You are on page 1of 10

Estimasi Pengaruh Vaksin DPT, Siswanto Agus Wilopo

ESTIMASI PENGARUH VAKSIN DPT PADA KEMATIAN ANAK:


ANALISIS MULTIVARIABEL DATA SURVAILAN DEMOGRAFI
DAN KESEHATAN DI KABUPATEN PURWOREJO
ESTIMATING THE EFFECT OF DTP VACCINATION ON CHILD MORTALITY:
A MULTIVARIABLE ANALYSIS OF THE DEMOGRAPHIC AND HEALTH SURVEILLANCE
DATA AT THE DISTRICT OF PURWOREJO
Siswanto Agus Wilopo
Pusat Kesehatan Reproduksi, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat,
FK, UGM, Yogyakarta

ABSTRACT
Background: Recent controversial reports suggest that recipients of one dose of DTP vaccines had higher
mortality than children who had received no DTP vaccine. We reanalyzed data on vaccination and child survival
collected from demographic and health surveillance to challenge previous findings.
Objectives: To estimate specific and non-specific effects of DTP vaccination on child mortality age 1-24 months
under routine vaccination program in Indonesia.
Methods: A longitudinal surveillance data provided information on 5647 children below 24 months of age who
received DTP and other vaccinations. The main outcome measure was all-cause mortality. Background factors
associated with mortality were collected, such as: sex, birth order, dead sibling, mother’s education and family
size. We assessed DTP vaccinations as an independent factor with other variables in Cox’s regression models
with time dependent covariates.
Results: There is no sex differential of mortality among children in Purworejo even after considering other
factors using Cox regression analysis. Mortality was lower in the group vaccinated with DTP vaccine compared
with those not vaccinated, the relative risk of mortality (RR) being 0.56 with 95% confidence interval (CI) is
0.453–0.690. After controlling for the background factors, recipient of DPT vaccines continued to have a lower
mortality with RR=0.74 (95% CI: 0.586–0.925). BCG and measles vaccines have stronger non-specific effects
compared to effects of DTP vaccines.
Conclusion: Through specific effect against targeted diseases and a non-specific benefit against others
illnesses, the study showed reduced mortality among children who received DTP vaccine. There is no reason
to change current vaccination policy because DTP was not associated with any harmful effect among girls.

Keywords: non-specific effects, DTP Vaccine, child survival, Cox’s Regression

PENDAHULUAN Tujuan umum penelitian ini adalah untuk


Di Afrika vaksin DPT diduga memiliki pengaruh mengkaji kemungkinan terjadinya PNS vaksin DPT
negatif terhadap kelangsungan hidup anak-anak, dengan mempertimbangkan pengaruh vaksin BCG
terutama pada perempuan. Padahal beberapa vaksin, dan campak pada populasi dengan angka mortalitas
seperti vaksin campak (the standard titer measles) yang lebih rendah dibanding penelitian-penelitian
dan Bacille Calmette Guerin (BCG) justru memiliki sebelumnya. Tujuan khususnya ialah untuk mengkaji
”pengaruh non-spesifik” (PNS) yaitu melindungi apakah DPT memiliki proteksi atau pengaruh buruk
penyakit selain sasaran vaksin tersebut.1,2,3 Terjadinya yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan?
PNS dapat dijelaskan melalui teori perilaku ibu/ Hipotesis kami adalah bahwa DPT memiliki PNS
keluarga dan secara biologis sesuai teori dalam menurunkan risiko angka kematian anak dan
patofisiologis pengaruh vaksin pada anak-anak. Dari tidak memberikan dampak negatif pada anak
tulisan sebelumnya disimpulkan bahwa tidak ada perempuan.
indikasi pengaruh vaksin DPT akan menurunkan Pada tulisan ini, PNS akan diukur berdasarkan
kelangsungan hidup anak, terutama pada estimasi angka risiko relatif terhadap kematian anak
perempuan.4 Namun demikian, tulisan pada bagian untuk masing-masing jenis kelamin pada usia 1-24
pertama masih belum dapat memastikan terjadinya bulan. Untuk itu digunakan analisis kelangsungan
PNS karena analisisnya masih bersifat deskriptif dan hidup (survival analysis) secara multivariabel yang
belum memperhitungkan faktor-faktor sosial-ekonomi memang tepat untuk menjawab permasalahan
yang mungkin berpengaruh pada timbulnya PNS.4 semacam ini.5,6 Dengan metode statistik ini, peneliti

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009  21


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 21 - 30
Vol. 25, No. 1, Maret 2009

