You are on page 1of 11

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 2, No. 1, Mei 2011


Hal: 39–49

PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN DITINJAU DARI


PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DI PPN PALABUHANRATU
Fish Processing Industry Development Viewed From Catch Production in
Territorial Fishing Port of Palabuhanratu
Oleh:
Ernani Lubis1* dan Sumiati2

1 Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, FPIK, IPB


2 Alumni Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, FPIK, IPB
* Korespondensi: ernani_ipb@yahoo.com

Diterima: 4 Mei 2010; Disetujui: 20 April 2011

ABSTRACT
In fact, fish processing industry is very importance to support development a fishing port. It
is the same with the case of territorial fishing port (PPN) of Palabuhanratu. So that a research to
determine the condition of fish catch production that was able to support the development of fish
processing industry, need to be done. A case study on the underdeveloped of fish processing
industry in PPN Palabuhanratu was done. Data analysis using descriptive numerical projection of
the catch by estimating the need for the development of fish processing industry. Processing type
that exist in PPN Palabuhanratu and nowadays are the processing on fish freezing, fish boiling, fish
salting, crisp chips, meatball fish and abon fish. Based on the result of projection, the best fish
production prospective as raw material for fish processing industry are skipjack tunas, eastern little
tuna, tunas, hairtails, shark, ponyfish, ray, Indo-Pacific marlin, scads and wolf herring. A preceding
ten year period of 2008-2017, the production of skipjack tunas, eastern little tuna, tunas, ponyfish,
Indo-Pacific marlin, scads and wolf herring tend to increase, while the others will decrease. The
development of other types of processing industries can be done for freezing, canning, fillet, loin,
surimi and nuggets fish.
Key words: fish catch production, fish processing industry, PPN Palabuhanratu

ABSTRAK
Industri pengolahan ikan sangat penting keberadaannya untuk menunjang pengembangan
suatu pelabuhan perikanan. Demikian halnya yang terjadi di Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Palabuhanratu sehingga penelitian untuk mengetahui produksi hasil tangkapan yang dapat
menunjang pengembangan industri pengolahan, perlu dilakukan. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus terhadap belum berkembangnya industri pengolahan ikan di PPN
Palabuhanratu. Analisis data menggunakan deskriptif numerik untuk proyeksi hasil tangkapan
dengan mengestimasi kebutuhan terhadap pengembangan industri pengolahan ikan. Jenis
pengolahan yang ada di PPN Palabuhanratu dan sekitarnya pada saat ini adalah pembekuan,
pemindangan, pengasinan, kerupuk, abon dan bakso ikan. Berdasarkan hasil proyeksi, jenis ikan
yang produksinya memiliki kontinuitas terbaik dan berpeluang menjadi bahan baku industri
pengolahan adalah ikan cakalang, tongkol, tuna, layur, cucut, peperek, pari, jangilus, layaran dan
pedang-pedang. Periode sepuluh tahun ke depan (2008-2017), jenis ikan cakalang, tongkol, tuna,
peperek, jangilus, layaran dan pedang-pedang jumlahnya cenderung meningkat, sedangkan yang
lainnya menurun. Pengembangan jenis industri olahan lainnya dapat berupa pengalengan, fillet,
loin, surimi dan nugget ikan.
Kata kunci: Produksi hasil tangkapan, industri pengolahan ikan, PPN Palabuhanratu
40 Marine Fisheries 2 (1): 39-49, Mei 2011

