Professional Documents
Culture Documents
1, hal 35-60 35
Sutarti1
Program Studi Akuntansi, Universitas Indonesia
sutarti_stiek@yahoo.com
Akhmad Syakhroza
Program Studi Akuntansi, Universitas Indonesia
a_syakhroza@yahoo.com
Vera Diyanty
Program Studi Akuntansi, Universitas Indonesia
veranabila1@gmail.com
Abstract
This study aims to test empirically the effects of e-banking innovation technology’s adoption on the perfor-
mance of commercial banks in Indonesia with the effectiveness of internal control as the moderating vari-
able. The population in this study are commercial banks in Indonesia during the period 2010-2016
excluding Islamic commercial banks. The samples in this study consisted of 47 banks with 229 observa-
tions. The samples were chosen based on the purposive sampling technique. This study estimated the
parameters of a panel data set using GLS-RE method. The study found that the number of adoption types
of e-banking technology innovations negatively affects the bank performance. The effectiveness of internal
control could reduce the negative influence of the e-banking technology innovation adoption on banks’
performances. The results of this study have several implications for the regulator and the bank entities,
especially in developing countries such as Indonesia regarding the importance of bank internal controls in
mitigating risks, such as operational risks, reputation risks and legal risks that may arise with the adoption
of e-banking technology innovations in banks, as stipulated by Circular Financial Services Authority No.
38/POJK.03/ 2016 and Basel (2001), and Circular Financial Services Authority No. 21/SEOJK.03/2017
1 Merupakan mahasiswa program doktor pada Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia dan dosen tetap pada
Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan.
36 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60
related to the application of risk management in the application of information technology in banks.
Keywords: Adoption of Technological Innovation, E-banking, Internal control, Performance
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh dari adopsi teknologi inovasi e-
banking terhadap kinerja pada bank umum di Indonesia dengan efektivitas pengendalian intern
sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum yang terdaftar di Bank
Indonesia selama periode 2010-2016 tidak termasuk bank umum syariah. Sampel dalam penelitian
ini terdiri dari 47 bank dengan 229 observasi. Sampel dipilih berdasarkan teknik purposive sam-
pling. Dalam penelitian ini, observasi data menggunakan panel data set dengan estimasi parameter
model pengaruh langsung menggunakan GLS-RE Method. Hasil penelitian membuktikan bahwa
jumlah adopsi jenis inovasi teknologi e-banking berpengaruh negatif terhadap kinerja bank. Efek-
tifitas pengendalian intern dapat mengurangi pengaruh negatif dari penggunaan adopsi inovasi
teknologi e-banking terhadap kinerja. Hasil penelitian berimplikasi pada regulasi dan entitas bank,
khususnya di negara berkembang seperti Indonesia mengenai pentingnya pengendalian intern pada
bank dalam memitigasi risiko sebagaimana diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.38/POJK.03/2016 dan Basel (2001), dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No.21/SEOJK.03/2017 terkait dengan penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi
informasi pada bank
kan transaksi perbankan melalui media Pada bank umum di Indonesia, be-
elektronik, seperti automatic teller machine berapa kasus pembobolan terjadi akibat
(ATM), electronic data capture (EDC)/ point adanya penggunaan teknologi informasi,
of sales (POS), internet banking, SMS bank- yang pada akhirnya menimbulkan kerugian,
ing, mobile banking, e-commerce, phone terutama bagi kepentingan nasabah. Contoh
banking, dan video banking (PBI No. kasus pembobolan rekening via internet
9/15/PBI/2007; OJK, 2015). banking, antara lain pembobolan rekening
Sebagai salah satu bentuk strategi pada Rp1,2 miliar pada bank BUMN di Palembang
bank, pada praktiknya adopsi teknologi e- pada tahun 2017. Di samping itu, ditemukan
banking dapat membawa risiko tambahan aplikasi error yang menyebabkan puluhan
pada bank (Al-Smadi dan Al-Wabel 2011). nasabah Bank Mandiri kebobolan pada tahun
Salah satu risiko yang dapat timbul dengan 2017 dan system error yang menyebabkan
adanya adopsi e-banking adalah risiko sekitar 10 persen nasabah Bank Man-
operasional (Basel 2001; POJK 2016), yaitu diri mengalami kehilangan atau pertambahan
risiko yang diakibatkan penipuan, kesalahan saldo secara tiba-tiba yang terjadi pada tang-
pemrosesan, ketidakcukupan dan/atau tidak gal 20 Juli 2019 (Tempo.co, 2019). Kejadian-
berfungsinya proses internal, kesalahan kejadian tersebut berkaitan dengan risiko
manusia gangguan sistem, atau kejadian tak operasional dan risiko reputasi bank. Oleh
terduga lainnya atau kejadian-kejadian eks- karena itu, untuk memitigasi risiko tersebut
ternal yang memengaruhi operasional bank regulator telah menginstruksikan bank umum
yang mengakibatkan ketidakmampuan bank untuk menerapkan manajemen risiko dalam
untuk memberikan produk atau layanan penggunaan teknologi informasi yang diatur
(Solanki 2012; OJK 2016). Selain dapat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
meningkatkan risiko operasional, penerapan 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007
online banking yang merupakan bagian dari sebagaimana telah dikonversi menjadi
adopsi teknologi e-banking juga dapat me- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
ningkatkan risiko hukum dan reputasi 38/POJK.03/2016 dan dan Surat Edaran
(Pennathur 2001). Risiko hukum adalah Otoritas Jasa Keuangan Nomor
risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kele- 21/SEOJK.03/2017. Salah satu ruang lingkup
mahan aspek yuridis, sedangkan risiko re- dari penerapan manajemen risiko dalam
putasi adalah risiko akibat menurunnya ting- penggunaan teknologi informasi terkait
kat kepercayaan pemangku kepentingan dengan sistem pengendalian intern atas peng-
(stakeholder) yang bersumber dari persepsi gunaan teknologi informasi.
negatif terhadap bank (POJK No. Secara global, sejumlah studi secara
18/POJK.03/2016). Dengan adanya pening- empiris mengenai pengaruh adopsi inovasi
katan berbagai risiko yang dihadapi ketika teknologi e-banking terhadap kinerja telah
bank-bank beralih dari sistem tradisional ke dilakukan. Namun, hasilnya masih beragam.
sistem online banking, maka pendekatan ino- Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) yang me-
vatif dan proaktif terkait penerapan mana- lakukan penelitian dengan menggunakan
jemen risiko pada bank sangat penting. sampel 15 bank di Yordania menemukan
Pengaturan manajemen risiko terkait peng- pengaruh negatif adopsi e-banking terhadap
gunaan layanan e-banking yang sebelumnya kinerja. Pengaruh negatif tersebut disebabkan
dilakukan secara mandiri oleh bank, tam- nasabah bank di Yordania masih tergantung
paknya berubah menjadi salah satu pening- pada traditional channels untuk melakukan
katan pengawasan oleh regulator (Pennathur
2001).
