You are on page 1of 13

Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222

e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB TINGKAT AUDIT DELAY


DI BURSA EFEK INDONESIA

Yogi Ginanjar1, Melia Wida Rahmayani2, Wulan Riyadi3


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Majalengka
ginanjar.yogi@yahoo.co.id1, meeliawiddott@gmail.com2, riyadiwulan07@gmail.com3

Abstract
This study aims to find empirical evidence about the effect of leverage, operating profit / loss,
company size and the complexity of company operations on audit delay in manufacturing companies
listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2017. The research method used is an
explanatory method with survey techniques. The sample in this study were 255 company data by
determining the sample using a purposive sampling technique. Data collection techniques is to use
study literature and documentation. The data analysis tool used is the determination of panel data
estimation methods, the classic assumption test, regression analysis, hypothesis testing and the
coefficient of determination using the SPSS application. The results shows that leverage influences
audit delay with the direction of a positive relationship. Operating profit / loss has an effect on audit
delay with a negative relationship. The size of the company does not affect the audit delay with the
direction of a positive relationship and the complexity of the company's operations does not affect
the audit delay with the direction of the negative relationship. Simultaneously, leverage, operating
profit / loss, company size and complexity of company operations affect audit delay with a
contribution of 4.7%.
Keywords: Leverage, Operating Profit / Loss, Company Size, Complexity of Company Operations
and Audit Delay.

Abstrak
Tujuan kajian ini untuk mengetahui bukti empiris tentang pengaruh leverage, laba/rugi operasi,
ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode eksplanatori dengan teknik survey. Sampel kajian ini sebanyak 255 data
perusahaan dengan penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan study literature dan dokumentasi. Alat analisis data
yang digunakan yaitu penentuan metode estimasi data panel, uji asumsi klasik, analisis regresi, uji
hipotesis dan uji koefisien determinasi menggunakan aplikasi SPSS. Hasil kajian menunjukkan
bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay dengan arah hubungan positif. Laba/rugi operasi
berpengaruh terhadap audit delay dengan arah hubungan negatif. Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay dengan arah hubungan positif dan kompleksitas operasi
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay dengan arah hubungan negatif. Secara simultan
bahwa leverage, laba/rugi operasi, ukuran perusahaan dan kompleksitas operasi perusahaan
berpengaruh terhadap audit delay dengan kontribusi sebesar 4,7%.
Kata kunci: Leverage, Laba/Rugi Operasi, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan
dan Audit Delay.

Cronicle of Article: Received (October, 2019); Revised (November 2019); and Published (December 2019).
©2019 Jurnal Kajian Akuntansi Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profil and correspending author: Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani and Wulan Riyadi are from
Accounting Department in Economic Faculty, University of Majalengka. Corresponding Author:
ginanjar.yogi@yahoo.co.id

How to cite this article: Ginanjar, Y. Rahmayani, M.W. Riyadi, W. (2019). Identifikasi Faktor Penyebab
Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Kajian Akuntansi 3 (2). 210-222