dapat menggali lebih lanjut pengaruh vaksin DPT, pemahaman keluarga tentang kesehatan dan
BCG dan campak tersebut pada kelangsungan hidup perilaku pengaturan kelahiran (keluarga berencana/
anak dengan memperhitungkan waktu dan urutan KB).
penerimaan vaksin serta faktor-faktor konfunding
(pengganggu) yang diduga mempengaruhi terjadinya METODE ANALISIS
PNS vaksin DPT. Hasil penelitian ini diharapkan Analisis Multivariabel
dapat menepis kontroversi secara lebih tegas tentang Penelitian ini bersifat observasional maka ada
PNS vaksin DPT. Dengan demikian hasil penelitian kemungkinan perbedaan status sosial-ekonomi
dapat mencegah timbulnya keraguan atas pentingnya sebagai latar belakang keluarga akan menentukan
vaksinasi DPT, seperti halnya yang terjadi dengan status vaksinasi anaknya. Untuk itu akan dilakukan
vaksin Mumps, Measles, dan Rubella (MMR) analisis menggunakan logistik regresi untuk melihat
beberapa waktu yang lalu. perbedaan antar faktor latar belakang tersebut, yang
dicerminkan dari paritas, kematian saudara kandung,
BAHAN DAN CARA PENELITIAN pendidikan ibu dan besarnya ukuran rumah tangga.
Pada tulisan bagian pertama telah disampaikan Namun secara bersamaan, berdasarkan mekanisme
secara rinci tentang karakteristik populasi, metode terjadinya PNS vaksin dapat melalui beberapa faktor
pengumpulan data, dan cara mengkaji kualitas data latar belakang tersebut. Oleh karena itu, dalam
kematian dan variabel-variabel lainnya.4 Penelitian analisis multiv ariabel pemodelan dapat
ini dilakukan di Kabupaten Purworejo yang jumlah memperhitungkan pengaruh faktor latar belakang
penduduknya pada tahun 2007 diperkirakan 774.285 sebagai ”faktor pengganggu” (confounding).
jiwa dan jumlah balita 45.232 orang (5,8%). Untuk
membandingkan dengan data penelitian dari berbagai Pemodelan Statistik
negara lain sebelumnya7, terutama terkait dengan Penelitian menggunakan metode ”Cox’s
perkembangan jenis dan cara produksi vaksin maka Proportional Hazard Model” untuk pemodelan
dipilih kurun waktu observasi antara tanggal 1 Januari statistik agar bisa mempertimbangkan pengaruh
1995 - 31 Agustus 2001. Pada akhir penelitian variabel bebas waktu vaksinasi DPT dengan faktor-
terdapat 15.918 keluarga yang dikunjungi secara faktor vaksinasi BCG dan campak serta karakteristik
berkala dan 20.806 diantaranya pada usia subur. Dari lainnya secara sekaligus (simultan).8 Perbedaan
ibu yang memiliki anak usia kurang 24 bulan jenis rasio kelangsungan hidup (survival ratio) antara
kelamin laki-laki sedikit lebih banyak dibanding kelompok divaksinasi dan tidak memperhitungkan
perempuan (sex rasio 103). Akhirnya data yang diolah saat pemberiaan vaksin DPT sebagai variabel
terdiri dari 4.870 orang anak masih hidup, 218 sudah kovariat yang tergantung waktu (a time dependent
meninggal, dan 559 diantaranya sudah pindah rumah covariate)5 6 8. Metode regresi ini dipaki pula untuk
atau informasi tidak lengkap (missing). mengestimasi pengaruh vaksin DPT dalam ukuran
Cara pengumpulan dan pengukuran data untuk risiko relatif (RR) terhadap berbagai variabel dalam
penelitian ini telah dibahas pada tulisan bagian model serta mempertimbangkan waktu diberikannya
pertama. 4 Pada prinsipnya hasil pengamatan vaksinasi DPT tersebut.
sebelumnya dilengkapi dengan beberapa Model statistik difokuskan pada variabel utama
karakteristik ibu dan rumah tangga secara biologis (bebas) pemberian DPT dan kapan diberikan
dan sosial. Secara biologis dikumpulkan data tentang vaksinasi, sedangkan pengaruh vaksin BCG dan
paritas ibu untuk mengetahui urutan kelahiran anak campak serta faktor urutan kelahiran, jumlah
(birth order) dan riwayat kematian saudara saudara kandung anak yang meninggal, pendidikan
sekandung anak balita (death of the sibling). Secara ibu dan jumlah anggota rumah tangga menjadi
sosial dikumpulkan data pendidikan ibu yang telah variabel kovariat (pengganggu). Mengikutsertakan
terbukti menjadi proksi terbaik dalam penelitian faktor pendidikan ibu dan ukuran besarnya rumah-
kelangsungan hidup anak. Demikian juga besar tangga secara sekaligus mempunyai dua tujuan,
rumah tangga menjadi faktor sosial yang perlu dikaji yaitu 1) untuk melihat kontribusi faktor pada PNS
kaitannya dengan pemakaian vaksin anaknya karena melalui cara-cara non-biologis, dan 2) menghilangkan
besar rumah tangga adalah ef ek kumulatif pengaruh selektif sampel yang mendapatkan vaksin

