You are on page 1of 15

JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI

DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.112 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.112.09

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL MELALUI


PROGRAM BAHASA HOLISTIK
(PENELITIAN PENGEMBANGAN DI KELOMPOK B
TAMAN KANAK-KANAK NASIMA SEMARANG)

ROOSTRIANAWAHTI SOEKMONO
Universitas Trilogi
Roostri73@trilogi.ac.id

Abstract: A challenging diversity in Indonesian society turns out to be cultural asset and conflict.
Tolerance is the main key to ease up the cultural conflict through multicultural education. Early
childhood can be taught about diversity awareness by diversity experience, which is a basic step
development of tolerance. This study is aimed to uncover learning strategy in enhancing diversity
awareness, such as, understanding diversity, skill in communicating diversity and treating
diversity positively. This study employs Research and Development approach modified into three
phases of research: preliminary study, development model and validation test model. In the
preliminary study, bibliographical study discusses multicultural theme “What a Beautiful
Diversity in the Old Town” and social background study about children culture in Semarang city.
Development model consist of five steps based on five concepts, namely, identification of
multicultural theme, unit planning of multicultural theme with whole language programme,
preparation for game apparatus and books about multicultural stories, implementation of
multicultural learning, and assesment on diversity awareness. Validation test model is comprised
of assesment validation about diversity awareness and models of validation by experts. It’s
significant, effective and appropriate. Discoveries resulting from study, communication and
participation are factors influencing level of diversity awareness.
Keywords: Model Development, Multicultural Education, Whole Language Programme and
Diversity awareness

Abstrak: Masyarakat Indonesia yang beragam merupakan tantangan, menjadi modal budaya atau
konflik budaya. Konflik budaya dapat dikurangi dengan mengembangkan sikap toleran melalui
pendidikan multikultural. Pada anak usia dini kita dapat meningkatkan kesadaran tentang
keberagaman, yang merupakan dasar dari sikap toleran. Penelitian ini diperlukan untuk
menemukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran tentang keberagaman, seperti
memahami, mengkomunikasikan dan menyikapi keberagaman dengan cara positif. Pendekatan
penelitian menggunakan Penelitian dan Pengembangan yang dimodifikasi dalam tiga langkah
penelitian yaitu: studi pendahuluan, model pengembangan dan model tes validasi. Studi
pendahuluan berisi studi pustaka untuk tema multikultural “Indahnya keberagaman kota lama” dan
studi latar belakang sosial budaya anak. Model pengembangan mempunyai lima langkah yang
dikembangkan dari lima konsep yaitu identifikasi tema multikultural, perencanaan unit dari tema
multikultural dengan program bahasa holistik, Persiapan alat permainan dan buku cerita
multikultural, implementasi pembelajaran multikultural, dan asesmen kesadaran tentang
keberagaman. Model tes validasi berupa validasi asesmen kesadaran tentang keberagaman dan
validasi model oleh pakar. Asesmen kesadaran tentang keberagaman dalam uji coba kelompok
kecil adalah signifikan, model terbukti efektif meningkatkan kesadaran tentang keberagaman.
Pakar menyatakan model layak. Temuan penelitian komunikasi dan partisipasi adalah faktor yang
berpengaruh untuk meningkatkan kesadaran tentang keberagaman. Komunikasi dan partisipasi
pada usia dini dipengaruhi oleh budaya suku dan suku mayoritas
Kata Kunci: Pengembangan Model, Pendidikan Multikultural, Program Whole Language dan
Keanekaragaman

308
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

PENDAHULUAN Penelitian dan pengembangan


Indonesia merupakan negara ini mengimplementasikan pendidik-
kepulauan terbesar dengan 247 suku an multikultural melalui pengenalan
bangsa yang tersebar di seluruh budaya lokal-Nasional-global di kota
wilayah. (Portal Nasional RI, 2014) Semarang melalui tema multikutural
Keberagaman tergambar nyata, “Indahnya Keberagaman Kota
keberagaman merupakan modal Lama”. Kota Lama adalah kawasan
budaya yang luar biasa, tetapi di kota Semarang yang di dalamnya
apabila disikapi dengan cara negatif terdapat empat kampung etnis yaitu
menimbulkan masalah disintegrasi kampung Kauman, Belanda, Pecinan
bangsa, konflik antar etnis dan dan Melayu yang merupakan budaya
kekerasan. Hal ini terjadi karena Lokal. Kampung etnis juga terdapat
belum semua dapat menerima, di kota dan kabupaten lain di
menghargai dan toleransi pada Indonesia, sehingga keberagaman
keberagaman meskipun Indonesia suku di kampung etnis merupakan
merupakan bangsa multikultural. budaya Nasional dan di negara-
Konflik, kekerasan. dan budaya negara lain juga ada ethnics enclave
global dikonsumsi anak melalui yang merupakan budaya global, yaitu
media cetak elektronik, akibatnya suatu kampung tempat berkumpul-
anak meniru. Kondisi ini diperkuat nya satu atau beberapa etnis/suku
dengan film-film kartun asing, buku tertentu. Kota Lama dihuni
cerita, komik, tempat bekal, mainan beragaman suku yaitu suku Jawa,
anak, kartu-kartu, baju, tas dan Melayu, Banjar, Arab, Cina dan
benda-benda lain yang dipakai anak, Indo-Belanda (Titik Suliyati,
sehingga mereka lebih mengenal 2014:3). Anak didik juga diajak
tokoh-tokoh luar, identitas budaya memahami, mengkomunikasikan dan
lokal dan nasional mereka terancam. menyikapi keberagaman suku-
Ironinya pendidikan multikultural budaya di Kota Lama dengan cara
masih menjadi wacana di sekolah positif, karena anak belajar norma
(https://www.kompasiana.com/rhesa dari budaya mereka, pada waktu
ardy, 2017) yang sama dan dengan cara yang

