You are on page 1of 12

Mutiara Medika

Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

Surveilans Penderita Talasemia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun


2004

Surveillance of Thalassemia at Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta in


2004

Linda Rosita
Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia,Yogyakarta

Abstract
Surveillance based on demography data and laboratory data of patient’s Thalassemia
needing routine blood transfusion give a contribution in managing the disease in society and
increase the service to patient and its family. The aim of this study is to investigate the
epidemiology clinical and laboratory aspect of the Thalassemia patient needing routine
transfusion in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
The study retrospectively, subject are the patient with routine transfusion and have
complete laboratory data. Data are taken from patient’s Thalassemia needed routine
transfusion or suspect Thalassemia and other variables needed rutinized from their medical
records during of 2004.
There are 29 subject this study 18% is major Thalassemia, age 1-14 year, needing
blood transfusion for a lifetime (48%), living outside DIY (52%) that is Central Java of part
of south Pacitan. Family History knew (86%) at patient’s, peripheral blood smear supporting
diagnosed by Thalassemia (86%), existence of splenomegaly most of all patient’s, test fragilities
osmotic (71%) supporting diagnosed Thalassemia. Haemoglobin Rate gyrate 2,7-10g%, there
are make-up of amount retikulosit till 4,9%,. pattern of Electrophoresis Hb there are
improvement Hb S/D/G till 70mg%, improvement of Hb A2 till 86,7mg%, and also the existence
of improvement of Hb F of father 2,84% and improvement of Hb F of mother 1,26%.
Peripheral blood smear a step aside and usable osmotic fragility test as screening Thalassemia
after existence of later clinic suspicion can be continued test of electrophoresis Hb and analyze
the ß gene DNA. Test Electrophoresis Hb require to be socialized to doctor to make diagnosed
by Thalassemia and suspicion to traits Thalassemia.

Keywords : blood transfusion, Dr. Sardjito General Hospital, Surveillance, Thalassemia

Abstrak
Surveilans yang berbasis data demografi dan laboratorium pada pasien Talasemia yang
memerlukan transfusi darah rutin dapat memberikan kontribusi terhadap penaggulangan penyakit di
masyarakat dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien dan keluarganya.
Penelitian secara retrospektif observasional, subyek penelitian pasien Talasemia menjalani
transfusi rutin atau pasien dicurigai klinis Talasemia, memiliki data demografi dan data laboratorium
lengkap, dirawat di Instalasi Kesehatan Anak (InsKA) dan Unit Penyakit Dalam (UPD) RSUP Dr.
Sardjito. Kriteria eksklusi jika sampai akhir perawatan diagnosis Talasemia belum dapat ditegakkaan
Terdapat 29 subyek penelitian dengan Talasemia mayor (18%), kelompok umur terbanyak
1-14 tahun, memerlukan transfusi darah seumur hidup (48%), berdomisili di luar DIY (52%) yaitu
Jawa tengah bagian selatan hingga Pacitan. Riwayat keluarga pada pasien diketahui (86%), morfologi

109
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

darah tepi yang mendukung diagnosis Talasemia (86%), adanya splenomegali pada hampir semua
pasien, tes fragilitas osmotik (71%) mendukung diagnosis Talasemia. Kadar hemoglobin berkisar
2,7-10g%, peningkatan jumlah retikulosit hingga 4,9%. Pola elektroforesis Hb terdapat peningkatan
pada Hb S/D/G hingga 70mg%, peningkatan Hb A2 hingga 86,7mg%, adanya peningkatan Hb F
ayah rata-rata 2,84% dan peningkatan Hb F ibu rata-rata 1,26%.
Morfologi darah tepi dan tes fragilitas osmotik dapat dipakai sebagai skrining Talasemia
setelah adanya kecurigaan klinis dilanjutkan pemeriksaan elektroforesis Hb dan analisis DNA gen
ß. Pemeriksaan elektroforesis Hb perlu disosialisasikan kepada klinisi untuk menegakkan diagnosis
Talasemia dan kecurigaan terhadap traits Talasemia.

