Professional Documents
Culture Documents
ID Studi Faktor Sosio Budaya Yang Mempengaruhi Gizi Dan Kebiasaan Hidup Sehat Di Ma PDF
ID Studi Faktor Sosio Budaya Yang Mempengaruhi Gizi Dan Kebiasaan Hidup Sehat Di Ma PDF
ABSTRACT
The study on practices and perception in nutrition and health with the aim to
understand the potential for retaining or changing current practices that can improve the
nutrition status of infants and young children had been carried out in Martapura, Sottth
Kalimantan, in 1996. The area has been known as an Islamic town, where the people are
strongly religious.
Mothers are responsible for taking care of their children, while fathers are
responsible for income. Mothers with wellnourished children seemed more confident and
future oriented than mothers with undernourished children. Mothers with undernourished
children are more concerned about negative physical reaction (vomiting, abdominal
distention) of the child to a new food than mothers with wellnourished children.
Although many families seek health services from government services, there is still a
strong influence of the traditional sector. This is least common in urban areas and most
common in rural areas. Attendance at Posyandu sessions varies by area. Most mothers also
attend religious meetings such as pengajian and Yasinan. These community meetings seems
an obvious forum for delivering nutrition extension. The tuan guru or ulama is verjl
important in delivering program messages. Fathers should also be reached to advocate
certain practices in the home.
disadari bahwa makanan yang dimakan mewakili daerah perkotaan dan daerah
menentukan status kesehatan seseorang, pedesaan; (c) penduduknya relatif padat;
namun perlu diketahui bagaimana dan (d) daerah yang diselidiki dapat
makanan tersebut dimakan, + apa yang dicapai dengan kendaraan umum roda 4
dimakan, kapan, di mana, dan berapa dan kapal kelotok.
banyak, sangat ditentukan oleh keadaan
sosial, ekonomi, dan budaya setempat2). Kota Martapura yang merupakan
ibukota -
Kabupaten Banjar dikenal
Faktor kepercayaan terhadap dengan sebutan Serambi Mekah Kali-
makanan terutama bagi orang-orang yang mantan Selatan mempunyai bermacam-
taat beragama, merupakan salah satu aspek macam kegiatan keagamaan seperti
penting yang mempengaruhi perilaku Majelis Ta'lim, perkumpulan-perkum-
makan. Di daerah Martapura yang dikenal pulan Maulid, isi in an, dan lain-lain yang
sebagai Serambi Mekah, penduduknya dipimpin oleh ulama-ulama terkenal.
hampir 100% beragama Islam, taat Pemeluk agama lain seperti Katolik,
menjalankan ibadah. Di sana terdapat Protestan, Hindu dan Budha jumlahnya
banyak mesjid dan surau, mubaligh, santri, kurang dari 1,0%.
madrasah dari tingkat paling rendah
sampai paling tinggi, dan kelompok- Penelitian dilakukan di daerah
kelompok pengajian. Suasana Islam lebih perkotaan wilayah Puskesmas Pasayangan
terasa dalam kehidupan sehari-hari dan daerah pedesaan wilayah Puskesmas
dibandingkan dengan daerah-daerah di Dalam Pagar, keduanya berada dalam
sekitarnya. wilayah Kecamatan Martapura. Kriteria
untuk perkotaan yaitu kepadatan penduduk
Hasil penelitian di bawah ini akan sedang sampai padat, antara 0 sampai 3
memberikan gambaran tentang faktor- km dari pusat keramaian, ada satu atau
faktor sosio-budaya yang mempengaruhi lebih Sekolah Menengah Tingkat Atas,
praktek dan pkrsepsi gizi serta perilaku pekerjaan penduduk sebagian besar
sehat sebagai bahan masukan untuk bardagang atau pegawai, dan sangat
penyuluhan gizi dan kesehatan dengan mudah dicapai dengan sarana angkutan
memperhatikan keadaan setempat. kota. Kriteria untuk pedesaan adalah
kepadatan penduduk relatif rendah
(terhadap rata-rata kepadatan penduduk di
BAHAN DAN CARA kecamatan yang diselidiki), pekerjaan
utama penduduk umumnya bertani,
Penelitian dilakukan di Kecamatan terletak dalam radius antara 5 sampai 10
Martapura, Kabupaten Banjar, Propinsi km dari pusat keramaian kota.
