Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Standardization program is sistemic process consisting of formulation, dissemination,
application, monitoring, and evaluation of standards and guidelines which are be to
implemented in cooperation with all parties. Standardization program in the future is not only
the responsibility of related technical institutions, but must also be taken into consideration by
all stakeholders as the development of infrastructures is a complicated process in terms of :
(1) quality assurance from stages of study, design, construction, until operation and
maintenance; (2) awareness and uniformity of quality nationally; (3) development of
resources continuously in accordance with the development of science-technology and the
local autonomy. The number of national design standards (SNI) of Public Works related
infrastructure development today is 752 SNI, consisting of 436 SNI in the field of construction
materials and 326 SNI in civil engineering design (73 SNI in water resources, 70 SNI in roads
and highways, and 173 SNI in buildings). This paper evaluates the progress of the
standardization program (formulation, dissemination, application, and monitoring) of
construction materials and civil engineering of Public Works related infrastructure
development.
Data was obtained from field survey and interview to all stakeholders, and secondary
data (in the 2004-2008 period) from related institutions, namely Center for RD (research and
development) and Directorates General within Ministry of Public Works, local technical
institutions, professional associations, practitioners, universities, and NGOs.
The performance of SNI formulation can be seen from the progress that the number
of new and revised SNI agreed to be endorsed was not more than 50% of proposed new and
revised SNI which affects the delay of targeted 304 revisions of SNI or 60 SNI per year in the
2004 - 2008 period. The performance of dissemination program showed that the number of
locations of dissemination was not more than 51.5% of provinces or not more than 3.6% of
kabupatens/kotas. With respect to the number of dissemination participants the rate was not
more than 78% of targeted participants. The performance of the implementation of SNI
showed that the implementation rate was much lower than 50% of SNI used for references in
contract documents. The performance of monitoring program showed that the
implementation rate of SNI for laboratory tests of soils and rocks, construction materials, and
water were under 40% of recommended SNI. Besides, the monitoring also showed that
almost 50% of quality tests have not undertaken KAN proficiency tests.
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil & Lingkungan FT-UGM dan Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan
Logistik UGM
1
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
2
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
3
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
4
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
jumlah standar bidang bahan konstruksi bangunan jauh lebih banyak daripada
standar bidang rekayasa sipil, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 1. Jika
ditinjau dari jenis SNI, maka 752 SNI yang telah dirumuskan masih didominasi jenis
Metode Uji sejumlah 424 (56,0%), diikuti Tata Cara 184 (25,0%) dan Spesifikasi 144
(19,0%), hal ini menggambarkan bahwa standar metode uji lebih banyak digunakan
untuk menguji standar kualitas bahan konstruksi bangunan yang berlaku di semua
bidang infrastruktur ke-PU-an, sedangkan Tata Cara dan Spesifikasi lebih fokus
mendominasi keperluan standardisasi pelaksanaan metode kerja di lapangan (lihat
Gambar 2). Jika ditinjau dari bidang infrastruktur ke-PU-an, maka dari 752 SNI yang
sudah dirumuskan, dapat dirinci bahwa: hampir 60,0% pada bidang bahan
konstruksi bangunan, sisanya (40,0%) akan dipenuhi oleh bidang ke-ciptakarya-an
sebesar 23,0%; dikuti bidang sumber daya air sebesar 10,0%; dan bidang ke-
binamarga-an sebesar 9,0% (lihat Gambar 3). Secara umum hasil perumusan
standardisasi belum mampu menjawab proses perkembangan rekayasa sipil di
lapangan, beberapa indikator capaiannya adalah: (1) dari 752 SNI yang ada, lebih
dari 50,0% SNI yang ada merupakan SNI umum (bahan konstruksi bangunan)
sehingga SNI yang berkaitan dengan SIDCOM (rekayasa sipil) masih jauh dari yang
diharapkan. Kekurangan SNI bidang rekayasa sipil harus segera dituntaskan agar
ada kepastian penjaminan dan keseragaman mutu konstruksi untuk mensukseskan
performance based contract dengan target rekayasa konstruksi dapat mencapai
performance related standard.
