You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/295067683

LINGKUNGAN BISNIS DAN BUDAYA ORGANISASI: PERANANNYA TERHADAP


STRATEGI BISNIS DAN KINERJA BANK UMUM SYARIAH

Article · January 2014

CITATIONS READS

0 3,517

1 author:

Arief Purwanto
Universitas Widyagama
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arief Purwanto on 19 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.1 Januari 2014, hlm. 139–151
Terakreditasi SK. No. 040/P/2014
http://jurkubank.wordpress.com

LINGKUNGAN BISNIS DAN BUDAYA ORGANISASI:


PERANANNYA TERHADAP STRATEGI BISNIS
DAN KINERJA BANK UMUM SYARIAH

Arief Purwanto
Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang
Jl. Borobudur No.35 Malang, 65128.

Abstract:
The purposes of the study were to examine and to prove empirically the role of business environment, organiza-
tion culture in producing the right business strategy and improving the performance of Islamic Commercial Bank
(Bank Umum Syariah/BUS) organizations. The population was all BUS branch offices in East Java, consisting of
34 branch offices and this study was a census study. The study was analyzed using Partial Least Square (PLS)
with SmartPLS software. The result of the study showed that: (1) The business environment had a direct role in
strengthening organization culture and improving business strategy, but did not have a direct significant impact
in improving the organization’s performance. (2) The stronger organization’s culture had an important role in
improving business strategy, but did not have a direct significant impact in improving the organization’s
performance (3) The right business strategy would improve the organization’s performance.
Key words: business environment, business strategy, organization culture, organization performance

Perbankan di Indonesia saat ini terdiri dari 124 sia, dan Arab Saudi dan melebihi beberapa negara
bank umum komersial (termasuk 11 bank umum yang selama ini dikenal sebagai pusat keuangan
syariah, Okt 2010), dan didominasi oleh 15 bank syariah dunia seperti Bahrain, Uni Emirat Arab,
utama yang menguasai lebih dari 70% pasar dari dan Inggris. Kinerja bank syariah tetap tinggi sam-
total aset bank nasional. Secara kelembagaan, pai posisi akhir tahun 2011. Hampir semua indi-
perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum kator keuangan menunjukkan kenaikan signifikan,
dan bank perkreditan rakyat (BPR). Sedangkan rata-rata di atas 50%, dengan pencapaian total aset
dari karakteristik perbankan, terbagi dua yaitu Rp 125,55 triliun dengan pangsa pasar 3,7% dari
bank konvensional dan bank syariah. total aset perbankan nasional (Infobank, 2012).
Industri perbankan syariah Indonesia ber- Adapun dalam pandangan Islam praktek
dasarkan Islamic Finance Country Index (CFI) tahun perbankan merupakan bagian dari ibadah yang
2011 menempati posisi ke-4 di bawah Iran, Malay- prosesinya harus mengikuti (mutaba’ah) terhadap

Korespondensi Penulis:
Arief Purwanto: Telp.+62 341 492 282 Ext.288; Fax.+62 341 496 919
E-mail: ariefpurwanto@yahoo.com

| 139 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

tata cara ibadah yang telah diajarkan Rasulullah efektivitas, karena ketiga konsep tersebut menun-
Saw. Allah Swt. berfirman:... Apa yang diberikan jukkan penggunaan sumberdaya secara optimal
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang (Gleason & Mathur, 2000).
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan Beberapa hasil kajian empiris menemukan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah hubungan antara strategi bisnis dan kinerja, nilai
Amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr[54]:7) pribadi pemilik/manajer, strategi bisnis, dan
Itu artinya, seluruh ketentuan syariah harus kinerja perusahaan terkait secara empiris (Kotey
diterima dan diterapkan dalam kehidupan. Tidak & Meredith 1997). Herri & Wafa (2003) dan
boleh dibedakan hukum ibadah dengan mu’âmalât Wulantika (2011) mengemukakan, karakteristik
atau uqûbât (sanksi-sanksi hukum). Bank syariah kewirausahaan, strategi bisnis, budaya organisasi,
juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/ dan lingkungan bisnis secara bersama-sama mem-
perbankan yang operasional dan produknya di- punyai pengaruh terhadap kinerja usaha.
kembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Li (2000) menyatakan strategi (marketing dif-
Nabi SAW (Syafii, 2001). ferentiation strategy, product innovation strategy, mar-
Dalam konteks manajemen, terdapat dua ket breadth, dan marketing alliance strategies) secara
macam lingkungan, yaitu eksternal dan internal. bersama-sama berperan sebagai mediasi antara
Lingkungan eksternal merujuk kepada lingkungan lingkungan bisnis dan kinerja usaha. Menurut
di luar perusahaan, misalnya pemerintah, kondisi Pearce & Robinson (2012), eksistensi strategi bagi
perekonomian, dan konsumen. Secara internal, dunia bisnis bermanfaat untuk menjaga, mem-
lingkungan perusahaan adalah organisasi per- pertahankan, meningkatkan kinerja, serta keung-
usahaan itu sendiri beserta elemen-elemen di da- gulan bersaing dari suatu organisasi.
lamnya (Porter, 1997). Ward et al. (1995) mengemukakan bahwa
Robbins (2007) mendefinisikan budaya orga- strategi operasi digunakan untuk menentukan
nisasi (organizational culture) sebagai suatu sistem kinerja usaha dan lingkungan bisnis mempunyai
makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota pengaruh substansial pada strategi operasi. Dike-
yang membedakan organisasi tersebut dengan mukakan bahwa perusahaan yang mempunyai
organisasi yang lain. Budaya organisasi itu dida- kinerja yang baik menggunakan strategi operasi
sarkan pada suatu konsep bertingkat tiga, yaitu yang berbeda dalam merespon kondisi lingkungan
tingkatan asumsi dasar (basic assumption), kemu- yang dikerjakan oleh perusahaan yang berkinerja
dian tingkatan nilai (value), dan tingkatan artifact jelek. Menurut Pearce & Robinson (2012) bahwa
yaitu sesuatu yang ditinggalkan (Schein, 2010). salah satu faktor yang menentukan tercapainya
Manajemen strategis adalah serangkaian tujuan adalah faktor strategi bisnis. Strategi bisnis
keputusan dan tindakan manajerial yang disusun untuk merespon perubahan lingkungan
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka pan- eksternal yang relevan bagi perusahaan (Jauch &
jang. Lebih lanjut dikemukakan bahwa manajemen Glueck, 1999).
strategis meliputi pengamatan lingkungan, Kajian empiris menemukan hubungan antara
perumusan strategi (perencanaan strategis atau lingkungan bisnis, budaya organisasi, dan kinerja.
perencanaan jangka panjang), implementasi Hashim et al. (2001) berpendapat, ada tiga faktor
strategi, dan evaluasi serta pengendalian (Hunger yang menentukan kinerja usaha yaitu: (1) ling-
& Wheelen, 2002). Kinerja menunjukkan suatu kungan bisnis; (2) budaya organisasi; dan (3) kewi-
tingkat hasil kerja karena telah melakukan suatu rausahaan. Integrasi dari ketiga faktor tersebut
aktivitas atau usaha. Kinerja dapat juga ditinjau mempunyai pengaruh terhadap kinerja usaha.
dari konsep-konsep produktivitas, efisiensi, dan Hasil penelitian ini didukung oleh Thoyib (2008),