Page 210
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

PENDAHULUAN yang memadai, memiliki sistem


OJK mengeluarkan Peraturan Nomor pengendalian internal yang kuat sehingga
29/POJK.04/2016 bahwa perusahaan go dapat menghemat waktu auditor dan
public harus menyampaikan laporan tahunan memiliki banyak analis keuangan yang akan
sesuai dengan pasal 1 kepada OJK paling menjaga nilai perusahaan.
lambat 4 bulan setelah tahun buku berakhir. Kompleksitas operasi perusahaan terkait
Jika regulasi dilanggar, maka akan dikenakan dengan keberadaan, jumlah dan lokasi
sanksi diantaranya sanksi tertulis, denda, cabang perusahaan serta keberagaman
pembatasan kegiatan usaha, pembekuan produk dan pasarnya, sehingga akan
kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, berpengaruh terhadap proses audit. Penelitian
pembatalan persetujuan dan pembatalan (Ayoib Che-Ahmad, 2008), membuktikan
pendaftaran. bahwa kompleksitas operasi berpengaruh
Faktor yang menyebabkan keterlambatan positif terhadap audit delay, berbanding
penyampaian laporan keuangan yaitu terbalik dengan penelitian (Angruningrum &
lamanya proses audit (Riantono, 2018). Wirakusuma, 2013).
Keterlambatan penyampaian laporan Berdasarkan analisa peneliti, terdapat
keuangan menyebabkan tingkat kepercayaan research gap dari beberapa penelitian
investor menurun dan memengaruhi harga sebelumnya dan ditemukan 12 perusahaan
jual saham di pasar modal. Investor sampel yang mengalami rentang audit delay
menganggap bahwa keterlambatan pelaporan panjang, sehingga akan berdampak pada
keuangan menjadi indikator adanya masalah ketepatan pelaporan keuangan ke OJK. Hal
dalam laporan keuangan emiten dan ini akan mempengaruhi pengambilan
menandakan pengendalian internal keputusan oleh perusahaan, maka
perusahaan kurang baik sehingga auditor berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik
perlu waktu yang lebih panjang dalam untuk melakukan studi mengenai
penyelesaian audit. Jika rasio leverage yang “Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit
dimiliki perusahaan tinggi maka akan Delay di Bursa Efek Indonesia”.
memiliki risiko kerugian yang lebih besar.
Untuk memperoleh keyakinan opini auditnya KAJIAN PUSTAKA
maka auditor akan meningkatkan kehati- Signaling Theory
hatiannya sehingga rentang audit delay lebih Signaling Theory dikembangkan oleh Ross
panjang. Penelitian dari (Angruningrum & (1977). Signal atau isyarat merupakan
Wirakusuma, 2013) menyatakan bahwa tindakan yang diambil manajemen
leverage berpengaruh signifikan terhadap perusahaan untuk mengetahui informasi yang
audit delay, berbanding terbalik dengan lebih akurat dan lengkap mengenai internal
(Kartika, 2009). dan prospek perusahaan di masa yang akan
Perusahaan yang mengalami kerugian, datang. Manajer berkewajiban memberikan
cenderung rentang audit delay-nya lebih sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
panjang karena kerugian dianggap kabar para pemangku kepentingan. Sinyal yang
kurang baik bagi perusahaan. Sehingga diberikan diperoleh dari laporan keuangan.
perusahaan akan cenderung meminta auditor Manfaat utama teori ini adalah akurasi
untuk menunda laporan serta menjadwal ketepatan waktu penyajian laporan keuangan
ulang penugasan audit (Hersugondo, 2013). untuk pihak yang membutuhkan. Informasi
Penelitian (Apriliane, 2015) dan (Saputri, tersebut bermanfaat untuk pembuatan
2014) menunjukkan bahwa laba/rugi operasi keputusan investor. Audit delay yang
berpengaruh positif terhadap audit delay. semakin panjang menyebabkan pergerakan
Perusahaan besar melaporkan laporan harga saham menjadi tidak pasti.
keuangannya secara tepat waktu karena
memiliki sumber daya dan sistem informasi

Page 211
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Leverage ini yaitu total aset yang kemudian diukur


Leverage merupakan indikator yang dengan natural log (Ln). Total aset dipilih
digunakan untuk menganalisis laporan karena menunjukan semakin besar nilai aset
keuangan guna menunjukan besarnya suatu perusahaan, maka semakin pendek
jaminan yang disediakan untuk kreditor. audit delay (Setiawan, 2013).
Leverage merupakan penggunaan sumber
dana dan aset oleh perusahaan yang Kompleksitas Operasi Perusahaan
mempunyai biaya tetap yang bertujuan untuk Kompleksitas operasi perusahaan merupakan
meningkatkan keuntungan potensial salah satu karakteristik perusahaan yang
pemegang saham. Proksi variabel ini adalah dapat menambah suatu tantangan pada audit
debt to equity ratio yang dapat mengukur dan akuntansi. Auditor akan menghabiskan
berapa besar modal perusahaan yang didanai waktu lebih banyak untuk menyelesaikan
oleh kreditur. Debt to equity ratio yang tinggi tugas audit pada perusahaan klien yang
menyebabkan risiko yang dihadapi mengalami peningkatan kompleksitas operasi
perusahaan akan semakin besar perusahaan (Saputri, 2014).
(Artaningrum et al., 2017).
Audit Delay
Laba/Rugi Operasi Audit Delay Menurut (Puspitasari & Made
Laba memperlihatkan keberhasilan Yeni Latrini, 2014) bahwa: “Audit delay
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan adalah rentang waktu penyelesaian audit
sehingga dapat dikatakan bahwa laba laporan keuangan tahunan yang diukur
merupakan berita baik. Perusahaan yang berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan
mendapat laba yang tinggi cenderung akan untuk memperoleh laporan auditor
lebih tepat waktu dalam pelaporan independen atas audit laporan keuangan
keuangannya dibandingkan dengan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun
perusahaan yang mengalami kerugian tutup buku sampai dengan tanggal yang
(Saputri, 2014). Proksi variabel ini yaitu tertera pada laporan auditor independen”.
laba/rugi operasi didapatkan dari selisih Berdasarkan uraian bahwa audit delay adalah
antara laba kotor dengan beban operasi. lamanya waktu untuk menyelesaikan proses
Laba/rugi operasi menunjukan kegiatan audit diukur dari tanggal penutupan tahun
operasional perusahaan telah dijalankan dan buku sampai diselesaikannya laporan auditan
dikelola dengan baik dan efisien. oleh auditor. Waktu penyelesaian audit
diukur dari jumlah hari. Jumlah hari tersebut
Ukuran Perusahaan dapat dihitung dari tanggal penutupan tahun
Ukuran Perusahaan merupakan suatu buku perusahaan dikurangi tanggal
variabel konteks yang mengukur tuntutan penerbitan laporan auditan.
pelayanan atau produk organisasi. Suatu
perusahaan dikategorikan besar atau kecil Pengembangan Hipotesis
dilihat dari berbagai sudut pandang (Artaningrum et al., 2017) menjelaskan
contohnya total nilai aset, total penjualan, leverage merupakan kemampuan perusahaan
jumlah tenaga kerja dan sebagainya dalam memenuhi liabilitasnya, apabila
(Puspitasari & Made Yeni Latrini, 2014). perusahaan memiliki rasio leverage yang
Total asset dapat menggambarkan ukuran tinggi maka risiko kerugian perusahaan
perusahaan, semakin besarnya aset tersebut akan bertambah. Tingginya leverage
perusahaan maka semakin besar pula ukuran menunjukkan risiko keuangan perusahaan
perusahaan. Ukuran perusahaan berdasarkan tinggi. Risiko perusahaan yang tinggi
pada total assets yang dimiliki oleh menjadi indikasi perusahaan mengalami
perusahaan diatur dengan ketentuan kesulitan keuangan dan akan berdampak
BAPEPAM No. 11/PM/1997. Proksi variabel pada nama baik perusahaan di mata publik.