22  Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009


Estimasi Pengaruh Vaksin DPT, Siswanto Agus Wilopo

DPT menurut latar belakang sosial ekonomi karena di antara nilai terendah dan tertinggi (tidak signifikan
penelitian bersifat observasional. Mempertimbangkan karena 95% nilai confindence interval mencakup
penelitian - penelitian sebelumnya1,2,9,10,11,12 bahwa angka 1). Demikian juga urutan kelahiran anak atau
perempuan cenderung meninggal setelah birth order (didapatkan dari informasi paritas ibu)
memperoleh DPT maka jenis kelamin akan selalu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam
diperhitungkan dalam setiap model statistik yang penerimaan vaksin. Dengan demikian, apakah anak
disajikan. Untuk mempermudah interpretasi dari laki-laki atau perempuan dan urutan kelahiran anak
semua model statistik akan dipakai nilai RR terhadap yang keberapa pada keluarga tersebut tidak ada
kematian anak usia 1-24 bulan mengikuti prosedur kaitaanya dengan penggunaan vaksin.
yang kami tulis sebelumnya.13 Sementara itu, faktor jumlah saudara kandung
Analisis data dilakukan menggunakan perangkat yang telah meninggal (death of the sibling),
lunak (software) S-Plus versi 7.0 yang memiliki pendidikan ibu, dan besar rumah tangga umumnya
fleksibilitas untuk manajemen dan analisis data yang berbeda secara signifikan. Keluarga dengan riwayat
sangat komplek seperti dalam penelitian ini. 14 kematian anak atau death of the sibling cenderung
Menggunakan software tersebut peneliti dapat meningkatkan penggunaan semua v aksin.
mengaplikasikan dengan mudah model-model time Barangkali kematian bayi menjadikan keluarga lebih
dependent covariate seperti algoritme yang memperhatikan anak-anak mereka dengan mengikuti
dipublikasikan oleh Venables dan Ripley dari data program vaksinasi dengan baik. Demikian juga besar
longitudinal yang memiliki struktur sangat kompleks. anggota rumah tangga memiliki hubungan yang
Prinsip dasar model linear yang diperkenalkan oleh positif, sehingga menjadi pertanyaan apakah
McCullagh dan Nelder akan dipakai dalam analisis ini.15 semakin besar keluarga semakin tinggi
kemungkinan anaknya untuk divaksinasi? Suatu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penemuan yang memerlukan pemahaman lebih lanjut
Faktor latar belakang dalam penerimaan vaksin di luar pertanyaan penelitian ini. Yang jelas bahwa
Peneliti memeriksa perbedaan faktor-faktor yang semakin tinggi pendidikan seorang ibu (setara
melatar belakangi anak-anak penerima vaksin dan dengan SMP ke atas) semakin tinggi kemungkinan
tidak penerima vaksin, yaitu tentang jenis kelamin, anak mereka divaksinasi. Namun demikian pengaruh
urutan kelahiran anak, kematian saudara sekandung, pendidikan ibu ternyata tidak signifikan untuk
tingkat pendidikan ibu dan besarnya anggota rumah penerimaan vaksin polio. Hal tersebut barangkali
tangga. Untuk mencari hubungan antara penggunaan berkaitan dengan gerakan ”hari immunisasi”
vaksin dan faktor-faktor latar belakang tersebut, (immunization day) yang memudahkan semua anak
dipergunakan bilangan odd (odds ratio) yang telah untuk memperoleh vaksin polio dibanding vaksin
disesuaikan dengan variabel lainnya (adjusted for). lainnya. Dengan adanya perbedaan faktor-faktor latar
Bilangan odd tersebut diperoleh dengan belakang biologis dan sosial dalam penerimaan
menggunakan model logistik regresi.6,15 vaksin ini maka pada analisis lebih lanjut akan
Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin laki- memperhitungkan pengaruh variabel-variabel
laki dan perempuan mendapat kesempatan yang tersebut terhadap PNS v aksin DPT secara
sama untuk mendapatkan vaksinasi dengan nilai multivariabel.
interval kepercayaan (IK) yang mencakup angka satu

Tabel 1. Faktor-faktor mempengaruhi status vaksinasi anak menurut


karakteristik anak, ibu dan keluarga di Kabupaten Purworejo:1995-2001
Jenis Vaksinasi
BCG DTP-1 Polio-1 Measles
OR 95% IK OR 95% IK OR 95% IK OR (95% IK)
Jenis kelamin 1,1 0,98-1,24 1,0 0,93-1,17 1,1 0,94-1,20 1,1 0,94-1,17
Urutan kelahiran 0,9 0,77-1,07 0,9 0,78-1,07 1,0 0,83-1,17 1,0 0,80-1,12
Saudara kandung mati 2,1 1,61-2,75 1,7 1,30-2,09 4,1 2,86-5,79 1,5 1,22-1,88
Pendidikan ibu SMP+ 1,5 1,29-1,66 1,4 1,22-1,55 1,1 0,99-1,27 1,5 1,31-1,65
Besar keluarga 1,5 1,27-1,66 1,4 1,22-1,57 1,4 1,22-1,60 1,4 1,20-1,54
OR =Odds Ratio diestimasi dengan regresi logistik (angka disesuaikan satu sama lain)
95% KI = Interval kepercayaan terhadap OR

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009  23


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 21 - 30
Vol. 25, No. 1, Maret 2009

Analisis multivariabel tentang PNS vaksinasi hubungan antara variabel tergantung dengan variabel
dengan kematian anak bebas yang dapat disesuaikan (controling for)
Dari analisis diskriptif sebelumnya dapat terhadap faktor-faktor lain yang ada didalam model.15
disimpulkan adanya indikasi kuat bahwa Apabila angka RR dari penerima vaksin terhadap
kelangsungan hidup anak usia 1-24 bulan lebih tinggi terjadinya kematian anak nilainya 1, maka
pada mereka yang menerima vaksin (BCG, DPT, dan interpretasinya ialah bahwa vaksin tersebut tidak
campak), sedangkan antara laki-laki dan perempuan meningkatkan atau menurunkan terjadinya
tidak terdapat perbedaan kelangsungan hidupnya. kematian. Nilai RR di bawah 1 berarti memiliki nilai
Namun kesimpulan tersebut harus diinterpretasikan protektif terhadap kematian dan nilai di atas 1 berarti
secara hati-hati karena anak-anak yang memperoleh meningkatkan risiko kematian. Interpretasi naik
vaksin kemungkinan memiliki risiko kematian yang turunnya risiko yang dikaitkan dengan naik turunnya
rendah sehubungan dengan kondisi sosial-ekonomi per unit variabel bebas mirip dengan analisis regresi
orang-tua mereka yang relatif baik. Sebagai contoh, pada umumnya, namun perbedaannya terletak pada
keluarga yang sulit untuk memperoleh pelayanan hubungan matematisnya mengikuti perbandingan
vaksinasi biasanya juga mengalami kesulitan untuk fungsi ”hazard”. Demikian juga IK 95% (95% of
mendapatkan pengobatan bilamana anak mereka confidence interval) dapat dihitung dengan informasi
sakit. Untuk mengatasi hal tersebut, analisis tambahan bahwa nilai-nilai IK yang mencakup angka
proportional hazard general linear model (PHGLM), 1 berarti secara statistik tidak bermakna.5,6
atau dikenal dengan Cox’s Proportional Hazard Dalam analisis multivariabel berikut ini, ada tiga
Model, dapat digunakan untuk memperhitungkan kelompok variabel bebas yang menjadi fokus dalam
pengaruh faktor-faktor sosial-ekonomi secara penelitian. Ketiga kelompok variabel tersebut adalah:
simultan dengan pengaruh variabel bebas utama 1) v aksinasi sebagai f aktor utama yang
(vaksinasi DPT)8. Disamping itu, dalam PHGLM mempengaruhi mortalitas (BCG, DPT dan campak);
dapat mengakomodasi adanya variabel bebas yang 2) karakteristik anak, yaitu jenis kelamin; dan 3)
pengaruhnya tergantung waktu (a time dependent karakteristik ibu yang terdiri dari paritas, jumlah
covariate) seperti halnya pengaruh waktu imunisasi. saudara sekandung yang telah meninggal,
Secara matematis persamaan PHGLM disajikan pendidikan ibu, dan jumlah anggota rumah tangga
dalam model berikut.5, 6, 8: dari keluarga tersebut. Kerangka analisis dengan
model PHGLM mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut untuk menguji ada tidaknya PNS vaksin
DPT terhadap mortalitas anak usia di bawah 24 bulan.
Dimana h0 fungsi hazard dasar (baseline hazard
Keempat model berikut akan dijadikan alat
function) – berkaitan dengan waktu tetapi tidak
untuk menguji secara statistik 2 hipotesis nol utama,
dengan kovariat dan komponen eksponensial adalah
yaitu: tidak ada PNS vaksin DPT dan pengaruh
terkait dengan variabel bebas tetapi tidak terkait
vaksin DPT sama antara anak-anak laki-laki dan
dengan waktu, sedangkan secara matematis
perempuan, meskipun telah mempertimbangkan
persamaan PHGLM dengan a time dependent
karakteristik lainnya (dalam model). Sebagai variabel
covariate dapat disajikan dalam model berikut:
tergantung ialah ”waktu kelangsungan hidup (survival
time) anak usia 1-24 bulan” dan memasukkan usia
vaksinasi DPT sebagai kovariat yang tergantung
waktu (a time dependent covariate). Secara statistik
keempat model tersebut dapat dituliskan sebagai
adalah komponen model liner sebagai berikut15:
kov ariat independen dengan waktu dan Model 1: Survival Time =(DPT vaksin saja, Jenis
Kelamin)
adalah komponen
Model 2: Survival Time=(DPT dan BCG Vaksin,
kovariat terikat waktu (a time dependent covariate).
Jenis Kelamin)
Model 3: Survival Time=(Semua jenis vaksin,
Dari analisis PHGLM dapat dihitung angka
Jenis Kelamin)
hazard ratio atau relative risk (RR), yaitu derajat

