You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322370437

Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason dalam Tablet


dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara
Spektrofotometri Ultraviolet

Article · December 2017

CITATIONS READS

4 1,132

3 authors, including:

Harrizul Rivai Ridho Asra


Universitas Andalas
26 PUBLICATIONS   12 CITATIONS   
143 PUBLICATIONS   142 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Sefiksim dengan Metode Absorbansi dan Metode Luas Daerah di Bawah Kurva secara Spektrofotometri Ultraviolet View
project

Thiamine Analysis View project

All content following this page was uploaded by Harrizul Rivai on 10 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)

Pengembangan dan Validasi Metode Analisis


Betametason dalam Tablet dengan Metode
Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva
Secara Spektrofotometri Ultraviolet
Harrizul ABSTRACT: A precise, accurate, fast and economical method has been developed and validated for the analysis
of betamethasone tablets using ultraviolet spectrophotometry with absorbance method and area under the curve.
Rivai1*,
Determination of this method was carried out at maximum wavelength absorption of 241.40 nm and area under the
Widya Astuty2, curve in the range 210.40 - 290.40 nm using a 0.1 N hydrochloric acid solvent. The method of analysis was validated
Ridho Asra2. by linearity, detection limits, quantification limits, precision and accuracy. The linearity in absorption method shows
the result of regression equation y = 0.02273 x + 0.00228 with r = 0.99958, with method of area under curve
shows result of regression equation y = 0.643 x – 0.214 with r = 0.9955. Limit detection and quantification limits
on absorbance method 1.754531 and 5.316812, with area wide method under curve 3.888631 and 11.783730.
Fakutas Farmasi
1

Accuracy obtained by the absorbance method and the area under the curve satisfy the validated requirements of
Universitas Andalas,
80-120%. The precision obtained by the absorbance method and the area under the curve satisfies the validated
2
Sekolah Tinggi Ilmu
requirement with the RSD yield ≤ 2%. Statistical analysis showed that both methods did not differ significantly (P
Farmasi (STIFARM),
≥ 0.05).
Padang

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

Corresponding Author:
ABSTRAK: Sebuah metode sederhana yang tepat, akurat, cepat dan ekonomis telah dikembangkan dan divalidasi
Harrizul Rivai untuk analisis tablet betametason menggunakan spektrofotometri ultraviolet dengan metode absorbansi dan
Fakutas Farmasi Universitas luas daerah di bawah kurva. Penentuan metode ini dilakukan pada penyerapan panjang gelombang maksimum
Andalas 241,40 nm dan luas daerah di bawah kurva pada rentang 210,40 - 290,40 nm dengan menggunakan pelarut asam
harrizul@yahoo.co.id klorida 0,1 N. Metode analisis ini divalidasi dengan linieritas, batas deteksi, batas kuantifikasi, presisi dan akurasi.
Linieritas pada metode absoransi menunjukkan hasil persamaan regresi y = 0,02273 x + 0,00228 dengan r =
0,99958, dengan metode luas daerah di bawah kurva menunjukkan hasil persamaan regresi y = 0,643 x – 0,214
dengan r = 0,9955. Batas deteksi dan batas kuantifikasi pada metode absorbansi 1,754531 dan 5,316812,
dengan metode luas daerah di bawah kurva 3,888631 dan 11,783730. Akurasi yang diperoleh dengan metode
absorbansi dan luas daerah di bawah kurva memenuhi persyaratan yang divalidasi yakni 80-120 %. Presisi yang
diperoleh dengan metode absorbansi dan luas daerah di bawah kurva memenuhi persyaratan yang divalidasi
dengan hasil RSD ≤ 2 %. Analisa statistik menunjukkan menunjukkan bahwa kedua metode tersebut tidak
berbeda secara signifikan (P ≥ 0.05).

Kata kunci: betametason; metode absorbansi; metode luas daerah di bawah kurva.

