You are on page 1of 9
Obata ‘tabbed caval yay ban sea. rovnplagenn katen mah 2 Plakiplegtags oi Saas ty ee Cha» Bagna hutggan antrepan clon ara peagnae Heaton Koma fos atu Liat ag bat area playnon kerbton ha eit cp pol itu Kecpatan datan menenina obit - ean yyy deta not pglan Il he 4inggi kepada unit peagelola Mibewohyye —__ eee es —_ Dipustermas Pacaman data peagetahan bat j3dak mamperkitung kan stek eptinam yang ___maagakibotkan ketenediann bat & pustemas ada.y neg bela dan ede oes foreeg + % = langqnpes -_ ue Daan pnge ola ebat io Ghat sta rampant fag lan tot ssreeges 3 hat “yong mangakbaton Ketecrecan het Bipuskermas dleygg berteih den ade yong Kerang « ef B xebableag tidak ostanya kertuaian jaickval penwimagn obat |. Pay inpanan bak NT Bh v urs ator peagimpanan x Pea atuan iste peat sande hase Snosage rae CPO 2 pero) 4 FIFO ne bat dating pertame ka hans & felcrarkos frlebih dokale oles chat yang ie olny SER Oe rai “FEED se Obet yong lth eval kedekersn haan dikalackat [ehh aula dar Dbat yay kadatuwarse “Fabien mpanon Hang meng ababattan chet aerak, Park ermas Yang belum meni, GA Dipindsi dengan CamScanner Surat Sains Barmast & Kliats, 361), 35-4 ferme Sete armas Hin homepage: hip // Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman Kersunde Drug Managemest, Health Centers, Eealeston, Kata Kunci Pengeiolaan Obst. PENDAHULUAN (Drugs Management Evaluation at Community Health Centers in Pariaman City, Indonesia) Syukriati Chaira", Erizal Zaini’, Trisfa Augia’ "Kalalte: Bermant Univrstas dmdale Padang Susation Burst "Dimes Kewhatow Kota Portman Sumter Barat ABSTRACT: Dmg Management at health centers me ob wll, cum exellent drugs management will ours the vontonnty of slabity amd affrdabalty of droge that are effin, efetion an rabvmal ‘Tihs staty aims to determine drs managemant a scen commancty helt craters 1 Pariaman, based incdicahas of srs management sipalatad by Ministry Heath of Repablc tndunesia. This riscarch i decriptorevataaton, with ymuntative and gusitatoe methods, axing retreapection dats 0 9 amd 2014 The remits shed thal stability of deme prevaded by DOEN 04 70%-78.1%, acnraey of deg demand, 22N%24 AT, acansey of rag dvtrbwton ON ~35.50% percentage of drag that ary nat prescribed LOOP 99. WI, prctage of rosrshing gener: drmge 97 97% 1M, percembage differences ‘m rorng of stk cad wath ammount of pysicel drag, 107% 13.13% ot cat comtned that rags smomagemeat at health centers i Param 0 at gmc becom its mt accordance vith talobed saaedards ANSTHUAN Pengelolagn obat ch pushesmas prety dhlakukan dengan haik, Karena pengelolaan obet yang baik akan menjamin belangoungan betersdian dan beterjangauan pelayanan chat yang, “eGuen,efektf dan rajonal, Proritsan ior bertayean nth morngetabun pengelelaan oat paula ‘jah peskeamas di kota Pariaman, berdatarkan indikator pengeloiaan chat yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI. Penelitisn ici adalah penelitin deakripti-evalustf, dengan metode Iuamtitati dan hualitatiC menguunakan data retroapebtif tahun 2013 can 2014, Has penelitinn menunjublian: bahwa hesesusian jenis olat yang tersedia dengan DOEN | 68:70N-TA.51%, Aetepatan permintaun olat £28%-24.47%, hetepatan distrital obat, 40%-35.30%, persentane bat yang tidak diresephan, 5O0%-23.00%, perseniawe peresepan obat generih 9727107, perentase perbedaan pencatatan hartu stok dengan jumlah fink obat, 007%-15.157, maka dapat Aissrpthare hw a perngellaae ola pda punkesenay os hota Parmar belurs bah, karen lela ses dengan stanular yang ditetaphan. hesehatan, karena tervedia atau tidaknya obat di sarana pelayanan keschatan akan memberikan Obat_merupakan suatu komponen esensial yang harus tersedia di sarana pelayanan kesehatan termasuk puskesmas, obat_merupakan