You are on page 1of 7

Trad. Med. J.

, September 2015 Submitted : 25-09-2015


Vol. 20(3), p 127-133 Revised : 21-10-2015
ISSN : 1410-5918 Accepted : 05-11-2015

ANTI ACNE CREAM EFFECTIVITY OF METHANOL EXTRACT OF


Impatiens balsamina Linn. LEAVES
EFEKTIVITAS KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK METANOL DAUN PACAR AIR
(Impatiens balsamina L.)

Abdurraafi’ Maududi Dermawan*, Liza Pratiwi, Indri Kusharyanti


1Pharmacy Study Program, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

ABSTRACT

Many studies have found that Impatiens balsamina leaves contain antibacterial activity. The present
study was conducted to evaluate antiacne effect from cream of methanolic extract from leaves of Impatiens
balsamina L. towards Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis, which concentration that
gives the most effective antiacne and to evaluate physical and chemical properties of creams. The simplicia
was extracted by soxhlet technique and using methanol as solvent. Kirby-Baeur diffusion method was used to
measure the antibacterial activity. The extract was formulated in cream with concentration of 10%, 15% and
20%. Evaluation of physical and chemical properties was done by organoleptic testing, spreadability,
adhesive force, pH and antibacterial effectiveness. Data was analyzed using R-Commander program 2.14.1
Version. Formula II which contained 15% extract showed the most effective inhibiton to the growth of
bacteria. The evaluation of FII cream showed that the cream was homogen, the spreadability was
21,24+1,464cm2, adhesive force more than 60 minutes, and pH of 6,53+0,057.
Key words: Impatiens balsamina leaves, methanol extract, Propionibacterium acnes, Staphylococcus
epidermidis

ABSTRAK

Daun pacar air (Impatiens balsamina .L) telah banyak diteliti memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui apakah krim ekstrak metanol daun pacar air mempunyai efek sebagai
antijerawat, konsentrasi ekstrak metanol daun pacar air yang paling efektif, dan mengetahui hasil evaluasi
sediaan krim ekstrak metanol daun pacar air secara fisik dan kimia. Simplisia disokhletasi menggunakan
pelarut metanol. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode disc diffusion Kirby-Bauer.
Ekstrak diformulasikan dalam bentuk krim dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20%. Evaluasi sediaan
meliputi pemeriksaan organoleptis seperti bau, warna, bentuk serta homogenitas, pengujian daya sebar,
daya lekat, pH dan antibakteri. Analisis data menggunakan program R-Commander versi 12.4.1. Hasil
penelitian menunjukkan adanya kemampuan sediaan krim dalam menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab jerawat S. epidermidis dan P. acnes dengan konsentrasi ekstrak 15% pada formula II yang
memberikan penghambatan paling efektif. Hasil evaluasi sediaan formula II menunjukkan sifat fisik yang
homogen, daya sebar sebesar 21,24+1,464 cm2, daya lekat >60 menit dan pH sebesar 6,53+0,057.
Kata kunci: Ekstrak metanol, daun pacar air, Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis

PENDAHULUAN Pengobatan yang lazim digunakan untuk


Jerawat merupakan gangguan pada kulit mengobati jerawat adalah dengan menggunakan
yang ditandai dengan adanya peradangan yang antibiotik seperti tetrasiklin, eritromisin,
disertai penyumbatan pada saluran kelenjar doksisiklin dan klindamisin. Selain itu pengobatan
minyak dalam kulit (Ray et al, 2013). Salah satu jerawat juga dapat menggunakan benzoil
penyebabnya adalah bakteri yaitu bakteri peroksida, asam azelat dan retinoid (Oprica,
Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium 2004). Namun obat-obat tersebut memiliki efek
acnes, kedua bakteri tersebut akan memicu samping dalam penggunaannya sebagai
terjadinya radang pada kulit (Wasistaatmadja, antijerawat antara lain iritasi dan penggunaan
2002). antibiotik sebagai pilihan pertama dalam
penyembuhan jerawat harus ditinjau kembali
Corresponding author : Abdurraafi’ Maududi D untuk membatasi perkembangan resistensi
E-mail: rafi.derma@gmail.com antibiotik (Muhammad dan Rosen, 2013).