38 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60
transaksi perbankan, walaupun bank sudah pada bank (Hernando dan Nieto 2007; Mal-
menyediakan layanan e-banking. Menggu- hotra et al. 2009; Oyewole et al. 2013; Siddik
nakan kuesioner terhadap 45 karyawan pada et al. 2016). Selain itu, penelitian sebelumnya
9 bank di Kenya, Oira et al. (2016) men- terkait adopsi e-banking terhadap kinerja
dapati pengaruh positif inovasi keuangan da- pada umumnya menguji secara langsung an-
lam layanan e-banking terhadap kinerja. Ber- tara adopsi e-banking terhadap kinerja (Her-
beda dengan Oira et al. (2016), meskipun nando dan Nieto 2007; Oyewole et al. 2013;
melakukan penelitian di negara yang sama, Siddik et al. 2016, Sujud dan Hashem, 2017).
Aduda et al. (2012) menggunakan data Masih sangat terbatas penelitian yang mem-
sekunder. Hasil penelitian tersebut juga pertimbangkan peran variabel moderasi yang
menemukan pengaruh positif e-banking dan dapat memperkuat atau memperlemah pe-
kinerja. Hal tersebut disebabkan perbankan ngaruh adopsi e-banking terhadap kinerja.
elektronik telah dirasakan oleh nasabah se- Untuk mengisi rumpang (gap) tersebut,
bagai layanan yang membuat transaksi per- selain menguji secara empiris pengaruh dari
bankan menjadi lebih mudah. Dengan adopsi teknologi inovasi e-banking terhadap
menggunakan data 70 bank di Spanyol, kinerja, penelitian ini bertujuan untuk me-
penelitian yang dilakukan oleh Hernando dan lihat peran pengendalian intern dalam memo-
Nieto (2007) menemukan bukti bahwa derasi pengaruh adopsi inovasi teknologi e-
adanya pengaruh positif adopsi e-banking banking terhadap kinerja. Dengan demikian,
terhadap kinerja, namun dampaknya mem- pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah
butuhkan waktu sekitar 1,5 tahun hingga dua apakah efektivitas pengendalian intern me-
tahun setelah adopsi. Penelitian Oyewole et moderasi pengaruh adopsi inovasi teknologi
al. (2013) dengan sampel bank di Nigeria dan e-banking terhadap kinerja. Penelitian ini
Siddik et al. (2016) dengan sampel bank di berfokus pada efektivitas pengendalian intern
Bangladesh, menjumpai hasil yang mirip sebagai variabel moderasi sebab pengenda-
dengan Hernando dan Nieto (2007). Hal ter- lian intern sangat memengaruhi operasional
sebut dapat terjadi karena adopsi e-banking pelaksanaan e-banking pada bank (Akbari
membutuhkan biaya keuangan yang lebih 2012) dan dapat memperkecil kerugian risiko
tinggi dan investasi yang besar terkait operasional (Chernobai et al. 2011). Selain
perangkat teknologi informasi (TI), tetapi itu, pengendalian intern merupakan bagian
tidak diiringi peningkatan pendapatan (fee) dari tata kelola teknologi informasi yang
yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal disyaratkan dalam penerapan manajemen
adopsi. risiko dalam penggunaan TI, sebagai mana
Dari sisi pengukuran, dengan meng- diinstruksikan oleh regulator dalam Per-
gunakan data sekunder beberapa penelitian aturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007
yang menguji pengaruh adopsi inovasi tanggal 30 November 2007 yang selanjutnya
teknologi e-banking pada bank, menguji telah dikonversi menjadi Peraturan Otoritas
secara parsial jenis adopsi TI (ATM, credit Jasa Keuangan Nomor 38 /POJK.03/2016
card, intermet banking, mobile banking, dan dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
POS/EDC) terhadap kinerja (antara lain: Nomor 21/SE-OJK.03/2017.
Aduda et al. 2012; Akhisar et al. 2015; Pada penelitian ini untuk ukuran
Morufu 2016; Sujud dan Hashem, 2017). Se- kinerja bank digunakan ukuran kinerja
bagian penelitian tersebut hanya meng- keuangan (ROA) (Hernando dan Nieto 2007)
gunakan dummy variable (nilai 1 apabila dan kinerja operasional (BOPO) untuk meng-
bank mengadopsi e-banking dan 0 lainnya ) gambarkan kinerja efisiensi pada bank.
untuk menunjukkan adanya adopsi e-banking
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 39
Mengingat adopsi teknologi informasi meru- e-banking pada bank terhadap efisiensi dan
pakan rencana strategis bank yang diputus- profitabilitas bank. Sebab, semakin tinggi
kan oleh direksi dengan mempertimbangkan jumlah adopsi, semakin besar pula investasi
ketersediaan sumber daya yang ada di per- dalam TI dan semakin tinggi risiko yang
usahaan, maka ROA akan menunjukkan dihadapi oleh bank. Namun di sisi lain, akan
seberapa besar penggunaan aset (adopsi TI) semakin banyak variasi pelayanan yang dapat
yang digunakan untuk mengembangkan pela- ditawarkan oleh bank tanpa harus menambah
yanan atau produk pada bank tersebut, yang tenaga kerja dan membangun cabang baru.
