You are on page 1of 13

MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI
BANDUNG
Rijki Ramdani*, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

Universitas Pendidikan Indonesia


*Email: rijkiramdani@gmail.com

ABSTRACT
The Internet can be used as a way to transfer knowledge from teacher to student. E-
learning is one of learning media which uses internet. The purpose of this research is to describe and
analyze: (1) the learning planning; (2) the learning process; (3) the learning evaluation; (4) the
learning process results of Islamic Education learning with e-learning. This research uses qualitative
approach and descriptive method. The data collection technique are interviews, observation, and study
of documentation. This research was conducted in SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung
who have used e-learning as a learning media. Based on the results of the research, it was found that
the learning planning of Islamic Education learning with e-learning is not much different with no use
of e-learning. The learning implementation process of Islamic Education learning with e-learning is
conducted by the method of lecture that assisted with e-learning as a students learning resource centre.
Learning evaluation of Islamic Education learning with e-learning is done in the moment after the
sub chapter materials have been studied by students with automated systems in e-learning. The
results of the learning process of Islamic Education learning with e-learning effect on student learning
outcomes. The influence is only experienced on the competence of knowledge, while attitude and skills
there is no correlation.
Keyword: E-learning, Learning Media, Islamic Education learning

ABSTRAK
Internet dapat dijadikan cara untuk transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
Pembelajaran yang memanfaatkan internet salah satunya adalah media pembelajaran e-learning.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) perencanaan pembelajaran;
(2) proses pembelajaran; (3) evaluasi pembelajaran; (4) hasil proses pembelajaran PAI dengan e-
learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian
ini dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang telah menggunakan media
pembelajaran e-learning. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa perencanaan
pembelajaran PAI dengan e-learning tidak jauh berbeda dengan tidak menggunakan e-learning.
Proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan e-learning dilakukan dengan metode ceramah yang
dibantu dengan media pembelajaran e-learning sebagai pusat sumber belajar siswa. Evaluasi
pembelajaran PAI dengan e-learning dilakukan pada saat setelah sub bab materi telah dipelajari
oleh siswa dengan sistem otomatis pada e-learning. Hasil proses pembelajaran PAI dengan e-
learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh tersebut hanya dialami pada
kompetensi pengetahuan saja, sedangkan sikap dan keterampilan tidak ada korelasinya.

Kata Kunci : E-learning, Media Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

PENDAHULUAN dapat diserap baik oleh siswa dan


Pada dasarnya proses belajar tujuan pembelajaran dapat tercapai
mengajar adalah proses komunikasi. secara optimal, sehingga siswa akan
Komunikasi belajar mengajar di kelas terpenuhi kompetensinya, baik
merupakan kegiatan komunikasi pengetahuan, sikap maupun
tersendiri di mana guru dan siswa saling keterampilan dalam mengikuti mata
bertukar pikiran dengan tujuan pelajaran PAI. Dengan terpenuhinya
mengembangkan ide dan pengertian. kompetensi tersebut, kualitas sekolah
Penyimpangan-penyimpangan komun- akan meningkat.
ikasi sering timbul dan terjadi pada saat Dalam proses pembelajaran PAI di
kegiatan proses belajar mengajar sekolah, penggunaan e-learning sebagai
sehingga akan terjadi komunikasi yang media pembelajaran masih jarang
tidak efektif dan efisien antara lain ditemukan. Hal ini dikarenakan sekolah
disebabkan oleh adanya kecenderungan belum dapat memfasilitasi media
guru yang belum mampu menciptakan pembelajaran e-learning tersebut. Selain
media pembelajaran yang efektif dan itu, masih banyak guru yang belum
adanya kecenderungan siswa yang mampu menggunakan dan
kurang siap. Salah satu usaha untuk memanfaatkan teknologi dan informasi
mengatasi keadaan adalah penggunaan secara maksimal yang telah disediakan
media secara terintegrasi dalam proses oleh sekolah untuk dikembangkan
belajar mengajar, karena fungsi media sebagai media pembelajaran dalam hal
dalam kegiatan tersebut di samping ini e-learning.
sebagai penyaji stimulus informasi dan Berdasarkan sebab-sebab dan
sikap juga untuk meningkatkan beberapa permasalahan di atas, maka
keserasian dalam penerimaan peneliti tertarik untuk melihat
informasi. penggunakan media pembelajaran E-
Dalam dunia pendidikan, internet learning dalam pembelajaran Pendidikan
dapat dijadikan sebuah pembelajaran. Agama Islam (PAI) di SMA
pembelajran ini berupa electronic learning Laboratorium Percontohan UPI
atau yang lebih dikenal dengan istilah e- Bandung.
learning. Munadi (2010, hal. 159)
mengemukakan e-learningdapat diartikan METODE PENELITIAN
sebagai jenis bahan belajar mengajar Pendekatan yang penulis gunakan
yang memungkinkan tersampaikannya dalam penelitian ini adalah kualitatif
bahan ajar ke siswa dengan yakni bermaksud untuk memahami
menggunakan media internet atau media fenomena tentang apa yang dialami
jaringan komputer lain. oleh subjek penelitian (Moleong, 2012,
Secara ideal guru PAI harus hal. 6). Pada penelitian ini, peneliti
mampu menggunakan dan menggunakan metode deskriptif.
memanfaatkan media pembelajaran e- Menurut Nazir (1999, hal. 63) metode
learning yang telah disediakan oleh deskriptif adalah suatu metode dalam
sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa meneliti status sekelompok manusia,
agar materi PAI yang disampaikan suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 48


