You are on page 1of 12

Kajian

Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

Kajian Potensi Tripanosomiasis sebagai Penyakit


Zoonosis Emerging di Indonesia
The Review of Potency of Trypanosomiasis as an Emerging
Zoonoses Disease in Indonesia
Risqa Novita
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Jl. Percetakan Negara No. 23 Johar Baru, Jakarta, Indonesia
INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K
Article History: Indonesia is the country with the highest population in the Southeast Asia and has high
Received: 06 Dec. 2018 density on population of livestock. The impact of climate change is also happen in
Revised: 27 Feb. 2019 Indonesia which environmental temperature increase ranging from 1-1.50C. Higher
Accepted: 29 Mar. 2019 temperature will affects vector and reservoirs propagation. Thus, livestock in Indonesia
are not yet free of Surra, which caused by Trypanosoma evansi. This condition is potential
for Trypanosoma sp. development. Vectors of Trypanosoma are fleas and rats, which their
population are high in Indonesia. Human trypanosoma is also happen at year 2014 in
Indonesia, but the clinical signs dinot specific (unpublished article). Trypanosoma has a
chance to be an emerging zoonoses diseases in Indonesia. This paper aims to study
trypanosoma as a disease agent that has opportunity to cause emerging zoonotic
parasites. This writing method is a study of the literature in Google scholar and Pubmed,
with a search using the keyword trypanosoma in humans, emerging parasites, southeast
Keywords: asia. Based on the results of the literature search, it was found that Indonesia has a chance
Trypanosoma in Humans of human trypanosoma infection because the livestocks in Indonesia are not free from
Emerging Parasites Surra, the population of vectors and reservoirs is quite high and the warm environment
Southeast Asia triggered by population density is a risk factor for this disease. The closeness of the place of
residence between humans and livestock, and also rats as a reservoir is also a risk factor.
Indonesia has the opportunity to develop zoonotic parasitic diseases, as human
trypanosoma.

Kata kunci: Indonesia merupakan negara berjumlah penduduk tertinggi di Asia Tenggara dan
Trypanosoma memiliki kepadatan populasi hewan ternak. Dampak perubahan iklim juga dirasakan di
pada manusia Indonesia berupa kenaikan temperatur lingkungan berkisar 1-1.5 0C yang berpengaruh
Emerging Parasit terhadap perkembangbiakan vektor dan reservoir penyakit parasit. Ternak di Indonesia
Asia Tenggara belum bebas penyakit Surra yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi. Potensi
terjadinya infeksi Surra dan Trypanosoma spesies lainnya cukup tinggi di Indonesia,
karena Thailand, Vietnam dan Malaysia memiliki kasus tripanosomiasis pada manusia.
Kelembaban udara di Indonesia tinggi sehingga memicu kecepatan perkembangbiakan
vektor dan reservoir tripanosoma. Vektor tripanosoma adalah kutu dan lalat, reservoir
penyakit adalah tikus yang berjumlah banyak di Indonesia. Tripanosoma pada manusia
terjadi pada tahun 2014 di Indonesia (artikel belum terpublikasi). Tulisan ini bertujuan
untuk mengkaji Trypanosoma sebagai agen penyakit yang berpeluang menimbulkan
penyakit parasit zoonosis emerging. Metode tulisan ini berupa kajian dari literatur-
literatur yang ada di Google scholar dan Pubmed, dengan pencarian menggunakan kata
kunci: Trypanosoma pada manusia, emerging parasit, Asia Tenggara. Berdasarkan hasil
dari penelusuran literatur, didapatkan data bahwa Indonesia memiliki peluang
terjadinya infeksi Trypanosoma pada manusia karena ternak di Indonesia belum bebas
dari Surra, populasi vektor dan reservoir cukup tinggi dan lingkungan yang hangat
dipicu dengan kepadatan penduduk menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini.
Adanya kedekatan tempat tinggal antara manusia dengan hewan ternak, dan juga tikus
sebagai reservoir juga menjadi faktor risiko tersendiri. Indonesia berpeluang terjadinya
penyakit parasit emerging yang zoonosis yaitu Trypanosoma pada manusia.

© 2019 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved

*Alamat Korespondensi : email : risqa@litbang.depkes.go.id

https://doi.org/10.22435/vektorp.v13i1.934 21
PENDAHULUAN Surra endemik di Asia Tenggara,
termasuk di Indonesia. Surra yang terdapat di
Perubahan iklim (Climate changes)
Indonesia berbeda dengan Surra yang
merupakan tantangan yang sangat besar
1 terdapat di Afrika. Surra di Indonesia dan
terhadap kesehatan masyarakat di abad 21. Filipina memiliki tingkat keganasan yang
Perubahan iklim terjadi saat ini berdampak tinggi. Hewan ternak di Indonesia belum
pada ketidakseimbangan ekologi lingkungan. bebas dari Surra. Hal ini didukung dengan
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah sistem pemeliharaan yang sebagian besar
perubahan lahan yang semula habitat hewan masih tradisional yaitu memelihara hewan
liar yaitu hutan menjadi area pemukiman ternak sepanjang hidupnya hingga tua
manusia, persawahan atau perkebunan.2 sehingga hewan ternak sebagai induk semang
Adanya perubahan fungsi lahan tetap menjadi penular di dalam lingkungan
tersebut membuat jarak antara lingkungan tersebut. Keadaan ini yang menyebabkan
manusia dengan hewan menjadi sangat dekat. Indonesia menjadi daerah endemis stabil.4,10,11
Hal ini dapat menyebabkan perubahan Trypanosoma pada manusia pertama
tingkah laku manusia, hewan, vektor penyakit kali ditemukan pada tahun 1917 di Ghana,
dan agen penyakit.3 Afrika Barat. Tripanosomiasis kemudian
Perubahan tingkah laku vektor yang menyebar ke Malaysia pada tahun 1933.4
awal mulanya hanya menghisap darah hewan Kasus Surra pada manusia di Indonesia
menjadi menghisap darah manusia akan ditemukan pada tahun 2014 di pulau Sumba
memicu peningkatan angka penularan dan
sebanyak 16,4%.11
angka kematian penyakit parasit emerging.
Spesies Trypanosoma lainnya yang
Pe r u b a h a n i k l i m a ka n m e nye b a b ka n
sering menimbulkan penyakit pada manusia
kenaikan temperatur udara berkisar antara 1- .'12
adalah T. brucei, T. cruzi dan T. lewisi.
3.5 C. Kenaikan temperatur tersebut cukup
Trypanosoma lewisi disebabkan oleh tikus liar.
signi ikan untuk memacu perkembangbiakan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Allians di
vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, dan
Malaysia menunjukkan bahwa, tikus liar
kutu.4,5
dapat menjadi perantara tripanosomiasis
Agen penyakit yang dapat menular ke
pada manusia. Hal ini didukung oleh
manusia atau zoonosis terdiri dari virus
kepadatan populasi tikus liar dan manusia
sebanyak 80%, bakteri 50%, jamur 40%, 70%
yang terdapat di dalam satu wilayah dengan
parasit protozoa dan 95% cacing. Infeksi
tingkat kebersihan yang rendah.
parasit protozoa yang bersifat zoonosis cukup
Trypanosoma lewisi tidak menunjukkan
tinggi yaitu sebesar 70%. Salah satu contoh
gejala klinis yang spesi ik pada manusia.
infeksi protozoa yang dapat menjadi infeksi
6 Populasi tikus di Indonesia juga tinggi,
parasit emerging adalah tripanosomiasis. sehingga keadaan ini dapat menjadi potensi
Indonesia adalah negara urutan 13,14
timbulnya T. lewisi di Indonesia.
tertinggi berpenduduk terbanyak di Asia
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji
Tenggara yaitu diatas 250 juta penduduk,
7 Trypanosoma sebagai salah satu agen
diikuti oleh Filipina dan Vietnam. Emerging penyakit yang berpotensi menimbulkan
disease adalah wabah penyakit menular yang infeksi parasit emerging yang dapat menular
tidak diketahui sebelumnya atau penyakit ke manusia di Indonesia. Hal tersebut
menular baru yang insidennya meningkat didukung dengan dampak perubahan iklim di
signi ikan dalam dua dekade terakhir.³ Indonesia cukup terasa, yaitu peningkatan
Trypanosoma adalah parasit protozoa temperatur lingkungan akibat perubahan alih
ber- lagella yang termasuk dalam genus fungsi lahan hutan yang cukup besar-besaran
uniselular. Penyakit yang ditimbulkan oleh menjadi perkebunan kelapa sawit maupun
Trypanosoma disebut Trypanosomias. Infeksi perumahan penduduk. Perubahan iklim ini
Trypanosoma pada umumnya disebabkan akan menyebabkan perubahan pola makan
oleh T. evansi dan T. cruzi. Trypanosoma evansi pada lalat perantara penyakit tripanosoma
menyebabkan penyakit Surra, sedangkan dan perubahan sifat pada tripanosoma.
15,16