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 127


Abdurraafi’ Maududi Dermawan

Kondisi ini mendorong untuk dilakukannya dilakukan pada pagi hari saat proses fotosintesis
pengembangan penelitian antibakteri alami berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan
terhadap tumbuhan yang ada di Indonesia. Daun berbunganya tanaman. Daun pacar air diperoleh
pacar air (Impatiens balsamina L.) telah banyak dari kawasan Kota Baru, Kota Pontianak,
diteliti sebagai antibakteri terutama pada bakteri Kalimantan Barat. Sampel yang diperoleh
penyebab jerawat, seperti yang ditunjukkan dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Bidang
pada penelitian terdahulu bahwa pada ekstrak Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Sampel
etanol daun pacar air memiliki konsentrasi kemudian dibuat menjadi simplisia dan disokletasi
hambat minimum (KHM) sebesar 24 mg/mL menggunakan pelarut metanol.
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
(Utari, 2011). Penetapan susut pengeringan
Senyawa utama dari ekstrak pacar air yang Penetapan susut pengeringan dilakukan
telah diteliti memiliki aktivitas antibakteri dengan pengukuran sisa zat setelah proses
terhadap bakteri penyebab jerawat adalah pengeringan pada temperatur 1050C selama
senyawa golongan poliketida (naftokuinon) dan 30menit atau sampai didapat berat konstan yang
flavonoid (quercetin dan kaempferol) (Lim et al, ditandai dengan tidak adanya perubahan bobot
2007; Wang et al, 2009). Aktivitas antibakteri atau perubahan yang signifikan (tidak lebih dari
dari tanaman pacar air tersebut berpotensi 5%) (Depkes RI, 2000)
untuk digunakan sebagai antijerawat yang
dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan Skrining fitokimia
krim. Skrining fitokimia dilakukan terhadap
Penelitian ini menggunakan tipe krim ekstrak metanol daun pacar air meliputi
minyak dalam air (M/A) sebab tipe ini memiliki pemeriksaan alkaloid, polifenol, tanin, flavonoid,
kadar air yang tinggi sehingga dapat memberikan triterpenoid, saponin dan kuinon.
efek hidrasi pada kulit (Kuswahyuning dan
Saifullah, 2008). Efek hidrasi ini dapat Uji aktivitas antibakteri
meningkatkan permeabilitas kulit sehingga akan Ekstrak metanol daun pacar air diuji daya
meningkatkan penetrasi obat guna mengurangi antibakterinya secara in vitro terhadap bakteri
resiko timbulnya peradangan pada penderita Propionibacterium acnes dan Staphylococcus
jerawat (Kielhorn et al, 2006). epidermidis dengan konsentrasi 100 mg/mL, 150
mg/mL, dan 200 mg/mL menggunakan metode
METODE PENELITIAN disc diffusion Kirby-Bauer. Media yang digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian yaitu media Mueller-Hinton Agar (MHA) untuk
ini meliputi soxhlet apparatus, timbangan bakteri Staphylococcus epidermidis dan Media
analitik (Ohaus tipe PA2102), water bath MHA dengan 5% darah kambing untuk bakteri
(Memmert tipe WNB 14), inkubator, hot Propionibacterium acnes.
plate (Schott Instrument®), laminar air flow Cakram kertas yang berukuran 6 mm
cabinet (LAFC), autoclave (HL tipe 36Ae), pH ditempatkan di atas permukaan media sesuai
meter (Soil Tester SDT-60 SDT-300), oven dengan posisi yang diinginkan, kemudian
(memmert®), rotary evaporator (Heidolph®), dan diteteskan larutan ekstrak metanol daun pacar air
jangka sorong. dengan variasi konsentrasi masing-masing
Bahan-bahan yang digunakan berupa sebanyak 20µL. Kontrol negatif yang digunakan
simplisia daun pacar air (Impatiens balsamina adalah DMSO 10%, 7,5% dan 5%. Kemudian
Linn.), metanol, dimetil sulfoksida (DMSO), diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam dan
akuades, media Mueller-Hinton Agar (MHA), diamati zona hambat yang terbentuk yang
Media Blood Agar, larutan standar Mc. Farland no diinterpretasikan dengan melihat daerah bening
0,5, larutan natrium klorida (NaCl) 0,9%, krim disekitar cakram yang menunjukkan tidak adanya
Zeliris®, gliserin (PT. Brataco batch IK211920D3), pertumbuhan (ICMR, 2009).
asam stearat (PT. Brataco batch B130419-13),
TEA, setil alkohol (PT. Brataco batch Formulasi krim
1012060401), dan metil paraben (PT. Brataco Formulasi sediaan krim ekstrak metanol
batch LE2611). daun pacar air dalam bentuk krim tipe M/A
(vanishing cream) dibuat berdasarkan formula
Tahapan penelitian pada tabel I. Bahan-bahan fase minyak (asam
Sampel stearat dan setil alkohol) dan fase air (TEA,
Sampel yang digunakan pada penelitian ini gliserin, metil paraben dan air) dipisahkan. Fase
adalah daun pacar air. Pengambilan daun minyak dan fase air dipanaskan pada suhu yang

