You are on page 1of 6

Terbit online pada laman web jurnal: http://ijtvet.com/index.

php/ijtvet

ijtveT
International Journal of Technology Vocational Education
and Training
Vol. x No. x (20xx) xx - xx ISSN Media Elektronik: XXX-XXXX
Analisis Variasi Bahasa dalam Bentuk Alih Kode
Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia,
Universitas Dharmas Indonesia

Faradilla Intan Sari


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Dharmas Indonesia
faradillaintansari@gail.com

ABSTRACT
This research is motivated by the language transition that occurs in both formal and informal
situations. In this research, the focus of the study is code switching on FKIP UNDHARI students of Indonesian
Language Study Program. This study aims to describe the code switching in FKIP students of the Indonesian
Dharmas University (UNDHARI) Indonesian Language Education Study Program in communication outside
the classroom and to describe the factors that influence code switching in communication outside the classroom.
This study uses qualitative methods which are descriptive research and tend to use analysis. The data obtained in
this study were obtained from student speech that occurred in the form of code switching in communication,
both in formal and informal situations. The technique in collecting data in this study is to use observation,
interview, and note-taking techniques. The subjects in this study were students of Indonesian language
education courses, faculty of education and education, dharmas university of Indonesia. The results showed that:
(1) the form of code switching for Indonesian Language Study Program students. the factors causing code
switching for students who speak Minang, because speakers deliberately switch to Indonesian so that the
intimacy between the speaker and the interlocutor is more established. The transition is done by speakers
consciously. The occurrence of code switching in the conversation is caused by the speaker fator and the
interlocutor. Listeners or opponents said opponents. The code switching is included in the type of internal code
switching (2) the form of code transfer The presence of a third person. the presence of a third person or another
person who does not have the same language background as the language being spoken by the speaker and the
interlocutor causes code switching. The presence of a third person determines the language changes and variants
that will be used.

Keywords: analysis of language variations, code switching, students.

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya peralihan bahasa yang terjadi dalam situasi forlmal maupun
nonformal. Dalam penelitiana ini fokus kajiannya adalah alih kode pada mahasiswa FKIP UNDHARI prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode pada mahasiswa FKIP
Universitas Dharmas Indonesia (UNDHARI) Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dalam komunikasi di luar
kelas dan untuk mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi alih kode dalam komunikasi di luar kelas.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif merupan penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dari tuturan mahasiswa yang terjadi
berupa alih kode di dalam berkomunikasi, baik dalam situasi formal maupun nonformal. Teknik dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi, wawancara, dan catat. Subjek
dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia, fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan, universitas dharmas Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) bentuk alih kode
mahasiswa Prodi Pendidikan bahasa Indonesia. Faktor penyebab terjadinya alih kode pada mahasiswa yang
berbahasa minang, karena penutur dengan sengaja beralih ke bahasa Indonesia agar keakraban antara penutur
dan lawan tutur lebih terjalin. Peralihan tersebut dilakukan oleh penutur secara sadar. Terjadinya alih kode
dalam percakapan tersebut disebabkan oleh faktor penutur dan lawan tutur. Pendengar atau lawan tutur lawan.
Alih kode tersebut termasuk kedalam jenis alih kode interen (2) bentuk alih kode hadirnya orang ketiga.
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan bahasa yang
sedang digunakan oleh penutur dan lawan tutur menyebabkan terjadinya alih kode. Hadirnya orang ketiga
menentukan perubahan bahasa dan varian yang akan digunakan.

Kata Kunci: analisis variasi bahasa, alih kode, mahasiswa.


