You are on page 1of 8

Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Sefadroksil dengan Metode Absorbansi

dan Luas Daerah di Bawah Kurva secara Spektrofotometri


Ultraviolet

Harrizul Rivai1*, Isnawati2, Sestry Misfadhila2


1*
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Kampus Limau Manih, Padang 25163; Email:
harrizul@phar.unand.ac.id dan harrizul@yahoo.co.id
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Jl. Tamansiswa No. 9, Padang 25138; Email:
isna22154@gmail.com

ABSTRACT

Research on the development and validation of cefadroxil capsule analysis methods has been done by
ultraviolet spectrophotometry. This research was conducted by measuring analytical solution with hydrochloric
acid (0.1 N HCl) as the selected solvent. The linearity of cefadroxil was shown at concentrations of 8 – 16
ppm with coefficient values on the absorbance method and the area under the curves 0.9999 and 0.9974
respectively. The determination of sample rate by using absorbance method and the area under the curve
respectively on generic cefadroxil capsule were 99.31 % and 98.11 % and cefadroxil capsule with Cefat
trademark were 101.38 % and 98.54 %. The average yield of percent recovery on generic cefadroxil capsule was
obtained by absorbance method and the area under the curve was 101.91 % and 98.63 % and cefadroxil capsule
with Cefat trademark were 99.88 % and 100.28 %. The result of this study indicate that the levels of cefadroxil
sample used in capsule preparation meet the requirement according to Indonesian Pharmacopoeia 5 th edition
2014 is 90 % - 120 %. From the data above that the absorbance method and the area under the curve is valid
method.

Keywords: Analytical Method, Cefadroxil, Area Under Curve, Ultraviolet Spectrophotometry

ABSTRAK

Penelitian tentang pengembangan dan validasi metode analisis kapsul sefadroksil telah dilakukan dengan
metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva secara spektrofotometri ultraviolet. Penelitian ini dilakukan
dengan pengukuran larutan analit dengan pelarut asam klorida (HCl 0,1 N) sebagai pelarut terbaik. Linearitas
sefadroksil ditunjukan pada konsentrasi 8 – 16 ppm dengan nilai koefisien korelasinya pada metode absorbansi
dan luas daerah di bawah kurva masing-masing 0,9999 dan 0,9974. Hasil dari pengujian kadar sampel dengan
menggunakan metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva masing-masing pada kapsul sefadroksil
generik yaitu 99,31 % dan 98,11 % dan kapsul sefadroksil dengan merek dagang Cefat yaitu 100,38 % dan
98,54%. Hasil rata-rata persen perolehan kembali pada kapsul sefadroksil generik diperoleh dengan metode
absorbansi dan luas daerah di bawah kuva berturut-turut adalah 101,91 % dan 98,63 % dan pada kapsul
sefadroksil dengan merek dagang Cefat adalah 99,88 % dan 100,28 %. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kadar sampel sefadroksil yang dipergunakan dalam sediaan kapsul memenuhi persyaratan menurut Farmakope
Indonesia edisi V tahun 2014 yaitu 90 % - 120 %. Dari data dapat disimpulkan bahwa metode absorbansi dan
luas daerah di bawah kurva adalah metode yang valid.

Kata Kunci: Metode analisis, Sefadroksil, Luas Daerah di Bawah Kurva, Spektrofotometri Ultraviolet

PENDAHULUAN bakterisid dalam fase pertumbuhan bakteri


Sefadroksil adalah antibiotik berdasarkan penghambatan sintesa
golongan sefalosporin generasi pertama peptidoglikan yang diperlukan bakteri
yang dapat diberikan secara oral karena untuk kekuatan dindingnya. Sefadroksil
diabsorpsi melalui saluran cerna. dianjurkan untuk pengobatan radang hulu
Sefadroksil mempunyai spektrum kerja kerongkongan (sakit tenggorokan,
yang luas dan meliputi banyak bakteri pharyngitis) dan infeksi saluran kemih
gram-positif dan gram-negatif, termasuk E. (Tjay & Rahardja, 2010). Sefadroksil
coli, Klebsiella dan Proteus (Katzung, memiliki efek samping yang jarang terjadi
1997). Sefadroksil berkhasiat sebagai anemia hemolitik, syok anafilaktik,

