You are on page 1of 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GERIATRI RAWAT INAP DI


RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Fangky Sandy Maindoka1), Deby Mpila1), Gayatri Citraningtyas1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Drug interaction is one of the factors, which influence the body response to treatment, and is
clinically important if it results in increased toxicity or reduces the effectiveness of the drug interacting.
The mechanism of drug interaction can be divided into pharmacokinetic and pharmacodynamics
mechanisms with minor, moderate and major severity. Characteristics in geriatric patients, which
generally have occurred various chronic diseases and decreased function of organs, especially kidney
and liver function can be a risk factor for drug interactions. This study aims to examine the drug-drug
interactions in inpatient geriatric patients in RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research is a
descriptive research with retrospective data retrieval. The study was conducted against 100 medical
records data of inpatient geriatric patients that meeting the inclusion criteria. The results of the study
based on the characteristics of geriatric patients showed the highest number of patients in the age group
60 - 74 years of 64 patients (64%) while the number of male patients as many as 50 patients (50%) and
women as many as 50 patients (50%). Diagnosis of most diseases is found in patients with hypertensive of
58 (17,90%) from 324 case of disease and ≥ 5 types of drugs prescribed in 76 patients (76%). The
prevalence of the happening of drug-drug interactions about 44% with a total of 146 interaction events.

Keywords: inpatient geriatrics, drug interactions

ABSTRAK

Interaksi obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap
pengobatan dan penting secara klinis jika berakibat meningkatkan toksisitas atau mengurangi efektifitas
obat yang berinteraksi. Mekanisme interaksi obat dapat dibagi menjadi mekanisme farmakokinetik dan
farmakodinamik dengan tingkat keparahan yang minor, moderate dan major. Karakteristik pada pasien
geriatri, yaitu umumnya telah terjadi berbagai penyakit kronis dan penurunan fungsi organ terutama
fungsi ginjal dan hati dapat menjadi faktor resiko terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji interaksi obat-obat pada pasien geriatri rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif.
Penelitian dilakukan terhadap 100 data rekam medik pasien geriatri rawat inap yang memenuhi kriteria
inklusi. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pasien geriatri menunjukkan jumlah pasien terbanyak
pada kelompok usia 60 - 74 tahun sebesar 64 pasien (64%) sedangkan jumlah pasien laki-laki sebanyak
50 pasien (50%) dan perempuan sebanyak 50 pasien (50%). Diagnosa penyakit terbanyak yaitu hipertensi
sebesar 58 (17,90%) dari total 324 kasus penyakit serta ≥ 5 jenis obat diresepkan pada 76 pasien (76%).
Prevalensi kejadian interaksi obat-obat sebesar 44% dengan total 146 kejadian interaksi.

Kata kunci : geriatri rawat inap, interaksi obat

240
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN pasien akibat beragam penyakit yang


