Professional Documents
Culture Documents
1 PB PDF
1 PB PDF
19467
Abstract
Delay in the implementation of the project often occurs due to various risk factors that have not been identified
during project implementation, so that the impact on project delays and unexpected costs increases. However,
each construction project has different risks, becaused the environmental conditions of the project, so that it
requires handling different methods of project implementation. This study aims to: 1) analyze the risks that
could potentially occur during the construction of the log dock extension; 2) Appropriate Handling Methods
for the Implementation of the Log Dock Extension Work. The research method is done by identifying the risks
that occur in the field and with the interview method about the possibility of possible risks that occur. The
results of the study indicate five high-risk categories according to the perception of service providers that most
influence on project delays. These risks include unpredictable external phenomena, such as tidal elevations
that exceed plan, resulting in changes in design and method of implementation. The conclusions of this study
include that the application of risk management to the implementation of the log dock extension project at the
port of Tanjung Emas Semarang needs to be applied to minimize delays and reduce unexpected costs.
Abstrak
Keterlambatan pelaksanaan pembangunan proyek sering terjadi disebabkan berbagai faktor resiko yang
selama pelaksanaan proyek belum teridentifikasi, sehingga berdampak pada keterlambatan proyek dan biaya
yang tak terduga semakin meningkat. Namun pada setiap proyek konstruksi mempunyai resiko yang berbeda
beda tergantung dari jenis proyeknya dan kondisi lingkungan proyek, sehingga memerlukan penanganan
metode pelaksanaan proyek yang berbeda pula. Namun kendala dan hambatan pada pelaksanaan
perpanjangan dermaga log antara lain permasalahan rob dan pasang surut air laut melebihi normal, yang
menghambat pelaksanaan suatu proyek di Pelabuhan Tanjung Emas. Penelitian ini bertujuan: 1) menganalisis
risiko-risiko yang berpotensi terjadi pada masa konstruksi perpanjangan dermaga log; 2) metode penanganan
yang tepat pada Pelaksanaan Pekerjaan Perpanjangan Dermaga Log. Metode penelitian dilakukan dengan
mengidentifikasi resiko resiko yang terjadi di lapangan dan dengan metode interview tentang kemungkinan
kemungkinan resiko yang terjadi. Hasil penelitian mengindikasikan lima risiko berkategori tinggi menurut
persepsi penyedia jasa yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Risiko tersebut, antara lain
fenomena eksternal yang tidak terprediksi, seperti elevasi pasang surut yang melebihi rencana sehingga
berdampak pada perubahan desain dan metode pelaksanaan. Kesimpulan penelitian ini antara lain bahwa
penerapan manajemen resiko pelaksanaan proyek perpanjang dermaga log pada pelabuhan Tanjung Emas
Semarang perlu diterapkan untuk meminimalkan keterlambatan dan mengurangi biaya tak terduga.
209
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Pendahuluan ruang, dan rencana dari pengembangan area sekitar,
guna mengantisipasi dampak negatif yang
Peningkatan mobilitas penduduk dan barang di kota berpotensi akan terjadi dan dapat menyebabkan
Semarang dikarenakan kota Semarang merupakan tidak tercapainya sasaran pada pelaksanaan
wilayah yang strategis dan sebagai pusat kegiatan. perpanjangan dermaga (Momirski, 2007).
Kondisi seperti inilah yang mendorong adanya
peningkatan mobiltas penduduk dan barang Dampak lingkungan yang terjadi pada pelaksanaan
menjadi semakin meningkat. Peningkatan dan pekerjaan Pelabuhan Guangzhou, mempengaruhi
perubahan pola mobilitas di negara yang sedang kondisi vegetasi laut dan kualitas air di sekitar
berkembang seperti di Indonesia dipengaruhi juga pelabuhan (Wang et al. 2018) Dampak negatif dan
oleh lifestyle (Ismiyati & Hermawan, 2018). permasalahan pada proyek merupakan bagian dari
suatu ketidakpastian akan peristiwa-peristiwa yang
Terkait dengan peningkatan mobilitas penduduk mungkin terjadi. Ketidakpastian itulah yang
juga terlihat adanya peningkatan mobilitas menimbulkan adanya suatu risiko pada pelaksanaan
transportasi barang pada Pelabuhan Log Tanjung perpanjangan dermaga log.