pada akhirnya dapat mendorong peningkatan Dengan demikian, model pengukuran adopsi
laba perusahaan. E-banking membantu bank e-banking yang ada belum dapat menyimpul-
mengurangi biaya operasional, di samping kan apakah bank yang memiliki adopsi e-
mengurangi kebutuhan akan jaringan teri- banking lebih banyak akan mendatangkan
torial yang luas. Oleh karena itu, adopsi ino- efisiensi dan profitabilitas yang lebih tinggi.
vasi teknologi e-banking dapat meme- Adapun penentuan jumlah adopsi e-banking,
ngaruhi kinerja bank dari sisi efisiensi (Stoica mengacu pada definisi e-banking berdasar-
et al. 2015). kan PBI Nomor 9/15/-PBI/2007 serta OJK
Penelitian ini memiliki sejumlah kon- 2015, yaitu layanan yang memungkinkan na-
tribusi baik dalam hal metodologi maupun sabah bank untuk memeroleh informasi,
konseptual. Pertama, hasil penelitian ini melakukan komunikasi, dan melakukan
memberikan bukti empiris dari peran efek- transaksi perbankan melalui media el-
tivitas pengendalian intern dalam memode- ektronik, seperti ATM, EDC/POS, internet
rasi pengaruh adopsi inovasi teknologi e- banking, SMS banking, mobile banking, e-
banking terhadap kinerja bank. Kedua, dari commerce, phone banking, dan video bank-
hasil penelitian memberikan pengukuran ing. Dengan demikian, apabila bank menga-
baru terkait ukuran adopsi inovasi teknologi dopsi keseluruhan jenis layanan e-banking,
e-banking, dengan menggunakan jumlah maka total adopsi adalah delapan adopsi.
adopsi inovasi teknologi e-banking. Bebe- Struktur pembahasan dalam paper ini
rapa penelitian terdahulu yang menguji pe- diawali oleh pendahuluan yang menggam-
ngaruh adopsi e-banking pada bank menguji barkan adopsi inovasi teknologi e-banking
secara parsial jenis adopsi TI (ATM, credit dan pentingnya pengendalian intern serta
card, intermet banking, mobile banking, konteks untuk mengevaluasi dampak adopsi
POS/EDC) terhadap kinerja (Akhisar et al. inovasi teknologi e-banking terhadap kinerja
2015; Morufu 2016; Sujud dan Hashem, dan peran moderasi dari efektivitas pengen-
2017) dan sebagian peneliti hanya meng- dalian intern. Selanjutnya, dipaparkan litera-
gunakan dummy (1/0) untuk menunjukkan tur terkait dan pengembangan hipotesis,
adanya adopsi e-banking pada bank (Her- tahap tahap analisis, hasil penelitian dan pen-
nando et al. 2007; Malhotra et al. 2009; Al- gujian tambahan. Pada akhir paper, dibahas
Smadi et al. 2011; Onay et al. 2011; Oyewole simpulan dan keterbatasan penelitian, serta
et al. 2013; Egan dan Prawoto 2013; Siddik rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
et al. 2016; Syarifudin dan Viverita 2014;
Sinambela dan Rohani 2017; Yohani dan
Dita 2019). Dengan hanya menguji secara
parsial jenis adopsi e-banking dan hanya
menggunakan variabel dummy untuk ada
tidaknya adopsi teknologi pada bank, maka
tidak dapat diketahui pengaruh jumlah adopsi
40 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60
TELAAH LITERATUR DAN setor tarik atau recycle ATM atau cash recy-
cling machine pertama kali diperkenalkan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
oleh Jepang pada tahun 1985, disusul Korea
Bank Umum di Indonesia dan Adopsi tahun 1995. Sejak itu pertumbuhan recycle
Inovasi Teknologi E-banking ATM sangat signifikan karena negara-negara
Bank merupakan badan usaha yang Asia lainnya, seperti China, Taiwan, Thai-
menghimpun dana dari masyarakat dalam land, dan Malaysia juga telah menggu-
bentuk simpanan dan menyalurkannya nakannya. Dalam konteks perbankan, bebe-
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau rapa peneliti menggunakan istilah adopsi un-
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka mening- tuk menggambarkan penggunaan atau pen-
katkan taraf hidup rakyat banyak (UU Nomor erapan TI oleh bank dalam layanan e-bank-
10 tahun 1998). Hingga 31 Desember 2016, ing, antara lain adopsi internet banking
terdapat 120 bank umum dan 1.633 bank (Sullivan 2000; Bauer et al. 2006; Hernando
perkreditan rakyat (BPR) yang terdaftar di dan Nieto 2007), adopsi e-banking (Oyewole
Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2016). et al. 2013; Siddik et al. 2016), adopsi e-pay-
Kemajuan TI yang pesat, perubahan ling- ment: ATM, internet, POS, dan m-banking
kungan di era digital, permintaan nasabah (Morufu 2016).
dan persaingan telah mendorong bank untuk
menerapkan e-banking (Shah dan Clarke Pengendalian Intern
2009). E-banking didefinisikan sebagai suatu Pengendalian intern merupakan suatu
layanan yang memungkinkan nasabah bank mekanisme pengawasan yang ditetapkan
untuk memeroleh informasi, melakukan oleh manajemen bank secara berkesinam-
komunikasi, dan melakukan transaksi per- bungan (ongoing basis) dengan sejumlah
bankan melalui media elektronik, seperti tujuan: 1) menjaga dan mengamankan harta
ATM, EDC/POS, internet banking, SMS kekayaan bank; 2) menjamin tersedianya
banking, mobile banking, e-commerce, phone laporan yang lebih akurat; 3) meningkatkan
banking, dan video banking (OJK 2015; kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku;
2017). Apabila dilihat dari berbagai 4) mengurangi dampak keuangan atau keru-
perangkat elektronik yang digunakan dalam gian penyimpangan, termasuk kecurangan
layanan e-banking, maka dalam kasus pen- (fraud), dan pelanggaran aspek kehati-hatian;
erapan e-banking pada bank umum di Indo- serta 5) meningkatkan efektivitas organisasi
nesia, bank umum di Indonesia bukanlah dan meningkatkan efisiensi biaya (SE Nomor
penemu dari inovasi teknologi yang digu- 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003).
