Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Fisika Flux PDF
Jurnal Fisika Flux PDF
Agus Riyanto
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung
Jl. Prof. Soematri Brodjonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145
DOI: https://doi.org/10.20527/flux.v15i2.5524
Submited: 02 November 2018; Accepted: 23 April 2019
ABSTRACT−This study aims to identify the effect of preparation temperature on microstructure and
magnetic properties of magnetite nanoparticles prepared from FeSO4.7H2O and FeCl3.6H2O by using the co-
precipitation method without organic solvent and surfactant. Precursors were prepared at 30 oC, 60 oC, and
90 oC under atmospheric pressure. Microstructure and diameter distribution of magnetite nanoparticles were
analyzed by using XRD, FTIR, TEM, and ImageJ software, while the magnetic properties were analyzed using
VSM. The identification result shows that the magnetite phase was formed on all samples with a
polycrystalline structure. The increasing of preparation temperature was followed by an increase in the
diameter of grains and the oxidation rate of magnetite phase into maghemite (γ-Fe2O3). The
superparamagnetic properties almost can be observed mainly in the sample prepared at 30 oC, where the
magnitude of remanent and coercivity is 3.39 emu/g and 23.93 Oe, respectively. The magnitude of remanent
and coercivity increases as preparation temperature increases and superparamagnetic effect decrease.
KEYWORDS : co-presipitation, magnetite, nanoparticles, temperature
35
36 Jurnal Fisika Flux, vol. 16, no1, Februari 2019 (35-41)
kanker, dan terapi termal (Lopez et al., 2010; meliputi struktur mikro serta sifat magnetik
Sheng-Nan, Chao, & Zan-Zan, 2014; El pada sampel nanopartikel magnetit yang
Ghandoor et al., 2012; Mamani & Gamarra, dipreparasi pada suhu 30 oC, 60 oC, dan 90 oC.
2014). Selain itu, nanopartikel magnetit juga
diterapkan dalam water treatment (Shaker, METODE PENELITIAN
Zafarian, & Rao, 2013), imobilisasi enzim Bahan dan Alat
(Sohrabi, Rasouli, & Torkzadeh, 2014), dan Bahan yang digunakan untuk
berbagai aplikasi lainnya. mempreparasi sampel antara lain: FeSO4.7H2O
Nanopartikel magnetit dapat dipreparasi (Sigma Aldric), FeCl3.6H2O (Sigma Aldric),
dengan melalui mekanisme top down dan NH4OH (Sigma Aldric). Sedangkan, alat yang
bottom up. Mekanisme top down umumnya digunakan antara lain: transmission electron
dilakukan dengan menggunakan metode microscopy (TEM) JEOL JEM 1400,
mekanik yaitu dengan cara menggiling bulk difraktrometer sinar-x tipe XRD 6000, vibrating
magnetit menggunakan ball milling. sample magnetometer (VSM), dan Shimadzu
Keunggulan metode ini ialah dapat spektrometer FTIR Shimadzu-8201 PC.
memperoleh nanopartikel magnetit dengan
tingkat kemurnian yang tinggi, namun Preparasi Sampel Nanopartikel Magnetit
preparasi nanopartikel magnetit dengan Preparasi sampel nanopartikel Fe3O4
menggunakan metode ini tergolong cukup (magnetit) dilakukan dengan menggunakan
mahal (Priyadarshana et al., 2015). Sedangkan metode kopresipitasi tanpa pelarut organik
mekanisme bottom up dapat dilakukan dengan maupun surfaktan, serta dilakukan pada
menggunakan metode preparasi seperti sol- tekanan atmosfer. Proses preparasi dilakukan
gel (Xu et al., 2007, mikroemulsi (Ha et al., dengan melarutkan FeSO4.7H2O dan
2008), hidrotermal (Demir, Baykal, & Sozeri, FeCl3.6H2O dengan perbandingan mol 1 : 2 ke
2014), dan solvotermal (Ha et al., 2008). dalam 30 ml aquades. Ke dalam larutan
Namun, penerapan metode tersebut tersebut ditambahkan 60 ml larutan NH4OH
membutuhkan logam kompleks, pelarut 10 % dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
organik, atau surfaktan, sehingga selama 90 menit pada variasi suhu 30 oC, 60 oC,
menyebabkan peningkatan biaya preparasi dan 90 oC. Masing-masing sampel berturut-
(Mamani & Gamarra, 2014). Dengan semakin turut dilabeli dengan nama P30, P60, dan P90.