Emas seperti material kayu dan pasir, sementara
pelayanan pelabuhan log eksisiting sudah tidak Risiko merupakan probabilitas suatu hasil yang
mampu. Kondisi demikian yang mendorong PT. berbeda dengan yang diharapkan (Darmawi, 2010),
Pelindo III untuk mengembangkan infrastruktur oleh karena itu manajemen risiko harus diterapkan
pelabuhan yaitu memperpanjang dermaga log pada setiap pekerjaan konstruksi, seperti penerapan
eksisting di Pelabuhan Dalam Tanjung Emas manajemen risiko pada sistem K3L guna menekan
Semarang. terjadinya kecelakaan pada pekerjaan konstruksi
(Hakim, 2017). Namun Resiko-resiko lainnya yang
Keterlambatan pelaksanaan pembangunan proyek berpotensi terjadi dapat digolongkan menurut
sering terjadi disebabkan berbagai faktor resiko sumber resikonya, Renuka et al. (2014) dalam
yang selama pelaksanaan proyek belum penelitiannya membedakan risiko menjadi dua
teridentifikasi, sehingga berdampak pada sumber, yaitu risiko non teknik dan risiko teknik.
keterlambatan proyek dan biaya yang tak terduga Sementara, Godfrey at al. (1996 dan Pratama
semakin meningkat. Namun pada setiap proyek (2014) membagi sumber risiko ke dalam 12
konstruksi mempunyai resiko yang berbeda-beda kelompok seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.
tergantung dari jenis proyeknya dan kondisi
lingkungan proyek, sehingga memerlukan Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya,
penanganan metode pelaksanaan proyek yang Septiani et al. (2015) melakukan identifikasi risiko
berbeda pula. Dalam rangka mengantisipasi arus mulai tahap perencanaan sampai dengan
barang yang terus meningkat, maka perlu pelaksanaan, sehingga membagi risiko menjadi
dikembangkan sarana dan prasarana transportasi delapan kelompok, yaitu perijinan (pra konstruksi),
dengan perpanjangan dermaga log “Pelabuhan desain dan studi, pembebasan lahan, pembiayaan,
Dalam Tanjung Emas” yang merupakan proyek pembangunan (konstruksi), peralatan risiko, force
dengan nilai rupiah besar. Namun kendala dan majeur dan politik sosial. Perbedaan sumber risiko
hambatan pada pelaksanaan perpanjangan dermaga dapat terjadi karena setiap objek permasalahan yang
log antara lain permasalahan rob dan pasang surut berbeda dapat menimbulkan risiko yang berbeda-
air laut melebihi normal, yang menghambat beda pula. Selain itu, sudut pandang penilaian yang
pelaksanaan suatu proyek di Pelabuhan Tanjung berbeda antar setiap peneliti juga dapat
Emas. menyebabkan pengelompokkan risiko menjadi
berbeda.
Penelitian ini untuk menganalisis risiko- risiko yang
berpotensi terjadi pada masa konstruksi Hasil identifikasi risiko yang diperoleh berdasarkan
perpanjangan dermaga log, dan metode penanganan sumber-sumber risiko dianalisis lebih mendalam
yang tepat untuk meminimalkan keterlambatan dengan berbagai metode yang dapat digunakan
pelaksanaan proyek, sehingga perlu dilakukan sesuai dengan tujuan studi. Hatmoko dan Kistiani
identifikasi risiko yang akan terjadi guna (2017) mendemontrasikan simulasi risiko rantai
mengurangi dampak negatif yang menyebabkan pasok material pada proyek gedung dengan
keterlambatan, yang berdampak pada peningkatan menggunakan metode monte carlo dapat
biaya yang cukup besar. mengestimasi pengaruh delai material terhadap
waktu pelaksanaan proyek gedung. Adanya
Dalam pengembangan wilayah pesisir, seperti keterlambatan waktu pelaksanaan (delay) pada
perpanjangan dermaga, diperlukan adanya suatu pekerjaan konstruksi dapat mengakibatkan
pertimbangan khusus terhadap permasalahan peningkatan biaya yang cukup besar (Sandyavitri,
lingkungan, lalu lintas cargo, permasalahan tata 2009).