24  Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009


Estimasi Pengaruh Vaksin DPT, Siswanto Agus Wilopo

Model 4: Survival Time=(Semua jenis vaksin, gambaran hasil kontribusi vaksin campak ke dalam
Jenis Kelamin, Karakteristik ibu) model.
Secara umum untuk mengetahui apakah suatu
Dari PHGLM model 1 didapatkan perkiraan variabel berkontribusi dalam menjelaskan variabel
pengaruh vaksin DPT yang telah mempertimbangkan tergantung maka dapat diperiksa dari penambahan/
jenis kelamin anak, sedangkan model 2 adalah pengurangan koefisien variasi model15, yang dikenal
pengaruh DPT yang telah mempertimbangkan vaksin dengan uji ”likelihood ratio” atau ”maximum likelihood
BCG dan jenis kelamin anak. Pada model 3 estimates” dengan W ald’s c2. Namun untuk
ditambahkan pengaruh vaksin campak dan sekaligus mempermudah interpretasi secara praktis,
memperhitungkan pengaruh jenis kelamin, perubahan koefisien PHGLM pada saat variabel baru
sedangkan model 4 memperhitungkan pengaruh ditambahkan dapat diperiksa pengaruhnya dari
faktor maternal (paritas, jumlah saudara sekandung perubahan bilangan RR dan nilai IK 95%. Apabila
meninggal, dan pendididkan ibu dan besar anggota koefisien PHGLM yang dinyatakan dalam bilangan
rumah tangga) terhadap kelangsungan anak usia 1- RR meningkat atau menurun maka artinya ”faktor
24 bulan. pengganggu” memperkuat atau menurunkan
Mengingat hipotesis utama adalah mencari PNS pengaruh variabel tersebut13, sedangkan untuk nilai
vaksin DPT terhadap kelangsungan hidup anak usia IK 95% semakin sempit maka semakin akurat
1-24 bulan, maka perbandingan antara model 4 estimasi terhadap angka RR.5,6,15
dengan model 1 akan menggambarkan pengaruh Tabel 2 adalah hasil analisis menggunakan
vaksin BCG dan campak serta karakteristik ibu regresi Cox’s (PHGLM) dengan a time dependent
dalam meneguhkan hubungan antara DPT vaksin covariate terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan kelangsungan hidup anak usia 1-24 bulan. kelangsungan hidup anak usia 1-24 bulan. Selain faktor
Perlu dicatat bahwa model ini memasukan waktu DPT yang menjadi fokus penelitian, jenis kelamin
vaksinasi DPT kedalam model sebagai a time selalu diperhitungkan dalam model meskipun secara
dependent covariate. Demikian juga membandingkan statistik tidak signifikan. Bahkan dalam eksplorasi
model 3 dengan model 2 akan memberikan model, peneliti menguji ”faktor interaksi statistik”

Tabel 2. Estimasi Angka Risiko Relatif (95% Interval Kepercayaan) dari Status Vaksinasi
(BCG, DPT, Campak) dan variabel pengganggu lainnya terhadap kematian anak usia 1-24 bulan
di Kabupaten Purworejo: 1995-2001
RR (95% IK)
Nama Variabel
Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
Vaksinasi DTP+
.56(.453 -.690)*** .69(.549-.862)*** .78(.624 -.983)*** .74(.586- .925)***
< 6 bln
Vaksinasi BCG+ *** *** ***
- .35(.206-.588) .42(.249 - .716) .46(.268 - .782)
< 6 bln
Vaksinasi Campak+
< 6 bln - - .11(.043 - .267)*** .11(.046 -.279)***
Jenis Kelamin Anak
Laki-laki 1.12(.787- 1.590) 1.12(.791 - 1.595) 1.13(.794-1.601) 1.10(.776 -1.586)
Urutan Kelahiran ke:
3+ - - - 1.51(1.165- 1.954)***
Saudara Meninggal
2+ - - - .77(.519- 1.130)
Pendidikan Ibu:
SMP+ - - - .20(.075 -.533)***
Anggota Keluarga
6+ - - - .94(.716 - 1.239)