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

pemikiran ataupun suatu kelas pembelajaran. (3) Tersedianya


peristiwa pada masa sekarang. Tujuan infrastruktur yang memadai (4) Adanya
dari penelitan deskriptif ini adalah administrator yang kreatif serta
untuk membuat deskripsi gambaran penyiapan infrastrukur dalam
atau lukisan secara sistematis, faktual, memfasilitasi pembelajaran.
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- Pembelajaran yang efektif terus
sifat serta hubungan antar fenomena diupayakan oleh SMA Laboratorium
yang diselidiki. Percontohan UPI. Menurut Sagala
Teknik pengumpulan data yang (2006, hal. 61) bahwa pembelajaran
peneliti gunakan di antaranya ialah membelajarkan siswa
wawancara, observasi dan studi menggunakan asas pendidikan maupun
dokumentasi. Adapun tahapan analisis teori belajar merupakan penentu utama
data yang dilakukan penelitian adalah keberhasilan pendidikan, pembelajaran
dengan mereduksi data dengan memilih merupakan proses komunikasi dua
data yang dibutuhkan serta arah, mengajar dilakukan oleh pihak
dikategorikan dengan koding. Data guru sebagai pendidik, sedangkan
hasil reduksi disajikan dalam display belajar dilakukan oleh peserta didik
data dengan uraian singkat secara atau murid. Pernyataan di atas
deskriptif dan kemudian disimpulkan. menunjukkan bahwa pada hakikatnya
proses belajar mengajar adalah proses
HASIL DAN PEMBAHASAN komunikasi. Komunikasi belajar
mengajar di kelas merupakan suatu
1. Perencanaan Pembelajaran PAI dunia komunikasi tersendiri dimana
dengan e-learning guru dan siswa bertukar pikiran untuk
Model pembelajaran berbasis mengembangkan ide dan pengertian.
teknologi informasi dengan Untuk mewujudkan komunikasi yang
menggunakan e-learning berakibat pada efektif maka SMA Laboratorium
perubahan budaya belajar dalam kontek Percontohan UPI membangun sistem
pembelajarannya. Menurut Rohmah pembelajaran e-learning. e-learning adalah
(2016, hal. 15) setidaknya ada empat media pembelajaran, suatu media
komponen penting dalam membangun pembelajaran menurut Munadi (2010,
budaya belajar dengan menggunakan hal. 36) harus mempunyai fungsi yaitu
model e-learningdi sekolah, keempat (1) media pembelajaran berfungsi
komponen itu ialah (1) Peserta didik sebagai sumber belajar (2) fungsi
dituntut secara mandiri dalam belajar semantik dan (3) fungsi manipulatik.
dengan berbagai pendekatan yang Kedua analisis fungsi yang didasarkan
sesuai agar siswa mampu mengarahkan, pada penggunanya (anak didik)
memotivasi, mengatur dirinya sendiri terdapat dua fungsi yakni (4) fungsi
dalam pembelajaran. (2) Pendidik psikologis dan (5) fungsi sosio-kultural.
mampu mengembangkan pengetahuan Maka teori tersebut menjadi
dan keterampilan, memfasilitasi dalam pertimbangan sekolah dalam
pembelajaran, memahami belajar dan membangun e-learning.
hal-hal yang dibutuhkan dalam