Kata kunci : Talasemia, surveilans, transfusi darah

Pendahuluan dan sedikitnya 200.000 homozigot yang


Rumah Sakit Umum Pusat Dr dilahirkan setiap tahun kira-kira separohnya
Sardjito (RSUP Dr. Sardjito) sebagai rumah adalah Talasemia.1,4,5
sakit sebagai rumah sakit tipe A, memiliki Prevalensi dan insidensi Talasemia
filosofi untuk dapat memberikan pelayanan di Indonesia cukup tinggi, diperkirakan 3%
medik dan rujukan medik. Pengembangan penduduk Indonesia mengemban Talasemia
pelayanan diarahkan untuk memberikan ß dan 4% mengemban sifat hemoglobin E.6
pelayanan purna dibanding pusat pelayanan Hemoglobin E merupakan stigma di Asia
kesehatan tingkat puskesmas maupun Tenggara termasuk di Indonesia. Hemoglo-
rumah sakit tipe C dan B. bin E yang dimaksud disini adalah HbE
Pengembangan pelayanan homozigot. 7 Enam sampai sepuluh dari
kesehatan dari RSUP Dr. Sardjito sangat setiap 1000 orang Indonesia membawa gen
diharapkan untuk dapat mengatasi banyak penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka
keterbatasan dari yang dimiliki pusat menikah, satu dari empat anak mereka
kesehatan lain. Misalnya penanganan akan menderita Talasemia.3
masalah Talasemia yang kompleks. Beberapa penelitian di berbagai
Jumlah penderita Talasemia yang dirawat daerah di Indonesia menunjukan pembawa
inap serta membutuhkan transfusi rutin di bakat Talasemia b di Indonesia berkisar 3-
RSUP Dr. Sardjito tahun 2004 adalah 29 7,8%. Sebaran HbE terdapat pada berbagai
orang (data dari Instalasi Rekam Medik populasi di Indonesia.1,3
RSUP Dr. Sardjito). Sehingga diperlukan Penelitian yang pernah dilakukan
langkah yang tepat untuk meningkatkan di RSUP Dr. Sardjito tahun 1992 oleh Lanni
mutu pelayanan terhadap penderita menjumpai kasus Talasemia b di RSUP
Talasemia di RSUP Dr. Sardjito. Dr. Sardjito adalah mutasi pada Cd 26
Talasemia merupakan kelainan (GAG—AAG) yang lebih dikenal dengan Hb
genetik hematologi yang paling banyak E yang mirip dengan populasi Thailand dan
dijumpai.1,2,3,4,5 Pada awalnya sebaran mutasi pada IVS I nt 5 (G—C) yang mirip
Talasemia diketahui terdapat di bagian dunia dengan populasi Melanesia. 6
yang membentuk sabuk Talasemia yang Talasemia merupakan kelainan
membentang dari daerah Mediterania ke darah herediter yang paling sering dijumpai,
Asia tengah, Asia selatan, Asia tenggara biasanya ditandai oleh berkurang atau tidak
sampai bagian barat Melanesia. Migrasi ada sama sekali sintesa rantai globin dari
penduduk diikuti pula dengan penyebaran molekul hemoglobin. 8,9 Kelainan genetik
penyakit itu, sehingga kini di Amerika, Eropa pada Talasemia adalah adanya delesi atau
ada Australia juga dapat dijumpai.1,3 mutasi noktah pada gena yang menyandi
Data WHO 1983 menunjukkan sintesis polipeptida globin dengan akibat
bahwa 240 juta penduduk dunia pembawa tidak atau kurang terbentuk tetramer
bakat (heterozigot) untuk hemoglobinopatia penyusun hemoglobin. 2

110
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

Molekul hemoglobin normal adalah kandungan di kenal juga adanya polipeptida


tetramer yang terdiri dari 2 rantai a dan 2 lain misalnya rantai epsilon dan zeta.8
rantai non a (b, g dan d). Hemoglobin Gangguan sintesis globin dapat terjadi pada
dewasa normal terdiri dari HbA (2 b2) 95- rantai a (Talasemia a) maupun rantai b (Tala
97%, HbA 2 (a 2d 2) 2-3% dan HbF (a 2 g2 ) semia b).8,9,10
2%.8,9,10 Selama janin berada dalam

Gambar 1. Struktur molekul Hb A

Sumber: Koepke, 1998

Talasemia a biasanya disebabkan oleh (3) Hb H disease (genotip—/-a),


suatu delesi atau hilangnya gen a yang terjadi akibat hilangnya 3 gen a dan
terletak pada kromosom nomor 16. Jenis biasanya ditandai dengan anemia sedang
Talasemia ini sering dijumpai pada daerah sampai berat, kadar MCV dan MCH
laut tengah dan sekitarnya.8,9,10 menurun, pada eritrosit terdapat banyak
Berdasarkan jumlah gen yang inclusiones bodies. Elektroforesis Hb
mengalami mutasi, maka Talasemia a menunjukkan kadar HbA2 menurun, kadar
dibagi menjadi : (1) Talasemia a Heterozigot HbH dapat mencapai 40% dan kadang-
(genotip : -a/aa ). Bila satu gen yang hilang kadang terdapat Hb Bart’s (g4). (4) Hb
dan hanya sedikit berpengaruh pada fungsi Bart’s hydrops fetalis (—/—) disebabkan
darah, kadar MCV kurang dari normal, tidak oleh hilangnya semua gen a dan berakibat
ditemukan anemia, elektroforesis Hb fatal, biasanya janin sudah meninggal ketika
memberikan pola yang normal. (2) masih dalam kandungan atau, segera
Talasemia a Homozigot (genotip: -a/-a) dan sesudah lahir.8,9,10
Talasemia a Heterozigot (genotip : —/aa) Penimbunan air terjadi pada
terjadi karena 2 gen a hilang dan jaringan-jaringan tertentu, terutama pada
mengakibatkan, anemia ringan, ditandai bagian perikardial dan toraks. Pada
dengan kadar MCV menurun dan terdapat elektroforesis hanya terdapat Hb abnormal
banyak inclusiones bodies pada eritrosit saja dalam sirkulasi yaitu Hb Bart’s
serta pola elektroforesis Hb normal.8,9,10 mencapai 80% dan selebihnya adalah Hb
Portland dan HbA. 8,9

