You are on page 1of 27
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DosenPengampu : Dewi Sinta Megawati, M.Sc. Begum Fauziyah, 8. DisusunOleh : Nama : Muhammad wildan baikhaiq NIM + 18930013 Kelas :B Asisten : Ahmad abdiman Kelompok 02 LABORATORIUM KIMIA FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM. MALANG. 2020 Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat di aboratorium kimia, Gagasan dasarnya sederhana untuk dipahami, caranya beragam, mulai dari cara sederhana sampai yang agak rumit dari segi kerja dan peralatan, dan metode ini dipakai untuk setiap jenis senyawa. Metode ini pemanfaatannya secara luas untuk pemisahan analitik dan preparative (Khopkar, 2009). Teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi_ dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas) disebut kromatografi. Salah satu jenis metodekromatografi yang paling sering dipakai adalah metode kromatografi lapis tipis (kl). Kromatografi lapis tipis (kit) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan teknik kromatografi. KLT biasanya digunakan pada analisis kualitatif’ untuk untuk menentukan jumlah Komponen campuran, atau penentuan suatu zat. Schingga kit merupakan teknik analisis yang cukup mudah dan praktis. Pengerjaan kit sendiri cukup sederhana dan cepat, serta tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam alat dan bahannya, dan ‘menggunakan sampel dengan kuantitas yang sangat kecil (Rudi, 2010). Praktikum kromatografi lapis tipis penting untuk dilakukan terutama oleh mahasiswa farmasi. Hal ini dikarenakan mahasiswa farmasi sebagai bibit tenaga Kesehatan dan ilmuwan yaitu dalam pengembangan obat. Pengembangan obat salah satunya penelitian komponen tumbuhan. Komponen tumbuhan tersebut kemudian diisolasi dan diidentifikasi Komponen bahan aktifnya yang Dipindai dengan CamScanner mengandung nilai terapeutik atau bahan berkhasiat. Salah satu metode pengidentifikasian tersebut menggunakan metode kromatografi lapis tipis. 1.2 Tujuan Tujuan praktikum kromatografi lapis tipis, yaitu: 1, Praktikan dapat menentukan kadar aspirin dalam obat analgesik dengan metode KLT. 2. Praktikan dapat memahami prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dipindai dengan CamScanner BABI TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Kromatografi Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatankomponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, Komponen-komponennya akan dipisahkanantara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuransedangkan fase gerak akan melarutkan zat Komponen campuran, Komponen yang mudah tertahanpada fase diam akan tertinggal. Sedangkan Komponen yang mudah larut dalam fase gerak akanbergerak lebih cepat. (Roth, 1988). Kromatografi dalam bidang kimia merupakan sebuah teknik analisis yang digunakan untuk memisabkan sebuah campuran ataupun persenyawaan kimia (Adnan, 1997). Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi_ yang menyangkut komponen suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas chromatography adalah gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan chromatography adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain , suatu padat, atau suatu ‘gel’ agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau mekanisme lain (David. 2001). Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu, Uraian mengenai kromatografi pertama kali dijelaskan oleh Michael Tswett, seorang ahli biotani Rusia yang bekerja di Universitas Warsawa. Pada saat itu, Michael Tswett melakukan pemisahan klorofil dari pigmen-pigmen Iain dari ekstrak tanaman menggunakan kromatografi kolom yang berisi dengan kalsium karbonat. Pada kromatografi, Dipindai dengan CamScanner komponen- Komponen yang akan dipisahkan berada diantara dua fase yaitu fase diam ( stationary ) dan fase bergerak ( mobile ). Fase diam adalah fase yang akan menahan Komponen campuran sedangkan fase gerak adalah fase yang akan melarutkan zat Komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal atau tidak bergerak sedangkan komponen yang mudah larut, dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Sudarmadi, 2007). 