PENDAHULUAN hun. Produksi perikanan tahun 2005 mengalami


peningkatan sebesar 94,76% dibandingkan ta-
Latar Belakang hun 2004 atau terjadi peningkatan produksi se-
Produksi hasil tangkapan yang didarat- besar 6.068,92 ton. Peningkatan volume pro-
kan di pelabuhan perikanan (PP) sering berlim- duksi perikanan ini diikuti juga oleh kenaikan
pah pada musim puncak ikan sehingga sering nilainya sebesar 109,67% atau Rp 34.619.207.
merugikan nelayan karena turunnya nilai jual. 469,00 (PPN Palabuhanratu 2008).
Beberapa kasus terjadi nelayan sampai mem- Penelitian-penelitian terdahulu yang telah
buang hasil tangkapannya ke laut ketika musim dilakukan di PPN Palabuhanratu antara lain
puncak karena kurangnya fasilitas di pelabuhan mengkaji kebijakan pemerintah dalam pemba-
perikanan yang dapat menampung kelebihan ngunan pelabuhan, sistem informasi manaje-
ikan baik itu cold storage maupun usaha indus- men, analisis hasil tangkapan dan pengendali-
tri pengolahan ikan. Pelabuhan perikanan khu- an mutunya.
susnya tipe samudera dan nusantara hendak-
nya dapat merangsang timbulnya industri per-
METODOLOGI
ikanan (Permen Kelautan dan Perikanan No-
mor Per.16/Men/2006 tentang Pelabuhan Peri- Penelitian dilakukan selama bulan Mei-
kanan yang diacu oleh DKP 2008) sehingga Juni 2006 di Pelabuhan Perikanan Nusantara
perlu menyediakan bahan bakunya. Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat dimana
ditemukan kasus belum berkembangnya indus-
Perusahaan industri pengolahan ikan
tri pengolahan ikan.
yang berlokasi di suatu PP atau sekitarnya
umumnya menggunakan sebagian atau keselu- Data primer dikumpulkan melalui wawan-
ruhan bahan bakunya dari PP tersebut. Keter- cara dan pengisian kuisioner kepada pihak pe-
sediaan bahan baku secara kontinyu diperlukan ngelola PPN Palabuhanratu, Koperasi Unit De-
agar pengusaha mendapatkan kepastian dalam sa (KUD) sebagai pengelola Tempat Pelelang-
usahanya. Bahan baku yang ada di Palabuhan- an Ikan (TPI), pihak industri pengolahan ikan,
ratu masih belum mencukupi yang diindikasikan nelayan dan pedagang ikan. Jumlah responden
dengan masih didatangkannya sebagian bahan ditentukan secara purposive yang dapat mewa-
baku dari daerah lain khususnya dari Jakarta. kili tujuan penelitian. Data sekunder diambil dari
Dalam rangka pengembangan industri olahan PPN Palabuhanratu, Dinas Perikanan Propinsi
di Palabuhanratu baik volume maupun jenis Jawa Barat dan Dinas Perikanan Kabupaten
olahannya maka perlu kiranya dilakukan pro- Sukabumi.
yeksi ke depan terhadap produksi hasil tang-
Analisis data dilakukan secara deskriptif-
kapan yang didaratkan.
numerik melalui penyajian grafik setelah dilaku-
Pantai Selatan Jawa Barat, merupakan kan identifikasi industri pengolahan ikan, pro-
salah satu daerah potensi perikanan yang per- duksi hasil tangkapan dan proyeksinya. Analisis
airannya merupakan daerah penangkapan uta- pertumbuhan produksi hasil tangkapan PPN
ma bagi nelayan karena berhubungan langsung Palabuhanratu selama 10 tahun terakhir (1996-
dengan Samudera Hindia. Salah satu PP seba- 2005) dilakukan untuk mengetahui kemungkin-
gai tempat pendaratan hasil tangkapan adalah an ketersediaan bahan baku industri, baik jenis
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabu- maupun volumenya. Selanjutnya dilakukan pro-
hanratu yang dibangun dengan berbagai fasili- yeksi produksi hasil tangkapan yang didaratkan
tas dan didukung oleh akses pemasaran yang di pelabuhan tersebut selama 10 tahun ke
dekat dengan Jakarta dan Bandung. Namun depan melalui metode peramalan model de-
sampai saat ini belum ada industri pengolahan komposisi multiaplikatif, untuk analisis pengem-
di dalam melainkan berada di luar lokasi PP de- bangan industri olahan. Analisis terhadap asal
ngan skala rumah tangga, diperkirakan karena bahan baku dilakukan secara deskriptif apakah
masih terbatasnya produksi yang ada. ikan-ikan yang dapat digunakan sebagai bahan
baku olahan cukup tersedia dari PPN Palabu-
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hanratu saja dan apakah jenis-jenis ikan domi-
kondisi produksi hasil tangkapan yang didarat-
nan selalu ada sepanjang tahun dalam jumlah
kan dan proyeksinya ke depan dalam rencana
yang cukup sesuai dengan kebutuhan dan pe-
pengembangan industri pengolahan ikan di
ngembangan industri olahan.
PPN Palabuhanratu. Statistik perikanan PPN
Palabuhanratu tahun 2005 menunjukkan dalam Data hasil tangkapan selama 10 tahun
tiga belas tahun operasional (1993-2005) atau terakhir dijadikan salah satu pendekatan jangka
sejak diresmikannya PPN Palabuhanratu pada menengah dengan memperhitungkan pengaruh
tanggal 18 Februari 1993, perkembangan pro- faktor musim, trend dan siklus. Faktor musiman
duksi perikanan pada periode 1996-2005 me- terkait dengan fluktuasi periodik yang relatif
ngalami peningkatan rata-rata 23,70% per ta- konstan dalam jangka waktu tertentu atau ber-
Lubis dan Sumiati – Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di PPN Palabuhanratu 41

ulang pada interval waktu yang tetap sepanjang HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun. Trend menunjukkan perilaku data dalam
jangka panjang yang meningkat, menurun atau Kondisi produksi hasil tangkapan didarat-
tidak berubah sama sekali. Siklus menggam- kan di PPN Palabuhanratu.
barkan naik-turunnya ekonomi atau industri ter- Produksi hasil tangkapan pada periode
tentu. Berbeda halnya dengan musiman, siklik 1996-2005 mengalami peningkatan rata-rata
bersifat tidak tetap, bervariasi dari satu ke si- 23,70% per tahun. Hal ini dapat diartikan bah-
klus lain. Model persamaannya : wa potensi sumber daya ikan tersedia di per-
.....................................(1) airan Selatan Jawa masih cukup besar.