Kalimantan Selatan pada tahun 1996. Berdasarkan kriteria tersebut terpilih
Kecamatan Martapura dipilih berdasakan kampung Pekauman Ulu sabagai daerah
kriteria: (a) penduduknya bersuku bangsa perkotaan, dan kampung Sungai Kitano
Banjar yang mempunyai bahasa daerah sebagai daerah pedesaan. Di kampung
sendiri, dan bukan migrasi dari daerah Pekauman Ulu kepadatan penduduk adalah
lain; (b) di Kecamatan itu ada paling 789 jiwa/krn2, sedangkan di kampung
sedikit dua buah Puskesmas yang Sungai Kitano 125 jiwalkm2.
-.
6 , - > >.. .
, , -.*..;*,,. .
- -
.-k:.>(,
it -rGi'..o
,
-,, . - ~;a:~;,.-
:. #
-.
-.'*didapatKan d@;
1%
orang asli dari daerah setempat. Kader- stafnya, Pembakul (Kepala Kampung), dan
kader Posyandu diminta mengidentifikasi Dukup Bayi. FGD dilaksanakan terhadap
rumah tangga yang meflenllhi kriteria kelompok' ibu-ibu yang mempunyai bayi
tersebut di atas, diseleLsi d a i catatan be;umur antara 3- 18 bulan, tokoh-tokoh
pembakal (kepala kamung) masyarakat dan kader-kader Posyandu.
Sampel rumah tangga tersebut x tempunyai
empat'. U'ntuk tikp kampung yang diteliti, FGD
tingkat pendidikan dan sosio-eJconomi dilaksanakan terhadap kelompok ibu yang
yang kurang *lebih .sama, dan masicg- jumlahnya 8 orang, kelompok tokoh
masing sudah saling mengenal. . m a ~ ~ a r a k i antara
t, 6-8 orang, dan
kelompok kader yang terdiri dari 8 orang
Selain dari sampel rumah tangga, atau lebih. Percakapan informal dilak-
juga kepala Puskesmas daH stafnya, sanakan terhadap semua responden setiap
Penzbakal (Kepala Kampung) dan tokoh- ada kesempatan, atau setiap ada aspek-
tokoh masyarakat seperti pemuka agarna aspek tertentu yang memerlukan kejelasan
serta anggota LKMQ (Lembaga Ketahanan lebih lanjut. Observasi dilaksanakan
Masyarakat Desa), dukun-dukun bayi, dan :dengan cara kunjungan rumah untuk
kader-kader Posyandu dijadikA, , juga mengetahui kebiasaan yang mereka
sebagai responden. praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semua sampel rumah tangga dikunjungi
Metode RAP (Rapid Assessment rumahnya. Pada saat kunjungan rumah.
Procedure) yang mekpakan suatu ayah dari bayi-bayi yang diselidiki juga
kombinasi teknik pengumpulan dptr ierdiri diwawancarai.
dari tinjauan i n w ~ a s i - i n f o r m ~ itertulis
i
yang ada, wawaneara formal Data kualitatif dikumpulkan
(open ended), percakapan, o terhadap tata cara berkeluarga, peranan
.fucus group discussion suami dan isteri dalam keluarga,
dipergunakan dalarn penelitian ini3). pandangan terhadap pertumbuhan bayinya,
Tinjauan informasi-informasi yang ada - persepsi tokoh agama dan pemuka
(reviewing existing information) dilakukan masyarakat terhadap perawatan dan
terhadap data statistik untuk Propin$ kesehatan ibu hamil serta makanan bayi,
Kalimantan Selatan, Kabupaten Banjar, sikap dan persepsi kader, kebiasaan
Kecamatan Martapura dan Kampung . mdahirkan, perawatan bayi baru lahir, dan
Pekauman Ulu s e i a Sungai kit an^ yang selamatan-selarnatan yang diadakan untuk
diperoleh dari ~ a ' n ' r ,Biro Statisbk , bayi baru lahir.
Propinsi Kalimatan Sela .an b a a ~ a b u g a t e n
Banjar, serta catatan-~htatan yaag ad; ,
.
di Balai Desa. Infopasi kesehatan
I>
/ ,
-
.
- Data yang sudah dikumpulkan
dianalisis secara kontinu setiap hari
-
dV
6
- -+-?'-
c'
82 a. .- Bul. Penelit. Kesehat. 26 (2&3) 199811999
F
.
. .- 0. =
9 .
>'.
- % . . /- *
- - L
- h
5
-.
:> -$,-,-.