210
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Sementara itu, Sari (2016) melakukan analisis risiko-risiko yang terjadi, baik pada pelaksanaan
risiko menggunakan metode FMEA (Failure Mode perpanjangan dermaga log ataupun proyek serupa di
and Effect Analysis) untuk mengetahui level risiko masa yang akan datang.
dari tahapan konstruksi pada sebuah proyek
jembatan dan menggunakan metode decision tree Metode Penelitian
untuk mengestimasi biaya kerugian yang
disebabkan oleh risiko-risiko tersebut. Identifikasi risiko dilakukan dengan studi literatur
dan observasi lapangan yang dilakukan
Namun pada penelitian ini, penanganan- dengan interview kepada narasumber untuk
penanganan terhadap risiko yang berlevel tinggi menentukan sumber ketidakpastian pada proyek
tidak dibahas secara terperinci. Sedangkan, perpanjangan dermaga log, selanjutnya melakukan
Suprapto dan Nurlela (2014) menggunakan metode klasifikasi risiko-risiko berdasarkan sumber
house of risk (HOR) dalam memberikan usulan ketidakpastiannya.
penanganan terhadap risiko-risiko yang telah
teridentifikasi pada Proyek Pembangunan Penentuan klasifikasi probabilitas dan dampak
Infrastruktur Gedung Bertingkat. Usulan risiko diperoleh melalui interview dengan proyek
penanganan tersebut lebih cenderung pada koordinator dari pihak owner. Sementara,
pembuatan jadwal yang realistis dan pemberlakuan penyebaran kuesioner dilakukan dalam dua
sanksi. tahapan. Tahap pertama, penyebaran kuesioner
dilakukan kepada ahli praktisi penyedia jasa, yaitu
Tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis faktor team leader sebagai perwakilan dari konsultan dan
risiko yang berpengaruh terhadap pelaksanaan kepala proyek sebagai perwakilan dari kontraktor.
pekerjaan proyek perpanjangan dermaga Log di Kuesioner tahap pertama bertujuan untuk
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, baik mengetahui kerelevanan suatu risiko dengan
berdasarkan perspektif penyedia jasa, owner pekerjaan perpanjangan dermaga log. Adapun
maupun konsultan. 2) penanganan resiko dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
mengembangkan metode pelaksanaan pekerjaan kuesioner tahap pertama terbagi menjadi 25
Perpanjangan Dermaga Pelabuhan Tanjung Emas indikator penilaian untuk pihak konsultan dan 39
Semarang untuk meminimalkan keterlambatan. indikator penilaian untuk pihak kontraktor.
Manfaat penelitian ini, memberikan masukan dan
bahan pertimbangan kepada stakeholders tentang Tahap kedua, penyebaran kuesioner dilakukan
risiko yang akan terjadi diantaranya risiko kepada empat responden yang berasal dari pihak
berkategori tinggi maupun berpotensi terjadi pada konsultan supervisi dan enam responden yang
sisa waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat berasal dari pihak kontraktor. Responden terdiri
menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi dari praktisi-praktisi lapangan yang memahami
211
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
kondisi aktual lapangan pada pelaksanaan skala penilaian probabilitas dan dampak suatu
perpanjangan dermaga log, seperti inspektor dan risiko, maka penentuan tingkat risiko dapat
team leader dari pihak konsultan dan kepala proyek, dilakukan dengan mengalikan kedua skala
pelaksana lapangan, staff logistik dan staff teknik penilaian, kemudian diplotkan pada probability
dari pihak kontraktor. Kuesioner tahap kedua impact grid (Fox & Hather, 2014) pada Gambar 1.