bagian ubungan antara pasien dan sarana_pelayanan dampak positif atau negatif terhadap mutu pelayanan Anggaran obat merupakan anggaran terbesar dari angyaran keschatan Pada negara maj mencapai 10 sampai 20 persen dari anggaran SCorespendng Author Soatratt Ohare (tataan {aman Uareatas "Anda, Padang, Senate et) cml mdrarterrcabeoe Aerie ery ecated eb 2016 ibd 01 Now 3916 Accepted: wate 2016 Arab eal 35 Dec 016 Dipnda dengan ComScanner Exaleas Pengulolnan Obat Pula Pashesmas di ata Parma hesehatan, xedanghan untuk negara berkembang, mencapai sepertiga sampai dua pertiga dari total angyaran kesehatan (17. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Sumatera Barat menyatakan bahwa penetapan anggaran biaya obat semua kabupaten/kota terlalu tinggi, babkan bisa mencapai 219 % lebih tinggi dari biaya rill perkunjungan meskipun ada naik turunnya. Hal ini Karena persentase penggunaan obat terus menurun ©: Pada tahun 2013 dan tahun 2014 obat yang. tersedia pada tujuh puskesmas di kota Pariaman ada yang kurang dan ada yang berlebih juga terdapat obat yang rusak dan kadaluarsa, selama pernah dilakukan evaluasi terhadap pengelolaan obat di puskesmas, karena mengingat pentingnya pengelolaan obat untuk meningkathan mutu pelayanan di puskesmas maka perlu dilskukan evaluasi pengelolaan obat mulai dari perencanaan, belurn permintaan, penerimaan, —_penyimpanan, Penggunaan, pendistribusian, peneatatan dan pelaporan, dan hasil evaluasi ini nantinya dapat ijadikun sebaygai dasar evaluasi pengelolaan obat pada masa yang akan datang METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Ponelitian Penelitian ini merupakan— penelitian deskriptifevaluatif dengan metode kuantitatif dan kualitatié, Data yang digunakan adalah data retrospektif tahun 2013 dan tahun 201+ dari data indikator petencanaan permintaan, penerimaan, penyimpanan, — pendlistribusian, serta pencatatan dan pelaporan. Dat iperoleh dari telaah dokumen LPLPO, kartu stok, luporan peresepan obat generik dan laporan obat ruiwak dan kadaluesa, Data kualitati diperoteh dari wawaneara dengan kepala gudang farmasi kota pariatman dan pengelola obat puskesimas Sormal Sime Farman 8 Khe Subjek Penelitian Dan Objek Penelitian Subjek dalam penetitian ini adalah dokumen pengelolaan obat, kepala gudang farmasi dan tujuh orang pengelola obat di masing-masing puskesmas di kota Pariaman. Objek dalam penelitian ini adalah kegiatan pengelolaan, (perencanaan, permintaan, Penerimaan, —penyimpanan —_pendistribusian, pengunaan serta pencatatan dan pelaporan obat) pada tujub puskesmas di kota Pariaman. Analisis Data Hasil Penelitian yang diperoleh di analisa secara deskriptifevaluatif, Data kualitatif yang diperoleh dari wawancara di kelompokkan sesuai dengan jenisnya disajikan dalam bentuk narasi dan data kuantitatif yang diperoleh dari telaah dokumen direkap kemucian i hitung nilai masing- masing indikatornys, selanjutnya dibandingkan dengan standar kepustakaan, kemudian disajikan dalam bentuk grafik HASIL_DAN DISKUSI 1 Perencanaan olat Perencanaan obat adalah suatu proses keygiatan seleksi obat untuk menentukn jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pushesmas [97 Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi perencanaan obat di pushermas adalah kesestiaian jenis obat yang tersedia dengan daftar obat esensial nasional (DOEN), yaitw merupakan kesestiaian antara total jenis obat yang tersedia yang termasuk dalam DOEN, dengan jenis obat yang tersedia di puskesmas C4. Obat exensial adalah obat terpilih yang paling dibutubkan untuk pelayanankesehatan mencakup upaya diagnosis profilaksix, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia di fasilitas eschatan sesuai dengan fungsi dan tinghatnya Pemilihan obat esensial