You are on page 1of 6

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.

3 September 2015

Affectivity of Repeatly Used Alcohol towards Inhibition of Bacteria


Streptococcus mutans

Effektifitas Larutan Alkohol yang Berulang Kali Dipakai dalam Daya


Hambat Bakteri Streptococcus mutans

Ahmad Rizan Aprianda Silakhuddin


Diyah Fatmasari

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang
E-mail: fatmasaridiyah@gmail.com

Abstract
Alcohol can be used to decontaminate instrument before washing, as the instruments
had been contaminated by million of bacteria from oral cavity. One of the bacteria is
Streptococcus mutans. Alcohol mostly used as disinfectant liquid in health services. Based on
observation, some hospitals used repeatly used alcohol to soak the instruments before
washing. Aims of this research is to know affectivity of repeatly used alcohol towards
inhibition of Bacteria Streptococcus mutans. Research design was experimental with quasy
experimental laboratory as reseach approach. Samples was 1 ml bacteria Streptococcus Mutans
and alcohol 70%, repeatly used alcohol 70% used for 1 day and 5 days. The instruments was
soaked on alcohol 70% and repetaly used alcohol for 1 and 5 days. Results shown that
alcohol 70% has inhibition zone 4,15 mm (good), repeatly used alcohol 70% for 1 day has
inhibition zone 3,88 mm (good) and repeatly used alcohol 70% for 5 days has inhibition zone
2,55 mm (weak). Based on Anova test with significance of 0,02, we conclude that alcohol 70%
was more effective than repeatly used alcohol 70% for 1 and 5 days.

Keywords: alcohol 70%; repeat used; disinfectant; streptococcus mutans

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas alkohol yang sudah berulang
kali dipakai dalam daya hambat bakteri Streptococcus mutans. Metode penelitian yang
digunakan experimental dengan desain penelitian quasi experiment. Sampel penelitian yang
digunakan sebanyak 1 ml bakteri Streptococcus mutans. Konsentrasi larutan alkohol yang
digunakan 70%, larutan alkohol 70% yang sudah berulangkali dipakai selama 1 hari, larutan
alkohol 70% yang sudah berulangkali dipakai selama 5 hari. Alat direndam pada larutan
yang sudah disiapkan kemudian diuji dalam laboratorium jumlah kuman Streptococcus
Mutans. Hasil penelitian menunjukan bahwa larutan alkohol 70% memiliki zona hambat
bakteri sebesar 4,15 mm (baik), pada larutan alkohol 70% yang sudah dipakai selama 1 hari
memiliki zona hambat bakteri sebesar 3,88 mm (baik), larutan alkohol 70% yang sudah
dipakai selama 5 hari memiliki zona hambat bakteri sebesar 2,55 mm (lemah). Sehingga dari
peneilitan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa larutan 70% lebih efektif dibandingkan
larutan alkohol 70% yang sudah digunakan selama 1 hari dan larutan alkohol 70% yang
sudah digunakan selama 5 hari dengan nilai signifikansi sebesar 0,020.

___________________________________________________________________________________
807 Effektifitas Larutan Alkohol
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.3 September 2015

Kata kunci: alkohol 70%; berulang kali dipakai; desinfektan; bakteri streptococcus mutans

