiswa dan bahwa penyelasian masalah yang terjadi dalam
dosen hanya melakukan interaksi melalui bahasa perkuliahan online lebih sulit dilakukan.
tulisan seperti WA. Seperti yang kita ketahui
bahwa dalam berkomunikasi dengan bahasa tulis, Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
seseorang sering mehadapi miskomunikasi. dalam perkuliahan online mahasiwa mendapatkan
kesulitan dalam berinteraksi baik sesama mahasiswa
5. Berkolaborasi dengan dosen seperti penelitian maupun kepada dosen. Hal tersebut dibuktikan
bersama, kepanitian bersama dan sebagainya lebih dengan tingkat persentase tinggi yang menunjukkan
sering terjadi dalam perkuliahan online. Dalam ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang
perkuliahan online, mahasiswa juga mengalami mengatakan interaksi mahasiswa dalam perkuliahan
permasalahan untuk melakukan kolaborasi dengan online telah berjalan dengan baik.
dosen dengan 53,70% dari total mahasiswa
menyatakan tidak setuju. Seperti yang kita ketahui 2. Hasil angket persepsi mahasiswa terhadap
bahwa baiknya dosen sering melakukan kerjasama lingkungan belajar dalam perkuliahan online tersaji
dalam melakukan kegitan; penelitian, abdimas, dalam tabel dan diagram di berikut ini.
dan lain sebagianya.
Tabel.2: Analisis persepsi mahasiswa terhadap
6. Perkuliahan online lebih memberi kemudahan lingkungan belajar dalam kelas online
bagi saya berinteraksi dengan sesama mahasiswa.
Selain permasalahan interaksi dengan dosen,
ternyata perkuliahan online memberi kesulitan
bagi mahasiswa berinterasksi dengan sesama
mahasiswa lainnya. Hal tersebut dibuktikan
dengan angka 35,19% dari total keseluruhan
mahasiswa. Hal tersebut harus dicari solusinya,
karena bila mahasiswa menghadapi masalah
interaksi sesama mahasiswa, dapat mempengaruhi
proses belajar. Sehingga pada akhirnya, dapat
mempengaruhi hasil belajar para mahasiswa Data di atas dianalisis untuk mengetahui rerata
tersebut. pesepsi mahasiswa terhadap setiap butir pertanyaan,
seperti ditunjukan pada diagram di bawah ini.
7. Interaksi dengan sesama mahasiswa lebih mudah
akrab dengan perkuliahan online. Pertanyaan Diagram diatas menunjukan respon kurang positif
tersebut direspon tidak setuju oleh mahasiswa mahasiswa terhadap lingkungan belajar yang
sebanyak 40,74%. hal ini menandai bahwa terdapat pada kelas perkuliahan online. Hal ini
interaksi sesama mahasiswa memiliki kendala terlihat dari tingginya persentase ketidakpuasan
dalam perkuliahan online. mahasiswa terhadap lingkungan belajar yang mereka
alami di kelas online seperti berikut ini.
8. Miskomunikasi sesama mahasiswa lebih sering
terjadi dalam perkuliahan online, seperti membuat
makalah. Untuk pertanyaan ini, sebagian besar
mahasiswa merespon setuju dengan total 44,44%
dari seluruh seluruh mahasiswa. Hal ini
menunjukan bahwa dalam perkuliahan online
sering terjadi miskomunikasi sesama mahasiswa.

9. Berkolaborasi dengan sesama mahasiswa seperti


membuat penelitian bersama, lebih sering terjadi
dalam perkuliahan online. Pertanyaan ini direspon
tidak setuju oleh mahasiswa dengan mencapai
37,04%. Mereka mengalami kesulitan dalam
berkolaborasi dengan mahasiswa lain, seperti
membuat makalah bersama, penelitian bersama,
dan sebagainya.

10. Menyelesaikan permasalahan sesama mahasiswa 1. Lingkungan belajar perkuliahan online membantu
lebih mudah dalam pembelajaran online, seperti saya memahami materi pembelejaran lebih
makalah kelompok yang belum lengkap. Untuk mudah. Pertanyaan tersebut mendapat respon
pertanyaan ini, mahasiswa merespon tidak setuju tidak setuju dengan angka 33,33%. hal ini
dengan mencapai 48,15%. Hal ini menunjukan dikarenakan mahasiswa merasa lingkungan
belajar di perkuliahan online kurang mendukung
108 Nuryansyah Adijaya, Lestanto Pudji Santosa
Volume 10 No. 2 September 2018
P-ISSN 2086-6151 E-ISSN 2579-3438

