You are on page 1of 11

Kelompok Belajar

Class 1: Macroeconomics Indicators

GDP
Y=C+I+G+X–M

Y = GDP
C = Consumption
I = Investment
G = Government
X = Export
M = Import

Consumption

Yd = y – t + s
Yd = Disposal Income
y = income
t = tax -> affect G
s = subsidy

tax => leads to Government Spending

interest rate affect inflation


Interest rate has to be > or = to Inflation
When Interest Rate Increase = Savings Increase, Borrowings Decrease
When Interest Rate Decrease = Savings Decrease, Borrowings Increase

Import Tax Increase


1. Luxury Goods Tax => 300%
2. Chocolate Raw => High Tax
a. Because it has no added value
3. Kelapa Sawit => High Tax
a. Because it has no added value
4. Chocolate Final Product
a. No Tax + Government Support because it has added value
Tax is used to incentivized Value Added in Indonesia to Increase Initiative to Manufacture

Subsidy Increase
1. Real Estate
2. KUR -> Kredit Usaha Rakyat
3. Healthcare

Investment
1. Type of Investment:
Dalam Negeri
Luar Negeri
Kelompok Belajar

There are more LN than DN because it invites:


1. Technology
2. Skills
3. Fresh Money

Factors prevents LN:


1. Regulation
2. Politics
3. Infrastructure
4. Culture
5. Corruption

2. Type of Investment
1. Portfolio
a. Stock Market (Pasar Modal)
b. Hot Money
2. M&A
a. E.g. Philip Morris
3. FDI
a. E.g. Wuling
Investment Risk ranges from Low to High from Portfolio (Lower Risk) to FDI (Highest Risk)
FDI is Desired.

FDI Incentives:
1. Tax Holiday
2. Tax Allowance
3. Tax Exemption
One way to use KEK (Special Economic Zone)

3. Regulation
Daftar Negatif Investasi Indonesia / Negative List
1. Decided and regulated by Menteri Perindustrian dan BKPN
Tingkat Komponen Dalam Negeri / Required Local Ownership
1. Tariff & Non Tariff

Shift in Authority from Centarlized (Jakarta) to local autonomy (bupati dan walikota)

Regulation to Financial Industries


1. HR Director must be Indonesian
2. Only other Financial Institution can have majority ownership to another financial
institution
3. Non-financial institution can only own max 20%
a. So if you want to open a financial institution, you need to find 4 other people
to each have 20% ownership.

Government
Government Receive Funds from (In order of significance)
Kelompok Belajar

1. Tax
a. Intensifikasi Progressive (Tax Classes) -> Increase percentage of Tax
proportional to wealth
b. Extensifikasi (Perluasan) -> Tax more people. E.g. 0.5% Tax initiative
2. Loans
a. Luar Negeri
i. Multilateral (IMF, World Bank, etc.)
ii. Bilateral (Other Country) -> DNS (Debt to Nature Swap)
iii. Commersial (Global Brand)
1. Komodo Bond (Indonesia)
2. Dimsum Bond (China)
3. Masala Bond (India)
4. Samurai Bond (Japan)
5. Junk Bond (USA)
6. Euro Bond (Euro)
3. Non-Tax Revenue
a. Tickets, Penalties
4. Privatization (BUMN)
5. Dividend
6. Hibah

Government Expenditure (In order of size)


1. Salary / OPEX
2. Pay Interest
3. Infrastructure / Investment
4. Subsidy
5. Hibah

Export – Import
Good Import
1. Financial Product
Bad Import
1. Consumption Goods

Bad Export
1. Commodity (No Added Values)
2. Export that we still need

Regulation
Tariff
1. Administered by World Trade Organization
2. Tariff can be in the form of Tax or Quota

Non-Tariff
Red-tape
Standard Nasional Indonesia (SNI)
Kelompok Belajar

The fact about trades:


We cannot deny/reject countries to trade with us
We can only hinder the process of trading through standards

