You are on page 1of 8

NITROSELULOSA DARI KULIT BATANG PISANG

Loekman SATIBI
Peneliti Bidang Propulsi. LAPAN

ABSTRACT

This paper describes the manufacturing of nitrocellulose from the bark of


b a n a n a tree as a model of the manufacturing from other sources of cellulose in general.
The process c a n be devided into two steps. The first step is t h e production of
cellulose from the bark of b a n a n a tree by coustic soda process while in the second step
t h e cellulose obtained then subjected to nitration process using nitric acid and
controlled by addition of sulfuric acid.
In t h e first step dry bark of b a n a n a tree digested using coustic s o d a solution.
Coustic soda concentration, the weight ratio of coustic soda solution to dry bark of
b a n a n a tree, and digestion time were taken as process variables.
The results of t h e first step concludes that the highest cellulose yields is 33,36
%, obtained at the digestion operating condition of NaOH concentration 3,33 %, ratio of
NaOH solution to dry bark of b a n a n a tree 1 2 / 1 a n d digestion time 4,5 h o u r s and
permanganate n u m b e r is 17,27, while the lowest permanganate n u m b e r of cellulose is
14,40 in accord with almost the lowest yield 26,58 % obtained at t h e digestion process
condition of NaOH concentration 5 %, ratio of NaOH solution to dry bark of b a n a n a tree
1 2 / 1 and digestion time 4,5 hours.
These results are almost in accord with the prediction.
The second step operation will be accomplished after the completion of the
equipments.
Sulfuric acid solution is used to control nitration process based on the third Le
Chatelier chemical principle.

ABSTRAK

Tulisan ini menerangkan cara pembuatan nitroselulosa dari kulit batang pisang
sebagai suatu model p e m b u a t a n nitroselulosa dari sumber selulosa u m u m n y a .
Proses p e m b u a t a n nitroselulosa dapat dibagi menjadi d u a t a h a p . T a h a p pertama
adalah p e m b u a t a n selulosa dari kulit batang pisang m e n g g u n a k a n proses soda,
sementara p a d a t a h a p kedua selulosa yang diperoleh kemudian dikenakan p a d a proses
nitrasi menggunakan a s a m nitrat dan dikendalikan dengan p e n a m b a h a n a s a m sulfat.
Pada t a h a p p e r t a m a kulit batang pisang kering dicerna m e n g g u n a k a n larutan
NaOH. Konsentrasi larutan NaOH, rasio berat larutan NaOH t e r h a d a p kulit batang
pisang kering d a n waktu pencernaan diambil sebagai variabel proses.
Hasil proses t a h a p p e r t a m a menyimpulkan bahwa rendemen selulosa tertinggi
sebesar 33,36 % yang diperoleh pada kondisi proses pencernaan, konsentrasi larutan
NaOH 3,33 %, rasio berat larutan NaOH terhadap kulit b a t a n g pisang kering 1 2 / 1 dan
waktu pencernaan 4,5 j a m dan bilangan permanganat terendah sebesar 14,40
bersesuaian dengan rendemen nyaris terendah 26,58 % yang diperoleh p a d a kondisi
proses pencernaan, konsentrasi larutan NaOH 5 % rasio berat larutan NaOH terhadap
kulit batang pisang kering 1 2 / 1 d a n waktu pencernaan 4,5 j a m . Hasil-hasil ini nyaris
sesuai dengan praduga awal. Operasi t a h a p kedua a k a n dilakukan setelah melengkapi
peralatan.
Penggunaan larutan a s a m sulfat u n t u k mengatur proses nitrasi berdasakan
azas Le Chatelier ketiga.