nakan. Bank hanyalah sebagai pengguna Adapun menurut COSO 1992, pengendalian
akhir dari suatu inovasi teknologi. Dengan internal merupakan sebagai suatu proses
kata lain, bank umum di Indonesia sifatnya yang dipengaruhi semua orang, komisaris,
hanya melakukan “adopsi inovasi teknologi direksi, dan personil lainnya di dalam
informasi” sebagai upaya untuk meningkat- perusahaan, yang dirancang untuk menye-
kan pelayanan dan produk pada bank ber- diakan jaminan yang layak untuk mencapai
sangkutan. Sebagai contoh adalah penerapan tujuan efektivitas dan efisiensi operasi,
ATM setor tarik tunai pertama di Indonesia keandalan pelaporan keuangan, dan kepatu-
yang dilakukan oleh Bank BCA pada tahun han terhadap regulasi. Terkait penggunaan
2013. Walaupun BCA mengklaim hal terse- teknologi informasi pada bank, pengendalian
but sebagai suatu inovasi, namun di kawasan intern sangat diperlukan karena pengendalian
Asia ATM setor tarik bukan hal baru. ATM intern yang efektif dapat memitigasi risiko
dalam proses TI. Akbari (2012) menyatakan
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 41
fikan untuk pengadaan infrastruktur Sung 2005; Shah dan Clarke 2009). Namun
pendukung yang diperlukan (Kondabagil selain berbagai kemudahan yang diberikan
2007). Semakin tinggi jumlah jenis adopsi dengan adanya fasilitas e-banking, peng-
inovasi teknologi e-banking, semakin besar gunaan e-banking juga rentan terhadap tran-
investasi dalam TI dan semakin tinggi risiko saksi bermasalah dan pembobolan dana nasa-
yang dihadapi oleh bank. Penelitian sebe- bah, antara lain lewat transaksi internet bank-
lumnya membuktikan bahwa adopsi inovasi ing. Aspek e-banking dapat memunculkan
teknologi dalam e-banking, antara lain tantangan besar terhadap proses manajemen
internet banking, dapat memberikan dampak risiko tradisional (Basel 2001). Untuk
negatif pada kinerja bank terkait ROA pada mengatasi hal tersebut, bank memerlukan
awal adopsi (1-2 tahun adopsi), sedangkan suatu mekanisme yang dapat mengamankan
pengaruh positif adopsi e-banking terjadi aset nasabah dan bank. Basel (2001) menya-
setelah dua tahun adopsi (Delgado et al. takan bahwa dalam rangka mengelola risiko
2007; Hernando dan Nieto 2007; Oyewole et terkait e-banking, pengawasan manajemen
al. 2013). Begitu pun pengaruh adopsi ino- yang ketat sangat penting dalam menghadir-
vasi teknologi e-banking terhadap kinerja kan pengendalian internal yang efektif atas
operasional terkait efisiensi, dampaknya kegiatan e-banking. Pengendalian intern san-
tidak langsung dirasakan pada tahun pertama gat memengaruhi operasional pelaksanaan e-
adopsi. Hernando dan Nieto (2007) menun- banking pada bank (Akbari 2012). Pengen-
jukkan bahwa terjadi penurunan biaya secara dalian intern pada internet banking amat rel-
bertahap, terkait biaya overhead dan biaya evan dengan menciptakan kepercayaan ting-
pegawai sebagai akibat adanya adopsi inter- kat tinggi, seperti keamanan, privasi, dan ma-
net banking yang dikaitkan dengan keun- salah risiko lainnya (Huang et al. 2011).
tungan bank yang lebih baik setelah satu Keberadaan pengendalian intern pada bank
setengah tahun adopsi. Berdasarkan penjela- merupakan salah satu solusi yang dapat
san dan hasil dari beberapa penelitian di atas, digunakan untuk mengevaluasi dan mengel-
penulis mengambil hipotesis berikut: ola risiko, meningkatkan efektivitas kinerja,
dan mencapai tujuan bisnis (Nguyen 2016).
H1a: Jumlah adopsi inovasi teknologi Asiligwa dan Rennox (2017) menemukan
e-banking berpengaruh negatif bukti bahwa efektivitas pengendalian intern
terhadap kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja bank di
(ROA). Kenya. Berdasarkan penjelasan dan hasil dari
H1b: Jumlah adopsi inovasi teknologi beberapa penelitian di atas, penulis mengam-
e-banking berpengaruh positif bil hipotesis berikut:
terhadap kinerja operasional
(BOPO). H2a: Pengendalian intern memper-
lemah pengaruh negatif jumlah
Adopsi Inovasi Teknologi e-Banking, adopsi inovasi teknologi e-bank-
Kinerja dan Pengendalian Intern pada ing terhadap kinerja keu-angan
Bank (ROA).
Adopsi inovasi teknologi e-banking H2b: Pengendalian intern memper-
pada bank antara lain bertujuan untuk mem- lemah pengaruh positif jumlah
berikan pilihan layanan dan kenyamanan adopsi inovasi teknologi e-bank-
bagi nasabah, ekspansi bisnis, dan mening- ing terhadap kinerja operasional
katkan pendapatan (Simpson 2002; Lin dan (BOPO).
