You are on page 1of 29
Hussein “Abdullah Bacheres Jakarta, 21 April 1933, Dari HIS ~ pindah Ke Madrasah ALrsyad di ‘Jakarta, tamat 1949, Melanjutkan ke SMP, tamat 1952 dan SMA, tamat 1955, semuanya di bagian sastra. Lalu ke Fakultas Hukum UL ‘cumma sampai tingkat persiapan saa Sementara itu’ mengikuth Kursus tertulis bahasa Inggtis, Sjurmalistik sertakursus bahasa Italia beberapa bulan. Memimpin majalah ALtrsyad, majalah pelajar PEMU: DA MASYARAKAT, majalah HMI MEDIA, redakir imimbar poltik SIKAP, Sekretaris Redaksi Kantor Berita PERS NASIONAL (PENA), Managing Editor IHYA, ULUMIDDIN dan’ Sekretaris Jenderal DP PERHIM- PUNAN ALARSYAD semenjak tahun 1966 hingga se- ‘arang. SYEIKH AHMAD SURKATI ASDULLAH BADJEREL Ee Page NE eae ae Jf MUHAMMADIYAH BERTANYA SURKATI MENJAWAB SYEKH AHMAD SURKATI ABDULLAH BADJERE! Senyumiog | Hunan Abdullch Bojer Disdin Sompul: Siraycl Keb Penal toyaen tamboge Pnyalion Ime me ‘Ageme.ilom Den Dawah SALATICA Cetaken Pertame:Th.1985, Uhpree lode PRAKATA = Pada bulan Rabiul Awwal 1357/Maret 1938, dengan surat Nomor: 229-D, Perhimpun- an Muhammadiyah telah menyampaikan pertanyaan tertulis kepada Assyeikh Ahmad bin Muhammad Assurkaty Alansary, Pemimpin Pergerakan Al-Irsyad, Pertanyaan tertulis itu ‘menyangkut beberapa masalah agama. — Saat itu kondisi kesehatan pemimpin Alrsyad itu sudah menurun, Kedua matanya sudah hampir tidak dapat digunakan lagi. Namun mengingat pentingnya _pertanyaan- pertanyaan yang diajukan Muhammadiyah, ‘Surkati menyusun juga jawabannya, — Dalam menyusun jawabanjawaban itu, Surkati dibantu oleh salah seorang muridnya yang juga sekretaris pribadi dan penterjemah tunggalnya, Abdullah Badjerei, dikenal pula sebagai Sekretaris Jendral Perhimpunan Al- Irsyad yang memegang jabatan itu cukup lama. — Menurut Surkati, apabila penjelasan iberikan secara meluas, lengkap dengan dalil- dalil yang terperinci, sedikitnya akan terhimpun dalam satu jilid besar. Karena itu, karena kesi- bukan dan kondisi Surkati waktu itu, jawaban dlisusun seringkas mungkin, — Jawaban Surkati itu disampaikan dengan surat tanggal 21 Rabi’ul Awwal 1357 atau 23 Maret 1938. Menurut ukuran umum, bahasa Indonesia yang dipergunakan Abdullah Badjerei sudah cukup baik. Namun bagaimanapun juga akan terasa tidak sesuai lagi bila disajikan menurut apa adanya pada saat sekarang ini, Karena itu tanpa mengurangi artinya dan susun- annya, kami coba menyajikannya dalam bentuk yang telah disunting kembali — Untuk lebih menarik para peminat, beberapa penambahan telah kami laksanakan, antaranya ialah: memberikan catatan surah dan aayat yang dikutip, transkripsi huruf Latin untuk aayat dan hadits yang disajikan dan beberapa penjelasan yang dipandang perlu dalam bentuk catatan-kaki. — Sebagai penyunting, buku kecil ini saya persembahkan kepada keluarga besar Muhammadiyah dan Al-Irsyad di seluruh Nusan- tara yang senantiasa bahu-membahu dalam hiruk-pikuknya gerakan pembaharuan Islam di Indonesia, — Buku kecil ini pun saya persembahkan sebagai kenangan kepada: 1, Almarhum Assyeikh Ahmad bin Muham- ‘mad Assurkaty Alansary, yang pernah saya ni'mati kasih sayangnya kepada saya ketika saya masih kanak-kanak; 2 2. Almarhum Abdullah Aqil Badjerei, ayah, guru, sahabat dan teman semabda’ serta seperjo- angan saya yang paling saya cintai, — Juga buku kecil ini saya persembahkan kepada kedua kakak saya yang saya cintai, Satha dan Khadijah, serta para sahabat saya’ Mahbub Djunaidi, Jum’an Basalim, Jadid Labji dan Rachmanto. ~. Tidak