PENDAHULUAN metode kromatografi cair kinerja tinggi


(KCKT) (Kemenkes RI, 2014). Metode lainnya
Betametason (9α -fluoro- 16β yaitu penetapan kadar betametason dalam
-methylprednisolone) adalah bahan tablet dengan spektrofotometri ultraviolet
farmasi semi sintetis aktif yang merupakan (Mustarichie R et. al., 2014).
glukokortikoid. Obat ini bersifat antiinflamasi Di antara berbagai metode yang
kuat dan merupakan agen imunosupresif. digunakan pada penetapan kadar obat,
Betametason digunakan untuk merangsang spektrofotometri UV-Vis masih sangat
pematangan paru janin, untuk mengurangi populer. Dalam penelitian ini dilakukan
Access this article
insiden dan kematian dari perdarahan pengembangan dalam menentukan pelarut
website: jstf.ffarmasi.unand.ac.id
intrakranial pada bayi prematur. Hal ini juga terbaik pada analisis betametason tablet
QR Code:
digunakan dalam krim farmasi topikal untuk selanjutnya dikembangkan metode untuk
meringankan iritasi kulit (Xiong y et. al., penetapan kadar betametason secara
2009). spektrofotometri ultraviolet dengan metode
Beberapa metode telah dilakukan untuk absorbansi yang telah umum digunakan
penetapan kadar betametason. Menurut sebelumnya dibandingkan dengan metode
Farmakope Indonesia edisi V, penetapan luas daerah di bawah kurva atau area under
kadar betametason bahan baku dan sediaan curve (AUC) yang merupakan metode baru.
tablet dilakukan dengan menggunakan Kemudian kedua metode ini divalidasi untuk

s52
Rivai dkk |Formulasi dan Uji Sifat...

mengetahui validitas metode ini. Kedua metode ini bahan baku betametason menggunakan timbangan
dicobakan untuk penentuan kadar betamoteson dalam analitik, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian
sediaan tablet. tambahkan sebagian NaOH 0,1 N, kocok hingga larut
lalu dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai tanda batas,
METODE PENELITIAN kocok homogen.
Dengan pelarut dapar fosfat sitrat pH 7,2
Alat dan Bahan Buat larutan baku betametason dengan kadar 1000
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah µg/mL, dengan cara timbang seksama 100 mg bahan
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1800), baku betametason, masukkan ke dalam labu ukur 100
sonikator (Branson), timbangan analitik (Precisa), alat- mL, kemudian tambahkan sebagian dapar fosfat sitrat
alat gelas seperti labu ukur (Iwaki), beaker glass (Iwaki), pH 7,2 kocok hingga larut, lalu dicukupkan dengan dapar
erlemeyer (Iwaki), gelas ukur (Iwaki), pipet ukur (Iwaki), fosfat sitrat pH 7,2 sampai tanda batas, kocok homogen.
pipet tetes, corong, spatel, batang pengaduk, kertas
saring, aluminium foil dan alat-alat gelas lainnya yang Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
menunjang penelitian. Betametason
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Dari masing-masing larutan baku betametason 1000
adalah bahan baku betametason (Tianjin TianMao µg/mL dengan berbagai pelarut (NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N,
Technology Development Corp. Ltd.), Tablet Benoson® larutan dapar fosfat sitrat pH 7,2), lakukan pengeceran
(PT Bernofarm, No. Batch TPD29545, Exp. Maret 2020), hingga didapat konsentrasi 100 µg/mL dengan cara
Dinatrium Hidrogen Fosfat (Merck), Asam Sitrat P pipet sebanyak 10 mL masukkan ke dalam labu ukur 100