| 140 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

bahwa kepemimpinan, budaya organisasi, dan organisasi studi pada Bank Umum Syariah (BUS)
strategi organisasi berpengaruh terhadap kinerja. di Jawa Timur. Tujuan penelian ini secara khusus
Slater & Narver (1994) menemukan ada hu- adalah: (1) mendalami dan menganalisis ling-
bungan positif antara strategi orientasi pasar de- kungan bisnis dalam keterkaitannya terhadap
ngan kinerja yang dimediasi oleh lingkungan budaya organisasi; (2) mendalami dan mengana-
bisnis. Temuan tersebut sejalan dengan pendapat lisis lingkungan bisnis dalam keterkaitannya
Baum et al. (2001) bahwa, lingkungan bisnis tidak terhadap strategi bisnis; (3) mendalami dan meng-
mempunyai pengaruh langsung terhadap pertum- analisis lingkungan bisnis dalam keterkaitannya
buhan usaha tetapi mempunyai pengaruh yang terhadap kinerja organisasi; (4) menguji secara
positif terhadap pertumbuhan usaha melalui stra- empirik dan menganilisis peranan budaya orga-
tegi bisnis. Nurseto (2012) menemukan bahwa nisasi dalam menentukan strategi bisnis; (5) meng-
faktor lingkungan eksternal berpengaruh positif uji secara empirik dan menganilisis peranan budaya
terhadap intensitas strategi bersaing, dan ber- organisasi dalam memperbaiki kinerja organisasi;
pengaruh negatif terhadap kinerja ekspor. Makhamreh dan (6) menguji secara empirik dan menganalisis
(2000) mengemukakan bahwa lingkungan bisnis peranan strategi bisnis terhadap peningkatan
dan budaya organisasi memberi kontribusi terha- kinerja organisasi.
dap keberhasilan usaha.
Hopkins & Hopkins (1997) menemukan HIPOTESIS
bahwa, faktor lingkungan bisnis eksternal dinyata-
Berdasarkan kajian konsep dan empiris,
kan tidak berpengaruh baik terhadap intensitas
maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
perencanaan strategik maupun kinerja usaha. Lau
H 1: lingkungan bisnis yang semakin kondusif akan
& Chaw (2004) dalam kajiannya menemukan
mampu meningkatkan budaya organisasi yang
bahwa budaya organisasi dan lingkungan bisnis
lebih kuat.
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
usaha dan lingkungan bisnis merupakan variabel H 2: lingkungan bisnis yang semakin kondusif akan
intervening yang memperkuat hubungan antara mampu meningkatkan strategi bisnis yang
budaya organisasi dan kinerja usaha. lebih efektif.
Setiap organisasi mempunyai karakteristik H 3: lingkungan bisnis yang semakin kondusif akan
atau jati diri yang khas, setiap organisasi mem- mampu meningkatkan kinerja organisasi yang
punyai kepribadian sendiri yang membedakan dari lebih tinggi.
organisasi-organisasi lain. Salah satu faktor yang H 4: penerimaan terhadap budaya organisasi yang
membedakan suatu organisasi dengan organisasi semakin kuat akan mampu memperbaiki
lainnya ialah budaya (Siagian, 2005). Dalam peneli- efektifitas strategi bisnis.
tian terdahulu ditemukan bahwa budaya orga- H 5: budaya organisasi yang semakin kuat akan
nisasi berpengaruh terhadap kinerja individu, ki- mampu meningkatkan kinerja organisasi.
nerja kelompok, dan kinerja organisasi. Gani (2006)
H 6: strategi bisnis yang tepat akan berperanan
menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja organisasi.
tidak signifikan terhadap kinerja.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah
menguji secara empiris dan menganalisis peranan METODE
lingkungan bisnis dalam keterkaitannya terhadap Jenis penelitian yang dilakukan merupakan
budaya organisasi, strategi bisnis, dan kinerja penelitian explanatory yaitu meneliti hubungan antara

| 141 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

variabel penelitian dan melakukan pengujian hipo- Jawa Timur. Keseluruhan BUS di Jawa Timur dija-
tesis yang telah dirumuskan. Jika ditinjau dari pen- dikan sampel, dengan demikian penelitian ini me-
dekatan analisisnya, maka penelitian ini meng- rupakan jenis penelitian sensus. Sampel penelitian
gunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dapat dilihat pada Tabel 1.
pendekatan kualitatif.
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian
Berdasarkan pengaruh interaksi variabel de-
ngan variabel lainnya dalam penelitian ini variabel Jumlah
Nama Bank Kantor
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bentuk yaitu: (1)
Cabang
konstruk eksogen, dikenal juga sebagai service vari- PT Bank Syariah Muamalat 5
able atau variabel independen yang tak diprediksi Indonesia
oleh variabel lain dalam model. Dalam model ini PT Bank Syariah Mandiri 11
yang diterapkan sebagai konstruk eksogen adalah PT Bank Syariah BNI 5
lingkungan bisnis dan (2) konstruk endogen PT Bank Syariah BRI 4
(variabel dependen), adalah faktor yang diprediksi PT Bank Bukopin Syariah 1
oleh satu atau beberapa konstruk endogen lanjut- PT Bank Panin Syariah 4
PT Bank Syariah Mega Indonesia 3
an. Ada 3 (tiga) variabel yang termasuk ke dalam
PT BCA Syariah 1
konstruk endogen yaitu budaya organisasi, stra- Jumlah 34
tegi bisnis, dan kinerja organisasi. Sumber: Bank Indonesia, 2011
Pendekatan kualitatif digunakan dalam
pengumpulan data yang berbentuk kata-kata, Definisi operasional adalah untuk menentu-
konsep, tema, dan kategori. Keunggulan metode kan dan mengukur variabel-variabel tersebut di
kualitatif adalah memungkinkan didapatnya data lapangan dengan merumuskan secara singkat dan
yang lebih kaya dan mendalam, serta dapat meng- jelas serta tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
eksplorasi ide-ide atau perspektif baru dengan cara Variabel-variabel penelitian diukur melalui
yang dinamis dengan cara melakukan wawancara indikator-indikator, dengan menggunakan skala
mendalam (indepth interview) dan tidak terstruktur Likert. Rentang skala yang digunakan adalah angka
(dynamic and unstructured way). Tiga orang level 1 sampai 5. Angka 1 menunjukkan “sangat rendah
manajemen Bank Umum Syariah (BUS) di Jatim “, angka 2 menunjukkan “rendah”, angka 3 menun-
menjadi narasumber pada penelitian ini, yaitu IS, jukkan “wajar “, angka 4 menunjukkan “tinggi “,
AS, dan ME. Mereka dianggap mengetahui serta dan angka 5 menunjukkan “sangat tinggi”, dimana
memahami dengan baik tentang penelitian ini. skor rendah (poin 1) menunjukkan dinamika yang
Aspek kuantitatif dilakukan pada awal pe- rendah, sedangkan skor tinggi (poin 5) menun-
nelitian yaitu dengan melakukan survei lapangan jukkan dinamika yang sangat tinggi menurut per-
kepada responden. Penelitian ini menggunakan sepsi responden.
alat analisis Partial Least Square (PLS) dengan soft- Variabel independen pada penelitian ini
ware smart PLS. PLS merupakan metode analisis adalah lingkungan bisnis (X1). Lingkungan bisnis
yang powerfull oleh karena tidak didasarkan banyak dalam hal ini adalah kondusifitas lingkungan bisnis
asumsi. internal dan eksternal (Porter, 1997), bank umum
Populasi penelitian adalah BUS di propinsi syariah yang meliputi pemerintah (kestabilan
Jawa Timur yang berjumlah 34 cabang. Responden politik dan keamanan) (X 1.1 ), kondisi
dalam penelitian ini adalah manajemen/pimpinan perekonomian (X 1.2 ), perkembangan teknologi
BUS sedangkan unit sampel adalah cabang BUS di (X1.3), keberadaan BUS baru (X1.4), dukungan dan