2.1.2 Kromatografi Lapis Tipis. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui _kuantitasnya, Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya, Kromatografi lapis tipis dapat di gunakan untuk pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dijelaskan dengan kromatografi kertas (Kurmiawan dan Santosa, 2004), Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang meliatkan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya berupa campuran pelarut pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair (kromatografi cair -cair), Fase diam pada KLT sering disebut penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur (tanah diatomae) dan selulosa, Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai dalam KLT (Iskandar, 2007). Prinsip dari KLT di mana suatu analit bergerak melintasi lapisan fase diam di bawah pengaruh fase gerak, yang bergerak melalui fase diam, Semakin polar suatu senyawa fase gerak, semakin besar partisi ke dalam fase diam gel silika, semakin sedikit waktu yang dibutubkan fase gerak untuk Dipindai dengan CamScanner bergerak menyusuri plat sehingga semakin pendek jarak tempuh senyawa tersebut menaiki plat dalam waktu tertentu (Syahmani, 2017). Kromatografi_ lapis tips. (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLTmerupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbedadebgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, padakromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaanbidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipundemikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (Rohman, 2007). Penentuan jumlah komponen senyawa dapat didetcksi__ dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen-komponen pada KLTdengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai _panduan untuk memisahkan Komponen kimia tersebutdengan menggunakan kolom kromatografi dan sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel daneluen yang digunakan berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalaukepolaraan eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT (Lenny, 2006). Api juga dapat secara langsung mencari radikal hidroksil untuk membentuk turunan 2,3- dan 2,5-dihidroksibenzoat, yang dengan sendirinya berfungsi sebagai penanda stres oksidatif, memadamkan fluks oxyradical, dan dapat mengakumulasi gugus e-amino dari residu lisin dalam protein, yang mencegah oksidasi mereka. Efek antioksidan pada protein ini mungkin penting dalam membatasi oksidasi lipoprotein dan oksidasi fibrinogen; dalam kasus terakhir, oksidasi meningkatkan pembentukan fibrin, dan asetilasi lisin meningkatkan fibrinolisis. Kemungkinan melalui kombinasi ini pada efek yang Dipindai dengan CamScanner aspirin mengurangi respon inflamasi pada pasien dengan penyakit arteri coroner (Awiry, 2000). Dipindai dengan CamScanner 22MSDs NO] NAMA BAHAN | SIFATFISIKA — KIMI MANFAAT, BAHAYA PENANGGULANGAN, 1. [Aspirin (Asam J Berwara Puth = Sehagai ' Menyebabkan |» Mata: bilass dengan ‘Asetibalisilat) fs Berhau khas senyawa tandar | iitasi pada mata | aie £15 menit ]> Muda laru dalam aie dan kalit Kuli: bias dengan ‘+ Menyebabkan | sie mengale +15, ints pada enit saluran ‘© Pemapasam: sepera ‘pernapasan baea korban ke angen terbuka ‘untuk mendapatkan oksigen 2 [wbatanol > Berbentuk cain + Schagai fase [+ Menyebobian |» Mata: bilss dengan J> Tidak berwarna serak inti pada mata | aie $15 menit j= Berbau Khas ddan kalit Kult: bilas dengan * Phnetral ‘© Monyehabkan |” sie mengale +15, intasi pada enit saluran + Pemapasam: segera pernapasan ‘awa koran ke ruangen terbuka ‘untuk mendapatkan oksigen 3. Bianolicknis [6 Berbentok cairn + Sehigaipelarut [+ Menyebaian |» Mata: bilss dengan Js Tide berwarna iritasi pada mata |" aie 415 menit = Ph=7 (nctral) ddan kulit ‘© Kolit: bias dengan © Titik leh =-117°C ‘+ Menyebabkan |” aie mengalie +15, irtasi pada nit Dipindai dengan CamScanner “alaran “> Pemapasam: segera ppernapasan ‘awa korban ke suangan terbuka ‘untuk mendaparkan oksigen NaOHOOIM |» Tidak berbau > Digunakan = Menyebabkan |» Mata :bilass dengan © Berwarna putih dalam tahapan irtasipada mata | ir +15 menit ‘© Mudab larut dalam | titra dan kit ‘© Kuli: blas dengan sie + Menyebabkan sir mengalie £15 irtast pada meni saluran ‘* Pernapasam : segera permapasan ‘awa Korban ke ‘ruangan terbuka untuk mendapatkan coksigen TndikaiorPP |» Berbentuk ean |» Sebagal > Menyehabkan |» Mata: bilass dengan © Tidak berbau indikator intasipada mata | air +15 menit © Phneteal (penanda) dan kulit ‘© Kuli: blas dengan ‘= Larut dalam air ‘yerhadap ‘© Menyebabkan sir mengalir #15 singin, air panas, sampel irtasi pada meni ‘dan dietil eter saluran ‘© Pernapasam : segera ppernapasan ‘awa Korban ke ruangan terbuka untuk mendapatkan oksigen Dipindai dengan CamScanner METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Analisi Farmasi I dengan topic percobaan Kromatografi Lpis Tipis (KLT) dilaksanakan pada hari Rabu, 15 April 2020 pukul 12.20-selesai dan BAB IIT diilaksanakan secara daring atau online. 3.1 Alat ‘Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. 2 9. 10. u. 3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan kali ini, yaitu : Beaker glass 100ml Pengaduk Oven ‘Chamber Pipia kapiler Plat KLT F254 Pendeteksi sinar UV Hairdrayer Buret Pipet volume Kertas saring 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Dipindai dengan CamScanner 1. Obat di pasaran merek “X™ yang menagndung aspirim I tablet 2. N-butanol secukupnya 3. Etanol secukupnya 4, NaOH 0,01M secukupnya 5. Indicator PP secukupnya 3.4 Cara Kerja SAMPEL |. Disiapkan plat KLT F254 kemudian tandai dengan pensil 1 em dari tepi bawah. Dibagi menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan sampel obat. |. Dilarutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 mL aquadest (gunakan pipet volum), kemudian ditotolkan larutan tersebut dengan pipa kapiler padaa plat KLT sampai habis. | Ditimbang 1 tablet obat X dan hancurkan dengan mortar. Larutkan obat dalam 5 mL aquadest, kemudian disaring dengan kertas saring. Pipet 0,5 mL larutan tersebut dan ditotolkan pada plat KLT sampai habis. | Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai hamper mencapai batas akhir. |. Dikeringkan dengan hairdryer suhu rendah (tanpa pemanasan). iletakkan di bawah lampu UV dengan panjang _gelombang 366 nm dan diamati spot. | Dihitung nilai Rr Dipindai dengan CamScanner Dikerok spot aspirin standar dan sampel. Dilarutkan masing-masing dalam 10 mL etanol teknis. Dipisahkan filtrat dan residu. Dipindahkan filtrat ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 50 mL. aquadest, 2 tetes indikator PP dan dititrasi dengan NaOH 0,01 N0,0IM. Ditentukan kadar aspirin HASIL, Dipindai dengan CamScanner BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan No | Perlakwan Fas 1. | Disiapkan KLT F254 dan kemudian ditandai Telah disiapkan KLT F254, dengan pensil 1 em dari tepi bawah, Bagi ditandai dengan pensil 1 em menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan dari tepi bawah dan telah sampel obat. dibagi menjadi 2Iajur 2,_ | Dilarutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 ml | Sudah dilarutkan 50 mg etanol (gunakan pipet volume), kemudian aspirin standar dengan 0,5 ditototkan larutan tersebut dengan pipa kapiler | ml etanot dan sudah pada plat KLT sampai habis. ditototkan larutan tersebut pada plat KLT sampai habis 3._ | Ditimbang 1 tablet obat X dan dihancurkan | Telah ditimbang tablet X dengan stamper. Dilarutkan obat dalam 5 ml | dan sudah dilarutkan dengan etanol, kemudian disaring dengan kertas saring. | 5 ml etanol dan sudah Dipipet 0,5 ml larutan tersebut dan dtotolkan | ditototkan larutan tersebut pada plat KLT sampai habis, pada plat KLT sampai habis Z| Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai | Telah