(C6H8O7) (Merck), Natrium Hidroksida (PT Brataco), mL, kemudian encerkan dengan masing-masing pelarut
Asam Klorida (PT Emsure), Air suling (PT Brataco). sampai tanda batas, homogenkan.
Kemudian masing-masing larutan baku betametason
Prosedur 100 µg/mL dengan berbagai pelarut, dipipet 1 mL
Pembuatan Pelarut masukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian cukupkan
Pelarut NaOH 0,1 N dengan pelarut masing-masing sampai tanda batas,
Larutkan 162 gram natrium hidroksida P dalam 150 kocok homogen sehingga didapat konsentrasi 10 µg/mL,
mL air bebas karbon dioksida. Larutan didinginkan hingga serapan diukur pada rentang panjang gelombang 200-
suhu kamar, saring melalui kertas saring. Filtrat jernih 400 nm dengan spektrofotometer ultraviolet sehingga
dimasukkan sebanyak 54,5 mL ke dalam wadah bertutup diperoleh panjang gelombang maksimum betametason.
rapat dan encerkan dengan air bebas karbondioksida
hingga 1000 mL. Pipet 100 mL dari larutan, masukkan ke Pembuatan Kurva Kalibrasi Betametason
dalam labu ukur 1000 mL cukupkan sampai tanda batas Dari larutan baku betametason 1000 µg/mL yang
dengan air bebas karbondioksida dan homogenkan diencerkan menjadi 100 µg/mL dalam pelarut HCl 0,1 N
(Kemenkes RI, 2014). dipipet dengan mikro pipet sebanyak 1,0 mL, 1,5 mL, 2,0
Pelarut HCl 0,1 N mL, 2,5 mL dan 3 mL masukkan masing-masing kedalam
Encerkan 85 mL asam klorida P dengan aquadest labu ukur 10 mL, cukupkan sampai tanda batas lalu
hingga 1000 mL. Pipet 100 mL dari larutan, masukkan homogenkan hingga diperoleh konsentrasi 10 µg/mL, 15
ke dalam labu ukur 1000 mL, cukupkan sampai tanda µg/mL, 20 µg/mL, 25 µg/mL dan 30 µg/mL. Kemudian
batas dengan aquadest bebas karbon dioksida dan diukur absorban dan luas daerah di bawah kurva masing-
homogenkan (Kemenkes RI, 2014). masing larutan dengan panjang gelombang maksimum
Dapar Fosfat Sitrat pH 7,2 betametason. Dibuat kurva kalibrasi yang menunjukkan
Campur 87 mL larutan natrium fosfat dibasa hubungan antara absorban dan konsentrasi dan
dodekahidrat P 7,15 % dengan 13 mL larutan asam sitrat hubungan antara luas daerah di bawah kurva dan
P 2,1 % (DepKes RI, 1995). konsetrasi. Persamaan garis regresi dihitung dari masing-
masing metode tersebut.
Pembuatan Larutan Induk Betametason 1000 µg/mL
Dengan pelarut HCl Penetapan Kadar Betametason dalam Tablet
Buat larutan baku betametason dengan konsentrasi Penetapan kadar sampel dibuat dengan cara
1000 µg/mL, dengan cara ditimbang seksama 100 mg ditimbang 20 tablet Benoson® dengan cermat
bahan baku betametason menggunakan timbangan menggunakan timbangan analitik. Lalu digerus hingga
analitik, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian halus. Timbang sejumlah serbuk tablet betametason
tambahkan sebagian HCl 0,1 N, kocok hingga larut lalu yang setara dengan 5 mg betametason murni (ditimbang
dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda batas, kocok 2,4112 g). Larutkan dengan sebagian HCl 0,1 N dalam
homogen. labu ukur 10 mL, sonikasi selama 20 menit hingga
Dengan pelarut NaOH 0,1 N larut, lalu cukupkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda
Buat larutan baku betametason dengan konsentrasi batas, dan saring larutan menggunakan kertas saring
1000 µg/mL, dengan cara ditimbang seksama 100 mg Whatman 41 maka diperoleh konsentrasi 500 µg/mL.