| 142 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

dari nasabah/loyal (X1.5), keberadaan pesaing dan al falah (Y1.3.4); dan (5) hubungan sesama berdasar-
lembaga keuangan non bank) (X1.6), kemampuan kan prinsip ukhuwah Islamiyah (Y1.3.5)
melaksanakan bauran pemasaran (X1.7), kemampu- Variabel dependen yang kedua adalah stra-
an sumber daya manusia (X1.8), intensitas produk tegi bisnis (Y2). Berbagai alternatif strategi yang
bank (X1.9), intensitas harga produk bank yang dita- bisa digunakan perusahaan menurut Porter (1997)
warkan (X1.10), dan sarana dan prasarana (X1.11). adalah keunggulan biaya menyeluruh (overall low-
Variabel dependen yang pertama pada pene- cost leadership), diferensiasi, dan fokus. Strategi
litian ini adalah budaya organisasi (Y1). Budaya kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost lead-
organisasi (Schein, 2010), didasarkan pada suatu ership) (Y2.1) terdiri dari: (1) meningkatkan efisiensi
konsep bertingkat tiga yaitu tingkatan asumsi biaya/ menekan biaya lebih rendah dari pesaing
(Y2.1.1); (2) mengurangi biaya kebijakan (misal R&D,
dasar (basic assumption), kemudian tingkatan nilai
layanan, dan advertensi) (Y 2.1.2); (3) perbaikan
(value), dan tingkatan artifact yaitu sesuatu yang
proses pelayanan/ mengoptimalkan fasilitas yang
nampak dalam organisasi. Elemen dasar organisasi
ada (Y2.1.3); dan (4) mengeliminasi aktivitas yang
yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan (arti-
tidak bernilai tambah (non value-added) (Y2.1.4).
facts) (Y1.1) antara lain adalah: (1) logo bank meng-
identifikasikan identitas-identitas Islam (Y1.1.1); (2) Diferensiasi (differentiation) (Y2.2) terdiri dari:
(1) selalu berusaha memperkenalkan/mempro-
tata cara berpakaian menutup aurat, tidak tabaruj,
mosikan produk bank baru (Y2.2.1); (2) berusaha
dan tidak berlebih-lebihan (Y1.1.2); (3) menggunakan
menciptakan produk bank yang berbeda dari
bahasa dan jargon-jargon yang santun dan mencer-
pesaing (Y2.2.2); (3) dalam pembuatan produk bank
minkan adab Islami (Y1.1.3); (4) aspek teknologi ber-
baru berdasarkan pada hasil riset pasar (Y2.2.3).
basis pada prinsip transaksi, akad dan pengelolaan
bank berdasar prinsip-prinsip syariah (Y1.1.4); dan Fokus (focus) (Y2.3) terdiri dari: (1) meng-
khususkan pada kelompok nasabah tertentu (Y2.3.1);
produk dan jasa bank yang ditawarkan tidak haram
(2) mengkhususkan pada produk bank tertentu
lidzatihi maupun ghairu lidzatihi (Y1.1.5).
(Y2.3.2); dan mengkhususkan pada segmen pasar ter-
Nilai-nilai (value) dan perilaku yang berlaku tentu (Y2.3.3).
dalam organisasi berbasis pada akhlak nubuwah
Variabel dependen yang ketiga adalah ki-
(siddiq, amanah, tabligh, fatonah) (Y1.2) terdiri dari:
nerja organisasi (Y3). Indikator penilaian kinerja
(1) sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan,
organisasi dalam penelitian ini mengacu pada pe-
antusias dengan beralasan yang benar (kejujuran) nelitian yang dibuat oleh Terziovski (1999), dimana
(Y1.2.1); (2) menepati janji dan dapat dipercaya da- terdiri dari profitabilitas (Profitability) (Y 3.1 ),
lam manajerial dan operasional bank (keamanahan) penjualan (sales) (Y3.2), aktiva (assets) (Y3.3), kepuasan
(Y1.2.2); (3) transparan dan terbuka terhadap saran/ konsumen (customer satisfaction) (Y3.4), dan pangsa
kritik (keterbukaan) (Y1.2.3); dan (4) kompeten da- pasar (market share) (Y3.5).
lam tugas/pekerjaan (keprofesionalan) (Y1.2.4). Evaluasi model empirik pada penelitian ini
Asumsi dasar (taken for granted) (Y1.3) antara meliputi pengujian asumsi linieritas, pengujian
lain terdiri dari: (1) berorientasi pada keseimbang- Goodness of Fit model pengukuran (outer model),
an dunia dan akhirat (Y1.3.1); (2) prinsip kebenaran pengujian model struktural (inner model), dan
organisasi dalam mengambil keputusan bersumber pengujian terhadap hipotesis model struktural (in-
pada Al Qur’an, sunnah, ijma’, dan qiyas (Y1.3.2); (3) ner model). Pengujian Goodness of Fit model struk-
kepemimpinan organisasi didasarkan pada pola tural pada inner model menggunakan nilai predic-
kepemimpinan Rasulullah SAW (Y1.3.3); (4) prinsip tive-relevance (Q2). Nilai predictive-relevance diperoleh
pencapaian kinerja tidak hanya profit, melainkan dengan rumus:

| 143 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) (1 – R32) jalur bertanda positif (0,508) mengindikasikan


pengaruh keduanya searah. Artinya, jika semakin
Nilai R2 masing-masing variabel endogen da- tinggi lingkungan bisnis, maka mengakibatkan se-
lam penelitian ini adalah: (1) nilai R12 untuk variabel makin tinggi pula budaya organisasi dan sebalik-
endogen budaya organisasi (Y1) dipengaruhi oleh nya.
lingkungan bisnis (X1); (2) nilai R22 untuk variabel
Lingkungan bisnis yang semakin kondusif
endogen strategi bisnis (Y2) dipengaruhi oleh ling-
akan mampu meningkatkan strategi bisnis yang
kungan bisnis (X1) dan budaya organisasi (Y1); dan
lebih effektif. Hasil analisis koefisien jalur inner
nilai R32 untuk variabel endogen kinerja organisasi
model dalam PLS pengaruh langsung variabel ling-
(Y 3) dipengaruhi oleh lingkungan bisnis (X 1),
kungan bisnis terhadap strategi bisnis diperoleh
budaya organisasi (Y1), dan strategi bisnis (Y2).
nilai 0,442 dengan p-value sebesar 0,000. Karena p-
value < 5%, maka terdapat cukup bukti empiris
HASIL untuk menerima H2 bahwa lingkungan bisnis ber-
Hasil analisis PLS dan hasil pengujian hipo- pengaruh langsung terhadap strategi bisnis.
tesis jalur-jalur pengaruh dapat dilihat pada Lingkungan bisnis yang semakin kondusif
gambar diagram jalur pada Gambar 1. akan mampu meningkatkan kinerja organisasi yang
lebih tinggi. Hasil analisis koefisien jalur inner model
dalam PLS pengaruh langsung variabel budaya
Lingkungan
organisasi terhadap strategi bisnis diperoleh nilai
Bisnis 0,242 dengan p-value sebesar 0,086. Karena p-value
0.242 > 5%, maka tidak terdapat cukup bukti empiris
untuk menerima H3 bahwa lingkungan bisnis ber-
0.442
pengaruh langsung terhadap kinerja organisasi.
0.508
Strategi 0.548
Kinerja Artinya berapapun nilai lingkungan bisnis, kurang
Bisnis Organisasi
berpengaruh terhadap nilai kinerja organisasi.
0.441 Budaya organisasi yang semakin kuat akan
Budaya 0.040
mampu memperbaiki strategi bisnis. Hasil analisis
Organisasi koefisien jalur inner model dalam PLS pengaruh
langsung variabel budaya organisasi terhadap
Gambar 1. Diagram Jalur Model Struktural dalam PLS
Gambar 1. Diagram Jalur Model Struktural dalam PLS strategi bisnis diperoleh nilai 0,441 dengan p-value
sebesar 0,000. Karena p-value < 5%, maka terdapat
cukup bukti empiris untuk menerima H4 bahwa
Pengujian Hipotesis budaya organisasi berpengaruh terhadap srategi
bisnis.
Lingkungan bisnis yang semakin kondusif
akan mampu meningkatkan budaya organisasi Budaya organisasi yang semakin kuat akan
yang lebih kuat. Hasil analisis koefisien jalur inner mampu meningkatkan kinerja organisasi. Hasil ana-
model dalam PLS pengaruh variabel lingkungan lisis koefisien jalur inner model dalam PLS pengaruh
bisnis terhadap budaya organisasi diperoleh nilai langsung variabel budaya organisasi terhadap stra-
0,508 dengan p-value sebesar 0,000. Karena p-value tegi bisnis diperoleh nilai 0,040 dengan p-value
< 5%, maka terdapat cukup bukti empiris untuk sebesar 0,731. Karena p-value > 5%, maka tidak ter-
menerima H1 bahwa lingkungan bisnis berpenga- dapat cukup bukti empiris untuk menerima H5
ruh terhadap budaya organisasi. Karena koefisien bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap

| 144 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

kinerja organisasi. Artinya berapapun nilai budaya “Bisnis BUS berkembang pesat dewasa ini.
organisasi, tidak berpengaruh terhadap nilai Perkembangan itu memerlukan sarana dan pra-
kinerja organisasi. sarana pendukung agar nasabah dapat terlayani
Strategi bisnis yang tepat akan berperanan dengan lebih baik. Penerapan teknologi informasi
dalam meningkatkan kinerja organisasi. Hasil ana- oleh tenaga yang handal merupakan keharusan
lisis koefisien jalur inner model dalam PLS pengaruh dalam bisnis perbankan.”
langsung variabel budaya organisasi terhadap Namun demikian, menurut Chatab (2007)
strategi bisnis diperoleh nilai 0,548 dengan p-value berdasarkan penelitiannya sebanyak 90 persen
sebesar 0,000. Karena p-value < 5%, maka terdapat perusahaan gagal memenuhi harapan, kegagalan
cukup bukti empiris untuk menerima H6 bahwa tersebut terutama karena konflik budaya organi-
strategi bisnis berpengaruh terhadap kinerja orga- sasi karena tidak memperhatikan faktor lingkungan.
nisasi. Karena koefisien jalur bertanda positif Budaya organisasi BUS relatif beradaptasi
(0,548) mengindikasikan pengaruh keduanya dengan lingkungan eksternal dan mempertahan-
searah. Artinya, jika semakin tinggi strategi bisnis, kan kelangsungan hidupnya, serta dalam mela-
maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja kukan intergrasi internal. Budaya BUS mampu
organisasi, demikian pula sebaliknya. berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi
internal dengan meningkatkan pemahaman dan
PEMBAHASAN kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa,
berkomunikasi, kesepakatan atau konsensus inter-
Lingkungan Bisnis yang Semakin Kondusif nal, kekuasaan dan aturannya, hubungan anggota
Mampu Meningkatkan Budaya Organisasi organisasi (karyawan), serta imbalan dan sangsi.
yang Lebih Kuat
Hasil penelitian ini mendukung berbagai Lingkungan Bisnis yang Semakin Kondusif
studi empiris yang menunjukkan bahwa lingkung- Mampu Meningkatkan Strategi Bisnis yang
an bisnis mempunyai peranan yang penting dan
Lebih Effektif
mempengaruhi secara langsung dalam meningkat-
kan budaya organisasi, seperti Herri & Wafa (2003) Hasil penelitian ini memperkuat hasil pene-
dan Shane & Kolvereid (1995). litian yang dilakukan oleh Hashim et al. (2001),
Dengan semakin ketatnya persaingan dan dalam kajiannya menemukan bahwa budaya orga-
perubahan lingkungan eksternal organisasi, BUS nisasi dan lingkungan bisnis mempunyai pengaruh
selalu melakukan penyesuaian dalam mening- positif terhadap kinerja usaha dan lingkungan
katkan kemampuan teknologinya perkembangan bisnis merupakan variabel intervening yang mem-
itu memerlukan sarana dan prasarana pendukung perkuat hubungan antara budaya organisasi dan
agar nasabah dapat terlayani dengan lebih baik. kinerja usaha. Manajemen dalam menentukan stra-
Penerapan teknologi informasi (TI) oleh tenaga tegi bersaing bertujuan menghubungkan per-
yang handal dengan keterampilan praktis tentang usahaan dengan lingkungannya dimana perusaha-
pelaksanaan, perhitungan, pencatatan, dan pe- an tersebut bersaing (Porter, 1997).
laporan merupakan keharusan dalam bisnis per- Kebijaksanaan pemerintah yang kondusif
bankan disamping teknologi yang berhubungan yang berimplikasi pada strategi yang baik bagi
langsung dengan nasabah (ATM, e-banking, dan BUS diantaranya adalah komitmen BI untuk me-
phone-banking). Seperti yang diungkapan mana- ningkatkan pertumbuhan perbankan syariah yang
jemen BUS (ME): berkualitas, telah menyusun 6 (enam) strategi kebi-