Dari macam dimensi tersebut, lingkungan
1. Pendahuluan sosial coba penulis analisa, dalam hal ini dalam
Indonesia merupakan negara multilingual, lingkungan kampus. Pemakaian bahasa yang
terdapat lebih dari dua bahasa yang digunakan digunakan oleh para mahasiswa universitas
peduduknya. Menurut badan pengembangan dan Dharmas Indonesia (UNDHARI) yang terletak di
pembinaan bahasa di Indonesia tercatat ada 707 Kab. Dharamasraya Sumatra Barat. Kabupaten
bahasa yang dituturkan sekitar 221 juta penduduk Dharmasraya murapakan kabupaten yang
yang dibagi menjadi tiga macam bahasa yakni berbatasan langsung dengan provinsi Jambi,
bahasa Indonesia (nasional), bahasa daerah, dan mempunyai keunikan dan banyak ragam bahasa
bahasa asing. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan karena para mahasiswanya terdiri
negara atau nasional hal ini tertuang dalam UUD dari banyak suku, seperti suku minang, Jambi, dan
1945, bab XV, pasal 36. Bahasa daerah digunakan Jawa sehingga memungkinkan terjadi variasi
pada situasi adat atau interaksi di dalam forum kebahasaan dalam ilmu sosiolinguistik. Penulis
nonformal. Bahasa asing digunakan pada acara akan lebih menspesifikasikannya ke dalam
formal internasional, nonformal internasional, dan penggunaan alih kode dalam percakapan
dalam kegiatan berinteraksi. mahasiswa FKIP Universitas Dharmas Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi verbal yang prodi Pendidikan Bahasa Indonesia . Tempat
bersifat arbitrer, bahasa juga merupakan alat peristiwa tutur terjadi dapat mempengaruhi pilihan
penghubung yang berupa symbol tertentu yang kode dan gaya bertutur.
telah disepakati. Menurut Keraf (2004: 1)bahasa Sosiolinguistik merupakan gabungan antara
adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat sosiologi dan disiplin linguistik. Keduanya
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap mempunyai hubungan yang sangat erat namun
amanusia. Sehingga terjadi interaksi yang saling berbeda kajiannya. Sosiologi adalah kajian yang
merespon satu dengan yang lain. ahasa tidak bisa objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam
lepas dari kehidupan kita sehari-hari, manusia masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga sosial
selalu melakukan kegiatan setiap hari dan untuk dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat,
memperlancar kegiatan tersebut dibutuhkan sebuah akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan
komunikasi yang nantinya akan menghasilkan diri denagan lingkungannya, masing-masing dalam
sebuah keuntungan bersama. Sebagai sebuah masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang
langue sebuah bahasa mempunyai sistem dan ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu
subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
bahasa itu. Namun, karna penutur bahasa tersebut, Jadi, sosiolinguistik adalah bidang ilmu
meski berada dalam masyarakat tutur, tidak antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam
merupakan manusia yang homogen, maka wujud kaitannya dengan penggunaan bahsa itu di dalam
bahasa yang konkret menjadi tidak seragam. masyarakat.
Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi, Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin
terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini antara sosiologi dan linguistik. Chaer dan Agustina
bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang (2010:2) menjelaskan bahwa untuk memahami
tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan sosiolingusitik perlu dipahami terlebih dahulu
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat sosiologi dan linguistik itu. Sosiologi merupakan
beragam. Keragaman itu akan semakin bertamabah ilmu yang mempelajari manusia di dalam
kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang masyarakat, menyangkut di dalamnya mengenai
sangat banyak, serta dalam wilaya sangat luas. proses interaksi sosial manusia di dalam
Setiap penutur mempunyai kemampuan masyarakat. Sementara itu, linguistik adalah bidang
komunikatif berupa kemampuan berbahasa serta ilmu yang mempelajarai bahasa. Linguistik