Page 212
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

Hal ini yang menyebabkan manajemen akan Kompleksitas operasi perusahaan


menunda penyampaian pelaporan mempunyai pengaruh positif signifikan
keuangannya. terhadap audit delay. Kompleksitas operasi
H1 : Leverage berpengaruh terhadap Audit mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
delay keuangan, yang dilihat dari keberagaman
(Hersugondo, 2013) menjelaskan alasan bisnis operasi dan jumlah anak perusahaan.
perusahaan mengalami audit delay yang Hal ini disebabkan auditor memerlukan
panjang yaitu ketika kerugian terjadi, waktu yang lebih panjang dalam
perusahaan cenderung meminta auditor agar menyelesaikan penugasan audit (Ayoib Che-
menjadwalkan ulang penugasan audit atau Ahmad, 2008).
auditor akan lebih skeptis selama proses H4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan
audit. Hal ini dipengaruhi oleh seberapa berpengaruh terhadap Audit delay
besar keyakinan auditor dalam menilai Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
penyebab kerugian perusahaan. Oleh karena audit delay, baik yang disebabkan dari
itu waktu yang dibutuhkan oleh auditor akan internal perusahaan maupun eksternal
semakin lama. perusahaan. Faktor internal perusahaan yang
H2 : Laba/Rugi operasi berpengaruh memengaruhi audit delay diantaranya tipe
terhadap Audit delay industri, total pendapatan, kompleksitas data
Tingkat kepatuhan perusahaan yang elektronik, kompleksitas laporan keuangan,
berukuran kecil berbeda dengan perusahaan laba/rugi dilihat dari total aset, pos-pos luar
yang berukuran besar. Perusahaan kecil biasa, umur perusahaan, ukuran perusahaan
memiliki keterbatasan sumber daya yang dan kompleksitas operasi perusahaan.
dimiliki, seperti rendahnya keahlian Sedangkan faktor eksternal perusahaan yang
manajemen dan karyawan. Sedangkan mempengaruhi audit delay yaitu opini audit,
perusahaan besar mempunyai dorongan agar reputasi auditor, dan kualitas auditor
audit delay menjadi lebih pendek disebabkan (Ginanjar, 2018).
perusahaan besar berada dalam pengawasan H5 : Leverage, Laba/Rugi Operasi, Ukuran
ketat para investor, asosiasi perdagangan dan Perusahaan dan Kompleksitas Operasi
pihak regulasi. Keterlambatan penyampaian berpengaruh terhadap Audit delay
laporan keuangan oleh perusahaan besar akan
merugikan banyak pihak yang memerlukan Kerangka Pemikiran
laporan keuangan tersebut untuk dapat Berdasarkan penjelasan di atas, maka
mengambil keputusan (Badriyah et al., kerangka pemikiran dalam penelitian ini
2013). digambarkan sebagai berikut :
H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Audit delay