Pelayanan kefarmasian muncul pada usia geriatri.
(pharmaceutical care) adalah pelayanan Menurut Peraturan Menteri
yang berorientasi pada pasien dimana Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2016
farmasis bertanggung jawab untuk tentang rencana aksi nasional kesehatan
mengoptimalkan hasil terapi, salah satunya lanjut usia menjelaskan, lanjut usia adalah
dengan cara mengidentifikasi Drug related seseorang yang mencapai usia 60 (enam
problems (DRPs). Salah satu dari DRPs puluh) tahun ke atas. Sedangkan menurut
adalah interaksi obat yaitu interaksi antara World Health Organization (WHO) tahun
obat dengan obat atau obat dengan makanan 2007, lanjut usia dibagi menjadi kriteria
(Cipolle dkk, 2004). berikut : lanjut usia (elderly) ialah 60-74
Interaksi obat merupakan salah satu tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90
faktor yang mempengaruhi respon tubuh tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas
terhadap pengobatan dan dianggap penting 90 tahun.
secara klinis jika berakibat meningkatkan Pasien geriatri memiliki karakteristik
toksisitas dan atau mengurangi efektifitas khusus, yaitu umumnya telah terjadi
obat yang berinteraksi sehingga terjadi berbagai penyakit kronis, penurunan fungsi
perubahan pada efek terapi (Setiawati, organ, terutama menurunnya fungsi ginjal
2008). Mekanisme interaksi obat dapat dan hati. Hal ini dapat menyebabkan
dibagi menjadi interaksi yang melibatkan perubahan proses farmakodinamik dan
aspek farmakokinetik obat dan interaksi farmakokinetik obat tersebut (Sudoyo dkk,
yang mempengaruhi respons 2009). Berbagai karakteristik dan perubahan
farmakodinamik obat (Fradgley, 2003). fisiologis yang teridentifikasi pada pasien
Perubahan efek obat akibat interaksi geriatri dapat menjadi faktor resiko
obat sangat bervariasi diantara individu terjadinya interaksi obat (Bjerrum dkk,
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor 2008).
seperti dosis, kadar obat dalam darah, rute Menurut Becker dkk (2007), jumlah
pemberian obat, metabolisme obat, durasi kejadian interaksi obat-obat setiap pasien
terapi dan karakteristik pasien seperti umur, meningkat dengan meningkatnya jumlah
jenis kelamin, unsur genetik dan kondisi obat dalam resep. Hal ini didukung oleh
kesehatan pasien (Fradgley, 2003). hasil penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian dari total Kulkarni dkk (2013) mengenai polifarmasi
12.332 resep di Rumah Sakit, 2180 resep pada pasien yang dirawat di rumah sakit,
memiliki satu atau lebih interaksi obat menunjukan bahwa pasien yang mendapat
(Admassie dkk, 2013). Teka dkk (2016), 2-5 macam obat mengalami interaksi obat
menyatakan bahwa angka kejadian interaksi 9% dan pasien yang mendapat 6-10 macam
obat-obat tinggi pada pasien laki-laki (52%) obat mengalami 85% interaksi obat.
dibandingkan dengan pasien perempuan Tingginya angka kejadian interaksi obat
(48%). Rahmawati dkk (2006), juga karena polifarmasi merupakan masalah yang
menyatakan bahwa jumlah kejadian penting dalam pelayanan kesehatan
interaksi obat pada pasien geriatri rawat inap (Setiawati, 2008).
cukup tinggi (125 kejadian). Tingginya Apabila mengacu pada tujuan utama
angka kejadian interaksi obat ini berkaitan pelayanan kefarmasian untuk meminimalkan
dengan banyaknya obat yang dikonsumsi resiko pada pasien, maka kejadian interaksi
obat yang cukup tinggi diatas 50 % pada
242
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

pasien geriatri perlu mendapat perhatian jenis kelamin, jenis penyakit, dan jumlah
farmasis (Rahmawati dkk, 2006). obat serta menggambarkan prevalensi
interaksi obat dan kejadian interaksi
METODOLOGI PENELITIAN berdasarkan tingkat keparahan dan
Penelitian dilakukan untuk mengkaji mekanisme interaksi pada pasien geriatri
interaksi obat-obat pada pasien geriatri yang dirawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Kandou Manado.
Manado pada periode bulan Juli 2016.
HASIL PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Karakteristik Pasien Geriatri di Instalasi
penelitian yaitu Drug Interactions Facts Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
2009 dan Lexi-Comp. Manado Periode Bulan Juli 2016.
Bahan yang digunakan dalam Usia
penelitian yaitu catatan rekam medik pasien Tabel 1. Jumlah Pasien geriatri berdasarkan
rawat inap dan formulir pengumpulan data usia
(berisi usia, jenis kelamin, diagnosa, nama
Usia (Tahun) N %
obat dan jumlah obat yang diberikan).
60 – 74 64 64
Subjek penelitian
75 - 90 36 36
Subjek dalam penelitian ini ialah
> 90 0 0
pasien geriatri yang dirawat inap dan
Total 100 100
memperoleh pengobatan di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado pada bulan Juli 2016.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Subjek dalam penelitian ini memenuhi
bahwa dari 100 pasien geriatri rawat inap
kriteria inklusi dan ekslusi.
yang diteliti, jumlah pasien geriatri
Besar sampel mayoritas pada kelompok usia 60 – 74 tahun
Pengambilan sampel dilakukan (elderly) sebesar 64 pasien (64%) dan
dengan metode consecutive sampling, yaitu selebihnya berada pada kelompok usia ≥ 75
semua subjek dalam penelitian yang tahun.
memenuhi kriteria pemilihan dimasukan
Jenis kelamin
dalam penelitian sampai jumlah subjek yang
Tabel 2. Jumlah pasien geriatri berdasarkan
diinginkan terpenuhi (Sudigdo, 2011). Besar
jenis kelamin
sampel dalam penelitian dihitung
menggunakan rumus penelitian deskriptif Jenis N %
kategorik (Dahlan, 2013). minimal sampel Kelamin
yang dibutuhkan adalah sebanyak 93 pasien Laki-laki 50 50
geriatri. Jumlah sampel yang diambil dalam Perempuan 50 50
penelitian ini adalah sebanyak 100 pasien. Total 100 100