lupa pula saya sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Penerbit yang telah bersedia menerbitkan buku kecil ini yang mudah-mudahan besar manfaatnya bagi masyarakat Islam di tanah air kita ini, Serta ucapan terima kasih yang sebesar- besamya kepada Bapak Dr, Salim Alrashidi yang telah memberikan bantuan yang besar sekali kepada saya sampai buku ini dapat tersu- sun seperti yang diterbitkan sekarang ini. — Semoga Allah SWT senantiasa melimpah- kan rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada kita semua, Amin, Wassalam 15 Syawwal 1403 ikuh Pinggir, JAKARTA eens TARARTAS corre Tif 1983 HUSSEIN ABDULLAH BADJEREI AHMAD SURKATI (1874 ~ 1943) Assyeikh Ahmad bin Muhammad Assurkaty Alkhazrajiy Alanshary dilahirkan di Dunggulah, Sudan, tahun 1292 Hijriyyah (1874 M). Ayah beliau, Muhammad, masih keturunan qobilah ‘Al Jawabirah yang asalnya dari Jabir bin Abdul- lah Alanshary, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. di Madinah dari golongan Anshar. Dalam usia 22 tahun, yakni tahun 1314 H, ‘Ahmad Surkati melawat ke Makkah menunaikan ‘badah haiji dan bermukim selama lima tahun di Madinah memperdalam pelajaran Al Qur'an, tafsir, figh, hadits, tauhid, falsafah dan lain-lain. Tercatat beberapa nama ‘ulama besar_ yang pemah memberikan didikan dan pelajaran Kepada beliau, antara lain: Assyeikh Saleh Hamdan Almaghribi, Assyeikh "Umar Hamdan Almaghribi, Assyeikh Ahmad Albarzanji dan Jain-ain, Kemudian beliau meneruskan pelajaran di ‘Makkah selama beberapa tahun lagi pada guru besar Assyeikh Syu’aib bin Musa Almaghril Sebagai murid yang pandai dan lulusan pertama, ‘Ahmad Surkati kemudian diperkenankan menja- di guru di Al Haram Asysyariif dan diangkat sebagai MUFTI di Makkah. Beliau datang ke Indonesia pada bulan Rabi'ul Awwal 1329, bertepatan dengan bulan Maret 1911, bersama-sama Assyeikh Muhammad 5 Atthayyib Almaghribi dan Assyeikh Muhammad. bin Abdulhamid Assudani, sebagai missi guru dari Makkah yang pertamatama datang ke Indonesia atas permintaan perkumpulan JAMI’- AT KHAIR di Jakarta. Ahmad Surkati kemudian diangkat sebagai Penilik sekolah-sekolah yang dibuka oleh Jami'at Khair. yaitu di Krukut yang dikepalai oleh Assyeikh Muhammad Atthayyib Almaghribi, di Bogor yang dikepalai oleh Assyeikh Muham- mad bin Abdulhamid Assudani dan di Pekojan yang dikepalai oleh Ahmad Surkati_sendi Hanya tiga tahun saja beliau terikat pada Jami‘at Khair. Karena perbedaan faham yang asasi, beliau keluar dari Jamivat Khair, lalu mendirikan Sekolah Allrsyad Alslamiyah di Jati Petam- buran Jakarta dengan bantuan pemuka-pemuka masyarakat Arab pada waktu itu, Sekolah itu dibuka pada hari Ahad 15 Syawwal 1332 atau 6 September 1914. Oleh para pendukung beliau, terutama sekali Assyeikh "Umar Mangeusy, yang menjabat Kapten Arab ketika itu, di ) yang boleh digu- ‘akan menurut waktu dan Keadaan yang tepat. 1), Hadiah; pemberian, 2), sifat_membanggakan di dengan ambisi besar ‘untuk memperoleh pujian dari orang Iain. 3). Kejahatan; kriminil;pidana, 4). tindakan/perbuatan/kegiatan yang bersangcutan dengan masalah kebendaan (ual-beli;sewa-menye- wa; perkongsian ll); masalah-masalah menyang- ‘eut_perdata; Yang menyangkut berbagai aspek Kehidupan, tetapi bukan masalah peribadaten ‘Cubudiyyan). 