kemampuan mengungkapkan sesuai dengan fungsi mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
dan situasi serta norma-norma pemakain dalam Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kontek sosialnya. Di dalam kajian ilmu sosiolinguistik merupakan bidang ilmu
sosiolinguistik terdapat beberapa dimensi yang antardisiplin yang mempelajarai bahasa dalam
harus diperhatikan yaitu: identitas social penutur, kaitan penggunaan bahasa tersebut di dalam
identitas social pendengar, lingkungan social masyarakat.
terjadinya tindak tutur, analisis sinkronik dan Menurut Kridalaksana (1993:5),
diakronik, penilaian sosial yang berbeda dari sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri
penutur, tingkatan variasi dan ragam linguistik.
dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di b. Pendengar atau Lawan Tutur
antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi Lawan bicara atau lawan tutur dapat
bahasa itu di dalam suatu masyarakat. menyebabkan terjadinya alih kode, misalnya
Sosiolinguistik mengkaji penggunaan bahasa karena si penutur ingin mengimbangi
di dalam masyarakat. Ditinjau dari nama, kemampuan berbahasa si lawan tutur itu. Dalam
sosiolinguistik menyangkut sosiologi dan hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan
linguistik, karena itu sosiolinguistik mempunyai tutur kurang atau agak kurang karena memang
kaitan erat dengan kedua kajian tersebut. Sosio mungkin bukan bahasa pertamanya. Jika si
adalah masyarakat dan linguistikadalah kajian lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang
bahasa. Jadi, sosiolonguistik adalah kajian tentang sama dengan penutur maka alih kode yang
bahasa yang dikaitkan dengan kondisi terjadi hanya berupa peralihan varian (baik
kemasyarakatan (Sumarsono, 2014:1). Dari regional maupun sosial), ragam, gaya, atau
penjelasan beberapa parah ahli diatas dapat register.
disimpulkan bahwa sosiolinguistik merupan ilmu c. Perubahan Situasi dengan Hadirnya Orang
yang mempelajari suatu bahasa didalam kehdupan Ketiga
masyarakat. Kehadiran orang ketiga atau orang lain
Masyarakat Indonesia pada umumnya yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama
memiliki kemampuan menggunakan dua bahasa dengan bahasa yang sedang digunakan oleh
atau lebih. Mereka menguasai bahasa pertama dan penutur dan lawan tutur menyebabkan
bahasa Indonesia ataupun sebaliknya dalam terjadinya alih kode. Hadirnya orang ketiga
penggunaannya di masyarakat tutur. Penggunaan menentukan perubahan bahasa dan varian yang
kedua bahasa ini dilakukan secara bergantian. akan digunakan.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat d. Perubahan dari Formal ke Informal
tersebut mengalami kedwibahasaan. Peubahan situasi dalam pembicaraan
Kedwibahasaan atau bilingualisme adalah dapat menyebabkan alih kode.Peralihan dari
penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seseorang situasi formal menjadi informal mengakibatkan
atau suatu masyarakat (Kridalaksana, 2008:36). beralih pula bahasa atau ragam yang
digunakan.Misalnya dalam situasi lingkungan
Chaer dan Agustina (2010:84) mengatakan
kampus, terdapat dua mahasiswa berbincang
bahwa kedwibahasaan atau bilingualisme
menggunakan ragam santai, kemudian hadir
merupakan penggunaan dua bahasa atau dua kode
dosen sehingga perbincangan di dalam kelas
bahasa.Kedwibahasaan adalah kebiasaan
menjadi formal.
menggunakan dua bahasa atau lebih secara
e. Perubahan Topik Pembicaraan
bergantian. Kode merupakan perpindahan bahasa.
Berubahnya topik pembicaraan dapat
Perpindahan bahasa terjadi pada pembicara, hampa
juga mengakibatkan terjadinya alih
suara, dan pada lawan bicara.Kode-kode itu harus
kode.Contohnya pada percakapan antara
dimengerti oleh kedua belah pihak. (Pateda, majikan dan asistennya di atas. Saat mereka
1987:83). Sedangkan, Kridalaksana (2008:127) bercakap-cakap mengenai hal formal (surat),
mendeskripsikan bahwa kode (code) ialah 1) mereka menggunakan bahasa Indonesia.
lambang atau sistem ungkapan yang dipakai untuk Namun, ketika topik pembicaraan beralih pada