dimasukkan plat hamper mencapai batas akhir. pee 5, | Dikeringkan dengan hairdryer sul rendah | Telah dikeringkan dengan (tanpa pemanasan) hairdryer %._| Diletakkan dibawah lampu UV dengan panjang | Telah diletakkan di bawah gelombang 254 nm dan 366 nm dan amati spot | lampu UV 7. | Dihitung nilai Rf Nilai Rf = 0,81 Dipindai dengan CamScanner © Nilai Rf aspirin standar _ §50em = eam = 0,8125 8._| Dikerok spot aspirin standar dan sampel. Telah dikerok aspirin stadar Dilarutkan masing ~ masing dalam 10 ml dan sampel etanol teknis. Dipisahkan filtrat dan residu 9. | Diindahkan filirat ke dalam erlenmeyer dan | Telah dipindahkan filirat tambahkan 50 mL aquadest, 2 tetes indikator | dan di tiitrasi dengan NaOH. PP dan titrasi dengan NaQH 0,01 M. (sebelum | V NaOH = 9,1 ml titrasi, lakukan standarisasi NaOH terlebih dahulu dengan asam oksalat), 10. | Ditentukan kadar aspirin Telah di tentukan kadar aspirin Kadar Aspirin = 2,67% 4.1.2. Pethitungan ¢ Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat V rata ~ rata NaOH =8,70 mi V (NaOH) xM (NaOH) = V (As. Oksalat) x M (As. Oksalat) 8,70 x M (NaOH) (0 ml x 0,01 M 10 mlx 001M M (NaOH) a M(NaOH) =0,01M __Jarak yang di tempuh sompel_ Jarak yang di tempuh fase gerak Dipindai dengan CamScanner Toe Arak yang al temp sampel © Nilai Rf aspirin sampel re 7 7 jarak yang di tempuh fase gerak 652 em "Bem = 0,815 Massa aspirin = vol NaOH hasil titrasi x kesetaraan = 8,70 ml x 0,0018016 g = 0,01567392 g massa aspirn =" perat obat Kadar aspirin x 100% 001567392 9 0.588™mg x 100% = 2,67% Atau menngunakan rumus : Y NaOH xM NaOH x Mr Aspirin. oQ05 Honea en ‘massa Toler (mo) x0.01M x 180 588 mg x100% = 2,67% 4.2. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pemisahan aspirin terhadap sampel X yang mengandung aspirin. Teknik pemisahan yang digunakan yaitu metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Adapun Prinsip dari pemisahan kromatografi lapis tipis adalah adanya perbedaan sifat fisik dan kimia dari senyawa yaitu Kecenderungan dari molekul untuk melarut dalam cairan (Kelarutan), kecendrungan molekul untuk menguap dan kecendrungan ‘molekul untuk melekat pada permukaan (adsorpsi, penjerapan) (Sienko, 1984) Dipindai dengan CamScanner Pemisahan dengan metode KLT (Kormatografi Lapis Tipis) terhadap sampel merk X yang mengandung aspirin menggunakan fase diam yaitu sebuah lempeng tipis yang mengandung silika gel F254 dan fase gerak N butanol yang memiliki polaritas menengah (semi polar) (Wikanta, 2012). Prinsip dari silika gel yaitu, karena bersifat sangat polar maka silika gel akan menyerap eluen dengan cara menaik. Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia yang didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fasa (fase gerak/eluen dan fase diamvadsorben) yang berbeda tingkat kepolarannya. Kromatografi lapis tipis merupakan bentuk kromatografi planar yang digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofob seperti lipida-lipida dan hidrokarbon (Sastrohamidjojo, 1991). Langkah pertama yang dilakukan adalah Disiapkan plat KLT F254 kemudian tandai dengan pensil 1 cm dari tepi bawah. Dibagi menjadi 2 lajur untuk aspirin standar dan sampel obat merk X yang mengadung aspirin, Selanjutnya di larutkan 50 mg aspirin standar dengan 0,5 ml aquadest menggunakan pipet volum dan totolkan larutan tersebut dengan pipa kapiler pada KLT hingga habis. Kemudian, di timbang 1 tablet obat X yang mengandung aspirin dan dihancurkan dengan mortar. Di larutkan obat tersebut dalam 5 ml aquadest. Kemudian di saring dengan kertas saring dan di pipet 0,5 ml larutan tersebut, lalu ditotolkan pada plat KLT hingga habis. Selanjutnya Dimasukkan plat KLT dalam chamber sampai chamber mencapai batas akhir dan dikeringkan dengan hairdryer suhu rendah (tanpa pemanasan). Diletakkan di bawah lampu UV dengan panjang gelombang 366 nm dan diamati spotnya, Kemudian dihitung nilai Rfnya, Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom Dipindai dengan CamScanner

You might also like