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh risiko dari pelaksanaan perpanjangan Tabel 2. Klasifikasi rangking bersarkan nilai
dermaga log terhadap keterlambatan proyek. indeks (Davis & Cosenza, 1993)
Kuesioner yang disebarkan kepada responden Klasifikasi Skala Indeks
terbagi menjadi dua tahap, yaitu kuesioner
pendahuluan dan kuesioner utama. Extremely 1 0% < Index ≤ 20%
ineffective
Kuesioner utama bertujuan untuk mengetahui Ineffective 2 20% < Index ≤ 40%
seberapa besar pengaruh risiko dari pelaksanaan Moderately 3 40% < Index ≤ 60%
perpanjangan dermaga log terhadap keterlambatan ineffective
proyek. Indikator penilaian yang terdapat pada Very effective 4 60% < Index ≤ 80%
kuesioner tahap kedua merupakan indikator- Extremely 5 80% < Index ≤100%
indikator yang telah memenuhi kerelevanan, baik effective
yang termasuk dalam risk register menurut studi
literatur ataupun berdasarkan pendapat ahli praktisi
penyedia jasa. Responden diminta untuk
memperkirakan probabilitas dan dampak risiko
yang terjadi pada seluruh indikator risiko (hasil
kuesioner tahap pertama) dengan menggunakan
skala Likert dengan interval skala 1-5.
212
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
213
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
214
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
215
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Respon risiko yang ditangani kontraktor dengan diterapkan tidak merugikan pihak owner selaku
mempertimbangkan latar belakang pendidikan, investor. Tanggapan owner menyatakan bahwa
posisi, dan pengalaman kerja responden sehingga ketujuh variabel risiko yang termasuk dalam risiko
ketepatan penanganan risiko bisa lebih berkategori tinggi, sebenarnya dapat menjadi risiko
dipertanggungjawabkan dalam bentuk tindakan yang berkategori rendah atau bahkan dihilangkan,
nyata. Kuadran respon risiko dapat dilihat pada jika pada saat proses pelelangan (aanwijzing) pihak
Gambar 3. penyedia jasa sudah mendeteksi dan memasukkan
risiko-risiko tersebut dalam rencana metode
Tanggapan owner selaku Pemangku Keputusan pelaksanaan dan pengawasannya. Hasilnya
Tertinggi tergambarkan dari ketidaksetujuan owner terhadap
respon risiko yang diberikan penyedia jasa terlihat
Hasil analisis faktor resiko dan respon faktor resiko pada Tabel 7. (RT17) pihak owner lebih cenderung
baik dari persepsi konsultan (RT) maupun menyarankan untuk meresponnya dengan cara
kontraktor (RK) yang selanjutnya harus diketahui menerimanya karena risiko tersebut bukanlah
oleh pihak owner selaku pemangku keputusan merupakan risiko yang disebabkan oleh manajemen
tertinggi, guna memberikan masukan pada pihak owner sehingga owner tidak dapat mentolerir
penyedia jasa agar metode penanganan yang akan kejadian tersebut.
216
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Tabel 8 menunjukkan bahwa, teridentifikasi tujuh Rencana tindakan (action plan) terhadap risiko
risiko berkategori tinggi yang telah terjadi pada berkategori tinggi
pelaksanaan perpanjangan dermaga log. Namun
menurut persepsi penyedia jasa bahwa ketujuh Penentuan rencana tindakan penanganan risiko
risiko yang berkategori tinggi tersebut, merupakan yang akan diterapkan oleh pihak penyedia jasa
risiko yang sudah pasti terjadi dan terverifikasi beracuan pada tanggapan pihak owner tanpa
keberadaannya di lapangan. Selain itu, diperoleh mengabaikan kepentingan dan sasaran perusahaan
pula empat risiko yang tidak berkategori tinggi, dari penyedia jasa itu sendiri. Adapun cara
namun terverifikasi terjadi pada pelaksanaan penanganan yang sudah ataupun akan diwujudkan
perpanjangan dermaga log. oleh penyedia jasa dalam suatu tindakan nyata yang
dapat dilihat pada Tabel 10 dan 11.