suasana belajar. Misalnya dalam perkuliahan tatap alasan paling sering dilontarkan mahasiswa dalam
muka, bila mahasiswa mengalami kesulitan mengambil perkuliahan online.
memahami materi, maka mahasiswa tersebut
dapat bertanya secara langsung kepada dosen atau 8. Saya lebih suka merespon pertanyaan secara
mahasiswa lainnya. Dan bila mahasiswa tersebut langsung daripada melalui online seperti email.
masih belum memahami, maka ia dapat terus Pertanyaan ini paling banyak direspon dengan
bertanya hingga ia paham. Namun hal ini sulit setuju dengan mencapai 50% dari total
terjadi di perkuliahan online. keseluruhan mahasiswa. Meneurut mereka dengan
menjawab langsung suatu pertanyaan, mereka
2. Lingkungan belajar pada perkuliahan online akan mendapat tanggapan langsung baik dari
membangkitkan saya untuk belajar lebih giat dosen maupun dari mahasiswa lainnya. Berbeda
untuk memahami materi. Pertanyaan ini mendapat dengan dengan menjawab secara online,
respon tidak setuju sebanyak 37,04%. Hal ini tanggapan yang diberikan memerlukan waktu.
mengindikasikan bahwa mahasiswa mengalami
kekurangan semangat dalam memahami materi 9. Lingkungan belajar pada perkuliahan online
dalam perkuliahan online. membuat saya lebih mudah menemukan
kebutuhan belajar saya. 35,19% dari total
3. Lingkungan belajar pada perkuliahan online yang mahasiswa merespon tidak setuju. Hal ini
mendorong saya mengambil perkuliahan online. dikarenakan mereka mengalami kesulitan mencari
Pertanyaan ini mendapat respon tidak setuju solusi bila mereka menghadapi masalah dalam
sebanyak 29.63%. Menurut penjelasan belajar. Misalnya mereka kesulitan memahami
mahasiswa, mereka memilih perkuliahan online materi yang sedang dibahas. Dalam perkuliahan
karena mereka tidak memiliki waktu untuk datang tatap muka, mereka dapat bertanya langsung
ke kampus seperti bekerja. kepada mahasiswa maupun kepada dosen . Bila
penjelasan dari dosen maupun rekan mahasiswa
4. Saya merasa nyaman untuk menjawab kurang jelas, maka mahasiswa yang mengalami
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam dapat bertanya lagi dan lagi hingga mengerti.
perkuliahan online. Pertanyaan ini mendapat Namun, hal ini sulit terjadi di perkuliahan tatap
respon netral sebanyak 42,59%. respon netral muka.
mengindikasikan bahwa mahasiswa tidak dapat
memutuskan secara pasti. Karena menurut mereka 10. Saya menyarankan lebih banyak lagi perkuliahan
hal tersebut tergantung pertanyaan tentang apa diadakan dalam bentuk online karena lingkungan
dan matakuliah apa yang mereka ambildalam belajarnya menyenangkan. Pertanyaan tersebut
perkuliahan online. direspon dengan tidak setuju dan netral oleh
mahasiswa masing-masing sebanyak 31,48%.
5. Saya lebih senang lingkungan belajar pada Mereka menjelaskan bahwa ada beberapa jenis
perkuliahan online daripada tatap muka. Pada matakuliah yang dapat dilakukan dalam
pertanyaan butir 5, sebagain besar mahasiswa perkuliahan online dan sulit dilakukan dalam
merespon tidak setuju yang mencapai 40,74%. perkuliahan online. Matakuliah yang dapat
menurut mereka lingkungan belajar pada lakukan dengan online adalah matakuliah yang
perkuliahan tatap muka lebih menyenangkan dan tidak memerlukan penjelasan lebih
lebih membantu dalam proses belajar. rinci/menggunakan rumus, misalnya Agama,
Pancasila, dan sebagainya. Sedangkan matakuliah
6. Saya mengambil perkuliahan online karena yang sulit dilakukan dalam perkuliahan online
memang saya suka dengan lingkungan belajar adalah matakuliah yang perlu penjelasan lebih
nya, bukan karena saya tidak punya waktu seperti rinci/ menggunakan rumus-rumus, misalnya
bekerja. Pertanyaan ini direspon oleh mahasiswa statistik, matematika, dan sebagainya. Dari
dengan tidak setuju sebanyak 40,74%. Dari angka penjelasan ini dapat dipahami ada beberapa
tersebut diketahui bahwa mahasiswa mengambil matakuliah yang seharusnys dilakukan dengan
perkuliahan online karena faktor lain selain tatap muka dan beberapa matakuliah yang dapat
keinginan untuk belajar, seperti bekerja. dilakukan dalam perkuliahan online.
7. Lingkungan belajar pada perkuliahan online 11. Lingkungan belajar pada perkuliahan online
berkontribusi besar pada kepuasan saya dalam lebih memudahkan saya mengatasi masalah
belajar. Pertanyaan ini direspon netral oleh belajar yang saya hadapi. Pertanyaan ini direspon
sebagian besar mahasiswa dengan total 38,89%. dengan tidak setuju dengan total mahasiswa
Sementara diurutan kedua mahasiswa merespon 38,89%. Seperti yang dijabarkan di atas bahwa
tidak setuju dengan angka 37,04%. alasan mereka dalam perkuliahan online mengalami mencari
menjawab netral adalah mereka dapat mengikuti solusi bila mendapat masalah dalam pelajaran.
perkuliahan tanpa merugikan tugas mereka yang Sebagai contoh bila di dalam kelas tatap muka
lain seperti bekerja. Alasan bekerja menjadi bila mahasiswa mengalami kesulitan memahami
109
Persepsi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online