-2 (log likelihood) 32.8*** 51.0*** 95.2*** 260***


Wald’s  29.6*** 40.5*** 53.2*** 145***
Jumlah waktu observasi
dalam bulan diantara 9064 9064 9064 8686*+
5647 kasus
* ** ***
Signifikan pada p<= .10 Signifikan pada p<= .05 Signifikan pada p<= .01
*+
Sebagian observasi dalam Kovariat hilang.
Umur waktu vaksinasi DTP dihitung sebagai kovariat (a time dependet covariate)

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009  25


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 21 - 30
Vol. 25, No. 1, Maret 2009

antara jenis kelamin dengan vaksinasi DPT serta sekandung secara statistik tidak bermakna,
variabel lainnya, tetapi tidak ada satupun yang meskipun RR angka proteksinya sekitar 23%. Hal
bermakna secara statistik. Demikian juga variabel ini kemungkinan besar berhubungan dengan
”umur saat DPT diberikan” secara otomatis menjadi kecukupan besar sampel untuk menguji secara
variabel bebas pada model 1 sampai 4 sebagai statistik pengaruh saudara kandung yang telah
konsekuensi penggunaan metode regresi Cox’s meninggal. Faktor besarnya rumah tangga tidak
dengan a time dependent covariate.5, 6, 8 tampak hubungannya dengan kelangsungan hidup
Seperti yang diharapkan dari hasil analisis anak dan secara statistik tidak bermakna. Konsisten
diskriptif sebelumnya, maka semua vaksin memiliki dengan berbagai penelitian tentang kelangsungan
RR kurang dari 1, yang artinya memiliki pengaruh hidup bayi, pendidikan ibu dan paritas memiliki
protektif terhadap kematian anak usia 1-24 bulan. pengaruh secara independen terhadap kelangsungan
Pengaruh urutan kelahiran (paritas) nomor 3 ke atas hidup anak.
(paritas 3+) meningkatkan risiko kematian anak Dari model 4 tersebut dapat disimpulkan bahwa
untuk semua model dengan peningkatan risiko dampak DPT terhadap mortalitas relatif tidak
sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan dengan anak- dipengaruhi oleh keberadaan faktor jenis kelamin dan
anak yang lahir nomor 2 dan 1. Semua model karakteristik ibu. Dengan demikian hipotesa bahwa
menunjukkan bahwa pengaruh riwayat saudara DPT memiliki PNS dalam meningkatkan kematian
sekandung yang meninggal dan jumlah anggota anak, termasuk pengaruh jenis kelamin dapat ditolak
rumah tangga tidak berhubungan dengan dari data empirik ini. Laki-laki dan perempuan sama-
kelangsungan hidup anak (secara statistik tidak sama menerima proteksi terhadap kematian
signifikan). DPT selalu berpengaruh protektif terhadap sehingga vaksinasi DPT akan meningkatkan
kelangsungan hidup bayi, meskipun dengan diikut kelangsungan hidup anak di Indonesia.
sertakannya faktor lain, pengaruh tersebut melemah.
Tabel 2 ini untuk menjawab hipotesis utama Pembahasan
penelitian, yaitu: apakah terjadi PNS vaksin DPT Di Kabupaten Purworejo angka kematian
terhadap kelangsungan hidup anak? Bagaimana karena penyakit diptheria, tetatus dan pertusis sudah
peran jenis kelamin pada PNS tersebut pada sangat rendah.16 Vaksin DPT tidak memiliki PNS
kelangsungan hidup anak? Ternyata jenis kelamin terhadap salah satu jenis kelamin tertentu sehingga
tidak mempengaruhi kelangsungan hidup anak. konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya
Sementara pengaruh protektif DPT tetap signifikan bahwa kematian bayi di Purworejo tidak ada
setelah semua variabel penelitian diperhitungkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan.17 Pada
dalam model 4. Secara rinci pengaruh protektif DPT analisis lebih lanjut ini ternyata masih terbukti bahwa
dapat dilihat dari perhitungan antilogaritma koefisien dampak vaksinasi DPT terhadap mortalitas relatif
regresi Cox yang setara dengan RR. Pada tabel tidak tergantung oleh keberadaan faktor jenis kelamin
tersebut juga disajikan nilai IK 95% (95% Confidence dan faktor-faktor lainnya, seperti karakteristik ibu.
Interval of RR) yang dihitung dengan cara yang sama Meskipun DPT pengaruhnya lebih rendah dibanding
dari koefisien IK batas bawah dan atas. dengan vaksin BCG, laki-laki dan perempuan sama-
Pada model 1, DPT dapat menurunkan RR sama menerima proteksi terhadap kematian. Secara
terhadap kematian anak usia 1-24 bulan sekitar 34% garis besar dapat dikatakan bahwa vaksinasi DPT
(1 dikurangi 0,56 dikalikan 100%). Dengan akan meningkatkan kelangsungan hidup anak laki-
menambahkan pengaruh BCG pada model 2, laki dan perempuan di Indonesia. Dengan demikian
pengaruh vaksin DPT turun menjadi menjadi 31%. hipotesa bahwa DPT memiliki PNS dalam
Angka tersebut kemudian turun menjadi 22 persen meningkatkan kematian anak, termasuk
pada saat semua vaksin (memasukkan vaksin pengaruhnya pada jenis kelamin yang lebih tinggi
campak). Pengaruh ini akhirnya menetap sekitar dapat ditolak.
angka tersebut (tepatnya 26%) setelah faktor paritas, Penemuan Kristensen et al. yang berkaitan
pendidikan ibu, dan besarnya anggota rumah tangga dengan pengaruh vaksin DPT jelas bertolak belakang
diperhitungkan sebagai faktor penganggu (model 4). dengan hasil penelitian kami. Vaksin DPT pada
Perlu dicatat bahwa faktor kematian saudara penelitian kami terbukti memiliki dampak penurunan