5). peroalan-persoalan yang tidak éiatur dalam nath, 19 Hal itu amat tergantung kepada orang-orang yang memegang tampuk pemerintahan, yang ‘wajib memperhatikan Kepentingan yang jelas bermanfast untuk ummat dan bangsa, serta yang mungkin akan menuntun ummat itu arah kemenangan dalam perjuangan hidup i Inilah sebabnya mengapa para imam telah mewajibkan. para Qaadhi dan Mufti senantiasa rnarus menjadi MUJTAHID ©), agar mereka sela- Iu mampu menyesuaikan hukum-hukum yang menyangkut soal-soal kemasyarakatan yang tidak terbatas _menurut kepentingan ummat Islam yang menjadi tanggung jawabnya serta ‘menjadi tanggung jawabnya pula kemenangan dan kesejahteraan ummat itu dari ummat Jainnya, Telah dijelaskan di atas arti perkataan “DIIN" dan "DUNIA” . menurut anggapan ‘Syari? pada umum dan khususnya dari berbagai ‘segi dan pengertian. Tidaklah keliru kiranya apabila kita nyatakan bahwa seluruh perintah ™DIIN” (AGAMA) termasuk seumumnya urusan “DUNIA” apabila diteliti arti yang sesungeuh- sehingga bagi yang melaksanakannya itu akan memperoleh pahala di DUNIA sebelun: 6), pelaksana atau yang melakokan ijtihaad; orang Yang melakukan kegiatan dan pencitian untuk memperoleh Ketentuan-Ketentuan hukum tentang Derbagai matalah dai sumbersumbemya yang pokok (Al Qui'an dan Hadits). 20 Akhirat, seperti misalnya sehat jasmani, kesejah- teraan hidup, kemuliaan dan Isin-lain. Janji yang Allah berikan kepada orang-orang yang bertaqwa, — bahwa bagi yang menuruti erintah-perintah Allah kelak di akhirat akan diberi Kesenangan dan diampuni dosadosa mereka, — adalah scmata-mata karena Rahmat Allah Subhanahu wata’ala, Sebaliknya, pun semua urusan DUNIA termasuk di dalam urisan DIIN, apabila mau kita teliti bahwa DIIN itulah yang menjelaskan dan menetapkan batasbatas yang baik dan yang buruk. Karena Pemerintah negeri ini bukanlah Pemerintahan Islam, sehingga hukum-hukum ‘Agama, perintah-perintah dan larangan-larangan- ya tidak dianjurkan dan dilaksanakan, serta tidak pula ditentukannya batas seseorang di dalam soalsoal kemasyarakatar, maka wajiblah ‘bagi _kaum Mustimin untuk berpegang teguh kepada azas yang pertama, yaitu meniti perja- fanan yang dapat menuntun mereka kepada kebahagiaan dan kemuliaan di dalam perjuangan ‘hidup serta memberi kekuatan dan keteguhan kepada mereka, Hial ini tidaklah sulit untuk dipahami setiap ‘orang, kecuali apabila mereka dihingeapi penya- kit "tagliid” 7) yang membabi-buta, penyakit 7), melakukan sesuatu menurut apa kata orang tanpa pengertian dan penyelidikan serta alasan Yang pasti. a i dee huis eed I i ae ae “ta’assub” 8) yang buruk dan penyakit "suka ‘mementingkan din sendiri” atau individualisme yang berkelebihan, Dj dalam Al Qur'an terdapat firman Allah: Bake fh ee as? ut Uy “Alysuma akmaltu lakum diinakum wa ‘atmamtu “alaikum ni’matii”” "Pada hari int teh Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan untukmu ni'matKu"” ‘Maka firman ini menyangkut segala sesuatu yang datang dari Allah dan RasulNya serta petunjuk-petunjuk yang diridhaiNya untuk kita sekalian, Termasuk pula di dalamnya segala sesu- atu yang telah Allah berikan kepada kita berupa hhikmab-hikmah, hukum-hukum, peringatan- peringatan, ibarat-ibarat, kisah dan cerita yang banyak mengandung arti serta tujuan yang luhur, — perintah-perintah, _larangan-larangan, petunjuk-petunjuk yang bersifat umum dan khusus, keterangan dan penjelasan tentang berbagai “ masalah yang dibutuhkan manusia di dunia ini dan di akhirat kelak, 8). Kefanatikan, 2 "Kisah-kisah itu bukanlah cerita dusta, melainkan menguatkan apa yang telah diturunkan sebelumnya dan menjelaskan segala sesuat dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman". Perkataan "KULLI SYAI-IN" (segala