You are on page 1of 12

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1, April 2008, 09 - 20

VALIDASI METODE ANALISIS


CILOSTAZOL DALAM PLASMA IN VITRO
SECARA KROMATOGRAFI CAIR
KINERJA TINGGI
Yahdiana Harahap, Umar Mansur, Christine Estherina
Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia

ABSTRACT
Cilostazol is an antiplatelet agent with the mechanism of action by inhibiting phos-
phodiesterase III (PDE III). Referred to Food and Drug Administration(FDA),
cilostazol is a drug recommended to be bioequivalence (BE) studied. A high-perfor-
mance liquid chromatographic (HPLC) method with ultraviolet detector for in vitro
determination of cilostazol in human plasma had been developed and validated.
Cilostazol and pioglitazone as internal standard were extracted from human plasma
by protein precipitation method using methanol. The mobile phase consisting of ac-
etonitrile-potassium di-hydrogen phosphate buffer 50 mM (40:60) was used at the
flow rate of 1.5 mL/min on reversed phase C18 column (SunfireTM, 5 µm, 250x4.6
mm), and was detected at wavelength of 257 nm. Linearity was established within
concentration range of 20-2000 ng/mL with coefficient correlation (r) was 0,9999.
Accuracy (% diff) of this method was -14.67% up to 8.84% with precision (CV)
being 0.98% to 4.93%, and absolute recovery was established to be 82.26% to 119.85%.
Cilostazol in plasma was stable for 30 days in -200C storage.
Keyword: Validation, HPLC, cilostazol, pioglitazone, plasma in vitro.

ABSTRAK
Cilostazol merupakan antiplatelet yang bekerja dengan menghambat fosfodiesterase
III (PDE III). Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), cilostazol
merupakan obat yang wajib untuk uji bioekuivalensi. Metode analisis menggunakan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor ultraviolet untuk penentuan
cilostazol dalam plasma manusia in vitro telah dikembangkan dan divalidasi. Cilostazol
dan pioglitazone sebagai baku dalam diekstraksi dari plasma dengan metode
pengendapan protein menggunakan metanol. Fase gerak terdiri dari asetonitril-dapar
kalium dihidrogen fosfat 50 mM (40:60) dengan kecepatan alir 1,5 mL/menit,
menggunakan kolom C18 (SunfireTM, 5 µm, 250x4,6 mm) fase terbalik, dan dideteksi
pada panjang gelombang 257 nm. Pada rentang konsentrasi 20 - 2000 ng/mL
dihasilkan kurva kalibrasi yang linier dengan koefisien korelasi (r) 0,9999. Akurasi
Corresponding author : E-mail : yahdiana03@yahoo.com

9
(% diff) dari metode ini -14,67% sampai 8,84% dengan presisi (KV) antara 0,98%
sampai 4,93%, dan uji perolehan kembali absolute 82,26% sampai 119,85%. Cilostazol
dalam plasma stabil selama 30 hari pada penyimpanan dengan suhu -200C.
Kata kunci: Validasi, KCKT, cilostazol, pioglitazone, plasma in vitro.