26  Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009


Estimasi Pengaruh Vaksin DPT, Siswanto Agus Wilopo

risiko terhadap kematian anak usia 1-24 bulan sekitar vaksinasi DPT adalah 77 hari. Vaksin BCG idealnya
22%-26%, sedangkan penelitian mereka diberikan pada waktu sesaat setelah lahir, tetapi
meningkatkan risiko relatif kematian sampai berkisar kenyataannya rata-rata diberikan lebih dari usia 30 hari
1,84 kalinya dengan IK 95%: 1,10-3,10. Peningkatan dan median umur vaksinasi adalah 49 hari.4 Demikian
risiko kematian tersebut diduga karena komponen juga median vaksinasi campak adalah 281 hari. Kondisi
bahan tambahan alumunium (adjunct material) pada ini secara teoritis akan sangat mempengaruhi PNS
vaksin DPT merangsang tumbuhnya immunitas Th2, vaksin DPT dalam menurunkan angka mortalitas anak
yang bertanggung jawab pada timbulnya allergi pada karena terkait dengan pembentukan ”herd immunity”
populasi di negara-negara barat, sedangkan BCG terhadap vaksin DPT.29, 30
dan campak meningkatkan immunitas Th1 pada Penelitian sebelumnya mengutarakan
anak-anak.1, 9 pentingnya kaitan antara pengaruh vaksin BCG dan
Hasil penelitian dengan analisis multivariat campak dengan ”herd immunity” terhadap vaksin DPT
dengan survival analysis ternyata mendukung hasil dalam menurunkan risiko kematian anak.1 Oleh
analisis diskriptif dari tulisan bagian pertama4. karena itu, urutan kapan vaksin diberikan menjadi
Hasilnya juga mirip dengan hasil penelitian salah satu faktor yang dicurigai menyebabkan
sebelumnya, yang dilakukan di Papua New Guinea18 kenaikan risiko kematian anak akibat vaksinasi DPT.
dan Bangladesh. 19 Vaksin DPT memang tidak Penelitian ini belum dapat menganalisis lebih lanjut
terbukti memiliki PNS yang menurunkan risiko tentang pendapat ini, terutama: bagaimana
kematian anak setinggi pengaruh vaksin BCG dan pengaruhnya apabila DPT atau polio yang diberikan
campak, akan tetapi PNS vaksin DPT tidak lebih sebelum vaksinasi BCG? dan —bagaimana
membahayakan anak-anak anak perempuan pengaruhnya apabila imunitas campak sudah ada
dibanding laki-laki. Penemuan didukung oleh penelitian (baik karena vaksin atau alamiah)? Kesalahan
terbaru dari Cebu, Filipina oleh Chan et al. bahwa pengambilan kesimpulan penelitian ini dapat
jenis kelamin anak perempuan tidak memiliki angka dipengaruhi oleh adanya kebenaran teori, apakah
mortalitas lebih tinggi dibanding anak laki-laki.20 urutan vaksinasi BCG, DPT, polio dan campak sesuai
Pada beberapa penelitian yang dilaporakan dengan urutan mempengaruhi PNS? Bagaimana pula
sebelumnya pada anak-anak di Afrika, vaksin DPT bilamana kurang dari 2/3 populasi kami mendapatkan
tidak hanya memiliki PNS meningkatkan mortalitas immunisasi lengkap sedang sisanya hanya sebagian
anak yang mendapat vaksin BCG dan campak, tetapi dan tidak berurutan dalam vaksinasinya. Penelitian
juga mempengaruhi secara berbeda antara anak- ini belum dapat menjawab hal tersebut secara
anak laki-laki dan perempuan. 2,10,12,21,22,23 Hasil sempurna.
penelitian kami tidak ada indikasi adanya perbedaan Penelitian secara observasional yang kami
pengaruh PNS antara anak laki-laki dan perempuan lakukan tentu tidak terbebas dari sumber-sumber
di Kabupaten Purworejo. 24,25 Sepert i telah kesalahan dalam data koleksi, sampel dan
disampaikan sebelumnya, besar kemungkinannya penyampaian informasi. Meskipun dengan observasi
hal ini terkait dengan tingkat status gizi anak yang secara longitudinal data umur anak, status vaksinasi,
berbeda antara anak-anak Purworejo dan Afrika.26,27,28 dan status kematian tidak perlu diragukan
Namun perlu dicatat bahwa penelitian di Cebu, kebenarannya, tepatnya kapan anak-anak
Filipina20 dan Papua New Guinea18 berbasis dari memperoleh jenis vaksin menjadi sumber bias karena
populasi yang relatif lebih buruk status gizinya kesalahan informasi (information bias).31 Oleh karena
dibanding dengan daerah penelitian kami, tetapi itu, penelitian ini lebih mengutamakan sumber
hasilnya tidak bertentangan dengan penelitian ini. informasi dari data tertulis (dari KMS atau kartu
Hal ini menambah rumit interpretasi perbedaan immunisasi) dibanding dengan sumber informasi dari
status gizi anak-anak hubungannya PNS dari DPT. ibu atau keluarga mereka.
Menurut petunjuk umum imunisasi, vaksin DPT Pada penelitian sejenis ini, bias informasi yang
seharusnya diberikan pada umur 6 minggu. Namun seringkali terjadi ialah adanya perbedaan jenis
demikian data penelitian ini pada tulisan bagian 1 informasi antara anak-anak yang sudah meninggal
menunjukkan bahwa 5,5% (313 anak) memperoleh dan anak-anak yang masih dibawah pengamatan
vaksinasi kurang dari 6 minggu dan median umur sampai dengan penelitian berakhir.31 Hasil analisis

