You are on page 1of 9

p-ISSN: 2442-2665

Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018


e-ISSN: 2614-3046

ORIGINAL ARTICLE PENGARUH PENCUCIAN LUKA ANTARA


How to cite: LARUTAN NaCl 0.9% DENGAN
Pashar Imran, Armiyati Yunie,
Pranata Satriya. Pengaruh
KOMBINASI LARUTAN NaCl 0.9% DAN
pencucian luka antara larutan
nacl 0.9% dengan kombinasi REBUSAN DAUN SIRIH MERAH 40%
larutan nacl 0.9% dan rebusan
daun sirih merah 40% terhadap TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN
proses penyembuhan luka kaki
diabetes. Jjurnal luka indonesia.
2018, 4(2): 57-65
LUKA KAKI DIABETES
Conflict of interest: Imran Pashar1, Yunie Armiyati2, Satriya Pranata2
Nothing

Funding resources: 1Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS


2Dosen
Nothing Keperawatan Medikal Bedah Fikkes UNIMUS

Corresponding authors:
ABSTRACT
imranpashar7@gmail.com
Background: Diabetes Mellitus is a chronic metabolic disease associated
with various complication. International Diabetic Federation (IDF) 2015
Note:
indicates that person with DM in the wide world is 415 million people.
One of complication can caused by DM is diabetic foot ulcer. Treatment
of diabetic foot ulcer requiring a long term. Washing wound efficienly
become the most important factor within healing wound. NaCl 09%
combinate red betel leaf infuse can be used as liquid to wash wound. The
aims of this research to analayzing effectivity washing wound using NaCl
0.9% combinate NaCl 0.9% within red betel leaf infuse 40% concerning
diabetic foot ulcer healing process.
Method: Type of quasi-experiment research using pretest-posttest
design. This research was conducted September-November 2017 at
Agung Wound Care and Mandiri Practice nurse clinic (PPM) Semarang
where the sample size was 20 respondents consisted of 10 control group
respondents and 10 respondents of the intervention group.
Result: In the control group the average change in the value of the
process of change of wound healing occurred from 0.0000 to 4.8000 or
from 0 to 4.8, whereas in the intervention group the average change from
the value of -0.6000 to 6.4000 or from the value of -0.6 became 6,4, by
using the delta test the p value of 0.000 (<0.05)
Conclude: There was effect of washing wound using combination of NaCl
0.9% solution with 40% red betel leaf infusion to diabetic foot ulcer
healing process.
Keywords: Diabetic Mellitus, NaCl 0.9%, red betel leaf 40%, diabetic foot
ulcer

57
57
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi tidak seimbangnya kadar


