Professional Documents
Culture Documents
Wahyu Nur Muhammad Triant*), Sri Lestari Purnamaningsih, Respartijarti dan Emy Sulistyowati
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 164 - 172
2 -1
rata-rata cabang generatif dari delapan 2,70 kg/m setara dengan 0,899,99 ton.ha
galur tersebut berkisar antara 9,20 sampai menunjukkan nilai rarata yang lebih rendah
10,70 (Tabel 1). dari pada tujuh galur yang lainya, sedang
2
Nilai rerata pada karakter jumlah galur K1 5,95 kg/m setara dengan 1.983,33
-1
buah menunjukkan terdapat perbedaan ton.ha menunjukkan hasil panen yang
nyata antara delapan galur yang diuji. Galur lebih tinggi dari tujuh galur yang lainnya
K7 menunjukkan nilai rerata jumlah buah (Tabel 2).
lebih rendah dari pada tujuh galur lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan dari
Galur K1 menunjukkan nilai rerata jumlah enam karakter yaitu tinggi tanaman, jumlah
buah lebih tinggi dari pada tujuh galur lainya cabang vegetatif, jumlah cabang generatif,
(Tabel 2). jumlah buah, jumlah bulu daun, hasil serat
Nilai rerata pada karakter bulu daun kapas per plot, menunjukkan nilai koefisien
menunjukkan perbedaan yang nyata antara keragaman genotip dan fenotip masuk
galur-galur yang diuji. Galur K7 dalam kriteria rendah (Tabel 3)
menunjukkan nilai rerata jumlah bulu daun Pada pengamatan hasil kualitatif
yang lebih rendah dari pada tujuh galur warna serat, dari delapan galur yang diuji,
lainya. Galur K3 menunjukkan nilai rerata terdapat dua galur yang masih tercampur
jumlah bulu daun yang lebih tinggi dari pada warna putih yaitu terdapat pada galur K5
7 galur lainya (Tabel 2). dan K7. Sedangkan enam galur yang lain
Nilai rerata pada karakter hasil per sudah seragam. Pada galur K1, K2, K6, K8
plot menunjukkan perbedaan yang nyata terdapat satu variasi warna, galur K3, K4
antara galur-galur yang diuji terhadap nilai terdapat dua variasi warna, K5 terdapat 3
rerata hasil panen per plot yang dihasilkan variasi, dan K7 terdapat 4 variasi warna.
oleh tanaman kapas serat coklat. Galur K7
Berdasarkan hasil pengamatan dari terbentuk maka semakin tinggi pula bobot
enam karakter yaitu tinggi tanaman, jumlah kapas yang dihasilkan. Fryxel (1984)
cabang vegetatif, jumlah cabang generatif, menyatakan bahwa jumlah buah
jumlah buah, jumlah bulu daun, hasil serat pertanaman berkorelasi positif baik secara
kapas per plot, menunjukkan nilai koefisien fenotipik maupun genotipik terhadap hasil
keragaman genotip dan fenotip masuk per tanaman.
dalam kriteria rendah (Tabel 3) Bulu daun merupakan bagian dari
Pada pengamatan hasil kualitatif daun kapas yang berfungsi untuk
warna serat, dari delapan galur yang diuji, melindungi daun dari serangan hama yang
terdapat dua galur yang masih tercampur menyerang hama kapas, terutama hama
warna putih yaitu terdapat pada galur K5 Amrasca biguttula yang dikenal sebagai
dan K7. Sedangkan enam galur yang lain wereng kapas. Semakin banyak bulu daun
sudah seragam. Pada galur K1, K2, K6, K8 yang menutupi daun, maka tanaman akan
terdapat satu variasi warna, galur K3, K4 lebih tahan terhadap serangan hama
terdapat dua variasi warna, K5 terdapat 3 Amrasca bigittula (Fryxel. 1984).
variasi, dan K7 terdapat 4 variasi warna. Du Xiong-ming (2001) mengutarakan
Berdarkan data hasil penelitian, bahwa hasil kapas berbiji adalah karakter
diketahui bahwa galur-galur yang diuji kompleks yang dipengaruhi oleh banyak
memiliki tinggi tanaman yang beragam. karakter yang berkontribusi dan dikontrol
Galur K5 memiliki lebih rendah dari pada oleh poligen serta memiliki interaksi dengan
galur yang lain, galur K4 lebih tinggi dari factor-faktor lingkungan. Ditambahkan oleh
pada galur-galur yang lain. Menurut Lale Lale Efe (2001) bahwa karakter kuantitatif
Efe, et al (2010) dari hasil penelitian yang dikendalikan oleh banyak gen minor dan
dilakukan pada tahun 2002-2005 mengenai merupakan hasil akhir dari suatu proses
tinggi tanaman kapas serat warna coklat pertumbuhan dan perkembangan yang
dengan kapas serat warna putih tidak berkaitan langsung dengan karakter fisiologi
terdapat perbedaan yang siknifikan yaitu dan morfologi.