materi, maka mahasiswa tersebut dapat bertanya 2929.2004.02012.x


langsung baik kepada dosen, maupun kepada
mahasiswa lainnya. Setelah dosen atau mahasiswa Creswell, J. W. (2012). Educational research:
yang ditanya memberi penjelasan, maka mereka Planning, conducting, and evaluating
dapat bertanya langsung kepada penanya “Apakah quantitative and qualitative research.
sudah paham?”. Bila penanya masih belum Educational Research (Vol. 4).
memahami maka ia akan akan ditanya bagian https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.0
mana yang belum paham. Dosen atau mahasiswa 04
akan melakukan banyak cara untuk membantu
mahasiswa yang mengalami kesulitan tersebut Fallows, D. (2004). The Internet and Daily Life.
untuk memahami, misalnya dengan memberikan Pew Research Center’s Internet & American
ilustrasi, gerak tubuh, penjelasan yang berulang- Life Project.
ulang, dan sebagainya. Namun hal tersebut sulit
ditemukan dalam perkuliahan online. Dimana Fortune, M. F., Spielman, M., & Pangelinan, D. T.
dosen atau mahasiswa yang memberi penjelasan (2011). Students’ Perceptions of Online or
terkendala media untuk menyampaikan Face-to-Face Learning and Social Media in
penjelasan. Hospitality, Recreation and Tourism.
MERLOT Journal of Online Learning and
12. Tidak ada bedanya bagi saya lingkungan belajar Teaching, 7(1), 1–16.
pada perkuliahan online dan tatap muka. Karena
keduanya sama-sama menyenangkan. Sebanyak Kučírková, L. (2012). A Comparison of Study
44,44% mahasiswa merespon netral atau para Results of Business English Students in e-
mahasiswa tersebut tidak dapat menentukan sikap learning and Face-to-face courses. Journal on
untuk setuju atau tidak setuju. Efficiency and Responsibility in Education and
Science, 5(3), 173–184.
Dari penjelasan di atas tentang respon mahasiswa https://doi.org/10.7160/eriesj.2012.050306
terhadap lingkungan belajar di perkuliah online,
dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar di Lin, E., & Lin, C. H. (2015). the Effect of Teacher-
perkuliahan online belum mendukung mahasiswa Student Interaction on Students ’ Learning
belajar. oleh karena itu untuk meningkatkan kulaitas Achievement in Online Tutoring Environment.
lingkungan belajar dalam perkuliahan online, maka International Journal of Technical Research
diperlukan dukungan semua pihak. Selain itu, hasil and Applications E-ISSN: 2320-8163, 22(22),
penelitian ini juga memperkuat hasil kajian dari 19–22.
Roberts & McInnerney (2007). Seven problems of
Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K.
online group learning (and their solutions)
(2011). E-Learning, online learning, and
distance learning environments: Are they the
same? Internet and Higher Education, 14(2),
129–135.
REFERENSI
https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2010.10.001
Adijaya, N., & Santosa, L. P. (2018). Persepsi
Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online. Radovan, M., & Makovec, D. (2015). Adult
Wanastra, 10(2), 55–60. learners’ learning environment perceptions
and satisfaction in formal education-case study
Ado, T. (2015). Influence of Learning Environment of four East-European countries. International
on Students ’ Academic Achievement in Education Studies, 8(2), 101–112.
Mathematics : A Case Study of Some Selected https://doi.org/10.5539/ies.v8n2p101
Secondary Schools in Yobe State – Nigeria.
Journal of Education and Practice, 6(34), 40– Roberts, T. S., & McInnerney, J. M. (2007). Seven
44. problems of online group learning (and their
solutions). Educational Technology and
Bentley, Y., Selassie, H., & Shegunshi, A. (2012). Society. https://doi.org/10.1111/j.2151-
Design and evaluation of student-focused 6952.1960.tb01699.x
eLearning. Electronic Journal of E-Learning,
10(1), 1–12. https://doi.org/10.1007/s10648- Su, B., Bonk, C. J., Magjuka, R. J., Liu, X., & Lee,
013-9243-1 S. (2005). The importance of interaction in
web-based education: A program-level case
Boone, H. N. J., & Boone, D. A. (2012). Analyzing study of online MBA courses. Journal of
Likert data. Journal of Extension, 50(2), 30. Interactive Online Learning, 4(1), 1–19.
https://doi.org/10.1111/j.1365- https://doi.org/ISSN1541-4914

110 Nuryansyah Adijaya, Lestanto Pudji Santosa

You might also like