meningkatnya upaya pemanfaatan Kemudian, proses preparsi dilanjutkan
nanopartikel magnetit, maka penyederhanaan dengan mengendapkan sampel, penyaringan,
proses preparasi nanopartikel perlu dan pencucian hingga diperoleh prekursor
dikembangkan. nanopartikel magnetit. Prekursor yang
Pada penelitian ini dilakukan preparasi diperoleh selanjutnya dikalsinasi pada suhu 80
nanopartikel magnetit dengan prosedur oC.
dengan menggunakan VSM pada rentang kuat yang identik dengan magnetit, serta memiliki
medan magnet -2,5 kOe hingga 2,5 kOe. sifat magnetik makroskopik yang sama yaitu
ferrimagnetik (Sheng-Nan, Chao, & Zan-Zan,
HASIL DAN PEMBAHASAN 2014).
Karakteristik Mikrostruktur Sampel
Magnetit
Pola difraksi sinar-x (XRD) sampel
nanopartikel magnetit ditunjukkan pada
Gambar 1. Hasil analisis XRD pada sampel P30
memperlihatkan indikasi terbentuknya fasa
magnetit yang ditandai dengan terdapatnya
puncak-puncak difraksi dengan indeks Miller
(111), (220), (311), (400), (422), (511), dan (440)
seperti ditunjukkan pada Gambar 1(a). Sesuai
dengan penelitian sebelumnya, struktur kristal
magnetit memiliki puncak-puncak difraksi
dengan indeks tersebut (Lopez et al., 2010; El
Gambar 1 Difraktogram sampel magnetit, (a)
Ghandoor et al., 2012; Hariani, Muhammad, &
sampel P30, (b) P60, dan (c) P90
Dedi, 2013; Mosivand et al., 2013).
Indikasi terbentuknya struktur magnetit
pada sampel tersebut diperkuat dengan hasil
analisis gugus fungsi yang ditampilkan pada
Gambar 2. Pada spektrum FTIR Gambar 2
terdapat puncak absorpsi pada bilangan
gelombang 578,64 cm-1 dan 393,48 cm-1 yang
masing-masing mengindikasikan adanya
vibrasi ikatan kovalen Fe-O tetrahedral dan
Fe-O oktahedral (Jia et al., 2017; Saif et al., 2015;
Asgari, Fakhari, & Berijani, 2014; Arsalani,
Fattahi, & Nazarpoor, 2014; Covaliu et al.,
2011). Terdapatnya ikatan kovalen Fe-O pada
posisi tetrahedral dan oktahedral menguatkan
hasil identifikasi XRD bahwa fasa magnetit
telah terbentuk pada sampel tersebut. Gambar 2 Spektrum FTIR sampel magnetit
Di sisi lain, pada pola difraksi XRD
sampel P30 terdapat puncak difraksi yang Peningkatan suhu preparasi tidak
menunjukkan terdapatnya struktur kristal lain menyebabkan perubahan signifikan pada
yakni pada sudut 2𝜃 32,62o. Sesuai dengan struktur kristal magnetit, namun intensitas
penelitian yang dilakukan oleh Kazeminezhad relatif puncak difraksi fasa maghemit tampak
& Mosivand (2014), puncak tersebut semakin meningkat seperti ditunjukkan pada
merupakan puncak difraksi dari fasa pola difraksi Gambar 1(b) dan 1(c). Hal ini
maghemit (𝛾-Fe2O3). Terbentuknya sedikit fasa mengindikasikan bahwa secara kualitatif
maghemit mengindikasikan bahwa terjadi jumlah fasa maghemit semakin meningkat
proses oksidasi selama proses preparasi. seiring dengan peningkatan suhu preparasi.
Berdasar hasil riset sebelumnya, fasa Dengan demikian, suhu preparasi sangat
maghemit merupakan produk oksidasi dari mempengaruhi keadaan struktur kristal sampel
magnetit (Xu et al., 2007; Shaker, Zafarian, & nanopartikel magnetit, dimana semakin tinggi
Rao, 2013). Maghemit memiliki struktur kristal suhu preparasi yang diterapkan maka akan
38 Jurnal Fisika Flux, vol. 16, no1, Februari 2019 (35-41)
semakin banyak fasa maghemit yang terbentuk karena laju oksidasi yang semakin meningkat.