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 49


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

SMA Laboratorium Percontohan perkembangan zaman, serta senantiasa


UPI beranggapan bahwa e-learning dapat mengembangkan kemampuannya
dikatakan sebagai media pembelajaran secara berkelanjutan, baik dalam segi
yang fleksibel dan mempermudah ilmu yang dimilikinya maupun
proses pembelajaran. Hal ini sejalan pengalamannya. Namun guru PAI di
dengan teori manfaat e-learning menurut SMA Laboratorium Percontohan UPI,
Rohmah (2016, hal. 12), yaitu (1) beliau menggunakan media
dengan adanya e-learning maka dapat pembelajaran e-learning, maka dari itu,
mempersingkat waktu pembelajaran guru PAI di SMA Laboratorium
dan membuat biaya studi lebih Percontohan UPI dapat dikategorikan
ekonomis (2) E-learning mempermudah sebagai guru yang profesional.
interaksi antara peserta didik dengan Selain itu, perencanaan
bahan materi, (3) Peserta didik dapat pembelajaran PAI pada media
saling berbagi informasi dan dapat pembelajaran e-learning, perlu adanya
mengakses bahan-bahan belajar setiap pernyusunan perangkat ajar.
saat dan berulang-ulang, dengan Penyusunan perangkat ajar bertujuan
kondisi yang demikian itu peserta didik untuk memenuhi proses pembelajaran.
dapat lebih memantapkan Proses komunikasi yang dapat
penguasaannya terhadap materi dikatakan sebagai proses pembelajaran
pembelajaran (4) Dengan e-learning harus memenuhi tiga ciri pembelajaran
proses pengembangan pengetahuan yaitu (1) Rencana, ialah penataan
tidak hanya terjadi di dalam ruangan ketenagaan, material, dan prosedur
kelas saja, tetapi dengan bantuan yang merupakan unsur-unsur sistem
peralatan komputer dan jaringan, para pembelajaran, dalam suatu rencana
siswa dapat secara aktif dilibatkan khusus. (2) Kesalingtergantungan,
dalam proses belajar-mengajar. antara unsur-unsur sistem
Media pembelajaran e-learning di pembelajaran yang serasi dalam suatu
SMA Laboratorium Percontohan UPI keseluruhan. Tiap unsur bersifat
sudah menjadi kebijakan sekolah hanya esensial, dan masing-masing
saja e-learning belum diwajibkan oleh memberikan sumbangannya kepada
guru untuk diterapkan hanya sebatas sistem pembelajaran. (3) Tujuan, sistem
menganjurkan. Hal tersebut karena pembelajaran mempunyai tujuan
kendala pada kualitas SDM yaitu guru tertentu yang hendak dicapai. (Hamalik,
yang seluruhnya belum bisa 2010). Tidak menuntut kemungkinan
menyesuaikan teknologi. Hal tersebut pada media pembelajaran e-learning juga
disayangkan terhadap profesionalisme harus memenuhi tiga ciri di atas, karena
guru yang belum dipenuhi oleh e-learning adalah salah satu alat pada
sebagian guru. Menurut Kusnandar proses pembelajaran.
(2011, hal. 46)bahwa guru profesional Rencana pembelajaran menjadi hal
adalah guru yang senantiasa menguasai yang harus diakukan oleh setiap guru.
bahan atau materi pelajaran yang akan Guru di SMA Laboratorium
diajarkan dalam interkasi belajar Percontohan UPI merencanakan
mengajar yang disesuaikan dengan pembelajaran pada perangkat ajar

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 50


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

silabus dan RPP. Baik itu ketika dengan internet. Perencanaan tersebut
menggunakan media pembelajaran e- harus dipenuhi oleh guru SMA
learning maupun tidak. Penyusunan Laboratorium Percontohan UPI untuk
program tahunan, program semester, melengkapi fitur yang terdapat dalam e-
Silabus, RPP, bahan ajar, strategi learning tersebut. Dan pada akhirnya
pembelajaran, alokasi waktu, tujuan guru PAI sudah menyiapkan
pembelajaran, materi pembelajaran dan komponen yang akan dicantumkan
sebagainya tidak begitu berbeda dengan dalam media pembelajaran e-learning
tidak menggunakan media tersebut.
pembelajaran e-learning. Tetapi jika 2. Proses Pelaksanaan
menggunakan media pembelajaran e- Pembelajaran PAI dengan e-
learning harus memperhatikan strategi learning
penggunaan e-learning. Strategi Pembelajaran PAI dengan
penggunaan e-learning seperti menggunakan media pembelajaran e-
disampaikan Effendi (2005, hal. 18) learning di SMA Laboratorium
berguna untuk (1) memperjelas tujuan Percontohan UPI dilakukan secara
pelatihan atau pendidikan yang ingin campuran yang sebagian besar proses
dicapai (2) mengetahui sumber daya pembelajarannya menggunakan e-
yang dibutuhkan (3) membuat semua learning. Namun terkadang dilakukan
pihak yang terlibat untuk tetap secara keseluruhan menggunakan e-
mengacu pada tujuan yang sama. (4) learning, hal itu dilakukan pada saat guru
mengetahui pengukuran keberhasilan. tidak bisa masuk ke kelas. Hal ini
Strategi pembelajaran e-learning akan sejalan dengan teori yang disebutkan
mengarahkan guru terhadap ruang oleh Eli Rohaeti dalam Rokhman, dkk.
lingkup pembelajaran, dimana (2015, hal. 56) bahwa proses
pembelajaran efektif akan terjadi. pembelajaran secara e-learning dapat
Menurut Hartanto (2016, hal. 20) diselenggarakan dalam berbagai cara
bahwa sistem dan aplikasi e-learning berikut (1) Proses pembelajaran secara
yang sering disebut dengan Learning konvensional (lebih banyak face to face
Management System (LMS), yang meeting) dengan tambahan pembelajaran
merupakan sistem perangkat lunak melalui media interaktif komputer
yang memvirtualisasi proses belajar melalui internet atau menggunakan
mengajar konvensional untuk grafik interaktif komputer. (2) Dengan
administrasi, dokumentasi, laporan metode campuran, yakni sebagian besar
suatu program pelatihan, ruangan kelas proses pembelajaran dilakukan melalui
dan peristiwa online, program e-learning, komputer, namun tetap juga
dan konten pelatihan, misalnya, segala memerlukan face to face meeting untuk
fitur yang berhubungan dengan kepentingan tutorial atau
manajemen proses belajar mengajar mendiskusikan bahan ajar. (3) Metode
seperti bagaimana manajemen kelas, pembelajaran yang secara keseluruhan
pembuatan materi atau konten, forum hanya dilakukan secara online, metode
diskusi, sistem penilaian, serta sistem ini sama sekali tidak ditemukan face to
ujian online yang semuanya terakses face meeting.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 51