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 43
Hal tersebut dibuktikan pada Oktober tahun laporan keuangan, terdapat data yang diper-
2008 bank besar BUMN, antara lain Bank lukan untuk memeroleh informasi terkait
Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, dan PT adopsi e-banking dan kinerja bank. Terdapat
Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta pula informasi mengenai peringkat hasil self-
bantuan likuiditas dari Pemerintah masing- assesment atas penerapan manajemen risiko
masing sebesar Rp 5 triliun. Selain itu, bank- dan pengendalian intern pada laporan ta-
bank menengah dan kecil mengalami penu- hunan dan laporan tata kelola bank umum.
runan dana simpanan masyarakat (BI 2010). Berdasarkan hasil seleksi sampel di-
Berdasarkan data yang bersumber dari kajian peroleh data panel yang tidak seimbang (un-
stabilitas keuangan (BI 2010; 2011), dampak balanced panel) yang terdiri dari 47 bank
negatif krisis keuangan global pada perban- dengan observasi sebanyak 229. Data tidak
kan terjadi pada tahun 2008-2009. Namun seimbang tersebut disebabkan dari sampel 47
pada tahun 2010, kinerja bank mulai menun- bank terdapat beberapa bank yang hanya
jukkan perbaikan, terutama pada paruh kedua mengungkapkan hasil self-assessment atas
tahun 2010. Data pada penelitian juga tidak penerapan manajemen risiko dan pengen-
memasukkan bank umum syariah karena da- dalian intern pada beberapa tahun saja. Ada-
lam penilaian self-assessment pada bank sya- pun prosedur pemilihan sampel dapat dilihat
riah (PBI Nomor 11/33/2009), dari 11 aspek pada Tabel 1.
penilaian GCG tidak terdapat penilaian Pada penelitian ini komponen variabel
komponen mengenai penerapan manajemen dependen terdiri dari dua aspek, yaitu kinerja
risiko dan pengendalian intern, tidak se- keuangan dan kinerja operasional. Adapun
bagaimana pada 11 aspek penilaian GCG variabel independennya berupa jumlah
pada bank umum konvensional (PBI Nomor adopsi inovasi teknologi e-banking, sedang-
8/14/PBI/2006: SE BI No/15/15/-DPNP/ kan variabel moderasinya adalah efektivitas
2013). Literatur sebelumnya, antara lain pengendalian intern. Variabel kontrol yang
Hernando dan Nieto (2007); Malhotra et al. digunakan terdiri dari ukuran perusahaan,
(2009); Oyewole et al (2013), juga terdaftar tidaknya bank pada Bursa Efek
menggunakan data bank umum untuk melihat Indonesia (BEI), aspek kepemilikan bank,
pengaruh adopsi e-banking terhadap kinerja. serta usia bank.
Penentuan sampel dalam penelitian ini Sebagaimana penelitian sebelumnya
dilakukan dengan menggunakan metode pur- yang terkait dengan pengaruh adopsi
posive sampling, yaitu pengambilan sampel teknologi terhadap kinerja (antara lain:
yang dilakukan sesuai dengan kriteria sampel Hernando dan Nieto 2007; Malhotra et al.
yang dikehendaki. Adapun kriteria yang 2009; Akhisar et al. 2015; Sujud dan
digunakan untuk menentukan sampel adalah Hashem, 2017), kinerja bank yang merupa-
seluruh bank umun, terkecuali bank umum kan variabel dependen dalam penelitian ini
syariah, yang terdaftar pada Bank Indonesia menggunakan dua ukuran kinerja, yakni
periode 2010 dan tetap terdaftar hingga tahun kinerja keuangan dan kinerja operasional.
2016. Di samping itu, bank umum itu me- Kinerja keuangan dilihat dari sisi profitabili-
masuki segmen bisnis retail maupun korpo- tas yang diukur dengan menggunakan pen-
rasi, telah menerbitkan dan mempub- dekatan rasio, yaitu ROA yang diperoleh dari
likasikan laporan tahunan dan laporan laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata
keuangan tahun 2010 hingga tahun 2016. total aset. Adapun kinerja operasional yang
Pada laporan tahunan, situs bank, laporan tata melihat dari sisi efisiensi diukur dengan
kelola bank ataupun news release dan menggunakan rasio beban operasional ter-
hadap pendapatan operasional (BOPO) yang
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 45
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
komputer untuk mengelola akun atau pem- mampu mencapai pengurangan biaya karena
bukuan perusahaan. adanya skala ekonomi. De Andres dan Val-
Selanjutnya, ukuran gabungan dibuat lelado (2008) mengemukakan bahwa walau-
dengan merangkum jawaban "ya" pada pun bank-bank besar menyajikan biaya yang
delapan item untuk menghasilkan skala, lebih rendah dan kekuatan pasar yang lebih
mulai dari 1 hingga 8, dengan nilai satu men- tinggi, pertumbuhan yang lebih merupakan
jadi tingkat adopsi paling sedikit dan delapan faktor utama dalam menentukan profitabili-
menjadi tingkat adopsi terkuat. Adapun pada tas.
penelitian ini informasi jumlah adopsi ino- Adapun LIST menunjukkan bank ter-
vasi teknologi e-banking, diperoleh dari daftar atau tidak pada BEI. Sebagaimana
pengungkapan dalam laporan tahunan yang penelitian Setiyono dan Tarazi (2014) dan
dipublikasikan oleh bank mengenai jenis Liang et al. (2013), diberikan nilai 1 apabila
layanan e-banking yang ditawarkan. bank tersebut terdaftar (listed) di BEI dan 0
Berikutnya, dibuatkan daftar periksa (check- lainnya. Sebuah bank yang tercatat di bursa
list) ketersediaan layanan e-banking yang efek diperkirakan akan lebih banyak dipantau
ditawarkan oleh bank. Apabila bank menga- dan tunduk pada disiplin pasar yang lebih
dopsi seluruh layanan e-banking (1. ATM; 2. kuat yang mengarah pada kinerja yang lebih
EDC; 3. SMS banking; 4. internet banking,; baik.
5. mobile banking; 6. phone banking; 7. Selanjutnya, GOV menunjukkan jenis
credit/debit card dan 8. video banking), maka kepemilikan bank; dummy 1 apabila bank ter-
skor adopsi memeroleh nilai maksimal, yakni sebut milik pemerintah dan 0 lainnya. Ada-
delapan. pun BPD adalah dummy 1 apabila milik
Efektivitas pengendalian intern yang pemerintah daerah dan 0 lainnya (Shuying et
merupakan variabel moderasi dalam pene- al. 2017). Menurut Li dan Simerly (1998),
litian ini diukur dengan menggunakan nilai struktur kepemilikan bank memengaruhi
pengendalian intern yang diperoleh dari pe- tingkat pengawasan manajer dalam upaya
ringkat nilai hasil self-assessment yang dila- untuk meningkatkan kinerja bank. Terakhir,
kukan oleh bank terkait penerapan mana- AGE menunjukkan umur bank dari mulai
jemen risiko dan pengendalian intern. Hasil tahun didirikannya bank tersebut. Semakin
self-assesment tersebut telah dilaporkan dan tinggi usia perusahaan, semakin tinggi ke-
telah dinilai oleh OJK sebagai regulator. mampuan belajar perusahaan untuk
Nilai 5 (sangat baik) apabila hasil penilaian melakukan sesuatu agar menjadi lebih baik
kurang dari 1,5, nilai 4 (baik) apabila hasil (Rossi 2016).