103
1 PENDAHULUAN pernah tersentuh. Sebelumnya propelan
didatangkan langsung dari Belgia.
Nitroselulosa m e r u p a k a n salah Sejak t a h u n 1978 LAPAN melalui
satu propelan yang banyak digunakan proyek SWASAT mengembangkan roket
untuk roket senjata. Nitroselulosa propelan padat u n t u k keperluan ilmiah.
m e m p u n y a i r u m u s molekul [C6H7O2 Propelan yang dikembangkan dari jenis
(OH)3]n. Dari r u m u s molekul itu tampak komposit mulai bahan bakar polysulfide-
bahwa u n s u r - u n s u r b a h a n bakar {fuel,, based, solithane-based, polyurethane
yaitu C d a n H bergabung dengan u n s u r sampai hydroxyl terminated polybutadiene
oksidator [oxidizer), yaitu O m e m b e n t u k based polyurethane.
satu senyawa yang m a m p u terbakar bila Sejak uji terbang roket propelan
dikenai energi aktivasi w a l a u p u n t a n p a padat jenis komposit dasar polisulfida pada
kehadiran oksigen dari u d a r a (udara t a h u n 1981, uji terbang roket propelan
m e n g a n d u n g 21 % v oksigen d a n 79 % v padat jenis komposit solithane-base
nitrogen). B a h a n a t a u c a m p u r a n bahan- polyurethane selama beberapa t a h u n
b a h a n yang m a m p u terbakar tanpa kemudian sampai uji terbang roket
kehadiran oksigen dari u d a r a disebut propelan padat komposit polybutadiene
propelan [propellant). Propelan yang terdiri base polyurethane, pada awal t a h u n 2005
dari s a t u senyawa disebut single base menunjukkan b a h w a LAPAN c u k u p ber-
propellant d a n propelan yang terdiri dari hasil dalam mengembangkan peroketan
campuran senyawa-senyawa yaitu di dalam negeri terutama dilihat dari sisi
b a h a n bakar d a n oksidator disebut kehandalannya. Sampai s a a t ini LAPAN
composite propellant Contoh single base belum mampu mengembangkan roket
propellant antara lain nitroselulosa d a n propelan padat komposit secara menye-
nitrogliserin. Kombinasi d u a jenis single luruh. Baik b a h a n bakar (polibutadien)
base propellant disebut double base maupun oksidator (ammonium perkhlorat)
propellant masih diimport, sehingga peroketan
nasional masih rentan terhadap embargo
1.1 L a t a r B e l a k a n g b a h a n m e n t a h propelan, sedangkan
penggunaan propelan komposit u n t u k
Senjata m e r u p a k a n k e b u t u h a n
roket senjata tidak lazim. Hal ini
vital s u a t u n e g a r a u n t u k menciptakan
disebabkan oleh sifat-sifat propelan
k e a m a n a n wilayah atau negara. Tanpa
komposit yang kurang mendukung antara
jaminan keamanan sangat sedikit
lain kecepatan pembakarannya yang
kegiatan ilmu d a n teknologi dan kegiatan
terlalu rendah dibandingkan kecepatan
ekonomi yang bisa dilakukan oleh suatu
pembakaran propelan single-base maupun
bangsa. Oleh k a r e n a itu kegiatan yang
double base. Hal ini menyebabkan
berkaitan dengan penyediaan senjata
waktu pem-bakaran terlalu lama,
memegang p e r a n a n sangat penting.
sehingga waktu kontak a n t a r a api, gas
Selama ini Indonesia memenuhi ke-
hasil pembakaran dengan dinding r u a n g
b u t u h a n senjatanya dengan cara mem-
bakar yang u m u m n y a terbuat dari logam
beli dari l u a r negeri seperti SAM-75 dari
menjadi lebih lama. Proses pemanasan
Uni Soviet, Rapier dari Inggris dan
logam yang terlalu lama mengakibatkan
Exocet dari Perancis, IPTN dengan Divisi
kenaikan temperatur y a n g c u k u p besar.
Sistem Senjatanya memproduksi roket
Setiap logam kekuatannya akan menurun
kecil (0 - 70 mm), tetapi cerdik yaitu
secara asimtotis jika t e m p e r a t u r n y a
FFAR [Folded Fin Aerial Rocket)
naik, sehingga kenaikan t e m p e r a t u r
m e n g g u n a k a n lisensi dari Belgia meng-
yang terlalu tinggi a k a n mengakibatkan
gunakan propelan double base. Kemudian
r u a n g bakar meledak dan gagallah misi
produksi roket inipun terkena embargo
secara keseluruhan. Untuk meningkatkan
sehingga produksinya terhenti karena
kehandalan roket senjata m a k a pengem-
cara p e m b u a t a n propelannya belum