1
neutropenia dan leukositopenia (Istiantoro metode absorbansi yang telah umum
& Gan, 2012). digunakan sebelumnya dibandingkan
Beberapa metode yang telah dengan metode luas daerah di bawah kurva
dilakukan untuk analisis sefadroksil adalah (AUC). Kedua metode ini divalidasi untuk
metode kromatografi cair kinerja tinggi mengetahui validitas dan kadar
fase terbalik dimana telah dikembangkan sefadroksil dalam kedua sampel.
dengan tepat dan akurat untuk estimasi
sefadroksil monohidrat. Pemisahan secara METODE PENELITIAN
kromatografi dilakukan dengan Alat dan Bahan
menggunakan fase gerak campuran dari Alat
kalium dihidrogen fosfat: asetonitril Spektrofotometer UV-Vis (UV-
dengan perbandingan (65:35% v/v) (pH 1800 Shimadzu), timbangan analitik
3,5) pada kolom hypersil ODS C18 dengan (Precisa), sonikator (Branson 1800), dan
laju alir 1 mL/menit dan diukur pada alat-alat gelas.
panjang gelombang 220 nm. Dari metode Bahan
ini diperoleh metode yang valid untuk Sefadroksil baku pembanding
analisis sefadroksil secara kromatografi (DSM Shinochem Pharmacheuticals Spain
cair kinerja tinggi fase terbalik (Rao, et al., S.A), sampel kapsul sefadroksil generik
2014). 500 mg (PT Indofarma NO Batch BF
Metode lain yang digunakan untuk 16J006, exp. Juli 2020), sampel kapsul
analisis sefadroksil yaitu metode sefadroksil dengan merek dagang Cefat®
spektrofotometri ultraviolet-cahaya 500 mg (PT Sanbe Farma N0 Batch SJ
tampak. Penentuan kadar sefadroksil 4641, exp. Januari 2020), natrium
menggunakan metode spektrofotometri hidroksida (NaOH) (Merck), hydrochloric
ultraviolet menggunakan pelarut campur acid fuming 37 % (HCl 37 %) (Merck),
metanol dengan air suling (50:50) dengan urea (CO(NH2)2) (Merck), asam sitrat
panjang gelombang maksimun 264 nm. (C6H8O7) (Merck) dan air suling (PT
Linearitas sefadroksil diamati pada kisaran Bratachem).
10 µg/mL sampai 50 µg/mL dengan
koefisien korelasi 0,9999. Metode ini Prosedur
divalidasi untuk parameter akurasi, Pembuatan pelarut
presisi, linearitas, spesifisitas, ketahanan, a) Pelarut NaOH 0,1 N
dan kekasaran. Dari metode ini diperoleh Larutkan 4 gram NaOH dalam air
analisa yang valid untuk analisis suling, masukkan ke dalam labu ukur 1000
sefadroksil secara spektrofotometri mL cukupkan sampai tanda batas dengan
(Dey, et al., 2010). air suling dan homogenkan.
Metode analisis dengan b) Pelarut HCl 0,1 N
spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak Encerkan 8,33 mL HCl 37 % dengan air
yang sudah ada sebelumnya yaitu suling, masukkan ke dalam labu ukur 1000
berdasarkan nilai absorban. Penggunaan mL cukupkan sampai tanda batas dengan
pelarut pada penelitian sebelumnya adalah air suling dan homogenkan.
menggunakan pelarut campur metanol c) Pelarut Asam Sitrat 2 M
dengan air suling (50:50). Berdasarkan Larutkan 38,424 gram asam sitrat
penelitian di atas peneliti tertarik untuk (C6H8O7 ) dengan air suling, masukkan ke
melakukan penelitian tentang dalam labu ukur 100 mL. Cukupkan
pengembangan dengan menentukan sampai tanda batas dengan air suling dan
pelarut terbaik pada analisis sefadroksil, homogenkan.
selanjutnya dilakukan pengembangan
metode untuk penetapan kadar sefadroksil d) Pelarut Urea 2 M
secara spektofotometri ultraviolet dengan