| 145 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

jakan perbankan syariah 2012 yang meliputi Dalam meningkatkan kinerja BUS, tidak bisa
penguatan intermediasi produktif, pengembangan hanya diserahkan kepada BUS sendiri di tengah-
produk, peningkatan sinergi dengan bank induk, tengah ekonomi pasar. Tetapi peranan pemerintah
edukasi dan komunikasi, peningkatan good gover- dalam pengelolaan perekonomian nasional sangat
nance dan pengelolaan risiko, dan penguatan sistem diperlukan. Karena pemerintahlah, dengan otoritas
pengawasan. dan fasilitas yang dimilikinya dapat membuat
Berdasarkan hasil penelitian ini terjadi kebijakan dan keputusan yang powerful. Contohnya,
percepatan perubahan (turbulence) yang semakin dana haji dan dana abadi umat, seharusnya kedua
tinggi, yang mengakibatkan tingginya tingkat dana tersebut disimpan di bank syariah selain
ketidakpastian lingkungan bisnis. Strategi bisnis alasan syar’i juga berkaitan dengan kepatutan.
yang disusun BUS menganggap penting semua Peningkatan kinerja BUS akan lebih baik jika
indikator untuk dipertimbangkan dalam membuat diimbangi dengan gerakan struktural melalui
perencanaan strategis, khususnya indikator kon- kebijakan dan keberpihakan pemerintah. Kenya-
disi perekonomian dan kepuasan dari nasabah. taan selama ini, pendekatan yang dipilih peme-
Perencanaan strategi bisnis yang disusun dan rintah adalah market driven, artinya pertumbuhan
diimplementasikan relatif mampu menyesuaikan perbankan syariah diserahkan kepada mekanisme
dengan perubahan lingkungan. pasar.
Hasil ini mendukung penelitian yang dila-
Lingkungan Bisnis yang Semakin Kondusif kukan Nurseto (2012) menemukan bahwa, faktor
lingkungan eksternal berpengaruh positif terhadap
Mampu Meningkatkan Kinerja Organisasi
intensitas strategi bersaing dan berpengaruh
yang Lebih Tinggi negatif terhadap kinerja. Pelaku usaha dalam me-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nentukan strategi bersaing bertujuan menghu-
persepsi manajemen BUS terhadap lingkungan bungkan perusahaan dengan lingkungannya (Por-
bisnis seharusnya terletak pada usaha-usaha untuk ter, 1997).
mengantisipasi dan menganalisis implikasi dari Menurut penelitian ini perkembangan BUS
perubahan kondisi perekonomian makro, berbagai yang terlalu cepat kurang disertai infrastruktur
kebijakan makro pemerintah, memperhatikan yang mendukungnya seperti kebijakasanaan yang
perkembangan pendapatan masyarakat, dan sempurna, arah kegiatan usaha, dan ketersediaan
perubahan pola pengeluaran konsumen, sehingga sumber daya manusia yang profesional. Promosi
mampu membuat perencanaan manajemen strategi yang terlalu cepat menjadi proses pematangan
yang tepat dan mendapatkan dukungan dari karyawan yang tidak sebanding dengan pengalam-
nasabah (loyalitas nasabah). Peranan indikator an, kemampuan, dan keterampilan. Hal-hal inilah
kondisi perekonomian makro, seperti yang dika- diantaranya yang menyebabkan peranan lingkung-
takan manajemen BUS (AS): an bisnis secara langsung terhadap kinerja orga-
“Undang-undang perbankan syariah nisasi tidak terbukti.
memang sudah terwujud. Tapi, agar perbankan
syariah lebih kuat dan tumbuh dengan gizi yang
Penerimaan terhadap Budaya Organisasi
cukup, regulasi yang hanya bersandar pada
undang-undang belumlah memadai. Masih
yang Semakin Kuat Mampu Memperbaiki
diperlukan strategi lain, terutama political will dari Strategi Bisnis
pemangku otoritas, terutama yang berada di Hasil penelitian ini mendukung penelitian
lembaga eksekutif dan yudikatif”. sebelumnya dan teori penelitian Chen (1999),

