You are on page 1of 14

Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI & BISNIS


http://journal.unj/unj/index.php/jpeb

Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Lokasi Terhadap Pendapatan


Pedagang Pasar Pasca Relokasi
Khasan Setiaji1, Ana Listia Fatuniah2 *
1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
2 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstract

Article history: This study aims to find out the effect of capital, length of trading, and
Received: 18 January 2018; location toward the traders income Johar market in Semarang City both
Accepted: 1 February 2018; simultenously and partially. The sample is 92 traders. The result of the
Published: 1 March 2018. study showed that the significant value of 0,000 < 0,05 and the value of
Fcount (74,922) is higher than Ftable(2,71) and Adjust R Square of 0,709
(70,9%). Capital gives positive effect on traders income in Johar market
Semarang obtains the significant value of 0,000 < 0,05 and the value of
tcount(5,853) higher than ttable (1,987) and r-squareof 27,9%. The length of
trading gives positive effect on traders income in Johar market Sema-
rang obtains the significant value of 0,000< 0,05 and the value of tcount
Keywords:
(3,635) higher than ttable(1,987) and r-squareof 13,0%. Location gives
Income, capital; length of
positive effect on the traders income in Johar market Semarang obtains
trading; location
the significant value of 0,000 < 0,05 and the value of tcount(4,658) higher
than ttable (1,987) and r-square of 19,8%. The conclusion is that there is a
positive effect of capital, length, and location of trading toward the trad-
ers income Johar market in Semarang City.
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, lama


usaha, dan lokasi terhadap pendapatan pedagang pasca relokasi Pasar
Johar di Kota Semarang secara simultan maupun secara parsial. Sam-
pel dalam penelitian berjumlah 92 pedagang. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung
(74,922) yaitu lebih besar dari Ftabel (2,71) dan Adjust R Square sebesar
0,709 (70,9%). Modal berpengaruh positif terhadap pendapatan peda-
gang di Pasar Johar Semarang diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 dan nilai thitung (5,853) lebih besar dari ttabel (1,987) dan r-
square sebesar 27,9%. Lama usaha berpengaruh positif terhadap pen-
dapatan pedagang di Pasar Johar Semarang diperoleh nilai signifikan-
si sebesar 0,000< 0,05 dan nilai thitung (3,635) lebih besar dari ttabel
(1,987) dan r-square sebesar 13,0%. Lokasi berpengaruh positif ter-
hadap pendapatan pedagang di Pasar Johar Semarang diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung (4,658) lebih besar
dari ttabel (1,987) dan r-square sebesar 19,8%. Simpulan dari penelitian
ini adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan modal, lama usaha
dan lokasi terhadap pendapatan pedagang pasca relokasi Pasar Johar
di Kota Semarang.

How to Cite:
Setiaji, K.,& Fatuniah, L.F. (2018). Pengaruh Modal, Lama Usaha dan
Lokasi Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Pasca Relokasi. Jurnal
Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14.

* Corresponding Author. ISSN


setiaji@mail.unnes.ac.id (Khasan Setiaji) 2302-2663 (online)
analistia2@gmail.com (Ana Listia Fatuniah) DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

PENDAHULUAN lapangan pekerjaan kurang memadai pada


Masalah pokok bidang kependudukan sektor formal, sektor informal mampu men-
di Indonesia adalah perkembangan jadi penopang bagi tenaga kerja yang tidak
penduduk yang relatif tinggi, adanya dapat tertampung ke dalam sektor formal,
struktur umur yang tidak seimbang, sehingga hal tersebut dapat mengurangi
distribusi pendapatan yang tidak merata dan tingkat pengangguran di suatu negara atau
kualitas tenaga kerja yang rendah (Irawan & daerah.
Suparmoko,1992:45). Pembangunan ekonomi Terlebih adanya tantangan dalam era
merupakan suatu proses yang menyebabkan keterbukaan perdagangan (openness to
pendapatan perkapita penduduk suatu trade). Meskipun keterbukaan perdagangan
masyarakat meningkat dalam jangka ASEAN mampu mendorong perekonomian
panjang (Sukirno, 2000). Pembangunan dengan pergerakan yang selaras. Namun di-
ekonomi memiliki tujuan distribusi pen- perlukan peningkatan daya saing khususnya
dapatan dan peningkatan kesejahteraan sektor informal (Dinan, A., Kuncoro W., H.,
masyarakat yaitu dengan penyediaan & Iranto, D. (2017).
lapangan kerja yang luas sehingga dapat me- Sektor informal merupakan unit usaha
nyerap tenaga kerja, mengurangi tingkat kecil dengan modal kecil serta sistem pengel-
pengangguran dan meningkatkan pen- olaannya sangat sederhana. Sektor informal
dapatan sehingga juga dapat meningkatkan cukup dominan menyerap angkatan kerja
taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat khususnya di perkotaan. Salah satu kegiatan
yang ada di suatu negara atau daerah. usaha di sektor informal yaitu perdagangan.
Lapangan pekerjaan pada sektor for- Kegiatan berdagang lebih banyak digeluti
mal menjadi prioritas bagi tenaga kerja, na- oleh sebagian besar masyarakat karena
mun akibat adanya krisis ekonomi yang tanpa keahlian khusus atau pendidikan yang
melanda Indonesia pada tahun 1998 yang tinggi bisa masuk dengan mudah ke dalam
akhirnya berdampak besar pada perekonomi- kegiatan sektor informal tersebut salah
an Indonesia yaitu banyak perusahaan- satunya menjadi seorang pedagang (tabel 1).
perusahan besar yang bergerak disektor for- Kota Semarang merupakan ibu kota
mal menutup usahanya karena tidak mampu Provinsi Jawa Tengah sekaligus kota metro-
bertahan, sehingga membawa dampak buruk politan terbesar kelima di Indonesia. Ber-
seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). dasarkan tabel 1 sektor perdagangan
Dewasa ini, peluang masuk pada sektor for- menduduki urutan ketiga dan tiap tahun
mal semakin sempit dan sedikit, mengingat mengalami peningkatan yaitu pada tahun
bahwa sektor formal menuntut seseorang un- 2013 sebanyak 86.175 jiwa, tahun 2014
tuk memiliki keterampilan dan pendidikan sebanyak 86.256 jiwa dan mengalami pen-
tinggi yang diperoleh melalui pendidikan for- ingkatan kembali pada tahun 2015 sebanyak
mal sehingga bagi seseorang yang tidak 86.820 jiwa. Sektor informal perdagangan
dapat memenuhi syarat tersebut akan ber- dapat dijadikan sebagai penopang bagi tena-
peluang kecil untuk bekerja pada sektor for- ga kerja yang tidak dapat tertampung atau
mal sehingga mereka memilih alternatif lain terserap ke dalam sektor formal dan mengu-
yaitu bekerja pada sektor informal. Sektor rangi tingkat pengangguran di Kota Sema-
informal berperan cukup penting dalam rang.
menopang perekonomian. Setidaknya ketika

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Semarang


No Mata Pencaharian 2013 2014 2015
1 Buruh industri 176.635 176.801 177956
2 PNS dan TNI/Polri 94.748 94.837 95457
3 Pedagang 86.175 86.256 86820
4 Buruh bangunan 82.766 82.844 83385
5 Jasa Lainnya 81.702 81.779 82313
Sumber : BPS Kota Semarang, 2015