309
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

sama mereka belajar untuk berbicara 2002: 35); dan (3) Bahasa holistik
suatu bahasa (Dodge, Laura, berfokus pada maksud dan
Heroman., 2002: 35). Anak-anak pengalaman, menyebar ke semua
diajak memprak-tekkan hal tersebut bagian kurikulum (Weaver, 1990: 6).
di atas karena dalam kesehariannya Oleh karena itu peneliti tertarik
mereka melihat dan meniru hal-hal mengembangkan ”Model Pendidikan
negatif, kekerasan, stereotipe dan Multikultural melalui Program
diskrimina-si ketika menyikapi Bahasa Holistik”.
keberagaman. Mereka
mengekspresikan hal-hal tersebut KAJIAN TEORITIK
dalam ucapan dan perilaku. Konsep Desain Pengembangan
Contohnya ketika anak melihat Model
temannya yang berkulit gelap anak Beberapa konsep inti dari model
spontan bertanya, “Kamu kok hitam yang dikembangkan yaitu:
sih?”, temannya langsung berteriak, Konsep pengembangan tema
multicultural
“aku tidak hitam !”, akhirnya terjadi
pertengkaran karena ucapan tersebut Konsep tema multikultural dikem-
tanpa disadari anak mengandung bangkan dari sistem tricentra Ki
diskriminasi fisik yang menyebabkan Hajar Dewantara yang muaranya
temannya marah. adalah watak kulturil bangsa/adab
Pengembangan pendidikan kebangsaan (Ki Hajar Dewantara,
multikultural melalui program 1977). Selaras dengan ide Tilaar
bahasa Holistik penting dilakukan tentang penanaman nilai-nilai budaya
karena: (1) bahasa Indonesia sudah lokal – keindonesiaan - global dalam
terbukti menjadi bahasa pemersatu kurikulum yang bermuara pada civic
pada peristiwa Sumpah Pemuda intellegence, sehingga apabila
tahun 1928; (2) Anak belajar norma disintesis dapat dijadikan bingkai
dari budaya mereka pada waktu yang atau framework tema multikultural
sama dan dengan cara yang sama yang dapat digambarkan dalam
mereka belajar untuk berbicara suatu bagan berikut ini (HAR Tilaar,
bahasa (Dodge, Laura, Heroman., 2002).

310
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

Konsep pengembangan perenca-


naan pembelajaran model webbed.

Dari pendapat beberapa ahli dalam


Alam
Keluarga merencanakan pembe-lajaran
Alam Perguruan

Alam Pemuda
menggunakan model webbed dapat
disimpulkan bahwa guru melewati
Gambar 1. Framework tema
multikultural
beberapa langkah: (1)
Mengidentifikasi konsep-konsep
Konsep pengembangan asesmen minat anak; (2) Guru melakukan
perkembangan kesadaran tentang
brain-storming untuk membuat
keberagaman
jaringan tema/topik yang berisi
Menurut Connell dkk. konsep
rencana unit, ren-cana aktivitas; (3)
tentang keberagaman memang harus
Menjamin setiap webbed berisi
dikembangkan dalam pembelajaran
pengalaman anak yang dapat
melalui eksplorasi dan komunikasi
dihubungkan dengan tujuan yang
positif tentang praktek sosial dan
ingin dicapai; (4) Mempersiapkan
budaya orang-orang yang ada di ling-
lingkungan belajar. (5) Melakukan
kungannya (Connell,2006 h.72),
assesmen dan evaluasi.
yang dapat digambarkan seperti
bagan di atas:
Telaah pustaka

Tahapan Kesadaran tentang Keberagaman Alam Keluarga Survey keberagaman


Pijakan melalui angket
(Schaffolding) Alam Perguruan
Menerapkan
mendiskusikan per- Alam Pemuda
Identifikasi tema
samaan & perbeda- tanpa bimbingan
an sosial-budaya, multikultural
dan motivasi
Keluarga dan lingkungan

mencari kebiasaan
yang berbeda de- Asesmen dan evaluasi
yang lebih luas

ngan keluarganya
Webbed tema
Menghubungkan tanpa bimbi- multikultural
Memberi
Mene
rapkan gan& motivasi Program
mengidentifikasi per Brainstorming  ren-
Bahasa
yang lebih luas

motivasi
Keluarga dan

samaan & perbedaan


lingkungan

kebiasaan sosial-bu
Menghu
bungkan
Memotivasi Holistik cana unit jadwal
daya diri sendiri & ol
Mengeksplorasi sedikit
sedikit bimbingan
Mengeksplorasi
mengenal kebiasaan bimbingan Mengenal Dengan
Perencanaan Mingguan
Kelu-
arga

sosial budaya diri sendiri bimbingan dan Harian


keluarga

Dengan
Display, media
Mengenal
mengenal kebiasaan bimbingan pembelajaran dan buku
sosial budaya diri sendiri cerita multikultural

Gambar 11. Tahapan Kesadaran tentang Keberagaman

Gambar 3. Langkah-langkah
Perencanaan Pembelajaran
Pendidikan Multikultural
Gambar 2. Tahapan Kesadaran melalui Program Bahasa
tentang Keberagaman Holistik pelaksa-naan
Konsep pengembangan
pembelajaran model webbed,
Pendidikan multikultural dapat