sesua- tu) di sini adalah NAU'II 9), sebagaimana tam- pak jelas dari susunan kalimatnya, Maksud dari perkataan itu adalah: Segala sesuatu yang petunjuk-petunjuknya amat dibutuhkan manusia walaupun days fikir mereka sendiri belum sampai_ke situ. Segala sesuatu. yang yang bisa diterima oleh akal fikiran manusia!0)_ 9). kata jens. 10), Pertusebagalilustras dicatat suatu Kejadian, ysitu ada suatu hari Surkati didatangi beberape orang 23 Denia pu mat fen AA: ain Gods IgE 6 "Maa farrathnaa fil kitaabi min syai-in” “Dp dalam Kitab ini tidaklah Kami luputkan ssuatu apa pun juga”. mahasiswa, Mereka antara Iain mengajukan pert ayaan yang cukup ganjil sebagai berikut: "Katanya Tuhan mampu mengerjakan segals sesuatu. Sekarang kami ingin bertanya, mampukah ‘Tuhan memasukkan meja tulis ini ke dalam botol itu?” Dengan tenang Surkati bertanya kepada mereka: "Dall apakah yang kalian paksi dalam menyala- kan bahwa Tuan mampu mengerjakan semi sesuata itu?” "Tmaliaana ‘alan Kuli syaiin adit mereka. "Men gertikah Kalian bahasa Arab?” "Mengerti". Kullisyaiin itu, bagaimana terjemaharnya smenurut kalian?”” Segala sesuatul Salah! Kalian keurang memahami betul bshara ‘Arabl Kull syaidn terjemahannya yang tepat ‘adalah "segala sesuatu yang masuk di akal, yang rasional.” Sekarang saya bertanya, masukkih di ‘kal Kalan kalau meja tulis yang sebesar ini akan ‘dapat dimasukkan ke dalam botol yang stkecil ita” "Tidakt” wb 24 Tidak diberikan keterangan tentang apa yang dibutuhkan manusia untuk memperbaiki hajat hidup di dunia dan di akhirat, karena untuk keperitian itulah rasul-rasul diutus, Sekali-kali bukanlah maksudnya bahwa di dalam Kitab Suci diberikan keterangan seleng- kapnya tentang berbagai ilmu, seperti ilmu pertukangan, cara membuat perabot dari besi, ilmu kimia dan laindain, sebab bukanlah untuk tujuan dan maksud itu para nabi dan rasul diutus. Imu-ilmu itu akan bisa dimengerti setiap orang dengan mempergunakan akal dan pikirannya. Maka yang dimaksud dengan "ALYAUMA AKMALTU LAKUM DIINAKUM” adalah "Ka- ‘mi himpunkan di dalamnya segala petunjuk, segala aturan dan cara yang dapat membawa setiap orang kepada kebahagisan dunia dan akhirat bagi mereka yang menggunakannya Nah”, Kata Surkati tand akan dikerjakan Tuban!" Para mahasiswa itu menyatakan kepuasan mereks, sambil tidak lupa menyatakan bahwa mereka senantiasa menerima dampratan Ketika mengaju- kan pertanyaan demikion kepada ulama lain, Kepada mereka Surkati menasihati, janganlah suka_mengadeada, ‘Karena perbuatan itu bisa ‘menyesatkan, Dengan akal kita sendiri masalah seperti itu sudah bisa kita pecahKat, mengaps ula harus dinda-adakan. , "Karena itu tidak 2s dan menempatkannya pada tempatnya yang betul”.. Dan itulah serta di situlah ma'na ISLAM, karena firman Allah: "WA RADHIITU LAKU- MUL ISLAAMA DIINA” itu maksudnya: Dan telah aku relakan bagimu ISLAM ini, yang telah Aku sempurnakan danyang telah Kucukup- kan pula ni’matKu untukmu sebagai agamamu. Kami relakan ISLAM itu menjadi sebagai DIIN (agama) bagimu, yang kamu pegang teguh dan tunduk kepada perintah-perintah dan jauhi segala larangannya. @® Terkadang memang pada anggapan Syarii perkataan DUNIA itu dimaksudkan sebagai: ‘segala masalah yang bukan merupakan beban para Rasul yang diutus. Segala masalah itu, baik dan buruknya, dapat dipecahkan sendiri leh setiap. orang’ dengan -mempergunakan akal dan fikirannya serta dengan melaksanakan berbagai eksperimen. Seperti misalnya masalah_ bercocok-tanam, pertukangan dan sebagainya. Demikian