Trypanosoma cruzi menyebabkan penyakit Para pembaca setelah membaca tulisan


Chagas.8,9

22
Kajian Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

ini akan memiliki kesadaran untuk membuat Pencarian dimulai pada 2 s.d. 9 September
upaya pencegahan agar terhindar dari 2018, menemukan 64 literatur yang memuat
penyakit parasit emerging. Hal ini perlu tentang Trypanosoma, Trypanosoma pada
dilakukan mengingat gejala klinis yang m a n u s i a d a n ve k to r, Tr y p a n o s o m a d i
ditimbulkan tidak spesi ik namun vektor Indonesia, kondisi lingkungan, dan
penyakit tersebut memiliki populasi yang peternakan di Indonesia.
cukup tinggi di Indonesia. Apabila kesadaran
untuk mencegah terjadinya infeksi 20 artikel dieksklusi karena tidak
trypanosoma sudah tinggi maka akan sesuai dengan pertanyaan penelitian.
tercapai derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang optimal. Manfaat lain tulisan
ini agar melahirkan penelitian mengenai Didapatkan 44 artikel. Dari 44 artikel,
dampak perubahan iklim bagi kesehatan 12 artikel dieksklusi karena tahun
manusia, terutama disebabkan oleh penyakit penerbitan artikel di atas 10 tahun
terakhir.
parasit yang belum banyak dilakukan
penelitian.
BAHAN DAN METODE 32 artikel termasuk di dalam kriteria inklusi,
Penelusuran kepustakaan dilakukan kemudian dipakai sebagai rujukan penulisan
melalui internet dengan peramban Google, review ini.
PubMed dan Elsevier. Penelusuran
menggunakan kata kunci: Trypanosoma pada Gambar 1. Hasil penelusuran dan penentuan
artikel yang terpilih untuk kajian ini
manusia, Indonesia, dan siklus hidup.
Kepustakaan diambil dari unduhan jurnal
gratis dan web situs kesehatan internasional
seperti World Health Organization (WHO). HASIL
Artikel yang digunakan sebagai rujukan Terdapat 32 jenis artikel yang sesuai
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan kriteria inklusi. Jenis artikel yang
sebagaimana berikut ini: disitasi adalah artikel hasil penelitian
· Kriteria inklusi rujukan adalah semua laboratorium, artikel laporan kasus dan
artikel yang berasal dari: 1) artikel artikel penelitian surveilans. Terdapat 1 buku
penelitian, seperti penelitian tentang data jumlah hewan ternak dan
laboratorium, case report dan penelitian kesehatan.
surveilans yang menjawab pertanyaan
p e n e l i t i a n ya i t u a p a k a h p e nya k i t Etiologi Trypanosoma
trypanosomiasis berpotensi menimbulkan Terdapat 19 kasus pada manusia yang
infeksi parasit emerging yang menular ke disebabkan oleh berbagai spesies
manusia di Indonesia Trypanosoma, antara T. brucei, T. vivax, T.
· Kriteria eksklusi adalah artikel yang tidak congolense, T. evansi dan T. lewisi. Saat ini yang
berpeluang patogen ke manusia adalah T.
sesuai dengan pertanyaan penelitian dan
evansi dan T. lewisi.
diterbitkan di atas 10 tahun terakhir.
 Trypanosoma adalah parasit protozoa
yang memiliki lagella. Tr ypanosoma
Setelah melalui penelusuran melalui merupakan parasit darah yang hidup di sel
sistematika di atas, terpilih referensi yang darah merah. Infeksi Trypanosoma umumnya
diambil sebagai acuan penulisan ini yang disebabkan oleh spesies-spesies antara lain :
mencakup 32 artikel ilmiah yang berasal dari T. evansi, T. cruzi, T. brucei, T. lewisi, T. lewisi
hasil penelitian, seperti terlihat pada Gambar like. Bentuk parasit Trypanosoma dapat
1. dilihat pada gambar berikut ini :
Hasil review sejumlah 32 artikel Gambar 2 menunjukkan morfologi
tersebut dituangkan di dalam bab hasil dan bentuk T. evansi dan T. lewisi. Secara bentukan
diskusi sehingga pertanyaan penelitian akan mikroskopis, dapat dibedakan antara T. evansi
terjawab di sub bab kesimpulan. dengan T. lewisi berdasarkan dari ukuran
kinetoplas, ukuran tubuh, posisi inti sel dan