s53 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)
Rivai dkk |Formulasi dan Uji Sifat...

Dari larutan ini dipipet 2 mL masukkan ke dalam labu


10 mL, cukupkan dengan pelarut terbaik sampai tanda Analisis Data
batas, kocok homogen hingga diperoleh konsentrasi 100 1. Penetapan kadar
µg/mL. Selanjutnya dipipet 1 mL dimasukkan ke dalam Kadar betametason dalam tablet ditentukan
labu ukur 10 mL, cukupkan dengan HCl 0,1 N sampai berdasarkan persamaan regresi linier y = a + bx.
tanda batas dan kocok homogen sehingga diperoleh
konsentrasi 10 µg/mL. Ukur absorban dan luas daerah di
bawah kurva dengan spektrofotometer ultraviolet pada
panjang gelombang maksimum betametason. Tentukan
kadar betametason berdasarkan persamaan regresi linier
betametason.

Validasi Metode Analisis Keterangan:


Uji linearitas y = absorban / luas daerah di bawah kurva
Dari data pengukuran kurva kalibrasi, kemudian x = konsentrasi (µg/mL)
dianalisis dengan regresi linear sehingga diperoleh a = intersep / titik potong pada sumbu Y
koefisien korelasi (r) yang menunjukkan linearitasnya. b = slope (Riadi E, 2016)
Nilai linearitas yang baik adalah 0,995 ≤ r ≤ 1 (Riadi E,
2016). 2. Linearitas
Uji batas deteksi dan batas kuantitasi Linearitas ditentukan berdasarkan nilai koefesien
Batas deteksi dan batas kuantifikasi ditentukan korelasi (r) dari persamaan regresi y = a + b x
regresi kurva baku yang diperoleh. Nilai LOD = 3,3
(SD/b) dan LOQ = 10 (SD/b), standar deviasi (SD)
respon ditentukan berdasarkan standar deviasi residual
(simpangan baku residual) merupakan nilai kemiringan
(slope/b) garis atau regresi linier y = a + b x (Riadi E,
2016).
Uji akurasi Persamaan regresi ini dapat digunakan jika faktor
Pembuatan larutan sampel dibuat dengan cara korelasinya 0,995 ≤ r ≤ 1 (Riadi E, 2016).
timbang sampel setara dengan 5 mg serbuk murni,
masukkan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu timbang serbuk 3. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)
murni betametason 80 %, 100 % dan 120 % dari bobot Batas deteksi dan Batas kuantifikasi dapat ditentukan
rata-rata sampel, masukkan kedalam labu ukur yang dengan :
sama dan larutkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai a. Batas deteksi (LOD),
tanda batas. Sonikasi selama lebih kurang 20 menit, dan Karena k = 3,3 atau 10, simpangan baku (Sb) = Sy/x,
saring larutan menggunakan kertas saring Whatmann maka:
41. Dari larutan ini, dipipet 1,1 mL dimasukkan ke dalam LOD= (3,3 Sy/x)/b
labu 10 mL, encerkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai
tanda batas, kocok homogen. Setelah itu, pipet kembali b. Batas kuantitasi (LOQ)
sebanyak 2 mL dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL LOQ= (10 Sy/x)/b. (Riadi E, 2016).
cukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N sampai tanda batas
dan kocok homogeny,sehingga diperoleh konsentrasi 20 4. Akurasi
µg/mL. Ukur absorban dan luas daerah di bawah kurva Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang
dengan spektrofotometer UV (Riadi E, 2016). diperoleh kembali.
Uji presisi
Uji presisi dilakukan pada tingkat keterulangan % Perolehan Kembali=(C1-C2)/C3 x 100 %
dengan cara mengukur kadar larutan baku betametason Ket:
dengan konsentrasi 10, 15, 20 µg/mL pada 3 waktu yang C1 = konsentrasi sampel + baku
berbeda dalam satu hari (intraday) dengan pengulangan C2 = konsentrasi sampel sebenarnya
masing-masing 3 kali serta pengukuran larutan baku C3 = konsentrasi baku yang ditambahkan
betametason dengan konsentrasi yang sama pada 3 Metode validasi memenuhi syarat jika persen
hari berturut-turut (interday) dengan pengulangan perolehan kembalinya dengan nilai rentang 80 - 120
masing-masing 3 kali. Nilai RSD antara 1 – 2 % biasanya % (Riadi E, 2016).
dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam
jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa-senyawa
dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara 5 – 15 %
(Riadi E, 2016).

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s54
Rivai dkk |Formulasi dan Uji Sifat...

5. Presisi gelobang serapan maksimum betametason yaitu 241,40


Presisi dinyatakan dengan persen simpangan baku nm dengan spektrofotometer UV-Vis dalam pelarut HCl
relatif (% RSD) atau persen koefisien variasi. 0,1 N. Pada pengukuran diperoleh absorban masing-
masing 0,224; 0,346; 0,464; 0,571; dan 0,680 sehingga
diperoleh persamaan regresi linier yaitu y = 0,02273 x
+ 0,00228. Sedangkan dari pengukuran luas daerah di
bawah kurva diperoleh luas daerah 5,906; 9,372; 13,143;
Persen RSD dinyatakan memenuhi validasi metode 16,365; dan 18,499 dengan persamaan regresi linier yaitu
jika nilai RSD berkisar 1–2 % (Riadi E, 2016). y = 0,643 x – 0,214 (lihat Gambar 2 dan 3).

6. Analisa statistika data penelitian


Analisis statistik dilakukan terhadap penetapan
kadar, uji akurasi, uji presisi intraday dan interday dari
metode absorbansi dan metode luas daerah di bawah
kurva pada sampel. Kedua metode ini dibandingkan
dengan menggunakan uji t dua sampel berpasangan
menggunakan SPSS 22(Rohman A, 2016).