menggambarkan makna tertentu. Bahasa manusia hal yang bersifat pribadi (pribadi orang yang
adalah sejenis kode; 2) sistem bahasa dalam suatu disurati), mereka beralih menggunakan bahasa
masyarakat; dan 3) variasi tertentu dalam suatu Jawa.
bahasa. Jenis-Jenis Alih Kode.Alih kode
Alih kode (code switching) adalah merupakan bagian dari kajian sosioligustik yang
penggunaan variasi bahasa lain atau bahasa lain membahas kode bahasa yang digunakan oleh
dalam satu peristiwa bahasa sebagai strategi untuk masyarakat tutur dan hubungannya dengan
menyesuaikan diri dengan peran atau situasi lain, lingkungan masyarakat tutur tersebut. Alih kode
atau karena adanya pertisipan lain (Kridalaksana, digunakan tergantung dengan kondisi lingkungan
2008: 9). sekitarnya. Maksudnya pengubahan kode bahasa
Faktor penyebab terjadinya alih kode terjadi tergantung pada siapa lawan bicaranya,
Chaer dan Agustina (2010:108) dimana terjadinya, kapan, dengan tujuan apa dan
mengemukakan penyebab terjadinya alih kode sebagainya. Alih kode dapat dibagi menjadi
sebagai berikut: beberapa jenis. Wardaugh dan Hudson
a. Pembicara atau Penutur mengatakan, alih kode terbagi menjadi dua, yaitu
Seorang pembicara atau penutur alih kode metaforis dan alih kode situasional.
seringkali melakukan alih kode untuk 1. Alih Kode Metaforis
mendapatkan keuntungan atau manfaat dari Alih kode metaforis yaitu alih kode
tindakannya itu.Alih kode biasanya dilakukan yang terjadi jika ada pergantian topik. Alih
oleh penutur dengan sadar. kode jenis ini hanya terjadi jika si pembicara
yang pada awalnya hanya membicarakan mendasar antara peran landasan teori dalam
urusan pekerjaan menggunakan ragam bahasa penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
resmi dan terkesan kaku kemudian berubah Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat
menjadi suasana yang lebih santai, ketika dari teori menuju data, dan berakhir pada
topik berganti. penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
2. Alih Kode Situasional digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif
Sedangkan alih kode situasional yaitu peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori
alih kode yang terjadi berdasarkan situasi yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir
dimana para penutur menyadari bahwa dengan suatu “teori”.
mereka berbicara dalam bahasa tertentu dalam Lokasi penelitian dilakukan di Universitas
suatu situasi dan bahasa lain dalam situasi Dharmas Indonesia yang terletak di JL. Sumatra
yang lain. Dalam alih kode ini tidak tejadi KM. 18 Kec. Koto Baru, Kab. Dharmasraya, Prov.
perubahan topik. Pergantian ini selalu Sumatra Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dan
bertepatan dengan perubahan dari suatu penyusunan laporan penelitian ini dilaksanakan
situasi eksternal pada bulan Desember 2019.
3. Alih Kode Intern Metode dalam pengumpulan data pada
Alih Kode Intern yaitu alih kode penelitian ini menggunakan beberapa metode.
yang berlangsung antar bahasa sendiri, seperti Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat
dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-
sebaliknya data Arikunto (2006:222). Teknik ini merupakan
4. Alih Kode Ekstern bagian penting dari proses penelitian. Di dalam
Sedangkan alih kode ekstern yaitu bagian ini, peneliti mencurahkan energi seluruh
alih kode yang terjadi antara bahasa (salah kemampuan, terutama teori atau konsep terstruktur
satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal untuk menjaring data yang dibutuhkan.
repertoir masyarakat tuturnya) dengan bahasa Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
asing. Contohnya bahasa Indonesia ke bahasa menggunakan beberapa metode yaitu:
Jepang, atau sebaliknya. 1. observasi, metode observasi dilakukan dengan
penelitian ini secara praktis diharapakan cara mengamati prilaku, kejadian dan kegiatan
mampu untuk meberikan deskripsi atau paparan sekelompok orang yang diteliti.
tentang bentuk ahli kode mahasiswa FKIP 2. Wawancara dan teknik catat. Wawancara
UNDHARI Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. dilakukan di luar jam perkuliahan. Wawancara