Berdasarkan tabel diatas


Analisis Data menunjukkan jumlah pasien laki-laki
Analisa data dilakukan secara sebesar 50 pasien (50%) dan perempuan
deskriptif dengan menggambarkan sebesar 50 pasien (50%).
karakteristik pasien yang terdiri dari usia, Jenis penyakit
243
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Tabel 3. Jenis penyakit yang diderita oleh


Jumlah Obat N %
pasien geriatri
2–4 24 24
Jenis Penyakit N %
≥5 76 76
Hipertensi 58 17,90 Total 100 100
Anemia 35 10,80
Chronic Kidney Disease 28 8,64 Tabel diatas menunjukkan dari 100
Pneumonia 21 6,49 pasien geriatri yang memperoleh
Congestive Heart 17 5,27 pengobatan di instalasi rawat inap, 76% (76
Failure 15 4,63 pasien) memperoleh ≥ 5 obat dan selebihnya
Diabetes Melitus 14 4,32 memperoleh 2 – 4 jenis obat.
Stress Ulcer 12 3,70
Coronary Heart 10 3,09 Prevalensi Interaksi Obat – Obat pada
Disease 114 35,20 Pasien Geriatri di Instalasi Rawat Inap di
Dispepsia 324 100 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Lain-lain Periode Bulan Juli 2016
Total
Tabel 5. Jumlah pasien geriatri yang
mengalami interaksi obat-obat
Tabel 3 menunjukkan bahwa
Pasien N %
penyakit hipertensi merupakan mayoritas
penyakit yang diderita oleh pasien geriatri, Dengan Interaksi 44 44
yaitu hipertensi 17,90 % dari total 324 Obat
jumlah jenis penyakit. Kemudian diikuti Tanpa Interaksi Obat 56 56
dengan penyakit anemia (10,80%) dan Total 100 100
penyakit gagal ginjal kronik (8,64%).
Identifikasi ada-tidaknya interaksi
obat pada pasien geriatri menggunakan
literatur Drug Interaction Facts tahun 2009
dan Lexi-Comp. Hasil menunjukkan dari
Jumlah obat
100 pasien yang diteliti, ditemukan 44% (44
Tabel 4. Jumlah pasien geriatri berdasarkan
pasien) mengalami interaksi obat.
jumlah obat yang digunakan
Tabel 6. Jumlah kejadian interaksi obat-obat berdasarkan tingkat keparahan dan mekanisme
interaksi
No. Interaksi Obat Tingkat Mekanisme Nomor Jumlah
obat A obat B Keparaha Interaksi Pasien Kejadian
n
1 Furosemid Aspirin Minor Efek farmakologi 7, 37, 3
furosemide menurun 95
2 Paracetamol Furosemid Minor Perubahan pada 49, 52, 3
ekskresi furosemide 75
3 Gliseril Spironolakton Minor Efek spironolakton 8, 10, 3
trintitrat meningkat 20
4 Ramipril Aspirin Minor Meningkatkan efek 20 1
toksik
244
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