311
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

diinte-grasikan dalam dua domain multikultural diperlukan anak untuk


yaitu: (1) Penataan Domain mengeksplorasi dan memahami
Lingkungan Kelas Multikultural berbagai budaya lain, membantu
lingkung-an yang kaya untuk sensitivitas dan apresiasi pada orang
eksplorasi gender, ras/etnis, dan dari kelompok lain, serta membantu
perbeda-an lain (Spark, 2001: h.11), anak berinteraksi dengan orang lain
(2) Domain Strategi Pembelajaran lebih baik.
Multikultural, yaitu: menyikapi Konsep Model yang Dikembang-
Perbedaan dan Persamaan Ras/Fisik, kan
gender, dan perbedaan lain (Spark, Konsep Pendidikan Multikultural
2001: h. 66-69). Menurut Tilaar, pendidikan
multikultural menfokuskan pada
Program Bahasa Holistik Integrasi
Pendidikan
Multikultural
kelompok-kelompok agama, ras,
Menambahkan
bahan-bahan

Domain
keaksaraan

Kegiatan selamat
masalah kemiskinan, penindasan dan
Penataan
Lingkungan datang Keberagaman
budaya
Kegiatan di sentra

Kegiatan di area
keterbelakangan kelompok minoritas
bermain luar

Percakapan
awal
Keberagaman
ras/fisik dalam ilmu pengetahuan. Konsep
Tanda khusus

Kesempatan
bercerita Keberagaman
pendidikan multikultural mengem-
gender
Interaksi: model
keaksaraan, memo
tivasi, membim-
bing, mengenalkan
bangkan nilai-nilai demokratis dan
Kegiatan di Keberagaman
sentra-sentra ketidak-
Gambar 12. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
mampuan telah merambah sebagai bagian dari
Domain Lagu dan sajak
Strategi
Pembelajaran Cerita terkait
kegiatan di sentra,
kosa kata baru
perubahan sosial (Tilaar, 2002:
Anti stereotip
Interaksi: Tanya
Manajemen Komunikasi
jawab, model
kelas
keaksaraan h. 498)
Kegiatan: meng-
gambar & menceri- anti
takan/menulis

Kegiatan
diskriminasi
Secara lebih operasional,
penutupan

Banks menjabarkan dalam empat


Gambar 4.
Langkah-langkah pelaksanaan dasar pendekatan pendidikan
pembelajaran pendidikan
multikultural melalui program bahasa multikultural, yaitu: (1) The
(3) holistik
Konsep pengembangan program Contributions Approach, yang
bahasa holistik melalui kegiatan terfokus pada rasa heroik, hari besar
bercerita (format utuh bahasa
budaya terkait dengan makanan,
holistik) menggunakan media buku hadiah dan pakaian; (2) The
cerita multikultural dan boneka Additional Approach, menambahkan
multikultural. Buku cerita konsep budaya (kematian, kelahiran,

312
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

partisipasi sosial), tema (ekologi, menemukan keterampilan spesifik


keadilan); (3) The Transformation yang mereka perlukan (Berk, 2006:
Approach, mengalirkan perubahan h. 302).
struktur dan di-daktik yang berguna Raines dan Canady dalam
bagi anak dalam memandang konsep, bukunya The Whole Language
isu-isu, kejadian dan tema berbagai Kindergarten memaparkan 6 (enam)
perspektif perbedaan etnik dan elemen kunci yang dapat digunakan
budaya kelompok; (4) The guru dalam praktek pembelajarannya
Social Action Approach, di Taman Kanak-kanak , yaitu:
menyediakan perubahan lebih lanjut (a) menenggelamkan anak dalam
dalam metodologi pendidikan, anak bahasa dan tulisan (immersion),
berperan dalam membuat keputusan (b) memberikan Kesempatan dan
terhadap beragam isu sosial dan menyediakan berbagai sumber
membantu memecahkan beragam belajar, (c) melakukan Komunikasi
masalah (Banks and Banks, 2004: h. yang Bermakna, (d) menjadi Model
341). Komunikasi, (e) mendukung Anak
menjadi Pembaca dan Penulis,
Program Bahasa Holistik di
(f) memotivasi anak dalam proses
Taman Kanak-kanak
keaksaraan tanpa mempedulikan
Watson dalam Berk latar belakang pengalaman atau
berpendapat bahwa pendekatan sosial, budaya dan bahasa anak
bahasa holistik harus diajar dengan (Raines, 1990: h. 10 – 13).
bahasa alami melalui cara belajar
Konsep Kesadaran tentang
paralel, pada anak yang masih muda
Keberagaman
atau anak usia dini harus ditunjukkan
teks dalam format lengkap – berupa Keberagaman mulai disadari
cerita, puisi, surat, poster dan daftar - oleh anak ketika mereka mulai
sehingga mereka dapat menghargai melihat, memperhatikan dan
komunikasi bahasa dengan tulisan. menyadari tentang adanya perbedaan
Menurut para pakar, bacaan dijaga atau keberagaman seperti jenis
maknanya, agar anak termotivasi kelamin (gender), usia dan warna