104
bangan propelan single base atau double asam dilakukan melalui poaching process
base adalah esensial. hasil nitroselulosa h a r u s dijaga agar
tidak bersifat asam, baik dalam peng-
1.2 Maksud dan Tujuan
g u n a a n m a u p u n dalam penyimpanan,
M a k s u d dari kegiatan ini u n t u k sebab asam bersifat katalis u n t u k
m e n e l u s u r i kemungkinan p e m b u a t a n peruraian selanjutnya. B a h a n stabilizer
propelan single-base di dalam negeri h a r u s ditambahkan yang a k a n bereaksi
mengin gat semua bahan mentah tersedia baik dengan NO, nitrat a t a u a s a m sulfat
^ 0 & dalam negeri dalam jumlah melimpah, dalam j u m l a h kecil yang dibebaskan
di samping agar negara Indonesia tidak k a r e n a peruraian dari nitroselulosa d a n
rentan terhadap embargo roket senjata. menghentikan peruraian selanjutnya.
Tujuannya u n t u k menelusuri pem- Bahan stabilizer yang sering d i g u n a k a n
buatan nitroselulosa dari kulit batang adalah diphenylamine u n t u k nitroselulosa
pisang meliputi t a h a p a n proses, bahan- yang jika terbakar tidak menghasilkan
b a h a n d a n alat-alat yang diperlukan, a s a p d a n u n t u k seluloid nitroselulosa
kondisi operasi setiap alat, diagram alir digunakan b a h a n stabilizer urea.
menyeluruh d a n cara penyimpanan Tahapan proses p e m b u a t a n nitro-
produk akhir. selulosa secara komersiil diberikan dalam
diagram alir Gambar 2 - 1 .
2 DASAR TEORI
B a h a n - b a h a n yang m e n g a n d u n g
Nitroselulosa semula dibuat dari selulosa antara lain kapas, kayu, bambu,
serat k a p a s , tetapi s a a t ini sebagian a m p a s tebu, rami, kulit b a t a n g pisang,
besar nitroselulosa dibuat dari serat dan t a n d a n kelapa sawit kosong di-
kayu. Selulosa m e r u p a k a n senyawa cernakan u n t u k m e m i s a h k a n serat dari
yang mempunyai r u m u s molekul c u k u p b a h a n perekatnya, yaitu lignin, dicuci,
rumit dengan berat molekul mencapai kemudian dipucatkan bleaching dengan
300.000. Setiap contoh selulosa mem- m e n a m b a h k a n CaClOCl, NaOCl atau Ca
punyai berat molekul c u k u p lebar, (OCl)2. Serat kemudian diuraikan, dikering-
s e m u a n y a mempunyai r u m u s empiris kan dan ditimbang, Nitrasi atau esterifikasi
sehingga setiap unit glukosa biasanya dilakukan dalam kondisi yang
mempunyai tiga b u a h g u g u s hidroksil dijaga ketat di dalam nitrator. S e b u a h
yang dapat diesterifikasi dengan a s a m nitrator biasanya berisi 14,5 kg selulosa
nitrat menghasilkan nitroselulosa dengan murni. Selulosa diaduk dengan kira-kira
kadar nitrogen teoritis 14 % yang lebih 682 kg c a m p u r a n asam, dijaga p a d a
tinggi dari p r o d u k komersial. temperatur 30°C selama kira-kira 25
Reaksi yang terjadi adalah menit. Komposisi rata-rata c a m p u r a n
a s a m yang dipakai adalah HNO3 21 %,
sebagai b e r i k u t :
H2SO4 63 %, N2O4 0,5 %, H2O 15,5 %.
Seluruh isi nitrator d i m a s u k k a n ke
dalam centrifuge u n t u k memisahkan sisa
asam dari nitroselulosanya. Nitroselulosa
Di samping ester nitrat beberapa diangkut melalui talang {tnjugh), didorong
ester sulfat j u g a terbentuk oleh penam- oleh siraman air dingin, dicuci dengan
b a h a n a s a m sulfat yang h a r u s ditam- mendidihkannya d a n dicuci kembali di
b a h k a n u n t u k mengikat molekul H2O dalam alat pencacah (beater). U n t u k
hasil reaksi nitrasi agar supaya reaksi memperoleh nitroselulosa yang terbakar
bergeser ke k a n a n . Ester sulfat ini tidak tanpa asap yang lebih stabil p a d a
stab J dan peruraiannya akan meningkat- penyimpanan, m a k a ester sulfat yang
kan kondisi a s a m yang berbahaya selama tidak stabil h a r u s dipecah d a n meng-
penyimpanan hasil powder selulosa jika hilangkan a s a m bebas secara s e m p u r n a .
tidak dihilangkan. Peruraian ester sulfat
ini dan sekaligus menghilangkan kondisi