5 Propranolol Furosemid Minor Perubahan pada 19 1


ekskresi cairan
ekstraselular
6 Furosemid Ciprofloksasin Minor Klirens ginjal 44 1
ciprofloksasin
menurun
7 Gliseril Ramipril Moderate Efek obat meningkat 78, 20 2
trinitrat
8 Simvastatin Lansoprazole Moderate Efek simvastatin 28, 37 2
meningkat
9 Simvastatin Omeprazole Moderate Efek simvastatin 85 1
meingkat
10 Insulin Aspirin Moderate Efek farmakologi 15 1
insulin meningkat
11 Propranolol Nifedipin Moderate peningkatan efek 19 1
anti-hipertensi
12 Propranolol Ciprofloksasin Moderate Kadar serum 19 1
propranolol
meningkat
13 Digoksin Spironolakton Moderate Efek farmakologi 55 1
digoksin menurun
14 Ramipril Furosemide Major Efek kedua obat 20, 76 2
meningkat
15 Ramipril Spironolakton Major Peningkatan 20 1
konsentrasi serum
kalium
16 Kaptopril Furosemide Major Efek kedua obat 37 1
meningkat
17 Bisoprolol Digoksin Major Efek kedua obat 93 1
meningkat
18 Gliseril Valsartan Major Efek valsartan 83 1
trinitat meningkat
19 Kaptopril Spironolakton Major Peningkatan 37 1
konsentrasi serum
kalium)
20 Aspirin Ibuprofen Major Efek farmakologi 85 1
aspirin menurun
21 Digoksin Furosemid Major Toksisitas digoksin 93 1
meningkat
Total 30 (100%)
sebesar 30 kejadian interaksi yang terdiri
dari: 12 kejadian interaksi obat dengan
Berdasarkan tabel 6, diketahui
tingkat keparahan minor (40%), 9 kejadian
bahwa total kejadian interaksi obat-obat

245
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

interaksi obat dengan tingkat keparahan penyakit (Tabel 3). Hasil yang serupa
moderate (30%) dan 9 kejadian interaksi ditemukan pada penelitian sebelumnya yang
obat dengan tingkat keparahan major (30%). dilakukan oleh Rahmawati dkk (2010)
menunjukkan bahwa penyakit jantung dan
PEMBAHASAN pembuluh darah merupakan diagnosa
Karakteristik Pasien Geriatri penyakit terbanyak sebesar 30 pasien (30%)
Karakteristik usia pasien geriatri diikuti infeksi sebesar 22 pasien (22%) dan
yang dikelompokkan berdasarkan WHO penyakit pernafasan sebesar 20 pasien
(2007) menunjukkan bahwa yang paling (20%).
banyak dirawat adalah pada kelompok usia Menurut Salwe dkk (2016), geriatri
60 - 74 tahun (elderly) sebesar 64 pasien merupakan kelompok yang paling umum
(64%) (Tabel 1). Pada penelitian ditemukan di Rumah Sakit disebabkan telah
sebelumnya yang dilakukan oleh Kasyap terjadi berbagai penyakit kronis. Oleh
dkk (2013), menunjukkan pasien geriatri karena itu, frekuensi terapi obat dan rata-rata
yang paling banyak dirawat pada kelompok jumlah obat yang diminum meningkat pada
usia 60 – 69 tahun. Sedangkan pada pasien geriatri yang menyebabkan
penelitian lain menunjukkan, pasien geriatri polifarmasi tidak dapat dihindari.
yang paling banyak dirawat pada kelompok Polifarmasi merupakan suatu kondisi yang
usia 75 – 74 tahun (Salwe dkk, 2016). menyebabkan penggunaan lebih dari 4 jenis
Menurut Kasyap dkk (2013), pasien geriatri obat (Petterson dkk, 2012). Berdasarkan
pada kelompok usia yang berbeda tidak hasil penelitian yang telah dilakukan,
menunjukkan perbedaan prevalensi interaksi sebesar 76 pasien (76%) menerima ≥ 5 jenis
obat yang signifikan. obat saat mulai dirawat inap (Tabel 4). Hasil
yang serupa juga ditunjukkan oleh penelitian
Karakteristik pasien geriatri
sebelumnya yang dilakukan oleh Salwe dkk
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan,
(2016), yaitu sebesar 80% pasien geriatri
jumlah pasien laki-laki sebanyak 50 pasien
menerima resep lebih dari 5 jenis obat
(50%) dan perempuan sebanyak 50 pasien
selama dirawat inap. Menurut Becker dkk
(50%) (Tabel 2). Namun, hasil yang
(2007), meningkatnya jumlah obat dalam
ditemukan pada penelitian sebelumnya
resep dapat meningkatkan potensi terjadinya
terkait interaksi obat-obat pada pasien
interaksi obat.
geriatri rawat inap menunjukkan pasien laki-
laki lebih banyak sebesar 62 pasien (62%)
jika dibandingkan dengan pasien perempuan Prevalensi Interaksi Obat-Obat
Berdasarkan hasil penelitian pada
sebesar 38 pasien (38%) dari total 100
tabel 5 menunjukkan bahwa dari total 100
pasien geriatri rawat inap (Salwe dkk,
pasien geriatri rawat inap yang diteliti,
2016).
prevalensi interaksi obat sebesar 44 pasien
Pasien geriatri rawat inap (44%). Berdasarkan penelitian sebelumnya
dikelompokkan menurut jenis penyakit yang menunjukkan yaitu dari total 1510 pasien
ditemukan pada rekam medik pasien. Hasil geriatri rawat inap, prevalensi interaksi obat
penelitian menunjukkan bahwa yang paling dengan tingkat keparahan major sebesar 126
banyak adalah penyakit hipertensi sebesar pasien (8,3%). Peneliti mengatakan interaksi
58 (17,90%) diikuti dengan anemia sebesar obat dengan tingkat keparahan major dapat
35 (10,80% dan penyakit gagal ginjal kronik mengancam jiwa (Kasyap, 2013). Pada
sebesar 28 (8,64%) dari total 324 kasus beberapa penelitian lain disebutkan
246
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