telah mempertimbanghan manfaat dan resiko yang paling menguntungkan penderita, mutunya terjamin termasuk 36 Dipnda dengan ComScanner Eva Penvlolean Obst Pade Pesksmas oi Kate Parvaman | Chana bh dan biowvailabilitas, praktis dalam penyimpanan, Penganghutan, praktis dalam penggunaan, dan penyerahan divest dan favilitas kesehatan dan dari segi biaya cukup murah, disamping itu pemilihan obat exensial dapat _meningkatkan akses sertakerasionalan obat £5,0,7]. Tajuan indikator ini adalah untuk Mmengetahui tingkat penggunaan obat esensial i puskenmman Hasit dapat dilihat pada (Grafik 1), Menunjuklan bahwa penggunaan obat ‘esensial di puskesmas, masih di bawah standar in dengan tenaga, sarana yang ditetapkan yaitu 100 %, artinya dalam merencanakan kebutuhun obat puskesn sepenubaya berpedoman pada daftar obat esensial nasional Berdasarkan hasil tersehut dapat dilihat bahwa persentase kesesuaian obat yang tersedia dengan DOEN pada tahun 2013 lebih mendekati standar yang ditetapkan yaitu 100 %. bolum 2. Permintaan obat dan penerimaan obat adalah kegiatan yang, dlilakukan oleh pengelola obat puskesmas yang Permintaan obat 100 30 80 70 60 50 40 30 20 10 Persentase jas 7215 Grafik 1. Kesesuaian obat yang tersedia dengan DOEN pada puskesmas tabun 2013 dan tahun 2014. < o Grafik 2. Ketepatan permintaan obat puskesmas tahun 2013 dan tahun 2014, Snrmal Sains Farmans & Klin | Vol. 8 No 04 | Nwember 204 Dipindsi dengan Camscanner bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya Penerimasn adalah suatu kegiatan dalam menerima ‘obat-obatan yang diserahkaan olch unit pengelola lebih tinggi kepada unit pengelola di hawahnya Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi permintaan dan penerimaan obat adalah ketepatan permintaan obat yaitu jumlah obat yang di minta untuk satu periode distribusi ditamba sisa stok ditagi dengan total pemakaian obat perperiode distribusi, rentang tepat adalah 100-120. %, dengan pertimbangan penambahan buffer stok adalah sebanyak 20 %, Hayil rata -rata ketepatan permintaan obat puskesmas dapat dilihat pada (Grafik 2), Pada geafik 2 terlihat bahwa ketepatan permintaan obat seluruh Puskesmas jauh dibawah standar yang ditetapkan yaitu 100% [) Permasalahan ini terjadi dalam melakukun permintaan dalam setiap periode pengelola obat puskesmas tidak memperhitungkan stok optimum artinyapengelola obat tidak memperhitungkan waktw tunggu dan arena dlistribusi waktu kekosongan obat, hal ini mengakibathan ketersediaan obat di puskesmas ada yang berlebih dan ada yang kurang, 4. Penyimpanan Obat Penyimpanan obat adalah ru kegiatan pengamanan tethadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang). terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya terjamin Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi penyimpanan obat ini adalah indikator persentase jumolah obat yang rusak dan kadaluarsa. © penelitian dapat dilihat pada (Grafik 3). Menurut standar yang ditetapkan, jumlah obat yang rusak dan kadaluarsa adalah 0%, berarti tidak ada puskesmas yang sesuai dengan standar. Terjadinya bat rusak dan kadaluarsa bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kurangnya pengamatan mutu dalam penyimpanan. Pengaturan dalam penyimpanan obat harus disusun dengan sistem * Firat In First Out (FIFO)” untuk masing= masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan * First Expired First Out (FEFO) untuk masing-masing obat, artinya bat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa herus Berdasarkan persyaratan luas minimal gudang 3x 4m!, hanya dua puskesmas yang memenuhi Persentase 8 82013 204 Grafik 9, Persentase obat rusak dan kadaluarsa tahun 2013 dan tahun 201+ eral Sains Farms @ Klinis | Vol 04 No 08 | November 30165 Dipindsi dengan