penilaian antara 1,5 hingga 2,5; nilai 3 (cukup Berdasarkan pada rerangka konseptual
baik) apabila hasil penilaian antara 2,5 dan penjelasan variabel di atas, model
hingga 3,5; nilai 2 (kurang baik) apabila hasil penelitian yang digunakan untuk pengujian
penilaian antara 3,5 hingga 4,5 dan nilai 1 hipotesis dalam penelitian ini sebagaimana
(tidak baik) apabila hasilnya antara 4,5 ditunjukkan pada model persamaan 1 dan 2
hingga 5. mengacu pada model penelitian Abba dan
Variabel kontrol dalam penelitian ini Kakanda (2017); Tarus dan Aime (2015), dan
berupa ukuran bank (SIZE), status bank, konsep moderasi Baron dan Kenny (1986).
kepemilikan bank, dan umur bank. Ukuran
bank pada penelitian ini diperoleh dari log Model 1 pada penelitian untuk menguji
natural total asset (Oyewole et al. 2013). hipotesis 1a dan 1b:
Ukuran bank dapat dikaitkan dengan kinerja
bank karena bank yang lebih besar mungkin
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 47
Tabel 2
Statistik Deskriptif Keseluruhan Observasi
Tabel 3
Korelasi Variabel
No Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 ROA 1,00
2 BOPO -0,93*** 1,00
3 Adop_E- -0,16** 0,09 1,00
banking
4 IC_PER 0,37*** -0,39*** 0,22*** 1,00
5 SIZE 0,19** -0,26*** 0,59*** 0,40**** 1,00
6 LIST -0,23*** 0,24*** 0,69*** 0,18** 0,39*** 1,00
7 GOV 0,15** -0,18** 0,26*** 0,17** 0,49*** 0,19** 1,00
8 BPD 0,20** -0,16* -0,46*** -0,13** -0,25*** -0,59*** -0,18** 1,00
9 AGE 0,20** -0,18** 0,03 0,17** 0,35*** -0,00 0,19** -0,03 1,00
* p<0.1, ** p<0.05, *** p<0.001
Sumber data : Data sekunder yang diolah
Risiko yang dirasakan (perceived risk) me- banking*IC_PER terhadap ROA adalah
miliki dampak yang kuat pada sikap 0,002 dengan p value 0,024 (p value < 0,05)
pelanggan, yang pada gilirannya memenga- dengan R2 sebesar 32,15%. Adapun nilai
ruhi niat pelanggan untuk menggunakan koefisien variabel Adop_E-banking terhadap
layanan perbankan elektronik (Al-smadi kinerja (BOPO) sebesar 0,106 dan p value
2012; Kusumaningtyas dan Rahajeng 2017). 0,001 (p value <0,01), dan nilai koefisien
Temuan model 1 yang menunjukkan variabel Adop_E-banking*IC_PER terhadap
adanya pengaruh negatif Adop_E-banking BOPO sebesar -0,023 dengan p value 0,005
terhadap kinerja diperkuat oleh pengujian (p value < 0,01) dengan R2sebesar 34,94%.
tambahan dengan menggunakan variabel Dengan demikian, dapat disimpulkan hasil
dummy jangka waktu adopsi sebagaimana moderasi telah memenuhi konsep moderasi
penelitian sebelumnya (Hernando dan Nieto sebagaimana yang dijelaskan oleh Baron dan
2007; Oyewole et al. 2013; Siddik et al. 2016) Kenny (1986). Hasil regresi model 2 menun-
yang dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan jukkan adanya peningkatan pada R2 diban-
tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil dingkan model 1, dan hasil regresi interaksi
pengaruh adopsi inovasi teknologi e-banking variabel Adop_E-banking dan IC_PER
dengan sampel bank umum di Indonesia menunjukkan hasil signifikan yang berarti
masih terus berpengaruh secara negatif ter- hipotesis H2a dan H2b diterima. Jadi,
hadap ROA, sampai dengan lebih dari tiga ta- efektivitas pengendalian intern memoderasi
hun adopsi. Hasil temuan berbeda dengan pengaruh adopsi inovasi teknologi e-banking
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh terhadap kinerja sebagaimana yang diharap-
Oyewole et al. (2013) dan Siddik et al. (2016) kan pada hipotesis H2a dan H2b pada
yang menemukan bukti bahwa adopsi e- penelitian ini. Oleh karenanya efektivitas
banking mulai memberikan kontribusi positif pengendalian intern dapat menurunkan
terhadap kinerja bank (ROA dan NIM) sete- dampak negatif adopsi inovasi teknologi e-
lah dua tahun adopsi, sedangkan Hernando banking terhadap kinerja. Begitupun hasil
dan Nieto (2007) menunjukkan bahwa terjadi regresi model 2 pada Tabel 4 menunjukkan
penurunan biaya secara bertahap, terkait variabel efektivitas pengendalian intern
biaya overhead dan tenaga kerja sebagai (IC_PER) memiliki koefisien positif dan
akibat adanya adopsi internet banking yang signifikan terhadap ROA, koefisien negatif
dikaitkan dengan keuntungan bank yang dan signifikan terhadap BOPO. Hal tersebut
lebih baik setelah satu setengah tahun adopsi. menunjukkan selain berperan sebagai vari-
Untuk melihat apakah efektivitas abel moderasi, pengendalian intern berpe-
pengendalian intern (IC_PER) memperlemah ngaruh secara langsung dalam meningkatkan
pengaruh negatif adopsi inovasi teknologi e- kinerja bank.