111
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

Tabel 1 : Gambar hematologi Talasemia

Harapan
Diagnosis Genotip Morfologi Eri trosit Elektroforesi s Hb (rasio α/β) Anemia
Hi dup
Hb. Barts --/-- ↓ MCV & MCH ↑ Hb barts (80 %)† 0:1 Berat Fatal
Hydros NRBC Hb Portland
Fetalis
--/-α ↓ MCV & MCH Hb A 0,40 :1 Sedang Normal
Hb H Hb H (2% - 40%)
+++ HbH
± Hb Barts
inclusions‡ ↓ Hb A2

Talasemia α --/αα ↓ MCV & MCH Normal 0,77:1 Ringan/ti Normal


Minor -α/-α dak ada
0 ++ HbH
Homozigotα
/ inclusions
Homozigotα+
Silentcarri er
Heterozi gotT -α/αα Normal atau Nomal 0,88 : 1 Tidak Normal
+
alasemia -α ↓ MCV & MCH ada
± HbH inclusions‡
* Genotip normal (αα / αα) normal rasio α/β 1:1
† Cord blood sample
‡ Modified brillieant cresyl blue Hb H inclusion body test

Talasemia β berbeda dengan Talasemia α mendapat perawatan dan transfusi darah


yang disebabkan karena delesi gen, maka karena Hb A tidak dibentuk sama sekali.
Talasemia β biasanya disebabkan oleh Bentuk β+ secara klinis juga menunjukkan
suatu mutasi titik (noktah) pada beberapa anemia berat dengan kadar Hb A yang
unit nukleotida gen globin β.10 Talasemia β beredar berkisar antara 5-30 %.8
sering dijumpai di Asia terutama di India dan Bentuk homozigot dari kedua
dataran Cina serta Asia Tenggara termasuk Talasemia -β ini menunjukkan adanya
Indonesia.5 kenaikan kadar HbA2 dan Hb F yang
Berdasarkan ada atau tidaknya meningkat. Kadar MCV dan MCH menurun
produk rantai globin β yang dibentuk oleh dan banyak terdapat normoblast dalam
gen yang mengalami mutasi, Talasemia β sirkulasi. Mekanisme meningkatnya kadar
dibedakan menjadi 2 golongan : (1) HbA2 dan Hb F adalah sebagai berikut :
Talasemia β0 ; jika sintesis rantai globin -β HBA2 tidak terdapat pada bentuk β0 dan
oleh gen yang mengalami mutasi tidak ada terdapat sedikit pada β+.9 (2) Talasemia β0
sama sekali. (2) Talasemia β+, jika sintesis dan Talasemia β+ heterozigot . Terjadi akibat
rantai globin β oleh gen yang mengalami terjadinya mutasi pada salah satu gen β.
mutasi hanya dalam jumlah sedikit.7, 8, 9 Biasanya ditandai oleh anemia sangat
Berdasarkan kerusakan gen maka ringan (pada bentuk β+) dan anemia ringan
Talasemia -β dibagi menjadi 2 golongan : sampai sedang (pada bentuk β°) tetapi
(1) Talasemia -β0 atau Talasemia -β+ secara klinis tidak tampak. Kadar MCV dan
homozigot. Diakibatkan karena semua gen MCH menurun dan terdapat bercak-bercak
β mengalami mutasi pada tempat yang (stipling) yang khas pada eritrositnya, kadar
sama. Bentuk -β0 menunjukkan gejala klinis HbA2 dan HbF dalam Sirkulasi meningkat
yang parah dengan anemia sangat berat dan kadar Hb A menurun.
dan berakibat fatal jika tidak segera

112
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

Tabel 2: Gambaran hem atologi Talasemia β

Jumlah Morfologi Harapan


Diagnosis Eritrosit Eritrosit Elektroforesis Hb (rasio α/β) Anemia Hidup/th
Talasemia ↑ ↓MCV& MCH ↑ HbF 0-0,3/1 Berat 20-30
Mayor ++ Stippling Bervariasi HbA2
+++ NRBC ± HbA
+++ Target
Talasemia ↑ ↓MCV&MCH Normal/ ↑ HbF 0-0,4/1 sedang Normal
intermedia + Stippling Bervariasi HbA2
± NRBC ± HbA
++ Target
Talasemia ↑ ↓MCV&MCH Normal/ ↑ HbF 0,5/1 Ringan Normal
Minor + Stippling Bervariasi HbA2 atau tidak
+ Target Bervariasi HbA ada
Talasemia normal Normal ringan Normal 0,88/1 Tidak ada Normal
minimal ↓MCV& MCH
± Stippling
±Target
Sumber: Koe pke, 1 998