5
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
6
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
7
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
8
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
9
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
10
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
teknis daerah secara berkala dari tahun 2004-2008, serta pemberian advise teknik
di lapangan sesuai bidang infrastruktur yang dikelola. Beberapa hasil penelitian,
antara lain Mulyono (2007) menyebutkan bahwa peningkatan nilai investasi
pengelolaan jalan nasional tidak berpengaruh langsung terhadap peningkatan
kemantapan jalan karena banyak faktor-faktor eksternal dan internal yang tidak
diantisipasi selama pengelolaannya. Faktor internal lebih fokus pada bagaimana
mutu pelaksanaan dapat dicapai, sedangkan faktor eksternal lebih fokus bagaimana
pengendalian beban lalu lintas dan banjir spasial tidak menggenangi permukaan
jalan. Sejauh ini memang belum pernah dilakukan evaluasi pasca diseminasi SPM
terhadap kinerja SDM di daerah dikaitkan dengan performansi pelayanan
infrastruktur ke-PU-an, artinya apakah ada hubungan linier antara hasil diseminasi
SPM terhadap peningkatan mutu pelaksanaan konstruksi di daerah, sehingga biaya
pemeliharaannya menjadi lebih efisisen dan efektif.
Kegiatan pemantauan SPM merupakan kegiatan monitoring dan evaluasi
terhadap penerapan SPM di lapangan, yang pada prinsipnya terdiri atas:
(1) inspeksi mendadak (sidak) untuk melakukan uji mutu di lapangan berdasarkan
SNI tertentu; (2) survai wawancara responden tentang kinerja implementasi SNI
atau Pedoman Teknik dan selanjutnya dilakukan penilaian. Kegiatan inspeksi
mendadak (sidak) dilakukan untuk membina laboratorium daerah, yaitu dengan
menilai kinerja laboratorium dinas ke-PU-an di daerah yang meliputi laboratorium:
tanah dan batuan, bahan bangunan, dan air. Instansi yang dikunjungi adalah UPTD
Balai Pengujian dan Peralatan Konstruksi Balitbang maupun laboratorium dinas ke-
PU-an. Beberapa aspek yang dievaluasi adalah: (1) kondisi kinerja secara umum;
(2) peralatan dan bahan; (3) SDM atau teknisi laboratorium; (4) jenis pengujian yang
dapat direkomendasikan. Hasil evaluasi pemantauan SNI jenis Metode Uji bahan
konstruksi bangunan dapat ditunjukkan dalam Tabel 6.
Beberapa permasalahan penting yang dihadapi dalam monitoring dan
evaluasi penerapan SNI jenis Metode Uji, adalah: (1) pada umumnya hampir 50,0%
jenis pengujian mutu belum uji profisiensi KAN; (2) metode pengujian mutu hampir
25,0% masih menggunakan SNI versi lama, dan hampir 25,0% masih
memanfaatkan standar asing. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa distribusi
informasi pemutakhiran SNI memang belum menyentuh sampai tatanan pelaksana
di lapangan dan masih banyak pengujian mutu yang belum terakreditasi sehingga
akurasi data belum merepresentasikan fenomena yang sesungguhnya.
Beberapa permasalahan pokok yang berkaitan dengan peralatan dan bahan
dalam evaluasi penerapan SNI metode uji, adalah: (1) pada umumnya hampir
50,0% dari peralatan uji mutu yang ada, belum pernah dikalibrasi; (2) tidak ada
program perbaikan dan pemeliharaan peralatan uji, secara reguler; (3) hampir
75,0% dari peralatan uji mutu yang ada, tidak memiliki rekaman tentang nama
pabrik, identifikasi tipe, nomor seri, spesifikasi teknis, tanggal dan nomor sertifikasi
kalibrasi; dan (4) hampir semua peralatan uji mutu belum memiliki buku rekam jejak
untuk mencatat kondisi alat setiap saat. Beberapa permasalahan pokok yang
11
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
12
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
V. KESIMPULAN
13
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
dari 50,0% SNI merupakan SNI umum (bahan konstruksi bangunan) sehingga
SNI yang berkaitan dengan SIDCOM (rekayasa sipil) masih jauh dari yang
diharapkan.
b) Kinerja pemasyarakatan standardisasi, menunjukkan bahwa: (1) tingkat
capaian lokasi penyelenggaraan sosialisasi SPM terhadap jumlah provinsi
sebesar 51,5% atau 3,6% terhadap jumlah kabupaten/kota di Indonesia; (2)
tingkat capaian jumlah peserta sosialisasi SPM terhadap targetnya adalah: (i)
kelas umum (materi bahan konstruksi bangunan) mencapai 50,1%; (ii) kelas
SDA (materi ke-air-an) mencapai 77,5%; (iii) kelas BMG (materi ke-
binamarga-an) mencapai 69,7%; (iv) kelas CKA (materi ke-ciptakarya-an)
mencapai 80,6%; (3) tingkat capaian jumlah modul sosialisasi SPM sebesar
63,1% terhadap jumlah modul tersedia yang ditargetkan untuk
disosialisasikan.