pula masalah-masalah lain yang mubaah yang dapat membentuk keindahan serta melahirkan keni’matan yang diperkenan- kan serta tidak sampai melampaui batas dan tidak pula termasuk lingkungan “tabdziir”, seperti ternyata dari sabda Nabi Muhammad tan Ay aoe, Keene chy 222 ACB Sis Ye a 26 ne - “Hubbiba ilayya min dun-yaakum ath- thiibu wan nisaa-1” “Yang kusukai daripada duniamu ialah wangi-wangian dan perempuan. Sabda Nabi Muhammad s.a.w. pula: K pep 1 Kee hee AG Ne AGS aS “Antum a’lamu bi umuuri dun-yaakum™ “Kalian lebih mengetahui perihal urusan dt ale” ‘Adakalanya pula perkataan "DUNIA” itu menjadi SIFAT bagi sesuatu yang abstrak maupun yang rill, yang bersifat subyektif ‘maupun tidak, seperti misalnya penghidupan, ‘kebaikan dan lain-lain, seperti dalam firman ‘ts or ge) ang 2 SS Bal tu’tsiruunal hayaatad-dun-yaa” “Hanya saja kamu lebih mengutamakan penghidupan dunia” Firman-Nya pula: Z cw: Soy) « CGF O3423 bu "*Turiiduuna ‘aradhad-dun-yaa” "Kalian inginkan harta benda dunia” Firman-Nya pula: hee Lag Seen (TW 8 KOZ NS (ace Calg BIS Wa 2 32) “Rabbansa aatinan fid-dunyaa hasanatan wa fil aakhirati hasanah” "Ya Allah Tuhan kami, berilah kebaikan bagi kami di dunia dan Kebaikan di akhirat” @ Adapun yang dimaksud dengan perkataan *iSABIIL ALLAH” jalah tiap perjalanan yang bisa menghantar kita kepada ridha Allah dan tiap perbuatan yang diperkenankan dengan jelas dan gamblang atau termasuk dalam ling- Kungan aturan-aturan DIIN yang umum, dengan tujuan untuk mempertinggi asmaa Allah, asalkan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan pesan- pesan Allah, yaitu melakukan perbuatan yang ‘baik dan menjauhi perbuatan yang jahat, baik ‘untuk diri sendiri, untuk masyarakat dan ummat ‘ataupun untuk agama kita. Hal ini bisa kita buktikan dari ayatayat ‘Al Qur'an, seperti: wwe 330) diye Oa "Wa anfiquu fii sabiilillaah” we - "Dan belanjakanlah harta bendamu untuk SABIIL ALLAH” Firman-Nya pula: Fee dys 9865 ae "Wa qaatiluu fii sabiilillaahiltadziina yuqaa- ‘iluunakum’ "Dan berperanglah Kalian untuk SABIL ALLAH terhadap mereka yang memerangi align” ‘Adapun ma’na niat adalah maksad yang oleh arenanya lahir sesuatu perbuatan atau tindak- an, Hal ini tentu saja menjadi lazim bagi sesuatu perbuatan atau tindakan yang dilaksanakan dengan atau karena kesukaan sendiri, Tempat iat adalah di hati, Yang lsinnya tidaklah ‘menjadi pertimbangan lagi. Sesuatu perbuatan jahat yang bertentangan dengan perintah Allah dan bertentangan dengan kepentingan bangsa, tidak dapat dianggap baik dengan dalin bahwa niatnya baik, sebagaimana dengan keliru disangka oleh sementara orang. @ Adapun mengenai "QLAAS” maka, — menu- rut artinya, — adalah Suatu soal yang ma'qul, yang rasional, yang dapat dimiliki oleh setiap orang yang mampu berfikir. Sesuatu perbuatan 2 dan tindakan tidak bisa menjadi turus jika tidak dengan itu. Buah fikiran dan pertimbangan. inilah yang membedakan manusia dengan ‘makhluk lain. Inilah yang mewajibkan Hakim, Mufti dan Qaadhi untuk memiliki.pengertian yang sempura tentang itu, begitu juga bagi tiap orang yang menjadi pemimpin masyarakat ‘muslimin, Tanpa pengertian mengenai ini, tanpa memiliki pengertian ini, maka ummat ‘menjadi kacau-balau serta mengalami keterbela- kangan, : Beberapa ahli figih seringkali: menggunakan "QIAAS TAMTSIIL”, yaitu penetapan hukum sesuatu dengan mempergunakan sumber hukum terdahulu yang sudah ada nash hukumnya ‘menurut syara’, dengan dalih bahwa antara kedua soal hukum itu terdapat