2
Larutkan sebanyak 12 gram urea gelombang maksimum dengan
CO(NH2)2 2 M dalam air suling, masukkan spektrofotometri UV-Vis.
ke dalam labu ukur 100 mL. Encerkan
sampai tanda batas dengan menggunakan Penetapan Kadar Sefadroksil
air suling. Penetapan Kadar Sefadroksil
kapsul dilakukan dengan menggunakan 10
Pembuatan Larutan Baku Sefadroksil kapsul sefadroksil generik dan Cefat®.
1000 µg/mL Ditimbang berat total masing-masing 10
Buat masing-masing larutan baku kapsul, lalu timbang masing-masing setara
sefadroksil konsentrasi 1000 µg/mL dengan 100 mg serbuk sefadroksil, sampel
dengan keempat macam pelarut yaitu dilarutkan dengan pelarut terbaik dalam
NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, urea 2 M dan labu ukur 100 mL, kocok hingga larut
asam sitrat 2 M , dengan cara ditimbang kemudian cukupkan dengan pelarut terbaik
seksama 100 mg sefadroksil dan sampai tanda batas, dan disonikasi selama
dimasukan ke dalam labu ukur 100 mL, 20 menit. Dari larutan ini lakukan
kemudian ditambahkan masing-masing pengenceran hingga didapat konsentrasi
pelarut sampai tanda batas. 100 µg/mL dalam labu 50 mL, cukupkan
dengan pelarut terbaik sampai tanda batas,
Penentuan Panjang Gelombang kocok homogen. Kemudian lakukan
Maksimum Sefadroksil pengenceran hingga didapat konsentrasi 10
Penentuan panjang gelombang µg/mL dalam labu 10 mL. Ukur absorban
maksimum sefadroksil dari masing-masing dan luas daerah di bawah kurva dengan
larutan baku sefadroksil 1000 µg/mL spektrofotometri UV-Vis pada panjang
dengan berbagai macam pelarut (NaOH gelombang maksimum. Tentukan kadar
0,1 N, HCl 0,1 N, urea 2 M, dan asam sefadroksil berdasarkan persamaan regresi
sitrat 2 M), lakukan pengenceran hingga linier.
didapat konsentrasi 100 µg/mL. Kemudian
masing-masing larutan baku sefadroksil Validasi Metode Analisis
100 µg/mL lakukan pengenceran hingga 1) Uji Linearitas
didapat konsentrasi 10 µg/mL. Ukur Dari data pengukuran kurva kalibrasi,
absorban pada rentang panjang gelombang kemudian dianalisis dengan regresi linear
200-400 nm dengan spektrofotometer sehingga diperoleh koefisien korelasi (r)
ultraviolet sehingga diperoleh panjang yang menunjukkan linearitasnya. Nilai
gelombang serapan maksimum sefadroksil. linearitas yang baik adalah 0,999 ≤ r ≤ 1
(Rohman, 2016).
Pembuatan Kurva Kalibrasi Sefadroksil 2) Uji Batas Deteksi (BD) dan Batas
Dari larutan baku sefadroksil 1000 Kuantifikasi (BK)
µg/mL dalam pelarut terbaik, lakukan Batas deteksi dan batas kuantifikasi
pengenceran hingga didapat konsentrasi ditentukan regresi kurva baku yang
100 µg/mL. Kemudian larutan induk diperoleh. Nilai BD = 3,3 (SD/S) dan BK
sefadroksil 100 µg/mL, dalam pelarut = 10 (SD/S), standar deviasi (SD),
terbaik dipipet dengan pipet ukur sebanyak ditentukan berdasarkan standar deviasi
0,8 mL, 1,0 mL, 1,2 mL, 1,4 mL, dan 1,6 residual (simpangan baku residual)
mL, masing- masing dimasukan ke dalam merupakan nilai kemiringan (slope/s) garis
labu ukur 10 mL, cukupkan sampai tanda atau regresi linier y = a + bx (Harmita,
batas lalu homogenkan hingga diperoleh 2006).
konsentrasi 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 3) Uji Akurasi
µg/mL, 14 µg/mL, dan 16 µg/mL. Uji akurasi dilakukan melalui uji
Kemudian diukur absorbansi dan luas perolehan kembali. Dilakukan dengan
daerah di bawah kurva pada panjang pembacaan dengan cara menambahkan