128 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


ANTI ACNE CREAM EFFECTIVITY

sama. Setelah fase minyak melebur semuanya, dicelupkan secara langsung ke dalam sediaan
kemudian fase minyak di masukkan ke dalam krim.
mortir yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih
dahulu. Kemudian fase air dimasukkan sedikit Analisis data
demi sedikit ke dalam mortir yang berisi fase Analsis data dilakukan dengan
minyak sambil diaduk secara konstan. Ekstrak menggunakan program R seri 2.14.1 modul R-
daun pacar air yang sebelumnya telah dilarutkan Commander.
dengan sebagian fase air ditambahkan kemudian
dan digerus hingga didapatkan massa krim yang HASIL DAN PEMBAHASAN
homogen. Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia (tabel II)
Uji efektivitas antibakteri krim menunjukkan ekstrak metanol daun pacar air
Uji efektivitas antibakteri krim ekstrak mengandung senyawa polifenol, flavonoid, kuinon
metanol daun pacar air, kontrol negatif dan dan steroid.
kontrol positif menggunakan metode disc diffusion
Kirby-Bauer. Kertas cakram dicelupkan dalam Penetapan susut pengeringan
sediaan krim kemudian ditempatkan di atas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
permukaan media yang telah ditumbuhkan memberikan batasan maksimal (rentang) tentang
bakteri. Cawan petri diinkubasi pada suhu 370C besarnya senyawa yang hilang selama proses
selama 24 jam kemudian diamati zona hambat pengeringan. Hasil pemeriksaan didapat
yang terbentuk (ICMR, 2009). Kontrol negatif yang persentase susut pengeringan ekstrak sebesar
digunakan adalah basis krim (tanpa ekstrak) dan 21,1940%. Nilai susut pengeringan dalam hal
kontrol positif yang digunakan adalah krim khusus identik dengan kadar air yaitu jika bahan
Zeliris®. tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut
organik yang menguap. Persentase tersebut dapat
Pemeriksaan organoleptis menunjukkan kandungan air yang berada di
Pemeriksaan organoleptis yang dilakukan atmosfer atau lingkungan udara terbuka (Depkes
meliputi pemeriksaan bentuk, warna dan bau yang RI, 2000).
diamati secara visual.
Uji aktivitas antibakteri
Uji daya sebar Hasil uji aktivitas antibakteri (tabel III)
Ditimbang 0,5g krim, diletakkan ditengah menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
alat berupa kaca bulat. Ditimbang dahulu kaca pacar air dapat menghambat pertumbuhan
yang satunya, kemudian kaca tersebut diletakkan bakteri P. acnes dan S. epidermidis. Hal tersebut
di atas massa krim dan dibiarkan selama 60 detik. disebabkan oleh senyawa pada ekstrak
Diukur diameter krim yang menyebar dengan yang berperan sebagai antibakteri. Senyawa
mengambil panjang rata-rata diameter dari tersebut diantaranya adalah flavonoid dan
beberapa sisi. Kemudian ditambahkan lagi kuinon. Golongan senyawa flavonoid yang diduga
50g beban tambahan dan didiamkan selama 60 terlibat adalah quercetin dan kaempferol.
detik dan dicatat diameter krim yang Quercetin berperan dalam menghambat DNA
menyebar seperti sebelumnya hingga tidak girase pada proses replikasi DNA dan aktivitas
terjadi perubahan diameter yang berarti. Replikasi enzim ATPase. (Plaper et al, 2003). Keterlibatan
dilakukan sebanyak 3 kali untuk tiap-tiap formula. kaempferol dalam menghambat pertumbuhan
bakteri diduga memiliki kesamaan dengan
Uji Daya Lekat quercetin, sebab adanya kemiripan struktur
Dioleskan tipis sebanyak 0,25g krim di atas antara kaempferol dan quercetin (Lim et al,
gelas objek yang telah diketahui luasnya. 2007).
Diletakkan gelas objek yang lain di atas krim Senyawa lain yang diduga berperan sebagai
tersebut, kemudian ditekan dengan beban 1Kg antibakteri adalah senyawa naftakuinon, salah
selama 5 menit. Kemudian dilepaskan beban satunya yaitu 2-metoksi-1,4-naptoquinon yang
seberat 80g dan dicatat waktunya hingga kedua mampu meningkatkan penyerapannya melalui
gelas objek ini terlepas. Replikasi dilakukan membran sel bakteri sehingga dengan mudah
sebanyak 3 kali untuk tiap-tiap formula dapat masuk ke sel target dan menyebabkan
kerusakan pada struktur membran plasma
Penentuan pH sediaan bakteri (Sakunphueak dan Panichayupakaranant,
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan 2012).
menggunakan pH meter soil tester. Alat pH meter