Secara klinis Talasemia dibagi keilmuan khususnya dibidang


1,2,3,4,5
menjadi : (1) Talasemia Mayor (homozigot hematologi. Langkah awal dapat
dan heterozigot ganda) atau anemia Cooley berupa skrining dengan melacak riwayat
yang ditandai dengan anemia berat. (2) anemia, dan riwayat keluarga dengan
Talasemia intermedia yaitu Talasemia β anemia. Pemeriksaan fisik dapat terlihat
dimana keadaan klinis lebih ringan dari dari konstitusi tubuh, wajah yang khas,
Talasemia Mayor tetapi lebih berat dari pucat serta splenemegali.1,4,5 Skrining dan
Talasemia Minor dan merupakan bentuk pemeriksaan fisik dapat dikerjakan dokter
peralihan antara Talasemia Mayor dan atau petugas kesehatan di puskesmas
Talasemia Minor. (3) Talasemia Minor atau rumah sakit tipe C.
(heterozigot) yang hanya menunjukkan Sementara penegakan diagnosis
anemia ringan. (4) Talasemia minimal dan konfirmasi Talasemia mutlak
bentuk Talasemia β yang mana biasanya memerlukan pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan abnormal klinis dan meliputi pemeriksaan laboratorium rutin
laboratorium. 8, 9 (Hb, MCV, MCH, MCHC, morfologi darah
Penegakan diagnosis Talasemia tepi dan retikulosit) serta pemeriksaan
sedini mungkin menjadi harapan bagi laboratorium khusus (Alkali denaturasi,
penderita, keluarga serta pengembangan elektroforesis Hb dan analisis DNA gen
β.2, 7, 8, 9

113
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

Riwayat - Riwayat Keluarga


- Umur dari onset
- Perkembangan

Pemeriksaan Klinis - Pucat


- Ikterik
- Splenomegali
- Deformitas tulang
- Pigmentasi

Laboratorium - Hb, MCV. MCH, Retikulosit


- RBC inclusions (darah dansumsum tulang)
- Presipitasi HbH

Elektroforosis Hb - Abnormal Hb ⊕
- Mencakup analisis AT pH 6-7 untuk
HbH dan Hb Bart’s

Penilaian Hb A2 dan Estimasi F Untuk konfirmasi Talasemia β

Distribusi intra seluler Struktur analisis dari variasi Hb


dari Hb F

Sintesis rantai globin


Sumber: Rodak, 2002

Gambar 2. Skema penelusuran Talasemia

Semua pemeriksaan laboratorium menimbulkan masalah komunitas, seperti:


di atas tersedia dan dapat dilayani di pelayanan transfusi seumur hidup,
Instalasi Patologi Klinik RSUP Dr. Sardjito, sehingga diperlukan usaha-usaha
kecuali analisis DNA gen b. Lewat pengendalian penyakit ini di masyarakat.
pemeriksaan darah, analisa hemoglobin Surveilans atas seluruh pasien
dan DNA dapat diketahui apakah seseorang Talasemia yang memerlukan transfusi
membawa gen Talasemia. Saat ini di darah di rumah sakit dapat memberikan
Indonesia telah dideteksi 10 mutasi gen gambaran seutuhnya dari profil hasil
Talasemia beta yang potensial pemeriksaan laboratorium. Surveilans
menyebabkan Talasemia Mayor.5 berdasarkan sasaran tertentu (berdasarkan
Serangkaian akibat dari kelainan unit, tempat, dan yang lebih spesifik) lebih
tersebut dapat menjadi beban medik (burder mampu meningkatkan mutu pelayanan
of illness), beban psikologis dan beban medik, misal : semua anggota keluarga
ekonomis. Beban medik memunculkan pasien Talasemia diambil darahnya untuk
masalah khusus yang berkaitan dengan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
penyakit itu sendiri beserta terapinya. Beban Permasalahan yang muncul adalah belum
psikologis berkaitan dengan masalah diketahui profil (data umum dan
emosional, sosioekonomik, dan yang laboratorium pada pasien Talasemia yang
menyangkut beban bukan hanya penderita menjalani transfusi darah di RSUP Dr.
tetapi juga orang tua, keluarga dan Sardjito Yogyakarta.
masyarakat. Beban ekonomis berkaitan Pertanyaan penelitian adalah
dengan biaya yang dikeluarkan selama bagaimana data yang ada pada pasien
menjalani perawatan medis.1,5 Talasemia yang menjalani transfusi darah
Masalah klinis dapat muncul pada di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta?
penegakan diagnosis serta terapi. Tujuan penelitian adalah untuk
Sementara Talasemia juga dapat memperoleh data umum dan laboratorium

114
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

pada pasien Talasemia di RSUP Dr. diagnosis Talasemia belum dapat


Sardjito Yogyakarta, yang selanjutnya ditegakkan.
bermanfaat untuk: Pelacakan data dimulai dari data klinik
1. Optimalisasi pelayanan pada InsKA, adanya kecurigaan atau suspek terhadap
khususnya pada penderita Talasemia Talasemia yang dikirim dari Instalasi
2. Peningkatan mutu pelayanan RSUP Dr. KesehatanAnak (INSKA) atau melalui
Sardjito untuk penderita Talasemia dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan
keluarga kecurigaan terhadap Talasemia atau pada
3. Optimalisasi utilisasi/penggunaan alat pemeriksaan morfologi darah tepi
di instalasi Patologi Klinik RSUP Dr. menunjukan gambaran mendukung
Sardjito yaitu elektroforesis Hb diagnosis Talasemia. Apabila ditemukan
4. Sosialisasi pemeriksaan elektroforesis gambaran yang mendukung Talasemia,
Hb ke dokter, perawat keluarga maupun dilanjutkan dengan pemeriksaan Alkali
pasien Denaturasi dan Elektroforesis Hemoglobin.
5. Melengkapi data demografi tentang Data dianalisis secara deskriptif.
penyakit Talasemia di RSUP Dr. Perbandingan variabel-variabel yang
Sardjito sehingga data tersebut dapat mempengaruhi penegakkan diagnosis
dipergunakan untuk penelitian Talasemia dihitung dengan uji statistik
Talasemia secara berkesinambungan deskriptif.