dimana: Berdasarkan data statistik PPN Palabu-


hanratu tahun 2005 terdapat 56 jenis ikan yang
Yt = Nilai deret waktu (data aktual) pada perio- didaratkan di PPN Palabuhanratu. Jenis ikan
de t dominan yang didaratkan di PPN Palabuhan-
lt = Indeks musiman pada periode t ratu adalah tuna (Thunnus sp.), cakalang (Kat-
Tt = Komponen trend pada periode t suwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), ba-
Ct = Komponen siklik pada periode t ronang (Siganus spp.), cucut (Carcharhinus
Et = Komponen galat pada periode t sp.), tembang (Sardinella sp.), layang (Decap-
Langkah-langkah penyelesaian dengan model therus russeli), layur (Trichiurus sp.), peperek
dekomposisi multiplikatif : (Leignathus sp.) dan pedang-pedang (Xiphias
gladius). Hal ini sesuai dengan ketersediaan
(1) Dari data aktual Yt, tentukan rata-rata sumber daya ikan yang ada di Teluk Palabuh-
bergerak (moving average) 12 bulan. Tujuan anratu dan alat tangkap yang digunakan. Unit
dari tahap ini adalah untuk memperoleh penangkapan yang terdapat di PPN Palabuh-
dugaan dari trend (Tt) dan siklik (Ct). anratu adalah pancing, gillnet, bagan, payang,
rawai, purse seine, trammel net, rampus dan
..............................................(2)
tuna longline. Ikan tuna dan cakalang merupa-
(2) Untuk memperoleh pengaruh musiman (lt), kan jenis hasil tangkapan terbesar di PPN
membagi persamaan (1) dan persamaan (2) Palabuhanratu, masing-masing mencapai
28,97% dan 28,19%. Tingginya volume pro-
…………………………..(3)
duksi tersebut terkait dengan dominasi payang
(3) Identifikasi pengaruh trend (Tt) yang sesuai dan tuna longline yang beroperasi.
dengan perilaku data dengan metode
Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN
kuadrat terkecil seperti halnya pada model
Palabuhanratu bersumber langsung dari laut
regresi. Model penduga trend :
dan dari daerah lain melalui jalur darat. Hasil
………………………………….(4) tangkapan yang didaratkan langsung dari laut
antara lain cakalang, tongkol, tuna, baronang,
dimana: cucut, tembang, layang, layur, peperek dan
Tt = Kecendrungan (trend) pada periode t pedang-pedang. Produksi hasil tangkapan dari
t =Indeks waktu laut pada tahun 2005 jumlahnya hanya
a, b = Nilai penduga parameter model 12.473,01 ton, sedangkan yang melalui jalur
darat jumlahnya sangat besar, yaitu mencapai
Dengan menggunakan metode kuadrat ter- 5.872,57 ton atau 47,08%. Produksi PPN Pala-
kecil, nilai-nilai a dan b dapat ditentukan: buhanratu yang didistribusikan dalam bentuk
…..(5) segar adalah 3.397,44 ton dan yang didistribu-
sikan sebagai bahan baku olahan di Palabu-
.………………….(6) hanratu 3.203,09 ton. Volume bahan baku olah-
(4) Komponen siklik (Ct) diperoleh melalui pem- an tersebut digunakan untuk pengasinan
bagian persamaan (2) dengan Tt 1.452,59 ton, pemindangan 1.747,19 ton dan
produk ikan olahan lainnya 3,32 ton.
............................................(3)
Ikan yang masuk melalui jalur darat ke
(5) Untuk keperluan peramalan, digunakan PPN Palabuhanratu berasal dari beberapa tem-
ketiga komponen (lt, Tt, Ct) pat terutama daerah Jakarta sebanyak
.......................................(4) 4.538.727 kg (77,29%). Tempat-tempat lain
yang berada di Teluk Palabuhanratu juga cukup
(6) Rasio antara data aktual (Yt) dengan nilai banyak mensuplai ikan ke PPN Palabuhanratu
yang diduga (Ŷt) merupakan pengaruh galat antara lain Ujung Genteng dan Cisolok. Hal ini
(Et) terkait akses yang relatif mudah sehingga biaya
yang dikeluarkan untuk mendatangkan ikan re-
……..........................................(5)
latif kecil selain juga mutu ikan rata-rata masih
42 Marine Fisheries 2 (1): 39-49, Mei 2011