| 146 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

mendapatkan empat CSF di dalam industri per- dasar pada rating tertinggi) dengan persepsi mana-
bankan, yang mencermikan tujuan bisnis per- jemen BUS (yang menempatkan indikator nilai
bankan, yaitu kemampuan manajemen operasi (value) dengan skor rata-rata tertinggi disamping
bank, kemampuan marketing bank, kemampuan urutan indikator-indikator lainnya) tentang peran-
pengembangan trademark bank, dan kemampuan an variabel budaya organisasi terhadap kinerja
manajemen pasar finansial. organisasi. Hal inilah diantaranya yang menye-
Ajaran Islam tidak pernah memisahkan babkan peranan budaya organisasi kurang berarti
antara urusan dunia dan urusan akhirat. Semuanya terhadap peningkatan kinerja organisasi idealnya
adalah urusan agama yang ada nilaiannya di akhi- asumsi dasar mendapatkan prioritas utama karena
rat nanti. Manusia mesti melakukan urusan ke- yang melandasi indikator-indikator budaya orga-
duniaan sesuai dasar-dasar Islam. Ibadah kepada nisasi lainnya. Hasil ini berbeda dengan Herri &
Allah tidak boleh dikhususkan kepada ibadah Wafa (2003) yang mengemukakan budaya orga-
khusus berkaitan hubungan dengan Allah saja se- nisasi mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
perti sholat, dzikir, dan lain-lain, tetapi meliputi kinerja dan mendukung beberapa penelitian ter-
semua ibadah umum seperti bekerja, melaksana- dahulu seperti Dennison (1990) dan Kotter &
kan amanah dan tanggungjawab, dakwah dan Haskett (1992) dalam Gani (2006), dan temuan
jihad, ekonomi, kenegaraan, dan termasuk per- Gani (2006) menyatakan budaya organisasi ber-
bankan syariah. pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja.
BUS secara terus menerus dan berkelanjutan Sebagian besar manajemen dan SDI BUS ber-
berupaya untuk menjaga dan memastikan bahwa asal dari spin off dari bank konvensional induknya
budaya organisasi telah dilaksanakan dengan baik, yang seharusnya pemenuhan sumber daya
yang tujuannya adalah untuk menjaga kepercaya- manusia/sumber daya islami mempunyai kom-
an, tranparansi, pengungkapan informasi, dan petensi lengkap sebagai ahli investasi, sekaligus
melindungi kepentingan stakeholder melalui ahli keuangan dan perbankan, beretika, serta
berbagai program sosialisasi kepada seluruh jajaran memahami sharia compliancy. Ini harus dilakukan,
bank. Perbaikan strategi bank umum syariah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui
dilakukan dengan perbaikan menyeluruh, dengan proses rekruitmen dan pelatihan secara terus me-
orientasi kepada pelanggan. Budaya pelayanan, nerus. Manajemen BUS (IS), mengatakan:
peningkatan omset, dan perbaikan kualitas kredit “Peningkatan kuantitas jumlah bank syari’ah
dilakukan secara bersama-sama. yang cepat tersebut, harus diiringi dengan pening-
katan kualitas SDI syariah. Hal ini ini perlu diper-
hatikan dalam pengembangan bank syariah,
Komitmen terhadap Budaya Organisasi yang
Selama ini praktisi perbankan syari’ah didominasi
Semakin Kuat Akan Mampu Meningkatkan mantan praktisi perbankan konvensional yang
Kinerja Organisasi hijrah kepada bank syari’ah.”
Berdasarkan besarnya loading factor variabel Adapun dalam pandangan Islam praktek
budaya organisasi (tingkatan asumsi dasar, perbankan merupakan bagian dari ibadah sehingga
tingkatan nilai, dan tingkatan artifak) yang ber- SDI BUS seharusnya memahamai bahwa bekerja/
hubungan dengan kinerja organisasi mengindikasi- berkarir dengan profesional tidak hanya berorien-
kan bahwa ada peranan budaya organisasi ter- tasi pada dimensi jangka pendek di dunia melain-
hadap peningkatan kinerja organisasi. Jika diper- kan juga mempunyai implikasi yang lebih penting
hatikan lebih seksama terdapat perbedaan urutan yaitu manfaat di akhirat. Hal ini sulit dipahami
loading factor (yang menempatkan indikator asumsi dan diimplementasikan bagi SDI yang kurang

| 147 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

mengerti dan mengamalkan Islam, padahal se- modal bank syariah tidak mengandung utang se-
bagian besar SDI merupakan spin off dari bank kon- hingga tidak ada pembayaran bunga tetap kepada
vensional dengan kompetensi syariah yang masih deposan atau shahibul maal lainnya. Hal ini mem-
harus ditingkatkan disamping ada sedikit manaje- berikan keunggulan bersaing bagi bank syariah
men dan SDI yang non muslim. dibanding bank konvensional karena tekanan ter-
Anggota organisasi pada tataran proses hadap manajemen terkait pengambilan risiko dan
pengejawantahan untuk merasa terikat kepada nilai- keputusan investasi. Oleh karena itu, biaya mana-
nilai inti (basic assumption) yang ada dalam budaya jerial relatif lebih mudah ditangani daripada biaya
organisasi, misalnya prinsip pencapaian tidak hanya bunga.
berorientasi profit semata melainkan juga al falah Bank syariah cenderung memilih untuk
dan hubungan sesama berdasarkan pinsip ukhuwah melakukan diversifikasi dan diffrensiasi produk
Islamiyah. Dengan budaya organisasi yang masih dan jasa (ann’s length basis) yang begitu tinggi. Stra-
dalam tahap transisi antara perbankan konven- tegi tersebut cenderung mempercepat evolusi per-
sional dan syariah akan menyebabkan terjadinya bankan menjadi financial supermarket, dimana se-
proses penyesuaian tujuan (goal) antar kelompok buah institusi keuangan menyediakan berbagai
atau manajemen dalam organisasi. Sehingga pene- macam produk dan jasa yang sifatnya spesifik
litian ini kurang menemukan bukti empiris adanya bahkan cenderung tailored made. Praktek diver-
pengaruh langsung budaya organisasi terhadap sifikasi dan diferensiasi tersebut cenderung meng-
kinerja organisasi. arah kepada peningkatan switching cost yang dibe-
bankan kepada konsumen. Intinya adalah dengan
menawarkan variasi produk dan jasa, diharapkan
Strategi Bisnis yang Tepat Akan Berperanan
demand menjadi kurang elastis sekaligus mening-
dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi katkan biaya bagi konsumen untuk beralih ke bank
Strategi bisnis adalah pilihan kemampuan lain (switching cost).
(capability) yang akan dipergunakan untuk ber- Bank juga menempuh strategi diversifikasi
saing. Berdasarkan besarnya loading factor variabel dengan menjual produk dan jasa seperti jasa
strategi bisnis berurutan dari yang tertinggi, yaitu: konsultansi, investment banking, cash management,
keunggulan biaya menyeluruh (overall low-cost lead- bank assurance, multifinance, dan berbagai produk
ership), diferensiasi dan fokus, serta mengindikasi- dan jasa non bank lainnya. Pada bank bermodal
kan strategi bisnis berperanan terhadap pening- kecil praktek diversifikasi dapat juga dijumpai
katan kinerja organisasi. Hal ini didukung oleh walaupun pada tingkat yang masih terbatas. Pada
skor rata-rata jawaban responden yang menun- umumnya untuk bank kecil praktek integrasi
jukkan indikator-indikator strategi bisnis yang ber- dilakukan bukan melalui fungsi kepemilikan, tapi
hubungan dengan kinerja organisasi dengan skor melalui perjanjian kerjasama dengan partner
tinggi dan sangat tinggi. perusahaan pembiayaan maupun asuransi.
Keunggulan biaya merupakan jalan menuju Manajemen BUS mempersepsikan bahwa
pencapaian tingkat manfaat/keuntungan bagi fokus bukan merupakan indikator yang penting
pemegang saham dan deposan/investor yang lebih untuk menjelaskan alternatif strategi yang diambil
tinggi dari biasanya hal ini, memudahkan bank melainkan lebih menekankan pada efisiensi biaya
syariah menerapkan strategi bisnis. Cara terbaik dan diferensiasi. Pada dasarnya penelitian ini men-
adalah dengan memotong biaya operasional (ser- dukung Jauch & Glueck (1999) mengemukakan
vice cost) yang dikeluarkan. Sesungguhnya struktur bahwa, strategi pada dasarnya disusun untuk