3
sejumlah larutan baku sefadroksil kedalam 3. Batas Deteksi (BD) dan Batas
suatu larutan uji yang kadarnya telah Kuantifikasi (BK)
diketahui dari kosentrasi larutan baku yang Batas deteksi dan batas kuantifikasi
ditambahkan adalah 80 %, 100 %, 120 % merupakan suatu parameter yang
dan masing–masing 3 kali pengulangan. digunakan untuk menggambarkan
Kemudian dihitung nilai perolehan sensitivitas suatu metode analisis. Tujuan
kembali baku pembanding yang penentuan batas deteksi yaitu untuk
ditambahkan pada larutan uji dinyatakan menentukan konsentrasi analit terendah
dengan persen perolehan kembali. Metode dalam sampel yang masih dapat dideteksi
validasi memenuhi syarat jika persen meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi,
perolehan kembalinya dengan nilai rentang sedangkan batas kuantifikasi adalah
98 - 102 % (Rohman, 2016). konsentrasi analit terendah dalam sampel
4) Uji Presisi yang dapat ditentukan dengan presisi dan
Uji Presisi dilakukan pada tingkat akurasi (Rohman, 2016).
keterulangan dengan cara mengukur kadar
2
larutan uji sefadroksil konsentrasi 8
S y2. x 
Y  a  Y  b XY
µg/mL, 10 µg/mL, dan 12 µg/mL, pada n2
tiga waktu yang berbeda dalam satu hari 2
(intraday ) dengan pengulangan masing- Sy/ x  S y/ x

masing 3 kali serta pengukuran larutan uji Batas deteksi dan kuantifikasi dihitung
sefadroksil dengan konsentrasi yang sama berdasarkan rumus
pada 3 hari berturut-turut (interday) , × /
a. Batas deteksi =
dengan pengulangan masing-masing 3 × /
kali. b. Batas Kuantifikasi =
4. Akurasi
Analisis Data Akurasi diukur sebagai banyaknya
1. Penetapan Kadar analit yang diperoleh kembali.
Kadar sefadroksil ditentukan Persen perolehan kembali = ∗ x 100
berdasarkan persamaan regresi linier y =
a+bx. CF = konsentrasi total sampel yang
∑ ∑ diperoleh dari pengukuran
= CA = konsentrasi sampel sebenarnya
∑ ∑ ∑
b = C*A = konsentrasi analit yang
∑ (∑ )
ditambahkan
Keterangan: y = luas area
Metode validasi memenuhi syarat jika
a = intersep
persen perolehan kembalinya dengan nilai
x= konsentrasi
rentang 98-102 % (Harmita, 2004).
b = slope
5. Presisi (Ketelitian)
2. Linearitas
Presisi dinyatakan dengan persen
Linearitas ditentukan berdasarkan nilai
simpangan baku relatif (RSD) atau persen
koefesien korelasi (r) dari persamaan
koefisien variasi.
regresi y = a + bx. Koefisien korelasi
merupakan parameter yang menyatakan = x 100 %
seberapa besar korelasi antara dua variabel x
(sumbu x dan sumbu y) Persen RSD dinyatakan memenuhi jika
∑ −∑ ∑ nilai RSD tidak lebih dari 2 % (Rohman,
= 2016).
∑ − (∑ )² ∑ − (∑ )²
Persamaan regresi ini dapat digunakan jika Analisis Statistik
faktor korelasinya 0,999 ≤ r ≤ 1 (Rohman, Pada penelitian ini dilakukan uji
2016). statistik menggunakan SPSS 20. Analisis