313
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

kulit. Menurut Milestone Kesadaran berkembang menjadi toleransi pada


tentang keberagaman gender, usia usia 10-11 tahun (Alejandro-Wright,
dan warna kulit terjadi pada usia 3 1985:186).
tahun (Gronlund, 2001: h. 38) Penelitian Pusat Kajian
Alejandro-Wright menemu- Pembangunan Masyarakat (PKPM)
kan bahwa kesadaran tentang ras Unika Atmajaya mengembangkan
dimulai pada usia pra-sekolah, dan program ini sudah diujicoba di 8 SD
pemahaman anak akan lengkap pada (Negeri dan swasta berbasis agama)
usia 10 s.d. 11 tahun. Pada usia di wilayah Jakarta, Depok,
tersebut mereka bisa mengklasifi- Tanggerang dan Bekasi. Hasilnya
kasikan ras tanpa melihat warna kulit berupa peningkatan pemahaman dan
yang berbeda tetapi berdasarkan afeksi anak tentang nilai-nilai
pengetahuan tentang pengelompok multikultural, misal anak dapat
kan tanda fisik biologis dari ras menghargai (toleransi) perbedaan,
tertentu (Alejandro-Wright, 1985: solider, tidak berprasangka, dan tidak
h.186). diskriminasi (Murniati, 2012).
Menurut Connell dkk., konsep awal
Penelitian tentang “Pendi-
tentang keberagaman memang harus
dikan Multikultural pada Anak Usia
dikembangkan dalam proses
Dini (AUD)” oleh Hariyanto,
pembelajaran melalui eksplorasi dan
Hasilnya pendidikan multikultural
komunikasi positif tentang praktek
pada AUD diselenggarakan dengan
sosial dan budaya orang-orang yang
pendekatan orientasi kurikulum,
ada di lingkungannya (Connell,
sistem pembelajaran berbasis sentra-
2006:72).
sentra, dan penanaman nilai-nilai
Penelitian pendidikan
perilaku positif karena materinya
multikultural di negara lain sudah
belum ada di kurikulum AUD.
banyak berkembang, contohnya
(Hariyanto,2013). Pada usia Pra-
“Promoting Young Children's
sekolah (2 s.d. 6 th) anak sedang
Cultural Awareness and
dalam masa peka berkembangnya
Appreciation Through Multicultural
kesadaran tentang ras/ suku,
Books”. Hasil penelitian ini adalah

314
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

buku cerita tentang budaya dapat ilustrasi, pengalaman dan contoh


membantu AUD mengembangkan kehidupan nyata, multidimensi
rasa hormat pada orang lain dan identitas etnis (McNeill dan Brian
memperkuat pengalamannya dari W., 2001: 284). Penelitian ini sesuai
latar belakang yang beragam. model asesmen kesadaran tentang
Watson dalam Berk keberagaman, salah satu
pendekatan bahasa holistik untuk indikatornya adalah pemahaman
AUD harus ditunjukkan teks dalam tentang identitas suku dan harga diri
format lengkap, berupa cerita, puisi, yang kuat.
surat, poster dan daftar, sehingga Penelitian ini secara umum
mereka dapat menghargai bertujuan mengembangkan suatu
komunikasi bahasa dengan tulisan model Pendidikan Multikultural
(Berk, 2006, 302). Piper melalui program bahasa holistik
mengungkapkan bahwa buku cerita untuk meningkatkan kesadaran
multikultural dapat mengembangkan tentang keberagaman. Tujuan khusus
kesadaran tentang latar belakang penelitian adalah: (1)
bahasa dan budaya yang berbeda Mengidentifikasikan model atau
(Piper,1993:4). pendekatan pembelajaran yang
Penelitian tentang kesadaran digunakan oleh guru TK untuk
identitas suku “An Exercise in Ethnic mendidik kesadaran tentang
Identity Awareness”. Kesadaran keberagaman anak TK;
Identitas suku meliputi konsep diri (2) mengidentifikasikan tingkat
(self-concept) dan identitas diri (self- kesadaran tentang keberagaman anak
identification), rasa memiliki (a TK; (3) Menemukan cara
sense of belonging), dan sikap-sikap merancang model pendidikan
positif dan negatif (positive and multikutural melalui Program Bahasa
negative attitudes) terhadap suatu Holistik yang dapat dikembangkan
kelompok etnik. Peneliti untuk anak TK; (4)
mendeskripsikan latihan melalui Mengidentifikasikan cara
pengenalan dan fasilitasi kesadaran pelaksanaan model pendidikan
dari konsep identitas suku melalui multikultural melalui program

315
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

bahasa holistik di TK; (5) Rancangan Model (Model Draft 1)


memperoleh data empiris Rancangan model “Pendidik-
peningkatan kesadaran tentang an Multikultural melalui Program
keberagaman anak TK setelah Bahasa Holistik” berupa model
dilaksanakan pengembangan model konseptual, model prosedural dan
Pendidikan Multikultural melalui model fisikal
Program Bahasa Holistik

METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang Telaah pustaka

Alam Keluarga Survey keberagaman

digunakan adalah Penelitian dan Alam Perguruan

Alam Pemuda
melalui angket

Identifikasi tema
multikultural

Pengembangan (R and D) dengan Asesmen dan evaluasi


Webbed tema
tanpa bimbi- multikultural
Mene
rapkan gan& motivasi Program
Bahasa Brainstorming  ren-
yang lebih luas
Keluarga dan

desain pengembangan model Borg


lingkungan

Menghu
bungkan
Memotivasi
Holistik cana unit jadwal

Mengeksplorasi sedikit
bimbingan

Dengan
Perencanaan Mingguan
Kelu-

Mengenal
arga

bimbingan dan Harian

and Gall yang mengadaptasi the Display, media


pembelajaran dan buku
cerita multikultural

Systematic Design of Instructional


a. penerapan pendidikan multikultural. Program Bahasa Holistik Integrasi
Pendidikan
Multikultural
dari Dick and Carey.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam
Menambahkan
bahan-bahan
keaksaraan
Domain
Penataan
penelitian ini adalah: Lingkungan Kegiatan selamat
datang
Keberagaman
STUDI PENDAHULUAN Kegiatan di sentra budaya
STUDI PUSTAKA STUDI LAPANGAN
• Teori dan konsep yang tekait • Temuan kondisi perencanaan Kegiatan di area
dengan Pengembangan model pembelajaran. bermain luar
• Data-data yang terkait dengan • Kuesioner latar belakang sosial-
pengembangan tema multikultural budaya anak Keberagaman
ras/fisik
Percakapan
awal