segar karena waktu distribusinya relatif tidak yang memiliki kontinuitas terbaik untuk dijadi-
terlalu lama. kan bahan baku olahan adalah cakalang, tuna,
tongkol, peperek, layur, pedang-pedang, cucut,
Ikan yang didatangkan dari luar Palabu-
layaran, jangilus dan pari. Kontinuitas tersebut
hanratu diantaranya cakalang, eteman, cucut,
terlihat dari jenis-jenis ikan yang didaratkan se-
pari, layaran dan layur. Menurut Mahyuddin
tiap bulannya terutama pada tahun 2005. Ikan
(2007), terdapat suplai ikan seperti peperek,
tuna memiliki rata-rata produksi per bulan ter-
tembang dan tongkol dari daerah-daerah Pan-
besar pada tahun 2005 yaitu mencapai 159,36
tura Jawa. Hal ini dilakukan karena terkait har-
ton, sedangkan yang rata-rata produksinya te-
ga dan mutu ikan yang lebih baik ditambah su-
rendah (1,62 ton) adalah ikan pari.
plai yang ditawarkan dalam jumlah besar se-
hingga biaya transportasi per kilogramnya rela- Jenis-jenis ikan dominan yang diproyek-
tif kecil. Ikan yang didatangkan melalui jalur da- sikan dan berpeluang menjadi bahan baku in-
rat tersebut rata-rata digunakan sebagai bahan dustri pengolahan meliputi ikan tongkol, caka-
baku industri pengolahan pemindangan di Pala- lang, tuna, layur, cucut, peperek, pari, jangilus,
buhanratu. Harga ikan-ikan tersebut termasuk layaran dan pedang-pedang. Jenis-jenis ikan
relatif lebih murah dikarenakan mutu ikannya tersebut rata-rata termasuk jenis ikan ekonomis
rendah, khususnya yang berasal dari Jakarta tinggi serta merupakan bahan baku utama in-
merupakan ikan-ikan yang sudah lama berada dustri pengolahan modern seperti pembekuan
di cold storage. Kondisi mutu tersebut tidak dan pengalengan, terutama cakalang dan tuna.
menjadi permasalahan bagi para pengolah pe-
Gambar 1, 2, 3, 6, 8, 9, dan 10 masing-
mindangan yang biasanya kurang memperhati-
masing menunjukkan hasil proyeksi produksi
kan mutu ikan dan modal yang masih lemah.
jenis ikan cakalang, tongkol, tuna, peperek, ja-
Padahal menurut Yunindari et al. (2006) bahwa
ngilus, layaran dan pedang-pedang mengalami
suatu perusahaan harus sangat memperhatikan
peningkatan sedangkan jenis ikan layur, cucut
mutu produk yang dihasikan agar sesuai de-
dan pari mengalami penurunan setiap tahun-
ngan standar mutu yaitu Hazard analysis and
nya. Meningkatnya volume ikan tersebut akibat
Critical Control Point (HACCP) khususnya un-
adanya peningkatan unit penangkapan yang di-
tuk produk ekspor.
gunakan. Gambar 1-10 menunjukkan grafik
perkembangan proyeksi produksi 10 jenis ikan
Proyeksi produksi hasil tangkapan seba- dominan berdasarkan data tahun 1996-2005.
gai kebutuhan bahan baku
Ikan cakalang merupakan jenis ikan pela-
Salah satu hal yang penting dalam indus- gis yang ditangkap oleh alat tangkap gillnet,
tri pengolahan ikan adalah penyediaan bahan pancing tonda dan payang. Produksi ikan caka-
baku ikan. Ketersediaan bahan baku akan me- lang di PPN Palabuhanratu rata-rata mencapai
nentukan kelangsungan usaha bagi industri pe- 1.008,12 ton per tahun. Pada tahun 2005 alat
ngolahan ikan, terutama industri yang berada di tangkap yang dominan menangkap cakalang
kawasan PPN Palabuhanratu. adalah payang yang mencapai 90,20% dari to-
Saat ini di PPN Palabuhanratu hanya ter- tal 1.860,68 ton ikan cakalang didaratkan di
dapat satu unit industri pengolahan yaitu PT. PPN Palabuhanratu. Pemasarannya meliputi
AGB Palabuhanratu yang bergerak pada pem- Palabuhanratu, Sukabumi, Cianjur, Bogor dan
bekuan khusus ikan layur. Pada awal pendirian, Jakarta. Produksi pada tahun 2008 mencapai
perusahaan ini diorientasikan untuk pembekuan 1.137,8 ton dan proyeksi sampai tahun 2017
berbagai hasil tangkapan yang ada di PPN Pa- adalah 3.928,8 ton.
labuhanratu, tetapi karena terdapat kesulitan Ikan tongkol merupakan jenis ikan pela-
dalam menstandarkan produk berkualitas eks- gis yang biasanya bergerombol. Ikan tongkol di
por serta kendala musim ikan yang tidak me- PPN Palabuhanratu ditangkap oleh alat tang-
nentu, akhirnya perusahaan mengalihkan orien- kap payang, gillnet, bagan dan pancing tonda.
tasinya khusus pada industri pembekuan ikan Produksi ikan tongkol di PPN Palabuhanratu
layur, dimana produksinya periode 2005-2006 rata-rata mencapai 558,20 ton per tahun. Hal
adalah 212,21 ton, 99% diantaranya diekspor. ini cukup beralasan karena payang yang digu-
Tujuan ekspornya sampai saat ini adalah Korea nakan untuk menangkap ikan tongkol cukup
dan Cina, sisanya dipasarkan secara lokal an- produktif, efektif dan jumlahnya dominan. Pada
tara lain untuk konsumen restoran di Jakarta. tahun 2005, ikan tongkol yang tertangkap oleh
Perusahaan ini juga memperoleh sebagian ke- payang adalah 91,09% dari 626,25 ton ikan
cil bahan bakunya dari luar PPN diantaranya tongkol yang didaratkan di PPN Palabuhanratu.
Cisolok, Ujung Genteng dan Binuangeun. Pemasarannya adalah Palabuhanratu, Sukabu-
Berdasarkan jenis-jenis ikan dominan mi, Jakarta, Bandung, Bogor, Cianjur. Hasil pro-
yang didaratkan di PPN Palabuhanratu, maka yeksinya pada tahun 2017 mencapai 1.422 ton.
Lubis dan Sumiati – Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di PPN Palabuhanratu 43

Volume Produksi (ton)


5000
4000
3000
2000
1000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume Produksi (ton) 1137.8 1332.4 1555.8 1808.2 2089.4 2399.5 2738.5 3106.4 3503.1 3928.8
Tahun

Gambar 1 Proyeksi ikan cakalang.


Volume Produksi (ton)

1500

1000

500

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Volume Produksi (ton) 509.2 570.2 641.3 722.6 813.9 915.3 1026.9 1148.5 1280.2 1422.1
Tahun

Gambar 2 Proyeksi ikan tongkol.

14000
Volume Produksi (ton)

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume Produksi (ton) 3462.7 4211.6 5035.7 5935.0 6909.6 7959.4 9084.5 10284.8 11560.4 12911.2
Tahun

Gambar 3 Proyeksi ikan tuna.


44 Marine Fisheries 2 (1): 39-49, Mei 2011

200

Volume produksi (ton)


150

100

50

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume produksi (ton) 175.8 170.3 165.2 160.4 155.9 151.7 147.7 143.9 140.3 136.9
Tahun

Gambar 4 Proyeksi ikan layur.

80
Volume produksi (ton)

60

40

20

0
200 200 201 201 201 201 201 201 201 201

Volume produksi 67.7 60.9 54.5 48.6 43.1 37.8 32.9 28.2 23.8 19.5
(ton)
Tahun

Gambar 5 Proyeksi ikan cucut.

345
Volume Produksi (ton)

340
335
330
325
320
315
310
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume Produksi (ton) 323.3 326.0 328.6 331.0 333.2 335.3 337.3 339.2 341.0 342.7
Tahun

Gambar 6 Proyeksi ikan peperek.