4
statistik dilakukan terhadap penetapan maksimum 245,40 nm dengan absorban
kadar cefadroksil generik dan sefadroksil 0,416. Dengan pelarut HCl 0,1 N diperoleh
dengan merek dagang Cefat®. panjang gelombang maksimum 229,40 nm
dengan absorban 0,380 nm. Dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN pelarut urea 2 M diperoleh panjang
Penentuan pelarut terbaik untuk gelombang maksimum 233,40 nm dengan
analisis Sefadroksil dilakukan dengan absorban 0,297, dan dengan pelarut asam
menguji cobakan beberapa pelarut. Pelarut sitrat 2 M diperoleh panjang gelombang
yang diuji adalah pelarut NaOH 0,1 N, maksimum 227,80 nm dengan absorban
HCl 0,1 N, asam sitrat 2 M dan urea 2 M. 0,976. Dari data di atas diperoleh pelarut
Penentuan pelarut terbaik dapat dilihat dari terbaik adalah HCl 0,1 N, karena absorban
hasil panjang gelombang maksimum, yang masuk rentang, tidak bersifat toksik,
absorban, bentuk spektrum dan tidak ramah lingkungan dan pada penelitian
bersifat toksik. sebelumnya belum pernah dilakukan
Pada penentuan panjang analisis sefadroksil dengan pelarut HCl
gelombang maksimum dengan pelarut (Gambar 1).
NaOH 0,1 N diperoleh panjang gelombang

Gambar 1. Spektrum serapan sefadroksil pembanding dalam pelarut HCl 0,1 N


diperoleh absorban masing-masing 0,274;
Pembuatan kurva kalibrasi larutan 0,371; 0,470; 0,572 dan 0,673 sehingga
baku sefadroksil dilakukan dengan cara diperoleh persamaan regresi linear yaitu y
membuat seri larutan baku dengan = -0,12821 + 0,05000x dengan nilai r =
konsentrasi 8 µg/mL, 10 µg/mL, 12 0,9999. Dapat dilihat pada (Gambar 2),
µg/mL, 14 µg/mL, dan 16 µg/mL dengan sedangkan dari pengukuran luas daerah di
menggunakan pelarut HCl 0,1 N. Larutan bawah kurva diperoleh luas daerah 1,289;
tersebut diukur absorban dan luas daerah 1,749; 2,041; 2,475 dan 2,941 dengan
di bawah kurva pada panjang gelombang persamaan regresi linear yaitu y = –0,319+
maksimum sefadroksil yaitu 229,40 nm 0,2015x dengan nilai r = 0,9974. Dapat
dengan spektrofotometer UV-Vis dalam dilihat pada (Gambar 3)
pelarut HCl 0,1 N. Pada pengukuran

5
Hubungan konsentrasi dengan absorban
0.8
0.6 y = 0,05000x - 0,12821

Absorban
r = 0,99990
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20
Konsentrasi (µg/mL)

Gambar 2. Kurva kalibrasi Sefadroksil pembanding dalam pelarut HCl 0,1 N dengan
metode absorbansi

Hubungan konsentrasi dengan metode luas


daerah di bawah kurva
luas daerah di bawah

y = 0,2015x - 0,319
4
r = 0,9974
3
kurva

2
1
0
0 5 10 15 20
Konsentrasi (µg/mL)