Page 213
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel


Jenis penelitian ini adalah penelitian dasar Populasi dalam penelitian ini adalah
(basic research). Metode penelitian yang perusahaan go public yang ada di BEI
digunakan adalah kuantitatif. Variabel periode 2013-2017 sebanyak 142 perusahaan.
dependen dalam penelitian ini adalah audit Metode yang digunakan adalah purposive
delay. dan sampling diperoleh sampel sebanyak 51
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – perusahaan. Kriteria penelitian dalam sampel
Tanggal Laporan Keuangan. diantaranya : 1) Perusahaan manufaktur yang
Sumber: (Ulfa & Primasari, 2017). ada di BEI periode 2013-2017; 2) Perusahaan
manufaktur yang menyampaikan laporan
Leverage keuangannya selama 5 tahun berturut-turut di
Dalam penelitian ini diukur dengan Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). sampai dengan 2017; 3) Perusahaan
DER yaitu alat ukur untuk menilai utang manufaktur yang dalam laporan keuangannya
dengan ekuitas. Rasio ini diperoleh dengan mencantumkan Laporan Audit Independen;
membandingkan total utang dengan total 4) Mata uang laporan keuangan perusahaan
ekuitas. menggunakan mata uang rupiah; 5) Laporan
( ) keuangan tersebut mempunyai data lengkap
( )
yang dibutuhkan setiap proksi variabel dalam
Sumber: (Subawa Putra & Dwiana Putra, 2016)
penelitian ini.
Laba/rugi operasi
Jenis dan Sumber Data
Variabel laba/rugi operasi dalam penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah
ini merupakan data sekunder dimana data
rupiah laba/rugi operasi. Laba/rugi Operasi =
sekunder adalah data yang diperoleh secara
Penjualan bersih – beban operasi.
tidak langsung melalui media perantara. Data
Sumber: (Aristika et al., 2015)
sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang ada di
Ukuran Perusahaan
BEI periode 2013-2017.
Ukuran perusahaan menunjukan besarnya
total asset yang dimiliki perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Size = Ln (Total Aktiva) Statistik Deskriptif
Sumber: (Setiawan, 2013) Statistik deskriptif merupakan gambaran atau
deskripsi data yang dapat dilihat dari mean (nilai
Kompleksitas Operasi Perusahaan rata-rata), standar deviasi, maksimum dan
Variabel kompleksitas operasi dalam minimum dari masing-masing variabel dengan
penelitian ini diukur dengan banyaknya anak menggunakan SPSS versi 21.
perusahaan yang dimiliki.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskripsi


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Leverage 255 .00 634.00 74.8745 82.54567
Laba/Rugi 255 1807.00 3205.00 2590.4588 293.05810
Ukuran Perusahaan 255 .00 3198.00 1158.9294 1179.09184
Kompleksitas_Operasi_Perusahaan 255 .00 98.00 6.0784 15.39230
Audit_Delay 255 27.00 162.00 77.7451 17.92992
Valid N (listwise) 255

Page 214
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

Uji Asumsi Klasik menggunakan uji statistic non-parametic


Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (KS).
Untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

Tabel 2. One - Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Predicted Value
N 255
a,b Mean 77.7450980
Normal Parameters
Std. Deviation 3.88115768
Absolute .056
Most Extreme Differences Positive .056
Negative -.040
Kolmogorov-Smirnov Z .890
Asymp. Sig. (2-tailed) .407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dari hasil uji statistik non-paramatric Uji Multikolinearitas


Kolmogorov-Smirnov (K-S) pada tabel 2 Uji mutikolinieritas bertujuan untuk menguji
kelima variabel dengan probabilitas sig apakah model regresi ditemukan adanya
0,407. Hasil tersebut diatas 0,05 hal ini korelasi antara variabel bebas (independen).
berarti bahwa variabel Audit delay, Leverage, Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Laba/Rugi Operasi, Ukuran Perusahaan dan korelasi diantara variabel independen.
Kompleksitas Operasi Perusahaan Berikut adalah hasil uji multikolinieritas
berdistribusi normal. dengan menggunakan SPSS versi 21.

Tabel 3. Uji Multikolinearitas


Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF
(Constant)
Leverage .993 1.007
1 Laba/Rugi .877 1.141
Ukuran Perusahaan .860 1.163
Kompleksitas_Operasi_Perusahaan .970 1.031

Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan Uji Autokolerasi


bahwa nilai VIF yang dihasilkan kurang dari Cara yang digunakan untuk mendeteksi
10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 masalah autokorelasi adalah menggunakan
sehingga dapat diartikan bahwa model uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah
regresi dalam penelitian ini tidak terjadi tabel hasil uji autokorelasi menggunakan uji
multikolinieritas antar variabel independen. Durbin-Watson (DW) menggunakan tabel
klasifikasi nilai d.

Tabel 4. Uji Autokorelasi


Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .216a .047 .032 17.64430 1.871
a. Predictors: (Constant), Kompleksitas_Operasi_Perusahaan, Leverage, Laba/Rugi, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Audit_Delay

Page 215
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Kriteria untuk mengambil keputusan keterangan keterangan tidak ada autokorelasi.


autokorelasi di lihat dari klasifikasi nilai d Dengan demikian maka pada penelitian ini
tersebut berada diantara 1,87 – 2,46 dengan tidak terjadi gejala autokorelasi.