banking (Adop_E-banking) terhadap kinerja Temuan penelitian ini mendukung
ROA dan pengaruh positif terhadap kinerja penelitian sebelumnya yang menemukan
BOPO, dilakukan pengujian atas hipotesis bukti efektivitas pengendalian intern ber-
H2a dan H2b. Dalam Model 2 pada Tabel 4, pengaruh positif terhadap kinerja (Asiligwa
ketika interaksi antara Adop_E-banking dan dan Rennox 2017). Hal ini dapat terjadi ka-
IC_PER (Adop_E-banking*IC_PER) di- rena dengan pengendalian intern yang efektif
masukkan dalam persamaan, hasil regresi diharapkan penerapan e-banking pada bank
menunjukkan nilai koefisien variabel dapat sesuai tujuan, sehingga akan berdam-
Adop_E-banking terhadap kinerja (ROA) pak pada peningkatan kinerja bank. Mening-
sebesar -0,010 dan p value 0,004 (p value < katnya jumlah adopsi inovasi teknologi e-
0,01), dan nilai koefisien variabel Adop_E- banking memperbesar peluang bank untuk
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 51
menyediakan berbagai layanan dan kemu- prinsip umum sebagaimana diatur dalam
dahan bertransaksi di era digital. Namun ketentuan mengenai pedoman standar sistem
demikian, di sisi lain semakin besar peluang pengendalian intern. Dengan demikian,
bertambahnya risiko operasional yang temuan penelitian ini juga mendukung regu-
dihadapi bank. Tetapi dengan adanya efek- lator dalam mewajibkan bank untuk mema-
tivitas pengendalian internal yang dirumus- tuhi aturan terkait pedoman standar sistem
kan dengan tepat dan diimplementasikan pengendalian intern bagi bank umum,
dengan baik, dapat memiliki dampak signi- sebagaimana diatur dalam lampiran Surat
fikan dalam memitigasi risiko yang muncul Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
akibat adopsi e-banking oleh bank. 35/SEOJK.03/2017.
Temuan penelitian ini membuktikan
bahwa keberadaan pengendalian intern pada PENGUJIAN TAMBAHAN
bank merupakan salah satu solusi yang dapat
Pengujian tambahan dilakukan untuk
digunakan untuk meminimalkan risiko, me-
mengetahui apakah ada pengaruh adopsi
ningkatkan efektivitas, dan mencapai tujuan
inovasi e-banking dengan menggunakan uku-
bisnis sebagaimana dinyatakan oleh Nguyen
ran dummy, nilai 1 jika terdapat adopsi ino-
(2016). Oleh karenanya ketika suatu bank
vasi teknologi e-banking dalam bentuk
menerapkan sistem pengendalian intern yang
penerapan internet banking dan mobile
efektif, maka akan lebih memberikan keya-
banking selain ATM, kartu (card), dan
kinan kepada nasabah untuk melakukan
sebagainya (MULTICHANNEL) (EBANK)
transaksi e-banking. Hal tersebut dapat ber-
seperti yang terdapat pada penelitian sebe-
dampak pada peningkatan nasabah yang
lumnya (Hernando dan Nieto 2007; Malhotra
menggunakan e-banking, sehingga pada
et al. 2009; Al-Smadi dan Al-Wabel 2011;
akhirnya akan meningkatkan kinerja pada
Onay et al. 2011; Oyewole et al. 2013; Siddik
bank. Pengendalian intern pada layanan in-
et al. 2016). Di samping itu, pengujian tam-
ternet banking sangat konsisten dengan
bahan dilakukan pula untuk mengetahui
faktor kepercayaan tingkat tinggi, seperti
jangka waktu adopsi terhadap kinerja (ROA
keamanan, privasi, dan masalah risiko
dan BOPO), sedangkan untuk penguku-
lainnya (Huang et al. 2011). Oleh karena itu,
rannya mengacu pada model Hernando dan
temuan penelitian ini berkontribusi terhadap
Nieto (2007) dan Onay et al. (2008), yaitu
regulator dengan memberikan bukti secara
menggunakan variabel dummy, EBANKJ:
empiris mengenai pentingnya pengendalian
nilai satu (1) jika bank telah memperkenalkan
intern dalam penerapan manajemen risiko da-
e-banking pada tahun tertentu t; Jika tidak
lam penggunaan TI. Dengan demikian, men-
maka diberikan nilai nol (0). EBANKJ dalam
dukung pelaksanaan regulasi yang mewa-
penelitian Siddik et al. (2016) terdiri dari
jibkan bank untuk menerapkan manajemen
EBANK1, EBANK2, dan EBANK3. Coeffi-
risiko dalam penggunaan TI oleh bank umum
cient dari EBANK1, EBANK2, dan EBANK3
sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
akan menjelaskan dampak e-banking ter-
Jasa Keuangan Nomor 38/POJK.03/2016 dan
hadap kinerja bank. EBANK1: bank telah
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
mengadopsi e-banking jangka waktu 1 tahun,
21/SEOJK.03/2017, yang dinyatakan secara
EBANK2 bank telah mengadopsi e-banking
eksplisit pada Pasal 17, yaitu “Bank wajib
jangka waktu 2 tahun; EBANK3 bank telah
menerapkan sistem pengendalian intern
mengadopsi e-banking jangka waktu 3 tahun;
terhadap seluruh aspek penggunaan tekno-
EBANK4 bank telah mengadopsi e-banking
logi informasi". Dalam melaksanakan sistem
jangka waktu 4 tahun atau lebih. Sampel
pengendalian intern TI, bank mengacu pada
penelitian pada pengujian tambahan ini
52 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60
Tabel 4
Hasil Regresi Model 1 dan 2 (Hipotesis 1a, 1b, 2a dan 2b)
penelitian pada pengujian tambahan ini terhadap ROA dan pengaruh positif terhadap
menggunakan data panel yang seimbang BOPO.