PENDAHULUAN Cilostazol terikat protein sebanyak 95


sampai 98% (3). Konsentrasi cilos-
Cilostazol merupakan obat yang tazol dalam darah berkisar antara 20
mempunyai khasiat sebagai anti- - 2000 ng/mL (4).
platelet. Cilostazol dipasarkan per- Berdasarkan Food and Drug Ad-
tama kali di Jepang pada tahun 1988 ministration (FDA), cilostazol meru-
dan disetujui oleh Food and Drug Ad- pakan obat yang wajib untuk uji bio-
ministration (FDA) pada tahun 1999. ekuivalensi (5). Untuk itu diperlukan
Mekanisme kerja cilostazol adalah suatu metode analisis obat yang
dengan menghambat fosfodiesterase terpercaya dalam matriks biologis
III (PDE III), enzim yang mengu- yang sesuai. Metode analisis yang
raikan cAMP, mengakibatkan pe- selektif dan sensitif untuk penilaian
ningkatan cAMP dalam platelet dan secara kuantitatif suatu obat dan
pembuluh darah, sehingga terjadi metabolitnya penting agar berhasil
penghambatan agregasi platelet dan menuntun uji preklinik dan/atau
vasodilatasi (1). biofarmasetik dan uji farmakologi
Dosis yang disarankan untuk klinik. Pengukuran analit dalam
cilostazol adalah 100 mg dua kali matriks biologis harus divalidasi.
sehari atau 50 mg dua kali sehari jika Validasi metode bioanalisis men-
pemberian bersama inhibitor iso- cakup semua prosedur yang menun-
enzim sitokrom P450 seperti ketoko- jukkan bahwa metode khusus yang
nazol, itrakonazol dan eritromisin digunakan untuk pengukuran kuan-
(2). Cilostazol diabsorpsi setelah titatif analit yang berasal dalam
pemberian dosis oral dan absorpsi matriks biologis, seperti darah,
ditingkatkan jika pemberian bersama plasma, serum, atau urin, dapat
makanan kaya lemak. Cilostazol dipercaya dan dapat dilakukan ulang
dimetabolisme secara luas dalam hati (reproducible) untuk penggunaan yang
oleh isoenzim sitokrom P450, ter- diinginkan (6).
utama CYP3A4 dan sedikit oleh Penelitian mengenai metode ana-
CYP2C19, menjadi metabolit aktif lisis cilostazol dalam matriks biologis
dan inaktif; yang terutama diekskresi sudah cukup banyak dilakukan.
dalam urin (74%) dan sisanya dalam Metode analisisnya menggunakan
feses (20%). Cilostazol dan metabolit peralatan yang canggih, seperti Liq-
aktifnya mempunyai waktu paruh uid Chromatography- Mass Spectrometer
eliminasi nyata 11 sampai 13 jam. (LC-MS), Liquid Chromatography-Mass

10 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Spectrometer-Mass Spectrometer (LC/ in vitro secara kromatografi cair
MS/MS) (7,8). Namun penerapan kinerja tinggi.
metode yang telah ada tersebut tidak
selalu dapat dilakukan karena diper- METODE PENELITIAN
lukan biaya yang sangat besar untuk
menyediakan peralatan yang di- Bahan
butuhkan. Salah satu cara analisis Bahan-bahan yang digunakan
cilostazol yang paling banyak di- adalah Cilostazol (Korea Otsuka
gunakan adalah dengan kromato- Pharmaceutical CO., Ltd.), Piogli-
grafi cair kinerja tinggi (KCKT) tazone HCl (Aarti Drugs Limited),
(1,4,9). Metode-metode analisis Plasma darah (PMI), Metanol pro
cilostazol dalam plasma yang telah HPLC (Merck), Asetonitril pro HPLC
ada memiliki beberapa kesulitan, (Merck), Aquabidestilata (Otsuka
diantaranya menggunakan metode Pharmaceutical), Kalium dihidrogen
ekstraksi dengan tahapan yang fosfat (Merck).
panjang, yaitu metode ekstraksi cair-
cair dengan beberapa macam pelarut Alat
lalu dilanjutkan dengan ekstraksi cair- Alat yang digunakan adalah
padat, atau menggunakan ekstraksi kromatografi cair kinerja tinggi
cair-cair saja, serta penggunaan fase (KCKT) merek Shimadzu (Promi-
gerak dengan sistem gradien (1,4, nence) model LC-20AD dengan
7,8,9). Pada penelitian ini, dilakukan degasser DGU-20As (Prominence,
pengembangan metode analisis cilos- Shimadzu), autosampler SIL-20A
tazol dalam plasma manusia secara (Prominence, Shimadzu), oven kolom
in vitro dengan metode KCKT meng- CTO-10AS vp (Shimadzu), dan di-
gunakan detektor ultraviolet yang lengkapi dengan detekto ultraviolet
telah ada dengan teknik ekstraksi SPD-20A (Prominence, Shimadzu),
yang lebih sederhana, yaitu teknik sistem integrasi menggunakan pe-
pengendapan protein, sehingga rangkat lunak LC-Solution (Shima-
diperoleh suatu metode yang lebih dzu), kolom C18 SunfireTM 5 µm (Wa-
sederhana dan sensitif, karena kehi- ters) dengan panjang kolom 250x4,6
langan obat dapat diminimalisasi. mm, spektrofotometer UV-Vis model
Penelitian ini bertujuan untuk Jasco V-530, sentrifugator (Profuge
memperoleh kondisi optimum untuk 14 D), vorteks (Maxi Mix II-Barn-
analisis cilostazol dalam plasma in stead), timbangan analitik, pH meter
vitro secara kromatografi cair kinerja (Eutech Instruments pH 510), mikro-
tinggi dan melakukan validasi me- pipet (Socorex) 100 dan 1000 µl, blue
tode analisis cilostazol dalam plasma tip, yellow tip, dan sample cup.