Class 2: The Brief Core of Macroeconomics


Year Event Location
45 - Nasionalisasi Indonesia
66 Inflation 650% -> Schenering
Inward Looking Policies by Soekarno
48 Bretton woods World
IMF and World Bank established during Bretton woods
America invites Allies to switch Gold Reserve with USD Reserves
1ons = 35 USD
66 Forward Looking Policies by Soeharto Indonesia
inflasinya 650%
Schenering dari 100 juta ke 50 juta
Redenominasi
Indonesia ingin menjadi mandiri
GBK dan Monas dibangun
Indonesia merdeka karna jepang di bom amerika
Amerika bom jepang
Pak harto mengundang 11 kontor bank asing buka cabang di indonesia
67 PMA -> Penanaman Modal Asing Indonesia
68 PMDM -> Penanaman Modal Dalam Negeri Indonesia
Start of Conglomerate
Substitusi Impor -> Barang modal (barang yang digunakan untuk memulai
usaha) diberikan bebas biaya masuk
---> Ada kebocoran importnya lebih banyak untuk dijual temat lain (tidak
terserap oleh konsumen lokal)
Politik Promotion Export
---> Karena produk olahan setelah di impor hasilnya tidak terserap di
pasar lokal. Maka diizinkan barang tersebut barang tersebut di export
kembali keluar dengan ada label made in indonesia.
75 Common Economic Marketing consolidated into Single Economic Euro
Marketing
28 Countries in Europe
83 Uni Eropa Single Currency (Single Market, Basis for Euro later) Euro
No Voting in Europe, decision has to be unanimous
83 Financial Liberalization Indonesia
Karena kecilnya suku bunga saving, bank di bebaskan untuk menentukan
suku bunga masing2
Ceiling Rate of Interest Rate freed up for each bank to set themselves
*Suku Bunga = Interest Rate
88 Can create Bank with starting capital Rp 10 milliar Indonesia
Grow from 40 banks to 400 banks
Suku naik dari 48% - 76% (Bubble)
95 Dibuat Pasar Modal Saham / Obligasi Indonesia
Kelompok Belajar

Harga saham tidak ditetapkan oleh pemerintah tetapi di tetapkan oleh


Emitten and Underwriter
97 Promisary Notes (Surat hutang hanya dengan janji. Tidak ada koleteral) Indonesia
Ada Trend Pinjaman dari Luar Negeri. Karena bunga pinjaman di luar
negeri lebih murah.
Karena ada Export Minyak di Indonesia kita ada:
Implicit Guarantee (Pemerintah/Bank Indonesia menjaga kurs)
Exchange Rate guaranteed by Central Bank
98 Index Fall to 125 Indonesia
Devisa Problem
Ask help from IMF
IMF agreed to help with conditions
Blanket Guarantee -> melalui Lembaga Penjamin Simpanan
BI harus Independent
Harus ada Suku Bunga Acuan
Terbentuk KPK, MK, KY, KPI, dll.
16 Banks Closed Down
Peraturan Habibie
Habibie memperbolehkan penjualan asset kepada asing sampai
kepemilikannya 99%
98 Europe make their own Financial Authority Euro
99 Euro introduced. Dipakai 11 negara eropa Euro
1 Euro = 1,17 USD
07 BI Rate introduced Indonesia
08 Financial Crisis, UK
Europe Authority Goes Back to Bank of England

Refer to Inside Job dan Too Big to Fail


10 OJK - Otoritas Jasa Keuangan Created Indonesia
MEA - Masyarakat Ekonomi Asean
99% Ownership Rules
Tariff is Universal. Other countries are doing the same
Therefore, has to focus on Non Tariff Rules
12 SBDK (Suku Bunga Dasar Kredit) Indonesia
Loan to Deposit Ratio
Loan to Value
16 Bank Infrastructure by China World
Rival to World Bank
18 Single Submission Indonesia