Lubis dan Sumiati – Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di PPN Palabuhanratu 45

Volume Produksi (ton)


3.0

2.0

1.0

0.0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Volume Produksi (ton) 2.4 2.1 1.9 1.7 1.5 1.4 1.2 1.1 1.0 0.9
Tahun

Gambar 7 Proyeksi ikan pari.


Volume Produksi (ton)

600
500
400
300
200
100
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Volume Produksi (ton) 128.2 157.5 190.2 226.3 265.6 308.3 354.3 403.7 456.4 512.4
Tahun

Gambar 8 Proyeksi ikan jangilus.


Volume produksi (ton)

100
80
60
40
20
0
200 200 201 201 201 201 201 201 201 201

Volume produksi 12.5 13.5 16.1 20.6 26.7 34.6 44.2 55.5 68.6 83.4
(ton)
Tahun

Gambar 9 Proyeksi ikan layaran.


46 Marine Fisheries 2 (1): 39-49, Mei 2011

Volume Produksi (ton)


400
300
200
100
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Volume Produksi (ton) 103.0 119.4 137.1 156.2 176.5 198.2 221.2 245.5 271.1 298.1
Tahun

Gambar 10 Proyeksi ikan pedang-pedang.

Ikan layur merupakan jenis ikan yang Ikan pari merupakan jenis ikan demersal
cenderung berada di dasar dan bergerombol. yang ditangkap oleh alat tangkap gillnet. Pro-
Ikan layur di Palabuhanratu ditangkap oleh alat duksi ikan pari di PPN Palabuhanratu rata-rata
tangkap pancing ulur, payang dan trammel net. mencapai 31,65 ton per tahun. dan digunakan
Produksinya rata-rata mencapai 181,16 ton per sebagai bahan baku industri pengasinan dan
tahun. Pada tahun 2005 alat tangkap yang do- kerupuk ikan. Produksi PPN Palabuhanratu ter-
minan menangkap ikan layur adalah pancing hadap ikan pari terus mengalami penurunan
ulur atau mencapai 87,45% dari 188,99 ton ikan dan sampai tahun 2017 hanya mencapai 0,9
layur didaratkan di PPN Palabuhanratu. Har- ton. Sebaliknya ikan jangilus, layaran dan pe-
ganya berkisar antara Rp 4.931,00 sampai dang-pedang yang termasuk jenis ikan pelagis
Rp 12.000,00/kg dan dipasarkan sekitar Pala- terus mengalami peningkatan dan pada tahun
buhanratu, Sukabumi, Bogor dan Cianjur serta 2017 masing-masing mencapai 512,4 ton, 83,4
Ja-karta untuk selanjutnya diekspor ke Korea ton dan 298,1 ton.
dan Cina dalam bentuk beku. Produksi ikan
layur di PPN Palabuhanratu semakin berkurang Pembahasan
diban-ding tahun-tahun sebelumnya sehingga
proyeksinya pada tahun 2017 hanya mencapai Kontinuitas bahan baku ikan diperlukan
136,9 ton. untuk menjamin keberlanjutan usaha olahan.
Seperti juga menurut Cabanne (1978) bahwa
Ikan cucut merupakan jenis ikan demer- kekontinuan bahan baku ikan adalah merupa-
sal yang ditangkap oleh gillnet. Produksinya di kan faktor penting bagi rentabilitas perusahaan
PPN Palabuhanratu rata-rata mencapai 167,50 pengolahan ikan. Dikatakannya bahwa dengan
ton per tahun. Harganya antara Rp 5.659,00- menurunnya potensi sumber daya ikan di Laut
Rp 11.202,00/kg, dipasarkan di sekitar Kota Pa- Atlantik, perusahaan penangkapan yang men-
labuhanratu dan Sukabumi. Ikan cucut pada suplai bahan baku ikan di wilayah Bretagne
saat ini digunakan sebagai bahan baku industri sampai menangkap ikan ke Perairan Golf de
pengolahan pemindangan, pengasinan dan Guinée. Kontinuitas bahan baku pada bidang
kerupuk ikan. Produksi ikan cucut di PPN perikanan khususnya perikanan tangkap dipe-
Palabuhanratu cenderung mengalami penu- ngaruhi oleh faktor alam diantaranya cuaca dan
runan, sampai tahun 2017 hanya mencapai musim. Kontinuitas stok bahan baku diperlukan
19,5 ton. Ikan peperek merupakan jenis ikan untuk mengantisipasi kekurangan suplai bahan
pelagis, di Palabuhanratu ditangkap oleh alat baku pada saat tidak musim ikan. Hal tersebut
tangkap seperti bagan, gillnet, payang dan sangat penting karena berpengaruh kepada be-
purse seine. Produksi ikan peperek di PPN sarnya biaya tetap yang harus dikeluarkan
Palabuhanratu rata-rata mencapai 218,65 ton apabila proses produksi tidak berjalan.
per tahun. Produksi peperek yang berasal dari
alat tangkap bagan (54,47%) dan payang Perairan Selatan Jawa yang masih mem-
(45,28%) digunakan sebagai bahan baku in- punyai potensi sumber daya ikan cukup tinggi
dustri pengolahan pemindangan dan penga- di bandingkan dengan Perairan di Utara Jawa
sinan. Produksi ikan peperek terus mengalami berpeluang bagi kapal-kapal untuk lebih me-
kenaikan dan proyeksinya sampai pada tahun ningkatkan jumlah hasil tangkapannya. PPN
2017 mencapai 342,7 ton. Palabuhanratu yang berada di Selatan Jawa
Lubis dan Sumiati – Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di PPN Palabuhanratu 47