105
Nitroselulosa h a r u s dididihkan selulosa) dan kemudian dicuci berkali-kali
selama 40 jam dengan paling tidak 4 kali dengan air mendidih.
penggantian airnya, diikuti dengan Nitroselulosa yang telah mengalami
pembuatan b u b u r nitroselulosa di dalam poaching process (perebusan) dibebaskan
alat pencacah itu. Nitroselulosa kemudian dari sebagian besar airnya menggunakan
direbus p e r t a m a dengan larutan Na2 CO3 centrifuge. Kandungan air dijaga 28 %
(2,5 kg soda abu per metrik ton nitro- selama penyimpanan dan untuk pengujian
laboratorium.

Gambar 2 - 1 : Diagram alir pembuatan nitroselulosa. Kadar nitrogen dapat diatur


oleh komposisi c a m p u r a n asam proses nitrasi

3 METODE PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunakan
Telah dilakukan penelitian t a h a p meliputi:
pertama, yaitu p e m b u a t a n selulosa dari • Kulit batang pisang.
kulit batang pisang dengan proses soda. • NaOH (coustic soda).
Alat-alat yang digunakan meliputi : • KMn0 4 , 0,1 N.
• Labu leher tiga, 1000 cc. • H2SO4, 4N.
• Pengaduk listrik. • Na 2 S20 3 , 0,1 N.
• KI 10 %.
• P e m a n a s listrik.
• CH3COOH.
• Timbangan analitis.
• C2H5OH70%.
• Pendingin.
• Termometer. • H2O2 20 %.
• Methylene blue.
• Oven.
• Aquadest, H2O.
• Stop watch.
• Peralatan p e n e n t u a n bilangan per- Rangkaian alat u t a m a dapat
manganat. dilihat pada Gambar 3 - 1 .

106
G a m b a r 3-1: Rangkaian alat percobaan (digester).

Kulit batang pisang dikelupas, kemu- berfungsi sebagai refluks. Pemasakan


dian dipotong-potong dengan u k u r a n , dilakukan selama sekitar 5 j a m .
panjang 5 cm, lebar 2 cm d a n tebal 1 Selesai pemasakan, selulosa dicuci
cm. dengan air sambil diremas-remas untuk
Serpihan batang pisang tersebut menghilangkan sisa-sisa zat pemasak
sampai bebas b a s a d a n menjadi serat
dikeringkan di bawah sinar matahari
(selulosa) dan bersih. Pencucian dilaku-
u n t u k memperoleh b a h a n kering.
kan di atas tapisan lalu dikeringkan di
Bahan b a k u kulit batang pisang
bawah sinar matahari.
kering ditimbang seberat 25 g, di-
Hasil yang telah kering ditimbang
m a s u k k a n ke dalam labu leher tiga
sebagai variabel proses, diambil
kapasitas 1000 cc, ditambah larutan
konsentrasi NaOH (%), perbandingan
NaOH 4 % sebanyak 300 g. larutan NaOH dengan b a h a n bakar
Labu berisi serpih kulit batang pisang kering dan waktu p e m a s a k a n . Tabel
kering d a n l a r u t a n NaOH dipanaskan. 3 - 1 . m e r u p a k a n r a n g k u m a n variabel
Di atas labu dipasang pendingin yang percobaan.