(balanced panel) yang terdiri dari 54 bank Pengujian tambahan berikutnya
dengan observasi sebanyak 324. dilakukan untuk mengetahui apakah ada
Berdasarkan Tabel 5, hasil analisis pengaruh jangka waktu adopsi inovasi e-
regresi model 3 menunjukkan bahwa variabel banking dengan menggunakan variabel
dummy adopsi inovasi teknologi e-banking dummy terhadap kinerja. Hasil investigasi
(MULTICHANNEL) (EBANK) memiliki model 4 (Tabel 5) menunjukkan nilai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap koefisien variabel EBANK4 dan kinerja
kinerja (ROA). Nilai koefisien EBANK (ROA) sebesar -0,016 dan p value 0,000 (p
terhadap ROA adalah -0,006 dan nilai p value value < 0,01), sedangkan nilai koefisien var-
0,018 (nilai p <0,05). Adapun nilai koefisien iabel EBANK4 terhadap BOPO sebesar
variabel EBANK terhadap BOPO sebesar 0,159 dengan p value 0,000 (p value < 0,01).
0,057 dengan p value 0,031 (p value < 0,05). Pengaruh signifikan EBANK4 dengan arah
Hasil penelitian mendukung penelitian negatif terhadap ROA menunjukkan bahwa
sebelumnya yang dilakukan oleh Al-Smadi sampai dengan jangka waktu lebih dari tiga
dan Al-Wabel (2011), yang menunjukkan tahun penerapan e-banking masih berdampak
adanya pengaruh negatif bank yang mene- pada menurunnya kinerja keuangan bank
rapkan multichannel terhadap kinerja. Hasil (ROA). Begitu pun pengaruh signifikan
pengujian tambahan dengan variabel dummy EBANK4 dengan arah positif terhadap
mendukung hasil regresi dalam model 1 kinerja operasional bank (BOPO) menunjuk-
(Tabel 4) bahwa adanya pengaruh negatif kan bahwa penerapan adopsi multichannel
jumlah adopsi inovasi teknologi e-banking jangka waktu lebih dari tiga tahun masih
berdampak pada menurunnya kinerja
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60 53
Tabel 5
Hasil Regresi Model 3 dan 4 (Pengujian Tambahan)
operasional bank (BOPO). Hasil penelitian pemanfaatannya oleh nasabah bank. (ii)
ini berbeda dengan hasil penelitian sebe- efektivitas pengendalian intern berpengaruh
lumnya yang dilakukan oleh Oyewole et al. terhadap peningkatan kinerja keuangan dan
(2013) dan Siddik et al. (2016) yang kinerja operasional bank (iii) efektivitas
menemukan bukti bahwa adopsi e-banking pengendalian intern memperlemah pengaruh
mulai memberikan kontribusi positif ter- negatif adopsi inovasi teknologi e-banking
hadap kinerja bank (ROA dan NIM) setelah terhadap kinerja keuangan dan kinerja opera-
dua tahun adopsi, sedangkan Hernando dan sional. Pengendalian intern yang efektif pada
Nieto (2007) menunjukkan bahwa terjadi bank akan dapat memitigasi risiko, dan dapat
penurunan biaya secara bertahap, terkait memberikan keyakinan kepada nasabah
biaya overhead dan tenaga kerja sebagai aki- untuk menggunakan transaksi e-banking. Hal
bat adanya adopsi internet banking yang tersebut akan berdampak pada peningkatan
dikaitkan dengan keuntungan bank yang nasabah yang menggunakan e-banking yang
lebih baik setelah satu setengah tahun adopsi. pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
Kondisi tersebut dapat terjadi dengan sampel pada bank.
pada bank umum di Indonesia pada periode Hasil penelitian ini memiliki beberapa
penelitian, dapat dimungkinkan karena implikasi. Bagi perusahaan dalam hal ini
peningkatan jumlah bank yang menyediakan bank, temuan penelitian ini dapat mem-
layanan e-banking tidak didukung oleh berikan pemahaman bahwa pengaruh positif
peningkatan nasabah yang memahami e- adopsi e-banking terhadap kinerja bank akan
banking. Oleh karena itu, masih sangat diper- sangat tergantung pada pertumbuhan dalam
lukan upaya bank umum di Indonesia untuk penggunaan e-banking oleh nasabah. Oleh
melakukan literasi keuangan dalam rangka karena itu, bank harus terus berupaya untuk
meningkatkan pemahaman nasabah serta mempromosikan layanan e-banking kepada
mendukung kebijakan pemerintah dalam me- nasabah, mengembangkan kebijakan pema-
realisasikan pencapaian strategi nasional saran yang mendorong pelanggan untuk
keuangan inklusif (SNKI) (PP RI Nomor menggunakan layanan e-banking, dan mem-
82/2016). berikan keyakinan nasabah akan keamanan
dalam penggunaan layanan e-banking.
SIMPULAN Selama hal tersebut tidak dilakukan, maka
adopsi inovasi e-banking akan berdampak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji
negatif pada kinerja bank. Di samping itu,
pengaruh adopsi inovasi teknologi e-banking
penelitian ini dapat memberikan pemahaman
terhadap kinerja, dengan efektivitas pengen-
kepada perusahaan terkait pentingnya efek-
dalian intern sebagai variabel moderasi. Hasil
tivitas pengendalian intern pada bank, untuk
penelitian menunjukkan bahwa: (i) adopsi
mendukung keberhasilan perbankan digital.
inovasi teknologi e-banking berpengaruh
Adanya penerapan pengendalian intern yang
terhadap penurunan kinerja bank, baik
efektif terbukti dapat menurunkan efek
kinerja keuangan maupun kinerja opera-
negatif yang timbul akibat adanya adopsi ino-
sional. Dampak penurunan tersebut masih
vasi teknologi e-banking.
terjadi sampai dengan setelah tiga tahun
Selanjutnya, bagi regulator, penelitian
adopsi. Temuan tersebut memberikan suatu
ini dapat memberikan masukan sebagai ba-
pemahaman bahwa, walaupun secara konsep
han evaluasi terkait penerapan manajemen
adopsi inovasi teknologi e-banking akan
risiko dalam penggunaan TI oleh bank umum
meningkatkan kinerja pada bank. Namun
(POJK No. 38/POJK.03/2016 dan Surat
dampak terhadap peningkatan kinerja bank,
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.21/SE
akan sangat tergantung dari penggunaan atau
60 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2019, Vol. 16, No. 1, hal 35-60