mempunyai produksi hasil tangkapan kontinyu por dan berskala besar. Menurut Bahar (1991)
khususnya terhadap 10 jenis ikan yang dijadi- bahwa untuk mendapatkan tuna segar berkuali-
kan bahan baku industri pengolahan dan memi- tas baik memerlukan penanganan dan metode
liki kontinuitas penuh 12 bulan yaitu cakalang, processing khusus. Penanganan dan pengolah-
tongkol, tuna, layur, cucut, peperek, pari, ja- an tuna di atas kapal sangat menentukan grad-
ngilus, layaran dan pedang-pedang. ing kualitas produk akhir. Industri pengolahan
ikan berskala besar juga membutuhkan sumber
Tuna dan cakalang merupakan jenis ikan
daya pendukung yang besar pula sehingga pe-
yang memiliki potensi terbesar sebagai bahan
labuhan perlu menyiapkan lahan yang luas, air
baku industri pengolahan ikan dikarenakan me-
bersih dan ketersediaan bahan baku kontinyu
miliki nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan
serta pengolahan limbah skala besar. Dengan
komoditas unggulan untuk ekspor. Jenis tuna
ditambahnya kolam pelabuhan 2 yang lebih da-
merupakan salah satu jenis ikan yang belum di-
lam, kapal tuna longline semakin banyak yang
manfaatkan sebagai bahan baku industri peng-
masuk ke PPN Palabuhanratu.
olahan ikan di PPN Palabuhanratu, seharusnya
produksinya yang cukup besar dapat memberi- Jenis ikan yang juga memiliki produksi
kan peluang besar masuknya investor sebagai besar dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah
pemeran utama dalam industri pengolahan ikan ikan cakalang. Industri pengolahan ikan yang
tuna. PPN Palabuhanratu adalah pelabuhan menggunakan bahan baku ikan cakalang dapat
perikanan yang berlokasi di pantai Selatan Ja- berupa pemindangan, pembekuan, fillet sampai
wa, dimana kapal-kapalnya beroperasi di Sa- kepada pengalengan ikan. Pada saat ini ikan
mudera Hindia yang merupakan jalur migrasi cakalang yang didaratkan di PPN Palabuhanra-
ikan tuna dan sejenisnya. Seperti juga dikata- tu diolah hanya untuk pemindangan, adapun
kan oleh Nurani et al. (2007) bahwa salah satu sebagian lainnya didistribusi untuk dijadikan ba-
jenis ikan unggulan di perairan Selatan Jawa han baku industri pengolahan ikan di Jakarta.
adalah tuna dan PPN Palabuhanratu mempu-
Peningkatan produksi perikanan seha-
nyai fasilitas untuk pengembangan perikanan
rusnya dapat mengembangkan industri olahan
tuna selain PPS Cilacap. Ditambahkan oleh
misalnya dengan besarnya produksi cakalang
Mertha, I.G.S. et al. bahwa kedekatan Palabu-
seharusnya dapat meningkatkan tingkat pro-
hanratu dengan Muara Baru Jakarta dan Ban-
duktivitas industri pengolahan ikan yang ber-
dara Cengkareng menjadikan waktu transporta-
bahan baku ikan cakalang, namun saat ini yang
si lebih pendek dan biaya semakin kecil bila di-
ada masih terbatas sebagai bahan baku pemin-
bandingkan kalau tuna tujuan ekspor didarat-
dangan. Jenis industri pengolahan ikan yang
kan di Cilacap. Kondisi tersebut berpeluang ter-
dapat dikembangkan dan menggunakan bahan
hadap berkembangnya industri perikanan yang
baku ikan cakalang adalah pembekuan, penga-
berbasis ikan tuna dan sejenisnya karena me-
lengan, fillet dan loin (Fauziah 2007). Produksi
miliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan ko-
ikan cakalang dapat terealisasai apabila ada
moditas ekspor utama dari sektor perikanan.
peningkatan unit penangkapan dan atau diver-
Menurut Chaidir (2008), bahwa pemasaran
sifikasi alat tangkap khususnya payang, serta
tuna terbanyak diarahkan ke industri pengola-
peningkatan pelayanan dari pihak PPN Palabu-
han tuna, sesuai dengan permintaan tuna di pa-
hanratu terutama dalam penyediaan cold sto-
sar internasional terutama dalam bentuk tuna
rage dan pabrik es. Selain itu diperlukan pe-
loin, steak dan fillet. Proyeksi ikan tuna di PPN
ningkatan penanganan ikan saat di kapal, hal
Palabuhanratu yang juga menunjukkan pening-
ini terkait dengan masih rendahnya mutu hasil
katan, dapat berpeluang meningkatkan produk-
tangkapan yang didaratkan. Hal tersebut sesuai
tivitas industri pengolahan ikan berbahan baku
dengan pernyataan Kreuzer (1971) bahwa
ikan tuna.
penanganan hasil tangkapan di kapal,
Saat ini di PPN Palabuhanratu belum merupakan salah satu permasalahan terbesar
ada industri pengolahan yang berbahan baku sehingga mutu ikan tidak bagus lagi ketika
ikan tuna sehingga dapat menjadi salah satu didaratkan di pelabuhan. Penurunan mutu ini
daya tarik berkembangnya industri pengolahan disebabkan karena terlalu lamanya ikan di
seperti sashimi, pengalengan, fillet dan loin tu- palka, pengesan yang kurang atau tidak
na serta nugget ikan. Peningkatan produksi tu- adanya freezer atau pendingin di palka. Bakteri
na dapat tercapai antara lain melalui peningkat- pembusuk pada ikan akan terhambat perkem-
an jumlah unit penangkapan tuna longline dan bangannya apabila hidup pada suhu 0º C,
atau diversifikasi payang serta menangkap menurut FAO dalam bukunya Draft Code of
ikan dengan bantuan rumpon. Mutu ikan tuna Practice for Fresh Fish menunjukkan bahwa
yang ditangkap perlu penanganan yang baik ikan kondisinya masih segar untuk 15 hari jika
sehingga ikan tersebut dapat menjadi bahan proses penanganannya pada suhu 0º C, sam-
baku industri pengolahan yang berstandar eks- pai 6 hari jika berada pada suhu 4,4 0º C, dan
48 Marine Fisheries 2 (1): 39-49, Mei 2011

