Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Geochemical studies of cap rock (overburden) on coal mining can be used as an indicator to predict the
potential of acid mine drainage (AMD) not from coal itself. Coal overburden at PIT 1 IUP PWR, East
Kalimantan composed by clay rocks. Geochemical measurements whic is carried from overburden
samples KSD11 and KSD11H; shows that the overburden-based reference SNI 6597-2011 can be
categorized as rock Type 1. Plotting on curve grouping PAF / NAF based on the relationship between pH
and PAN PPAN KSD11dan KSD11H site shows all samples including NAF group. Analysis of TCLP (toxicity
characteristic leaching procedure) showed that low dissolved ferrous metals (0.6 g / L) while the metal
content of calcium and magnesium respectively are 0.23 g / L and 0.47 g / L (Table 4.7). When the
calculated total of mole equivalents , calcium and magnesium is greater than the iron dissolved, so that
although the acid formed will be neutralized. Thus overburden in Likasi PIT 1 is a type of cap rock that
not form acid mine drainage when exposed in water and air, so it does not require special handling to
prevent the formation of acid mine drainage
Keywords: laterite soil, nickel laterite deposit
ABSTRAK
Penelitian geokimia batuan penutup (overburden) pada pertambangan batubara dapat digunakan
sebagai indikator untuk memprediksi potensi air asam tambang (AAT) selain yang bersumber dari
batubara itu sendiri. Batuan penutup batubara pada PIT 1 IUP PWR, Kalimantan Timur tersusun oleh
batuan lempung. Pengukuran Geokimia yang dilakukan pada contoh batuan penutup Sumur KSD11 dan
KSD11H; menunjukkan bahwa batuan penutup berdasarkan acuan SNI-6597-2011 dapat dikategorikan
sebagai batuan Tipe 1. Pengeplotan pada kurva pengelompokan PAF/NAF berdasarkan hubungan antara
pH PAN dan PPAN di lokasi KSD11dan KSD11H menunjukkan bahwa semua sampel termasuk kelompok
NAF. Analisa TCLP (toxicity characteristic leaching procedure ) menunjukkan logam besi terlarutnya
rendah (0,6 g/L) sedangkan kadar logam kalsium dan magnesiumnya masing masing 0,23 g/L dan 0,47
g/L (Tabel 4.7). Bila diperhitungkan mol ekivalennya total kalsium dan magnesium lebih besar dari besi
terlarutnya, sehingga walaupun terbentuk asam akan ternetralkan. Dengan demikian batuan penutup di
likasi PIT 1 merupakan tipe batuan penutup yang tidak akan membentuk asam tambang ketika terpapar
di air dan udara, sehingga tidak memerlukan penanganan khusus untuk pencegahan pembentukan asam
tambang.
Kata kunci: Geokimia, batuan penutup, batubara, NAF, TCLP.
77
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
tupan kembali areal bekas tambang. pembentukan air asam tambang yang
Kedua material tersebut dapat me- dapat ditimbulkan oleh setiap lapisan
ngandung mineral yang mengandung penutup batuan (overburden) batuba-
sulfida, terutama besi sulfida (FeS) ra pada lokasi rencana penambangan
sebagai pirit, sehingga ketika terpapar batubara. Hasil prediksi air asam
di udara dan air akan mengahasilkan tambang ini dapat digunakan sebagai
air yang bersifat asam dari asam bahan pertimbangan dalam desain
sulfat sebagai hasil reaksi oksidasi penambangan dan upaya pengelolaan
senyawa sulfida yang dibantu oleh lingkungan untuk meminimisasi dam-
aktifitas mikroba. Air yang bersifat pak lingkungan yang tidak diinginkan.
asam juga dapat dihasilkan pada area Tujuan penelitian geokimia batuan
penambangan itu sendiri sebagai penutup untuk mempredik potensi
akibat terpaparnya mineral sufida di pembentukan air asam tambang ini
udara dan air. Air yang besifat asam meliputi:
pada aktivitas pertambangan tersebut 1. Prediksi potensi pembentukan air
disebut air asam tambang. Kebe- asam tambang pada setiap lapisan
radaan air yang besifat asam juga pada lokasi rencana penambangan
dapat melarutkan senyawa ion logam 2. Penentuan potensi pembentukan
berbahaya/bersifat racun seperti pembentukan air asam tambang di
raksa, timbel, kadmium arsen dan lokasi rencana penambangan.