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 129


Abdurraafi’ Maududi Dermawan

Tabel I. Formulasi krim ekstrak metanol daun pacar air


Bahan FI (g) FII (g) FIII (g)
Ekstrak 10 15 20
Asam stearat 12 12 12
Setil Alkohol 2 2 2
TEA 3 3 3
Gliserin 8 8 8
Metil paraben 0,2 0,2 0,2
Akuades ad 100 ad 100 ad 100
Keterangan : FI = Formula krim dengan konsentrasi ekstrak 10%; FII = Formula krim dengan konsentrasi ekstrak
15%; FIII = Formula krim dengan konsentrasi ekstrak 20%;

Tabel II. Hasil uji skrining fitokimia ekstrak metanol daun pacar air

No Pemeriksaan Reagen Pengamatan Hasil


Mayer Tidak terbentuk endapan putih -
1. Alkaloid
Dragendorf Tidak terbentuk endapan jingga -
2. Polifenol FeCl3 1% Terbentuk cairan hijau +
3. Flavonoid Mg, HCl pekat Terbentuk cairan merah bata +
4. Saponin Akuades Tidak berbuih -
Tidak terbentuk endapan, tidak terbentuk
5. Tanin Gelatin, FeCl3 5% -
warna violet-biru
6. Steroid CH3COOH glasial, H2SO4 pekat Terbentuk cincin hijau +
7. Terpenoid CH3COOH glasial, H2SO4 pekat Tidak terbentuk larutan berwarna merah -
Terbentuk larutan berwarna coklat
8. Kuinon KOH 5% +
kemerahan
Keterangan: (-) = negatif/tidak ada (+)= positif/ada

Tabel III. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol daun pacar air ( + SD, n=3)

Konsentrasi Ekstrak Diameter Daerah Hambatan (mm)


(mg/mL) Propionibacterium acnes Staphylococcus epidermidis
100 8,12 + 0,431 9,33 + 0,700
150 8,58 + 0,042 12,01 + 1,320
200 11,66 + 1,331 15,20 + 0,460
Kontrol (-) 0 0