-6
!,-: *, , :
*--
4
.- e &
'4
a
-*
.. "
. r.
r\**; -r - - -u - 9
-
-,I
s . C*' ~ b n
dengan cara mengklasif&si9~~ - a :di &!: L$ncli$ d&ib@;alr%i dilaih lkbih dahulu
%.
\>
.
t
- -,
Ci * . r"
-
.
p.
. 6
b
8
.:
-t
.
- I
4
tudmertua), warisan orang tua, atau dari rumah orang tua) serumah
serumah dengan orang tua.
Di kota maupun di desa KB dapat - Isteri tidak tahu berapa besar uang
diterima masyarakat. Penggunaan kontra- suaminya atau pendapatan suarninya.
sepsi hams dengan seizin suami. Cara
kontrasepsi yang umum dipakai adalah pi1 Baik di kota maupun di desa, anak
dan suntikan. IUD tidak dapat diterima perempuan dididik untuk menjadi ibu
masyarakat, sebab alat kelamin isterinya rumah tangga yang baik. Mereka pada
sangat pantang dilihat oleh orang lain. umumnya disekolahkan pada sekolah
Ada pantangan bahwa seseorang sedapat- madrasahkekolah agama. Anak laki-laki
dapatnya jangan sampai melihat alat dididik agar pada hari tua menjadi ulama.
kelamin walaupun itu kepunyaan sendiri. Kalau ayahnya dagang. anak dididik
menjadi pedagang. Sekolah agama
Untuk mempopulerkan IUD me- (madrasah) lebih disenangi. Di wilayah ini
merlukan waktu panjang. Kepercayaan banyak ulama-ulama terkenal, hampir
masyarakat sangat kuat dalam ha1 ini. semuanya laki-laki, jarang ada wanita.
Jalan terbaik barangkali lewat pendekatan
pemuka agama. Kalau pemuka agama Ibu-ibu yang bayinya ber-Gizi Baik
mempraktekkan di dalam keluarganya tampak lebih berorientasi ke depan, dan
sendiri, niscaya orang lain akan mengi- menginginkan hidup yang lebih baik pada
kutinya. waktu yang akan datang. Sedangkan ibu-
ibu yang bayinya ber-Gizi KurangIGizi
Buruk tampak lebih pasrah dan bergantung
Peranan Suami dan Isteri dalam pada nasib, serta kurang yakin dengan
Keluarga generasi yang akan datang.
Ibu-ibu dari bayi yang kurang gizi Bayi yang lambat berjalan
lebih cenderung mengikuti kehendak dianggap disebabkan oleh serangan
bayinya tentang apa-apa yang diberikan penyakit. Di samping itu disebabkan juga
dan makanan apa yang diinginkan. karena ibu kurang perawatan dan makanan
Sebaliknya ibu-ibu dari bayi yang ber-Gizi tidak baik, atau oleh kesehatan ibu hamil
Baik, cenderung memberikan makanan yang jelek atau oleh kawin muda.
sesuai dengan pengetahuannya (kehendak
ibunya) agar bayinya sehat. Penyuluhan gizi dan kesehatan
perlu disalurkan lewat dakwah, ceramah
Ibu-ibu dari bayi yang Kurang Gizi agama atau kegiatan-kegiatan agama,
terlalu concern dengan reaksi fisik yang karena sesuai dengan hadis-hadis nabi.
negatif (muntah, menangis, sakit perut) Selain itu tokoh-tokoh agama berprinsip
terhadap makanan baru, sedangkan ibu-ibu bahwa orang-orang beragama itu harus
dari bayi yang Gizi Baik selalu berupaya sehat.
mengatasinya dengan harapan kelak bayi
senang dengan makanan yang diperke- Di dalam kehidupan sehari-hari,
nalkan.
mereka lebih menormor-satukan kegiatan
keagamaan. Salah satu kelompok sosial
Ibu-ibu dari bayi yang Kurang
yang populer adalah Yasinan. Kelompok
Gizi, perhatiannya terhadap perkembangan
motorik anaknya rendah, sedangkan ibu- Yasinan khusus untuk wanita, remaja, atau
ibu dari bayi yang Gizi Baik lebih besar bapak-bapak diisi dengan beberapa
perhatiannya. kegiatan antara lain membaca-baca surat
.Yasin, tukar menukar pengalaman,
Ibu-ibu perlu lebih disadarkan dakwah, arisan, dan lain-lain, atau
untuk memperhatikan perkembangan fisik bersepakat mendatangi tuan guru untuk
dan motorik bayinya dari waktu ke waktu. mendengarkan petuah-petuahnya.