Class 3: Expectation in Short, Medium and Long Run

Recap

Year Event Notes


48 Gold Standard / Bretton Woods Implicit Guarantee Rupiah
Kelompok Belajar

83 Liberalisasi Suku Bunga Karena Export Minyak


88 Liberalisasi Bank Indonesia
95 Liberalisasi Pasar Modal
97 - 98 Krisis
16 Bank Tutup (Bank SUMA)
IMF
Blanket Guarantee
UUBI -> Menetapkan Suku Bunga Acuan
07 BI Rate -> 1 tahun Volatile
08 Crisis Global
12 BI Menghapus Short Run
SBDK (Suku Bunga Dasar Kredit) -> Wajib di
umumkan di koran, internet, dankantor. Belum
termasuk resiko
BI 7 Days Repo
Loan to Deposit Ratio (LDR)
76% - 100%
Diluar range tambah GWM (Giro Wajib
Minimum)

Pengawasan
Sistem Pembayaran (e.g. GoPay, OVO)
Oleh BI
Macroprudential regulation is the approach to financial regulation that aims to
mitigate risk to the financial system as a whole
Non-Sistem Pembayaran (E.g. Investree)
Oleh OJK
Microprudential supervision is firm-level oversight or financial regulation by
regulators of financial institutions, "ensuring the balance sheets of individual
institutions are robust to shocks".
Pengawasan Bank
Beralih ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Menggantikan peran BI sebagai pengawas perbankan dan seluruh institusi keuangan
(insurance, leasing, dan bank)
Mengawasi aktifitas simpan dan pinjam
BLKB -> Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank
Namun Sentral Bank tetap mengatur
Nilai tukar: Jual beli mata uang
Lalu lintas Pembayaran (gopay, ovo)
Mengeluarkan kartu pembayaran (emoney)
Menjadi custodian
Lender of last resort → tempat terakhir untuk meminta bantuan
Mengatur jumlah uang yang beredar → dengan cara menaikan suku bunga jika inflasi
tinggi

BI mengendalikan inflasi dengan cara:


Kelompok Belajar

- menetapkan suku bunga


- menerbitkan surat utang negara
- nilai tukar

Apabila Bank A Deficit. Step yang dilakukan


1. Pinjam di pasar uang perbankan
2. Jual SUN/Sukuk & persediaan surat berharga
*SUN : Surat Utang Negara yang digunakan untuk membiayai defisit APBN.
*Sukuk: Obligasi syariah.
*ORI : Obligasi Retail Indonesia, tujuannya untuk memberikan masyarakat kesempatan
memiliki surat berharga negara.
3. Jual asset (kredit)

4. Pinjam BI
-> Akan dirapatkan untuk diselamatkan atau ditutup

Peran LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)


Kalau Bank Tutup -> ada limited guarantee max Rp 2M per individu per bank
Syarat:
1. Bukan penyebab fraud, criminal, dll
2. Tidak menerima suku harga yang ditetapkan LPS (Suku Bunga Pinjaman)
3. Tidak menerima privilege (bukan marketing)

Peran Bank Sentral


Moneter
Mengelola cadangan devisa
Devisa: Kemampuan negara membiayakan impor 3 bulan kedepan / membayar cicilan 3
bulan kedepan

Tugas BI
Inflation targeting framework
Perbankan wajib simpan ke BI
Giro Wajib Minimum
o Cadangan perbankan kaluar terjadi apa-apa
o 2008 boleh GWM tidak full cash (dengan surat berharga)
LTV -> Loan to value ratio : rasio pinjaman terhadap nilai asset. kemampuan bank untuk
memberikan kredit dalam rangka KPR. Contohnya, jika nasabah mengajukan KPR harus ada
kenaikan DP per KK. Jika saat ini DP 20% cash, untuk pembelian asset selanjutnya akan
meningkat.
LDR -> Loan to Deposit Ratio: perbandingan antara volum seluruh kredit yang disalurkan
bank dengan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber (tingkat kemampuan bank
menyalurkan dana) → Jika jumlah kredit bank dibawah rentang 76-100%, harus
memasukkan uangnya ke GWM
Menentukan Suku Bunga Acuan (BI 7 Day Repo Rate/7DRR)

World Bank
World bank memiliki 5 bank didalamnya
Kelompok Belajar

International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)


Memberikan bantuan kepada negara-negara berpenghasilan menengah yang layak kredit

International Development Association (IDA)


Membantu negara-negara ekonomi termiskin

The International Finance Corporation (IFC)


Menawarkan investasi dan jasa untuk meningkatkan investasi asing di negara berkembang.
Sebagai penasehat bisnis

The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA)


Menyediakan layanan jaminan peningkatan kredit dan asuransi risiko politik untuk negara
berkembang.
Melindungi investasi di negara tujuan dari resiko seperti sektor politik yang tidak stabil.