Dari lima risiko tersebut, terdapat satu risiko yang
sebenarnya belum pernah terjadi di lapangan, yaitu Tabel 9 sampai dengan 11 menunjukkan bahwa
“Kecelakaan kerja saat proyek berlangsung tidak semua risiko berkategori tinggi dapat
(RK30)”. Namun, dengan adanya faktor nyata ditangani hanya dengan menghindarinya saja.
seperti kelalaian pekerja dalam penggunaan APD Selain tingkat risiko yang dijadikan acuan dalam
yang hampir selalu terjadi pada masa konstruksi mengambil keputusan, kadangkala ada
menyebabkan peluang terjadinya risiko kecelakan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang perlu
menjadi sangat besar dan tidak jauh berbeda dengan diperhatikan, misalnya saja biaya penanganan dan
risiko lainnya yang telah terjadi. kemampuan perusahaan itu sendiri dalam
menangani risiko.
Sehubungan dengan adanya keterbatasan data yang
tidak bisa memperlihatkan secara langsung dampak Cara penanganan yang diberikan penyedia jasa
dari masing-masing risiko terverifikasi terhadap merupakan tindakan terbaik bagi masing-masing
keterlambatan proyek, maka penilaian terhadap manajemen perusahaan agar dapat mencapai
tingkat dampak yang digunakan adalah hasil sasaran perusahaannya. Meskipun, cara
penentuan ranking dampak menurut persepsi penanganan yang diberikan tidak dapat
penyedia jasa. Adapun hasil perhitungan tingkat menghilangkan dampak negatif terhadap
risiko berdasarkan hasil verifikasi probabilitas keterlambatan proyek sepenuhnya, namun
menurut data aktual dan nilai dampak menurut setidaknya dapat mengantisipasi keterlambatan
penyedia jasa dapat disajikan pada Tabel 9. pada sisa waktu pelaksanaan pekerjaan.
217
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Tabel 10. Action plan terhadap risiko berkategori tinggi pada konsultan
Persepsi Variabel Indikator Kode Cara penanganan
Cuaca ekstrim (Hujan RT1 Mengoptimalkan pekerjaan saat cuaca cerah
lebat, gelombang tinggi)
Force majeur (banjir, RT2 Memberikan pengarahan K3 jika terjadi bencana
Risiko
kebakaran, dan gempa dan mengasuransikan keselamatan personil untuk
alam
bumi) mengurangi dampak risiko
Pasang surut air laut RT3 Menyarankan metode pelaksanaan yang tepat pada
kontraktor
Kondisi tanah yang tidak RT6 Pengawasan secara teratur dan teliti terkait
stabil pergerakan tanah pada masa konstruksi
Risiko
Gangguan akan adanya RT7 Pengaturan manajemen lalu lintas yang terencana
lingkungan
aktivitas bongkar muat dan terkoordinir
barang
Keterlambatan proses RT17 Komunikasi yang intens antar setiap stakeholder dan
Konsultan
administrasi dan perizinan penerapan schedule yang tepat waktu
Risiko
Perubahan desain akibat RT18 Menerima terjadinya risiko tersebut, namun tetap
teknis
perubahan kondisi berkoordinasi dan menyelesaikan justifikasi sesuai
lapangan waktu yang ditentukan
Adanya keretakan pada RT22 Diadakan rapat dan tindakan cepat untuk
struktur memperbaiki keretakan dengan disertai pengawasan
yang cermat oleh konsultan
Ketidaksepahaman RT23 Diadakan rapat dan koordinasi rutin yang difasilitasi
Risiko
metode kerja dengan pihak owner
proyek
kontraktor
Pergeseran dermaga RT25 Diadakan rapat dan tindakan cepat untuk menangani