23
 Epidemiologi tripanosomiasis berawal
dari Afrika Barat, meluas ke Afrika Tengah,
Afrika Utara, hingga ke benua Asia yaitu
Srilanka, India dan Asia Tenggara yaitu di
Thailand dan Malaysia.
 Trypanosoma brucei adalah penyebab
Human African Tr ypanosomiasis yang
endemik di Afrika, termasuk di Ghana, Kongo,
Etiopia dan Mesir. Trypanosoma evansi
bersifat endemis di India, sedangkan T. lewisi
daerah endemisitas meluas dari India hingga
ke Asia Tenggara yaitu Thailand dan Malaysia.
Gambar 2. Morfologi T. evansi dan T. lewisi.1
Outbreak tripanosoma pada manusia
membran undulan.  O u t b r e a k t r i p a n o s o m i a s i s ya n g
Pada umumnya manusia memiliki disebabkan oleh T. cruzi atau penyakit Chagas
kekebalan alami terhadap infeksi terjadi di Kolombia pada kurun waktu tahun
Trypanosoma, sehingga infeksi Trypanosoma 1992-2009 sebanyak 11 outbreak dengan
tidak bersifat patogen pada manusia dan angka kematian sebesar 16%. Pada tahun
umumnya tidak menimbulkan gejala klinis. 2014 terdapat dua outbreak yang serupa.17
18
Infeksi Trypanosoma yang tidak patogen ke Outbreak Chagas juga terjadi di Chili.
manusia biasanya disebabkan oleh spesies, T.  Trypanosoma evansi sebagai penyebab
brucei, T. vivax, T. congolense, T. evansi dan T. penyakit Surra masih endemis di India hingga
lewisi16 terlihat pada Tabel 1. ke Asia Tenggara. Hal ini dihubungkan dengan
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian kepadatan populasi hewan ternak dan jarak
besar tripanosomiasis pada manusia antara pemukiman penduduk dengan lokasi
disebabkan oleh T. lewisi. Kematian pada peternakan sehingga memudahkan
penderita disebabkan oleh T. evansi dan T. penularan penyakit Surra dari hewan ternak
lewisi. y a n g d i s e b a r k a n m e l a l u i l a l a t . 1 9 , 2 0

1
Tabel 1. Kasus Tripanosomiasis pada manusia Tahun 1917-2010.
Tahun Tahun
No Lokasi Penyebab Hasil No Lokasi Penyebab Hasil
terjadi terjadi
Tidak
1 Ghana T. vivax 1917 11 Mesir T. evansi 2010 Sembuh
diketahui
Pasteur Tidak Sembuh
2 T. brucei 1930 12 Malaysia T. lewisi 1933
institute diketahui sendiri
Sembuh Parsda, Sembuh
3 Kongo T. brucei 1947 13 T. lewisi 1974
sendiri India sendiri
Parsda, Seembuh
4 Etiopia T. brucei 1987 Sembuh 14 T. lewisi 1974
India sendiri
Sembuh
5 Ghana T. brucei 2003 15 Gambia T. lewisi like 2003 Sembuh
sendiri
Cote Thailand (2
6 T. congolense 1998 Sembuh 16 T. lewisi like 2003 Sembuh
d’lvoire orang)

7 India T. evansi 1977 Sembuh 17 Thailand T. lewisi 2005 Sembuh

Sembuh Mumbai, Sembuh


8 Srilanka T. evansi 1999 18 T. lewisi 2006
sendiri India sendiri

9 Seoni, India T. evansi 2004 Sembuh 19 Pune, India T. lewisi 2007 Meninggal

Kolkata Bagpat,
10 T. evansi 2005 Meninggal 20 T. lewisi 2010 Sembuh
India India

24
Kajian Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

Trypanosoma lewisi memiliki outbreak yang Manusia yang terinfeksi T. lewisi


cukup tinggi mengingat hewan perantara terdapat di Malaysia, pertama kali terdeteksi
adalah tikus liar yang masih banyak terdapat pada tahun 1933. Pada bayi berusia 45 hari di
13
di lingkungan. Thailand tahun 2007. Kejadian terakhir pada
tahun 2011 pada bayi berusia 37 hari di
21,22
Kasus Penyakit India.
Artikel selanjutnya dipilah untuk Trypanosoma evansi pada awalnya
m e n c a r i l a p o ra n k a s u s ya n g p e r n a h tidak terdeteksi sebagai agen penyakit
dilaporkan terkait dengan trypanosomiasis zoonosis karena manusia memiliki faktor
baik Trypanosoma evansi, Trypanosoma cruzi tripanolitik yang terdapat pada serum darah
dan Trypanosoma lewisi yang berpotensi normal yang dapat melisiskan T. evansi
untuk terjadi di Indonesia dikaitkan dengan (Desquesnes et al. 2013). Namun, dengan
populasi induk semang yang tinggi di munculnya kasus Surra pada manusia di
Indonesia. beberapa negara mematahkan hipotesis
 Kasus trypanosomiasis telah tersebar tersebut dan diketahui telah terjadi resistensi
di dunia. Kasus Trypanosoma evansi terjadi di T. evansi terhadap faktor tripanolitik tersebut,
9
Filipina. Kasus pada seorang bayi berumur mampu menginfeksi manusia.19,20,25
45 hari di Thailand.21 Kasus T. lewisi serupa Selain memiliki perubahan sifat yaitu
pada bayi berumur 37 hari di India, tahun menjadi resisten terhadap faktor tripanolitik.
22
2010. Tr ypanosoma evansi memiliki daerah
geogra is yang cukup luas, menyebar dari
PEMBAHASAN Afrika hingga ke benua Asia Tenggara. Parasit
Tr i p a n o s o m i a s i s s e b a ga i p e nya k i t yang memiliki penyebaran daerah geogra is
zoonosis yang makin luas dan mengalami perubahan
S e i r i n g d e n g a n a d a nya d a m p a k inang spesi ik serta peka terhadap terjadinya
perubahan iklim menyebabkan perubahan resistensi obat akan menjadi faktor pemicu
tingkah laku vektor dan agen penyakit timbulnya zoonosis baru yang mengancam
trypanosoma. Infeksi Trypanosoma yang kesehatan manusia. Keadaan ini sudah
3,11,26
awalnya tidak patogen ke manusia menjadi diwakilkan oleh Trypanosoma sp.
patogen. Beberapa penelitian terkait
menemukan bahwa infeksi oleh T. evansi dan L i n g k u n g a n y a n g m e n d u k u n g
T. lewisi bersifat patogen ke manusia bahkan Tr i p a n o s o m i a s i s s e b a ga i p e nya k i t
15,20,21
dapat menyebabkan kematian. zoonosis emerging
Trypanosoma pada manusia endemis di Indonesia menduduki peringkat teratas
Afrika dan Amerika Selatan. Penyakit penduduk terbanyak dan masuk dalam
tripanosoma di Afrika dikenal dengan nama peringkat bawah penduduk yang masih
Human African Tr ypanosomiasis atau berada di bawah garis kemiskinan di Asia
penyakit tidur yang disebabkan oleh T. brucei Tenggara, bersama dengan Filipina. Sebanyak
gambiense yang bersifat kronis dan T. 43,3% penduduk Indonesia masih hidup di
rhodesiense yang bersifat akut. Penyakit bawah garis kemiskinan pada tahun 2011.7
tripanosoma di manusia di Amerika Selatan Keadaan ini menyebabkan Indonesia
dikenal dengan nama Chagas yang memiliki risiko tinggi untuk terjadinya
disebabkan oleh T. cruzi.17,19,23 penyakit parasit emerging karena adanya
Spesies Trypanosoma lainnya yang vektor dan reservoir penyakit.
bersifat zoonosis disebabkan oleh T. evansi Kemiskinan akan membuat kondisi
dan T. lewisi. Kejadian T. evansi terdapat di masyarakat jauh dari kesehatan.
India pada seorang peternak berumur 45 Perkampungan kumuh yang banyak terdapat
tahun pada tahun 2004.19,20 populasi tikus, sumber air bersih yang sedikit,
Kasus T. lewisi berbeda dengan spesies tumpukan sampah yang tinggi dan
Trypanosoma lainnya yang memiliki induk temperatur lingkungan yang meningkat akan
semang hewan ternak. Induk semang T. lewisi menjadi faktor risiko terjadinya infeksi
adalah tikus dan juga membutuhkan kutu parasit emerging dan bersifat zoonosis.5,18
tikus atau lalat sebagai vektor penyakit.13,24 Hewan ternak di Indonesia saat ini