1. Pendahuluan dkk, 1997).


Petugas kesehatan menghadapi
Masyarakat maupun petugas peningkatan risiko terkena infeksi
kesehatan yang menerima atau
serius karena penularan virus lewat
memberi pelayanan medis dan
darah seperti HBV, HBC, HIV. Resiko
kesehatan, baik di rumah sakit atau
terbesar pada petugas adalah saat
klinik, dihadapkan kepada resiko
melakukan atau membantu prosedur
terinfeksi kecuali atau dilakukan
bedah (dokter, perawat dan bidan), saat
kewaspadaan untuk mencegah
menangani instrumen operasi dan
terjadinya infeksi silang. Selain itu,
peralatan yang telah terkontaminasi,
petugas kesehatan yang melayani
saat membersihkan ruangan dan
pasien dan para staf pendukung
sampah, termasuk pembuangan
(seperti staf rumah tangga, pembuang
sampah yang infeksi. Dekontaminasi dan
sampah, staf laboratorium) semuanya
pembersihan merupakan dua tindakan
di hadapkan kepada resiko terkena
pencegahan yang efektif meminimalkan
infeksi silang. Infeksi rumah sakit
risiko penularan virus kepada petugas
(nosokomial) dan infeksi dari pekerjaan
pelayanan kesehatan, khususnya pada
merupakan masalah yang sangat
petugas yang bersinggungan langsung
penting di seluruh dunia dan terus
atau kontak langsung dengan alat yang
meningkat (Alvarado, dalam Tietjen,
telah terkontaminasi pada saat akan
dkk, 2004). Ttingkat infeksi nosokomial
membereskan ataupun mencuci alat
berkisar dari serendah 1% di beberapa
yang telah terkontaminasi (Tietjen, dkk,
negara di Eropa dan Amerika sampai
2004).
lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin
Dekontaminasi terbukti dapat
dan Afrika Sub-Sahara, semua manusia
mengurangi tingkat kontaminasi
rentan terhadap infeksi bakteri dan
mikrobial pada instrumen bedah.
sebagian besar virus (Lynch dkk, dalam
Seperti, studi yang dilakukan oleh
Tietjen, dkk, 2004).
Nystrom 1981 dalam Tietjen, dkk, 2004
Jumlah organisme yang dapat
menemukan kurang dari 10
menyebabkan infeksi pada pejamu
mikroorganisme pada 75% dari alat
yang rentan berbeda pada setiap lokasi.
yang tadinya tercemar dan pada 98%
Jika organisme bersentuhan dengan
kurang dari 100 pada alat yang telah
kulit, risiko infeksi rendah. Sedangkan
dibersihkan dengan tangan,
setiap hari kita sebagai tenaga
didekontaminasi terlebih dahulu untuk
kesehatan bersentuhan dengan
meminimalkan risiko infeksi kepada
bahan-bahan yang mengandung
petugas yang tidak sengaja terluka saat
beberapa organisme (patogen). Jika membersihkan serta mengurangi
organisme (patogen) bersentuhan
kontaminasi kuman pada tangan
dengan selaput lendir atau kulit yang
mereka. Dekontaminasi merupakan
terkelupas, risiko terinfeksi meningkat.
langkah pertama dalam menangani alat
Risiko infeksi bertambah besar ketika
bedah, sarung tangan dan benda lainya
organisme (patogen) bersentuhan
yang telah tercemar. Hal penting
dengan bagian dalam tubuh yang steril,
sebelum membersihkan adalah
walaupun hanya sedikit organisme
mendekontaminasi alat tersebut dengan
yang masuk dapat menyebabkan
merendamnya dalam larutan klorin
penyakit. Artinya luka terbuka lebih
0,5% selama 10 menit atau
tinggi risiko terinfeksi daripada kontak
menggunakan alkohol 60%-90%.
langsung tanpa luka terbuka (Lynch
Langkah ini dapat menonaktifkan

___________________________________________________________________________________
Ahmad Rizan Aprianda Silakhuddin, Diyah Fatmasari 808
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.3 September 2015