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

Metode diatas menunjukkan bahwa peserta didik dapat belajar


bahwa media pembelajaran e-learning selayaknya dikelas nyata pada saat
bukan sebagai pengganti pembelajaran pembelajaran konvensional, selain itu
konvensional, melainkan sebagai alat Learning Management System Efront juga
bantu pembelajaran. Karena Menurut berperan sebagai media berbagi,
Hartanto (2016, hal. 28) pembelajaran berdiskusi, dan belajar bersama dengan
yang memanfaatkan Learning memanfaatkan berbagai fitur dan
Management System Efront sebagai fasilitas pendukung yang ada. Di SMA
medianya merupakan pembelajaran Laboratorium Percontohan UPI sering
yang berpusat pada peserta didik. terjadi demikian, terutama pada
Dalam pembelajaran ini guru berperan semester 2 yang kerap banyak kegiatan
sebagai fasilitator dan guru bukan di luar sekolah yang berakibat guru
merupakan satu-satunya sumber tidak bisa hadir ke kelas. Tetapi ada
belajar. Peserta didik dapat saling kendala dengan sistem pembelajaran
berdiskusi dan bertukar informasi dari seperti itu, diantaranya guru tidak bisa
sumber yang ada. Dalam pembelajaran secara langsung mengamati siswa ketika
ini, Learning Management System Efront proses pembelajaran, ini adalah
dapat dikatakan sebagai VLE singkatan kelemahan besar terhadap
dari Virtual Learning Environment pembelajaran PAI yang semestinya
atau lingkungan belajar maya. Dalam menjunjung nilai-nilai akhlak.
pelaksanaannya, pembelajaran PAI Learning Management
dengan menggunakan e-learning di SMA SystemEfrontsebagaipusatsumber belajar
Laboratorium Percontohan UPI mempunyai tujuan dan fungsi
seringkali guru menjelaskan di depan tersendiri. Tujuan secara umum
kelas, kemudian siswa memperhatikan menurutMudhoffir dalam Hamid
dan memahami materi yang terdapat (2015, hal. 63) bahwa
dalam e-learning. Hal yang dilakukan pusatsumberbelajarbertujuanmeningkat
oleh guru PAI di SMA Laboratorium kan efektifitas dan efisiensi kegiatan
Percotnohan UPI adalah benar, siswa proses belajar-mengajar melalui
perlu adanya arahan pembelajaran pengembangan sistem instruksional. Di
bukan semata-mata siswa dilepaskan SMA Laboratorium Percontohan UPI
untuk belajar mandiri, meskipun pada pembelajaran PAI dengan media
pembelajaran tersebut menggunakan pembelajaran e-learning seringkali e-
strategi student centre learning. learning menjadi pusat sumber belajar.
Kemudian, pembelajaran PAI Guru PAI meencantumkan materi
dapat dilakukan tanpa kehadiran guru, pembelajaran PAI pada e-learning.
apabila guru tersebut berhalangan Materi pembelajaran PAI yang
hadir. Masalah tersebut dapat diatasi dicantumkan adalah materi yang sudah
dengan media pembelajaran e-learning. di komparasikan dari berbagai sumber
sistem e-learning akan menghitung yakni internet, buku dan multimedia.
lamanya belajar siswa awal sampai Maka dari itu, e-learning sebagai pusat
akhir. Hal tersebut selaras dengan yang sumber belajar akan mngefektifkan
dikatakan oleh Hartanto (2016, hal. 28) siswa dalam memahami materi yang