ISSN
2 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

Selain itu kontribusi sektor relokasi atau pemindahan lokasi pasar yang
perdagangan terhadap Produk Domestik Re- baru serta revitalisasi pasar yang dilakukan
gional Bruto (PDRB) di Kota Semarang oleh pemerintah. Pasar Johar merupakan sa-
secara berturut-turut berada di peringkat lah satu pasar tradisional di Kota Semarang
tertinggi ketiga setelah sektor industri pen- yang di relokasi oleh Pemerintah Kota Sema-
golahan dan konstruksi serta sektor lainnya. rang. Relokasi Pasar Johar dilakukan kare-
Distribusi PDRB sektor perdagangan pada na kondisi fisik yang sudah tidak layak
tahun 2013 sebesar 14,93%, tahun 2014 sebe- ditempati karena terkena musibah keba-
sar 14,39%, tahun 2015 sebesar 14,12% dan karan, sehingga Pemerintah Daerah Kota
tahun 2016 sebesar 14,06%. Hal tersebut Semarang melakukan kegiatan relokasi
menunjukkan bahwa sektor perdagangan pedagangnya ke kawasan Masjid Agung Ja-
merupakan salah satu sektor yang penting wa Tengah (MAJT) yaitu berada di Jalan Ar-
dalam perekonomian di Provinsi Jawa Ten- teri Soekarno-Hatta di Kelurahan Sambirejo
gah dan Kota Semarang. Kecamatan Gayamsari Semarang.
Dalam kegiatan perdagangan, pasar Jumlah pedagang Pasar Johar Sema-
memiliki peranan yang sangat penting bagi rang antara sebelum dan sesudah relokasi
semua pelaku ekonomi. Terutama, dalam mengalami penurunan yang cukup drastis
memenuhi kebutuhan dan keinginannya ter- yaitu sebelum relokasi jumlah pedagang
sebut. Salah satu kegiatan perdagangan yai- sebanyak 6.087 pedagang yang terdiri dari
tu pada pasar tradisional. Dalam Peraturan gabungan pedagang dari delapan pasar yaitu
Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2013 Pasar Johar Utara, Pasar Johar Tengah,
tentang pengaturan pasar tradisional bahwa Pasar Johar Selatan, shoping center Johar,
pasar mempunyai peran strategis dalam ke- Pasar Yaik Permai, Pasar Yaik Baru, Pasar
hidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Hal Pungkuran dan Pasar Kanjengan. Namun,
ini karena pasar menjadi tempat yang mam- setelah dilakukan relokasi terjadi penurunan
pu menggerakkan roda perekonomian demi pedagang di mana saat ini hanya terdiri dari
pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui pedagang dari Pasar Johar Utara, Pasar Jo-
kegiatan jual beli. Tabel 2 merupakan data har Tengah dan Pasar Johar Selatan
jumlah pasar berdasarkan jenis pasar di Ko- sebanyak 1.206 pedagang. Menurut Kepala
ta Semarang tahun 2011-2015. Dinas UPTD Pasar Johar Semarang, peda-
Jumlah pasar modern lebih banyak gang telah mengalami kerugian karena
dibandingkan dengan pasar umum atau yang musibah kebakaran tersebut dan pedagang
disebut pasar tradisional di Kota Semarang. memilih tidak melanjutkan usaha berdagang
Pesatnya perkembangan pasar modern terse- atau gulung tikar dikarenakan keterbatasan
but dikhawatirkan dapat mematikan eksis- modal untuk menjalankan usaha
tensi pasar tradisional yang ada di Kota Se- berdagangnya.
marang. Kegiatan perdagangan di pasar tid- Adanya kegiatan relokasi pasar terse-
ak lepas dari kendala, salah satunya yaitu but dapat mempengaruhi aktifitas

Tabel 2. Jumlah Pasar Berdasarkan Jenis Pasar di Kota Semarang


Jenis Pasar 2011 2012 2013 2014 2015
Departemen Store 10 10 10 10 10
Pasar Swalayan 52 52 53 53 53
Pusat Perbelanjaan 2 2 2 2 2
Pasar Umum 47 47 47 47 47
Pasar Hewan 1 1 1 1 1
Pasar Buah 1 1 1 1 1
Pasar Sepeda 1 1 1 1 1
Pasar Ikan 2 2 2 2 2
Lain-lain 3 3 3 3 3
Total 119 119 120 120 120
Sumber : BPS Kota Semarang, 2016

ISSN
3 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

berdagang yang tidak sama seperti biasanya modal adalah uang yang tidak dibelanjakan,
saat di pasar sebelumnya. Hal tersebut men- jadi disimpan kemudian diinvestasikan.
jadikan suatu kendala bagi pedagang dalam Maka dari itu, dengan meningkatkan jumlah
beradaptasi dengan lokasi dan pelanggan ba- modal yang digunakan maka juga akan
ru sehingga akan mempengaruhi tingkat meningkatkan pendapatan karena semakin
penjualan serta dapat mempengaruhi tingkat tinggi modal yang digunakan maka akan ju-
pendapatan pedagang. Selama relokasi Pasar ga menentukan pendapatan yang diperoleh
Johar yang berada di kawasan Masjid Agung sebab usaha yang akan dirintis akan luas
Jawa Tengah (MAJT) tersebut, kondisi pasar dengan adanya modal yang besar. Sehingga
memang menjadi baik dan bersih, hal itu dapat disimpulkan bahwa semakin besar
tentu menguntungkan pedagang dan pasti modal maka akan dapat menambah atau
akan mempengaruhi pendapatan pedagang meningkatkan jumlah produktivitas sehing-
di pasar tersebut. Namun, meskipun ga dapat meningkatkan penjualan dan juga
demikian masih terdapat banyak pedagang dapat meningkatkan pendapatan. Hal terse-
yang mengaku mengeluhkan penurunan pen- but sesuai dengan penelitian yang dilakukan
dapatan mencapai 50% sampai 70% oleh Atun (2016), Pratama (2013) dan Utami
dibandingkan dengan Pasar Johar sebe- & Edi (2013) yang menyatakan bahwa modal
lumnya. Untuk itu menjadi penting mengkaji berpengaruh positif dan signifikan terhadap
bagaimana proses rekolasi yang tidak meru- pendapatan. Dalam penelitian tersebut juga
gikan pedagang dan apa yang menjadi menyatakan bahwa salah satu cara untuk
penyebab utama kerugian tersebut. meningkatkan pendapatan adalah dengan
Dalam kegiatan berdagang terdapat meningkatkan modal.
beberapa faktor yang mempengaruhi Faktor lama usaha juga merupakan hal
pendapatan, menurut Swasta dan Irawan penting yang dapat mempengaruhi pendapa-
(2008:201), faktor-faktor tersebut antara tan, semakin lama seseorang melakukan
lain: kondisi dan kemampuan pedagang, usahanya maka akan memiliki strategi yang
kondisi pasar, modal, kondisi organisasi lebih matang dan tepat dalam mengelola,
usaha dan faktor lain. Salah satu hal paling memproduksi dan memasarkan produknya,
penting yang dibutuhkan dalam usaha yaitu karena pengusaha atau pedagang tersebut
modal. Pedagang di Pasar Johar Semarang memiliki pengalaman, pengetahuan serta
merasa keterbatasan modal, pedagang yang mampu mengambil keputusan dalam kondisi
terkena musibah mengalami kerugian besar dan keadaan apapun. Selain itu seseorang
dalam segi financial dengan adanya relokasi yang lebih lama melakukan usahanya akan
menuntut pedagang untuk berpindah ke lo- semakin memiliki relasi atau pelanggan
kasi berdagang yang baru yang membutuh- yang lebih banyak. Rata-rata pedagang di
kan modal lagi dalam jumlah yang lebih be- Pasar Johar telah berdagang selama pulu-
sar, dengan adanya modal yang besar terse- han tahun di lokasi yang sebelumnya, se-
but sebagai biaya membangun kembali usa- dangkan masalahnya yaitu semenjak ter-
hanya di lokasi yang baru. Pedagang men- jadinya kebakaran, pedagang dipindah ke
galami masalah keterbatasan permodalan Pasar Johar sementara yang hampir dua ta-
yaitu kurang adanya fasilitas peminjaman hun ini, jumlah pedagang menjadi turun
modal yang disediakan pihak pengelola dibandingkan saat masih berada di Pasar Jo-
pasar, adanya kesulitan melakukan pemin- har sebelumnya, banyak pedagang yang ku-
jaman modal lewat lembaga keuangan bank rang optimis untuk melanjutkan usaha
maupun non-bank karena kurang adanya ke- berdagangnya di lokasi pasar yang baru dan
percayaan penuh dari lembaga peminjaman banyak pedagang yang gulung tikar atau
tersebut. Selain itu juga karena tingginya memilih untuk tidak melanjutkan usahanya
agunan yang ditetapkan sebagai jaminan karena pedagang merasa takut semakin
atas pinjaman. mengalami penurunan pendapatan secara
Berkaitan dengan pentingnya modal terus menerus. Pedagang harus mampu be-
tersebut, menurut Hidayat (2010:77) bahwa