berkisar 90-120 cm. Singh (2010) mengemukakan bahwa
Menurut Ganefianti, et al. (2006) pada karakter kuantitatif ragamnya
cabang merupakan tempat munculnya berlanjut, sedangkan pada karakter kualitatif
bunga, semakin banyak cabang maka ragamnya tidak berlanjut dan dapat
bunga yang muncul akan semakin banyak dibedakan pada kelas-kelas fenotip yang
pula sehingga kemungkinan gugur bunga berbeda jelas. Du Xiong-ming (2001) bahwa
juga besar. Berdasarkan jenis cabang, karakter kuantitatif dikendalikan oleh
tanaman kapas memiliki 2 tipe cabang, banyak gen minor dan merupakan hasil
yaitu cabang vegetatif dan cabang akhir dari suatu proses pertumbuhan dan
generative. perkembangan yang berkaitan langsung
Banyaknya jumlah buah yang dengan karakter fisiologi dan morfologi.
terbentuk sangat menentukan besar
kecilnya hasil kapas pada masing-masing
galur uji. Semakin tinggi jumlah buah yang
168
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 164 - 172
a b.
.
a. b
Gambar 2 Galur K3
Keterangan: a) Grup 5 YR, Value 6/10 b) Grup 7.5 YR, Value 8/6
a b
.
Gambar 3 Galur K4
Keterangan: a) Grup 5YR, Value 5/10 b) Grup 7.5, Value 7/6
terdapat campuran warna selain coklat. Hal memiliki keragaman yang sempit dan
tersebut dapat dilihat pada gambar 1, 2, 3, penampilan yang seragam. Hal tersebut
4, 5, 6,dan 7. Adapun penyebab dari masih dikarenakan genotip yang digunakan
terdapatnya variasi warna pada warna merupakan galur hasil seleksi individu pada
coklat dan warna campuran putih ialah F2, yang dilanjutkan seleksi bulk pada F3
kontaminasi. Adapun kontaminasi terjadi dan F4, dan kemudian seleksi galur pada
karena (1) melalui outcrossing alami F5. Pada F6 diperoleh tanaman yang relatif
dengan kapas putih, (2) campur benih pada sudah seragam. Menurut Moedjiono dan
waktu proses gining, dan (3) campur benih Mejaya (1994) nilai koefisien keragaman
pada waktu proses delinting (Singh, et al. rendah sampai agak rendah dapat
2010). dikategorikan keragaman sempit,
Nilai keragaman untuk variabel sedangkan nilai keragaman cukup tinggi
kuantitatif dapat diketahui berdasarkan nilai hingga tinggi dapat dikategorikan dalam
koefisien keragaman genotip (KKG) dan keragaman luas.
koefisien keragaman fenotip (KKF). Fryxel (1984) mengemukakan bahwa
Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 5), 8 pada karakter kuantitatif ragamnya
galur kapas serat coklat yang diuji pada berlanjut, sedangkan pada karakter kualitatif
seluruh karakter kuantitatif yang diamati ragamnya tidak berlanjut dan dapat
menunjukkan nilai koefisien keragaman dibedakan pada kelas-kelas fenotip yang
rendah. Nilai KKG dan KKF rendah berbeda jelas.
menunjukkan karakter yang diamati
a. b. c.
Gambar 4 Galur K5
Keterangan: a) Grup 5 YR, Value 6/6 b) Grup 5 YR, Value 8/2 c) Grup 5 Y, Value 8/2
Gambar 5 Galur K6
Keterangan: Grup 5 YR, Value 7/6
170
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 164 - 172
a b
. .
c d
. .
Gambar 6 Galur K7
Keterangan: a) Grup 7.5 YR, Value 7/6 b) Grup 7.5 YR, Value 8/4 c) Grup 5 Y, Value 8/2 d) Grup
7.5 YR, Value 8/2
Gambar 7 Galur K8
Keterangan: Grup 7.5 YR, Value 8/6