lain-lain yang terkandung dalam mi-
neral sehingga meningkatkan jumlah Hasil penelitian potensi pemben-
ion logam terlarut dalam air yang sa- tukan air asam tambang ini dapat di-
ngat berbahaya bagi kehidupan di gunakan untuk:
perairan. Air asam tambang ini sangat 1) menghitung penambahan alkali pa-
berbahaya bagi lingkungan baik da pengelolaannya.
lingkungan biotik maupun abiotik. 2) menentukan distribusi zona piritik
Tingkat keasaman air tambang yang mungkin memerlukan pena-
yang ditimbulkan dari penimbunan nganan khusus,
buangan sangat bervariasi tergantung 3) mengidentifikasi zona alkali yang
pada jumlah dan jenis mineral yang dapat digunakan dalam rencana
terkandungnya serta teknik penim- penambangan untuk mencegah air
bunannya. Apabila dalam material asam tambang, dan
tambang banyak mengandung mi- 4) menentukan kelayakan pertam-
neral karbonat maka tingkat ke- bangan, termasuk memprakirakan
asaman air lindinya lebih rendah dampak lingkungan yang potensial
bahkan bisa menetralkan asam yang
terbentuk. Keadaan ini menyebabkan Selain itu juga dapat digunakan
air tambang bersifat netral atau alkali sebagai bahan pertimbangan untuk:
dan juga menurunkan jumlah ion 1) menunjukkan bahwa penambangan
logam terlarut. Sifat setiap lapisan yang diusulkan dapat dicapai tanpa
dapat mengandung mineral yang menyebabkan pencemaran air per-
berbeda-beda terutama pada lapisan mukaan atau tanah;
penutup sehingga teknik penimbunan 2) menilai kemungkinan dampak ku-
sangat mempengaruhi terhadap sifat mulatif pertambangan terhadap ke-
asam-basa air tambang yang di- seimbangan hidrologi, dan
hasilkan. Teknik penimbunan yang sa- 3) membantu dalam desain rencana
lah dapat menyebabkan air tambang penambangan dan reklamasi untuk
yang dilepaskan sangat bersifat asam mencegah atau meminimalkan ke-
sehingga menimbulkan masalah ling- rusakan pada keseimbangan hid-
kungan yang tidak dikehendaki. rologi di dalam dan luar wilayah
Berdasarkan uraian tersebut perlu penambangan.
dilakukan penelitian geokimia batuan
penutup untuk memprediksi potensi
78
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
79
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
80
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
81
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
dapat dipertukarkan dan pelapukan Jika PKM kurang dari KPA maka
silikat-silikat). Ini melibatkan penen- PPAN negatif, mengindikasikan bahwa
tuan maximum potential acidity (MPA) sampel mungkin memiliki KPA yang
atau potensi kemasaman maksimum mmadai untuk mencegah pemben-
(PKM) dan acid-neutralising capacity tukan asam. Sebaliknya, jika PKM le-
(ANC) atau kapasitas penetral asam bih dari KPA maka PPAN positif,
(KPA). mengindikasikan bahwa bahan mung-
Parameter PKM biasanya merupa- kin pembentuk asam.
kan estimasi sulfur pirit dari kadungan Rasio KPA/PKM menunjukkan
sulfur total menggunakan menggu- suatu indikasi aman atau tidaknya
nakan faktor 30,6 (PKM = %S x satu bahan. Berbagai nilai rasio
30,6). Penggunaan sulfur total me- KPA/PKM direferensikan didalam lite-
rupakan pendekatan yang konservatif ratur untuk mengindikasikan nilai-nilai
karena beberapa sulfur mungkin yang aman bagi pencegahan pem-
berada dalam bentuk-bentuk selain bentukan asam. Nilai-nilai ini umum-
pirit. Mineral sulfat (gipsum, anhidrit, nya antara 1,5 hingga 3. Sebagai satu
alunit) dan sulfur sebagai unsur ada- aturan umum, rasio KPA/PKM bernilai
lah bentuk sulfur bukan pembentuk 2 atau lebih menandakan bahwa
asam. Beberapa sulfida-sulfida logam kemungkinan besar bahan tersebut
lainnya (seperti kovelit, kalkosit, akan tetap berkadar pH mendekati
sfalerit dan galena) yang meng- netral dan tidak menimbulkan
hasilkan kemasaman lebih kecil dari masalah air asam tambang.