Camcanner Eoulaan Pengellaan Oba Pada Pesesmay di Kote Parsaman persyaratan, dan masih ada satu puskesmas yang, helum memiliki gudang penyimpanan obat yang terpinah dari ruangan pelayanan, lemari es untuk ‘menyimpan obat-obat tertentu juga belum tersedia. Scluin karena faktor penyimpanan, obat rusak dan kadlaluarsa jugs di sebabkan oleh kurang tepatnya perencanaan, permintaan dan pendistribusian, Pada tahun 2014 jumlah obat rasak dan kadaluarsa: meningkat pada 5 puskesmas, dan 2 puskesmas mengalami penurunan. Masalah ini terjadi karen ‘obat-obatan yang mendekati masa kadaluarsa pada tahun 20rd, pada tahun 2014 menjadi kudaluarsa. 4, Distribusi Obat Pendistribusian bat adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutahan sub unit pelayanan Kesehatan div puskesmas antara lain puskermas pembantu, polindes dan posyandy [5]. Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi distribusi obat di puskesmas adalah ketepatan distribusi obat,karena Kesesuaian jumlah jumlah obat yang di distribusikan oleh unit pelayanan kesehatan sangat penting artinya bagi terlaksananys pelayanan kexehatan yang bermuts 5) Perhitungan jumiah obat yangdi distribusikan harus mempethatikan stok optimum masing~ maxing obat di sub unit. Stok optimum adalah stoke | Chain db ideal yang harus tersedia di sub unit dalam setiap periode distribusi, Perhitungan stok optimum adalah jumlah pemakaian dalam satu periode ddistribusi ditambah dengan stok waktu kekosongan obat ditambah stok waktu tunggu ditambah stok pengaman, sedangkan perhitungan jumtah obat yang di distribusikan adalah stok optimum, dikurangi sisa stok. Hasil perhitungan ketepatan distribusi obat dapat di lihat pada (Grafik #), Pada grafth ini terlihat bahwa hetepatan distribusi belum sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 100 %. Permasalahan ini terjadi karena dalam melakukan pendistribusian pengelola obat puskesmas tidak memperhatikan stok optimum, pengelola obst hanya menambahkan 20 % dari total pemakaian untuk buffer stok, Pendistribusian obat yang tidak berdasarkan stok optimum menyebabkan kelebihan dan kekurangan obat di sub unit pelayanan keschatan, Kelebihan obat bixa mengakibat-kan tidak terpakainya obat sehingga berpotensi_ meningkatkan jumlah obat yang kadaluarsa, kekurangan obat akan menyebabkan terganggunya pelayanan. 5. Penggunaan Obat Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat adalah persentase obat yang tidak diresepkan dan persentase peresepan oseesessess Grofih 4 Ketepatan distribusi obat dari puskesmas ke sub unit tahun 2013 dan tahun 2014, dermal Sains Karmasé Klin | Vol. 4 Ne 08 | November 2016 Dipnda dengan ComScanner Ersaleast Pengiolaan Obat Pada Puskas di Kola Personas | has dl Grofit 5, Perventave obat yang tidak diresepkan pada puskesmas tahun 2013 Dan vous, Grafik 6 Perventase perexepan obat yenerik pada puskestnas tahun 2015 jan tahun 2014, um } 7 5 aa of Grafik 7. Persentase perbedaan pencatatan obat pada kartu stok dan jum fsik obat. bat generis diresephan adsl tetup dibandingkan dengan jumlah jenis obit yang tersedia, Berdasarkan penghitungan persentase obat yang tidak diresepkan dapat dilihat pada (Grafik 5).Hasil menunjukkan bahwa persentase obat yang tidak pernah diresepkan tidak sesuai Persentase obat yang tidak jumlah jenis obat dengan stok Sarnal Sains Farms & Klis | VoL 08 Na.o1 | November 2016 standar yang di tetaphan ada beborapa jenis obat yang tidak pornah terpakai terpakai dalam waktu satu tahun, karena.stok ‘obat tersebut tidak pernah berkurang, Beberapa jenis obat yang tidak terpakai diantaranya yaitu, Diazepam injeksi 5 mg/ml-2ml, Isosorbit Dinitrat 3 mg, Yodium Poviden 10 % 300 ml, Fenoksi Dipnda dengan ComScanner Exot Pengsllaan Obet Pad Pash li Bate