prevalensi interaksi obat yang parah pada dengan tingkat keparahan minor (40%), 9
pasien geriatri rawat inap berkisar antara kejadian interaksi obat dengan tingkat
1,5-28% (Roughead dkk, 2010; Braga dkk, keparahan moderate (30%) dan 9 kejadian
2004; Bista dkk, 2009). Menurut Kasyap interaksi obat dengan tingkat keparahan
dkk (2013), perbedaan prevalensi interaksi major (30%).
obat dapat dipengaruhi oleh perbedaan Tingkat keparahan minor dilaporkan
rancangan penelitian dan tingkat keparahan dapat mengganggu hasil terapi tetapi tidak
interaksi obat yang diteliti. secara signifikan dan biasanya tidak
Namun berbeda dengan hasil memerlukan pengobatan tambahan. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tingkat keparahan moderate dapat
Rahmawati dkk (2010) menunjukkan bahwa menyebabkan penurunan status klinis pasien
prevalensi interaksi obat ditemukan terdapat dan mungkin memerlukan pengobatan
pada 65 pasien (65%) dari total 100 pasien tambahan (Tatro, 2009). Signifikansi klinis
geriatri rawat inap. Prevalensi interaksi obat dari interaksi obat berpotensi berbahaya
tinggi pada pasien geriatri rawat inap yang apabila dapat menyebabkan morbiditas dan
menerima beberapa jenis obat (Kasyap dkk, mortalitas (Roughead dkk, 2010). Interaksi
2013). Jika dibandingkan dengan hasil obat-obat dengan tingkat keparahan major
penelitian yang telah dilakukan, prevalensi dapat berpotensi mengancam nyawa atau
interaksi obat yang ditemukan cukup rendah mampu menyebabkan kerusakan permanen.
(44%), Walaupun prevalensi pasien geriatri Contohnya, interaksi obat golongan Diuretik
yang menerima resep polifarmasi saat mulai Hemat Kalium dengan ACE inhibitors
dirawat inap sebesar 76 pasien (76%). (spironolakton-ramipril dan spironolakton-
Menurut De Maat dkk (2004) dengan kaptopril) (Tabel 6). Kedua golongan obat
adanya kontribusi dari farmasis mampu tersebut apabila diberikan secara bersamaan
menunjukkan hasil yang signifikan dalam akan berinteraksi dan secara sinergis
keberhasilan terapi pengobatan, salah menyebabkan peningkatan konsentrasi
satunya dalam meminimalkan efek serum kalium (hiperkalemia) terutama pada
merugikan dari interaksi obat. pasien gagal ginjal dimana berkurangnya
Berdasarkan hasil penelitian, sebesar ekskresi kalium oleh ginjal (Tatro, 2009).
44 pasien (44%) mengalami interaksi obat Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
dengan jumlah kejadian interaksi sebesar dari total 12 pasien ditemukan 2 pasien
146 kejadian. Dari total 80 jenis interaksi meninggal dunia akibat hiperkalemia dan
obat-obat, 21 jenis interaksi diantaranya gangguan fungsi ginjal yang mendapatkan
diidentifikasi memiliki tingkat keparahan terapi obat ACE inhibitor dan spironolakton.
minor, moderate dan major dengan total 30 Oleh karena itu, kombinasi ACE inhibitor
kejadian interaksi. dan spironolakton harus dipertimbangkan
Menurut Tatro (2009), tingkat dengan hati-hati dan dipantau secara ketat
keparahan dan mekanisme interaksi obat khususnya pada pasien dengan gangguan
sangat penting untuk dinilai dalam fungsi ginjal dan pasien geriatri (Schepkens
memperhitungkan resiko atau manfaat dari dkk, 2001).
terapi pengobatan yang diberikan. Seorang farmasis dinilai penting
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa total untuk mengkaji tingkat keparahan dari suatu
kejadian interaksi obat-obat dengan tingkat interaksi obat-obat yang diperlukan dalam
keparahan sebesar 30 kejadian interaksi menilai risiko atau manfaat dari suatu terapi
yang terdiri dari: 12 kejadian interaksi obat pengobatan sehingga dapat ditentukan
247
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