ISSN
4 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

radaptasi dengan pelanggan baru yang be- pribadi maupun angkutan umum. Hal ini ka-
rada di sekitar pasar baru, pedagang rena sebagian besar pedagang berasal dari
mengaku telah kehilangan pelanggan laman- daerah sekitar pasar johar sebelumnya, di-
ya di tempat mereka berdagang selama pulu- mana dahulunya mereka hanya perlu ber-
han tahun tersebut. jalan kaki atau menggunakan kendaraan
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh pribadi dengan jarak tempuh yang lebih dek-
Simanjuntak (2001:74) bahwa seorang pen- at untuk menuju lokasi berdagang, se-
gusaha dikatakan produktif bila ia mampu dangkan saat ini mereka harus
menghasilkan keluaran (output) lebih ban- menggunakan jasa angkutan umum atau
yak, dalam hal ini pengalaman kerja akan kendaraan pribadi dengan jarak tempuh
memudahkan pekerjaan dalam memperoleh yang lebih jauh untuk menuju tempat
hasil yang lebih besar. Selain itu, Sudarman berdagang di lokasi relokasi tersebut. Se-
(1990:66) menyatakan bahwa besarnya pen- hingga hal itu menyebabkan bertambahnya
dapatan seseorang tergantung pada sedikit biaya transportasi yang muncul akibat per-
banyaknya waktu yang digunakan untuk pindahan lokasi pasar tersebut.
bekerja, semakin lama ia bekerja akan se- Dengan adanya perubahan tersebut
makin besar pula pendapatannya. Sehingga menyebabkan kenaikan pada biaya
dapat disimpulkan bahwa semakin lama operasional sedangkan pendapatan yang
seseorang dalam melakukan usahanya, maka mereka peroleh mengalami penurunan. Ken-
semakin tinggi pula pendapatannya. Hal ter- dala tersebut tidak hanya dialami oleh peda-
sebut sesuai penelitian Utami & Edi (2013) gang saja, namun juga dikeluhkan oleh
dan Damariyah (2015) menyatakan bahwa pelanggan lama yang tidak mengerti atau
lama usaha berpengaruh positif dan signif- bingung dengan lokasi yang baru. Pelanggan
ikan terhadap pendapatan. merasa enggan untuk berbelanja di lokasi re-
Dilihat dari faktor lokasi usaha, peda- lokasi Pasar Johar karena akses menuju
gang mengaku bahwa lokasi relokasi Pasar pasar yang mengalami kesulitan mencari
Johar juga sangat mempengaruhi tingkat transportasi.
pendapatan pedagang karena lokasi pasar Penelitian terdahulu yang dilakukan
yang dahulu berada di pusat kota semarang oleh Pratama (2013), Damariyah (2015) dan
yang berada di Jalan KH. Agus Salim, Kau- Atun (2016) menegaskan bahwa lokasi usaha
man, Semarang Tengah, Kota Semarang. Lo- berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kasi tersebut berada di jalur lalu lintas uta- pendapatan.
ma, berada dekat dengan stasiun kereta api Sampai saat ini masih terdapat peda-
dan dekat dengan lokasi wisata Kota Sema- gang yang menempati posisi berdagangnya
rang sehingga merupakan lokasi yang sangat tidak sesuai dengan zoning atau penataan
strategis dan berada dipusat keramaian. yang menjadi satu blok dengan jenis da-
Sedangkan lokasi relokasi Pasar Johar gangannya yang sesuai dengan aturan
yang saat ini berada di kawasan Masjid pengelola Pasar Johar Semarang. Pedagang
Agung Jawa Tengah (MAJT) yaitu di Jalan mengaku bahwa alasan tersebut karena
Arteri Soekarno-Hatta, Kelurahan Sambirejo pedagang yang menempati kios atau los di
Kecamatan Gayamsari Semarang yang dira- bagian dalam atau belakang merasa tempat-
sa jauh dari keramaian. Selain itu, jarak nya kurang strategis yaitu letaknya jauh
tempuh yang jauh dari Pasar Johar yang dari keramaian dan berada di bagian pojok
sebelumnya menjadi salah satu kendala bagi pasar. Pengelola pasar Johar Semarang su-
pedagang sehingga banyak pedagang yang dah berupaya melakukan menertibkan peda-
lebih memilih untuk tidak melanjutkan usa- gang berkali-kali namun pedagang masih
hanya karena jarak tempuh yang cukup tetap tidak menghiraukan penataan dari
jauh, para pedagang yang masih melanjut- pengelola pasar. Hal itu juga merupakan
kan usahanya pun rata-rata juga harus faktor yang mempengaruhi sepinya pelang-
menambah biaya transportasi untuk sampai gan dimana pelanggannya menjadi ke-
di lokasi berdagang, baik itu kendaraan bingungan mencari pedagang langganannya

ISSN
5 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

sehingga dapat mengurangi tingkat saat harus dikembalikan atau dilunasi.