Gambar 3. Kurva kalibrasi sefadroksil pembanding dalam pelarut HCl 0,1 N dengan metode
luas daerah di bawah kurva

Pada penetapan kadar sampel bawah kurva juga diperoleh kadar yaitu
Sefadroksil generik 500 mg diperoleh 98,54 %±0,004. Dari hasil penelitian
kadar dengan metode absorbansi yaitu diperoleh bahwa kadar sampel sefadroksil
99,31 %±0,002, sedangkan dengan metode dalam sediaan kapsul memenuhi
luas daerah di bawah kurva diperoleh persyaratan menurut Farmakope Indonesia
98,11 %±0,002 Pada penetapan kadar Edisi V tahun 2014 yaitu 90 % - 120 %.
sampel sefadroksil dengan nama dagang (Kementrian Kesehatan Republik
Cefat® 500 mg diperoleh kadar dengan Indonesia, 2014) Dapat dilihat pada (Tabel
metode absorbansi yaitu 100,38 %±0,002, I, II, III, IV).
sedangkan dengan metode luas daerah di

Tabel I. Nilai % kadar sefadroksil generik dengan metode absorbansi

Kadar yang Kadar (mg) dalam


No Absorban diperoleh konsentrasi 10 % Kadar
(µg/mL) µg/mL
1 0,369 9,944 99,442 99,44%
2 0,369 9,944 99,442 99,44%
3 0,367 9,904 99,042 99,04%
Rata-rata 99,309 99,31%
SD 0,002

6
Tabel II. Nilai % kadar sefadroksil generik dengan metode luas daerah di bawah kurva

Kadar yang Kadar (mg) dalam


No AUC diperoleh konsentrasi 10 % Kadar
(µg/mL) µg/mL
1 1,657 9,806 98,065 98,06%
2 1,654 9,792 97,916 97,92%
3 1,663 9,836 98,362 98,36%
Rata-rata 98,114 98,11%
SD 0,002

Tabel III. Nilai % kadar Cefat dengan metode absorbansi

Kadar yang Kadar (mg) dalam


No Absorban diperoleh konsentrasi 10 % Kadar
(µg/mL) µg/mL
1 0,373 10,024 100,242 100,24%
2 0,373 10,024 100,242 100,24%
3 0,375 10,064 100,642 100,64%
Rata-rata 100,375 100,38%
SD 0,002

Tabel IV. Nilai % kadar Cefat dengan metode luas daerah di bawah kurva

Kadar yang Kadar (mg) dalam


No AUC diperoleh konsentrasi 10 % Kadar
(µg/mL) µg/mL
1 1,673 9,886 98,859 98,86%
2 1,668 9,861 98,610 98,61%
3 1,659 9,816 98,164 98,16%
Rata-rata 98,544 98,54%
SD 0,004

Linearitas ditentukan dengan cara sefadroksil antara konsentrasi dengan luas


mengolah data antara konsentrasi (x) daerah di bawah kurva didapat hasil
dengan absorban (y) dan konsentrasi (x) 0,856950 µg/mL dan 2,596819 µg/mL.
dengan luas daerah di bawah kurva (y). Akurasi diukur sebagai banyaknya
Hasil kurva kalibrasi antara konsentrasi analit yang diperoleh kembali. Perolehan
dengan absorban memberikan hasil yang kembali dilakukan dengan penambahan
linear dengan nilai r = 0,9999 dan hasil larutan baku sefadroksil 80 %, 100 % dan
kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan 120 %, ditambahkan pada sampel
luas daerah di bawah kurva memberikan sefadroksil generik 500 mg dan sefadroksil
hasil yang linear dengan nilai r = 0,9974. dengan merek dagang Cefat. Dari
Nilai batas deteksi dan batas penelitian ini metode validasi memenuhi
kuantifikasi dari sefadroksil pembanding syarat dimana persen perolehan kembali
antara konsentrasi dengan absorban memenuhi rentang 98-102 % (Harmita,
didapat hasil 0,767419 µg/mL dan 2004).
2,325511 µg/mL dan untuk nilai batas Penentuan presisi intraday
deteksi dan batas kuantifikasi dari sefadroxil generik dan sefadroksil dengan