Analisis statistik menunjukkan adanya sediaan krim (tabel IV) menunjukkan diameter
perbedaan diameter zona hambat secara zona hambat yang semakin meningkat pada setiap
signifikan antara kelompok konsentrasi formula. Hal ini berkaitan dengan konsentrasi
100mg/mL dengan kelompok konsentrasi ekstrak metanol daun pacar air yang meningkat
200mg/mL dan antara kelompok konsentrasi pada setiap formulanya.
150mg/mL dengan kelompok konsentrasi Pengaruh formulasi ekstrak metanol daun
200mg/mL (p<0,05) baik terhadap bakteri P. pacar air dalam bentuk sediaan krim terlihat
acnes maupun bakteri S. epidermidis. Hal ini dengan meningkatnya diameter zona hambat
menunjukkan terdapatnya pengaruh kenaikan pertumbuhan bakteri. Hal ini berkaitan dengan
konsentrasi terhadap peningkatan diameter zona konsentrasi ekstrak metanol daun pacar air yang
hambat. meningkat pada setiap formulanya. Pada formula I
ekstrak yang terkandung sebanyak 10%, formula
Uji efektivitas antibakteri krim II sebanyak 15% dan formula III sebanyak 20%.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat Sehingga besarnya peningkatan konsentrasi
pengaruh efek antibakteri setelah diformulasikan
dalam bentuk sediaan krim. Hasil uji efektivitas

130 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


ANTI ACNE CREAM EFFECTIVITY

Tabel 4. Hasil uji efektivitas antibakteri krim ekstrak metanol daun pacar air ( + SD, n=3)

Diameter Daerah Hambatan (mm)


Formula
Propionibacterium acnes Staphylococcus epidermidis
FI 9,93 + 2,458 11,28 + 2,676
FII 15,23 + 0,938 18,95 + 4,152
FIII 16,96 + 0,682 21,10 + 4,960
Kontrol (+) 17,90 + 1,702 9,85 + 0,492
Kontrol (-) 0 0

Tabel 5. Hasil evaluasi sediaan krim ekstrak metanol daun pacar air ( + SD, n=3)