Bagi mahasisiwa, hasil dari penelitian ini yang dilakukan dengan mahasiswa yang berasal
diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dari suku jawa dan mahasiswa dari suku
berfikir bagi penelitian selanjutnya yang Minang.
melakukan penelitian sejenis. 3. Teknik catat dilakukan untuk salah satu cara
Tujuan Penelitian ini Untuk mengetahui memudahkan peneliti untuk menganalisis dan
bentuk alih kode pada mahsiswa yang berbahasa mengolah data, agar peneliti dapat dapat
Jawa dan mahasiwa yang berbahasa Minang. Untuk menghasilkan data yang baik salah satunya
mengetahui faktor penyebab terjadinya alih kode dengan membaca berulang- ulang data yang
pada mahasiswa yang berbahasa Jawa dan telah diperoleh.
mahasiswa yang berbahasa Sunda. Sumber data dalam penelitian dilakukan
pada mahasiswa FKIP UNDHARI Prodi
2. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Kab. Dharmasraya
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jumlah mahasiswa 9 orang yang terdiri dari
merupan penelitian dengan cara mendeskripsikan 2 orang mahasiswa laki- laki dan 7 orang
dalam bentuk kata- kata dan bahasa. Moleong mahasiswa perempuan. Data dalam penelitian ini
(2014:6) mendefenisikan penelitian kualitatif adalah tuturan mahasiswa FKIP UNDHARI Prodi
sebagai penelitian yang bermaksud untuk Pendidikan Bahasa Indonesia. Berupa alih kode di
memahami fenomena tentang apa yang dialami dalam berkomunikasi baik dalam situasi formal
oleh subjek penelitian minsyalnya prilaku, presepsi, maupun nonformal.
motivasi, tindakan, dan lain- laibn secara holistik
dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk 3. Hasil dan Pembahasan
kata- kata dan bahasa. Proses dan makna Percakapan sehari- hari di dalam kelas
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam maupun di luar kelas, mahasiswa yang berasal dari
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan minang menggunakan bahasa indonesia sebagai
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai alat tutur namun sering beralih dan bercampur
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori kedalam bahasa minang, begitu pula dengan
ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran mahasiswa yang bersal dari Jawa dan Jambi.
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan
alih kode berupa peralihan dari bahasa minang Vika : sil alah siap Kan tugasnyo pak Dedi yang
kebahasa indonesia ditemukan dalam percakapan 1 mambuek kamus ensiklopedia pendidikan
di bawah ini: tu? (sil udah siap kamu tugasnya pak Dedi
yang membuat kamus ensiklopedia
Situasi 1: pendidikan”)
silvia : vika makan kito kalua? (vika makan kita Silvia : alah vika dari potang tu awak siap lai...
di luar?) vika alah siap? (“sudah vika dari kemarin
Vika : omo lah... nak makan apo kito sil? saya siapnya lagi.. vika sudah siap?”)
(ayolah.. mau makan apa kita sil?) Vika : alum lai,,, saketek li.. bekko malam
Silvia : makan mi ayam se lah kito vika. (makan rencana e awak nak manyalosaian e sil.. (“
mi ayam ajah kita vika) belum,,, sedikit lagi... nantik malam rencana
Vika : di tompek mano kito makannyo sil? ( di mau menyelesaikannya sil”)
tempat mana kita makanya sil?) Vika : Kalau kamu udah tugasnya pak Dedi Lia??
Silvia : makan mi ayam di tempat pak de itu aja Lia : sudah vika cuma tinggal ngeditnya ajah
kita vik? lagi....
Vika : ayo lah......... Vika : kita kan disuruh ngumpul selasa depan
Percakapan di atas merupakan tuturan oleh kan sama bapak?
silvia dan Vika, dalam situasi yang tidak formal. Lia : ya vika....
Silvia awalnya bertanya menggunakan bahasa
minang untuk mengajak vika makan di luar Faktor penyebab terjadinya alih kode pada
kampus. Vika bertanya kepada silvia dengan percakapan [2] yaitu perubahan situasi dengan
bahasa minang “di tompek mano kito makannyo hadirnya orang ketiga. Kehadiran orang ketiga atau
sil?”, lalu silvia menjawab menggunakan bahasa orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa
indonesia “makan mi ayam di tempat pak de itu yang sama dengan bahasa yang sedang digunaan