HBV, HCV, HIV, serta dapat adalah genus paling besar dari total
mengamankan petugas yang populasi bakteri bakteri pada plak gigi.
membersihkan alat tersebut. WHO Untuk itu agar tidak terjadi infeksi
menganjurkan larutan klorin 0,5% silang perlu dilakukannya pencegahan
digunakan untuk mendekontaminasi guna menghambat pertumbuhan
instrumen dan permukaan sebelum bakteri yang dapat menginfeksi orang
dibersihkan karena air ledeng (bersih) lain lewat alatyang telah terkontaminasi
yang bisa diminum, sering tidak oleh bakteri patogen diantaranya
tersedia untuk membuat larutan adalah dekontaminasi menggunakan
(Tietjen, dkk, 2004). senyawa kimia dengan alkohol (Favero,
Tujuan dekontaminasi ini dan Rutala, dalam Tietjen, dkk, 2004).
adalah untuk melindungi individu- Berdasarkan pengalaman,
individu yang menangani instrumen penulis sewaktu melakukan praktek
operasi dan benda lainya yang telah lapangan di rumah sakit ada salah satu
terkena kontak dengan saliva, duh rumah sakit menggunakan alkohol
tubuh, keringat atau darah terhadap untuk bahan dekontaminasi yang
penyakit serius. Pada beberapa kasus sudah berulangkali dipakai dan
dekontaminasi selain menggunakan digunakan lagi untuk bahan
larutan klorin bisa menggunakan dekontaminasi. Berdasarkan uraian di
alkohol. Alkohol cukup efektif atas maka penulis tertarik untuk
digunakan guna menghambat maupun melakukan penelitian mengenai
mengurangi bakteri pada alat yang efektifitas alkohol yang sudah
telah terkontaminasi. Melihat dari berulangkali dipakai dalam daya
beberapa fungsinya juga seringkali hambat bakteri Streptococcus mutans.
alkohol digunakan juga untuk
membersihkan alat setelah dicuci 2. Metode
dengan sabun, hal tersebut dilakukan
jika tidak memungkinkan untuk Desain penelitian ini adalah
dilakukan desinfeksi tingkat tinggi quasy experimen. Rancangan penelitian
karena ada beberapa alat atau barang ini menggunakan 3 kelompok sampel
yang tidak bisa di proses dengan dengan melakukan pengukuran
desinfeksi tingkat tinggi. Alkohol dapat observasi secara langsung tanpa ada
digunakan sebagai larutan desinfeksi observasi awal. Populasi penelitian ini
jika konsentrasinya 60-90% dan tidak meliputi koloni bakteri Streptococcus
diencerkan atau dilarutkan, atau mutans sedangkan sampel penelitian
digunakan secara kekuatan penuh. adalah koloni bakteri Streptococcus
Untuk dunia kesehatan, alkohol dapat mutans yang tumbuh pada media PCA
digunakan sebagai bahan (Plate Count Agar) yang diinkubasi
dekontaminasi alat sebelum dicuci, pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.
karena alat yang sudah digunakan Maka besar pengulangan dilakukan
untuk melakukan tindakan secara pengulangan sebanyak 9x3 yaitu 27.
otomatis alat tersebut telah Kemudian di inkubasi (1x24 jam)
terkontaminasi oleh berjuta-juta bakteri dilihat dan diukur diameter daerah
yang ada di dalam rongga mulut, salah penghambatnya yang disebut
satu bakteri yang sering ditemukan di oligodinamik (blank zone) dengan
rongga mulut salah satunya adalah menggunakan jangka sorong (mm) atau
Streptococcus mutans. Umumnya virnier caliper. Perhitungan dilakukan
Streptococcus mutans menunjukkan dengan pengukuran radius ologodinamik
kegemaran untuk berkoloni pada (mm) sehingga diperoleh nilai dalam
bagian mulut. Streptococcus mutans satuan (mm) hasil pada setiap cawan
petri. Analisa data menggunakan

___________________________________________________________________________________
809 Effektifitas Larutan Alkohol
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.3 September 2015