ST UDI PENGEMBANGAN
Tanda khusus

VALIDASI MODEL RANCANGAN Kesempatan Keberagaman


OLEH PAKAR MODEL bercerita gender

Interaksi: model
keaksaraan, memo
Identifikasi tema multikultural: Indahnya ST UDI tivasi, membim-
Keberagaman di Kota Lama
EVALUASI bing, mengenalkan
MODEL
Pengembangan asesmen:
DRAFT 1
portofolio perkembangan kesadaran tentang
keberagaman untuk anak TK Kegiatan di
sentra-sentra
REVISI
Pengembangan strategi pembelajaran : MENJADI
Pengembangan Webbed tema multikultural
MODEL Lagu dan sajak
dan perencanaan mingguan-harian
DRAFT I Anti stereotip
Cerita terkait
Manajemen
kegiatan di sentra, Komunikasi
Pengembangan media pembelajaran : kelas
Buku cerita multikultural dan alat permainan kosa kata baru
multikultural sesuai dengan perencanaan
Interaksi: Tanya
jawab, model
Rancangan evaluasi formatif (review UJI EFEKTIVITAS
MODEL  Uji keaksaraan anti
portofolio) :
strategi pelaksanaannya melalui program Wilcoxon diskriminasi
bahasa holistik di sentra-sentra melalui Kegiatan: meng-
(1) uji coba prototipe satu satu (2 anak)
MODEL gambar & menceri-
UJI EFEKTIVITAS takan/menulis
(2) Uji coba kelompok kecil (6 anak) DRAFT MODEL  Uji
2 Wilcoxon
Kegiatan
penutupan
REVISI
MENJADI
MODEL FINAL
TERUJI

Gambar 5. Langkah-langkah Penelitian dan Gambar 7.


Rancangan Model Prosedural Pendidikan
Pengembangan Model Multikultural
melalui Program Bahasa Holistik

316
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Pecinan dan Melayu, (d) letaknya di


Hasil Studi Pustaka sekitar jembatan Mberok: kampung
Penelitian dan pengembangan Kauman di Barat, kampung Belanda
model pendidikan multikutural di Timur, kampung Pecinan di
melalui program bahasa holistik Selatan, dan kampung Melayu di
dilaksanakan melalui perencanaan Utara, (e) keberagaman Kota Lama
dan pelaksanaan pembelajaran model begitu indah karena masyarakatnya
webbed dengan tema multikutural rukun (kearifan lokal intangible) dan
“Indahnya Keberagaman Kota keberagaman bangunan / budaya
Lama”. Peneliti menggunakan (kearifan lokal tangible). Di
pertanyaan 5W1H agar pertanyaan Indonesia kampung Kauman,
logis: (1) Kampung apa yang ada di Belanda, Pecinan dan Melayu ada di
Kota Lama?, (2) Suku apa yang Kab/Kota lain di Indonesia (Budaya
tinggal dan budaya apa yang ke-Indonesiaan) dan negara-negara
berkembang di Kota Lama?, (3) lain (Budaya Global).
Dimana letak kawasan Kota Lama?,
Hasil Studi Lapangan
(4) Kapan dan bagaimana Kawasan
Hasil studi lapangan pada
Kota Lama berdiri?, (5) Mengapa
perencanaan pembelajaran TK
keberagaman suku dan budaya di
Nasima Semarang diperoleh data
Kota Lama begitu indah?
rata-rata kegiatan yang mengangkat
Data-data tersebut digunakan
budaya lokal, nasional dan budaya
untuk identifikasi tema multikultural,
global adalah sebagai berikut:
yaitu: (a) ada empat kampung di
Kota Lama: kampung Kauman,
Belanda, Pecinan dan Melayu, (b)
ada enam suku dan budaya: suku-
budaya Jawa, Indo Belanda, Cina,
Arab Handramaut, Banjar, dan
Melayu (c) Kota Lama berdiri
bertahap, awalnya kampung
Kauman, lalu kampung Belanda,

317
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

Tabel 1. Prosentase Budaya Lokal- Suku di Kelompok A1 Suku di Kel A3

Nasional-Global (L-N-G) dalam Jawa Jawa

Perencanaan Pembelajaran Jawa cina


Melayu Jawa
Jawa Timor

Kelompok B TK Nasima Jawa sunda

Semarang
Suku di Kelompok B1

Suku di Kelompok A2 Jawa


Melayu Jawa
Jumlah %L- Jawa
Banjar Jawa
No Sentra %L %N %G
Kegiatan N-G Jawa Melayu Madura Jawa
Jawa Batak Belanda Cina
Jawa Bugis
1 Persiapan 5 100 0 0 33,3 Arab
Betawi Jawa
ABC
Cina Jawa
2 Persiapan 6 16,5 0 0 5,5
123
3 Seni 1 8 50 0 0 16,5
4 Seni 2 5 40 0 0 13,3
5 Bahan 4 0 0 25 8,3
Suku di Kel A3 Suku di Kelompok B2
Alam 1
Jawa
6 Bahan 2 0 0 100 33,3 Jawa Melay u Jawa
Batak Minang
Alam 2 Melayu Jawa Jawa Sumbawa