Formula Luas Penyebaran (cm2) Daya Lekat (menit) pH


FI 36,01 + 4,082 >60 6,9 + 0
FII 21,24 + 1,464 >60 6,53 + 0,057
FIII 23,90 + 1,399 >60 6,2 + 0

ekstrak metanol daun pacar air pada masing- antara surfaktan dengan keratin juga diduga dapat
masing formula dapat meningkatkan diameter menghasilkan efek peningkatan penetrasi
zona hambat pertumbuhan bakteri. (Trommer dan Neubert, 2006).
Peningkatan diameter zona hambat Adanya efek hidrasi dari sediaan krim yang
pertumbuhan bakteri dalam bentuk sediaan krim digunakan juga dapat menyebabkan peningkatan
diduga dari meningkatnya penetrasi senyawa penetrasi obat ke kulit (Kuswahyuning dan
antibakteri yang berdifusi ke media pengujian Saifullah, 2008). Bila air menjenuhi kulit, maka
sehingga menghasilkan diameter zona hambat jaringan kulit akan melunak, mengembang dan
pertumbuhan bakteri yang lebih besar. Struktur permeabilitas kulit akan meningkat (Anief, 2002).
dinding sel suatu bakteri dapat menentukan Hal ini pula yang diduga terjadi saat pengujian
penetrasi, ikatan dan aktivitas senyawa efektivitas antibakteri, yang mana terjadi
antibakteri (Jawetz et al, 2001). Bakteri P. acnes peningkatan permeabilitas media dan
dan S. epidermidis keduanya merupakan bakteri menyebabkan penetrasi senyawa obat meningkat
Gram positif yang memiliki struktur dinding sel sehingga menghasilkan diameter zona hambat
dengan lebih banyak peptidoglikan, sedikit lipid pertumbuhan bakteri yang lebih besar bila
dan dinding sel mengandung polisakarida (asam dibandingkan dalam bentuk ekstrak.
teikoat). Asam teikoat merupakan polimer yang Hasil analisis menunjukkan antara FII dan
larut dalam air, yang berfungsi sebagai transport FIII terhadap bakteri Propionibacterium acnes
ion positif untuk keluar atau masuk (Jawetz et al, menunjukkan nilai p>0,05 yang menandakan tidak
2001). Sifat larut air inilah yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan, hasil yang sama
bahwa dinding sel bakteri Gram positif bersifat juga ditunjukkan antara FII dan kontrol positif
lebih polar. Kandungan air yang tinggi pada yang menunjukkan tidak ada perbedaan
sediaan krim diduga dapat meningkatkan sifat signifikan. Sedangkan terhadap bakteri
kepolarannya sehingga lebih mudah menembus Staphylococcus epidermidis keseluruhan
lapisan peptidoglikan yang bersifat polar daripada perbandingan antar kelompok menunjukkan
lapisan lipid yang nonpolar. perbedaan yang tidak signifikan.
Selain itu peningkatan efektivitas
antibakteri ekstrak metanol daun pacar air dalam Pemeriksaan organoleptis
bentuk sediaan krim juga dapat dipengaruhi oleh Pemeriksaan organoleptis meliputi
pembawa atau basis yang digunakan. Pada pemeriksaan bentuk, warna, dan bau serta
penelitian ini digunakan asam stearat dan ditentukan pula homogenitas terhadap sediaan
trietanolamin keduanya merupakan emulsifying krim ekstrak metanol daun pacar air. Hasil
agent yang dapat berperan sebagai surfaktan pengamatan sediaan krim ekstrak metanol daun
(Kuswahyuning dan Saifullah, 2008). pacar air memiliki bentuk setengah padat.
Surfaktan yang digunakan selain untuk Pengamatan terhadap warna, krim ekstrak
melarutkan zat lipofil dalam formula juga dapat metanol daun pacar air pada FI menunjukkan
berfungsi sebagai enhancer karena dapat warna coklat kehijauan, sedangkan pada FII dan
melarutkan lipid stratum korneum. Interaksi FIII berwarna hijau tua. Pengamatan sediaan krim