The International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID)


Menjadi penengah dari segala pertikaian yang berkaitan dengan investasi negara investor
dan negara tujuan.

Fungsi IMF

- Pemantauan
- Mengawasi sistem keuangan internasional dan mengawasi kepatuhan setiap
negara anggota dalam memenuhi kewajibannya untuk mengimplementasi
kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan yang terpadu seperti
stabilitas harga
- Membantu memajukan pengaturan pertukaran yang stabil dan menghindari
manipulasi nilai tukar
- Memiliki kewenangan dalam memperingatkan negara anggota untuk
mewaspadai bahaya yang mengintai
- Peminjaman
- Memberikan pinjaman kepada negara-negara yang mengalami kesulitan
dengan neraca pembayarannya
- Bantuan teknis dan pelatihan
- Membantu negara-negara anggotanya dalam memberikan saran untuk
mengembangkan institusi pembuat kebijakan dan instrumen kebijakan
ekonomi yang kuat

Tujuan IMF
- Menjaga keseimbangan neraca perdagangan
- Menjaga stabilitas nilai tukar

Kemenkeu
Instrumen kebijakan fiskal
Kelompok Belajar

Kebijakan fiskal ekspansioner: ketika kondisi pertumbuhan ekonomi lagi lesu atau
rendah dan angka pengangguran tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara
meningkatkan pengeluaran atau belanja pemerintah dan atau juga menurunkan
pajak.

Kebijakan fiskal kontraksioner:untuk mengatasi kondisi inflasi yang sangat tinggi.


Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara menurunkan pengeluaran belanja
pemerintah dan / atau menaikkan pajak.

BI
Instrumen Kebijakan Moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) → cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat
Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) → pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana
cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang
beredar pada perekonomian.

Class 5: Policy in Macroeconomics

98 Crisis
Thailand Baht
Utang mata uang asing
BI tidak independent

Jenis Krisis
1. Krisis itu bertahap

Tahap Krisis
Kelompok Belajar

Krisis Nilai Tukar (2018)


Ketika nilai tukar menurun drastis, nilai tukar rupiah melemah drastis.
Krisis Moneter
Dimulai dengan merosotnya nilai tukar uang, melonjaknya harga kebutuhan pokok,
menurunnya aktivitas perekonomian, dan utang luar negeri bengkak
Krisis Pasar Modal
Ketika nilai pasar modal anjlok, nilai perdagangan saham, obligasi, dan instrumen
pasar modal lainnya mengalami krisis, disebabkan oleh
Krisis Perbankan (98 dan 08)
disebabkan tingginya kredit macet melebihi 10% asset atau 2% PDB, biaya
penyelamatan melebihi 2% PDB, nasionalisasi perbankan oleh pemerintah, penarikan dana
besar2an oleh nasabah, penutupan bank oleh pemerintah baik sementara atau selamanya.
Krisis Keuangan
krisis hanya berdampak pada sektor keuangan.
Krisis Ekonomi
bisa berdampak hingga ke sistem pemerintahan & politik.
Krisis Politik
Krisis berdampak pada sektor politik
1998 di Indonesia, penduduk demand president untuk di ganti
Krisis Sosial
Krisis berdampak pada sosial
Contoh: Riot, Kelangkaan Sembako, dll.
Sovereign Crisis
Contohnya: Greece
Kelompok Belajar

Negara tidak dapat membayar hutang

Mark to market is an accounting practice that involves recording the value of an asset to
reflect its current market levels. For example, companies in the financial services industry
may need to make adjustments to the assets account in the event that some borrowers
default on their loans during the year.

You might also like