pirit atau, dalam beberapa kasus,
bukan-pembentukasam. Uji Pembentukan Asam Neto (PAN)
Kapasitas penetral asam (KPA) Uji PAN digunakan bersama-sama
biasanya ditentukan dengan penam- dengan PPAN untuk menggolongkan
bahan asam khlorida ke suatu sampel potensi pembentukan asam dari suatu
(contoh), kemudian dititrasi balik sampel. Uji PAN melibatkan reaksi
dengan natrium hidroksida untuk me- suatu sampel dengan hidrogen perok-
nentukan jumlah asam yang di- sida untuk dengan cepat mengoksi-
konsumsi. Parameter KPA digunakan dasi setiap mineral-mineral sulfida.
untuk mengukur kapasitas suatu sam- Baik pembentukan maupun penetral-
pel dalam menetralisir asam. Seperti an asam terjadi secara bersamaan
MPA, penentuan KPA tidak tepat dan dan hasilnya mewakili satu pengukur-
rentan terhadap potensi intervensi an langsung asam yang dihasilkan.
dan mungkin tidak mewakili KPA yang Nilai pH setelah reaksi (pH PAN)
benar-benar tersedia untuk me- kurang dari 4,5 mengindikasikan
netralisir air asam tambang. Kar- bahwa sampel tersebut adalah
bonat-karbonat yang mengandung pembentuk asam neto. Jumlah asam
besi seperti siderit, ankerit dan dolo- ditentukan oleh titrasi dan dinyatakan
mit ferroan berpotensi menimbulkan dalam satuan yang sama seperti PPAN
kekhawatiran kesalahan dalam (kg H2SO4/ton).
penentan KPA.
Potensi Produksi Asam Neto Klasifikasi
(PPAN) dan rasio KPA/PKM dihitung Secara individual, uji-uji PPAN dan
berdasarkan pengukuran ABA. PPAN PAN memiliki keterbatasan-keterba-
adalah ukuran kualitatif dari perbe- tasan, namun bila dikombinasikan ke-
daan antara kapasitas sampel untuk andalannya untuk memprediksi AAT
membentuk asam (PKM) dan kapa- akan meningkat besar. Risiko salah
sitasnya untuk menetralkan asam menggolongkan bahan Bukan Pem-
(KPA). PPAN, MPA dan ANC dinya- bentuk Asam (NAF) sebagai Pem-
takan dalam satuan kg H2SO4/ton bentuk Asam Potensial (PAF), dan
batuan dan NAPP dihitung dengan bahan PAF sebagai NAF, secara nyata
persamaan : PPAN = PKM – KPA berkurang dengan menggunakan se-
82
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
kaligus uji PPAN dan PAN. Peng- menghasilkan air asam tambang
hitungan PPAN dapat dibandingkan sehingga tidak lagi diambil sebagai
dengan hasil-hasil uji PAN untuk sampel. Kedalaman pengeboran dan
menggolongkan sampel. Kriteria klasi- litologi di setiap lokasi tidak sama
fikasi yang umum untuk jenis-jenis maka jumlah sampel dari setiap lokasi
bahan geokimia utama berdasarkan tidak sama, seperti tercantum pada
data uji PPAN dan PAN yang mengacu Tabel 4.1.
pada SNI-6597-2011 pada Tabel 1. Sampel yang telah dikelompokkan
Acuan lain dalam klasifikasi geokimia kemudian dianalisis melalui penentu-
bahan tercantum dalam Managing an pH pasta, pH PAN, PAN, dan PPAN.
Acid and Metalliferous Drainage Secara umum penggolongan batuan
Handbook seperti tercantum pada sebagai PAF dan NAP dilakukan
Tabel 2. berdasarkan kurva hubungan pH PAN
dan PPAN. Metode penggolongan
Uji pelarutan logam mengacu pada SNI-6597-2011 de-
Keberadaan air asam tambang ngan ketentuan seperti tercantum
juga dapat melarutkan senyawa ion pada Tabel 3.1.
logam berbahaya/bersifat racun se-
perti raksa, timbel, kadmium arsen Lokasi KSD11H
dan lain-lain yang terkandung dalam Lokasi pengeboran di kawasan
mineral sehingga meningkatkan renca pembukaan tambang PIT 1
jumlah ion logam terlarut dalam air. terdiri dari dua titik sampling yaitu
Pelarutan ion logam tersebut sangat KSD11H dan KSD11H2. Jumlah
berbahaya bagi kehidupan di perairan. sampel dari lokasi KSD11H yang
Uji pelarutan logam ini menggunakan dianalisis di laboratorium sebanyak 13
metode TCLP (toxicity characteristic sampel sampai kedalaman 30 m
leaching procedure). TCLP ini diran- sedangkan di lokasi KSDH2 sebanyak
cang untuk menentukan mobilitas 10 sampel sampai kedalaman 29 m.