25
belum bebas dari penyakit Surra. Mayoritas maka Indonesia memiliki potensi untuk
penduduk Indonesia memiliki mata terjadi kasus tripanosoma pada manusia.
pencarian sebagai peternak rakyat. Populasi Jumlah vektor penyakit seperti kutu, nyamuk
hewan ternak yaitu sapi, kerbau dan kuda di dan lalat, serta reservoir penyakit yaitu tikus
Indonesia mengalami peningkatan pada berkaitan dengan sanitasi lingkungan. Makin
tahun 2017 yang lalu. Sapi potong 16,4 juta tinggi tingkat kebersihan sanitasi lingkungan,
ekor (peningkatan 2,70%), sapi perah 0,5 juta maka populasi vektor dan reservoir akan
ekor (peningkatan 1,22%), kerbau 1,3 juta semakin rendah. Kemiskinan merupakan
ekor (penurunan 2,44%), dan kuda 0,4 juta faktor risiko terhadap kesehatan
31
ekor (penurunan 3,57%. Sistem masyarakat. Kemiskinan akan membuat
pemeliharaan ternak di Indonesia masih sanitasi lingkungan menjadi buruk sehingga
tradisional yaitu hewan dipelihara sepanjang masyarakat rentan terinfeksi olah penyakit
masa hingga berumur tua. Hal ini, yang memiliki vektor dan reservoir penyakit
menyebabkan Indonesia menjadi daerah seperti tripanosomiasis.
endemis yang stabil karena hewan ternak
sebagai host tetap berada di lingkungan Epidemiologi infeksi Tripanosoma pada
11,27
selama jangka waktu yang lama. manusia
Adanya jumlah populasi ternak dan Penyebaran tripanosomiasis pada
populasi penduduk yang tinggi didukung hewan sangat luas di negara berkembang,
dengan kondisi lingkungan yang rendah sehingga populasi manusia yang terancam
sanitasi dapat menyebabkan terjadinya menjadi sangat besar. Wilayah penyebaran
penyakit zoonosis, baik yang bersifat penyakit sangat luas karena mekanisme
emerging maupun non-emerging. Terkait data penularan penyakit lebih dari satu macam.
di Tabel 1, yaitu adanya kematian akibat Penyakit dapat menular melalui kontak
tripanosoma maka perlu adanya peningkatan langsung dengan hewan penderita melalui
kewaspadaan terhadap penyakit ini. Tingkat luka di kulit, per oral dan melalui gigitan
kewaspadaan yang masih rendah terhadap vektor yang memiliki jarak terbang sangat
infeksi tripanosoma dan akses yang susah ke tinggi sehingga dapat memperluas daerah
25
layanan kesehatan, menyebabkan jumlah penyebaran penyakit.
kasus infeksi tripanosoma tidak diketahui Hal tersebut sesuai dengan Tabel 1 di
dengan pasti.28,29 atas, yaitu infeksi tripanosoma menyebar dari
Hal tersebut terjadi di Indonesia. Data benua Afrika hingga ke benua Asia, terutama
ka s u s t r i p a n o s o m a p a d a m a n u s i a d i Asia Tenggara. Penyebaran tripanosoma
Indonesia hingga saat ini belum diketahui cepat menjadi luas karena adanya peranan
secara pasti. T. evansi ditemukan di Indonesia dari lalat dan tikus sebagai vektor penyakit.
pada serum peternak di pulau Sumba. Hasil Tabel 1 memperlihatkan wilayah
pemeriksaan metode CATT/T. evansi dan penyebaran T. evansi dari Afrika hingga ke
Field ELISA menunjukkan sebanyak 16,7% India. Wilayah penyebaran T. evansi lebih luas
11
positif T. evansi. Penyakit Surra yang dibandingkan dengan T. brucei yang hanya
menyerang kerbau di Indonesia diketahui terbatas di Afrika. Hal tersebut sesuai sifat
sejak tahun 1983 dan hingga kini hewan endemisitas T. brucei pada manusia yaitu
ternak di Indonesia belum bebas dari p e n y a k i t t i d u r ( A f r i c a n H u m a n
penyakit Surra.30 Trypanosomiasis).4 , ,2 8 Trypanosoma lewisi
Adanya kasus tripanosoma pada hewan memiliki wilayah penyebaran penyakit yang
ternak dapat dijadikan kewaspadaan agar cukup luas di Asia, mencakup India, Thailand
tidak menular ke manusia.⁷ Hal tersebut dapat hingga ke Malaysia.1
dilihat pada Tabel 1 bahwa infeksi
tripanosoma juga terjadi di Asia Tenggara, Spesies Trypanosoma yang dapat menular
yaitu di Thailand, Vietnam dan Malaysia, dan ke manusia
tidak menutup kemungkinan akan terjadi di 1. Trypanosoma evansi
negara Asia Tenggara lainnya. I n f e k s i T. e v a n s i p a d a m a n u s i a
Mengingat tripanosomiasis berpotensi dilaporkan pertama kali tahun 2004 di
sebagai penyakit zoonosis yang emerging, Chandrapur, Seoni, India pada seorang