LATAR BELAKANG gula dalam darah akibat gangguan pada hormon insulin dimana tubuh tidak
mampu menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhannya
(Amalia, 2009). DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan
kadar gula darah, akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam
darah (WHO, 2013). Estimasi terbaru berdasarkan data International Diabetes
Federation (IDF, 2015) menunjukkan bahwa penderita DM di dunia berjumlah
415 juta jiwa, meninggal akibat DM berjumlah 5 juta jiwa. Satu dari 11 orang
dewasa menderita DM, jenis kelamin laki-laki yang menderita DM berjumlah
215.2 juta jiwa sedangkan perempuan berjumlah 199.5 juta jiwa. Tingkat
kejadian orang yang menderita DM menurut IDF di Indonesia mencapai 10
juta jiwa dan menduduki peringkat ke-7 dunia dimana peringkat pertama
adalah China. Jumlah penduduk Indonesia yang menderita DM di tahun 2040
diperkirakan mencapai angka ± 642 juta jiwa. Data dinas kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah penderita DM
berjumlah 18.33% dimana menjadi urutan kedua terbanyak dibandingkan
penyakit hipertensi. Profil kesehatan kota Semarang (2016) menunjukkan
bahwa penderita DM berjumlah 2760 jiwa, 1790 jiwa penderita DM disertai
adanya luka kaki diabetes dengan berbagai jenis derajat luka (Dinkes, 2015)
Peningkatan jumlah penderita DM setiap tahun menuntut profesi
perawat untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan dimasa mendatang.
DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi
makro dan mikro. Komplikasi makro yang dapat terjadi adalah gagal jantung,
gagal ginjal dan stroke, sedangkan untuk komplikasi mikro seperti retinopati
diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik perifer hingga luka kaki
diabetes (Priantono, 2014)
Luka kaki diabetes adalah suatu infeksi, ulserasi dan/atau kerusakan
jaringan ikat yang terjadi pada penderita DM (Dimas Priantono, 2014).
Perawatan luka kaki diabetes memerlukan waktu yang cukup lama. Selama ini
larutan yang sering digunakan untuk melakukan perawatan luka kaki diabetes
adalah NaCl 0.9% (Kristiyaningrum & Suwarto, 2013). Cairan NaCl 0.9% juga
merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk perawatan luka karena sesuai
dengan kandungan garam tubuh (Kristiyaningrum & Suwarto, 2013).
Penelitian yang dilakukan (Kristiyaningrum & Suwarto, 2013) dimana hasil
akhirnya adalah lebih efektif penggunaan NaCl 0.9% dibandingkan 40%
terhadap proses penyembuhan luka kaki diabetes.
Daun sirih merah (piper crocatum) merupakan salah satu tumbuhan
obat Indonesia yang mudah dibudidayakan dan kini sedang digalakkan
penggunaannya. Daun sirih merah mengandung tanin, flavonoid, politenol
dan saponen yang berfungsi sebagai antibakteri dapat menjadi alternatif
dalam mengatasi infeksi yang terjadi pada luka kaki diabetes (Amalia, 2009).
Penelitian In Vitro yang dilakukan oleh (Haryadi, 2010) menyatakan bahwa
daun sirih merah dengan konsentrasi 18% dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus.

58
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Penelitian yang dilakukan oleh (Fimani, 2010) menunjukkan bahwa


pemberian infusa (rebusan) daun sirih merah secara topikal dengan
konsentrasi 10%, 20%, dan 40% memiliki efek penyembuhan luka kaki
diabetes pada tikus, konsentrasi infusa daun sirih merah 40% memiliki
pengaruh lebih baik terhadap peningkatan persentase penyembuhan luka
dibandingkan konsentrasi infusa daun sirih merah 10% dan 20%. Penelitian
lain yang dilakukan (Purwaningsih, Sulistuowati, & Istiqomah, 2016)
menunjukkan bahwa irigasi dengan infusa daun sirih merah 40%
mempengaruhi penyembuhan luka kaki diabetes pada tikus putih yang
diinduksi aloksan.
Melihat fenomena pasien dengan DM yang mengalami luka kaki
diabetes yang semakin meningkat, dimana keterbatasan dari penelitian
sebelumnya adalah belum dilakukannya perbandingan antara rebusan daun
sirih merah dengan bahan untuk mencuci luka lainnya maka peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk membandingkan efektifitas antara penggunaan
larutan NaCl 0.9% dan rebusan daun sirih merah 40% terhadap proses
penyembuhan luka kaki diabetes.