Analysis of Variance (ANOVA). menunjukan aktifitas sebagai antifungi


dan dapat mendenaturasi protein,
3. Hasil dan Pembahasan alkohol mempunyai aktifitas sebagai
bakterisid yang membunuh bakteri
Hasil dalam bentuk vegetatifnya. Hal ini
Penelitian telah dilakukan di menunjukkan bahwa alkohol mampu
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan menghambat pertumbuhan bakteri
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Streptococcus mutans.
Semarang pada tanggal 17-21 Februari Pada penelitian ini, diameter
2015. Penelitian ini menggunakan 1 zona terang (daya hambat) alkohol 70%
jenis bakteri yaitu Streptococcus mutans. yang sudah berulang kali dipakai pada
Pada penelitian ini menggunakan pengulangan ke-I, pengulangan ke-II,
media PCA yang dilarutkan dan disteril dan pengulangan ke-III didapatkan
terlebih dahulu, kemudian dituangkan rata-rata alkohol 70% sebesar 4,15 mm,
kedalam 9 cawan petri yang Alkohol 70% yang sudah digunakan
masing-masing cawan petri dituang selama 1 hari sebesar 3,88 mm, Alkohol
PCA sebanyak 10 ml. 70% yang sudah digunakan selama 5
Berdasarkan uji normalitas hari sebesar 2,55 mm, sedangkan
menggunakan Kolmogorov Smirnov, natrium fisiologis sebagai variable
diperoleh nilai signifikansi sebesar kontrol yang dilakukan 3 kali
0,998 yang berarti >0,05. Dengan pengulangan didapatkan hasil rata-rata
demikian dapat disimpulkan bahwa zona hambat sebesar 2,425 mm. Dari
data berdistribusi normal. Hasil analisis rata-rata ketiga pengulangan, dapat
ini digunakan sebagai dasar dilihat bahwa alkohol 70% yang belum
pertimbangan dalam analisis digunakan lebih besar atau paling
selanjutnya dengan menggunakan uji efektif dalam menghambat
one-way Anova. Berdasarkan hasil uji pertumbuhan bakteri Streptococcus
one way Anova diperoleh nilai mutans dibandingkan dengan alkohol
signifikansi atau probabilitas sebesar 70% yang sudah digunakan selama 1
0,02 yang berarti <0,05. Dengan hari atau alkohol 70% yang sudah
demikian dapat disimpulkan Ho ditolak, digunakan selama 5 hari.
maka ada perbedaan efektifitas alkohol Berdasarkan uji one way anova
yang sudah berulang kali dipakai diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,02
dalam daya hambat bakteri yang berarti <0,05 dengan demikian
Streptococcus mutans. dapat disimpulkan Ho ditolak, maka
ada perbedaan efektifitas alkohol yang
Pembahasan sudah berulang kali dipakai dalam
daya hambat bakteri Streptococcus
Berdasarkan hasil penelitian mutans. Hal ini sesuai dengan tabel 4.4
yang telah dilakukan di Laboratorium yang menunjukan adanya penurunan
Mikrobiologi jurusan keperawatan gigi daya hambat pada ketiga perlakuan
pada tanggal 17-21 Februari 2015 untuk yaitu alkohol 70% sebesar 4,15 mm,
mengetahui efektivitas alkohol 70% alkohol 70% yang sudah digunakan
yang berulang kali dipakai dalam berulang kali selama 1 hari sebesar 3,88
menghambat pertumbuhan bakteri mm, alkohol yang sudah digunakan
Streptococcus mutans menunjukkan berulang kali selama 5 hari sebesar 2,55
bahwa alkohol 70% yang sudah mm. Ketiganya menunjukkan rata-rata
digunakan berulang kali dapat zona hambat terhadap bakteri
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans tergolong kategori
Streptococcus mutans. Menurut lemah, hal ini menunjukan bahwa
Noviansari, dkk (2013), alkohol
___________________________________________________________________________________
Ahmad Rizan Aprianda Silakhuddin, Diyah Fatmasari 810
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.3 September 2015

alkohol 70% kurang efektif dalam mutans akan tetapi masih kurang efektif
menghambat bakteri Streptococcus karena tergolong lemah dan perlu
mutans karena daya hambatnya lemah, dilakukan penelitian lanjutan dengan
terlebih lagi alkohol yang sudah metode-metode lainnya, sehingga
digunakan berulang kali karena alkohol didapatkan hasil yang lebih efektif
70% yang belum digunakan saja daya untuk menghambat pertumbuhan
hambatnya tergolong lemah apalagi bakteri Streptococcus mutans dalam
yang sudah digunakan berulang kali desinfektan. Dengan adanya 3
selama 1 hari maupun 5 hari. perlakuan pada penelitian ini dapat
Setiap bakteri mempunyai menjadi suatu pembanding dalam
sensitivitas terhadap antibakteri melihat pengaruhnya terhadap bakteri
berbeda-beda. Hasil penelitian Streptococcus mutans antara alkohol 70%,
menunjukkan bahwa alkohol 70% yang alkohol 70% yang sudah digunakan
belum digunakan memiliki daya selama 1 hari, alkohol 70% yang sudah
hambat terhadap pertumbuhan bakteri, digunakan selama 5 hari, dimana
hal ini sesuai dengan teori yang alkohol 70% yang belum digunakan
menyatakan bahwa alkohol lebih efektif dalam menghambat
menunjukan aktifitas sebagai antifungi pertumbuhan bakteri Streptococcus
dan dapat mendenaturasi protein, mutans daripada perlakuan lainnya.
alkohol mempunyai aktifitas sebagai
bakterisid yang membunuh bakteri 4. Simpulan dan Saran
dalam bentuk vegetatifnya (Noviansari,
dkk, 2013). Sebagaimana terlihat pada Simpulan
gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa Adanya kemampuan dari
zona hambat yang dihasilkan lebih larutan alkohol 70% yang sudah
besar. Menurut Pan, dkk (2009) berulang kali dipakai selama 1 hari
menyebutkan bahwa respon daya dalam daya hambat bakteri
hambat 0-3 mm termasuk dalam Streptococcus mutans sebesar 3,88 mm
kategori lemah. Dari hasil penelitian (baik) dan yang sudah berulang kali
dapat diketahui bahwa alkohol 70% dipakai selama 5 hari dalam daya
yang berulang kali dipakai masih bisa hambat bakteri Streptococcus mutans
menghambat bakteri Streptococcus sebesar 2,55 mm (lemah). Berdasarkan
mutans, namun masih tergolong dalam hasil uji one way anova diperoleh nilai
respon daya hambat yang lemah. signifikansi sebesar 0,020 maka ada
Hasil yang diperoleh perbedaan efektifitas alkohol yang
menunjukkan bahwa rata-rata larutan sudah berulang kali dipakai dalam
alkohol 70% yang digunakan berulang daya hambat bakteri Streptococcus
kali nilai daya hambatnya lemah. mutans. Alkohol 70% yang belum
Kecilnya zona hambat kemungkinan digunakan lebih efektif dibandingkan
dipengaruhi oleh kadar alkohol yang dengan alkohol yang sudah digunakan
terdapat pada alkohol 70% yang berulang kali dengan zona hambat
digunakan sebagai penelitian, jumlah sebesar 4,15 mm (baik).
alkohol 70% yang terserap oleh paper
disk, bahkan jumlah paper disk yang Saran
double juga mempengaruhi jumlah
banyaknya larutan alkohol 70% yang Perlu penelitian lebih lanjut
terserap. Penelitian menggunakan mengenai efektifitas larutan alkohol
larutan alkohol 70% yang berulang kali dengan konsentrasi yang berbeda.
dipakai ini terbukti dapat menghambat Diperlukan penelitian lebih
pertumbuhan bakteri Streptococcus lanjut menggunakan metode dan
bakteri yang berbeda.
___________________________________________________________________________________
811 Effektifitas Larutan Alkohol
Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No.3 September 2015