7 Bermain 4 0 0 0 0 Jawa Indocina


Jawa Timor Arab
peran
8 Balok 1 100 0 0 33,3
9 Permainan 7 15 15 15 15
10 Nasima 6 34 34 0 23
Rata-rata 18,15
Gambar 8. Grafik Pie Keberagaman Suku di
TK Nasima Semarang
Berdasarkan data keberagam-
Rata-rata prosentase kegiatan
an suku anak-anak TK Nasima
yang mengangkat budaya lokal-
Semarang ditemukan bahwa anak
nasional-global di TK Nasima
TK Kelompok B1 merupakan
Semarang 18,15 %. Prosentase di
kelompok paling beragam sukunya,
bawah rata-rata 18,5 % adalah sentra
berikutnya adalah TK kelompok B2,
bermain peran (0 %), Sentra
A2, A1 dan A3. Sehingga sampel uji
persiapan 123 (5,5 %) dan sentra seni
Prototipe dipilih 2 (dua) anak dari
1-2 (15 %). Peneliti melakukan
kelompok B2 yaitu: Ikhlas (Jawa)
penelitian di sentra persiapan 123
dan Keisha (Batak-Minang). Sampel
dan seni karena keterbatasan
uji kelompok kecil dipilih 6 anak
penelitian.
dari Kelompok B2 yang sukunya
Data tentang suku anak-anak hampir sama dengan suku-suku Kota
TK Nasima Semarang yang Lama, yaitu: Khanza (Jawa), Raka
diperoleh dari 95 kuesioner yang (Jawa), Cheryl (Jawa-Batak Belanda
terkumpul adalah sebagai berikut: Cina), Evan (Banjar-Jawa), Nasywah

318
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

(Melayu-Jawa) dan Syaima (Arab


Handramaut).

Model Draft 2 dan Model Final


Model draft 1 selanjutnya
direvisi menjadi model draft 2, Gambar 10. Model Fisikal Pendidikan
Berikut ini melalui
Multikultural adalah revisi
Program model
Bahasa Holistik
direvisi lagi menjadi model final.
prosedural model draft 1 menjadi
Berikut ini adalah revisi model
model draft 2 dan model final:
fisikal rancangan model menjadi
Sub tema Sub tema
multikultural
multikultural
(keberagam-
(keberagam-

model draft I dan model final berupa an suku)


Kuesioner latar
belakang sosial
an suku)

Studi
dan budaya anak
Telaah

Studi
Telaah pustaka
pustaka 5W1H
5W1H
Kuesioner latar

di
S

u
t
belakang sosial

empat modul workshop, buku cerita


Tema

di
S

u
t
dan budaya anak
multikultural
Tema Lingkungan (keberagaman
multikultural Keluarga suku)
Lingkungan (keberagaman
Keluarga suku)

Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah

multikultu-ral, alat permainan Lingkungan Masyarakat


Perencanaan
Lingkungan Masyarakat Perencanaan
Unit Tema
Multikultural

Unit Tema Program Bahasa Holistik:


Program Bahasa Holistik: Perencanaan
Multikultural Tanya
Tanya jawab
jawab identitas
identitas suku,
suku, Kegiatan Sentra
keberagaman suku dan budaya;
keberagaman suku dan budaya;
• Interaksi klasikal

multikutural, dan video.


Menjelaskan tentang suku-budaya,
Program Bahasa
Program Bahasa Holistik:
Holistik: Asesmen dan evaluasi perbedaan suku-budaya dengan cara (+) • Lagu Multikultural
Asesmen dan evaluasi Tanya jawab identitas suku, bercerita dengan boneka suku, bermain • Magic word
Perencanaan
keberagaman suku dan budaya; Mene tanpa bimbi-
gan& motivasi
peran mikro dan maze tentang • Kegiatan sesuai
tanpa bimbi- bercerita dengan boneka suku dan Kegiatan rapkan keberagaman suku-budaya sentra

yang lebih luas


Mene

Keluarga dan
Menyanyikan lagu keberagaman

lingkungan
gan& motivasi
rapkan bermain peran mikro tentang Sentra Menghu
Memotivasi
yang lebih luas
Keluarga dan

bungkan
lingkungan

Menghu keberagaman suku-budaya


Memotivasi Mengeksplorasi
bungkan sedikit Media pembelajaran Interaksi
bimbingan
• Konsep/Nilai multikultural
Mengeksplorasi sedikit
• Mudah dibuat oleh guru

Kelu-
Display, media Mengenal Dengan

arga
bimbingan
bimbingan • Dilengkapi dengan keaksaraan
pembelajaran dan buku • Sesuai dengan usia anak
Kelu-

Mengenal Dengan
Program Bahasa Holistik:
arga

bimbingan Identitas budaya & Harga diri • Menarik bagi anak


cerita multikultural
buku cerita multikultural
Tanya jawab identitas suku, keberagaman suku dan Identitas budaya & Harga diri • Tema keberagaman suku – budaya
budaya; bercerita dengan boneka suku dan bermain • Interaksi
• Dapat dipraktekkan
peran mikro tentang keberagaman suku-budaya • Kandungan nilai kearifan lokal