HASIL DAN DISKUSI

Penentuan pelarut yang digunakan pada penelitian


ini dilakukan dengan mengujicobakan beberapa pelarut.
Pelarut yang diuji adalah pelarut NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N,
dan dapar fosfat sitrat pH 7,2. Penentuan pelarut terbaik
dari beberapa pelarut tersebut dilihat dari hasil panjang
Gambar 2. Kurva kalibrasi betametason pembanding dalam
gelombang maksimum, absorban, bentuk spektrum dan
pelarut HCl 0,1 N dengan metode absorbansi
tidak bersifat toksik. Dari beberapa pelarut tersebut
didapatkan hasil bahwa pelarut terbaik yang digunakan
adalah pelarut HCl 0,1 N (lihat Gambar 1). Jika dilihat
dari spektrum yang menunjukkan panjang gelombang
serapa maksimum pada 241,40 nm dengan absorban
0,242. Selain itu pelarut HCl 0,1 N merupakan pelarut
anorganik, tidak menguap dan tidak toksik serta pada
penelitian sebelumnya belum pernah dilakukan analisis
betametason tablet dengan pelarut HCl 0,1 N.

Gambar 3. Kurva kalibrasi betametason pembanding dalam


pelarut HCl 0,1 N dengan metode luas daerah di
bawah kurva

Linearitas ditentukan dengan cara mengolah


data antara konsentrasi (x) dengan absorban (y) dan
konsentrasi (x) dengan luas daerah di bawah kurva (y) yang
diperoleh dari kurva kalibrasi menggunakan persamaan
Gambar 1. Spektrum serapan betametason pembanding (kon-
regresi linear, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi.
sentrasi 10 µg/mL) dalam pelarut HCl 0,1 N
Hasil kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorban
memberikan hasil yang linear dengan nilai r = 0,99958
Pembuatan kurva kalibrasi larutan induk betametason dan hasil kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan
dilakukan dengan cara membuat seri larutan induk luas daerah di bawah kurva memberikan hasil yang
dengan konsentrasi 10, 15, 20, 25, dan 30 µg/mL dengan linear dengan nilai r = 0,9955. Koefisien korelasi yang
menggunakan pelarut HCl 0,1 N. Larutan tersebut diukur didapatkan dari kedua kurva kalibrasi ini menunjukkan
absorban dan luas daerah di bawah kurva pada panjang hasil yang linear, karena memenuhi kriteria penerimaan

s55 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)
Rivai dkk |Formulasi dan Uji Sifat...