prioritas dalam hal monitoring pasien. Salah of Drug-Drug interaction and


satunya dengan mewaspadai pasien yang potential adverse Drug reactions in
memperoleh obat yang mungkin berinteraksi Gondar Teaching Referral Hospital,
dengan obat lain terutama apabila diketahui North West Ethiopia. Journal Adv
keparahan interaksi obat-obat tersebut Pharm Technol Res. Vol 4(4): 183–
tergolong major yang berpotensi 189.
mengancam nyawa atau mampu
menyebabkan kerusakan permanen (Tatro, Becker M., Caspers P., Kallewaard M.,
2009). Bruinink R., Kylstra N.,
Heisterkamp S., et al. 2007.
Determinants of potential Drug–
KESIMPULAN Drug interaction associated
Karakteristik dari 100 pasien geriatri dispensing in community
rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pharmacies in the Netherlands.
Manado pada periode bulan Juli 2016, Pharm World Sci. Vol 29(2): 51–
mayoritas berada pada usia 60 – 74 tahun 57.
sebesar 64 pasien (64%). Jumlah pasien
laki-laki sebesar 50 pasien (50%) dan Bista, D., Saha, A., Mishra, P., Palaian, S.,
perempuan sebesar 50 pasien (50%). Shankar, P. R. 2009. Impact Of
Diagnosa panyakit yang paling banyak Educational Intervention On The
ditemukan, yaitu penyakit hipertensi 58 Pattern And Incidence Of Potential
(17,90%), penyakit anemia 35 (10,80%) dan Drug-Drug Interactions In Nepal.
penyakit gagal ginjal kronik 28 (8,64%). Pharm Pract (Granada). Vol. 7(4) :
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat 242–247
76 pasien geriatri (76%) yang menerima
resep ≥ 5 jenis obat saat mulai dirawat inap. Braga, T. B., Pfaffenbach, G., Weiss, D. P.,
Prevalensi interaksi obat pada pasien Barros, M. B., Bergsten-Mendes,
geriatri rawat inap yaitu sebesar 44% (44 G. 2004. Point Prevalence Of Drug
pasien) dengan total 146 kejadian interaksi. Prescriptions For Elderly And Non-
Elderly Inpatients In A Teaching
Hospital. Sao Paulo Med J. Vol.
SARAN
122(2) : 48–52.
Disarankan untuk peneliti
selanjutnya agar dapat meneliti faktor-faktor
Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C.
resiko yang berhubungan dengan prevalensi
2004. Pharmaceutical Care
interaksi obat dan kejadian interaksi pada
Practice. McGraw-Hill, New York.
pasien geriatri di RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado.
Dahlan, M. S. 2013. Besar Sampel Dan
Cara Pengambilan Sampel Dalam
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Kedokteran Dan
Kesehatan Edisi Ketiga. Salemba
Admassie, E., Melese, T., Mequanent W.,
Medika, Jakarta.
Hailu W., and Srikanth B. A.
2013. Extent of poly-pharmacy,
De Maat, M. M. R., DeBoer A., Koks, C. H.
occurrence and associated factors
W., Mulder, J. W., P.L., Meenhorst,
248
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