penjualan dan otomatis dapat mengurangi Temuan Mubyarto (2009:107) sampai
tingkat pendapatan pedagang. pada kesimpulan bahwa modal
Pendapatan atau keuntungan ekonomi menghasilkan barang baru atau merupakan
adalah pendapatan total yang diperoleh pen- alat untuk memupuk pendapatan maka ada
gusaha setelah dikurangi oleh biaya produksi minat atau dorongan untuk menciptakan
(Sukirno, 2006:37). Pendapatan merupakan modal (capital formation). Menguatkan
hasil yang didapatkan melalui kegiatan sua- temuan Mubyarto, Hidayat (2010:77) menya-
tu usaha yaitu kegiatan jual beli dengan takan bahwa modal merupakan uang yang
melakukan transaksi antara penjual dan tidak dibelanjakan, jadi disimpan kemudian
pembeli dengan adanya kesepakatan bersa- diinvestasikan. Hidayat juga menyimpulkan
ma. Pendapatan yang diterima adalah dalam bahwa dengan meningkatkan jumlah modal
bentuk uang, dimana uang merupakan alat yang digunakan maka juga akan meningkat-
pembayaran dan alat penukaran (Samuelson kan pendapatan. Dengan kata lain, semakin
& Nordhaus, 2003). Swasta dan Irawan tinggi modal yang digunakan maka akan ju-
(2008:201) mengatakan bahwa faktor-faktor ga menentukan pendapatan yang diperoleh;
yang mempengaruhi pendapatan dari sebab usaha yang akan dirintis akan luas
kegiatan penjualan antara lain: (1) kondisi dengan adanya modal yang besar.
dan kemampuan pedagang; (2) transaksi jual Menurut Sukirno (2006:122), modal
beli yaitu mampu menyakinkan para pembeli terdapat dua macam yaitu modal tetap dan
untuk membeli dagangannya dan sekalipun modal tidak tetap. Modal dalam suatu usaha
memperoleh pendapatan yang diinginkan; (3) harus mampu memenuhi dalam membiayai
kondisi pasar; (4) modal; (5) kondisi organ- pengeluaran atau operasional usaha sehari-
isasi penjualan; (6) faktor lain seperti peri- hari karena dengan adanya dukungan modal
klanan, peragaan, kampanye, pemberian yang besar dan memadai maka akan dapat
hadiah sering mempengaruhi penjualan. memudahkan dalam memenuhi kebutuhan
Menurut Boediono (2002:89) secara gar- operasional usaha sehingga suatu usaha ter-
is besar pendapatan digolongkan menjadi ti- sebut tidak kesulitan dalam keuangan selain
ga, yaitu (1) gaji dan upah; (2) pendapatan itu juga memberikan dampak besar bagi
dari usaha sendiri; (3) pendapatan dari keberlangsungan suatu usaha yaitu memini-
usaha lain. Sedangkan Gilarso (1992:62), me- malisasi terjadinya kebangkrutan usaha.
nyebutkan pendapatan keluarga dapat di- Kebutuhan modal kerja dapat dipenuhi
peroleh melalui berbagai sumber di an- dari diri sendiri maupun dari pihak lain
taranya (1) usaha sendiri (wiraswasta) con- berupa pinjaman atau kredit. Menurut
tohnya berdagang, mengerjakan garapan la- Prawirosoentono (2007:118) berdasarkan
han, dan menjalankan perusahaannya sumber-sumber modal dapat dibedakan men-
sendiri; (2) bekerja pada orang lain, con- jadi dua, yaitu (1) modal sendiri yaitu modal
tohnya bekerja dikantor atau perusahaan se- yang berasal dari investasi sendiri dalam
bagai karyawan baik swasta maupun di go- bentuk (a) saham (stock); (b) cadangan
longan pemerintah; (3)hasil dari milik penyusutan (depreciation allowance) (c) Laba
sendiri, contohnya memiliki sawah, rumah yang ditahan (retained earning), dan (2) mod-
yang dikontrakkan atau dibuat kost, mem- al pinjaman yaitu modal yang berasal dari
iliki uang yang dipinjamkan dengan bunga, pihak lain, baik dari lembaga institusional
gaji pensiunan bagi mereka yang sudah maupun lembaga non institusional. Secara
lanjut usia, dan dahulunya bekerja baik pada umum sumber modal yang dapat diperoleh
pemerintah atau instansi lainnya; (4) sum- suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan
bangan atau hadiah, contohnya mendapat- modalnya terdiri dari modal sendiri dan
kan sumbangan atau bantuan dari keluarga, modal pinjaman.
warisan orang tua, hadiah, tabungan dan Adapun lama usaha adalah jangka
lain-lain; (5) pinjaman atau hutang yaitu waktu pengusaha dalam menjalankan usa-
merupakan uang masuk tetapi pada suatu

ISSN
6 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

hanya atau masa kerja seseorang dalam penjual, konsumen makin enggan membeli
menekuni suatu bidang pekerjaan. Sudar- karena biaya transportasi untuk mendatangi
man (1990:66) menyatakan bahwa besarnya tempat penjual semakin mahal. Produsen
pendapatan seseorang tergantung pada sedi- harus memilih lokasi yang menghasilkan
kit banyaknya waktu yang digunakan untuk penjualan terbesar yang identik dengan pen-
bekerja, semakin lama ia bekerja akan se- erimaan terbesar. Dalam hal ini lokasi usaha
makin besar pula pendapatannya. Menurut sebagai salah satu faktor yang dapat
Moenir (1988: 41) dan Suroto (2002:237) ten- mempengaruhi pendapatan karena lokasi
tang lama usaha bahwa semakin lama usaha yang strategis dapat mempengaruhi
seseorang dalam bekerja, maka semakin ber- tingkat pendapatan usaha.
pengalaman, matang dan mahir dalam Menguatkan Tarigan, Buchari
pekerjaannya. (2012:106) sampai pada kesimpulan bahwa
Menurut Foster (2001:43), ada bebera- salah satu hal yang sangat menentukan ting-
pa hal untuk menentukan berpengalaman kat keberhasilan dan kegagalan bisnis untuk
seseorang yang sekaligus sebagai indikator masa depan yaitu memilih lokasi bisnis yang
lama usaha yaitu (1) masa kerja merupakan tepat dan strategis. Dalam memilih dan
ukuran tentang masa kerja yang telah menetapkan lokasi bisnis terdapat dua
ditempuh seseorang dapat memahami tugas- langkah yang perlu ditetapkan yaitu menen-
tugas suatu pekerjaan dan telah melaksakan tukan masyarakat yang akan dilayani dan
dengan baik. (2) tingkat pengetahuan dan memilih lokasi disekitar masyarakat terse-
keterampilan merupakan pengetahuan yang but, dalam menentukan lokasi di dalam
merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, ke- masyarakat tertentu.
bijakan atau informasi lain yang dibutuhkan Penelitian ini mengkaji variabel lama
oleh seseorang; (3) penguasaan terhadap usaha yang tidak banyak digunakan pada
pekerjaan dan peralatan merupakan tingkat penelitian sebelumnya seperti Atun (2016)
penguasaan seseorang dalam pelaksanaan dengan judul “Pengaruh Modal, Lokasi dan
aspek-aspek teknik peralatan dan teknik Jenis Dagangan terhadap Pendapatan Peda-
pekerjaan. Sedangkan menurut Pangestu gang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman”.
(2005:13) termasuk dalam pengalaman Perbedaan lain juga terletak pada
berdagang adalah peningkatan pengetahuan penggunaan teori pada variabel lokasi usaha,
dasar bagi para pedagang yang meliputi (1) di mana penelitian terdahulu pada variabel
pelatihan administrasi pembukuan; (2) lokasi usaha menggunakan indikator dari Al-
pelatihan strategi penjualan; (3) sistem stok ma (2012). Sedangkan pada penelitian ini
dan pengiriman barang; (4) informasi harga variabel lokasi usaha menggunakan indi-
barang di pasar. kator dari Fandy (2002) yang meliputi
Selanjutnya, Tarigan (2005:122) me- aksesibilitas, visibilitas, lalu lintas, lokasi
nyimpulkan bahwa untuk menentukan lo- parkir, ekspansi, lingkungan dan per-
kasi usaha perlu adanya pertimbangan yang saingan. Hal tersebut lebih tepat digunakan
matang karena lokasi usaha merupakan sa- dalam menggali permasalahan pendapatan
lah satu strategi dalam usaha yang dapat pedagang khusunya pada pedagang pasar re-
menentukan tingkat pendapatan suatu lokasi.
usaha. Faktor-faktor pemilihan tempat atau Relokasi Pasar Johar Semarang meru-
lokasi usaha menurut Fandy (2002:92) di an- pakan peristiwa terkini yang dikaji dalam
taranya (1) aksesibilitas; (2) visibilitas; (3) la- penelitian ini. Berdasarkan permasalahan
lu lintas (traffic); (4) ekspansi; (5) ling- tersebut penelitian ini bertujuan: (1) menge-
kungan; (6) persaingan. tahui pengaruh modal, lama usaha dan lo-
Tarigan (2005:145) juga menyimpulkan kasi usaha terhadap pendapatan pedagang
bahwa dalam teori lokasi pendekatan losch pasca relokasi Pasar Johar di Kota Sema-
mengatakan bahwa lokasi penjual sangat rang secara bersama-sama; (2) mengetahui
berpengaruh terhadap jumlah konsumen pengaruh modal terhadap pendapatan peda-
yang digarapnya. Semakin jauh dari tempat