yaitu nilai koefisien korelasi 0,995 ≤ r ≤ 1 (Riadi E, 2016). kadar sampel sebesar 101,89 % dengan nilai SD sebesar
Nilai batas deteksi dan batas kuantifikasi dari 0,020 %.
betametason dengan metode absorbansi diperoleh
hasil 1,754531 µg/mL dan 5,316812 µg/mL, masing-
Tabel 1. Penetapan kadar sampel Benoson® dengan metode
masing. Nilai batas deteksi dan batas kuantifikasi dari
absorbansi
betametason dengan metode luas daerah di bawah
kurva didapatkan hasil 3,888631 µg/mL dan 11,783730 Kadar yang
Bobot (mg)
µg/mL, masing-masing. No Abs diperoleh
dalam 10 mL
% Kadar
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang (µg/mL)
diperoleh kembali, perolehan kembali dilakukan dengan 1 0,227 9,886 4,943 98,86 %
penambahan larutan baku betametason 80 %, 100 % 2 0,238 10,370 5,185 103,70 %
dan 120 %, ditambahkan pada sampel Benoson®®, 3 0,232 10,106 5,053 101,21 %
sehingga diperoleh persen perolehan kembali secara
Rata-rata 5,061 101,25 %
berturut-turut dengan metode absorban yaitu 97,45 %;
SD 0,024
99,53 %; 99,40 % dan persen perolehan kembali rata-rata
adalah 98,79 %. Sedangkan persen perolehan kembali
Tabel 2. Penetapan kadar sampel Benoson® dengan metode
yang diperoleh dengan metode luas daerah di bawah
luas daerah di bawah kurvai
kurva adalah 102,37 %; 100,42 %; 101,66 % dan persen
perolehan kembali rata-rata adalah 101,48 %. Kadar yang
Bobot (mg)
Penentuan presisi intraday betametason merek No Abs diperoleh
dalam 10 mL
% Kadar
dagang Benoson® dilakukan pada waktu pagi, siang dan (µg/mL)
sore hari dengan tiga konsentrasi berbeda. Persentase 1 6,248 10,050 5,025 100,50 %
RSD yang diperoleh dengan metoda absorbansi pada 2 6,488 10,432 5,212 104,23 %
konsentrasi 10 µg/mL yaitu 0,26 %; 1,32 % dan 1,65 %, 3 6,277 10,095 5,047 100,95 %
konsentrasi 15 µg/mL yaitu 0,16 %; 1,54 % dan 1,37 %, Rata-rata 5,095 101,89 %
konsentrasi 20 µg/mL yaitu 0,9 %; 0,13 % dan 0,66 %.
SD 0,020
Persentase RSD yang diperoleh dengan metoda luas
daerah di bawah kurva pada konsentrasi 10 µg/mL yaitu
0,41 %; 1,49 % dan 1,81 %, konsentrasi 15 µg/mL yaitu
0,10 %; 1,52 % dan 1,29 %, konsentrasi 20 µg/mL yaitu KESIMPULAN
0,88 %; 0,12 % dan 0,65 %.
Penentuan presisi interday betametason merek Pada penelitian ini didapatkan pelarut terbaik yang
dagang Benoson® dilakukan selama 3 hari berturut- digunakan untuk analisis betametason dengan metode
turut pada tiga konsentrasi berbeda. RSD yang diperoleh spektrofotometri ultraviolet adalah asam hidroklorida
dengan metoda absorbansi pada konsentrasi 10 µg/mL 0,1 N. Dari analisis betametason tablet secara
adalah 0,24 %; 0,24 % dan 0,26 %, masing-masing. RSD spektrofotometri ultraviolet dengan metode absorbansi
pada konsentrasi 15 µg/mL adalah 0,60 %; 1,22 % dan dan luas daerah di bawah kurva menunjukkan bahwa
0,33 %, masing-masing. RSD pada konsentrasi 20 µg/mL kedua metode tersebut adalah metode yang valid untuk
adalah 0,66 %; 0,90 % dan 0,13 %, masing-masing. analisis betametason tablet. Metode absorbansi dan
RSD yang diperoleh dengan metode luas daerah di luas daerah di bawah kurva secara spektrofotometri
bawah kurva pada konsentrasi 10 µg/mL adalah 0,84 %;
0,90 % dan 0,57 %, masing-masing. RSD pada konsentrasi DAFTAR PUSTAKA
15 µg/mL adalah 1,97 %; 1,02 % dan 0,22 %, masing-
masing. RSD pada konsentrasi 20 µg/mL adalah 0,65 %; 1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995).
0,88 % dan 0,07 %, masing-masing. Farmakope Indonesia. (Edisi IV). Jakarta: Departemen
Pada penetapan kadar sampel betametason tablet Kesehatan Republik Indonesia.
dengan nama dagang Benoson® (PT Bernofarm, No. 2. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Farmakope
Batch TPD29545, Exp. Maret 2020) diperoleh kadar Indonesia. (Edisi V). Jakarta: Kementerian Kesehatan
dengan metode absorbansi sebesar 101,25 ± 0,024 %, Republik Indonesia.
sedangkan dengan metode luas daerah di bawah kurva 3. Mustarichie, R., Levitaa, J., & Musfiroha, I. (2014).
juga diperoleh kadar sebesar 101,89 ± 0,02 % Tabel Spectrophotometric validation method of
1 dan 2). Pada Tabel 1 terlihat hasil penetapan kadar dexchlorpheniramine maleat and betamethasone.
sampel betametason tablet merek dagang Benoson® International Journal of Research and Development
dengan metode absorbansi diperoleh rata-rata kadar in Pharmacy and Life Sciences, 3(4), 1096-1105.
sampel sebesar 101,25 % dengan nilai SD sebesar 0,024 4. Riadi, E. (2016). Statistika Penelitan (Analisis Manual
%. Pada Tabel 2 terlihat hasil penetapan kadar sampel dan IBM SPSS). Yogyakarta: Penerbit Andi.
betametason tablet merek dagang Benoson® dengan
metode luas daerah di bawah kurva diperoleh rata-rata

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s56
Rivai dkk |Formulasi dan Uji Sifat...

5. Rohman, A. (2016). Validasi dan Penjaminan Mutu


Metode Analisis. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
6. Xiong, Y., Xiao, K.P., & Rustum, A.B. (2009).
Development and validation of a stability-
indicating RP-HPLC method to separate low levels
of dexamethasone and other related compouds
from betamethasone. Journal of Pharmaceutical and
Biomedical Analysis, 49(3), 646-654.

s57 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)

View publication stats

You might also like