Pariaman Metil Penisilin 250 mg dan Eugene! eairan, Pada 5 puskesmas terjadi peningkatan jumlah obat ‘yang tidak diresepkan, sedangkan 2 puskesmas mengalami penurunan, Adanya jenis obat yang tidak terpakai ini karena kurangnya komunikasi antara pengetel 7 penghitungan persentase peresepan obat sgenerike dapat dilthat pada (Grafik 6), Pada tahun 2013, persentase pererepan obat generik pada semua piskestuts suedah sesuai dengan standar yaitu 100, % sedangkan pada 2014 terjadi sedikit penurunan ‘Karena adanya permintaan obat non generik dari unit IGD, unit program, penulis resep, dan pasien. Obat ini diminta karena memang tidak tersedia produ yang generik seperti multivitamin untuk ‘anak, multivitamin untuk penderita TB, obat batule hombiny Tuk bake, Penggunaan obst generik merupakan suatu Kewajiban bagi xektor pelayanan kesehatan dasar milik pemerintsh, Standar pelayanan minimal (9), cobat dan pengguna obat. H. untuk bayi dan salf’ untuk perawatan, menetapkan bahwa penulisan resep obat sgenerik hharus 100 %, 7, Peneatatan Dan Pelaporan Ohat Pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangha penatalakanaan —obat-obatan —secara—_tertiby bik obat-obutan yang diterima, —disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmay dan unit pelayanan lainnya [ Tndikator yangdigunakan untuk menge pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas ‘ulaluh persentase perbedaan pencatatan obat pada kartu tok dan jumlah fisik obut [9,107 Hasil penghitungan indikator ini terlihat bahwa la 2 puskesmas yang pencapaiannya sudah itu 0%, puskesmas belum sensual standar. Indikator ini digunakan untuk tmenggambarkan —tingkat —ketepatan ssesuai standar sistem peneatatan sto yang mencerminkan keadaan nyata fisik obat. Pencatatan stok yang tidak akurat ‘akan menyebabkan kerancuan untuk melihat obat kurang atau berlebih Permasalahan ini terjadi karena pengelolala obst tidak Langsung mencatat pada saat penerimaan dan pengeluaran obat KESIMPULAN Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap pengelolaan obat pada 7 puskesmasdikota Pariaman dengan menggunakan indikator perencanaan, permintaan, —penerimaan, —_penyimpanan, pendistribusian, penggunaan serta pencatatan dan pelaporan, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan cobat pada puskestnas di hota Pariaman belum baik karena dari basil penghitungan, tidak sermus indikator mencapai hasil sesuai dengan standar ‘yang ditetaphan DAFTAR PUSTAKA, 1, Quick, 40, Hoperet HV, Rankin. LR. Dukes, MLN. Laing AR, Garrat, A. .Gonnor, RW. (1997), Manag Ory Supply (ede) Kumaran Press 2 Jonegh, M.& Hantayant RS. 2002) Ganberan into Evans Pengectasn Obst 6 20 Pastesmas Sumatera Bat Pustibang Stem Dan Kebjakan Kesehatan, Badan Libang ‘Kesehatan, Urveratan Sumatera Ura ‘3. Departmen Kesehatan, Fl (2004), Pedoman Pergecian Chat ‘bik Dan Perbatalan Kesaatan, 204, Jakarta, Ceparamen Kesehatan Pi 4 Departeran Kesehatan Ri, (2002) Pedomar Supers Dan Evia! Obst Putt Dan Perbekaian Kesehatan, 2002 Jakarta Departemen Kesenatar Ri 5. Kemantian Kesehatan Ri 011), Datar Obst Exons ‘Naser (DOEN), 2011, dara Keenan Resettan i. (6 Kementsan Kesetatan Rl (2013) Data Oba sensi Naina, (OOEN), 201, Jakarta, Kementran Kesehatan Fi ‘Peters, D. (2008), Drug Managemen Cycie, Batimore Maryland, Joh Hoptis. Uwersty. 1 Kementan Kesahatan Fb JICA 2010), Mater Pelathan Margjemen Ketemasan Di Pustesmas, 2010, Jatara Kamentian Kesehatan 3 . Depertemen Kesehatas Fi 2009), Stands Pelayanan Mesa ‘Bang Kesehatan Kabupaten tota, 2003 Jakarta, Depanemen Kesehatan PS 10, Departemen Kesehatan Ri (2008) Mater Pelathan Pergo (ObatDiKabpatehct, 2008, Departmen Kesehatan RL Jorma! Sains Farms 2 Klis | Fel 08 Na. | Necember 2016 Dipnda dengan ComScanner

You might also like