| 148 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

merespon perubahan eksternal yang relevan bagi Kontribusi Praktis


perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan meres-
Manajemen BUS harus dapat memahami
pon perubahan eksternal melalui kekuatan inter-
nalnya akan membuat perusahaan mengalami posisi strategis dari organisasinya ditengah-tengah
kegoncangan (Pearce et al., 1987). lingkungan bisnis yang dinamis, manajemen harus
mampu merumuskan strategi bisnis (business strat-
Konsep kinerja industri perbankan sebenar-
egy) melalui identifikasi berbagai faktor internal
nya tidak banyak berbeda dengan sektor bisnis
dan eksternal. Sedangkan faktor eksternal (terdiri
yang lain, seperti sektor industri manufaktur,
dari peluang dan tantangan dari bermacam-macam
sektor bisnis jasa, dan lain-lain. Perbankan meru-
sumber daya serta harapan-harapan sosial/masya-
pakan salah satu jenis industri jasa, sehingga kon-
rakat terhadap produk dan jasa atau aktifitas lain
sepnya lebih cenderung mengikuti konsep untuk
yang dihasilkan oleh perbankan syariah) dalam
produk jasa. Hal yang membedakan perbankan
industri perbankan mempunyai peranan besar
dengan industri jasa lainnya adalah banyaknya
ketentuan dan peraturan pemerintah dan sangat untuk meningkatkan kinerja organisasi disamping
dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat perbankan syariah yang mempunyai karakteristik
(Billah, 2001). unik didalam budaya organisasinya.

Penelitian ini menghasilkan kontribusi pen- Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
ting baik secara teoritis maupun praktis pengem- bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja
bangan perbankan syariah. Implikasi teoritis dan BUS dengan strategi bisnis yang lebih baik dengan
praktis hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: menganalisis lingkungan bisnis dan penguatan
budaya organisasi.

Kontribusi Teoritis
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengembangan konsep dan model dalam
Kesimpulan
penelitian ini merupakan suatu keterbaruan
terutama pengembangan indikator-indikator Lingkungan bisnis yang kondusif mendu-
budaya organisasi yang Islami dari konsep (Schein, kung terhadap budaya organisasi yang lebih kuat,
2010), yang mengukur dan menguji hubungan BUS relatif beradaptasi dengan lingkungan eks-
kausalitas dan prediktif lingkungan bisnis, budaya ternal dalam mempertahankan kelangsungan
organisasi, strategi bisnis, dan kinerja organisasi hidupnya, serta dalam melakukan intergrasi inter-
yang dipersepsikan oleh manajemen BUS di Jawa nal. Strategi bisnis BUS menganggap sangat pen-
Timur. ting kondisi perekonomian dan kepuasan dari
Hasil penelitian ini memperkuat konsepsi nasabah.
strategi bisnis bahwa lingkungan bisnis dan budaya Lingkungan bisnis kurang memberikan dam-
organisasi tidak memiliki peranan positif terhadap pak yang berarti terhadap perbaikan kinerja
kinerja organisasi, melainkan harus melalui strategi organisasi. Dominasi lingkungan bisnis BUS cen-
bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan derung menekankan pada aspek perekonomian
bisnis dan budaya organisasi secara independen tidak makro tetapi kurang diimbangi dengan gerakan
memberikan pada peningkatan kinerja organisasi struktural melalui kebijakan dan keberpihakan
melainkan harus melalui proses merencanakan pemerintah. Kenyataan selama ini, pendekatan
strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja orga- yang dipilih pemerintah adalah cenderung market
nisasi. Hasil penelitian ini memperkuat konsep stra- driven, artinya pertumbuhan perbankan syariah
tegi bisnis Edelman (2002) dan Porter (1997). diserahkan kepada mekanisme pasar.

| 149 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | PERBANKAN
Vol. 18, No.1, Januari 2014: 139–151

Budaya organisasi yang menguat mempunyai Bagi BUS, strategi bisnis BUS harus menye-
peranan penting terhadap strategi bisnis. BUS suaikan dengan budaya organisasi yang dimiliki,
secara terus menerus dan berkelanjutan berupaya juga harus menyelaraskan dengan kondisi ling-
untuk menjaga dan memastikan bahwa budaya kungan bisnis yang dihadapi. Strategi kepemimi-
organisasi dilaksanakan dengan baik, yang tujuan- pinan biaya dengan meningkatkan efisiensi biaya
nya adalah untuk menjaga kepercayaan, tran- yang lebih rendah menjadikan kinerja BUS lebih
paransi, pengungkapan informasi dan melindungi baik disamping melakukan diferensiasi produk.
kepentingan stakeholder melalui berbagai program Efisiensi yang bisa dilakukan BUS diantaranya
sosialisasi kepada seluruh jajaran bank. Budaya adalah IT. Sistem IT memilki investasi yang tinggi
organisasi BUS dalam tahap transisi antara sehingga bank syariah yang asetnya masih tidak
perbankan konvensional dan syariah yang akan terlalu besar perlu menyiasatinya dengan cepat.
menyebabkan terjadinya proses penyesuaian Diferensiasi produk dan jasa bank syariah perlu
tujuan (goal) antar kelompok atau manajemen terus melakukan inovasi produk dan dapat
dalam organisasi, disamping proses penyesuaian, mengeksplorasi kekayaan skema keuangan yang
pemahaman, dan pelaksanaan persepsi umum variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbe-
tentang nilai-nilai budaya yang berbasis pada daan dengan perbankan konvensional. Program
akhlak nubuwah (siddiq, amanah, tabligh, fatonah) yang ini menjadi keharusan agar keunikan perbankan
bersumber dari asumsi dasar kebenaran hakiki
syariah dibandingkan dengan perbankan konven-
Islam.
sional lebih terlihat jelas. Peranan pemerintah dan
Strategi bisnis yang tepat mendorong pening- Bank Indonesia diperlukan dalam rangka men-
katan kinerja organisasi. Strategi keunggulan biaya dorong pertumbuhan dan perkembangan BUS
menyeluruh (overall low-cost leadership) disamping dengan berbagai regulasi dan fatwa MUI khusus-
strategi diferensiasi dengan berusaha menciptakan nya fatwa-fatwa tentang fiqh ekonomi syariah
produk bank yang berbeda dari pesaing. Strategi khususnya perbankan syariah yang mendukung
tersebut cenderung mempercepat evolusi perbankan keyakinan dan ketenangan nasabah dalam ber-
menjadi financial supermarket, kondisi demikian transaksi.
dapat meningkatkan sales, profitability, customer sat-
isfaction, asset, maupun market share.
DAFTAR PUSTAKA
Saran _____. Al Quran Digital. Versi 2.1