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009  27


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 21 - 30
Vol. 25, No. 1, Maret 2009

kami menunjukkan perbedaan tersebut sangat vaksin DPT, apakah terkait dengan keberadaan
minimal dan bahkan dapat diabaikan dalam imunitas anak terhadap campak. Salah satu caranya
penelitian di Kabupaten Purworejo ini.4 Karakteristik ialah memfokuskan penelitian kematian bayi usia 9
data umur anak waktu menerima imunisasi tidak bulan ke bawah sebelum bayi-bayi memperoleh
berbeda dari kedua kelompok tersebut; dan sudah vaksinasi campak. Jadi menurunnya pengaruh
dikelompokkan menurut umur sesuai dengan anjuran secara spesifik dan non-spesifik dari vaksin DPT
hasil pertemuan tim kelompok kecil WHO. Demikian akibat tidak urutnya vaksinasi BCG dan campak
juga metode analisis statististik yang kami pakai masih perlu diteliti lebih lanjut.
tidak hanya mengandalkan cara-cara diskriptif, tetapi Penelitian ini menyarankan agar tidak perlu ada
menggunakan teknik analisis multivariabel PHGLM perubahan kebijakan vaksinasi DPT. Tidak ada bukti
dengan a time dependent covariate. Cara ini cukup adanya dampak negatif vaksin DPT kepada semua
rumit, tetapi adalah salah satu cara yang paling ideal jenis kelamin, khususnya kepada anak perempuan.
untuk menguji hipotesa dalam masalah ini.7,28 Cara Kepada masyarakat umum, terutama ibu-ibu yang
ini lebih aman dalam pengambilan kesimpulan akhir sedang hamil dan memiliki anak balita perlu
mengingat waktu dilakukannya vaksinasi adalah dilakukan pemberian informasi vaksinasi yang lebih
menjadi a time dependent covariate yang rinci, khususnya untuk menangkal rumor-rumor
menentukan hasil akhir model-model statistik dalam pengaruh negatif vaksin DPT. Diperlukan adanya
penelitian ini dengan menggunakan PHGLM.5,6 upaya-upaya khusus agar orang tua mematuhi jadwal
Salah satu isu yang masih harus kami teliti lebih urutan imunisasi seperti rekomendasi yang
lanjut adalah bagaimana memisahkan anak-anak seharusnya, antara lain melalui undang-undang wajib
yang memiliki imunitas terhadap penyakit campak imunisasi, atau setidak-tidaknya peraturan yang
sebelum memperoleh vaksin DPT.28 Data kami memiliki dampak positif terhadap kelengkapan dan
secara statistik memiliki besar sampel yang ketepatan jadwal imunisasi anak-anak.
mencukupi untuk mengkaji masalah tersebut akan
tetapi memerlukan model yang berbeda dengan UCAPAN TERIMA KASIH
analisis ini. Penelitian sebelumnya di Afrika telah Penulis mengucapkan banyak terima kasih
mencoba memisahkan pengaruh tersebut karena kepada semua Tim Peneliti dan staf kantor LPKGM
campak memiliki pengaruh spesifik dan non-spesifik yang ikut berperan dalam pengumpulan data ini,
paling besar diantara vaksin-vaksin lainnya.3,10,20,21,23 termasuk mereka yang terlibat dalam proses resurvei
validasi kematian di lapangan. Penulis secara khusus
KESIMPULAN DAN SARAN mengucapkan terima kasih kepada Drs. Rosyid
Kesimpulan utama penelitian ini adalah bahwa Budiman sebagai data manajer di LPKGM yang telah
vaksinasi DPT memiliki benefit dalam menurunkan mengekstrasi dengan susah payah data yang
angka kematian anak usia 1-24 bulan, meskipun diperlukan untuk analisis ini. Penelitian ini dapat
PNS vaksin tersebut lebih rendah dibanding dengan terlaksana karena bantuan dari WHO kepada peneliti
vaksin BCG. Tidak ada indikasi bahwa vaksin DPT sebagai salah satu anggota tim konsultan pada
lebih merugikan anak-anak perempuan dibanding ”Global Advisory Committe on Vaccine Safety”.
laki-laki, tetapi kedua jenis kelamin menikmati
benefit yang sama. Penemuan ini konsisten dengan KEPUSTAKAAN
penelitian lain di Indonesia bahwa jenis kelamin 1. Aaby P. Is susceptibility to severe infection in
bukanlah menjadi salah satu alasan timbulnya bias low-income countries inherited or acquired? J.
dalam perawatan dan pengobatan anak sehingga Intern. Med. 2007;261(2):112-22.
tidak ada perbedaan angka kematian anak laki-laki 2. Aaby P, Samb B, Simondon F, Coll Seck AM,
dan perempuan di Indonesia, khususnya di Knudsen K, Whittle H. Non-specific beneficial
Kabupaten Purworejo. Kerentanan anak-anak effect of measles immunisation: analysis of
perempuan secara biologis diduga terkait dengan mortality studies from developing countries. BMJ
imunitas terhadap campak sebelum divaksinasi DPT. 1995;311:481-5.
Hasil penelitian ini belum dapat menjawab kebenaran 3. Elguero E, Simondon KB, Vaugelade J, Marra
teori tersebut. Untuk itu diperlukan analisis lebih A, Simondon F. Non-specific effects of
lanjut tentang pengaruh spesifik dan non-spesifik vaccination on child survival? A prospective study