Bahan dan Cara Hasil


Penelitian dilakukan dengan Penderita Talasemia yang dirawat di
retrospektif observasional menggunakan RSUP Dr. Sardjito tahun 2004 berjumlah 29
data rekam medis. Waktu penelitian orang. Laki laki 11 (38%) dan perempuan
mengambil data dari pasien dengan 18 (62%), kelompok umur terbesar 1-14
kucurigaan Talasemia serta rekam medik tahun sebanyak 19 (65%) dan domisili
periode tahun 2004 di RSUP Dr. Sardjito hampir sama antara DIY 14 (48%) dan luar
Yogyakarta. yang selanjutnya disebut DIY 15 (52%) yaitu sekitar Jawa Tengah
sebagai subyek penelitian. bagian Selatan. Penderita Talasemia yang
Kriteria inklusi pada penelitian ini memerlukan transfusi rutin (80%) hampir
adalah suspek Talasemia, memiliki data seluruhnya adalah dari penderita Talasemia
yang lengkap dan yang menjalani transfusi Mayor (76%), selengkapnya tampak pada
rutin. Kriteria eksklusi pada penelitian ini tabel 3.
adalah jika pada sampai akhir perawatan

Tabel 3. Karakteristik subyek penelitian


Karakteristik subyek penelitian Jumlah %
Jenis Kelamin
Laki laki 11 38
Perempuan 18 62
Domisili
DIY 14 48
Luar DIY 15 52
Umur (tahun)
0 –1 5 17
1 – 14 19 65
14 – 25 3 10
> 25 2 8
Transfusi rutin
Ya 24 80
T idak 5 20
Talasemia
Mayor 22 76
Minor 7 24

115
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

Tabel 4. Gambaran Talasemia Mayor dan Talasemia Minor

Talasemia
Temuan Mayor Minor
n % n %
Transfusi rutin
Ya 22 100 2 28
Tidak 0 0 5 72
Riwayat keluarga
Ya 19 86 4 57
Tidak 3 14 3 43
Morfologi Darah tepi
Mendukung 19 86 4 57
Tidak mendukung 3 14 3 43
Tes fragilitas osmotik (OFT)
Mendukung 15 68 5 71
Tidak mendukung 7 32 2 29
Splenomegali (Sufner)
1-2 8 36 3 58
3-5 11 50 2 28
>5 3 14 1 14
TOTAL 22 76 7 24

Talasemia merupakan penyakit yang Surveilans pada kasus Talasemia


diwariskan, maka ada kemungkinan lebih tahun 2004 menunjukkan umur termuda 4
dari satu orang penderita dalam satu bulan dan umur tertua yang dijumpai 27
keluarga. Sembilan belas kasus (86%) ada tahun. Kasus yang termuda adalah
riwayat keluarga yang menderita penyakit penderita yang didiagnosis Talasemia
serupa. Orang tua yang masing-masing pertama kali, sedang umur tertua sudah
mengemban sifat (traits) Talasemia dapat sejak berumur 12 tahun terdiagnosis
mewariskan penyakit ini pada anaknya. sebagai Talasemia. Penelitian Lanni
Penelitian Lanni memperoleh dari 31 menunjukkan umur termuda yang dijumpai
pasangan orangtua yang diteliti, 19 2 tahun, dan tertua 12 tahun. Survei
pasangan (62%) adalah pasangan trait epidemiologi di Banglades tahun 2004
Talasemia b dengan traits HbE dan 12 menunjukan rentang umur 0,5-44 tahun
pasangan (38%) lainnya adalah pasangan pada kasus Talasemia.12
trait Talasemia b dengan trait Talasemia
b.6

Tabel 5. Perbandingan beberapa parameter Talasemia Mayor dan Talasemia Minor

Talasemia
Parameter Mayor Minor
Maksimum Minimum Maksimum Minimum
19 th 4 bl 27 th 8 th
Umur (bl=bulan; th=tahun)
Hemoglobin (Hb; g%) 9 2,7 10 5,4
HbF 50 0,7 20 0
Retikulosit (%) 4,9 0,5 2,9 0,4
Splenomegali (Sufner) 6 1 7 1

116
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

Tabel 6. Profil elektroforesis hemoglobin pada penderita Talasemia

Fraksi Hb Minimum (mg%) Maksimum (mg%) Rata-rata


Hb 4 12.60 7.43
Hb A 0 97.90 40.82
Hb S/D/G 0 70 10.24
Hb A2/C/E 0 86.70 28.11
Hb F 0,1 60.62 20.84
Hb F ayah 0 23.34 2.84
Hb F ibu 0.12 4.28 1.26