ISSN
7 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

gang pasca relokasi Pasar Johar di Kota Se- individual (parsial) atau bersama-sama
marang; (3) mengetahui pengaruh antara la- (simultan). Rumus regresi dengan tiga varia-
ma usaha terhadap pendapatan pedagang bel menurut Purwanto (2013:210) sebagai
pasca relokasi Pasar Johar di Kota Sema- berikut: Y = α + b1 X1+ b2 X2 +b3 X3
rang, dan (4) mengetahui pengaruh lokasi
usaha terhadap pendapatan pedagang pasca HASIL DAN PEMBAHASAN
relokasi Pasar Johar di Kota Semarang. Pasar Johar merupakan salah satu
pasar tradisional di Kota Semarang.
METODE Menurut Dinas UPTD Pasar Johar Sema-
Penelitian ini dilakukan dengan rang, Pasar Johar merupakan pasar terbesar
menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menjadi pusat jual beli di Kota Sema-
yaitu meneliti pengaruh variabel bebas yaitu rang yang terkenal dengan komoditinya dan
modal, lama usaha dan lokasi usaha dengan menjadi salah satu pusat destinasi belanja
variabel terikat yaitu pendapatan masyarakat. Pasar Johar yang merupakan
(Sugiyono,2015:14). Sedangkan jenis warisan budaya peninggalan Belanda ini ter-
penelitian ini menggunakan rumusan masa- letak di kawasan perdagangan di pusat dan
lah asosiatif dan bentuk hubungan kausali- berdekatan dengan dengan kawasan kota la-
tas. Populasi peneliti ini seluruh pedagang ma yang berkembang menjadi wisata sejarah
Pasar Johar Semarang yang berada di lokasi di Kota Semarang. Pasar Johar pernah
relokasi yaitu di Jalan Arteri Soekarno-Hatta mendapat penghargaan sebagai pasar
di Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayam- terbesar dan termodern di Asia Tenggara pa-
sari Semarang yang berjumlah 1.206 pe- da tahun 1930. Pasar Johar memiliki luas
dagang dari semua jenis barang dagangan di 15.003,50 meter persegi, didirikan pada ta-
Pasar Johar Semarang. Sampel sebanyak 92 hun 1939 oleh Arsitek Belanda Ir. Thomas
pedagang dengan teknik proportional ran- Karsten. Pasar yang bersatu yaitu Pasar Jo-
dom sampling. Berdasarkan teknik tersebut, har, Pasar Pedamaran, Pasar Benteng,
didapatkan proporsi sampel (tabel 3). Pasar Jurnatan, dan Pasar Pekojan. Pada
Metode pengumpulan data perkembangan ide pembangunan bentuk
menggunakan wawancara, angket atau Pasar Johar memunculkan berbagai kon-
kuesioner dan dokumentasi. Analisis data struksi cendawan, dari sinilah Pasar Johar
dalam penelitian ini menggunakan analisis semakin tersohor.
deskriptif persentase dan analisis regresi Namun, sejak mengalami musibah ke-
linier berganda. Analisis ini digunakan un- bakaran pada tanggal 9 mei 2015, bangunan
tuk mengetahui ada tidaknya pengaruh an- Pasar Johar mengalami kerusakan di be-
tara modal, lama usaha dan lokasi usaha ter- berapa bagian. Sehingga tepat pada tanggal
hadap pendapatan, baik pengaruhnya secara

Tabel 3. Data Jumlah Populasi dan Sampel


No Jenis Dagangan Jumlah Perhitungan Jumlah
Populasi Sampel
1 Sembako 132 132 x 92 / 1206 10
2 Sayuran 178 178 x 92 / 1206 13
3 Daging dan ikan 60 60 x 92 / 1206 5
4 Buah-buahan 137 137 x 92 / 1206 10
5 Makanan dan minuman 105 105 x 92 / 1206 8
6 Pakaian 336 336 x 92 / 1206 26
7 Sepatu 41 41 x 92 / 1206 3
8 Tas 25 25 x 92 / 1206 2
9 Buku 19 19 x 92 / 1206 1
10 Aksesoris dan souvenir 86 86 x 92 / 1206 7
11 Elektronik 13 13 x 92 / 1206 1
12 Peralatan rumah tangga 74 74 x 92 / 1206 6
Jumlah 1.206 92
Sumber : Data primer yang diolah, 2017.

ISSN
8 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

19 januari 2016, Pemerintah Daerah Kota but dapat dijadikan perhatian bagi pihak
Semarang memutuskan untuk melakukan pasar dan pemerintah daerah dalam hal
kegiatan relokasi atau pemindahan lokasi meningkatkan pendapatan pedagang.
berdagang Pasar Johar yang semula ke lo- Selain itu berdasarkan hasil uji
kasi Pasar Johar sementara di kawasan Mas- koefisien determinasi parsial (r2) besarnya
jid Agung Jawa Tengah (MAJT) yaitu berada variabel modal sebesar 27,9%, lama usaha
di Jalan Arteri Soekarno-Hatta di Kelurahan sebesar 13,0% dan lokasi usaha sebesar
Sambirejo Kecamatan Gayamsari Semarang. 19,8%. Dari ketiga variabel tersebut, varia-
Bangunan Pasar Johar sementara yang bel modal memberikan pengaruh paling be-
saat ini berada di kawasan Masjid Agung sar terhadap pendapatan, dan variabel lama
Jawa Tengah (MAJT) terdiri dari kios usaha merupakan variabel yang mem-
sebanyak 1.143, los/dasaran terbuka berikan pengaruh paling kecil terhadap pen-
sebanyak 63, mushola sebanyak 1, toilet/ dapatan.
MCK sebanyak 7, kantor dinas UPTD se- Hasil analisis deskriptif variabel penda-
banyak 1, kantor kepala pasar sebanyak 2 patan menunjukkan bahwa secara kese-
dan pos keamanan sebanyak 2. Lokasi terse- luruhan rata-rata para pedagang memiliki
but berjarak 5,3 kilometer dari lokasi Pasar pendapatan rendah yaitu dalam satu bulan
Johar sebelumnya. Terkait jumlah pedagang sebesar 5.000.000-10.000.000. Pedagang per-
sebelum dilakukan relokasi, jumlah semula lu menjaga dan meningkatkan pendapatann-
sebanyak 6.087 orang. Namun setelah dil- ya, agar tidak mengalami kerugian secara
akukan relokasi jumlahnya menjadi berku- terus menerus dan mampu mencukupi kebu-
rang yaitu sebanyak 1.206 pedagang. tuhan usahanya. Persentase variabel penda-
patan dengan rata-rata sebesar 51% dengan
H1: terdapat pengaruh modal, lama usaha kategori rendah. Variabel modal dengan rata
dan lokasi usaha terhadap pendapatan peda- -rata sebesar 53% dengan kategori sangat
gang pasca relokasi Pasar Johar di Kota Se- rendah, sedangkan lama usaha dalam kate-
marang gori rendah dengan rata-rata sebesar 46%
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis serta lokasi usaha dikatakan kurang baik
penelitian menggunakan alat uji statistik dengan rata-rata sebesar 60%.
yaitu uji simultan (Uji F) menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh modal, lama usaha dan lo- secara keseluruhan rata-rata pendidikan ter-
kasi usaha terhadap pendapatan. Hasil uji akhir pedagang di Pasar Johar Semarang
simultan nilai F hitung sebesar 74,922 lebih yaitu tngkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak
besar dari F tabel 2,71 dengan signifikansi 35 pedagang sedangkan pada blok dagangan
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga menun- pada penelitian ini terbanyak pada blok G
jukkan bahwa terdapat pengaruh positif an- sebanyak 20 pedagang. Hasil penelitian ini
tara modal, lama usaha dan lokasi usaha ter- mendukung penelitian Artaman (2015) bah-
hadap pendapatan pedagang di Pasar Johar wa pendapatan dipengaruhi oleh beberapa
Semarang. Hal ini mengandung makna bah- faktor di antaranya modal, lama usaha, jam
wa semakin tinggi modal dan lama usaha kerja, parkir dan lokasi usaha.
serta semakin baik lokasi usaha maka se-
makin tinggi pula pendapatan pedagang. H2: terdapat pengaruh positif dan signifikan
Hasil uji koefisien determinasi simul- modal terhadap pendapatan pedagang pasca
tan (R2) diketahui besarnya Adjust R Square relokasi Pasar Johar di Kota Semarang.
menunjukkan bahwa 70,9% variabel penda- Hasil uji hipotesis secara parsial (uji t)
patan dapat dijelaskan oleh variabel modal, menunjukkan bahwa variabel modal mem-
lama usaha dan lokasi usaha sedangkan si- iliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang ma-
sanya sebesar 29,1% dijelaskan oleh variabel na nilai tersebut lebih kecil dari taraf signif-
lain diluar penelitian.Secara simultan ketiga ikansi yang diinginkan yaitu 0,05. Oleh kare-
variabel bebas berpengaruh terhadap varia- na itu hasil signifikansi lebih kecil dari 0,05
bel terikat, maka ketiga variabel bebas terse-