METODE Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasi –


experiment. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Proses
PENELITIAN perawatan dan observasi dilakukan secara prospektif (time series) dimana
sampel sebagai kelompok kontrol dan selanjutnya dijadikan kelompok
intervensi (Setiadi, 2017). Penelitian ini dalam kurun waktu ±3 bulan yaitu
mulai tanggal 16 September – 20 November 2017. Penelitian ini dilaksanakan
pada 2 klinik di kota Semarang yakni klinik Agung Wound Care dan Klinik
Perawat Praktek Mandiri (PPM). Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak
1790 jiwa penderita DM disertai adanya luka kaki diabetes dengan berbagai
jenis derajat ulkus, dengan menggunakan rumus Frederer untuk menentukan
jumlah sampel maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 20 responden.
Penelitian ini mendapatkan izin etik dengan nomor 295/IX/2017/Komisi
Bioetik. Responden juga menandatangani informed consent yang berisi
penjelaasan kesukarelaan untuk ikut dalam penelitian, penjelasan prosedur
penelitian, penjelasan kewajiban responden, risiko dan efek samping,
manfaat, menjaga kerahasiaan serta biaya semua ditanggung oleh peneliti.
Analisa data dalam penelitian ini terdiri atas analisa univariat yakni uji
deskriptif dan uji frekuensi dan bivariat yakni uji homogen, uji kenormalan, uji
paired t tes, uji independent dan uji delta mean dengan menggunakan sistem
SPSS statistics 20.
Tekhnik perawatan luka yang digunakan dalam penelitian ini adalah
irigasi. Irigasi merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk
membersihkan permukaan luka. Besar tekanan harus diperhatikan, untuk luka
terinfeksi dapat menggunakan tekanan tinggi sedangkan pada luka yang
bergranulasi dengan tekanan rendah. Modern dressing yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari hydrogel (cutimed gel), absorben (suprasorb), low
adherent (melolin), film dressing (tegaderm film), silver dressing (polymen),
dan salep (metcovasin), dengan menggunakan teknik fiksasi secara oklusif.

59
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Adapun skor penyembuhan luka kaki diabetes berdasarkan skala BWAT (Bates
Wound Assesmnet Scale). Perawatan luka dilakukan oleh peneliti utama.

HASIL
Tabel 1 Karakteristik Variabel NaCl 0.9% + Daun sirih merah 40% NaCl 0.9%
responden luka kaki
diabetes berdasarkan usia, Mean SD Min – Maks Mean SD Min –
lama menderita DM dan Maks
lama luka di klinik
Usia (tahun) 55.60 7.027 40 – 63 53.50 5.45 45 – 60
perawatan luka kota
Semarang tahun 2017 Lama menderita 8.40 1.77 7 – 10 8.70 1.16 6 – 10
DM (tahun)
Lama luka (hari) 22.70 7.97 14 – 30 12.70 6.97 5 – 30

Tabel 2 Karakteristik Variabel NaCl 0.9% + Daun sirih NaCl 0.9%


responden luka kaki merah 40%
diabetes berdasarkan jenis N % N %
kelamin dan lokasi luka di Jenis kelamin
klinik perawatan luka kota a. Laki-laki 5 50 7 70
Semarang tahun 2017 b. Perempuan 5 50 3 30
Lokasi luka
c. Kaki kanan 5 50 6 60
d. Kaki kiri 5 50 4 40

Tabel 3 Gambaran skor Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


proses penyembuhan luka H0 H1 H2 H3 HO H1 H2 H3
kaki diabetes berdasarkan Mean 35.40 34.80 31.70 29.00 33.30 33.30 31.90 28.50
skala BWAT antara Median 35.00 34.50 31.00 28.00 33.00 33.00 32.00 29.00
penggunaan larutan NaCl SD 6.60 6.28 6.53 6.71 4.90 4.90 5.08 4.67
0.9% dan kombinasi larutan Min – Maks 27-49 27-48 24-44 22-43 27-40 27-40 24-40 20-38
NaCl 0.9% dengan rebusan Keterangan:
daun sirih merah 40% di H0 : Sebelum dilakukan perlakuan pencucian luka hari 1
klinik perawatan luka kota H1 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 3
Semarang tahun 2017 H2 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 6
H3 : setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari

Gambar 1. Proses
penyembuhan luka kaki
diabetes pada kelompok
kontrol

HO H1 H2 H3
Keterangan:
H0 : Sebelum dilakukan perlakuan pencucian luka hari 1
H1 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 3
H2 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 6
H3 : setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari

60
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Berdasarkan 1 di atas bahwa pada kelompok kontrol (mencuci luka


dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%) menunjukkan hasil pada perubahan
bentuk luka dari pengukuran pertama hingga keempat tidak terlalu terjadi
perubahan yang bermakna. Perubahan terjadi pada saat masuk pengukuran
ketiga dimana yang luka terlebih lebih lembab dan warna dasar luka berwarna
merah dan pada pengukuran keempat tidak jauh berbeda dengan yang ketiga.
Skor BWAT dalam 9 hari perawatan mengalami penurunan antara 4-5 poin
(11,89%).