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 52


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

tidak perlu lagi siswa untuk minimal pencapaian kompetensi sikap,


mengkomparasikan. Dengan demikian pengetahuan, dan keterampilan
peneliti sepakat bahwa Learning meliputi ketuntasan penguasaan
Management System Efront yang substansi dan ketuntasan belajar dalam
digunakan di SMA Laboratorium konteks kurun waktu belajar.
Percontohan UPI sebagai pusat sumber Ketuntasan Belajar terdiri atas
belajar mempunyai peranan yang cukup ketuntasan penguasaan substansi dan
menentukan di dalam meningkatkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun
efektifitas dan efisiensi proses waktu belajar. Ketuntasan penguasaan
pembelajaran. substansi yaitu ketuntasan belajar KD
Bentuk konten yang dicantumkan yang merupakan tingkat penguasaan
dalam media pembelajaran e-learning di peserta didik atas KD tertentu pada
SMA Laboratorium Percontohan UPI tingkat penguasaan minimal atau di
oleh guru PAI adalah konten teks. atasnya, sedangkan ketuntasan belajar
Tetapi terkadang mutimedia berupa dalam konteks kurun waktu belajar
video kadang digunakan. Hal tersebut terdiri atas ketuntasan dalam setiap
sejalan dengan teori yang digagas oleh semester, setiap tahun ajaran, dan
Hartanto (2016, hal. 21) bahwa konten tingkat satuan pendidikan. Dalam
dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA
misalnya Multimedia-based Content atau Laboratorium Percontohan UPI ketika
konten berbentuk multimedia interaktif menggunakan media pembelajaran e-
seperti multimedia pembelajaran yang learing bahwa ketuntasan pembelajaran
memungkinkan kita menggunakan dibuktikan dengan hasil nilai evaluasi
mouse, keyboard untuk mengoperasi- pada setiap sub konten yang ada. Setiap
kannya atau Text-based Content yaitu sub konten di cantumkan pertanyaan
konten berbentuk teks seperti pada yang wajib dijawab secara benar oleh
buku pelajaran yang ada di siswa, tujuannya adalah untuk
wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb. menuntaskan pembelajaran pada sub
Biasa disimpan dalam Learning itu dan siswa dapat melanjutkan sub
Management System (LMS) sehingga konten lainnya. Dengan demikian,
dapat dijalankan oleh peserta didik dapat dikatakan bahwa peneliti sepakat
kapan pun dan dimana pun. Tetapi, terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang terjadi di lapangan bahwa pada PAI ketika menggunakan media
konten pembelajaran PAI masih pembelajaran e-learning terhadap yang
terkendala terhadap dukungan dilakukan oleh guru PAI di SMA
penulisan arab. Laboratorium Percontohan UPI.
Konten-konten tersebut wajib Dalam realitas pendidikan yang
dirampungkan oleh siswa sebagai syarat terjadi di Indonesia terutama di
ketuntasan dalam proses pembelajaran. sekolah, e-learning tidak bisa meniadakan
Menurut Permendikbud Nomor 104 unsur hubungan pedagogis antara guru
tahun 2014 tentang Penilaian Hasil dan siswa. Karena bilamana ini terjadi,
Belajar pada Jenjang Dikdasmen bahwa dikhawatirkan proses pembelajaran
Ketuntasan Belajar adalah tingkat menjadi kehilangan makna esensialnya

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 53


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

yang mencakup berbagai dimensi baik mana yang remedial mana yang tidak.
kognitif, afektif dan psikomotorik Remedial dapat langsung menggunakan
(Rohmah, 2016, hal. 15). Hal tersebut e-learning, baik itu proses remedialnya,
sejalan dengan yang terjadi di lapangan. maupun hasil remedialnya.
SMA Laboratorium Percontohan UPI Evaluasi produk dilakukan oleh
tidak sepenuhnya mengandalkan e- pihak sekolah dalam hal ini wakasek
learning sebagai pembelajaran. Guru kurikulum pada setiap akhir semester.
tidak mampu melihat perkembangan Produk yang di evaluasi adalah media
sikap dan keterampilan siswa dalam pembelajan e-learning itu sendiri.
proses pembelajaran. Dalam Dengan evalausi tersebut maka media
pembelajaran PAI yang syarat dengan pembelajaran e-learning terus digunakan
pendidikan nilai, maka tidak mungkin untuk keberlangsungan proses
dilaksanakan pembelajaran sepenuhnya pembelajaran di SMA Laboratorium
melalui fasilitas web. Penyelenggaraan Percontohan UPI. Maka media
e-learning adalah sebagai suplemen atau pembelajaran e-learning digunakan siswa
komplemen terhadap pembelajaran agar memberikan petunjuk yang terarah
yang dilaksanakan secara regular di bagi perkembangan hasil evaluasi
kelas dalam rangka meningkatkan belajar. (Sagala, 2006, hal. 156). Senada
kualitas pembelajaran. dengan Hartanto (2016, hal. 24). bahwa
3. Evaluasi Pembelajaran PAI strategi e-learning melibatkan empat
dengan e-learning tahap yaitu analisis, perencanaan,
Sutikno (2009, hal. 34) pelaksanaan dan evaluasi. Evaluasi,
mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran setelah melaksanakan rencana
lebih detail yang salah satunya adalah penerapan e-learning, selanjutnya menilai
evaluasi, baik evaluasi proses maupun keberhasilan program dan produk.
evaluasi produk. SMA Laboratorium Hartanto (2016, hal. 23) dalam
Percotnohan UPI seringkali melakukan pengembangan suatu aplikasi e-learning
evaluasi pembelajaran maupun evaluasi bahwa harus memperhatikan teknik
produk. Hal tersebut dilakukan agar evaluasi kemajuan peserta didik dan
melihat keberhasilan dari kegiatan penyimpanan data kemajuan peserta
evaluasi tersebut. Berbagai persiapan didik. Keberadaan e-learning di SMA
dilakukan oleh SMA Laboratorium Laboratorum Percontohan UPI sangat
Percontohan UPI baik guru maupun berarti ketika proses penilaian, karena e-
pihak sekolah. Evaluasi proses learning mempunyai sistem otomatis
dilakukan pada saat proses tersendiri. Hal tersebut dapat
pembelajaran maupun akhir mempermudah guru PAI untuk
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. melihat kemajuan peserta didik dan
Kegiatan akhir evaluasi PAI dilakukan penyimpanan data kemajuan peserta
hanya pada saat UTS dan UAS saja, didik. Dalam e-learning, evaluasi dapat
tetapi teknik evaluasinya dilakukan dipakai ketika satu sub bab materi
dengan cara e-learning. Setelah selesai dipelajari oleh siswa. Sistem e-
melakukan evaluasi akhir, dengan e- learning dapat mengagalkan siswa untuk
learning, kita dapat melihat daftar siswa melanjutkan materi selajutnya apabila