ISSN
9 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

maka hipotesis pertama diterima dengan lakan, dan sumber modal yang terdiri dari
hasil yang signifikan. Hasil tersebut menya- modal sendiri dan modal pinjaman dari lem-
takan bahwa terdapat pengaruh positif anta- baga keuangan bank maupun non-bank.
ra modal terhadap pendapatan. Dalam Pengaruh modal terhadap pendapatan
koefisien determinasi persial (r2) menunjuk- artinya bahwa dengan modal awal maupun
kan bahwa besarnya pengaruh modal ter- modal operasional yang tinggi serta adanya
hadap pendapatan sebesar 27,9%. kemudahan peminjaman modal maka suatu
Hasil penelitian ini sesuai dengan pen- usaha akan lebih mudah dalam memenuhi
dapat Hidayat (2010:77) yaitu dengan kebutuhan usahanya serta dapat meningkat-
meningkatkan jumlah modal yang digunakan kan pendapatan pedagang di Pasar Johar Se-
maka juga akan meningkatkan pendapatan marang. Dalam penelitian ini diperoleh hasil
karena semakin tinggi modal yang analisis deskriptif persentase variabel modal
digunakan maka akan menentukan pendapa- yang diperoleh dari 92 responden. Hasil
tan yang diperoleh sebab usaha yang akan deskriptif persentase variabel modal dapat
dirintis akan luas dengan adanya modal dilihat pada tabel 4.
yang besar. Hal tersebut sesuai dengan Secara keseluruhan variabel modal di-
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peroleh nilai rata-rata sebesar 53% dengan
Atun (2016), Pratama (2013) dan Utami & kriteria sangat rendah (table 4). Hal ini
Edi (2013) yang menyatakan bahwa modal menunjukkan bahwa jumlah modal peda-
berpengaruh positif dan signifikan terhadap gang dalam kategori sangat rendah dengan
pendapatan. Dalam penelitian tersebut juga nilai rata-rata sebesar 48% dimana modal
menyatakan bahwa salah satu cara untuk awal sebesar kurang dari Rp 2.000.000 sam-
meningkatkan pendapatan adalah dengan pai Rp 10.000.000 dan modal operasional
meningkatkan modal. sebesar kurang dari Rp 1.000.000 sampai Rp
Dalam penelitian ini indikator yang 5.000.000. Selain itu sumber modal pedagang
digunakan untuk mengukur modal yaitu dalam kategori sangat rendah yaitu dengan
jumlah modal dan sumber modal. Menurut nilai rata-rata sebesar 59%, mayoritas peda-
Prawirosoentono (2007:118) secara umum gang menggunakan sumber modal sendiri
sumber modal yang dapat diperoleh suatu untuk melakukan usahanya sedangkan un-
usaha untuk memenuhi kebutuhan modal- tuk penambahan modal pinjaman terdapat
nya terdiri dari modal sendiri dan modal pin- kendala kurangnya fasilitas lembaga pin-
jaman. Sedangkan menurut Sukirno jaman bagi pedagang serta pedagang merasa
(2006:122), macam modal terdiri dari modal terbentur dari kemampuan pedagang yang
tetap dan modal tidak tetap. Indikator yang tidak dapat memenuhi syarat yaitu adanya
digunakan dalam penelitian ini untuk men- jaminan atau agunan yang harus diberikan
gukur variabel modal adalah jumlah modal untuk mendapatkan pinjaman baik dari lem-
yang terdiri dari modal tetap atau yang dise- baga keuangan bank maupun non bank. Se-
but modal awal, serta modal tidak tetap yang hingga dapat disimpulkan bahwa semakin
disebut modal operasional yang digunakan tinggi modal maka pendapatan juga akan
untuk kebutuhan usaha sehari-hari maupun tinggi. Adanya modal yang tinggi tersebut
tiap bulan atau dapat disebut juga modal ku-

Tabel 4. Analisis Deskriptif Modal


Interval Kriteria Frekuensi Persentase
21-25 Sangat tinggi 1 1%
16-20 Tinggi 9 10%
11-15 Rendah 32 36%
6-10 Sangat rendah 50 53%
Jumlah 92 100%
Rata-rata 53%
Kriteria Sangat rendah