Tabel 5. Klasifikasi Nilai d

Nilai d Keterangan
< 1,10 Ada autokorelasi
1,10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,47 – 2,90 Tidak ada kesimpulan
> 2,90 Ada autokorelasi

Uji Heteroskedastisitas regresi yang baik adalah yang tidak terjadi


Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil
menguji apakah dalam model regresi terjadi uji heteroskedastisitas dengan menggunakan
ketidaksamaan variance dari residual satu scatterplot:
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Grafik 1 menunjukkan bahwa Analisis Regresi Berganda


tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik Berikut ini merupakan hasil dari uji analisis
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada regresi berganda seperti yang ditunjukan
sumbu Y. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada table dibawah ini:
tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 6. Uji Analisis Regresi berganda


Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 92.436 10.984 8.415 .000
Leverage .027 .013 .124 2.009 .046
1 Laba/Rugi -.007 .004 -.112 -1.703 .090
Ukuran Perusahaan .001 .001 .097 1.454 .147
Kompleksitas_Operasi_Perusahaan -.102 .073 -.087 -1.395 .164
a. Dependent Variable: Audit_Delay

Page 216
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

Persamaan regresi tersebut dapat diartikan Pengujian Hipotesis


sebagai berikut: Uji Parsial (Uji t)
Uji t (parsial) dimaksudkan untuk menguji
AD = 92,436 + 0,027 DER – 0,007 L/R + pengaruh Leverage, Laba/Rugi Operasi,
0,001 UP – 0,102 KO + Ukuran Perusahaan dan Kompleksitas
Operasional terhadap Audit delay secara
individu. Hasil uji t (parsial) dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 7. Uji t
Unstandardized Coefficients Standardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 92.436 10.984 8.415 .000
Leverage .027 .013 .124 2.009 .046
1 Laba/Rugi -.007 .004 -.112 -1.703 .090
Ukuran Perusahaan .001 .001 .097 1.454 .147
Kompleksitas_Operasi_Perusahaan -.102 .073 -.087 -1.395 .164
a. Dependent Variable: Audit_Delay

Hipotesis Pertama (H1) bernilai positif dengan tingkat signifikansi


Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel sebesar 0,147. Karena nilai t hitung < t tabel
leverage adalah sebesar 2,009 bernilai yaitu 1,454 < 1,677 dan nilai signifikansinya
positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,147 > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
0,046. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 2,009 diterima. Dengan demikian Hipotesis ketiga
>1,677 dan nilai signifikansinya 0,046 < tidak terbukti kebenarannya.
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis Keempat (H4)
Dengan demikian Hipotesis pertama terbukti Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel
kebenarannya. kompleksitas perusahaan adalah sebesar
Hipotesis Kedua (H2) 1,395 bernilai negatif dengan tingkat
Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel signifikansi sebesar 0,164. Nilai t hitung < t tabel
laba/rugi operasi adalah sebesar 1,703 yaitu 1,395 > 1,677 dan nilai signifikansinya
bernilai negatif dengan tingkat signifikansi 0,164 > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
sebesar 0,010. Karena nilai t hitung > t tabel diterima. Dengan demikian Hipotesis
yaitu 1,703 > 1,677 dan nilai signifikansinya keempat tidak terbukti kebenarannya.
0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha Uji Simultan (Uji F) Uji F (Simultan)
diterima. Dengan demikian Hipotesis kedua dimaksudkan untuk menguji pengaruh
terbukti kebenarannya. Leverage, Laba/Rugi Operasi, Ukuran
Hipotesis Ketiga (H3) Perusahaan dan Kompleksitas operasional
Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel terhadap audit delay secara bersama-sama.
ukuran perusahaan adalah sebesar 1,454

Tabel 8. Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 3826.100 4 956.525 3.072 .017b
1 Residual 77830.332 250 311.321
Total 81656.431 254
a. Dependent Variable: Audit_Delay
b. Predictors: (Constant), Kompleksitas_Operasi_Perusahaan, Leverage, Laba/Rugi, Ukuran Perusahaan

Berdasarkan tabel di 8 diatas nilai Sig. probabilitas yaitu 0,05 atau 0,017< 0,05 dan
Sebesar 0,017 lebih kecil dari tingkat nilai Fhitung > F tabel yaitu 3,072 > 2,41.

Page 217
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha Koefisien Determinasi (R2)


diterima. Hal ini berarti kesemua variable Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk
dalam kajian ini yaitu leverage, laba/rugi mengukur seberapa jauh kemampuan model
operasi, ukuran perusahaan, kompleksitas dalam menerangkan variasi variabel
operasional memiliki pengaruh terhadap dependen. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
audit delay. dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 9. Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate
1 .216a .047 .032 17.64430 1.871
a. Predictors: (Constant), Kompleksitas_Operasi_Perusahaan, Leverage, Laba/Rugi, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Audit_Delay

Berdasarkan tabel 9 nilai R Square maka mengalami kesulitan keuangan, begitupun


nilai kontribusinya yaitu 0,047 x 100% = sebaliknya. Hal ini akan berdampak terhadap
4,7%. Variasi audit delay dapat dijelaskan pertimbangan auditor dalam menyelesaikan
oleh variasi dari variabel leverage, laba/rugi pekerjaan audit. Sehingga auditor akan
operasi, ukuran perusahaan dan kompleksitas membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
operasi perusahaan. Sedangkan sisanya proses audit. Artinya jika leverage tinggi
95,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar maka audit delay perusahaan akan semakin
model penelitian. panjang.