kurang dari 3 hari jika pada temperatur 10 ºC. (Junianto 2003). Ikan jangilus saat ini sudah
Maka proses penanganan dengan cepat digunakan sebagai bahan baku berbagai indus-
merendahkan suhu hingga minimum setelah tri pengolahan seperti bakso, abon dan kerupuk
hasil tangkapan diperoleh, menjadi sangat ikan. Jenis industri pengolahan ikan yang dapat
penting. Selanjutnya juga dikatakan oleh Le berkembang dan menggunakan bahan baku
Ry, 2005 bahwa peraturan Uni Eropa sejak 22 ikan jangilus adalah pembekuan (Adawiyah
Juli 1991 tentang aktivitas penangkapan ikan, 2007). Ikan layaran pada saat ini digunakan
yaitu: Hygiene rules for fisherman on board; sebagai bahan baku pemindangan dan dapat
[2] Conditions for preservation of fish on board; dikembangkan bahan baku pembekuan dan
[3] Conditions for handling on shore; [4] Con- surimi (Junianto 2003). Ikan pedang-pedang
ditions for processing and packing. Di PPN masih digunakan sebagai bahan baku industri
Palabuhanratu usaha peningkatan tersebut da- pengolahan pemindangan namun dapat dikem-
pat dirangsang melalui penyuluhan atau pembi- bangkan untuk industri pembekuan (Adawiyah
naan oleh pihak pelabuhan agar memperbaiki 2007).
penanganan ikan dengan air bersih dan es un-
Keberlanjutan industri pengolahan ikan di
tuk mempertahankan kualitasnya.
Palabuhanratu dapat dicapai melalui strategi
Pada pengolahan pemindangan, mutu pengembangan yang tepat dengan mengesti-
bahan baku ikan termasuk rendah contoh pada masi kondisi dimasa akan datang, terutama
ikan tongkol. Pilihan ikan bermutu rendah ini agar industri tersebut terkonsentrasi di PPN
karena harganya relatif lebih murah sesuai Palabuhanratu. Menurut Lubis (2007) bahwa di
dengan kemampuan finansial pengolah. Seha- Eropa industri pengolahan ikan terkonsentrasi
rusnya walaupun untuk industri pemindangan di lokasi pelabuhan perikanan sebagai contoh
tetap memperhatikan mutu ikan, hal ini berkait- Pelabuhan Perikanan Boulogne-sur-Mer-Pran-
an dengan kepentingan kesehatan. Pada indus- cis menjadi pusat pengolahan ikan terbesar di
tri pembekuan dan pengalengan ikan standari- Eropa. Data terakhir tahun 2009 dari pelabuhan
sasi mutu bahan baku lebih diperhatikan, terkait perikanan tersebut terdapat sekitar 150 perusa-
pangsa pasar ekspor. Industri pengalengan haan industri yang mengolah rata-rata 380.000
ikan di PPN Palabuhanratu dapat mengguna- ton ikan setiap tahunnya. Sebanyak 3/4 bahan
kan bahan baku ikan tuna, cakalang maupun bakumya didatangkan dari negara-negara te-
tongkol. Menurut Tampubolon (1983) bahwa je- tangga. Salah satu faktor penting dalam industri
nis industri pengolahan ikan yang dapat ber- pengolahan ikan adalah ketersediaan bahan
kembang dan menggunakan bahan baku ikan baku ikan secara kontinyu. Ketidak cukupan
tongkol adalah pembekuan, pengalengan ikan, produksi ikan dari suatu pelabuhan dapat di-
fillet dan sashimi. Sama halnya dengan ikan atasi dengan mendatangkan ikan dari daerah-
cakalang, peningkatan produksi ikan tongkol di daerah lain di sekitarnya. Terdapat cukup
PPN Palabuhanratu sangat dipengaruhi oleh banyak perusahaan pengolahan skala kecil
jumlah unit penangkapan payang, sehingga sekitar Palabuhanratu yang telah mengambil
jumlahnya perlu ditingkatkan dan atau diversifi- bahan bakunya selain dari PPN juga menda-
kasi untuk pertimbangan efisiensi. tangkan dari daerah-daerah lain seperti Ujung
Genteng dan Cisolok terutama apabila produksi
Produksi ikan yang termasuk dominan
pelabuhan menurun akibat pengaruh musim
namun proyeksinya menunjukkan penurunan
barat dimana nelayan tidak melakukan penang-
adalah layur. Penurunan produksi tersebut da-
kapan ikan di laut. Berkembangnya industri
pat diantisipasi dengan meningkatkan pelayan-
pengolahan di suatu pelabuhan hendaknya
an terhadap unit penangkapan pancing ulur
didukung dan perlu penelitian lanjutan terhadap
agar mau mendaratkan hasil tangkapannya di
keberadaan fasilitas terkait seperti cold storage,
PPN Palabuhanratu, hal ini terkait dengan tem-
pabrik es dan persediaan air bersih.
pat pendaratan ikan layur yang tidak hanya di
PPN Palabuhanratu melainkan juga berada di
luar atau di sekitar pemukiman nelayan itu sen-
diri. Antisipasi lainnya yang dapat dilakukan ya- KESIMPULAN
itu mendatangkan ikan layur dari TPI-TPI yang Produksi hasil tangkapan PPN Palabu-
berada di Teluk Palabuhanratu seperti Cisolok hanratu dalam menunjang industri pengolahan
dan Ujung Genteng. masih terbatas, hanya beberapa jenis ikan yang
Jenis olahan berbahan baku peperek, ja- hasil proyeksinya menunjukkan peningkatan
ngilus, layaran dan pedang-pedang perlu diper- sampai tahun 1017 yaitu cakalang, tongkol,
timbangkan untuk dikembangkan karena jum- tuna, peperek, jangilus, layaran dan pedang-pe-
lahnya yang cenderung meningkat. Jenis indus- dang, sedangkan untuk jenis ikan yang menga-
tri pengolahan ikan yang dapat berkembang lami penurunan jumlah produksi adalah layur,
dan berbahan baku ikan peperek adalah surimi cucut dan pari. Sebagai alternatif solusi, ikan
Lubis dan Sumiati – Pengembangan Industri Pengolahan Ikan di PPN Palabuhanratu 49