28  Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009


Estimasi Pengaruh Vaksin DPT, Siswanto Agus Wilopo

in Senegal. Trop. Med. Int. Health 2005; childhood survival in Tari, Southern Highlands
10(10):956-60. Province, Papua New Guinea. Int. J. Epidemiol.
4. Wilopo SA. Estimasi Pengaruh Vaksin DPT 2005;34(1):138-48.
Pada Kematian Anak: Analisis diskriptif data 19. Breiman RF, Streatfield PK, Phelan M, Shifa N,
survailan demografi dan kesehatan di Kabupaten Rashid M, Yunus M. Effect of infant immunisation
Purworejo. BKM 2008;24(4) Desember:139-50. on childhood mortality in rural Bangladesh:
5. Therneau TM, Grambsch PM. Modelling Survival analysis of health and demographic surveillance
Data. New York: Springer-Verlag, 2000. data. Lancet 2004;364(9452):2204-11.
6. Venables WN, Ripley BD. Modern Applied 20. Chan GJ, Moulton LH, Becker S, Munoz A,
Statistics with S. 4 th ed. New York: Springer- Black RE. Non-specific effects of diphtheria
Verlag, 2002. tetanus pertussis vaccination on child mortality
7. WHO. Global Advisory Committee on Vaccine in Cebu, The Philippines. Int. J. Epidemiol.
Safety. Wkly. Epidemiol. Rec. 2002;77:393-94. 2007;36(5):1022-9.
8. Cox DR. Regression models and life-tables (with 21. Aaby P, Benn CS, Nielsen J, Lisse IM,
discussion). J. R. Stat. Soc. B 1972;34:187-220. Rodrigues A, Jensen H. DTP vaccination and
9. Kristensen I, Aaby P, Jensen H. Vaccinations child survival in observational studies with
and child survival: Follow up study in Guinea- incomplete vaccination data. Trop. Med. Int.
Bisau, West Africa. BMJ 2000;321:1435-8. Health 2007;12(1):15-24.
10. Aaby P, Jensen H, Gomes J, Fernandes M, 22. Aaby P, Knudsen K, Whittle H, Tharup J,
Lisse IM. The introduction of diphtheria-tetanus- Poulsen A, Sodemann M, et al. Long-term
pertussis vaccine and child mortality in rural survival after Edmonston-Zagreb measles
Guinea-Bissau: an observational study. Int. J. vaccination: increased female mortality. J.
Epidemiol. 2004;33(2):374-80. Pediatr. 1993;122:904-8.
11. Aaby P, Jensen H, Walraven G. Age-specific 23. Aaby P, Vessari H, Nielsen J, Maleta K, Benn
changes in the female-male mortality ratio CS, Jensen H, et al. Sex differential effects of
related to the pattern of vaccinations: an routine immunizations and childhood survival in
observational study from rural Gambia. Vaccine rural Malawi. Pediatr. Inf ect. Dis. J.
2006;24(22):4701-8. 2006;25(8):721-7.
12. Aaby P, Samb B, Simondon F, Knudsen K, Coll 24. Wilopo SA, Kusnanto H, Wahab A, Rusito H,
Seck AM, Bennet TJ, et al. Divergent mortality Kurniawati L. Tingkat Trend dan Deferensial
for male and female recipients of low-titre and Kematian Bayi dan Anak serta Angka Harapan
high-titre measles vaccines in rural Senegal. Am. Hidup di Kabupaten Purworejo. Majalah Kesehatan
J. Epidemiol 2000;138:746-55. Masyarakat Indonesia 1998;12:813-21.
13. Wilopo SA. Assessing the impacts of child 25. Wilopo SA, Wahab A, Kusnanto H, Rusito H,
survival interventions in Indonesia: a new index Kurniawati L. Level, trend, and differential of
of health status [Thesis]. Johns Hopkins, 1990. infant and child mortality in Purworejo District:
14. Insightful. S-Plus Manual, Enterprise Version An indirect technique. Indo. J. Pub. Health
7.0. Seattle, Washington, 2005. 1998;2:35-42.
15. McCullagh P, Nelder JA. Generalized Linear 26. Semba RD, de Pee S, Berger SG, Martini E,
models. 2nd ed. London: Chapman and Hall, Ricks MO, Bloem MW. Malnutrition and
1989. infectious disease morbidity among children
16. Ernaningsih, Wilopo SA, Ismail D. Studi validasi missed by the childhood immunization program
autopsi v erbal kematian bayi. BKM in Indonesia. Southeast Asian J. Trop. Med.
2008;24(1):27-33. Public Health 2007;38(1):120-9.
17. Wahab A, Winkvist A, Stenlund H, Wilopo SA. 27. W ilopo SA. Demographic and Health
Infant mortality among Indonesian boys and Surveillance (DHS) to determine relationship
girls: effect of sibling status. Ann. Trop. between diphtheria, tetanus and pertussis (DPT)
Paediatrics 2001;21(1):66-71. vaccination and mortality of children under two
18. Lehmann D, Vail J, Firth MJ, de Klerk NH, Alpers (2) years of age, in Purworejo District, Central
MP. Benefits of routine immunizations on Java, Indonesia: Report Submitted to WHO.

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009  29


Berita Kedokteran Masyarakat
halaman 21 - 30
Vol. 25, No. 1, Maret 2009

Yogjakarta: Community Health and Nutrition 30. Edwards KM, Decker MD, Mortimer EA.
Rasearch Laboratory, 2002:33. Pertussis Vaccine. In: Plotkin SA, Orenstein
28. Fine PM, Smith PG. Editorial: ‘Non-specific WA, editors. Vaccines. Philadephia: Saunders,
effects of vaccines’: an important analytical 1999:293-344.
insight, and call for a workshop. Trop. Med. Int. 31. Jensen H, Benn CS, Lisse IM, Rodrigues A,
Health 2007;12(1):1-4. Andersen PK, Aaby P. Surv iv al bias in
29. Bart KJ, Lin KF. Vaccine-preventable disease observational studies of the impact of routine
and immunization in the developing world. immunizations on childhood survival. Trop. Med.
Pediatr. Clin. North Am. 1990;37(3):735-56. Int. Health 2007;12(1):5-14.

30  Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 1, Maret 2009

You might also like