ajah kita vika”. Di sinilah mulai terjadinya oleh penutur dan lawan tutur meyebabkan
terjadinya peristiwa alih kode dari bahasa minang terjadinya alih kode. Hadirnya orang ketiga
ke bahasa indonesia. Karna silvia menjawab menentukan perubahan bahasa dan varian yang
menggunakan bahasa indonesia vika pun langsung akan digunakan. Berdasarkan pendapat yang
beralih menggunakan bahasa indonesia “ayoh ditemukan oleh Chaer dan Agustina (2010:108)
lah”. mengemukakan salah satu penyebab terjadinya alih
faktor penyebab terjadinya alih kode pada kode adalah perubahan situasi dengan hadirnya
mahasiswa yang berbahasa minang di atas karena orang ketiga kehadiran orang ketiga atau orang lain
penutur dengan sengaja beralih ke bahasa indonesia yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama
agar keakraban antara penutur dan lawan tutur dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur
lebih terjalin. Peralihan tersebut dilakukan oleh dan lawan tutur menyebabkan terjadinya alih kode.
penutur secara sadar. Terjadinya alih kode dalam Hadirnya orang ketiga menentukan perubahan
percakapan tersebut disebabkan oleh fator penutur bahasa dan varian yang akan digunakan.
dan lawan tutur. Seperti yang dikemukakan oleh
Chaer dan Agustina (2010:108) mengemukakan 4. Kesimpulan
salah satu penyebab terjadinya alih kode adalah Berdasarkan hasil penelitian dan
Pendengar atau lawan tutur lawan. Bicara atau pembahasan dapat disimpulkan bahawa wujud alih
lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya alih kode pada mahasiswa yang berbahasa minang dan
kode, misalnya karena si penutur ingin mahasiswa berbahasa Jawa termasuk alih kode
mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur Interen. Alih kode interen merupakan adalah alih
itu. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa kode yang berlangsung antara bahasa sendiri,
si lawan tutur kurang atau agak kurang karena seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa
memang mungkin bukan bahasa pertamanya. Jika Peralihan bahasa tersebut dari bahasa minang ke
si lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang bahasa Indonesia. faktor penyebab terjadinya alih
sama dengan penutur maka alih kode yang terjadi kode pada mahasiswa yang berbahasa minang,
hanya berupa peralihan varian (baik regional karena penutur dengan sengaja beralih ke bahasa
maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Karena indonesia agar keakraban antara penutur dan lawan
vika menjawab pertanyaan silvia dengan bahasa tutur lebih terjalin. Peralihan tersebut dilakukan
indonesia silvia pun beralih kebahasa indonesia oleh penutur secara sadar. Terjadinya alih kode
dari bahasa minang. dalam percakapan tersebut disebabkan oleh fator
Alih kode berupa peralihan dari bahasa penutur dan lawan tutur.
minang kebahasa indonesia ditemukan dalam Penyebab terjadinya alih dalam
percakapan di bawah ini: percakapan di atas adalah penutur dan lawan tutur
dan perubahan situasi dengan hadirnya orang
Situasi 2: ketiga. Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang
tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan
bahasa yang sedang digunaan oleh penutur dan
lawan tutur meyebabkan terjadinya alih kode.
Hadirnya orang ketiga menentukan perubahan
bahasa dan varian yang akan digunakan. Peristiwa
alih kode pada mahasiswa yang berbahasa minang
dan yang dari jawa, terjadi pada situasi yang tidak
formal , karena dalam situasi formal bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia.

Daftar Rujukan
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A dan Agustina. (2010). Sosiolinguistik; Pengenalan
awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, G. (2004). Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran
Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Kridalaksana, H. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif (Edisi
Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pateda, M. (1987). Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa Bandung.
Sumarsono. (2014). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

You might also like