107
Tabel 3 - 1 : VARIABEL PERCOBAAN

Penelitian proses t a h a p kedua dengan berat kulit batang pisang kering


yang m e r u p a k a n proses nitrasi selulosa yang dipakai dikalikan 100. Hal ini a k a n
oleh a s a m nitrat dengan p e n a m b a h a n memberikan persen berat. Bilangan per-
a s a m sulfat sebagai pengendali proses m a n g a n a t m e r u p a k a n u k u r a n tingkat
agar diperoleh nitroselulosa dengan kesempurnaan proses pencernaan atau
k a d a r N sesuai yang diinginkan d a n pelarutan lignin yang bertindak sebagai
rendemen tertentu a k a n dilakukan lem pengikat serat (selulosa) agar b a t a n g
kemudian. Diperlukan beberapa alat t u m b u h - t u m b u h a n bisa bersifat kaku.
t a m b a h a n a n t a r a lain nitrator, sentrifus, Pengujian bilangan permanganat dilaku-
pencacah d a n poucher. kan menggunakan cara titrasi memakai
b a h a n - b a h a n b a n t u a n t a r a lain KMn04,
4 HASIL 0,1 N ; H2SO4, 4 N ; NaS 2 0 3 ) 0,1 N d a n
KI, 10 %.
D u a b u a h pengamatan d a n peng-
u k u r a n yang sangat penting dilakukan, Hasil p e n g u k u r a n rendemen dan
yaitu rendemen (yield) dan bilangan bilangan permanganat p r o d u k selulosa
permanganat. Rendemen ialah berat u n t u k setiap kondisi proses dalam per-
selulosa kering yang diperoleh dibagi cobaan dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4 - 1 : HASIL PERHITUNGAN RENDEMEN DAN BILANGAN PERMANGANAT SELULOSA


PRODUK PERCOBAAN

No. Konsentrasi Rasio Larutan NaOh Waktu


Rendemen Bilangan
NaOh Terhadap Kulit Pencernaan
1%) Permanganat
(% Berat) Batang Pisang Kering (Jam)
1 3,33 12/1 4,5 33,36 17,27
2 3,74 12/1 4,5 32,80 16,54
3 4,17 12/1 4,5 29,93 16,18
4 4,58 12/1 4,5 27,73 14,84
5 5,00 12/1 4,5 26,58 14,40
6 4,17 10/1 4,5 31,14 18,48
7 4,17 11/1 4,5 30,06 18,24
8 4,17 12/1 4,5 29,27 17,39

108
9 4,17 13/1 4,5 27,31 16,30
10 4,17 14/1 4,5 25,19 14,73
11 4,17 12/1 3,5 32,27 18,10
12 4,17 12/1 4,0 30,18 17,15
13 4,17 12/1 4,5 29,37 16,50
14 4,17 12/1 5,0 28,98 15,57
15 4,17 12/1 5,5 27,08 14,06