26
Kajian Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

peternak. Gejala klinis yang terlihat adalah kuda dan sapi mencapai 30%. Hasil penelitian
demam serta berkeringat selama 15 hari, ditemukan bahwa wanita penderita Surra
disorientasi, agitasi, gelisah dan berperilaku berada di dalam satu lokasi dengan sapi dan
kasar. Kasus ini adalah kasus pertama kali di kuda yang positif terhadap Surra.20 Hal ini
manusia yang terjadi di India, meskipun India menunjukkan bahwa Surra termasuk di
termasuk enzootik infeksi Surra pada hewan dalam penyakit zoonosis, meskipun tiap-tiap
te r n a k . Pe n g o b a t a n d e n ga n S u ra m i n manusia memiliki kekebalan yang berbeda
memberikan hasil yang cukup memuaskan.
19
terhadap Surra.20
 Suramin adalah obat anti Trypanosoma Para peneliti di Indonesia dan Filipina
lini pertama yang direkomendasikan oleh menemukan bahwa isolat T. evansi yang
Wo r l d H e a l t h O r g a n i z a t i o n ( W H O ) . berasal dari Indonesia dan Filipina lebih
Mekanisme kerja Suramin adalah bersifat ganas dibandingkan dengan isolat T.
menghambat enzim CRL dengan evansi di Afrika. Isolat T. evansi yang berasal
mengganggu kemampuan enzim Cdc34 dari Filipina lebih ganas dibandingkan
untuk mengambil enzim konjugat E@ dengan isolat T. evansi yang berasal dari
ubiquitine dan enzim Cdc34 melalui interaksi Indonesia. Hasil penelitian ini menjelaskan
elektrostatik antara enzim E3′s dan enzim C mengapa kasus surra lebih menimbulkan
terminal dari E2.32 kematian pada hewan ternak di Filipina
25
 Pemberian Suramin melalui intra vena dibandingkan dengan negara lainnya.
(iv) selama 90 menit, dengan dosis 1 gram Indonesia memiliki peluang terjadinya
suramin pada hari ke 1, 8, 15, 22 dan 29. Untuk surra pada manusia karena hewan ternak di
menghindari terjadinya shock ana ilapsis Indonesia belum bebas dari infeksi surra.
pascapenyuntikan, perlu dilakukan tes Penyakit surra ditemukan pertama kali pada
sensiti itas dulu terhadap penderita. Tes tahun 1972 di seluruh wilayah Indonesia,
sensiti itas tersebut adalah penyuntikan 0.1 kecuali di Papua. Hewan ternak masih
gram suramin selama tiga menit. Pada saat berpeluang terjadinya infeksi surra karena
penyuntikan Suramin pada penderita, perlu tanah yang bersifat basah di Indonesia.
dilakukan monitoring cardio-pulmonary. Infeksi surra bersifat akut pada kuda, namun
Paska pemberian Suramin, penderita perlu kronis pada sapi.30
dib erika n p en g ob a t a n su p ort if ya it u
penyuntikan multivitamin.19,25 2. Trypanosoma lewisi
 Ketersediaan Suramin terbatas di Infeksi T. lewisi pertamakali ditemukan
beberapa negara. Kasus tripanosomiasis pada oleh Kent tahun 1880. Induk semang T. Lewisi
seorang wanita di Vietnam tidak diberikan bersifat spesi ik, yang berarti T.lewisi hanya
Suramin pascaterdeteksi infeksi T. evansi menginfeksi tikus, yaitu spesies Rattus rattus
karena tidak terdapat stok Suramin, sehingga dan Rattus norvegicus. Penelitian yang telah
penderita diberikan Amphotericin B. Namun, dilakukan oleh Archana Verma, 2011 yaitu
pascapemberian, tidak mendapatkan hasil menginfeksi mencit dengan T. lewisi. Indikator
kesembuhan. Setelah diberikan Suramin yang positif adalah tidak terjadi pertumbuhan pada
didapatkan dari WHO, penderita berangsur- mencit pascainfeksi. Hasil penelitian
angsur sembuh dan tidak ditemukan T.evansi menunjukkan bahwa pascainfeksi dengan T.
di dalam pemeriksaan darah perifer.
20
lewisi, kondisi mencit dalam keadaan sehat
Kasus surra lainnya yang terbaru, dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan
22
ditemukan di Mesir pada tahun 2011. Kasus tubuh.
Surra juga ditemukan di Asia Tenggara yaitu di Tabel 1 menunjukkan bahwa diantara
Vietnam, pada tahun 2015. Penderita Surra spesies Trypanosoma, yang paling banyak
adalah seorang wanita berumur 38 tahun menimbulkan infeksi pada manusia
yang memiliki gejala klinis demam lebih dari disebabkan oleh T. lewisi. Terdapat 10 kasus
18 hari, sakit kepala dan nyeri sendi. Kasus
20
tripanosoma pada manusia, diantaranya
Surra di manusia ini sejalan dengan kasus sebanyak enam kasus terdapat pada bayi.
Surra di kuda dan sapi. Penyakit surra pada Kasus T. lewisi pertama kali ditemukan pada
hewan ternak di Vietnam masih bersifat tahun 1933 pada seorang bayi berumur
endemis. Seroprevalensi penyakit surra di empat bulan. Gejala klinis yang nampak