Vol. V, No.1, April 2008 11


Cara kerja 3. Validasi Metode Analisis Cilostazol
dalam Plasma
1. Pembuatan Larutan Standar
a. Pembuatan Larutan Induk Cilos- a. Penyiapan Sampel Cilostazol
tazol dan larutan uji dalam Plasma
Cilostazol ditimbang 25,0 mg Plasma yang mengandung cilo-
secara seksama, dimasukkan ke da- stazol dengan konsentrasi tertentu
lam labu ukur 25,0 mL dan dilarutkan sebanyak 600,0 µL dimasukkan ke
dengan metanol, ditambahkan hing- dalam sample cup lalu ditambahkan
ga batas, sehingga diperoleh larutan 50,0 µl baku dalam (20,0 µg/mL) dan
cilostazol dengan konsentrasi 1,0 600,0 µl metanol, lalu dikocok dengan
mg/mL. Pengenceran dilakukan vorteks selama 1 menit dan disen-
untuk mendapatkan larutan dengan trifugasi selama 10 menit dengan
konsentrasi tertentu. kecepatan 5000 rpm. Supernatan
dipindahkan ke dalam vial auto-
b. Pembuatan Larutan Induk baku sampler, sebanyak 100,0 µl larutan
dalam dan larutan uji disuntikkan ke alat KCKT.
Pioglitazone HCl ditimbang 25,0
mg secara seksama, kemudian dima- b. Pengukuran LOD dan LLOQ
sukkan ke dalam labu ukur 25,0 mL Larutan cilostazol dalam plasma
dan dilarutkan dengan metanol, di- disiapkan dengan konsentrasi 20,0;
tambahkan hingga batas, sehingga 100,0; 500,0; 1000,0; 1500,0 dan 2000,0
diperoleh konsentrasi lebih kurang ng/mL dengan penambahan 50,0 µl
1,0 mg/mL. Pengenceran dilakukan baku dalam (20,0 µg/mL), kemudian
untuk mendapatkan larutan dengan diekstraksi seperti cara penyiapan
konsentrasi tertentu. sampel. Sebanyak 100,0 µl aliquot
masing-masing larutan tersebut di-
2. Kondisi Kromatografi Cilostazol suntikkan ke alat KCKT pada kon-
Kondisi optimum untuk analisis disi terpilih. Dari data pengukuran
cilostazol dalam plasma in vitro meng- kemudian dihitung nilai LOQ. Setelah
gunakan KCKT dengan detektor UV- diperoleh nilai LOQ, maka disiapkan
Vis, kolom C18 SunfireTM 5 µm (Wa- larutan cilostazol dalam plasma
ters), panjang kolom 250 x 4,6 mm, dengan konsentrasi setengah atau
dideteksi pada panjang gelombang seperempat LOQ, lalu supernatan
257,0 nm, menggunakan fase gerak hasil ekstraksi disuntikkan sebanyak
asetonitril-dapar kalium dihidrogen 100,0 µl pada alat KCKT pada kondisi
fosfat 50 mM (40:60) dengan kece- terpilih sebanyak 5 kali. Dihitung
patan alir 1,5 mL/menit dan meng- persentase akurasi (%diff) dan koe-
gunakan pioglitazone sebagai baku fisien variasinya (KV).
dalam.