5 PEMBAHASAN (diambil) u n t u k itu digunakan l a r u t a n


J i k a kulit b a t a n g pisang kering H2SO4. Kandungan nitrogen di dalam
h a n y a m e n g a n d u n g satu jenis selulosa produk nitroselulosa dapat diatur
yang tidak larut di dalam larutan NaOH, dengan mengatur perbandingan selulosa
m a k a p a d a proses pencernaan yang terhadap a s a m nitrat.
t u j u a n n y a u n t u k melarutkan b a h a n
6 KESIMPULAN
perekat, yaitu lignin rendemen a k a n
m e n u r u n secara asimtotis dengan naiknya Rendemen selulosa tertinggi p a d a
konsentrasi l a r u t a n NaOH, rasio larutan proses pencernaan kulit b a t a n g pisang
NaOH t e r h a d a p b a h a n baku kulit batang dengan larutan NaOH sebesar 33,36 %
pisang kering d a n waktu pencernaan. diperoleh p a d a kondisi operasi; konsen-
J i k a kehadiran sejumlah kecil trasi larutan NaOH 3,33 %, rasio l a r u t a n
lignin dalam selulosa yang diperoleh NaOH : kulit batang pisang kering 1 2 / 1 ,
tidak mengganggu proses nitrasi, m a k a waktu pencernaan 4,5 jam, d a n bilangan
dipilih kondisi operasi yang memberikan permanganat 17,27.
rendemen (yield) lebih besar. Bilangan Bilangan p e r m a n g a n a t terendah
p e r m a n g a n a t m e r u p a k a n u k u r a n tingkat sebesar 14,40 bersesuaian dengan
k e s e m p u r n a n pelarutan lignin. Jika rendemen c u k u p rendah, yaitu 26,58,
k a n d u n g a n lignin di dalam selulosa diperoleh p a d a kondisi operasi; konsen-
besar (pencernaan k u r a n g sempurna), trasi larutan NaOH 5 % rasio larutan
m a k a k e b u t u h a n KMn04 u n t u k bereaksi NaOH terhadap kulit b a t a n g pisang
dengan lignin besar, sehingga sisanya kering 1 2 / 1 d a n waktu p e n c e r n a a n 4,5
yang bereaksi dengan Na2S203 sedikit jam.
d a n bilangan p e r m a n g a n a t besar d a n Hasil yang diperoleh hampir sesuai
sebaliknya harga bilangan permanganat dengan perkiraan awal. Penyimpangan
menurun secara asimtotis dengan terjadi p a d a percobaan no. 10, yang
naiknya konsentrasi larutan NaOH, rasio memberikan rendemen terkecil (25,19 %)
l a r u t a n NaOH terhadap b a h a n bakar dan bilangan permanganat c u k u p besar,
kulit b a t a n g pisang kering m a u p u n yaitu 18,10. Hal ini mungkin k a r e n a
waktu p e n c e r n a a n . Pada proses nitrasi kesalahan percobaan atau p e n g a m a t a n
reaksi a n t a r a a s a m nitrat d a n selulosa atau adanya tiga m a c a m selulosa
m e n u r u t azas Le Chatelier m e r u p a k a n berturut-turut a-selulosa, p-selulosa d a n
reaksi keseimbangan. Azas Le Chatelier y-selulosa yang mempunyai daya larut
k e d u a m e n y a t a k a n b a h w a tiada reaksi dalam larutan NaOH berbeda satu s a m a
kimia kecuali bersifat eksoterm atau lain, mulai s a m a sekali tidak larut
endoterm. Azas Le Chatelier ketiga d a n sampai sedikit larut.
yang terakhir menyatakan bahwa
kesetimbangan a k a n bergeser u n t u k DAFTAR PUSTAKA
meredam pengaruh dari luar. Pada reaksi
nitrasi, (1) agar s u p a y a reaksi bergeser Austin, G. T., 1986. Shreve's Chemical
ke k a n a n yang berarti menaikkan yield Process Industries, 5 t h Edition, Mc
nitroselulosa, m a k a salah satu hasil Graw-Hill Book Company, Singapore.
reaksi di r u a s k a n a n h a r u s dikurangi Barrere, M., 1960. Rocket Propulsion,
Elsevier Publishing, Co., Paris, France.

109
Marty, D., 1986. Conception des Vehiaile Sutton, G. P.; Ross, D. M., 1976. Rocket
Spatiaux, Massori, S. A., Paris, Propulsion Element, J o h n Wiley and
France. Sons, Inc., New York, USA.
Perry, J. H.; Don Green, 1984 Perry's
Chemical Engineering Handbook,
McGraw-Hill International Edition,
Singapore.

110

You might also like