Gambar 1. Proses
penyembuhan luka kaki
diabetes pada kelompok
intervensi

H0 H1 H2 H3

Keterangan:
H0 : Sebelum dilakukan perlakuan pencucian luka hari 1
H1 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 3
H2 : Setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari 6
H3 : setelah dilakukan perlakuan pencucian luka hari

Berdasarkan gambar 2 bahwa pada kelompok kontrol (mencuci luka


menggunakan kombinasi larutan NaCl 0,9% dan infusa daun sirih merah 40%)
menunjukkan hasil pada perubahan bentuk luka mulai terjadi pada
pengukuran kedua dimana luka lebih terlihat cerah, jaringan slough mudah
dihilangkan. Pengukuran ketiga luka lebih terlihat lembab (moist) dan slough
sudah berkurang dari pengukuran kedua dan terakhir pada pengukuran
keempat luka tampak lebih cerah, slough sudah semakin berkurang, area
sekeliling luka nampak bersih, luka dalam keadaan lembab. Skor BWAT dalam
9 hari perawatan mengalami penurunan antara 6-7 poin (12,21%). Gambar
yang menjadi penilain proses penyembuhan luka yang berbentuk bulat pada
gambar sehingga pada akhir pengukuran yakni hari ke 3 hanya
menggambarkan luka yang bentuk bulat tersebut.

Tabel 4 Hasil uji analisis Variabel NaCl 0.9% NaCl 0.9% + Daun sirih merah p value
efektifitas pencucian luka 40%
menggunakan larutan NaCl
0.9% dan kombinasi larutan H1–2 0.00 -0.60 0.014
NaCl 0.9% dengan rebusan H 1- 3 -1.40 -3.70 0.002
daun sirih merah 40%
H1-4 -.4.80 -6.40 0.176
terhadap proses
penyembuhan luka kaki Keterangan:
diabetes di klinik perawatan H 1-2 : perbandingan ukuran luka antara hari ke-1 dan ke-2
luka kota Semarang tahun H 1-3 : perbandingan ukuran luka antara hari ke-1 dan ke-3
2017 H 1-4 : perbandingan ukuran luka antara hari ke-1 dan ke-4