27
adalah lemah selama tiga minggu, demam Tr ypanosoma berbeda dengan hasil
selama 11 hari dan anoreksia. pemeriksaan kutu X. cheopsis yang tidak
Gejala klinis serupa juga ditemukan ditemukan adanya Trypanosoma. Hal tersebut
pada penderita bayi yang berada di Gambia, menunjukkan bahwa kutu L. segnis memiliki
Thailand dan Bagpat, India. Gejala klinis yang peluang lebih tinggi untuk menyebarkan T.
nampak adalah demam, depresi, tidak nafsu l e w i s i d i b a n d i n g k a n d e n g a n k u t u X .
makan dan batuk. Peluang terjadinya infeksi T. cheopsis.13,14,24
lewisi di Indonesia sangat tinggi mengingat
banyak populasi tikus yang terdapat di 2.2 Cara Penularan
Indonesia, begitu juga dengan populasi kutu T. lewisi terdapat pada tikus sebagai
tikus (X. cheopis).14 induk semang dapat menularkan penyakit ke
manusia melalui perantara vektor yaitu kutu
2.1 Faktor Risiko Trypanosoma lewisi tikus yang menggigit darahnya. Kutu tikus
Tingginya populasi dan penyebaran yang banyak ditemukan di negara beriklim
tikus di berbagai negara terutama di daerah sedang adalah Nosopsyllus fasciatus,
pedesaan dan di padat penduduk serta kumuh sedangkan di negara tropis adalah Xenopsylla
membuat distribusi tripanosoma menjadi cheopis.14
semakin luas. Hal tersebut sesuai dengan hasil Kutu adalah parasit yang bersifat
penelitian yang dilakukan oleh Marc oportunis, sehingga dapat hidup di berbagai
desquenes, 2002 bahwa tikus yang induk semang mamalia. T. lewisi juga dapat
dikumpulkan selama lima bulan, sebanyak ditemukan pada kutu anjing Ctenocephalides
24,7% tikus terinfeksi oleh Trypanosoma, canis dan di kutu manusia yaitu Pulex irritans.
diantaranya sebanyak 51,2% terinfeksi oleh T. Kutu-kutu tersebut juga dapat menjadi
lewisi.33 Diantara sampel tikus tersebut, hanya reservoir T. lewisi. Hal ini yang membuat kutu
tikus (Rattus norvegicus) yang tidak terinfeksi tikus cepat menyebarkan T. lewisi ke berbagai
oleh Trypanosoma. Kemungkinan adanya induk semang, termasuk manusia.21
kekebalan tubuh yang berasal dari spesies Tikus terinfeksi T. lewisi melalui per
tersebut dan berat badan yang berada di atas oral, yaitu termakan kutu yang mengandung
200 gram. Hal tersebut ditemukan adanya Trypanosoma atau feses kutu tersebut. Infeksi
korelasi yang signi ikan antara kepadatan Trypnosoma pada umumnya tidak bersifat
parasit dengan berat badan tikus. Sampel patogen pada tikus. Hal ini berarti tikus yang
tikus yang memiliki jumlah parasit yang terinfeksi oleh Trypanosoma tidak
tertinggi berasal dari tikus betina jenis Rattus menunjukkan gejala sakit, sehingga
rattus yang merupakan tikus rumah. Sampel pertambahan berat badan tetap berjalan
tikus lainnya yang didapatkan dari lingkungan normal. Fase parasitemia di tikus berlangsung
(luar rumah) memiliki hasil pemeriksaan selama 30 hari, setelah itu tikus akan
negatif T. lewisi. terbentuk kekebalan terhadap infeksi ulang
33
Studi kasus dilakukan oleh Sarataphan, Trypanosoma.
2007, seorang bayi yang terinfeksi oleh T.
lewisi di Thailand ditularkan melalui 2.3 Vektor dan reservoir penyakit
perantara tikus yang tinggal di dalam rumah Temperatur tinggi yang timbul akibat
tersebut. Kondisi rumah dan lingkungan yang perubahan iklim berdampak langsung pada
kotor serta banyak populasi tikus merupakan vektor penyakit dan habitatnya. Temperatur
faktor risiko tertularnya T. lewisi pada tinggi menyebabkan tingginya jumlah telur
manusia. Rumah dan lingkungan yang kotor vektor yang menetas yaitu nyamuk, kutu,
merupakan faktor pendukung mudahnya tungau dan siput. Hal tersebut berdampak
penyebaran T. lewisi yang dilakukan oleh kutu terhadap peningkatan jumlah vektor,
tikus.21 termasuk kutu tikus.15
Kutu yang banyak ditemukan pada Pe n i n gka t a n j u m l a h ve k to r d a n
t i ku s a d a l a h Xe n o p s y l l a c h e o p i s d a n rodensia akan berdampak langsung terhadap
Leptopsylla segnis. Kutu yang ditemukan pada kesehatan masyarakat . Tikus sebagai
tikus R. rattus adalah spesies L. segnis. Hasil reservoir T. lewisi berada dekat dengan
pemeriksaan terhadap L. segnis terdapat manusia.

28
Menurut hasil penelitian Alias 2014, bercurah hujan tinggi yang dipenuhi dengan
dari 719 ekor tikus liar yang ditangkap di persawahan. Hasil penelitian ini
Kuala Lumpur, Kuantan, Georgetown dan menunjukkan bahwa tikus liar dapat menjadi
Malaka pada tahun 2006 dan 2011. Terdapat reservoir terhadap trypanosoma. Tikus yang
jenis Rattus rattus dan Rattus norvegicus yang terinfeksi oleh T. lewisi tidak menunjukkan
1,7
merupakan reservoir T. lewisi pada manusia. gejala klinis.
Prevalensi tikus yang ditemukan T. lewisi  Hasil penelitian tersebut berkorelasi
pada pemeriksaan darah sebesar 25%. dengan ditemukannya kasus infeksi T. lewisi
Faktor intrinsik yang teridenti ikasi pada pada seorang bayi berusaia 45 hari di
penelitian ini adalah umur dan jenis kelamin Thailand. Bayi mendapatkan infeksi T. lewisi
tikus. Infeksi T. lewisi banyak terjadi pada melalui gigitan kutu tikus yang ditemukan di
21
tikus jantan dan berumur muda. Infeksi lebih dalam tempat tinggalnya.
banyak terjadi pada musim kemarau  Hal tersebut sesuai dengan hasil
dibandingkan dengan musim penghujan.13 penelitian yang telah dilakukan oleh Truc
Tikus yeng terinfeksi oleh T. lewisi Philipe, dkk, bahwa tikus yang bepeluang
berada menyebar di seluruh penjuru dunia. menyebarkan penyakit ke manusia adalah
Populasi tikus tersebut diantaranya R. tikus yang hidup dekat dengan manusia. Tikus
norvegicus terdapat di Srilanka dan Brazil, yang tinggal di dalam rumah manusia, tikus
Rattus sp. di Thailand, Tikus hitam di Niger, yang berada di atap rumah dan tikus got
Afrika Barat, tikus liar di Polandia, tikus kecil memiliki peluang tinggi untuk menularkan T.
1
di hutan Kakamega, Kenya, utara Iran, dan di lewisi pada manusia.
13
Ibadan.
Tikus tertular T.lewisi akibat memakan Diagnosis
kutu X. cheopis yang terinfeksi oleh T. lewisi. X.  D i a g n o s i s s p e s i e s Tr y p a n o s o m a
cheopsis ditemukan di Indonesia sejak tahun umumnya menggunakan preparat ulas darah
1968 di Boyolali. X. cheopsis selain menjadi yang diwarnai dengan Giemsa. Hasil positif
vektor T. lewisi juga menjadi vektor penyakit dinyatakan jika ditemukan morfologi parasit
infeksius Pes, yang disebabkan oleh Yersenia pada pemeriksaan mikroskop. Uji antibodi
pestis.34 dapat menggunakan uji aglutinasi langsung,
Xenopsylla cheopsis pada tikus spesies ELISA.9
Rattus rattus di Sulawesi Utara. Penelitin Uji lanjutan untuk membedakan antar
serupa oleh Ibrahim, dkk tahun 2006. spesies Trypanosoma perlu pemeriksaan
Penelitian yang berlangsung antara tahun biomolekular seperti Polymerase Chain
2004-2005 menemukan adanya X. cheopis di Reaction (PCR). Uji PCR sangat sensitif
empat spesies tikus, yaitu R. exulans, R. sehingga sering ditemukan hasil false positif.
norvegicus, R. tanezumi dan M. musculus di Untuk mensiasati hal tersebut, diagnosis juga
Jawa Barat. Hingga tahun 2008, masih dapat dilakukan dengan uji ampli ikasi sinyal
ditemukan X. cheopsis di empat pulau di asam nukleus yang spesi ik terhadap masing-
17
Indonesia, yaitu di Jawa Barat, Sumatera masing spesies Trypanosoma.
Barat, Sulawesi Utara dan Kalimantan
14
Timur. Upaya pencegahan
 Berdasarkan hal tersebut, Indonesia Pada umumnya manusia memliki
memiliki peluang terjadinya infeksi T. lewisi di kekebalan terhadap infeksi Trypanosoma,
manusia, mengingat tikus labaoratorium (R. namun ada beberapa individu yang memiliki
norvegicus) juga ditemukan T. lewisi di dalam tingkat keparahan tinggi jika terinfeksi oleh
darahnya. Penelitian oleh Sarapathan di Trypanosoma. Mengingat gejala klinis yang
Thailand tentang investigasi adanya ditimbulkan tidak khas dan penyakit
Trypanosoma sp. pada tikus di tujuh lokasi disebarkan oleh vektor serta reservoir, maka
terdapat di Thailand, Laos dan Vietnam. sebagai tindakan pencegahan terhadap
Penelitian tersebut menunjukkan hasil penyakit ini perlu adanya alat diagnostik
31
bahwa prevalensi T. lewisi tinggi pada tikus cepat.
yang hidup di dekat manusia dan tikus yang Alat diagnostik cepat dapat berupa
hidup di daerah dataran tinggi serta strip untuk diteteskan reagen dan darah