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 54


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

tidak mengerjakan soal yang terdapat dilakukan pada media pembelajaran e-


pada setiap sub bab materi. learning yang terdapat form untuk
Teknik penilaian dalam menuliskan evaluasi tersebut. Maka
menggunakan media pembelajaran e- dengan itu, guru akan melihat sejarah
learning di SMA Laboratorium megajar guru pada setiap
Percontohan UPI tergantung dengan pembelajarannya.
kompetensinya. Yang dapat dilakukan 4. Hasil Proses Pembelajaran PAI
evaluasi ppada media pembelajaran e- dengan e-learning
learning adalaha kompetensi Dalam Undang-undang Nomor 14
pengetahuan. Kompetensi sikap dan Tahun 2005 tentang Undang-undang
keterampilan dapat dilakukan secara Guru dan Dosen (UUGD) bahwa
langsung. Menurut Yuni(2017, hal. kompetensi profesional seorang guru
33)bahwa Learning Management System adalah seperangkat kemampuan yang
memiliki beberapa ciri, di antaranya harus dimiliki guru agar ia dapat
manajemen isi pelajaran, manajemen melaksanakan tugas mengajarnya
proses pembelajaran, evaluasi dan ujian dengan berhasil. Kompetensi tersebut
yang dilakukan secara online yang akan menentukan keberhasilan siswa
mempunyai banyak teknik evaluasi, dalam proses pembelajaran. Guru SMA
serta administrasi mata pelajaran, Laboratorium Percontohan UPI
chatting, dan diskusi. Maka Learning sebagian besar dapat dikatakan sudah
Management System tidak mampu berkompetensi profesional. Guru
memperhatikan secara langsung terkait menggunakan media pembelajaran e-
dengan prilaku yang peserta didik learning adalah salah satu bentuk
lakukan. penilaian yang dilakukan sekolah dalam
Dalam Undang-undang Nomor 14 menentukan kompetensi profesional.
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Upaya tersebut upaya sekolah dalam
seorang guru harus memenuhi empat mengoptimalkan penggunaan media
kompetensi guru, salah satunya adalah pembelajran e-learning. Maka
kompetensi pedagogik. Kompetensi keberhasilan siswa di SMA
pedagogik yaitu kemampuan mengelola Laboratorium Percontohan UPI akan
pembelajaran peserta didik yang terjadi.
meliputi pemahaman terhadap peserta Mudhoffir dalam (Munadi, 2010,
didik, pengembangan potensi yang hal. 37) menyebutkan bahwa sumber
dimiliki peserta didik, perencanaan dan belajar pada hakikatnya merupakan
pelaksanaan pembelajaran, serta komponen sistem instruksional, yang
pengevaluasian hasil belajar. Upaya meliputi pesan, orang, bahan, teknik,
untuk meningkatkan kompetensi dan lingkungan yang mana hal itu dapat
pedagogik pendidik maka guru SMA mempengaruhi hasil belajar siswa.
Laboratorium Percontohan UPI Tidak semua siswa akan mendapatkan
melakukan evaluasi dengan menuliskan sumber belajar yang seharusnya mereka
kendala dan solusi yang telah terjadi dapatkan. Semisal ketika siswa ada yang
pada saat pembelajaran maupun tidak memiliki buku sebagai sumber
evaluasi pembelajaran. Pelaksanaannya belajar, maka siswa tersebut akan sulit