c) Kinerja penerapan standardisasi, menunjukkan bahwa: (1) tingkat capaian
penggunaan SNI sebagai standar rujukan dalam dokumen kontrak masih
jauh di bawah 50,0% terhadap SNI sejenis yang berlaku; (2) rata-rata capaian
penggunaan SNI umum (bahan konstruksi bangunan) tertinggi pada bidang
sumber daya air sebesar 39,78%; (3) rata-rata capaian penggunaan SNI
khusus (rekayasa sipil) tertinggi pada bidang ke-binamarga-an dan ke-
ciptakarya-an, masing-masing 36,59% dan 32,73%.
d) Kinerja monitoring dan evaluasi standardisasi, menunjukkan bahwa: (1)
tingkat capaian penerapan SNI metode uji untuk laboratorium tanah dan
batuan, bahan bangunan, dan air, masing-masing di bawah 40,0% dari
sejumlah SNI metode uji yang direkomendasikan; (2) hasil pemantauan SNI
metode uji menunjukkan hampir 50,0% jenis pengujian mutu belum uji
profisiensi KAN pada laboratorium mutu di daerah; (3) metode pengujian mutu
di daerah hampir 25,0% masih menggunakan SNI metode uji versi lama, dan
hampir 25,0% masih menggunakan standar asing.
14
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
1. Aiken, R.J., and Cavallini, J.S. 1994. Standards: When Is It Too Much of a Good
Thing? Standard View, Vol. 2 (2), pp. 110-119
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Dep. PU. 2009. Daftar SNI Bidang Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
3. -------. 2008. Pengkajian Efektivitas Penerapan Standar dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
4. -------. 2008. Pemutakhiran Standar, Pedoman dan Manual, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
5. -------. 2008. Diseminasi Standar, Pedoman dan Manual Bidang Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
6. -------. 2007. Evaluasi dan Monitoring Penerapan Standar, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
7. -------. 2007. Diseminasi Standar, Pedoman dan Manual Bidang Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
8. -------. 2007. Penyusunan SPM Terjemahan Standar Asing dan Hasil Litbang,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
9. -------. 2007. Diseminasi SPM dan Hasil Litbang dalam Rangka Peningkatan
SDM Daerah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
10. -------. 2007. Evaluasi Manfaat Penggunaan NSPM dalam Pekerjaan Jalan dan
Jembatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
11. -------. 2007. Perumusan dan Kaji Ulang SPM yang Sudah Berumur di Atas 5
(Lima) Tahun, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
12. -------. 2007. Laporan Kegiatan Penyusunan Sistem Mutu sesuai SNI 19-9001-
2001 (ISO 9001-2000), Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
13. -------. 2007. Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Laboratorium (Pembinaan Lab.
Daerah) Sub. Keg. Pemahaman Ketidakpastian Pengukuran, Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
14. -------. 2007. Laporan Kegiatan Penyelenggaraan Laboratorium (Pembinaan Lab.
Daerah) Sub. Keg. Rekomendasi Kelayakan Operasional Lab. Pengujian
Daerah, Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
15. -------. 2006. Diseminasi NSPM dan Hasil Litbang dalam Rangka Pembinaan
SDM Daerah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta
15
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
16
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
30. Oksada, S., Ruthowski, A., Spring, M., and O’Donnell, J. 1996. The Structure of
IT Standardization, Standard View, 4 (1), pp. 9-22
31. Rukmana, DW. 2006. Strategic Partnering for Educational Management, PT
Alfabeta. akarta
32. Sekretariat Negara. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 102
Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4020. Jakarta
33. Sjahdanulirwan. 2006. “Kebijakan Pengembangan NSPM Bidang Bina Marga
untuk Mendukung Profesionalisme dalam Praktek Profesi”, Prosiding Dialog
Interaktif dalam Konferensi Regional Teknik Jalan Ke-9 Wilayah Timur.
Makassar
34. Yates, J., K., and Aniftos, S. 1998. Developing Standards and International
Standards Organizations, Journal of Management in Engineering, Volume 14,
Number 4: 57-63. American Society of Civil Engineers (ASCE
17
Prosiding PPI Standardisasi 2009 - Jakarta, 19 November 2009
18