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 131


Abdurraafi’ Maududi Dermawan

dari segi bau menunjukkan basis krim memiliki Uji pH


bau khas ekstrak daun pacar air. Semakin tinggi Hasil pengujian pH dapat dilihat pada tabel
konsentrasi ekstrak metanol daun pacar air yang 5. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan FI
terkandung pada krim tersebut, semakin memiliki nilai pH yang lebih besar dibandingkan
menyengat bau krim yang dihasilkan. formula lainnya. Hal ini diduga terkait dengan
Pengamatan terhadap homogenenitas konsentrasi ekstrak dan komposisi basis krim
dilakukan dengan mengoleskan krim pada yang digunakan. Penggunaan asam stearat dan
sekeping kaca objek. Krim dikatakan homogen bila TEA dapat mempengaruhi tingkat keasaman atau
susunan partikel-partikel tidak ada yang kebasaan suatu sediaan. Semakin banyak asam
menggumpal atau tidak tercampur. Hasil stearat dalam formula maka pH akan menjadi
pengamatan memperlihatkan tidak terdapatnya rendah, sedangkan semakin banyak TEA
gumpalan atau partikel yang tidak tercampur, hal menyebabkan pH sediaan menjadi lebih tinggi
ini menunjukkan bahwa ketiga formula tersebut (Rowe et al, 2009).
homogen. Ketiga formula memiliki nilai pH yang
sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5-7 hal
Uji daya sebar tersebut menunjukkan bahwa sediaan krim
Pengujian daya sebar dilakukan untuk ekstrak metanol daun pacar air memenuhi
mengetahui kemampuan sediaan krim menyebar persyaratan pH untuk suatu sediaan topikal
pada permukaan kulit ketika diaplikasikan. Hasil (Wasitaatmadja, 1997). pH yang stabil akan
pengujian daya sebar krim ekstrak metanol daun membantu menghindari atau mencegah
pacar air (tabel 5) menunjukkan FI memiliki daya kerusakan produk selama penyimpanan atau
sebar yang lebih besar dibandingkan formula penggunaan. Jika pH terlalu asam atau basa akan
lainnya. dapat mengiritasi kulit.
Terjadinya perbedaan daya sebar diduga Hasil analisis statistik menunjukkan adanya
disebabkan adanya perbedaan viskositas pada perbedaan yang signifikan antara kelompok FI-FIII
masing-masing formula sediaan krim. Daya sebar sedangkan pada pasangan kelompok FI-FII dan
berbanding terbalik dengan viskositas. Semakin FII-FIII tidak menunjukkan perbedaan yang
besar viskositas maka tahanan krim untuk bisa signifikan. Hal ini menunjukkan tidak terdapat
menyebar juga semakin besar dan daya sebarnya pengaruh yang bermakna antara nilai pH sediaan
menjadi lebih kecil (Garg et al, 2002). Menurut krim terhadap peningkatan konsentrasi ekstrak.
Suardi et al (2005), daya menyebar tidak bisa
dijadikan sebagai data absolut karena tidak ada KESIMPULAN
literatur yang menyebutkan angka idealnya secara Penelitian yang telah dilakukan
pasti. Walaupun demikian krim diharapkan dapat menunjukkan bahwa krim ekstrak metanol daun
menyebar baik pada kulit saat diaplikasikan sesuai pacar air efektif sebagai antijerawat, yang
dengan tujuan penggunaannya. ditunjukkan dengan peningkatan zona hambat
setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan
Uji daya lekat krim, formula II dengan konsentrasi ekstrak 15%
Penentuan daya lekat krim bertujuan untuk memberikan penghambatan yang paling efektif
mengetahui kemampuan sediaan krim bertahan terhadap pertumbuhan bakteri dan tidak berbeda
pada permukaan kulit ketika digunakan. Daya signifikan dengan kontrol positif krim Zeliris®
lekat sediaan krim berhubungan dengan lamanya yang beredar di pasaran.
kontak antara sediaan krim dengan kulit, dan Krim yang dihasilkan untuk formula II
kenyamanan penggunaan sediaan krim (Swastika memiliki sifat fisik yang homogen, daya sebar
et al, 2013). Berdasarkan hasil pengujian (tabel 5) sebesar 21,24 + 1,464 cm2, daya lekat >60 menit
ketiga formula memiliki daya lekat lebih dari 60 dan pH sebesar 6,53 + 0,057.
menit. Krim yang baik mampu menjamin waktu
kontak yang efektif dengan kulit sehingga tujuan DAFTAR PUSTAKA
penggunaannya tercapai, namun tidak terlalu Anief M. 2002. Formulasi Obat Topikal dengan
lengket ketika digunakan (Betageri dan Prabhu, Dasar Penyakit Kulit. Yogyakarta: UGM
2002). Press. pp 25.
Waktu lekat juga mempengaruhi efektivitas Betageri G., Prabhu S. 2002. Semisolid Preparation,
kerja zat aktif di lokasi pemberiannya (Swastika et dalam Swarbick, J. And Boylan, J.C., (Eds.),
al, 2013). Semakin lama krim ekstrak metanol Encyclopedia of Pharmaceutical
daun pacar air melekat pada kulit maka Technology, 2nd Ed. New York: Marcel
diharapkan semakin efektif pula dalam Dekker Inc. 3: 2436, 2453-2456.
memberikan efek antibakteri.