Bagi peneliti, masih terbatasnya ruang Bank Indonesia. 2011. Panduan Investasi Perbankan Syariah.
Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah.
lingkup penelitian ini memberikan dampak pada
model dan temuan belum dapat digeneralisasi. Baum, J.R., Locke, E.A., & Ken, S.G. 2001. A Multidimen-
Penelitian yang akan datang dapat memperluas sional Model of Venture Growth. The Academy of
Management Journal, 44(2): 292-303.
wilayah penelitian atau perbankan syariah secara
keseluruhan, sehingga hasil penelitian yang Billah, M.M. 2001. Frameworks of Islamic Shari’ah Corpo-
diperoleh dapat digeneralisasi. Untuk mereduksi rate Governance.
bias dalam pengukuran kinerja organisasi dengan Chatab, N. 2007. Profil Budaya Organisasi Mendiagnosis
metode persepsi, penelitian mendatang dapat Budaya dan Merangsang Perubahannya. Bandung:
menggunakan multiple measure (ukuran riil dan PT. AlfaBeta.
persepsi) untuk mengukur indikator kinerja orga-
Chen, T. 1999. Critical Success Factors for Various Strat-
nisasi. Selain itu penelitian berikutnya dapat me- egies in the Banking Industry. International Journal
replikasi model penelitian ini di luar bidang bank of Bank Marketing, 17(2): 83-91.
umum syariah.

| 150 |
Lingkungan Bisnis Dan Budaya Organisasi: Peranannya Terhadap Strategi Bisnis Dan Kinerja Bank Umum Syariah
Arief Purwanto

Edelman, L.F. 2002. The Mediating Role of Strategy on terhadap Kinerja Studi pada Usaha Kecil
Small Firm Performance. Journal of Business Ven- Kerajinan Kulit Tanggulangin. Jurnal Administrasi
turing. 4(3): 27-35. Bisnis, 1(1): 72-83.
Gani, A. 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Pearce, J.A. & Robinson, Jr.R.B. 2012. Strategic Manage-
Organisasi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja ment: Planning for Domestic & Global Competition.
Karyawan Industri Kayu Olahan di Kota Makasar. 13th Edition. New York: Mc. Graw-Hill Compa-
Skripsi. Universitas Brawijaya Malang. nies, Inc.
Gleason, K.C., Mathur, L.K., & Mathur, I. 2000. The Inter- Pearce, J.A., Robbin, D.K., & Robinson, Jr.R.B. 1987. The
relationship Between Culture, Capital Structure, Impact of Grand Strategy and Planning Formality
and Performance: Evidence from European Re- on Financial Performance. Strategic Management
tailer. Journal of Business Research, 51(2): 157-166. Journal, 8(2): 124-134.
Hashim, M.K., Wafa, S.A., & Sulaiman, M. 2001. Testing Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis
Environment as the Moderator Between Business Industri dan Pesaing. Jakarta: Erlangga.
Strategy-Performance Relationship: A Study of
Malaysian SMES. Journal of University of Malaysia. Robbins, S.P. 2007. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Aplikasi Jilid 1. Edisi 3 Bahasa Indonesia. Jakarta:
Herri, S. & Wafa, S.A. 2003. The Influence of Internal and PT. Prenhallindo.
External Factors to the Performancer of Indonesian
Small and Medium Enterprises. International Coun- Schein, E.H. 2010. Organizational Culture and Leadership.
cil of Small Business. http://www. icsb.org/ 3rd Edition. Jossey-Bass A Wiley Imprint.
1998icsbworldconference.
Shane, S. & Kolvereid, L. 1995. National Environment,
Hopkins, W.E. & Hopkins, S.A. 1997. Strategic Planning- Strategy, and New Venture Performance: A Three
Financial Performance Relationships in Bank: A Country Study. Journal of Small Business Manage-
Causal Examination. Strategic Management Journal, ment, 33(2): 37-55.
18(8): 635-652.
Siagian, S.P. 2005. Organisasi, Kepemimpinan, dan Perilaku
Hunger, J.D. & Wheelen, T.L. 2002. Strategic Management Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
and Business Policy. Eight Edition. New Jersey:
Pearson Education. Slater, S.F. & Narver, J.C. 1994. Does Competitive Envi-
ronment Moderate the Market Orientation-Perfor-
Jauch, L.R. & Glueck, W.F. 1999. Business Policy and Stra- mance Relationship? Journal of Marketing, 58(2):
tegic Management. Singapore: Mc Graw-Hill Books 45-55.
Company.
Syafi’i, A. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Kotey, B. & Maredith, G.G. 1997. Relationship among Gema Insani Press.
Owner/ Manager Personal Values, Business Strat-
egies, and Enterprise Performance. Journal of Small Terziovski, M. & Samson, D. 1999. The Relation Between
Business Management, 35(2): 37-56. Total Quality Management Practices and Opera-
tional Performance. Journal of Operations Manage-
Lau, T.M. & Chaw, I. 2004. Organizational Capabilities ment, 17(4): 393-409.
and Performance of SMEs in Dynamics and Stable
Environments. The International Journal of Thoyib, A. 2008. Hubungan Kepemimpinan, Budaya,
Entrepreunership and Innovation, 5(4): 354-371. Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.
Li, H. 2000. How Does New Venture Strategy Matter in
the Environment Performance Relationship? Jour- Ward, P.T., Duray, R., Leong, G.K., & Sum, C.C. 1995.
nal of High Technology Management Research, 12 (2): Business Environment, Operations Strategy, and
183-201. Performance: An Empirical Study of Singapore
Manufactures. Journal of Operation Management,
Makhamreh, M. 2000. Corporate Performance in Jordan:
A Study of the Banking Sector. Journal Review, 2(2): 13(2): 99-115.
40-48. Wulantika, L. 2011. Budaya Organisasi dalam
Nurseto, S. 2012. Analisis Pengaruh Lingkungan Industri Meningkatkan Keefektifan Organisasi. Majalah
terhadap Strategi Pemasaran dan Dampaknya Ilmiah UNIKOM, 7(2): 207-216.

| 151 |

View publication stats

You might also like