Integrasi Pendidikan Program Bahasa Holistik Integrasi Pendidikan


Program Bahasa Holistik
Multikultural Multikultural
Penataan Setting
Menambahkan Pembelajaran
bahan-bahan
keaksaraan
• Klasifikasi media
Domain Domain • Letak media sesuai urutan Identitas Suku
Penataan Penataan Setting Penataan proses
Lingkungan Pembelajaran: alat dan
Identitas Suku Lingkungan • Penambahan bahan keaksaraan
Studi

bahan keaksaraan, • Jumlah tempat main


Telaah
media [embelajaran • Interaksi sosial
pustaka multikultural • Benda budaya
5W1H
Keberagaman
Kuesioner latar
belakang sosial Percakapan Keberagaman Percakapan awal Suku
dan budaya anak awal Suku
Tema Tanda khusus menyanyikan lagu
multikultural keberagaman
Lingkungan (keberagaman Tanda khusus
Keluarga suku)
Interaksi: Tanya jawab Interaksi: Tanya jawab menje-
Keberagaman laskan pemahaman identitas suku, Keberagaman
pemahaman identitas su-
budaya keberagaman suku-budaya; tanya
ku, keberagaman suku- budaya
jawab-menjelaskan perbedaan
budaya; tanya jawab ca-
Lingkungan sekolah ra mengkomunikasikan
suku-budaya, kearifan lokal
dengan cara (+)
perbedaan budaya

Keberagaman Kegiatan di sentra-


Kegiatan di sentra
sentra-sentra gender, Keberagaman
Lingkungan Masyarakat keberagaman gender,
kemampuan Lagu-sajak menyanyikan lagu
keberagaman keberagaman
Lagu dan sajak
kemampuan
Cerita/main peran main peran mikro dan maze
Domain mikro keberagaman Domain keberagaman suku-budaya
Strategi suku-budaya Strategi
Anti stereotip
Pembelajaran Interaksi: Tanya jawab-
Pembelajaran Gambar 12. Langkah-langkah
Gambar 12. Langkah-langkah
Interaksi: Tanya jawab
Pelaksanaan Pembelajaran menjelaskan pemahaman identi- Pelaksanaan Pembelajaran
tas suku, keberagaman suku-bu-
Anti stereotip
pemahaman identitas
suku, keberagaman daya; tanya jawab-menjelaskan
Manajemen Komunikasi Manajemen
perbedaan suku-budaya, kearifan
Komunikasi
suku-budaya; tanya
kelas kelas
lokal dengan cara (+), tanya ja-
jawab cara mengkomu-
anti wab alasan memilih suku yang
nikasikan perbedaan
budaya dan memuncul- diskriminasi berbeda anti
kan sikap positif terhadap diskriminasi
perbedaan
Keg. Penutupan:
menyanyi tanya jwb
Kegiatan
penutupan

Gambar 11. Model Prosedural Pendidikan


Multikultural melalui Program Bahasa
Gambar 9. Model Konseptual Pendidikan
Holistik
Multikultural melalui Program Bahasa

Holistik
Kelayakan Model melalui Expert
Judgement
Model dinyatakan layak oleh
pakar pendidikan Multikultural yaitu
HAR. Tilaar dan Theresia K.
Ibrahim, pakar pengembangan model

319
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

pembelajaran Syarif Sumantri, pakar keluarga (partisipasi). Faktor


bahasa holistik Sabarti Akhadiah dan pendukung berupa media dengan
pakar PAUD Sofia Hartati. Evaluasi tulisan dan buku cerita multikultural
pakar dilakukan melalui wawancara (bahasa tulisan), bimbingan dan
dan pengisian instrumen. Ada empat motivasi dari guru dan teman sebaya
saran untuk pengembangan model (pijakan untuk berinteraksi dan
yaitu: (1) identifikasi tema berkomunikasi), boneka suku untuk
multikultural sesuai dengan latar media berkomunikasi (berinteraksi),
belakang sosial dan budaya anak dan media pembelajaran serupa tapi
telaah pustaka tentang Budaya lokal- berbeda dan sama tapi beragam
Ke-Indonesiaan-Global; (2) sampel (berkomunikasi tentang keberagam-
penelitian kecil, dibatasi satu sekolah an). Temuan ini sesuai dengan
dan dari kelas yang paling beragam konsep “Aku dan Aku yang lain”
sukunya; (3) perencanaan (identitas diri dalam keberagaman)
pembelajaran menggunakan tema sebagai proses individuasi dan
multikultural “keberagaman suku” partisipasi (Tilaar, 2002: 276).
untuk mengenal dan mengerti nilai- Interpretasi data tahapan
nilai sosial-budaya dari suku lain; perkembangan kesadaran tentang
(4) asesmen keberagaman keberagaman anak diperoleh dari
difokuskan pada identitas bangsa dan pengamatan yang dicatat di catatan
harga diri yang kuat (inti lapangan dan portofolio, rekapitulasi
Nasionalisme). di review portofolio, lalu
dikategorisasikan menjadi empat
PEMBAHASAN tahapan. Tahapan tersebut
Temuan penelitian ini adalah merupakan konstruk konsep tahapan
perkembangan kesadaran tentang perkembangan kesadaran tentang
keberagaman akan tinggi karena keberagaman AUD (Content
pengaruh dua faktor utama yaitu Validity) yang berlaku untuk empat
(1) kemampuan berkomunikasi kelompok indikator asesmen yaitu
(bahasa lisan) dan, (2) pengalaman (1) pemahaman identitas suku
bersosialisasi di luar lingkungan keluarganya (8 item); (2) pemaham-