PEMBAHASAN Pengaruh Laba/Rugi Operasi terhadap


Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay Audit Delay
Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel
leverage adalah sebesar 2,009 bernilai laba/rugi operasi adalah sebesar 1,703
positif dengan tingkat signifikansi sebesar bernilai negatif dengan tingkat signifikansi
0,046. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 2,009 sebesar 0,010. Karena t hitung > t tabel yaitu
>1,677 dan nilai signifikansinya 0,046 < 1,703 > 1,677 dan nilai signifikansinya 0,010
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian hipotesis pertama terbukti Dengan demikian Hipotesis kedua terbukti
kebenarannya. Disimpulkan bahwa variabel kebenarannya. Disimpulkan bahwa variabel
leverage berpengaruh terhadap audit delay laba/rugi operasi berpengaruh terhadap audit
yang berarti H1 diterima. Hasil penelitian ini delay yang berarti H2 diterima. Hasil
konsisten dengan penelitian yang dilakukan penelitian ini konsisten dengan penelitian
oleh (Wiryakriyana & Widhiyani, 2017) yang dilakukan oleh (Aristika et al., 2015)
yang menyatakan bahwa leverage yang menyatakan bahwa laba/rugi
berpengaruh terhadap audit delay. Namun berpengaruh terhadap audit delay. Namun
penelitian ini tidak konsisten dengan hasil tersebut tidak konsisten dengan
penelitian (Subawa Putra & Dwiana Putra, penelitian (Badriyah et al., 2013) yang
2016) yang menyatakan bahwa leverage menyatakan bahwa laba/rugi tidak
tidak berpengaruh terhadap audit delay. berpengaruh terhadap audit delay.
Semakin tinggi leverage maka semakin besar Perusahaan cenderung akan cepat
risiko yang dihadapi perusahaan dan investor mengumumkan laba perusahaan karena
akan meminta tingkat keuntungan yang merupakan sebuah indikator keberhasilan
semakin tinggi (Artaningrum et al., 2017) perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Jika perusahaan yang berhasil mengelola Namun ketika perusahaan mengalami
utang dengan baik, maka profit perusahaan kerugian, maka perusahaan cenderung
akan meningkat dan perusahaan tidak menunda berita buruk tersebut sehingga

Page 218
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

perusahaan akan meminta auditor untuk signifikansi sebesar 0,164. Karena nilai t hitung
menjadwal ulang penugasan audit. Selain itu < t tabel yaitu 1,395 > 1,677 dan nilai
jika perusahan mengalami kerugian maka signifikansinya 0,164 > 0,05 maka Ha
auditor akan lebih berhati-hati selama proses ditolak dan H0 diterima. Dengan demikian
auditnya. Oleh karena itu audit delay akan Hipotesis keempat tidak terbukti
semakin panjang. Artinya jika perusahaan kebenarannya. Disimpulkan bahwa variabel
mengalami laba maka audit delay akan kompleksitas operasi tidak berpengaruh
semakin pendek atau jika perusahaan terhadap audit delay yang berarti H4 ditolak.
mengalami kerugian maka audit delay akan Hasil penelitian ini konsisten dengan
semakin panjang. penelitian yang dilakukan oleh (Ginanjar,
2018) yang menyatakan bahwa kompleksitas
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap operasi tidak berpengaruh terhadap audit
Audit Delay delay. Namun penelitian ini tidak konsisten
Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel dengan penelitian (Ayoib Che-Ahmad, 2008)
ukuran perusahaan adalah sebesar 1,454 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
bernilai positif dengan tingkat signifikansi berpengaruh terhadap audit delay.
sebesar 0,147. Karena t hitung < t tabel yaitu Semakin kompleks bisnis suatu perusahaan
1,454 < 1,677 dan nilai signifikansinya 0,147 tidak berdampak pada lamanya proses audit
> 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima. sehingga tidak mengalami audit delay yang
Dengan demikian Hipotesis ketiga tidak panjang. Hal ini dikarenakan suatu
terbukti kebenarannya. Disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki kompleksitas
variabel ukuran perusahaan tidak operasi yang besar, umumnya memiliki
berpengaruh terhadap audit delay yang sumber daya yang lebih besar, sehingga hal
berarti H3 ditolak. Hasil penelitian ini tersebut tidak mengakibatkan lamanya proses
konsisten dengan penelitian yang dilakukan audit. Dengan keberadaan sumber daya yang
oleh (Eksandy, 2017) yang menyatakan lebih besar maka kesulitan dalam proses
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh penyelesaian laporan keuangan akan semakin
terhadap audit delay. Namun penelitian ini mudah. Artinya semakin kompleks
tidak konsisten dengan penelitian (Ulfa & perusahaan maka audit delay akan semakin
Primasari, 2017) yang menyatakan bahwa pendek.
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
audit delay. Pengaruh Leverage, Laba/Rugi Operasi,
Semakin banyaknya sampel yang diaudit, Ukuran Perusahaan dan Kompleksitas
maka prosedur audit yang harus ditempuh Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay
lebih banyak. Namun saat ini, hal tersebut Berdasarkan tabel 8 nilai Sig. 0,017 lebih
bisa diatasi dengan sistem akuntansi yang kecil dari probabilitas 0,05 atau 0,017< 0,05
dimiliki perusahaan. Semakin besar dan nilai Fhitung > F tabel yaitu 3,072 > 2,41
perusahaan cenderung memiliki sistem yang maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
semakin canggih untuk membantu proses berarti leverage, laba/rugi operasi, ukuran
audit agar tidak mengalami audit delay yang perusahaan, kompleksitas operasional
panjang. Artinya semakin besar ukuran berpengaruh terhadap audit delay.
perusahaan maka audit delay semakin Berdasarkan tabel 9 nilai R Square maka
pendek nilai kontribusinya yaitu 0,047 x 100% =
4,7%. Variasi audit delay dapat dijelaskan
Pengaruh Kompleksitas Operasi oleh variasi dari variabel leverage, laba/rugi
Perusahaan terhadap Audit Delay operasi, ukuran perusahaan dan kompleksitas
Hasil uji t di atas menunjukan t hitung variabel operasi perusahaan. Sedangkan sisanya
kompleksitas perusahaan adalah sebesar 95,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar
1,395 bernilai negatif dengan tingkat model penelitian.