Diskusi fasilitas kesehatan yang memiliki


Penelitian Lanni tahun 1993 keunggulan dari pusat pelayanan kesehatan
memperoleh 46 kasus Talasemia yang yang ada dibawahnya. Ternyata RSUP Dr.
dirawat di RSUP Dr. Sardjito selama 2 Sardjito dirasakan sebagai tempat rujukan
tahun. Tampaknya kasus Talasemia terus di daerah Jawa tengah bagian selatan
ada sepanjang masa. Bahkan dapat bahkan sampai perbatasan Jawa timur.
disebutkan bahwa Talasemia adalah Keunggulan yang diharapkan adalah
penyakit herediter yang terbanyak di dunia, pemeriksaan terhadap Talasemia
dan terus muncul dari satu generasi ke hendaknya sampai pada tingkat molekuler.
generasi berikutnya. 11 Namun sebagai langkah awal pemeriksaan
Lebih dari 5% penduduk dunia elektroforesis Hb dapat disosialisasikan
adalah carrier dan 1 dari 4 berisiko untuk kepada klinisi.
mendapatkan penyakit bawaan tersebut. Awal tahun 1980 WHO telah
Kelompok anak-anak dari penduduk dunia merekomendasi tiap negara untuk
diperkirakan 60.000 penderita Talasemia membentuk dewan kerja
Mayor dan 250.000 kelainan sickle cell dari menyelenggarakan survei epidemiologi
2,4 anak-anak yang lahir per 1000 tentang Talasemia sehingga dap at
kelahiran.12 memberikan informasi genetik serta menilai
Penderita Talasemia perempuan 18 terapi (survival) dan preventif dari bayi yang
(62%) lebih banyak dari laki-laki 11 (38%). akan dilahirkan. Untuk tujuan tersebut
Berdasarkan pewarisan gen Talasemia beberapa negara melakukan surveilans
tidak terkait kromosom seks, sehingga Talasemia secara rutin dari waktu ke waktu,
dapat terjadi pada laki-laki maupun misal Iran, Oman dan Inggris.12
perempuan. Malaysia telah melaksankan
Domisili penderita Talasemia yang program kontrol Talasemia di masyarakat
dirawat di RSUP Dr. Sardjito dari DIY 14 sejak 1984, meliputi diagnosis prenatal dan
(48%) dan luar DIY 15 (52%) hampir sama. analisis gen DNA.Pusat studi khusus
Luar DIY berasal dari Purworejo, tentang Talasemia dibentuk tahun 1994
Banjarnegara, Magelang, Kebumen, dengan nama Pusat Kebangsaan
Temanggung serta 1 orang berasal dari Pengembangan dan Penyelidikan
Jawa timur (Pacitan). RSUP Dr. Sardjito Talasemia, sampai pada tingkat molekular
sesuai dengan filosofinya dapat genetik.14
memberikan pelayanan medik dan rujukan Jenis Talasemia Mayor 22 (76%)
medik yang tidak dapat dilakukan oleh pusat lebih banyak dari Talasemia Minor 7 (24%).
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas Talasemia dapat menimbulkan masalah
maupun rumah sakit di tingkat daerah. klinis dan komunitas. Masalah klinis
Surveilans Talasemia tahun 2004 ini berhubungan dengan penegakan diagnosis
diharapkan dapat memberikan informasi dan terapi. Masalah komunitas dapat berupa
tambahan pihak pengelola RSUP Dr. pelayanan transfusi dan pengendalian
Sardjito untuk dapat mengembangkan penyakit di masyarakat. Penegakan