ISSN
10 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

akan dapat memenuhi kebutuhan usaha ser- usaha menggunakan indikator menurut teori
ta dapat menambah jumlah dan variasi ba- Foster (2001:43) yang menyatakan bahwa
rang dagangan sehingga akan lebih mudah ada beberapa hal untuk menentukan berpen-
menarik minat pelanggan dalam berbelanja galaman seseorang di-antaranya masa kerja,
dan hal tersebut otomatis akan menambah tingkat pengetahuan dan keterampilan dan
pendapatan pedagang di Pasar Johar Sema- penguasaan terhadap pekerjaan dan
rang. peralatan. Apabila hal tersebut terpenuhi
maka akan menjadikan seorang pedagang
H3: terdapat pengaruh positif dan signifikan lebih berpengalaman dengan seiring waktu
lama usaha terhadap pendapatan pedagang tersebut sehingga akan lebih memiliki
pasca relokasi Pasar Johar di Kota Sema- strategi yang tepat untuk usahanya dan hal
rang. tersebut dapat meningkatkan penjualan dan
Hasil uji hipotesis secara parsial (uji otomatis akan menambah pendapatan. Da-
t) menunjukkan bahwa variabel lama usaha lam penelitian ini diperoleh hasil analisis
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 deskriptif prsentase variabel lama usaha
yang mana nilai tersebut lebih kecil dari yang diperoleh dari 92 responden. Hasil
taraf signifikansi yang diinginkan yaitu 0,05. deskriptif persentase variable lama usaha
Oleh karena itu hasil signifikansi lebih kecil dapat dilihat pada tabel 5.
dari 0,05 maka hipotesis pertama diterima Berdasarkan hasil analisis deskriptif
dengan hasil yang signifikan. Hasil tersebut persentase (tabel 5) diketahui bahwa secara
menyatakan bahwa terdapat pengaruh posi- keseluruhan variabel lama usaha diperoleh
tif antara lama usaha terhadap pendapatan. rata-rata sebesar 54% dengan kriteria ren-
Dalam koefisien determinasi persial (r2) dah. Hal ini menunjukkan bahwa lama
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh la- usaha pedagang di Pasar Johar Semarang
ma usaha terhadap pendapatan sebesar dalam kategori rendah artinya sebagian be-
13,0%. Hasil penelitian ini menguatkan sar pedagang merasa bahwa tingkat lama
temuan Sudarman (1990:66), bahwa usaha yang dijalankan di Pasar Johar Sema-
besarnya pendapatan seseorang tergantung rang masih rendah. Berdasarkan hasil per-
pada sedikit banyaknya waktu yang sentase masa kerja diperoleh persentase
digunakan untuk bekerja, semakin lama ia nilai rata-rata sebesar 52%, hal tersebut
bekerja akan semakin besar pula pendapa- menunjukkan bahwa pedagang di Pasar Jo-
tannya. Berdasarkan hasil penelitian di atas har Semarang memiliki masa kerja kurang
dapat disimpulkan bahwa lama usaha yang dari 10 tahun dan termasuk dalam kategori
tinggi akan menimbulkan pendapatan yang rendah, namun tingkat pengetahuan dan
tinggi pula. Hal tersebut sesuai dengan keterampilan pedagang dalam kategori ting-
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh gi dengan nilai rata-rata sebesar 47%, se-
Utami & Edi (2013) dan Damariyah (2015), dangkan pada penguasaan terhadap peker-
bahwa lama usaha berpengaruh positif dan jaan dan peralatan dalam kategori tinggi
signifikan terhadap pendapatan. dengan nilai rata-rata sebesar 47%.
Dalam penelitian ini variabel lama

Tabel 5. Analisis Deskriptif Lama Usaha


Interval Kriteria Frekuensi Persentase
30-36 Sangat tinggi 4 4%
23-29 Tinggi 33 37%
16-22 Rendah 42 46%
9-15 Sangat Rendah 12 13%
Jumlah 92 100%
Rata-rata 46%
Kriteria Rendah

ISSN
11 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

tase menunjukkan bahwa secara kese-


H4: terdapat pengaruh positif dan signifikan luruhan variabel lokasi usaha diperoleh rata-
lokasi usaha terhadap pendapatan pasca re- rata 51% dengan kriteria kurang baik. Da-
lokasi Pasar Johar di Kota Semarang. lam penelitian ini diperoleh hasil analisis
Hasil uji hipotesis secara parsial (uji deskriptif persentase variabel lokasi usaha
t) menunjukkan bahwa variabel lokasi usaha yang di peroleh dari 92 responden. Hasil
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 deskriptif persentase variabel lokasi usaha
yang mana nilai tersebut lebih kecil dari dapat dilihat pada tabel 6.
taraf signifikansi yang diinginkan yaitu 0,05. Lokasi usaha di Pasar Johar Sema-
Oleh karena itu hasil signifikansi lebih kecil rang dalam kategori kurang baik yang
dari 0,05 maka hipotesis pertama diterima artinya sebagian besar pedagang merasa
dengan hasil yang signifikan. Hasil tersebut bahwa lokasi usaha di Pasar Johar Sema-
menyatakan bahwa terdapat pengaruh posi- rang tersedia dengan keadaan yang kurang
tif antara lama usaha terhadap pendapatan. baik (tabel 6). Pada deskriptif persentase in-
Dalam koefisien determinasi persial (r2) dikator aksesibilitas berada dalam kategori
menunjukkan bahwa besarnya pengaruh la- baik dengan perolehan persentase nilai rata-
ma usaha terhadap pendapatan sebesar rata sebesar 47%, hal tersebut menunjukkan
19,8%. bahwa akses menuju Pasar Johar Semarang
Hasil penelitian ini sejalan dengan te- dirasakan sudah baik. Indikator pada visibil-
ori lokasi pendekatan pasar Agust Losch itas atau kemudahan tempat usaha untuk
(Tarigan, 2005:145) yaitu lokasi penjual san- dilihat atau ketahui berada dalam kategori
gat berpengaruh terhadap jumlah konsumen kurang baik dengan nilai rata-rata sebesar
yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tem- 49%, hal tersebut menunjukkan bahwa tem-
pat penjual, konsumen semakin enggan pat usaha sulit untuk diketahui oleh pelang-
membeli karena biaya transportasi untuk gan di mana dengan bentuk bangunan yang
mendatangi tempat penjual semakin mahal. memanjang sehingga terdapat pedagang
Produsen harus memilih lokasi yang yang berjualan dibagian belakang atau pojok
menghasilkan penjualan terbesar yang iden- pasar.
tik dengan penerimaan terbesar. Sehingga Pada indikator lalu-lintas berada da-
dapat ditarik kesimpulan bahwa lokasi ber- lam kategori baik dengan nilai rata-rata
jualan berkaitan erat dengan keterikatan pa- sebesar 53%, hal tersebut menunjukkan bah-
ra pembeli untuk membeli barang dan akan wa lalu lintas yang berada di sekitar pasar
berpengaruh terhadap pendapatan dari peda- berjalan lancar dan tidak mengalami ke-
gang tersebut. Semakin baik atau strategis macetan sehingga akan memudahkan dalam
lokasi usaha maka pendapatan akan se- melakukan aktivitas dipasar. Indikator lo-
makin tinggi. Hal tersebut sesuai dengan kasi parkir pada Pasar Johar Semarang be-
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh rada dalam kategori baik dengan nilai rata-
Pratama (2013), Damariyah (2015) dan Atun rata sebesar 55% hal tersebut menunjukkan
(2016) menyatakan bahwa lokasi usaha ber- bahwa penyediaan fasilitas lokasi parkir
pengaruh positif dan signifikan terhadap dirasa sudah baik dimana berada di area
pendapatan. Hasil analisis deskriptif persen- pintu masuk pasar dan diamankan oleh
Tabel 6. Analisis Deskriptif Lokasi Usaha
Interval Kriteria Frekuensi Persentase
69-84 Sangat baik 0 0%
33-68 Baik 28 30%
37-52 Kurang baik 55 60%
21-36 Tidak baik 9 10%
Jumlah 92 100%
Rata-rata 60%
Kriteria Kurang baik