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 55


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

untuk melakukan pembelajaran secara Fitur-fitur tersebut mempunyai


mandiri. Media pembelajaran e-learning fungsinya masing-masing dan akan
sebagai solusi terhadap permasalahan dibutuhkan oleh siswa maupun guru.
tersebut. SMA Laboratorium
Percontohan UPI sudah mengevaluasi PENUTUP
terhadap pengaruh yang terjadi pada Berdasarkan hasil dan pengolahan
kompetensi pengetahuan siswa dan data, dapat dikemukakan simpulan
hasilnya bahwa media pembelajaran e- sebagai berikut:
learning mampu mempengaruhi hasil Perencanaan pembelajaran PAI
belajar siswa. Menurut Rohmah (2016, dengan media pembelajaran e-learning
hal. 12)bahwa E-learning dapat yang diterapkan di SMA Laboratorium
membawa suasana baru dalam ragam Percontohan UPI dimulai dengan
pengembangan pembelajaran. berbagai latar belakang. Media
Pemanfaatan e-learning dengan baik pembelajaran e-learning digunakan
dapat meningkatkan hasil pembelajaran karena bersifat fleksibel, tidak terbatas
dengan maksimal. oleh waktu dan akan memudahkan
Hartanto (2016, hal. 28) bahwa pembelajaran baik siswa maupun guru,
Learning Management System Efront juga hal tersebut atas kebutuhan guru dan
berperan sebagai media berbagi, siswa untuk proses pembelajaran yang
berdiskusi, dan belajar bersama dengan akan memudahkan dalam pelaksanaan
memanfaatkan berbagai fitur dan pembelajaran. Upaya tersebut untuk
fasilitas pendukung yang ada. Dengan menciptakan pembelajaran yang efektif.
penerapan pembelajaran ini tentu Kemudian perencanaan perangkat ajar
melibatkan keaktifan dari kedua belah yang direncanakan sekolah dalam hal
pihak, baik guru maupun peserta didik ini guru sudah dilakukan treatment oleh
itu sendiri yang diharapkan dapat sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan minat belajar peserta menyesuaikan perangkat ajar dengan
didik serta memberikan dapak positif media pembelajaran e-learning. Secara
pada hasil belajar peserta didik. umum berada pada kategori baik.
Pemilihan platform e-learning harus Proses pembelajaran PAI dengan
memperhatikan ciri dan kualitas dari media pembelajaran e-learning di SMA
LMS yang akan digunakan. Efront Laboratorium Percontohan UPI dapat
merupakan sebuah platform open dikatakan sudah baik. Penerapan media
source atau sering disebut dengan pembelajaran e-learning dapat dilakukan
LMS. Efront dirancang khusus sebagai dengan tiga cara, dan di SMA
aplikasi yang dapat digunakan untuk Laboratorium sudah pernah semuanya
pembelajaran, mulai dari membuat isi, dan tergantung terhadap materi
membuat tes, pengelolaan tugas, pembelajaran. Maka media
laporan, chat, forum, dan lainnya. pembelajaran e-learning bukan sebagai
Terkadang pemilihan aplikasi LMS pun pengganti pembelajaran konvensional,
akan berpengaruh terhadap hasil belajar melainkan sebagai alat bantu
siswa, karena setiap aplikasi pembelajaran. Kemudian media
mempunyai fitur yang berbeda-beda. pembelajaran e-learning perlu adanya

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 56


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

fasilitator yang mengarahkan siswa, Hal tersebut tidak lepas pada upaya
dalam hal ini guru, meskipun media guru dalam proses pembelajaran.
pembelajaran e-learning seringkali Keberhasilan siswa terhadap
menggunakan strategi student centre pembelajaran sangat ditentukan juga
learning. Tetapi dengan media dengan kompetensi profesional guru.
pembelajaran e-learning akan membantu Guru PAI di SMA Laboratorium
guru pada saat guru tidak dapat hadir Percontohan UPI dapat dikatakan
ke kelas. Pembelajaran tetap bisa sebagai guru profesional dengan
berlangsung dengan media memamfaatkan teknologi sebagai
pembelajaran e-learning. proses pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dengan
media pembelajaran e-learning di SMA REFERENSI
Laboratorium Percontohan UPI dapat
dikatakan sudah baik, seperti fitur yang Afdal, Z. (2012). Penerapan Pembelajaran
terdapat pada e-learning terutama E-learning dengan Aplikasi Moodle
aplikasi LMS Efront salah satunya terhadap Sikap Belajar dan
adalah evaluasi pelajaran. Evaluasi Penguasaan Konsep: Studi
pelajaran tersebut dimanfaatkan oleh Eksperimen pada Mahasiswa FKIP
SMA Laboratorium Percontohan UPI. UIR Pekanbaru - Riau. Dipetik
Evaluasi yang dilakukan berupa 03 20, 2018, dari
evaluasi produk dan evaluasi http://repository.upi.edu/tesis
pembelajaran. view.php?no_tesis=2008
Hasil proses pembelajaran PAI Asyhar, R. (2012). Kreatif
dengan menggunakan media Mengembangkan Media
pembelajaran e-learning di SMA Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Laboratorium Percontohan UPI Persada Press.
terlihat adanya peningkatan sesuai Effendi, E. Z. (2005). E-Learning Konsep
dengan hasil observasi, peningkatan dan Aplikasi. Yogyakarta:
tersebut pada kompetensi pengetahuan, ANDI.
sikap dan keterampilan siswa, juga Fathan. (2016). Hadits Sifat Kreatif.
peningkatan terjadi pada keaktifan Dipetik Maret 26, 2018, dari
belajar siswa. Namun yang terlihat Dakwah Islami:
secara jelas adalah peningkatan pada http://www.dakwahislami.xyz/
kompetensi pengetahuan saja. 2016/07/hadits-sifat-
Kompetensi sikap dan keterampilan kreatif.html
sedikit kemungkinan yang dipengaruhi Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan
oleh media pembelajaran e-learning. Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Tetapi hasil belajar siswa pada sikap Aksara.
maupun keterampilan dapat dilakukan Hamdani. (2003). Contextual Teaching
dengan secara langsung oleh guru di and Learning (CTL) pada
kelas. Nilai yang dihasilkan oleh siswa pembelajaran PAI. NIZAMIA
sangat variatif tergantung pada Jurnal Pendidikan dan Pemikiran
kemampuan mereka masing-masing. Islam.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 57