hl56
5. Ucapan Terimakasih Noviansari, R., Sudarmin, Siadi, K. 2013.
Transformasi Metil Eugenol
Ucapan banyak terimakasih Menjadi 3-(3,4 Dimetoksi
disampaikan atas kesempatan yang Fenil)-1-Propanol Dan Uji
diberikan untuk mendapatkan Dana Aktivitasnya Sebagai
Risbinakes DIPA Politeknik Kesehatan Antibakteri, Jurnal Jurusan
Kemenkes Semarang, sehingga Kimia FMIPA Universitas
penelitian ini dapat terselesaikan. Negeri Semarang, 2(2)
Nurhayati, Hartati, yanti., Atit, Ita.,
6. Daftar Pustaka Sukmasari, Susi. 1996.
Adji, D., Zuliyanti, Larshanty, H. 2007. Penggunaan Dan
Perbandingan Efektivitas Pemeliharaan Alat-Alat
Sterlisasi Alkohol 70%, Kesehatan Gigi, Departemen
Inframerah, Otoklaf, dan Ozon Kesehatan Pusat Pendidikan
Terhadap Pertumbuhan Tenaga Kesehatan, Jakarta,
Bakteri Bacillus subtilis, Jurnal hl71
Fakultas Kedokteran Hewan Pan, X., Chen, F., Wua, T., Tang, H.,
Universitas Gadjah Mada, Vol. Zhao, Z. 2009. The acid, bile
25(1) tolerance and antimicrobial
Lela, FH. 2010. 2012. Aktifitas Anti property of Lactobacillus
bakteri Berbagai Jenis Madu acidophilus NIT, Jurnal Food
Lebah Hutan Terhadap Control 20, 598–602
Mikroba Pembusuk Pada Radji, M., Suryadi, H., Ariyanti, D. 2007.
Daging Segar , Skripsi, Uji Efektivitas Antimikroba
Universitas Negeri Solo Beberapa Merek Dagang
Lestari, N. N. 2014. Pengaruh Jumlah Pembersih Tangan Antiseptik,
Daun Rebusan Sirih merah Majalah Ilmu Kefarmasian,
Dan Daun Rebusan Sirih 4(1), 1-6
Kuning Terhadap Tietjen, L., Bossemeyer, D., McIntosh, N.
Pertumbuhan Bakteri 2004. Panduan Pencegahan
Streptococcus Mutans (Kajian Infeksi untuk Fasilitas
in Vitro), Skripsi, Universitas Pelayanan Kesehatan dengan
Gajah Mada, Yogyakarta Sumber Daya Terbatas,
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Cetakan 2, Penerbit Yayasan
Penelitian kesehatan, Cetakan Bina Pustaka Sarwono
Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta, Prawirohardjo, Jakarta, h.1-3

___________________________________________________________________________________
Ahmad Rizan Aprianda Silakhuddin, Diyah Fatmasari 812

You might also like