Professional Documents
Culture Documents
Final Exam Sheet - Business Environment MM
Final Exam Sheet - Business Environment MM
GDP
Y=C+I+G+X–M
Y = GDP
C = Consumption
I = Investment
G = Government
X = Export
M = Import
Consumption
Yd = y – t + s
Yd = Disposal Income
y = income
t = tax -> affect G
s = subsidy
Subsidy Increase
1. Real Estate
2. KUR -> Kredit Usaha Rakyat
3. Healthcare
Investment
1. Type of Investment:
Dalam Negeri
Luar Negeri
Kelompok Belajar
2. Type of Investment
1. Portfolio
a. Stock Market (Pasar Modal)
b. Hot Money
2. M&A
a. E.g. Philip Morris
3. FDI
a. E.g. Wuling
Investment Risk ranges from Low to High from Portfolio (Lower Risk) to FDI (Highest Risk)
FDI is Desired.
FDI Incentives:
1. Tax Holiday
2. Tax Allowance
3. Tax Exemption
One way to use KEK (Special Economic Zone)
3. Regulation
Daftar Negatif Investasi Indonesia / Negative List
1. Decided and regulated by Menteri Perindustrian dan BKPN
Tingkat Komponen Dalam Negeri / Required Local Ownership
1. Tariff & Non Tariff
Shift in Authority from Centarlized (Jakarta) to local autonomy (bupati dan walikota)
Government
Government Receive Funds from (In order of significance)
Kelompok Belajar
1. Tax
a. Intensifikasi Progressive (Tax Classes) -> Increase percentage of Tax
proportional to wealth
b. Extensifikasi (Perluasan) -> Tax more people. E.g. 0.5% Tax initiative
2. Loans
a. Luar Negeri
i. Multilateral (IMF, World Bank, etc.)
ii. Bilateral (Other Country) -> DNS (Debt to Nature Swap)
iii. Commersial (Global Brand)
1. Komodo Bond (Indonesia)
2. Dimsum Bond (China)
3. Masala Bond (India)
4. Samurai Bond (Japan)
5. Junk Bond (USA)
6. Euro Bond (Euro)
3. Non-Tax Revenue
a. Tickets, Penalties
4. Privatization (BUMN)
5. Dividend
6. Hibah
Export – Import
Good Import
1. Financial Product
Bad Import
1. Consumption Goods
Bad Export
1. Commodity (No Added Values)
2. Export that we still need
Regulation
Tariff
1. Administered by World Trade Organization
2. Tariff can be in the form of Tax or Quota
Non-Tariff
Red-tape
Standard Nasional Indonesia (SNI)
Kelompok Belajar
Recap
Pengawasan
Sistem Pembayaran (e.g. GoPay, OVO)
Oleh BI
Macroprudential regulation is the approach to financial regulation that aims to
mitigate risk to the financial system as a whole
Non-Sistem Pembayaran (E.g. Investree)
Oleh OJK
Microprudential supervision is firm-level oversight or financial regulation by
regulators of financial institutions, "ensuring the balance sheets of individual
institutions are robust to shocks".
Pengawasan Bank
Beralih ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
Menggantikan peran BI sebagai pengawas perbankan dan seluruh institusi keuangan
(insurance, leasing, dan bank)
Mengawasi aktifitas simpan dan pinjam
BLKB -> Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank
Namun Sentral Bank tetap mengatur
Nilai tukar: Jual beli mata uang
Lalu lintas Pembayaran (gopay, ovo)
Mengeluarkan kartu pembayaran (emoney)
Menjadi custodian
Lender of last resort → tempat terakhir untuk meminta bantuan
Mengatur jumlah uang yang beredar → dengan cara menaikan suku bunga jika inflasi
tinggi
4. Pinjam BI
-> Akan dirapatkan untuk diselamatkan atau ditutup
Tugas BI
Inflation targeting framework
Perbankan wajib simpan ke BI
Giro Wajib Minimum
o Cadangan perbankan kaluar terjadi apa-apa
o 2008 boleh GWM tidak full cash (dengan surat berharga)
LTV -> Loan to value ratio : rasio pinjaman terhadap nilai asset. kemampuan bank untuk
memberikan kredit dalam rangka KPR. Contohnya, jika nasabah mengajukan KPR harus ada
kenaikan DP per KK. Jika saat ini DP 20% cash, untuk pembelian asset selanjutnya akan
meningkat.
LDR -> Loan to Deposit Ratio: perbandingan antara volum seluruh kredit yang disalurkan
bank dengan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber (tingkat kemampuan bank
menyalurkan dana) → Jika jumlah kredit bank dibawah rentang 76-100%, harus
memasukkan uangnya ke GWM
Menentukan Suku Bunga Acuan (BI 7 Day Repo Rate/7DRR)
World Bank
World bank memiliki 5 bank didalamnya
Kelompok Belajar
Fungsi IMF
- Pemantauan
- Mengawasi sistem keuangan internasional dan mengawasi kepatuhan setiap
negara anggota dalam memenuhi kewajibannya untuk mengimplementasi
kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan yang terpadu seperti
stabilitas harga
- Membantu memajukan pengaturan pertukaran yang stabil dan menghindari
manipulasi nilai tukar
- Memiliki kewenangan dalam memperingatkan negara anggota untuk
mewaspadai bahaya yang mengintai
- Peminjaman
- Memberikan pinjaman kepada negara-negara yang mengalami kesulitan
dengan neraca pembayarannya
- Bantuan teknis dan pelatihan
- Membantu negara-negara anggotanya dalam memberikan saran untuk
mengembangkan institusi pembuat kebijakan dan instrumen kebijakan
ekonomi yang kuat
Tujuan IMF
- Menjaga keseimbangan neraca perdagangan
- Menjaga stabilitas nilai tukar
Kemenkeu
Instrumen kebijakan fiskal
Kelompok Belajar
Kebijakan fiskal ekspansioner: ketika kondisi pertumbuhan ekonomi lagi lesu atau
rendah dan angka pengangguran tinggi. Kebijakan ini dapat dijalankan dengan cara
meningkatkan pengeluaran atau belanja pemerintah dan atau juga menurunkan
pajak.
BI
Instrumen Kebijakan Moneter
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) → cara mengendalikan uang yang
beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat
Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) → pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang
mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
98 Crisis
Thailand Baht
Utang mata uang asing
BI tidak independent
Jenis Krisis
1. Krisis itu bertahap
Tahap Krisis
Kelompok Belajar
Mark to market is an accounting practice that involves recording the value of an asset to
reflect its current market levels. For example, companies in the financial services industry
may need to make adjustments to the assets account in the event that some borrowers
default on their loans during the year.