analit baik organik dan anorganik Lapisan batubara masing-masing
hadir dalam limbah cair, padat, dan berada pada kedalaman 19,75 s.d
multifase. Padatan dengan ukuran 26,20 m dan 21 s.d. 25,8 m. Sampel
kurang dari 1 cm diekstraksi dengan kemudian dianalisis melalui
jumlah cairan pengekstraksi sama penentuan pH paste, pH PAN, PAN,
dengan 20 kali berat dari fase padat. dan PPAN. Data hasil analisis potensi
Cairan ekstraksi yang digunakan AAT di lokasi KSD11H dan KSD11H2
adalah fungsi dari alkalinitas dari masing-masing tertera pada Tabel
sampel. 4.dan 5.
Secara umum penggolongan ber-
dasarkan hasil penentuan pH PAN dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
PPAN di lokasi KSD11H dan KSD11H2
Lokasi pengambilan contoh AAT masing-masing tertera pada gambar
dilakukan di 2 lokasi titik pengambilan yang menunjukkan semua sampel
sampel yang meliputi KSD11H, termasuk kelompok NAF. Sedangkan
KSD11H2,. Data kedalaman penge- penggolongan yang mengacu pada
boran dan pengambilan sampel untuk SNI-6597-2011 dengan ketentuan
setiap lokasi sampling tercantum pada seperti tercantum pada Tabel 3.1.
Tabel 3. Hasil penggolongan yang mengacu
Sampel yang diambil dari SNI tersebut semua sampel
lapangan kemudian dikelompokkan menunjukkan batuan Tipe 1, baik di
sesuai dengan litologi dan kete- lokasi KSD11H maupun KSD11H2
balannya. Litologi berupa batubara, (Tabel 6, dan Tabel 7).
karbonan dan coaly diasumsikan Seperti telah diuraikan di atas, di
sebagai material yang berpotensi lokasi KSD11H dan KSD11H2 me-
83
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
84
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
DAFTAR PUSTAKA
Coal Mine Drainage Prediction and
Pollution Prevention in Pennsyl-
vania.
http://www.dep.state.pa.us/dep/de
putate/minres/districts/cmdp/main.
htm,
Delmar Mining., 2005, Laporan
Eksplorasi Batubara Konses PKP2B
PT. Delmar Mining, Di Kabupaten
Bulungan, Kalimantan Timur (tidak
dipublikasikan)
Situmorang, R.L., and Burhan, G.,
1995a. Geological Map of the
Tanjungredeb Quadrangle, Kali-
mantan, scale 1:250.000.
Geological Research and Develop-
ment Centre, Bandung.
Managing Acid and Metalliferous
Drainage Handbook. Leading
Practice Sustainable Development
Program, Australian Department of
Industry, Tourism & Resources and
Minerals Council of Australia,
February 2007.
SNI 6597: 2011: uji statik pengidenti-
fikasian sumber air asam tambang
SNI 7742:2011: Pengelolaan air asam
tambang
85
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
Tabel 2. Kriteria klasifikasi geokimia berdasarkan data uji PPAN dan PAN
86
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
87
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
88
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
89
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
Tabel 9. Pengelompokan PAF dan NAF di loaksi sumur KSD11H dan KSD11H2
90
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
Gambar 1. Lokasi penelitian di daerah IUP PT. PWR di Blok Kasai, Kab. Berau.
Gambar 2.
Peta geologi wilayah IUP PT. Patriot Wiraperkasa; sebagian dari sub cekungan
Berau (Peta Geologi Lembar Tanjung Redeb, Situmorang dan Burhan, 1992
91
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
Gambar 3.
Stratigrafi daerah penelitian berdasarkan rekonstruksi data pemboran
(Delmar Mining, 2005)
92
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
Gambar 4.
Kurva pengelompokan PAF/NAF berdasarkan hubungan antara
pH PAN dan PPAN di lokasi KSD11H
Gambar 5.
Kurva pengelompokan PAF/NAF berdasarkan hubungan antara
pH PAN dan PPAN di lokasi KSD11H2.
93
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
94
Geokimia batuan penutup (overburden) batubara untuk memprediksi potensi air asam tambang
di PIT 1 IUP PWR, di daerah Kasai, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
(Ahmad Helman Hamdani & Yoga Adriana Senjaya)
Gambar 8. Pengelompokan PAF dan NAF pada contoh batuan di sumur KSD11H
95
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2011: 77-96
Gambar 9. Pengelompokan PAF dan NAF pada contoh batuan di sumur KSD11H2
96