117
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

diagnosis Talasemia di RSUP Dr. Sardjito tepi menuliskan mendukung diagnosis


memiliki keunggulan karena tersedianya Talasemia.
pemeriksaan alkali denaturasi (HbF) dan Morfologi darah tepi yang tidak
elektroforesis hemoglobin (HbA, HbA2 dan mendukung pada Talasemia mayor (14%)
HbF). Pemeriksaan elektroforesis dan pada Talasemia Minor (43%).
hemoglobin sudah dimulai sejak Gambaran MDT tersebut karena ditemukan
pertengahan Oktober 2004.RSUP Dr. kesan eritrositnya berupa normositik
Sardjito dapat mengembangkan lebih lanjut normokromik, maka perlu dilanjutkan
untuk penegakan diagnosis Talasemia dengan pemeriksaan retikulosit.10
sampai pada teknik molekuler yaitu analisis Pemeriksaan morfologi darah tepi
gen DNA. sangat membantu klinisi untuk menegakkan
Analisis DNA gen ß diperkenalkan diagnosis praktis Talasemia serta sebagai
sejak tahun 1981 dan sangat membantu pertimbangan untuk melanjutkan
deteksi dini Talasemia sejak dalam pemeriksaan penunjang lainnya seperti:
kandungan pada trimester awal.1 2 alkali denaturasi, fragilitas osmotik,
Diagnosis prenatal rutin telah dilakukan oleh elektroforesis Hb, dan analisis DNA.2
lembaga Eijkman bekerjasama dengan Tes fragilitas osmotik merupakan
Departemen Kesehatan dengan tes untuk menggambarkan bentuk eritrosit.
memberikan konseling genetik dan Prinsip tes ini mencampurkan eritrosit
prosedur diagnosis prenatal bagi pasien dengan larutan NaCl dalam berbagai
masyarakat.5 Analisis Hb dan DNA dapat konsentrasi. 2 Grafik dari tes fragilitas
mengetahui apakah seorang membawa osmotik pada Talasemia bergeser ke kiri,
gen penyakit Talasemia. Saat ini di Indonesia namun sering kali batas pergeserannya
telah dideteksi 10 mutasi gen Talasemia tidak tegas karena adanya bentuk eritrosit
beta yang potensial menyebabkan fragmentosit.
Talasemia Mayor. 5 Strategi skrining Gambaran yang bergeser ke kiri dari
Talasemia dianjurkan dengan prospektif grafik tes fragilitas osmotik ada 15 (68%)
yaitu identifikasi carrier yang dilakukan pada dari 29 kasus Talasemia. Tes ini masih
pasangan sebelum mempunyai anak.3 dianggap kasar, oleh karena itu tidak tepat
Pelayanan transfusi bagi penderita dipakai sebagai parameter diagnosis
Talasemia tahun 2004 dikerjakan pada tunggal untuk menegakkan diagnosis
semua Talasemia Mayor (100%). Hal ini Talasemia.
dapat dilihat pada tabel 2. Frekuensi Pembesaran lien hampir semua
transfusi tergantung dari kondisi klinis atau terjadi pada Talasemia Mayor dan
tingkat keparahan yang bervariasi pada Talasemia Minor. Hal ini disebabkan
masing-masing penderita serta terjadinya ekspansi eritropoesis sehingga
kemampuan sosial ekonomi keluarga.6 terjadi eritropoesis ekstra medular yang
Talasemia Mayor dipastikan memerlukan akan mengakibatkan pembesaran lien. 10
transfusi seumur hidup.12 Talasemia Mayor yang manefestasi klinis
Morfologi darah tepi (MDT) lebih berat, menunjukkan pembesaran lien
merupakan langkah awal untuk dapat dengan ukuran lebih besar dibanding
membantu menegakkan diagnosis pada Talasemia Minor.
Talasemia setelah ada kecurigaan klinis. Keadaan klinis Talasemia Mayor
Gambaran morfologi darah tepi ditemukan lebih berat dari Talasemia Minor, sehingga
anisopoikilositosis, dengan bentuk eritrosit pada usia 1 atau 2 tahun sudah tampak dan
yang bermacam-macam seperti: sel target, segera dirujuk ke rumah sakit. Sementara
mikrosit, basophilic stippling, howel jolly itu Talasemia Minor lebih ringan dan kadang-
bodies dan tear drops serta hipokromik.7 kadang gejala klinis baru tampak setelah
Pada penelitian ini gambaran morfologi anak berusia lebih dari 4 tahun bahkan ada
darah tepi yang mendukung bila pada yang baru tampak setelah anak berusia
kesimpulan pembacaan morfologi darah lebih dari 6 tahun.10

118
Mutiara Medika
Vol. 7 No. 2:109-120, Juli 2007

Semakin dini terdeteksi sebagai yang pernah dilakukan di Turki tahun 2002,
penderita Talasemia maka penanganan terhadap penderita Talasemia pada populasi
akan lebih baik untuk kelanjutan menjalani asli Turki menemukan ada 42 jenis varian
kehidupan serta adanya usaha-usaha abnormal hemoglobin. Tiga belas jenis pada
preventif pada kelompok masyarakat rantai alfa dan sisanya pada rantai beta.15
tertentu. Penelitian surveilans Talasemia di Perbandingan hasil HbF pada
Inggris sudah dikerjakan rutin 4 tahun sekali metode Elektroforesis Hemoglobin lebih
dan telah dimulai sejak tahun 1940.13 tinggi dari pada metode Alkali Denaturasi.
Kadar hemoglobin yang rendah Hal ini dapat disebabkan karena metode
pada penderita Talasemia menjadi Elektroforesis Hemoglobin memiliki tingkat
permasalahan mendasar yang pemisahan yang lebih baik.8
mempengaruhi kehidupan penderita. Kasus Dari 15 penderita Talasemia ada 2
Talasemia yang tidak diketahui dalam orang tua yang dicurigai traits Talasemia
waktu lama berakibat anemia sepanjang dengan kenaikan kadar Hb F pada ayah atau
hidup penderita. Talasemia Mayor dan Minor ibu yang melebihi 1% serta kenaikan Hb A2
keduanya menunjukkan adanya anemia. baik dari ibu atau dari ayah. Meningkatnya
Anemia disebabkan karena rantai globin b kadar Hb F (a2g2) karena rantai globin tidak
normal hanya terbentuk sedikit dan terbentuk dengan normal.10
abnormal sehingga mempunyai umur yang Penelitian sebelumnya
lebih pendek dari hemoglobin normal. 7 membedakan Talasemia dan non Talasemia
Kadar hemoglobin terendah pada dimulai dari ditemukannya mikrositosis
Talasemia Mayor 2,7g% sedang pada kemudian dikembangkan dengan
Talasemia Minor 5,4g%. Survei pemeriksaan kadar Hb, jumlah eritrosit,
epidemiologi di Banglades, menunjukkan MCV serta elektroforesis Hb. Protokol untuk
kadar hemoglobin terendah pada Talasemia diagnosis Talasemia Minor pernah
Mayor dan Minor adalah 2,9g% dan 3,1g%. dilaporkan Weatherall tahun 1990, yaitu
Kadar hemoglobin pada penderita melalui pemeriksaan Hb elektroforesis, Hb
Talasemia dapat bervariasi dan dapat A2 , dan Hb H (inclusion bodies).16
dipengaruhi oleh kondisi klinis pasien serta
kemampuan ekonomi keluarga yang Kesimpulan
berkaitan dengan transfusi darah.6 1. Penderita Talasemia di RSUP Dr.
Retikulosit pada Talasemia Mayor lebih Sardjito sebagian besar adalah
tinggi dari Talasemia Minor masing-masing Talasemia Mayor (76%) yang
4,9% dan 2,9%. Penelitian di Banglades memerlukan transfusi darah rutin
menunjukkan baik pada Talasemia Mayor 2. RSUP Dr. Sardjito sebagai rujukan
dan Talasemia Minor nilai retikulosit lebih dari penderita Talasemia wilayah Yogyakarta
2%. Retikulosit meningkat pada Talasemia dan Jawa Tengah bagian Selatan
diperkirakan karena sumsum tulang 3. Pemeriksaan morfologi darah tepi dan
memberikan respon terhadap proses tes fragilitas osmotik (OFT) dapat
hemolitik 2 dipakai sebagai skrining Talasemia
Profil elektroforesis hemoglobin setelah adanya kecurigaan klinis
pada tabel 4 berasal dari 15 penderita Talasemia
dengan klinis kecurigaan Talasemia yang 4. Pemeriksaan elektroforesis Hb perlu
telah memeriksakan elektroforesis disosialisasikan untuk menegakkan
hemoglobin sejak dimulainya pelayanan diagnosis Talasemia dan kecurigaan
terhadap jenis pelayanan tersebut di RSUP terhadap traits Talasemia
Dr. Sardjito pada akhir Oktober 2005 hingga
26 April 2005. Saran
Pemeriksaan elektroforesis 1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan
hemoglobin di RSUP Dr. Sardjito hanya periode rutin tahunan untuk surveilans
dapat mengidentifikasi fraksi hemoglobin Talasemia di RS. Dr. Sardjito secara
yaitu Hb A, Hb S/D/G dan Hb F. Penelitian terus menerus.