132 Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015


ANTI ACNE CREAM EFFECTIVITY

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Rowe RC., Sheskey PJ., Quinn ME. 2009. Handbook
Parameter Standar Umum Ekstrak of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition.
Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Washington DC: Pharmaceutical Press and
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. American Pharmacist Association. pp 122,
Garg A., D. Aggarwal, S. Garg., dan A.K Sigla. 2002. 283, 441, 697, 754, 766.
Spreading of Semisolid Formulation. USA: Sakunphueak A., Panichayupakaranant P. 2012.
Pharmaceutical Technology. pp 844-104. Comparison of Antimicrobial Activities of
ICMR. 2009. Detection of Antimicrobial Resistance Naphtoquinones from Impatiens
in Common Gram Negative and Gram balsamina. Nat Prod Res. 26(12): 1119-
Positive Pacteria Encountered in 1124.
Infectious Deseases- An Update. ICMR Suardi M., Armenia, dan Maryawati A. 2005.
Bulletin ISSN 0377-4910 . Vol. 39: 1-3. Formulasi dan Uji klinik Gel Anti Jerawat
Jawetz E., Melnick JL., Adelberg EA., Brooks GF., Benzoil Peroksida-HPMC, Karya Ilmiah,
Butel JS, Ornston LN. 2001. Mikrobiologi Padang, Fakultas Farmasi Universitas
Kedokteran. Terjemahan E. Nugroho dan Andalas.
RF. Maulany. ed ke-20. Jakarta: EGC. pp Swastika A, Mufrod, dan Purwanto. 2013. Aktivitas
211-217. Antioksidan Krim Ekstrak Sari Tomat
Kielhorn J, Kollmuβ SM, Mangelsdorf I. 2006. (Solanum lycopersicum L.). Trad. Med. J.
Dermal Absorption. Dalam: Environmental 18(3): 132-140.
health criteria 235. World Health Tranggono., RI., dan Latifah F. 2007. Buku
Organization. Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Kuswahyuning R., Saifullah. 2008. Teknologi dan Jakarta: PT. Gramedia.
Formulasi Sediaan Semipadat. Yogyakarta: Trommer H, Neubert RHH. 2006. Overcoming The
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Stratum Corneum: The Modulation of Skin
Farmasi UGM. Penetration. Skin Pharmacology and
Lim YH., Kim IH., Seo JJ. 2007. In vitro Activity of Physiology. 19: 106-121.
Kaemferol Isolated from The Impatiens Utari P. 2011. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas
balsamina alone and in Combination with Antibakteri Ekstrak Daun dari Tumbuhan
Erythromycin or Clindamycin against Pacar Air (Impatiens Balsamina L.)
Propionibacterium acnes. J Microbiol. Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,
45:420-455. Staphylococcus epidermidis dan
Muhammad M, Rosen T. 2013. A Controversial Pseudomonas aeruginosa, Skripsi, Medan,
Proposal: No More Antibiotics for Acne!. Universitas Sumatera Utara.
Skin Therapy Letter: Indexed by the US Wang YC., Li WY., Wu DC., Wang JJ., Wu CH., Liao
National Library of Medicine and PubMed. JJ., Lin CK. 2009. In Vitro Activity of 2-
18: 1-4. methoxy-1,4-Naphthoquinone and
Oprica C. 2004. Antibiotic Resistant Stigmasta-7,22 diene-3β-ol from
Propionibacterium acnes on The Skin of Impatiens balsamina L. Against Multiple
Patient with Moderate to Severe Acne. Antibiotic-Resistant Helicobacter pylori.
Journal of Pharmacology. 10(3): 155-164. Hindawi Publishing Corporation. pp. 1-8.
Plaper A., Golob M., Hafner I., Oblak M., Solmajer Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik
T., Jerala R. 2003. Characterization of Medik. Jakarta: Penerbit UI-Press. 1997.
Quercetin Binding Site on DNA Gyrase. pp 23.
Biochem Biophys Res Commun. 306: 530– Wasistaatmadja SM. 2002. Masalah Jerawat Pada
6. Remaja. Di dalam: Tjokronegoro A, Utama
Ray C., Trivedi P., Sharma V. 2013. Review Article: A. Pengobatan Mutakhir Dermatologi pada
Acne and Its Treatment Lines. Int J Res in Anak Remaja. Jakarta: FK-UI.
Pharm Bios. 3(1): 1-16.

Traditional Medicine Journal, 20(3), 2015 133

You might also like