Kesesuaian ‘illah-nya (sebab hukumny: Dapat ditegaskan di sini bahwa apabila terdapat kesesuaian (mumaatsalah) antara yang dijadikan QIAAS dengan yang diQIAASkan 4i dalam sifat "WIHDAH" yang delapan, sedang- kan ‘illah yang mengkaitkan kedua soal itu diketahui dengan yakin, maka tidaklah dapat disangsikan lagi kalau hukum kedua soal itu tentu saja sama. Akan tetapi apabila tidak demikian halnya, maka hal itu termasuk dalam Jingkungan "ZHANNII”, yaitu dugaan ata. perkiraan, bukan "YAQUINIT”. Yang demikian itu perfu terlebih dahulu diselidiki dan ditelaah kepentingannya yang lebih jelas lagi menurut 30 waktu, tempat dan keadaan serta penyesuaian yang tepat. “Asasinya dalam hal ini terletak arena masalahnya menyangkut_ kepentingan bangsa dan ummat, kekuatan dan kemuliaannya dalam perjoangan hidup dan kehidupan, Dalam soal ini memang merupakan tantang- an bagi pikiran dan pendapat seseorang. Sering- kali terjadi karena terbawa arus kesombongan- aya serta kepicikan pikirannya ditambah pula ‘Kurang pengalaman, kurang pertimbangan dan tidak memahami keadaan ummat serta kurang ersiapan, apa yang diperoleh jauh sekali dari yang sebenarnya dikehendaki, © Adapun "ALHARAJ” pengertiannya ialah ‘keberatan merijalankan sesuatu perkara, sehingga ‘menimbulkan Kesempitan i dalam diri dan menjadi sebab seseorang tidak menjalankan perintah hingga arena itu ia mendapat siksaan, Perintah-perintah Agama Islam dalam rupa- nya (shuurah) dan dalam afuran-aturannya Cawaaridh) sesungguhnya suci dari hal itu. Hendaknya dapatlah diperhatikar perintah yang paling penting, paling besar artinya dan Paling berat, yang ditujukan kepada orang-orang yang tidak memiliki sifat khusyu’, yaitu sebagai ‘mana dinyatakan Allah dalam firman-Nyé Se yes MESO 31 50d V0 by FO eg BA abt 7 oe e phos ad\ Nia) ls th) (ten 32) "Wa innahaa lakabiiratun illaa ‘alal khaasyi iim, Alladziina yazhunnuuna annahum ‘mulaaquu rabbihim wa annahum ilaihi ‘raaji’uun.” "Sesungguhnya hal itu memang berat, ‘kecuali bagi mereka yang khusyu’, yang percaya bahwa sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka dan bahwa kepadaNyalah mereka akan kembali,”” Perkataan "ZHAN" di dalam ayat ini berarti YAQIIN, sebab begitulah memang salah satu ‘dari sekian arti perkataan itu. Cobalah diteliti hal-hal berikut ini: Shalat itu merupakan satu olahraga yang dapat memelihara Kesehatan jasmani, apabila orang melaksanakannya secara teratur dan terus menerus setelah membersihkan dirinya dari segala kotoran dan najis sehingga badan ‘menjadi suci daripada kuman dan kotoran yang berbahaya. Selain itu shalat juga merupakan olahraga rohani jika dilaksanakan menuruti segala persyaratannya. Salah satu di antaranya yang paling penting adalah KHUSYU’ dan kkesucian yang sempuma, jauh dari syirik atau bersekutu selain kepada Allah 32 "Qed aflahal mu’minuunal ladziina hum fii shalaatihim khaasyi"wun,” "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang ‘Mu’min yang khusyu’ dalam shalat mereka,” Firman Allah pula: Piers egeSsscnib) Sa acsegh assy (rani snails ce Saye ats i “Innal insaana khuliga haluu’aa; Idzaa ‘massahusy-syarru jazuu'aa; Wa idzaa massa- bul khaira manuu’aa; Illal__mushalliin; ‘Alladziinahum ‘alsa shalaatihim daa-imoun.” "Sesungguhnya manusia itu diciptakan de- gan memiliki sifat takut dan khawatir; jika tertimpa bahaya, ia lekas putus-asa; dan manakala memperoleh keberuntungan tiada suka menolong; kecuali orang-orang ‘yang melaksanakan shalat; yang senantiasa ‘melaksanakan shalat itu dengan tetap.”” 