119
Linda Rosita, Surveilans Penderita Talasemia ............

2. Perlu memperbanyak parameter yang 8. Kjeldsberg, Carl R MD. Practical


dianalisis pada kasus kecurigaan klinis Diagnosis of Hematologic Disorders.
Talasemia, sehingga diharapkan bisa Second Edition Chicago Illinois, ASCP
mendapatkan gambaran seutuhnya dari Press, 1995: 143-146.
penderita Talasemia yang berguna
dalam pengelolaan penderita 9. Stiene–Martin EA., Lotspeich–Steininger
Talasemia. CA., Koepke JA. Clinical Hematology
3. Banyaknya parameter hematologi yang Principles, Procedures, Correlations.
dianalisis dalam waktu periodik Second Edition Philadelphia New York:
beberapa tahun dapat dikembangkan Lippincott :1998; 114-115.
untuk menentukan indeks Talasemia.
10. Hillman, R., Ault, AK. Hematology in
Daftar Pustaka Clinical Practice: A Guide to Diagnosis
And Management, International Edition
1. Sunarto. 1993. Talasemia Sebagai McGraw-Hill, Inc.1995: 27-30.
Masalah Kesehatan Individual dan
Komonitas. Semiloka Thalassemia, 11. Howard M, R. Haematology an
PAU, Yogyakarta. illustrated Colour Text. Churchill
Livingstone. 1997.
2. Bell, A., Rodak, BF. Hematology, Clinical
Principles and Application. W.B. 12. Seraj, A.U.M et al. An Epidemiological
Saunders Company, Philadelphia, Study of Thalassemia, its Quick
Pensylvania, 2002: 339-358. Diagnosis an Influence of Malaria in
Chittagong Area of Bangladesh.
3. Wong H. B., 1983. Thalassemia as Pakistan Journal of Biological Sciences;
Community health in Souteast Asia. 2004. 7 (11): 1953-1957.
Naskah lengkap Konggres Nasional
PHTDI, Yogyakarta 24 – 26 September 13. Modell B et al. A National Register for
1983. Surveillance of Inherited disorders: b
Thalassemia in the United Kingdom.
4. Marzuki , S., 2002. Harapan Baru Bagi Bulletin of the WHO; 2001. 79: 1006-
Penderita Talasemia, New Horizon in 1013.
Thalassemia From Gene to the
Community, PHTDI, Jakarta. 14. George E. Diagnosis Pranatal
Talasemia di Malaysia. ISBN 967-942-
5. Notopuro H., 2004. Talasemia dan 298-4, from http://
Permasalahannya dari pendekatan www.penerbit.ukm.my.
Biologi Molekuler ke Aplikasi Klinik,
Pidato Pengukuhan Guru Besar 15. Altay C. Abnormal Hemoglobin in
Universitas Airlangga, Surabaya. Turkey. Turk Journal
Haematology;2002; 19(1): 63-74.
6. Lanni, F., 1992. Deteksi Mutasi Gena
Penderita Talasemia ß dengan Teknik 16. Lafferty J. D et al. The Evaluation of
Amplifikasi DNA, Tesis, Pasca Sarjana Variuos Mathematical RBC Indices of
UGM, Yogyakarta. their efficacy in discriminations between
thalasemic and non thalasemic. A.J.C.P
7. Sunarto. 1993. Diagnostik Talasemia August 1996 ; 201-205.
dan Kepentingannya. Majalah Cermin
Dunia Kedokteran No 86, Jakarta.

120

You might also like