Page 219
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

SIMPULAN DAN SARAN sehingga tidak mengalami audit delay yang


Simpulan panjang. Hal ini dikarenakan suatu
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat perusahaan yang memiliki kompleksitas
diambil kesimpulan sebagai berikut: operasi yang besar, umumnya memiliki
(1) Leverage berpengaruh terhadap audit sumber daya yang lebih besar, sehingga hal
delay dengan arah hubungan positif. tersebut tidak mengakibatkan lamanya proses
Perusahaan yang berhasil mengelola utang audit. Dengan keberadaan sumber daya yang
dengan baik, maka profit perusahaan akan lebih besar maka kesulitan dalam proses
meningkat dan perusahaan tidak mengalami penyelesaian laporan keuangan akan semakin
kesulitan keuangan. Sebaliknya, jika mudah;
perusahaan tidak dapat mengelola utang (5) Leverage, laba/rugi operasi, ukuran
dengan baik, maka perusahaan akan perusahaan dan kompleksitas operasi
mengalami kesulitan keuangan. Hal ini akan perusahaan berpengaruh terhadap audit
berdampak terhadap pertimbangan auditor delay.
dalam menyelesaikan pekerjaan audit;
(2) Laba/rugi operasi berpengaruh Saran
terhadap audit delay dengan arah Bagi Perusahaan
hubungan negatif. Perusahaan cenderung Sebagai bahan informasi mengenai faktor-
akan cepat mengumumkan laba perusahaan faktor yang dapat memengaruhi audit delay
karena merupakan sebuah indicator dari pihak perusahaan sehingga dapat
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan bermanfaat dalam pencapaian tujuan
keuntungan. Namun ketika perusahaan perusahaan tersebut.
mengalami kerugian, maka perusahaan
cenderung menunda berita buruk tersebut Bagi Auditor
sehingga perusahaan akan meminta auditor Sebagai alat ukur dalam penentuan rencana
untuk menjadwal ulang penugasan audit. audit untuk mengurangi terjadinya audit
Selain itu jika perusahan mengalami kerugian delay oleh pihak auditor. Auditor independen
maka auditor akan lebih berhati-hati selama harus memiliki pemahaman yang baik
proses auditnya, oleh karenanya audit delay mengenai unit bisnis perusahaan yang akan
akan semakin panjang; diauditnya sehingga dapat merencanakan
(3) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh program audit yang lebih tepat, cepat dan
terhadap audit delay dengan arah akurat agar tidak mengalami audit delay
hubungan positif. Semakin besar ukuran yang lebih panjang yang akan berdampak
perusahaan yang diaudit maka audit delay pada keterlambatan penyampaian laporan
semakin lama. Hal ini berkaitan dengan audit. Sehingga lamanya audit delay dapat
semakin banyaknya sampel yang akan ditekan seminimal mungkin dan laporan
diambil, prosedur audit yang harus ditempuh keuangan dapat dipublikasikan dengan tepat
dan banyaknya pekerjaan dari auditor. waktu.
Namun saat ini, hal tersebut bias diatasi
dengan sistem akuntansi yang dimiliki Bagi Investor
perusahaan. Semakin besar perusahaan Dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi
cenderung memiliki sistem yang semakin investor dalam menentukan rencana investasi
canggih untuk membantu proses audit agar khususnya untuk perusahaan-perusahaan
tidak mengalami audit delay yang panjang; manufaktur yang terdaftar di BEI terkait
(4) Kompleksitas operasi perusahaan audit delay yang terjadi di perusahaan
tidak berpengaruh terhadap audit delay tersebut. Hal tersebut berkaitan erat dengan
dengan arah hubungan negatif. Semakin kepatuhan perusahaan pada aturan dan juga
kompleks bisnis suatu perusahaan tidak terkait kualitas informasi akuntansi
berdampak pada lamanya proses audit perusahaan tersebut.