29
Kajian Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

26,27
penderita. Hal ini merupakan tantangan on transmission, epidemiology and control,
penelitian pada penyakit tripanosoma, impact, and zoonotic aspects. Biomed Res Int.
karena alat tersebut belum tersedia di 2013;2013.
Indonesia. Upaya pencegahan lainnya yang 5. International Livestock Research Institute.
Mapping of poverty and likely zoonoses
dapat dilakukan adalah mengupayakan
h o t s p o t s . Z o o n o s e s Re p 4 [ I n te r n e t ] .
sanitasi lingkungan yang tinggi dan segera 2 0 1 2 ; 1 1 1 9 . A v a i l a b l e
berobat ke fasilits layanan kesehatan terdekat f r o m : h t t p : / / w w w. i l r i . o r g / i l r i n e w s /
jika menderita selama satu minggu. index.php/archives/9172
6. Conlan J V., Sripa B, Attwood S, Newton PN. A
KESIMPULAN review of parasitic zoonoses in a changing
Trypanosoma sebagai salah satu agen Southeast Asia. Vet Parasitol [Internet].
penyakit berpotensi menimbulkan infeksi 2 0 1 1 ; 1 8 2 ( 1 ) : 2 2 4 0 . Ava i l a b l e f ro m :
parasit emerging yang menular ke manusia di http://dx.doi.org/10.1016/j.vetpar.2011.07.0
Indonesia, karena Indonesia memiliki kondisi 13
7. Hotez PJ, Bottazzi ME, Strych U, Chang LY, Lim
lingkungan yang nyaman bagi perkembangan
YAL, Goodenow MM, et al. Neglected Tropical
lalat dan tikus sebagai vektor penyakit Diseases among the Association of Southeast
tripanosoma serta didukung oleh populasi Asian Nations (ASEAN): Overview and Update.
penduduk yang tinggi. PLoS Negl Trop Dis. 2015;9(4):115.
8. Estrada-Franco JG, Bhatia V, Diaz-Albiter H,
SARAN Ochoa-Garcia L, Barbabosa A, Vazquez-
Perlu adanya penelitian surveilans Chagoyan JC, et al. Human Trypanosoma cruzi
mengenai tripanosoma di Indonesia infection and seropositivity in dogs, Mexico.
mengingat potensi zoonosis yang dapat Emerg Infect Dis. 2006;12(4):62430.
terjadi dalam konsep one health, yaitu 9. Shegokar VR, Powar RM, Joshi PP, Bhargava A,
Dani VS, Katti R, et al. Short report: Human
dilakukan surveilans bersama diantara
trypanosomiasis caused by Trypanosoma
kesehatan manusia, kesehatan hewan dan evansi in a village in India: Preliminary
lingkungan sebagai tempat tinggal induk serologic survey of the local population. Am J
semang. Trop Med Hyg. 2006;75(5):86970.
10. Friesian S, Dan H, Peranakan SAM. Studi
UCAPAN TERIMA KASIH patogenesis trypanosoma evansi pada kerbau,
Ucapan terima kasih kepada Kepala sapi friesian holstein dan sam peranakan
Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar ongole. 1995;418.
Kesehatan yang telah mendukung sehingga 11. Wardhana AH. Surra  : Trypanosomiasis pada
penulisan kajian ini berjalan dengan lancar Ternak yang Berpotensi sebagai Penyakit
Zoonosis ( Surra  : Trypanosomiasis in
dan tanpa hambatan.
Livestock is Potential as Zoonotic Disease ).
2018;28(3):13951.
DAFTAR PUSTAKA 12. Endah NH. Perilaku Pembelian Kosmetik
1. Truc P, Bü scher P, Cuny G, Gonzatti MI, Jannin J, Berlabel Halal Oleh Konsumen Indonesia
Joshi P, et al. Atypical Human Infections by Consumers S Purchasing Behavior Toward
Animal Trypanosomes. PLoS Negl Trop Dis. H a l a l L a b e l e d . J E ko n d a n Pe m b a n g .
2013;7(9). 2014;22:1125.
2. Sarataphan N, Vongpakorn M, Nuansrichay B, 13. Alias SN, Sahimin N, Edah MA, Mohd-Zain SN.
Autarkool N, Keowkarnkah T, Rodtian P, et al. Epidemiology of blood parasitic infections in
NIH Public Access. 2011;56(Pt 8):111821. the urban rat population in peninsular
3. Trinh P, Zaneveld JR, Safranek S, Rabinowitz Malaysia. Trop Biomed. 2014;31(2):23040.
PM. One Health Relationships Between 14. J i a n g J , S o e a t m a d j i D W, H e n r y K M ,
Human, Animal, and Environmental Ratiwayanto S, Bangs MJ, Richards AL.
Microbiomes: A Mini-Review. Front Public Rickettsia felis in Xenopsylla cheopis, Java,
Heal [Internet]. 2018;6(August):19. Available Indonesia. Emerg Infect Dis.
f r o m : h t t p s : / / w w w. f r o n t i e r s i n . o r g / 2006;12(8):12813.
article/10.3389/fpubh.2018.00235/full 15. Githeko AK, Lindsay SW, Confalonieri UE, Patz
4. Desquesnes M, Dargantes A, Lai DH, Lun ZR, JA. Climate change and vector-borne diseases:
Holzmuller P, Jittapalapong S. Trypanosoma A regional analysis. Bull World Health Organ.
evansi and surra: A review and perspectives 2000;78(9):113647.