61
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa sebagian besar usia


DISKUSI responden dalam penelitian ini berusia 55,60 tahun. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Trisnawati & Setroyogo, 2012) bahwa
sebagian besar responden pada kelompok kasus DM ada pada rentang usia
46-60 tahun (73%). Hal tersebut disebakan karena orang pada usia ini kurang
aktif, berat badan bertambah, massa otot berkurang dan akibat proses menua
yang mengakibatkan penyusutan sel-sel beta yang progresif.
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa rata-rata lama menderita
DM responden dalam penelitian ini adalah 8,40 tahun pada kelompok
intervensi dan 8,70 tahun pada kelompok kontrol, dimana jumlah terbanyak
pada karaktersitik lama menderita DM adalah 10 tahun. Penelitian sesuai
dengan hasil penelitian (Roza, 2015) lama DM ≥ 5 tahun merupakan faktor
risiko terjadiya luka kaki diabetes karena neuropati cenderung terjadi sekitar
5 tahun lebih atau sama dengan setelah menderita DM.
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa rata-rata lama luka
responden dalam pnelitian ini adalah 22,70 hari pada kelompok intervensi dan
12,70 hari pada kelompok kontrol. Lama luka pada luka kaki diabetes awalnya
disebakan oleh luka terbuka pada permukaan kulit yang disebabkan karena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak
dirasakan, dan dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh bakteri
aerob maupun anaerob (Bahri, 2014)
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa jenis kelamin terbanyak
adalah 7 orang (70%) pada kelompok intervensi dan 5 orang (50%) pada
kelompok kontrol. Penelitian ini sejalan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Wicaksono, 2011) yang menyatakan bahwa laki-laki 0,9 kali lebih berisiko
terjadinya DM dibandingkan dengan perempuan meskipun secara statistik
tidak bermakna. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor hormonal
(hormon estrogen pada wanita yang dapat mencegah komplikasi vaskuler
yang berkurang seiring bertambahnya usia), perbedaan kebiasaan hidup
seperti kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol pada laki- laki. Kebiasaan
merokok menyebabkan gangguan metabolisme glukosa dan peningkatan
resistensi insulin yang menyebabkan peningkatan risiko terkena DM.
Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa lokasi luka dengan
persentase terbanyak berada pada bagian kaki kanan sebanyak 11 orang
(55%) dan terendah kaki kiri sebanyak 9 orang (45%). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurhanifah, 2017) bahwa sebagian
besar grade ulkus dikategorikan mengancam ekstremitas bawah (Limb
Threatening ) yakni pada daerah kaki yaitu sebanyak 32 responden (64%). .
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pencucian luka menggunakan
kombinasi larutan NaCl 0.9% dengan rebusan daun sirih merah 40% lebih
efektif dibandingkan dengan menggunakan larutan NaCl 0.9% dengan nilai p
value 0.001 (< 0,05) yang artinya ada perbedaan antara pencucian luka
menggunakan larutan NaCl 0.9% dengan kombinasi larutan NaCl 0,9% dengan
rebusan daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan luka kaki
diabetes.

62
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu ketidakmampuan


peneliti untuk mengontrol luas luka pada setiap responden penelitian
dikarenakan penelitian dilakukan pada 2 tempat yang berbeda.
Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya adalah dapat dijadikan
sebagai acuan dengan modifikasi yang lebih dari penelitian sebelumnya yakni
dapat mengontrol perlakuan untuk masing-masing kelompok, sehingga hasil
dari penelitian ini bisa lebih baik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis namun
ditempat yang berbeda.

Ada perbedaan antara pencucian luka menggunakan larutan NaCl


KESIMPULAN 0,9% dengan kombinasi larutan NaCl 0,9% dengan infusa daun sirih merah
40% terhadap proses penyembuhan luka kaki diabetes dengan p value 0,000
(>0,05). Pencucian luka menggunakan kombinasi larutan NaCl 0,9% dengan
infusa daun sirih merah 40% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka
kaki diabetes jika dibandingkan dengan menggunakan larutan NaCl 0,9% saja.

Amalia, H. (2009). Effectiveness of piper betle leaf infusion as a palpebral skin


DAFTAR antiseptic. Internasional Jurnal , Vol. 28.
PUSTAKA Bahri, Y. (2014). Asupan serat kadar gula darah, kadar kolesterol total, dan
status gizi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Roemani Semarang.
Retrieved Desember 27, 2017, from UNIMUS:
http:www.eprints.unimus.ac.id
Dinkes. (2015). Profil kesehatan kota Semarang mengenai jumlah penderita
DM yang disertai luka kaki diabetes. Semarang: Dinkes Provinsi Jawa
Tengah.
Fimani, A. (2010). Pengarh pemberian infusa daun sirih merah (piper cf.
fragile, Benth) secara topikal terhadap penyembuhan luka pada tikus
putih jantan yang dibuat diabetes. Pengarh pemberian infusa daun sirih
merah (piper cf. fragile, Benth) secara topikal terhadap penyembuhan
luka pada tikus putih jantan yang dibuat diabetes , 2.
Haryadi, R. (2010). Daya anti bakteri ekstrak daun sirih (piper bitle) dan daun
sirih merah (piper crocatum) terhadap pertumbuhan bakteri
staphilococcus aureus secara invitro sebagai materi praktikum
mikrobiologi. Retrieved Agustus 20, 2017, from Tesis Universitas
Malang: http;//karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/
view8222#henton
IDF. (2015). Diabtes atlas seven edition. Retrieved Agustus 20, 2017, from
Internasional Diabetes Federation: http;//www.idf.org/sites/default
/files/EN 6E Atlas Full new.pdf
Kapita Selekta Kedokteran 2014 Jakarta Media Aesculapius
Kemenkes. (2016). Program Cerdik untuk mengendalikan DM. Jakarta: Profil
Kesehatan Indonesia.