Page 220
Yogi Ginanjar, Melia Wida Rahmayani, Wulan Riyadi
Identifikasi Faktor Penyebab Tingkat Audit Delay di Bursa Efek Indonesia

Bagi Peneliti Selanjutnya kualitas audit, laba rugi, opini audit dan
Diharapkan dapat melakukan penelitian kepemilikan publik terhadap audit delay
dengan lingkup penelitian yang tidak terbatas pada perusahaan automotif di bursa efek
pada perusahaan manufaktur saja dan jakarta tahun 2008-2013. Jurnal
sebaiknya peneliti menambah periode Akuntansi, 1(01), 17.
penelitian sehingga sampel yang didapat Eksandy, A. (2017). Pengaruh Ukuran
akan lebih banyak dan data yang digunakan Perushaan, Solvabilitas, Profitabilitas
tidak terlalu ekstrem. Peneliti selanjutnya Dan Komite Audit Terhadap Audit
dapat melakukan penambahan variabel Delay (Pada Perusahaan Properti Dan
independen yang diyakini dapat Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa
mempengaruhi audit delay seperti auditor Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2015).
switching, audit tenure dan kualitas audit. ABA Journal, 102(4), 24–25.
https://doi.org/10.1002/ejsp.2570
DAFTAR PUSTAKA Ginanjar, Y. (2018). Analisis Faktor-Faktor
Yang Memengaruhi Audit Report Lag
Angruningrum, S., & Wirakusuma, M. G. (Studi Empiris Pada Perusahaan
(2013). Pengaruh Profitabilitas, Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Leverage, Kompleksitas Operasi, Efek Indonesia Periode 2013-2015).
Reputasi Kap Dan Komite Audit Pada Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Tahun, 5, 22–31.
Universitas Udayana, 2, 251–270. Hersugondo. (2013). Prediksi Probabilitas
Apriliane, M. D. (2015). Analisis Faktor- Audit Delay Dan Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Audit Determinannya. Jurnal Ekonomi -
Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manajemen - Akuntansi, No. 35, 1–21.
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Kartika, O. A. (2009). Faktor-Faktor Yang
Efek Indonesia Tahun 2008 - 2013). Mempengaruhi Audit Delay Di
Universitas Negeri Yogyakarta, 16(2), Indonesia (Studi Empiris Pada
39–55. Perusahaan-Perusahaan Lq 45 Yang
https://doi.org/10.1377/hlthaff.2013.062 Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
5 Bisnis Dan Ekonomi (JBE), Vol. 16(No.
Aristika, M. N., Trisnawati, R., & 1), Hal. 1-17.
Handayani, C. D. (2015). Pengaruh Puspitasari, K. D., & Made Yeni Latrini.
Opini Audit, Ukuran Perusahaan, Umur (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Perusahaan, Dan Laba Rugi Terhadap Anak Perusahaan, Leverage Dan
Audit Report Lag. Syariah Paper Ukuran Kap Terhadap Audit Delay. E-
Accounting FEB UMS, 559–568. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
Artaningrum, R. G., Budiartha, I. K., & 8.2, 1–17.
Wirakusuma, M. G. (2017). Pengaruh Riantono, I. E. (2018). Faktor-Faktor Yang
Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Mempengaruhi Audit Judgment: Studi
Ukuran Perusahaan dan Pergantian Empiris Big Four Di Jakarta. Jurnal
Manajemen pada Audit Report Lag Kajian Akuntansi, 2(2), 178–194.
Perusahaan Perbankan. E-Jurnal Saputri, O. D. (2014). Analisis Faktor-Faktor
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Yang Mempengaruhi Audit Delay.
Udayana, 6(3), 1079–1108. Analisis Faktor-Faktor Yang
Ayoib Che-Ahmad. (2008). Audit Delay of Mempengaruhi Audit Delay, 3(2), 175–
Listed Companies: A Case of Malaysia. 184.
International Business Research, Vol. Setiawan, H. (2013). Pengaruh Ukuran
1(No. 4), 1–8. Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini
Badriyah, S., Raharjo, K., & Andini, R. Audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas
(2013). Pengaruh size, solvabilitas,

Page 221
Jurnal Kajian Akuntansi, Vol 3, (2), 2019, 210-222
e2579-9991, p2579-9975
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jka

Terhadap Audit Delay. Fakultas Terhadap Audit Delay (Studi Empiris


Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Subawa Putra, P., & Dwiana Putra, I. (2016). Periode 2012-2015). 6(2), 161–180.
Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi Wiryakriyana, A. A. G., & Widhiyani, N. L.
Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas, S. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Leverage, Auditor Switching, Dan
Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi, 14(3), Sistem Pengendalian Internal Pada
22278–22306. Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi, 19(1),
Ulfa, R., & Primasari, N. H. (2017). 771–798.
Pengaruh Laba Akuntansi, Opini Audit,
Solvabilitas Dan Ukuran Perusahaan

Page 222

You might also like