Rijki Ramdani, Munawar Rahmat, Agus Fakhruddin

Hamdani. (2003). Contextual Teaching Meningkatkan Minat Dan


and Learning (CTL) pada Kreativitas Siswa. Jurnal
pembelajaran PAI. NIZAMIA ABMAS Media Komunikasi dan
Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Infromasi Pengabdian Kepada
Islam, XI(1), 10-19. DOI Masyarakat, IX(9), 414-875.
10.21093/di.v11i1.49. Mahnun, N. (2012). Media
Hamid, A. (2015). Efektifitas Pembelajaran (Kajian terhadap
Implementasi LMS (Learning Langkah-langkah Pemilihan
Management System) Efront Media dan Implementasinya
Terhadap Minat Dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran). Jurnal
Pada Mata Pelajaran Pemrograman Pemikiran Islam, XXXVII(1),
Web di SMK Negeri 8 Semarang. 27-33. ISSN 0853-1161.
Semarang: Skripsi Kurikulum Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian
dan Teknologi Pendidikan, Kualitatif. Bandung: Remaja
Fakultas Ilmu Pendidikan, Rosda Karya.
Universitas Negeri Semarang. Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E- (Sebuah Pendekatan Baru).
Learning Sebagai Media Jakarta: Gaung Persada (GP)
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Press.
Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Munir. (2008). Kurikulum Berbasis
Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Teknologi Informasi dan
Ilmu Sosial, 16 - 31. Komunukasi. Bandung: CV
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E- Alfabeta.
Learning Sebagai Media Nazir, M. (1999). Metode Penelitian .
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Prawiradilaga, D., & Siregar, E. (2008).
Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Mozaik Teknologi Pendidikan.
Ilmu Sosial, X(1), 16 - 31. Jakarta: Kencana Prenada
Kusnandar. (2011). Guru Profesional. Media Group.
Jakarta: Rajawali Press. Riajluttaqwa, H. (2012). Penggunaan
Lena. (2009). Model Pembelajaran E- Metode Amsal Qurani dalam
Learning Melalui Homepage Pembelajaran Pendidikan
Sebagai Media Pembelajaran Agama Islam di Sekolah. Jurnal
Sehingga Diharapkan Dapat Tarbawi, I(2), 125-134.
Meningkatkan Minat Dan Rohaya. (2009). Minat Belajar Pendidikan
Kreativitas Siswa. Jurnal Agama Islam Hubungannya dengan
ABMAS Media Komunikasi dan Ibadah Shalat Wajib. Bandung:
Infromasi Pengabdian Kepada Fakultas Tarbiyah dan
Masyarakat, 414-875. Keguruan UIN Sunan Gunung
Lena. (2009). Model Pembelajaran E- Djati.
Learning Melalui Homepage Rohmah. (2016). Konsep E-Learning Dan
Sebagai Media Pembelajaran Aplikasinya Pada Lembaga
Sehingga Diharapkan Dapat

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 58


Media Pembelajaran E-Learning dalam Pembelajaran PAI

Pendidikan Islam. Jakarta: An- http://akhmadsudrajat.wordpr


Nur. ess.com/2008/01/12/konsep-
Rokhman, N., Sardiman, & media-pembelajaran/
Pramandanu, R. (2015). Sutikno, M. S. (2009). Belajar dan
Pengembangan Media Blog Pembelajaran. Bandung:
Sejarah untuk Pembelajaran Prospect.
Sejarah di SMA. Istoria: Jurnal Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan
Pendidikan dan Ilmu Sejarah, 54- dengan Pendekatan Baru.
70. Bandung: PT Remaja Rosda
Rokhman, N., Sardiman, & Karya.
Pramandanu, R. (2015). Syah, M. (2016). Psikologi Pendidikan
Pengembangan Media Blog dengan Pendekatan Baru.
Sejarah untuk Pembelajaran Bandung: PT Remaja Rosda
Sejarah di SMA. Istoria: Jurnal Karya.
Pendidikan dan Ilmu Sejarah, Welsh, E. T., Wanberg, C., Brown, K.,
XI(1), 54-70. & Simmering, M. (2003). E-
Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna learning: Emerging Uses,
Pembelajaran. Bandung: Pustaka Empirical Result, and Future
Alfabeta. Directions. International Journal
Saroni, M. (2011). Personal Branding of Training and Development,
Guru: Meningkatkan Kualitas dan VII(4), 245-258. DOI
Profesionalitas Guru. Yogyakarta: 10.1046/j.1360-
Ar-Ruzz Media. 3736.2003.00184.x.
Setiawan, W. (2006). Pembelajaran Yazdi, M. (2012). E-learning sebagai
Berbasis ICT :Model E- Media Pembelajaran Interaktif
Learning Menggunakan Berbasis Teknologi Informasi.
Opensource Moodle. Mimbar Jurnal Ilmiah Foristek, II(2), 143-
Pendidikan Jurnal Pendidikan, 152.
IV(4), 376-875. Yunis, R., & Telaumbanua, K. (2017).
Shihab, Q. (2006). Tafsir AlMisbah. Pengembangan E-Learning
Yogyakarta: Lentera Hati. Berbasiskan LMS untuk
Sudrajat, A. (2008, Januari 12). Konsep Sekolah, Studi Kasus
Media Pembelajaran. Dipetik SMA/SMK di Sumatera Utara.
Desember 30, 2012, dari Jurnal Nasional Teknik Elektro
akhmadsudrajat.wordpress.com dan Teknologi Infromasi, 32-36.
:

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 5, No. 1, (2018) | 59

You might also like