ISSN
12 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

petugas parkir kendaraan. Indikator ekspan- Semarang, dan (4) Terdapat pengaruh positif
si atau ketersediaan luas usaha berada da- dan signifikan lokasi usaha terhadap penda-
lam kategori kurang baik dengan nilai rata- patan pedagang pasca relokasi Pasar Johar
rata 62%. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kota Semarang.
pedagang merasa bahwa ketersediaan tem-
pat usaha dirasa kurang luas sehingga tidak Saran
sesuai dengan kapasitas jumlah barang da- Berdasarkan hasil dan kesimpulan
gangan dan susah untuk mengembangkan penelitian, maka dapat disampaikan saran-
usaha. saran sebagai berikut: (1) Modal perlu diting-
Pada indikator lingkungan berada pa- katkan karena besar kecilnya modal sangat
da kategori baik dengan nilai rata-rata 54% mempengaruhi pendapatan. Peningkatan
hal tersebut menunjukkan bahwa sudah ada modal salah satunya dapat dilakukan
dukungan yang baik dari lingkungan dengan dikordinasikan melalui pengelola
masyarakat sekitar pasar. Sedangkan pada pasar dan lembaga keuangan agar pedagang
indikator persaingan berada dalam kategori dapat lebih mudah melakukan pinjaman
baik dengan nilai rata-rata sebesar 57%, hal modal; (2) Hendaknya pedagang selalu opti-
ini menunjukkan bahwa dalam melakukan mis dalam melakukan usaha berdagang,
usaha berdagang di Pasar Johar Semarang memiliki strategi pemasaran yang tepat agar
para pedagang melalukan persaingan usaha dapat lebih mudah menarik minat pelang-
dengan baik dan sehat. gan, dan (3) Pengelola Pasar Johar Kota Se-
Pengaruh lokasi usaha terhadap pen- marang lebih memperhatikan faktor-faktor
dapatan artinya dengan lokasi usaha yang pemilihan lokasi usaha seperti visibilitas dan
baik atau strategis maka akan mempermu- ekspansi. Pasar sebaiknya berada tepat di
dah pedagang untuk menjual barang da- dekat jalan raya dan penempatan usaha
gangannya dan memudahkan pelanggan un- berdagang sesuai dengan jenis dagangan se-
tuk berbelanja. Hasil penelitian ini men- hingga memudahkan pelanggan dalam ber-
dukung temuan Fandy (2002:92), bahwa lo- belanja. Selain itu pengelola pasar menye-
kasi usaha dikatakan strategis jika memen- diakan tempat usaha yang luas agar peda-
uhi kriteria-kriteria meliputi: aksesibilitas, gang yang memiliki kapasitas tempat usaha
visibilitas, lalu-lintas, lokasi parkir, ekspan- sesuai dengan kapasitas barang dagangann-
si, lingkungan dan persaingan. Sehingga per- ya dan dapat mengembangkan usahanya.
timbangan tersebut akan membawa
pengaruh pada perolehan pendapatan peda- DAFTAR PUSTAKA
gang. Begitu pula dengan pelanggan akan se- Artaman, Dewa Made A., dkk.,. (2015).
nang berbelanja dengan keadaan sebagaima- “Analisis Faktor-faktor yang
na telah disebutkan. Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Pasar Seni Sukawati Gianyar”. E-
KESIMPULAN DAN SARAN Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 4
Kesimpulan No 2. Hal 93-102. Bali: Universitas
Berdasarkan hasil penelitian Udayana Bali.
sebagaimana telah diuraikan, maka dapat Atun, Nur Isni. (2016). “Pengaruh Modal, Lo-
disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh positif kasi, dan Jenis Dagangan terhadap
dan signifikan modal, lama usaha dan lokasi Pendapatan Pedagang Pasar Pram-
usaha secara simultan terhadap pendapatan banan Kabupaten Sleman”. Jurnal
pedagang pasca relokasi Pasar Johar di Kota Pendidikan dan Ekonomi, Volume 5,
Semarang; (2) Terdapat pengaruh positif dan No. 4. Hal 324 Yogyakarta: Universitas
signifikan modal terhadap pendapatan peda- Negeri Yogyakarta.
gang pasca relokasi Pasar Johar di Kota Se- Buchari Alma. (2012). Pengantar Bisnis.
marang; (3) Terdapat pengaruh positif dan Bandung: Alfabeta.
signifikan lama usaha terhadap pendapatan Boediono, (2002). Ekonomi Mikro. Yogyakar-
pedagang pasca relokasi Pasar Johar di Kota

ISSN
13 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1
Khasan Setiaji, Ana Listia Fatuniah / Jurnal Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

ta: BPFE-UGM. Pratama, Aditya S. (2013). Analisis Faktor-


Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah Faktor yang Mempengaruhi Pendapa-
2016 (di akses pada tanggal 08 April tan Pedagang Pasar Setelah Relokasi
2017). Di Pasar Purwoyoso Kecamatan Nga-
Badan Pusat Statistik Kota Semarang 2016. liyan Semarang. Skripsi. Hal 45-49. Se-
(di akses pada tanggal 08 April 2017). marang. Universitas Negeri Semarang.
Damariyah. (2015). Pengaruh Modal Kerja, Prawirosoentono, Suyadi. (2007). Pengantar
Lama Usaha, Jam Kerja, Lokasi Usaha Bisnis Modern. Jakarta : PT. Bumi
Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Aksara.
Pendapatan Pedagang (Studi Kasus di Purwanto, Suharyadi. (2013). Statistika un-
Pasar Desa Pandansari Kecamatan tuk Ekonomi dan Keuangan Modern
Warungasem. Skripsi. Hal 98-99 Pek- Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
alongan: Sekolah Tinggi Agama Islam Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi
Negeri (STAIN) Pekalongan. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Jilid
Dinan, A., Kuncoro W., H., & Iranto, D. II. LPFE.
(2017). “Analisis Perdagangan Inter- Sudarman, Ari. (1990). Teori Ekonomi Mikro
nasional Terhadap Siklus Bisnis Di buku 1. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Asean-5 Periode 1999-2014”. Jurnal Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Bisnis.
Pendidikan Ekonomi & Bisnis (Edisi Cetakan enam belas. Bandung. CV
Elektronik), 5(2), 126-129. Https:// Alfabeta.
Doi.Org/Https://Doi.Org/10.21009/ Sukirno, Sadono. (2000). Ekonomi Pem-
Jpeb.005.2.1 bangunan Proses, Masalah, dan Dasar
Dinas Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) Kebijakan Pembangunan. UI-Press. Ja-
Pasar Johar Semarang. 2017. karta.
Fandy, Tjiptono. (2002). Pemasaran Jasa. ------------------ (2006). Teori Pengantar
Malang : Banyumedia Publishing. Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja
Foster, Bill. (2001). Pembinaan Untuk Pen- Grafindo Persada.
ingkatan Kinerja Karyawan. PPM: Ja- Swasta, Basu dan Irawan. (2008). Mana-
karta. jemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Gilarso. (1992). Ekonomi Mikro “Suatu Pen- Liberty.
dekatan Praktis”. Jakarta: Gramedia Samuelson, Paul A & William Nordhaus,
Pustaka Utama. (2003). Makroekonomi, Edisi 14. Jakar-
Hidayat, T. (2010). Buku Pintar Investasi. Ja- ta: Erlangga.
karta: Media Kita. Suroto. (2002). Strategi Pembangunan dan
Irawan dan Suparmoko. (1992). Ekonomi Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogya-
Pembangunan. Edisi kelima. Yogyakar- karta: Gajah Mada University Press.
ta: BPFE-UGM. Tarigan, Robinson. (2005). Ekonomi Regional
Moenir, AS. (1988). Manajemen Pelayanan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi
Umum Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara.
Aksara. Utami, Setyaningsih Sri & Edi Wibowo.
Pangestu, Mari Elka. (2005). Buku Putih: (2013). “Pengaruh Modal Kerja Ter-
Sambutan Menteri Perdagangan RI. Ja- hadap Pendapatan dengan ama Usaha
karta: Departemen Perdagangan Re- sebagai Variabel Moderasi (Survei pada
publik Indonesia. Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo
Mubyarto. (2009). Peluang Kerja dan Be- Surakarta)”. Jurnal Ekonomi dan
rusaha di Pedesaan. Yogyakarta: BPFE Kewirausahaan, Volume 13 No. 2. Hal
UGM. 175-179. Surakarta: Universitas Slamet
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Riyadi Surakarta.
Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar
Tradisional.

ISSN
14 2302-2663 (online)
DOI: doi.org/10.21009/JPEB.006.1.1

You might also like