33 Demikianlah yang menyangkut diri pribadi seseorang. Adapun yang mengenai masyarakat, ‘maka Allah telah berfirman: AEB IS SUS SF 201 BSS Ss Wa agimish-shalaata innash-shalaata tanhaa ‘anil fakhsyaai wal munkar.” "Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”” ‘Tentu saja yang dimaksud dengan shalat itu Dukanlah bentuk dan rupanya, Karena shalat yang dapat mencegah seseorang daripada perbuatan keji dan mungkar itu ialah shalat yang disertai sikap khusyu’, sifat tunduk, suci dan bebas dari kekotoran jasmani dan rohani, yang Karena semua itu orang yang mendirikan shalat seperti itu diumpamakan sebagai orang yang sedang berbicara dengan Allah, seperti Sabda Nabi Muhammad s, Loe 252 ADEE “Almushallii yunaajii rabbahu.” "Orang yang menunaikan shalat itu berbica- ra kepada Tuhannya,”” 34 Dan sudah barang tentu orang yang berha- dapan dengan Tuhannya lima kali sehari, dengan sikap khusyu’, dengan meyakini janji dan ancamanNya, ingat akan keluhuran dan kebesar- anNya, tidaklah mungkin akan mampu melaku- kan perbuatan keji dan mungkar pada hari itu. Sedangkan rupa dan bentuk shalat yang tidak disertai sikap Khusyu', malah disertai riyaa’ atau sikap ingin dipuji orang lain, atau ‘melulu meniru orang lain dalam berdiri dan duduknya saja, bukan karena sungguh-sungguh ta'at kepada Allah, maka shalat serupa itu tidaklah mungkin akan mampu mencegah seseorang daripada perbuatan yang keji dan mungkar. Tentang hal int Allan SWT telah berfiman: ie etree ies PE MEF Pas. sonad be lg bre wet tes S65 gt BGM 5 lo a = tgp): OFICH Fa wailun lil mushalliinal ladziina hum ‘an shalaatihim sashuun. Alladziina hum yuraa- ‘uuna wa yamna-‘wunal maa’uun.”” "Celakalah bagi para pelaksana shalat, yang melalaikan shalat mereka; mereka ‘yang bersifat riyaa’ dan mereka yang enggan ‘memberi pertolongan.” 35 Pun tatkala menerangkan tentang sifat kaum munafiqiin, Allah telah berfirman: 4 SG B18 SAIS) Sis Gy sb). racl "Wa idzaa qaamuu ilash-shalaati qaamuu ‘kusaalaa yuraa-wunannaas,” "Dan bila mereka berdiri untuk melaksana- kan shalat, mereka berdiri dengan malas- malasan, mereka hanya hendak berlaku repudicallcrarel Maka barangsiapa_mempunyaiiman yang sempurna dan telah mengerti bahwa shalat itu dapat membawa Kesehatan dan kekuatan bagi jasmani dan rohaninya, mengerti pula bahwa dengan itu seolah-olah ia berbicara_sendiri dengan Allah dan hal itu dapat pula memberikan esenangan basi dirinya dan masyarakatnya di dunia dan ci akhirat, maka tentulah kewaiib- fan itu akan terasa ringan baginya dan tidak Gipandang berat. Sedikitpun juga "HARAI” tak akan dirasakannya, bahkan akan timbul rasa senang dan bahagianya saat ia berbicara (rmunaajaat) kepada Allah, sebagaimana dinyata- kan oleh Hadits Nabi Muhammad s.a.w.: 5 VP on os SG) age BB he Chee 36 "Wa ju'ilat qurratu ‘ainii fish-chaslati.” "Yang paling saya cintat dan menjadi kese- ‘mangan saya ialah melakukan shalat.”” Walaupun demikian, Allah telah memberikan kkeringanan pula dengan menjadikan shalat itu hanya dua rake'at saja pada saat bepergian jauh dan diperkenankan pula untuk orang menjama’ dua shalat dalam satu waktu. Pun Allah telah memberi perkenan bagi mereka yang merasa berat untuk melaksanakan shalat sambil duduk, berbaring atau dengan isyarat apabila cara Iainnya tidak dapat dilakukannya. Pun diperkenankan orang bertayammum jika tidak terdapat air atau jika timbul rasa waswas menggunakannya atau berbahaya ‘mengambil air itu. Diizinkan pula mengusap (masah) sepatu (khuffain), sebagaimana diper- kenankan mendirikan shalat dengan memakai "1 (terompah), satu baju serta di mana aa saja datangnya waktu untuk shalat. Dalam kehidupan schari-hari seringkali kita saksikan, bahwa apabila seorang pembesar ‘memanggil bawahannya dan berbincang-bincang dengannya, maka yang dipanggil itu pastilah ‘merasa bangga dan bahagia sekali memperoleh Kesempatan seperti itu. Kalau dapat ingin rasanya ia _memperpanjang kesempatan itu, Karena ia merasa bahwa atasannya itu sayang Kepadanya, 37 Pun seringkali terjadi, seorang dokter yang telah dipercaya pasiennya_memberitahukan kepada pasiennya itu bahwa penyakitnya yang amat berbahaya itu hanya dapat disembuhkan dengan jalan operasi, walaupun operasi_ itu akan mendatangkan rasa sakit yang Ivar bias, tentulah pasien itu akan menyerahkan dirinya dengan pasrah kepada dokter yang merawatnya itu dan bersedia menerima segala penderitaan tanpa rasa keberatan (HARAJ) sedikitpun juga pada dirinya, semata-mata karena keperca- yaannya kepada dokternya itu, Maka betapa pula halnya orang yang ber- iman kepada Allah, yang meyakini janjijanji- Nya yang akan diperolehnya hanya dengan melaksanakan segala perintah-Nya yang amat rmudah itu. Begitu pula halnya dengan kewajiban ber- puasa serta Keringanan-keringanan yang diberi- kan dalam kewajiban itu, seperti dinyatakan dalam firman Allah: GUL $93 wy IE 4 ELSA Ron qa 328) "'Yuriidullaahu bikumul yusra wa laa yurii- du bikumul ’usra”. “Allah menghendaki keringanan bagimu dan bukan kesusahan.”” 38 Firman Allah pula: hen (a1 hy RES "Maa" yuriidullaah liyaj’ala “alaikum’ min harajin wa laakin yuriidu liyuthah-hirakum ‘wa liyutimma ni'matahu ‘alaikum faallakum tasy-kurvun, ""Tidaklah Allah berkehendak akan mengada- kan kesulitan bagimu, melainkan Ia berke- ‘hendak akan mensuctkan kamu dan me- nyempurnakan ni'matNya bagimu, s kamu bersyukur,”” cso nat Dari keterangan-keterangan yang diuraikan di atas itu nyatalah bahwa ijtihaad di dalam pemecahan hukum-hukum kemasyarakatan dan erjuangan hidup, begitu pula perbandingannya = ee ‘bangsa menurut waktu, lan keadaan, adalah tergolong dalam perintah-perintah Agama, Dan ini pun menjadi salah-satu hal yang oleh karenanya Allah meleng- kapkan Agama dan melengkapkan pula ni’mat- Nya bagi orang-orang yang berpegang teguh kepada perintah-perintahNya itu, ‘Yang demikian itu disebabkan Karena zaman selalu berobah, kehidupan dan penghi- 39 dupan tidak tetap dan tidak pula terbatas pada suatu tempat, — ia selalu naik turun, pasang- surut dan selalu maju dan mundur. Maka bagi ummat Islam wajiblah untuk ‘memperoleh_ tempat yang paling mulia dan paling tinggi dalam semua keadaan. ‘Untuk ini Allah telah memberikan perumpa- maan yang tidak sedikit jumlahnya di dalam Kitab-Nya yang suci, Firman Allah: Siisoieh Pelee pak 2a eee pb SG Wiss ph BK ag Ss # ow (By) “Wa maa js’alnaaka ‘alaihim hafiizhan wa ‘maa anta ‘alaihim biwakiil.” “Dan tidaklah Kami jadikan kamu sebagai seorang pengawas bagi mereka dan tidak pula kamu menjadi wakil mereka itu.” Firman-Nya pula: IP AES eG ICS 9s BEE eee plecs. SIL BOAT CW EN “Innamaa anta_mudzakkir, lasta ‘alaihim bimushaithir.” "Kamu hanyalah seorang pengingat, bukan- lah kamu seorang yang berkuasa (musaithir) ‘atas mereka itu.” Firman-Nya pula: (to? 3) eae Si a3 "Wa maa anta ‘alaihim bi jabbaar”. bukanlah kamu menjadi seorang yang berkuasa besar (jabbaar) atas mereka Firman Allah pula: (ve 8) “Qui lilladziina aamanuu yaghfirau_lilla-

You might also like