63
p-ISSN: 2442-2665 Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Kristiyaningrum, K., & Suwarto, T. (2013). Efektivitas penggunaan larutan NaCl


dibandingkan dengan d4% terhadap proses penyembuhan luka kaki
diabetes DM di RSUD Kudus. Jurnal Ilmi Keperawatan dan Kebidanan
Vol. 42 , 46-48.
Nurhanifah. (2017). Hubungan kadar gula darah dengan hipertensi pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Umus Daerah Karanganyar.
Retrieved Januari 02, 2018, from Naskah publikasi:
http//Journal.umbjm.ac.id/indeks.php/healthy
Purwaningsih, I., Sulistuowati, E., & Istiqomah. (2016). Efektifitas cleansing
infusa daun sirih merah (piper crocatum) terhadap penyembuhan luka
kaki diabetes pada tikus putih yang di induksi aloksan. Retrieved
Agustus 21, 2017, from Jurnal Keperawatan Edisi II. Akes Karya Husada
Yogyakarta: http;//www.jurnal.keperawatan.Akes Karya Husada
Yogyakarta/daun sirih merah/article/
Rahmaningsih, Lilik, s., & Widya, A. R. (2016). Hubungan antara penerimaan
diri dan dukungan emosi dengan optimesme pada penderita DM
anggota kabri PERSADJA . Retrieved januari 01, 2018, from Jurnal
puublikasi UNS: http://hubungan emosi dengan tingkat penderita
DM.com
Roza, R. (2015). Faktor-faktor risiko kejadian kaki diabetik pada penderita
Diabetes Melitus tipe 2 (Studi kasus kontrol di RSUP Dr.M. Djamil
Padang). Retrieved Agustus 20, 2017, from Doctoral dissertation UNDIP:
http:www.eprints.undip.ac.id/48368/
Setiadi. (2017). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks.
Sunjaya, I. N. (2009). pola komsumsi makanan tradisional Bali sebagai faktor
risiko Diabetes melitus tipe2 di Tabanan. Retrieved Januari 05, 2018,
from Jurnal skala Husadavol. 6. No. 1 Hal. 75081: http://www.Jurnal
skala husadawol.com
Suyono, S. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai
penerbit FKUI.
Trisnawati, S., & Setroyogo, S. (2012). Faktor risiko kejadian Diabetes Melitus
Tipe II di Puskesmas kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Retrieved
Desember 24, 2017, from Jurnal Ilmiah Kesehatan 5 (1). 1-7:
http:www.Jurnal ilmiah Kesehatan tentang faktor risiko kejadian
DM.com
Veranita. (2016). Hubungan antara kadar gula darah dengan tingkat kejadian
diabetes melitus. Retrieved Januari 05, 2018, from
http://studylibid.com/doc/595695/hubungan-antara-kadar-glukosa-
darah.ac.id
WHO. (2013). definition, diagnosis and clasification of diabetes mellitus and
its complication. Retrieved Juni 04, 2017, from
http;//www.who.int/diabetes/publication/definition and diagnosis of
diabetes new.pdf

64
p-ISSN: 2442-2665
Jurnal Luka Indonesia Vol. 4(2): Juni – September 2018
e-ISSN: 2614-3046

Wicaksono, P. (2011). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


Diabetes Melitus tipe 2 (Studi kasus di Poliklinik penyakit dalam RSUP
Dr. Kariadi. Retrieved januari 01, 2018, from Porgram Pendidikan
sarjana kedokteran: httpwww.eprints.undip.ac.id

65

You might also like