30
Kajian Potensi Trypanosomiasis sebagai.......... (Risqa Novita)

16. Parham P, Medone P, Ceccarelli S, Parham PE, A, Lun Z, Jittaplapong S. Trypanosoma evansi
Rabinovich JE. The impact of climate change and Surra: A Review and Perspectives on
on the geographical distribution of two Origin, History, Distribution, Taxonomy,
vectors of Chagas disease : implications for the M o r p h o l o g y, H o s t s , a n d P a t h o g e n i c
force of infection The impact of climate change Effects\nMarc Desquesnes,1,2 Philippe
on the geographical distribution of two Holzmuller,1 De-Hua Lai,3 Alan Dargantes,4
vectors of Chagas disease : implications for the Zhao-Rong Lun,3 and Sathaporn Jittaplapo.
. 2015;(July). Biomed Res Int. 2013;2013:122.
17. Herná ndez C, Vera MJ, Cucunubá Z, Fló rez C, 26. Gebreyes WA, Dupouy-camet J, Newport MJ,
Dueñ as LZ, Tovar R, et al. High-Resolution Oliveira CJB, Schlesinger LS, Saif YM, et al. The
Molecular Typing of Trypanosoma cruzi in 2 Global One Health Paradigm  : Challenges and
Large Outbreaks of Acute Chagas Disease in. Opportunities for Tackling Infectious Diseases
2016;214:12525. at the Human , Animal , and Environment
18. Tapia-Garay V, Figueroa DP, Maldonado A, I n te r fa c e i n L o w- Re s o u rc e S e t t i n g s .
Frıás-Laserre D, Gonzalez CR, Parra A, et al. 2014;8(11).
Assessing the risk zones of chagas disease in 27. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan
chile, in a world marked by global climatic 2018/ Livestock and Animal Health Statistics
change. Mem Inst Oswaldo Cruz. 2018. 2018.
2018;113(1):249. 28. Powar R, Shegokar V, Joshi P, Dani V,
19. Joshi PP, Shegokar VR, Powar RM, Herder S, Tankhiwale N, Truc P, et al. A rare case of
Katti R, Harsha R S, et al. Human human trypanosomiasis caused by
trypanosomiasis causes by trypanosoma Trypanosoma Evansi. Indian J Med Microbiol
evansi in India: the irst case report. Am J Trop [Internet]. 2006;24(1):72. Available from:
Med Hyg. 2005;73(3):4915. http://www.ijmm.org/text.asp?2006/24/1/7
20. Van Vinh Chau N, Buu Chau L, Desquesnes M, 2/19904
Herder S, Phu Huong Lan N, Campbell JI, et al. A 29. Torgerson PR, Devleesschauwer B, Praet N,
Clinical and Epidemiological Investigation of Speybroeck N, Willingham AL, Kasuga F, et al.
the First Reported Human Infection With the World Health Organization Estimates of the
Zoonotic Parasite Trypanosoma evansi in Global and Regional Disease Burden of 11
Southeast Asia. Clin Infect Dis. Foodborne Parasitic Diseases, 2010: A Data
2016;62(8):10028. Synthesis. PLoS Med. 2015;12(12):122.
21. Sarataphan N, Vongpakorn M, Nuansrichay B, 30. Centre TA, Parliament A, Proceedings A, This S,
Autarkool N, Keowkarnkah T, Rodtian P, et al. C e n t re A . D ra u gh t A n i m a l Powe r Fo r
Diagnosis of a Trypanosoma lewisi-like Production Proceedings of an international
(Herpetosoma) infection in a sick infant from workshop held at. 1985;(10):106.
Thailand. J Med Microbiol. 31. Osorio L, Garcia JA, Parra LG, Garcia V, Torres L,
2007;56(8):111821. Degroote S, et al. A scoping review on the ield
22. Verma A, Manchanda S, Kumar N, Sharma A, validation and implementation of rapid
Goel M, Banerjee PS, et al. Case report: diagnostic tests for vector-borne and other
Trypanosoma lewisi or T. lewisi-like infection infectious diseases of poverty in urban areas.
in a 37-day-old Indian infant. Am J Trop Med Infect Dis Poverty [Internet]. 2018;7(1):87.
Hyg. 2011;85(2):2214. A v a i l a b l e f r o m :
23. C o u r a J R , V i ñ a s PA , J u n q u e i r a A C V. https://idpjournal.biomedcentral.com/articl
Ecoepidemiology, Short history and control of es/10.1186/s40249-018-0474-8
chagas disease in the endemic countries and 32. Wu K, Chong RA, Yu Q, Bai J, Spratt DE, Ching K,
the new challenge for non-endemic countries. et al. Suramin inhibits cullin-RING E3
Mem Inst Oswaldo Cruz. 2014;109(7):85662. ubiquitin ligases. 2016;(10).
24. Siti Sha iyyah CO, Jamaiah I, Rohela M, Lau YL, 33. Va i d i a n A K , We i s s L M , Ta n o w i t z H B .
Siti Aminah F. Prevalence of intestinal and Kinetoplastid Biology and Disease.
blood parasites among wild rats in Kuala Kinetoplastid Biol Dis. 2004;3:16.
L u m p u r, M a l a y s i a . T r o p B i o m e d . 34. Williams JE, Hudson BW, Turner RW, Saroso JS,
2012;29(4):54450. Cavanaugh DC. Plague in Central Java,
25. Desquesnes M, Holzmuller P, Lai D, Dargantes I n d o n e s i a . B u l l Wo r l d H e a l t h O r g a n .
1980;58(3):45968.

31
32

You might also like