yang jumlahnya cenderung menurun dapat di- dustry Jakarta. Bulletin Ekonomi
datangkan dari luar Palabuhanratu diantaranya Perikanan Vol. VI No. 3 : 97-107
Cisolok dan Ujung Genteng.
Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Ja-
Sesuai dengan kontinuitas dari produksi karta. Penebar Swadaya. 118 halaman.
ikan di PPN Palabuhanratu maka jenis-jenis
Kreuzer R. 1971. Fish Inspection and Quality
olahan yang dapat dikembangkan adalah pem-
Control. England. Fishing News (Books)
bekuan (tuna, cakalang, tongkol, jangilus, laya-
Limited Ludgate House, 110 Fleet Street
ran dan pedang-pedang), pengalengan ikan
London, EC4. 290 halaman.
(cakalang, tuna, dan tongkol), fillet (cakalang,
tuna, dan tongkol), loin (tuna dan cakalang), su- Le Ry J.M. 2005. Cornouaille Fishing Harbours
rimi (peperek dan layaran), sashimi (tongkol in France dalam Ernani Lubis dan Anwar
dan tuna) dan nugget ikan (tuna). Dalam me- Bey Pane: International Seminar Pro-
nunjang pengembangan tersebut perlu pening- cceding : Dinamic Revitalisation of Java
katan fasilitas pelabuhan seperti persediaan air on Promoting the Indonesian Fishery
bersih, cold storage dan pabrik es. Development. 2007. Program Kajian
Kepelabuhanan dan Transportasi Mari-
tim (PK2PTM)-LPPM Institut Pertanian
DAFTAR PUSTAKA Bogor dan Geolittomer-CNRS de Nan-
tes, Universite de Nantes, France.
Adawiyah R. 2007. Pengolahan dan Penga-
wetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara. Lubis E. 2007. Sistem Transportasi Hasil
Tangkapan di dan dari Pelabuhan Per-
Bahar S. 1991. Proses Penanganan dan Pe- ikanan. Bogor. Departemen Pemanfaat-
ngamatan Mutu Tuna Segar di Pelabu- an Sumber daya Perikanan, Fakultas
han Muara Baru. Jakarta. Jurnal Peneliti- Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
an Perikanan Laut No.60. Jakarta. 65 Pertanian Bogor. 5 halaman.
halaman.
Mahyuddin B. 2007. Pola Pengembangan Pe-
Cabanne C. 1973. Les industries Agricoles et labuhan perikanan dengan konsep Tryp-
Alimentaires dans la France de l’Ouest. tique Portuaire: Kasus Pelabuhan Per-
Revue NOROIS No 78 : 328-335. ikanan Nusantara Palabuhanratu. Bogor:
Chaidir A. 2008. Potensi dan Pemanfaatan Disertasi (tidak dipublikasikan). Bogor:
Limbah Tulang Pada Pengolahan Tuna Departemen Pemanfaatan Sumber daya
di Muara Baru. Jakarta. Craby and Star- Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
ky. Buletin Pengolahan dan Pemasaran Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Perikanan Edisi Februari 2008. 22-24. Mertha I.G.S, M. Nurhuda & A. Nasrullah.
Fauziah. 2007. Strategi Bisnis Produk Pengo- 2006. Perkembangan Perikanan Tuna di
lahan Perikanan PT Tri Sejati Tata Food Palabuhanratu. Jurnal Penelitian Per-
di Jakarta Utara. Skripsi. Bogor: Departe- ikanan Indonesia. ISSN 0853-5884: 117-
men Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas 127.
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Nurani T.W, J. Haluan, S. Saad & E. Lubis.
Pertanian Bogor. 2007. Model Pengembangan Perikanan
Yunindari I.I., Dinarwan & N. Farmayanti. 2006. di Perairan Selatan Jawa. Bulletin PSP
Perspektif Six Sigma dalam Analisis Ma- Vol XVI No. 2 : 317-344
najemen Kualitas; Kasus produksi Fish Tampubolon M.S. 1983. Tuna dan Perdagang-
Fillet di PT Dharma Samudra Fishing In- annya. Jakarta: Gaya Baru.

You might also like