Gambar 3 Pola difraksi TEM, (a) P30, (b) P60, dan (c) P90
Hasil analisis XRD dan FTIR yang berbeda. Namun, seiring meningkatkanya suhu
menunjukkan bahwa fasa magnetit telah preparasi terdapat peningkatan ukuran
terbentuk pada sampel yang dipreparasi diameter partikel yang cukup signifikan seperti
sangat sesuai dengan hasil difraksi TEM ditunjukkan pada distribusi diameter pada
seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Pola sampel P90 (Gambar 6). Dari hasil ini,
difraksi berbentuk cicin (ring) berkaitan terindikasi bahwa suhu preparasi memiliki
dengan indeks Miller yang bersesuaian peran dalam menumbuhkan butir partikel
dengan hasil analisis XRD. Pola difraksi nanopartikel magnetit. Bila ditinjau morfologi
berbentuk cincin menunjukkan bahwa fasa dan distribusi diameter maka sampel
magnetit yang terbentuk pada ketiga sampel nanopartikel magnetit yang dipreparasi
memiliki struktur polikristal (Kazeminezhad dengan prosedur ini tergolong memiliki
& Mosivand, 2014). Terbentuknya struktur karakteristik yang baik, karena sebagian besar
polikristal pada ketiga sampel tersebut sebagai nanopartikel magnetit memiliki diameter butir
akibat terdapat dua fasa kristal yakni magnetit mendekati diameter single domain yaitu lebih
serta sedikit kristalit maghemit sesuai hasil kecil dari 20 nm (Sheng-Nan, Chao, & Zan-Zan,
analisis XRD. 2014; Daoush, 2017).
Morfologi hasil analisis TEM dan
distribusi diameter butir sampel nanopartikel Karakteristik Sifat Magnetik
magnetit ditunjukkan pada Gambar 4 – 6. Hasil pengukuran relasi magnetisasi (M)
Tampak sampel magnetit memiliki bentuk dan kuat medan magnet (H) atau loop histerisis
hampir bulat dengan diameter butir magnetik ketiga sampel nanopartikel magnetit
nanopartikel bervariasi (Gambar 4 – 6). masing-masing ditunjukkan pada Gambar 7 –
Berdasarkan hasil pengolah gambar (image) 9. Parameter yang amat penting dari loop
dengan menggunakan software ImageJ, sampel histerisis magnetik utamanya ialah magnetisasi
P30 memiliki diameter pada kisaran 6,44 nm – remanen (M ) yang menunjukkan magnetisasi
21,69 nm dan populasi terbanyak pada yang tertinggal saat medan H = 0 Oe dan
diameter 11 nm – 13,99 nm mencapai 26,67 % koersivitas C yang menunjukkan medan H yang
(Gambar 4). Sampel P60 memiliki diameter 5,06 dibutuhkan agar magnetisasi M = 0 emu/g. Pada
nm – 23,29 nm dan populasi terbanyak 11 nm – material superparamagnetik, baik magnetisasi
13,99 nm mencapai 40 % (Gambar 5). remanen maupun koersivitasnya bernilai nol
Sedangkan, sampel P90 memiliki diameter (Hui et al., 2008). Pada loop histerisis ketiga
dalam rentang 9,31 nm – 27,41 nm dan populasi sampel (Gambar 7 – 9) memperlihatkan
terbanyak pada 14 nm – 16,99 nm mencapai terdapatnya remanen dan koersivitas
33,33 % (Gambar 6). Tampak sampel P30 dan meskipun dengan nilai yang sangat kecil,
P60 memiliki diameter butir yang tidak jauh terutama pada sampel P30. Sehingga, sifat
Riyanto, A. Preparasi dan Karakteristik Fisis... 39
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
metode kopresipitasi sederhana (tanpa pelarut
organik dan surfaktan) dapat diterapkan
untuk mempreparasi nanopartikel magnetit
dengan karakteristik fisis yang baik. Hasil
identifikasi struktur mikro memperlihatkan
nanopartikel magnetit yang terbentuk
memiliki struktur polikristal dikarenakan
terdapat sedikit fasa maghemit yang terbentuk
Gambar 9 Loop histerisis magnetik sampel P90 dan secara kualitatif jumlahnya meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu preparasi.
Nilai magnetisasi remanen, koersivitas, Selain itu, hasil identifikasi menunjukkan
beserta magnetisasi pada H = 2,5 kOe untuk bahwa peningkatan suhu preparasi diikuti
ketiga sampel ditunjukkan pada Tabel 1. Data dengan peningkatan ukuran diameter butir
pada Tabel 1 memperlihatkan peningkatan nanopartikel magnetit, serta meningkatnya
nilai magnetisasi remanen dan koersivitas magnetisasi remanen dan koersivitas.
Riyanto, A. Preparasi dan Karakteristik Fisis... 41