320
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 11 Edisi 2, November 2017

an keberagaman suku dan budaya di kurang; (3) rancangan model


lingkungan TK dan masyarakat (5 Pendidikan Multikultural
item); (3) keterampilan berkomuni- dikembangkan melalui konsep
kasi dalam kelompok suku dan pengembangan tema multikultural,
budaya yang beragam (3 item); asesmen perkembangan kesadaran
(4) perilaku positif terhadap tentang keberagaman, perencanaan
keberagaman suku dan budaya (3 dan pelaksanaan pembelajaran model
item). Dari 19 item indikator ada 15 webbed, serta cerita multikultural;
yang muncul satu kali dan ada 4 (4) strategi pelaksanaan model
yang berulang sehingga tahapan pendidikan multikultural melalui
yang muncul pertama merupakan beberapa tahapan yaitu: studi pustaka
pre-test dan yang muncul terakhir tema multikultural, studi lapangan
merupakan post-test. Berikut adalah melalui kuesioner, revisi rancangan
tabel uji signifikansi: model s.d. model final melalui
Tabel 2. Uji Signifikansi indikator validasi pakar, hasil telaah pustaka,
asesmen pada Uji Coba Kelompok Kecil
studi lapangan latar belakang sosial-
Nilai
Jumlah budaya, evaluasi guru dan analisis
Indikator Statistik Nilai
Sampel Keputusan
Penilaian
(n)
Wilcoxon -p data kualitatif; (5) Uji efektifitas
(T)
Nama suku 6 6 0,091 Signifikan model mempunyai pengaruh dan
Suku Mas 6 15 0,030 Signifikan
terjadi peningkatan tahapan
Kulit 5 6 0,091 Signifikan
Budaya 6 10 0,050 Signifikan perkembangan kesadaran tentang
keberagaman.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan penelitian ini
Banks, J.A., and Banks, C.A.
adalah: (1) model pendidikan Multicultural Education: Issues
multikultural umumnya dilakukan and Perspectives. San Fransis-
co: Jossey-Bass Education.
pada perayaan hari besar Nasional 2004.
dan Agama; (2) tingkat kesadaran Berk, E., Laura, Child development,
seventh edition. Boston: Person
tentang keberagaman AUD pada education, 2006.
awal adalah tahapan sedang dan Borg, R. Walter, Meredith Gall,
Joice P. Gall, Education

321
Pendidikan Multikultural Melalui…..
Roostrianawahti Soekmono

Research An Introduction. Teachers College Columbia


Eighth Edition, Boston: Allyn University, 1990.
and Bacon, 2007. Suliyati, Titiek. “Dinamika
Connell, Patricia, et.al. Early Years Kawasan Permukiman Etnis di
Curriculum Guidelines. Semarang”. http://eprints.
Brisbane: Queensland Studies undip.ac.id. Diakses tanggal 11
Authority, 2006 Pebruari 2014
Dewantara, Ki Hajar, Karya Ki Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme:
Hajar Dewantara: Pendidikan, Tantangan-tantangan Global
Cetakan Kedua, Yogyakarta: Masa Depan dalam Transfor-
Majelis Luhur Persatuan masi Pendidikan Nasional,
Taman Siswa, 1977. Jakarta: Grasindo, 2004.
Digilib.uin, “Pendidikan ___________, Perubahan Sosial
Multikultural pada Anak Usia dan Pendidikan: pengantar
Dini” pedagogik Transformatif untuk
http://digilib.uin-suka.ac.id/6823/ Indonesia. Jakarta: Grasindo,
1/BAB%20I,IV.pdf (diakses 2002.
pada tanggal 15 April 2014) Unika Atmajaya, “Sosialisasi Awal
Dodge, T.D., Laura J.C., Cate H., Program Pendidikan Multikul-
The Creative Curriculum for turalisme untuk Anak Usia
preschool, fourt edition. Sekolah” http://www.atmajaya.
Washington DC: Teaching ac.id/sosialisasi-awal-program-
Strategies Inc. ,2002. pendidikabn-multikulturalisme-
Klefsald, Jill Kimberly C. Martinez, untuk-anak-usia-sekolah
Promoting Young Children's (diakses pada tanggal 15 April
Cultural Awareness and 2014.
Appreciation Through Multi- Weaver, Constance, Understanding
cultural Books. Vol. 68 Issue 5, Whole Language: from
Wisconsin: Young Children principles to practice. Ontario:
NAEYC, 2013. Irwin Publishing, 1990.
McNeill dan Brian W. An Exercise Wibisono, Yusuf. Metode Statistik,
in Ethnic Identity Awareness. Yogyakarta: Gadjah Mada
Vol. 29 Issue 4. University Press, 2009.
Washington DC: Journal of Williams, David, alih bahasa Lexy
Multicultural Counseling & J. Moleong, Penelitian Natu-
Development, 2001. ralistik, Jakarta: Pascasarjana
Piper, D., Language Growth in the IKIP Jakarta, 1989.
Multiethnic Classroom Wright, Alejandro. The Child’s
Language Arts, 1986, dalam Conception of Racial
Liz Rothlein, Terri Christman Classification. In M.M.
Wild, Read It Again! Spencer, G.K. Brookins, &
Multicultural Book. Illionis: W.R. Allen (Eds), Beginnings:
Good Year Books, 1999 The Social and Affective
Raines, C., Shirley, Robert J. Development of Black
Canady. The Whole Language Children, Hillsdale (New York:
Kindergarten. New York: Erlbaum,), h.186, 1985.

322

You might also like