7
merek dagang Cefat dilakukan pada waktu perhitungannya. Majalah Ilmu
pagi, siang dan sore hari dengan tiga Kefarmasiaan, 1 (3), 117-135.
konsentrasi berbeda, sedangkan penentuan Harmita. (2006). Analisis kuantitatif bahan
presisi interday sefadroksil generik dan baku dan sediaan farmasi. (Edisi
sefadroksil dengan merek dagang Cefat Pertama). Jakarta: Departemen
dilakukan selama 3 hari berturut-turut pada Farmasi FMIPA Universitas
tiga konsentrasi berbeda. Hasil yang Indonesia.
diperoleh dari pengujian presisi intraday Istiantoro,Y, H., & Gan, V. H. S. (2012).
dan interday dengan metode absorbansi Penisilin, sefalosporin, dan
dan luas daerah di bawah kurva telah antibiotik betalaktam lainnya.
memberikan nilai yang baik dimana nilai dalam S.G. Gunawan, R.
RSD kurang dari 2 % (Rohman, 2016). Setiabudy, Nafrialdi, & Elyzabeth
(Penyunt), Farmakologi dan Terapi
KESIMPULAN (hal. 664-693). Jakarta:
Pada penelitian ini didapatkan Departemen Farmakologi dan
pelarut terbaik yang digunakan untuk Terapeutik Fakultas Kedokteran
analisis sefadroksil dengan metode Universitas Indonesia.
spektrofotometri ultraviolet yaitu HCl 0,1 Katzung, B. G. (1997). Farmakologi
N. Dari analisis sefadroksil secara Dasar dan Klinik. (Edisi 6).
spektrofotometri ultraviolet dengan Penerjemah: Staf Dosen
metode absorbansi dan metode luas daerah Farmakologi Fakultas Kedokteran
di bawah kurva menunjukkan bahwa Universitas Airlangga. Jakarta:
kedua metode tersebut adalah metode yang Buku Kedokteran (EGC).
valid untuk analisis sefadroksil. Kementerian Kesehatan Republik
Berdasarkan hasil perhitungan kadar Indonesia. (2014). Farmakope
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan Indonesia (Edisi V). Jakarta:
nyata antara metode absorbansi dan Kementerian Kesehatan Republik
metode luas daerah di bawah kurva pada Indonesia.
penetapan kadar sefadroksil generik dan Rao, K. G., Shankar, B. U., Phanindra, B.,
sefadroksil dengan merek dagang Cefat®. & Naik, B. M. (2014).
Development and validation of RP-
DAFTAR PUSTAKA HPLC method for the estimation of
Dey, S., Kalyani, k., Samyuktha, B., cefadroxil monohydrate in bulk and
Sahoo, S. K., Mohaphatra, S., its tablet dosage form. Journal of
Murthy, P. N., & Kumar, D. Advanced Pharmacy Education &
(2010). Development and Research, 4 (1), 71-74
Validation of a UV-Vis Rohman, A. (2016). Validasi dan
spectrophotometric method for the penjaminan mutu metode analisis
estimation and degradation kimia. Yogyakarta: Gadjah Mada
monitoring of Cefadroxil in bulk University Press.
and pharmaceutical dosage form. Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-
Journal of Chemistry Research, 1 obat penting: Khasiat,
(1), 29-34. Penggunaan, dan efek sampingnya
Harmita. (2004). Petunjuk pelaksanaan (Edisi IV). Jakarta: PT. Elex Media
validasi metode dan cara Komputindo Kelompok Kompas-
Gramedia.

You might also like