eksisting pergeseran yang terjadi dengan disertai pengawasan
yang cermat oleh konsultan
Sumber: Sanggawuri (2018)
218
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Tabel 11. Action plan terhadap risiko berkategori tinggi pada kontraktor
Persepsi Variabel Indikator Kode Cara penanganan
Cuaca ekstrim (hujan RK1 Mengoptimalkan hari cerah dan
lebat, gelombang tinggi, menambah jam lembur
angin kencang, dan petir)
Pasang surut air laut RK3 - Mengganti beton in situ dengan
Risiko alam
precast untuk bagian yang
terendam (plat & balok)
- Mengurangi ketinggian pile cap
dari 1,5 meter menjadi 1 meter
Inflasi nilai mata uang RK4 Menerimanya dengan memasukkan
yang dapat menyebabkan kemungkinan kenaikan harga pada
Risiko kenaikan harga estimasi biaya kontraktor
ekonomi Perubahan kebijakan RK5 Menerimanya dengan memasukkan
harga BBM kemungkinan kenaikan harga pada
estimai biaya kontraktor
Gangguan akan adanya RK7 Koordinasi dengan pihak-pihak
Risiko
aktivitas bongkar muat terkait
Kontraktor lingkungan
barang
Adanya double job pada RK11 Sudah merupakan konsekuensi dari
Risiko SDM
personil sehingga sistem manajemen kontraktor
&
mengurangi fokus
manajemen
personil
Keterlambatan RK17 Memperjelas syarat kelengkapan
Risiko
pembayaran termin dan format laporan dengan
finansial
pihak owner jauh-jauh hari
Kerusakan alat berat saat RK36 perawatan secara rutin dan mekanik
pelaksanaan pekerjaan yang selalu stand by di lokasi
pekerjaan
Risiko Pengadaan material yang RK39 Penjadwalan material yang matang &
proyek tidak sesuai jadwal koordinasi antar stakeholder agar
kedatangan material dapat
dikondisikan sesuai keadaan
lapangan
Sumber: Sanggawuri (2018)
Hasil mitigasi untuk lima risiko tinggi ini akhirnya Davis, D. & Cosenza, R. M. (1993). Business
menjadi rencana aksi untuk menghindari terjadinya research for decision making 3rd Edition.
keterlambatan proyek dalam pelaksanaan Bellmonte: Wadsworth.
219
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220
Ismiyati, Ranggi Sanggawuri, Mudjiastuti Handajani
Penerapan Manajemen Resiko …
Fox, C. & Hather, S. (2014). Methods for Assesing Construction Projects. Journal of Civil Engineering
Risk. In RIMS Risk Forum (pp. 23–48), Sydney, Research, 4(2A), 31-36.
Australia: Risk and Insurance Management Society.
Sanggawuri et al. (2018). Analisis Resiko pada
Godfrey, P.S., Sir William Halcrow and Partners Pelaksanaan Perpanjangan Dermaga Log di
Ltd. (1996). Control of Risk from Construction. Pelabuhan Dalam Tanjung Emas Semarang. Thesis
Wesminster London: Construction Industry Magister Teknik Sipil Konsentrasi Transportasi,
Research and Information Association (CIRIA). Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Ismiyati, I., & Hermawan, F. (2018). Lifestyle as an Suprapto, H. & Nurlela. (2014). Identifikasi dan
Influential Factor to Urban Mobility Transport: a Analisis Manajemen Risiko pada Proyek
Case Study of Semarang City, Indonesia. IOP Pembangunan Infrastruktur Bangunan Gedung
Conference Series: Earth and Enviromental Science Bertingkat. Jurnal Desain Konstruksi, 13(2), 114-
(pp. 012020), 123(1), 1-5. 124.
220
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 209-220