E. C. M., Mairuhu, A. T. A., Geriatric Patients In A Private


Huitema, A. D. R., Beijnen, J. H. Hospital, Yogyakarta, Indonesia.
2004. Evaluation Of Clinical Asian Journal Of Pharmaceutical
Pharmacist Interventions On Drug And Clinical Research. Vol. 3(3):
Interactions In Outpatient 191-194.
Pharmaceutical HIV-Care. Journal
of Clinical Pharmacy and Roughead, E. E., Kalisch, L. M, Barratt, J.
Therapeutics. (29): 121–130. D., Gilbert, A. L. 2010. Prevalence
of potentially hazardous Drug
Fradgley, S. 2003. Farmasi klinis : Menuju interactions amongst Australian
Pengobatan Rasional dan veterans. Br J Clin Pharmacol.
Penghargaan Pilihan Pasien. Vol. 70(2) : 252–257.
Penerbit PT Elek Media
Komputindo, Jakarta. Salwe, K. J., Kalyansundaram, D.,
Bahurupi, Y. 2016. A Study On
Kashyap, M., D’Cruz, S., Sachdev, A., and Polypharmacy And Potential Drug-
Tiwari P. 2013. Drug-Drug Drug Interactions Among Elderly
interactions and their predictors: Patients Admitted In Department
Results from Indian elderly Of Medicine Of A Tertiary Care
inpatients. Pharm Pract (Granada). Hospital In Puducherry. J Clin
Vol. 11(4): 191–195. Diagn. Vol. 10(2) : Fc06–Fc10.

Kemenkes RI. 2016. Permenkes RI No 25 Schepkens, H., Vanholder, R., Billiouw, J.


Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi M., Lameire, N. 2001. Life-
Nasional Kesehatan Lanjut usia. Threatening Hyperkalemia During
Depkes RI, Jakarta. Combined Therapy With
Angiotensin-Converting Enzyme
Kulkarni, V., Bora, S. S., Sirisha, S., Saji, Inhibitors And Spironolactone: An
M., and Sundaran, S. 2013. A study Analysis Of 25 Cases. Am J Med.
on Drug–Drug interactions through Vol. 110(6) : 438-41.
prescription analysis in a South
Indian teaching hospital. Ther Adv Setiawati. 2008. Farmakologi dan Terapi,
Drug Saf. Vol. 4(4): 141–146. Edisi Kelima, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Rahmawati, F., Handayani, R., Gosal, V.
2006. Kajian Retrospektif Interaksi Sudigdo, S., Ismail, S. 2011. Dasar-Dasar
Obat Di Rumah Sakit Pendidikan Metodologi Penelitian Klinis Edisi
Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah ke-4. Agung Seto, Jakarta.
Farmasi Indonesia. Vol 17(4): 177-
183. Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S. 2009.
Rahmawati, F., Hidayati, N., Rochmah, W., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Sulaiman, S. A. S. 2010. Jilid II edisi V. Interna Publishing,
Potentiality Of Drug-Drug Jakarta.
Interactions In Hospitalized
249
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.3 AGUSTUS 2017 ISSN 2302 - 2493

Tatro. 2009. Drug Interaction Facts. Fifth


Edition. Wolters Kluwer Company,
United States of America.

Teka, F., Teklay, G., Ayalew, E., Teshome,


T. 2016. Potential Drug–Drug
Interactions Among Elderly
Patients Admitted To Medical
Ward Of Ayder Referral Hospital,
Northern Ethiopia: A Cross
Sectional Study. Bmc Res Notes.
Vol. 9(1): 431.

World Health Organization. 2007. WHO


Global Report on Falls Prevention
in Older Age. WHO, Perancis.

250

You might also like