12 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


c. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan penyiapan sampel. Sebanyak 100,0 µl
Uji Linearitas dalam Plasma In vitro aliquot masing-masing larutan ter-
Sampel blanko (plasma tanpa sebut disuntikkan ke alat KCKT pada
baku dalam), sampel zero (plasma kondisi terpilih sebanyak 5 kali.
dengan baku dalam), serta larutan
cilostazol dalam plasma dengan f. Uji Selektivitas Metode Analisis
konsentrasi 20,0; 100,0; 500,0; 1000,0; dalam Plasma
1500,0 dan 2000,0 ng/mL dengan Sampel plasma yang mengan-
penambahan 50,0 µl baku dalam (20,0 dung cilostazol pada konsentrasi
µg/mL) disiapkan, kemudian dieks- LLOQ dengan 50,0 µl baku dalam
traksi seperti pada cara penyiapan (20,0 µg/mL) disiapkan, setelah itu
sampel. Sebanyak 100,0 µl aliquot diekstraksi seperti pada penyiapan
masing-masing larutan tersebut sampel. Sebanyak 100,0 µl aliquot
disuntikkan ke alat KCKT pada kon- masing-masing larutan tersebut di-
disi terpilih masing-masing sebanyak suntikkan ke alat KCKT pada kon-
5 kali. disi terpilih sebanyak 5 kali. Diuji
terhadap plasma yang berasal dari
d. Uji Akurasi dan Presisi enam sumber yang berbeda.
Larutan cilostazol dalam plasma
dengan konsentrasi rendah (60,0 ng/ g. Pengujian Stabilitas
mL), sedang (830,0 ng/mL), dan 1) Stabilitas Beku dan Cair
tinggi (1600,0 ng/mL) dengan 50,0 µl Larutan cilostazol dalam
baku dalam (20,0 µg/mL) disiapkan, plasma dengan konsentrasi ren-
lalu diekstraksi seperti pada cara dah (60,0 ng/mL), sedang (830,0
penyiapan sampel. Sebanyak 100,0 µl ng/mL), dan tinggi (1600,0 ng/
aliquot masing-masing larutan mL) disiapkan, lalu dilakukan
tersebut disuntikkan ke alat KCKT tiga siklus beku cair. Setelah itu
pada kondisi terpilih, diulangi ditambahkan 50,0 µl baku dalam
sebanyak 5 kali untuk masing-masing (20,0 µg/mL) dan dilakukan
konsentrasi. Uji dilakukan selama 5 ekstraksi, disuntikkan dua ali-
hari berturut-turut (akurasi dan quot untuk masing-masing kon-
presisi intra-day dan inter-day). sentrasi sebanyak 100,0 µl ke alat
KCKT (sebelumnya diukur pula
e. Uji Perolehan Kembali (% recov- pada t = 0, pada saat sebelum
ery) dilakukan tiga siklus beku cair).
Larutan cilostazol dalam plasma
dengan konsentrasi rendah (60,0 ng/ 2) Stabilitas Jangka Pendek
mL), sedang (830,0 ng/mL), dan Larutan cilostazol dalam
tinggi (1600,0 ng/mL) dengan 50,0 µl plasma dengan konsentrasi
baku dalam (20,0 µg/mL) disiapkan, rendah (60,0 ng/mL), sedang
lalu diekstraksi seperti pada cara (830,0 ng/mL), dan tinggi (1600,0

Vol. V, No.1, April 2008 13


ng/mL) disiapkan, kemudian lalu disuntikkan dua aliquot
disimpan pada temperatur kamar untuk masing-masing konsen-
selama 24 jam, diukur pada trasi sebanyak 100,0 µl ke alat
rentang waktu 0, 6 dan 24 jam. KCKT pada kondisi analisis
Sebelum diukur, ditambahkan terpilih. Sebagian disimpan da-
50,0 µl baku dalam (20,0 µg/mL) lam rak autosampler pada suhu
dan dilakukan ekstraksi, disun- kamar. Analisis dilakukan pada
tikkan dua aliquot untuk masing- jam ke-0 dan 22. Ketidakstabilan
masing konsentrasi sebanyak zat diamati dengan menghitung
100,0 µl ke alat KCKT. nilai % diff dan mengamati
bentuk masing-masing kroma-
3) Stabilitas Larutan Stok togram.
Larutan cilostazol dengan
konsentrasi 10,0 µl/mL dan baku 5) Stabilitas Jangka Panjang
dalam 10,0 µl/mL disiapkan. Larutan cilostazol dalam
Sebagian larutan disimpan pada plasma dengan konsentrasi
temperatur kamar selama 24 jam rendah (60,0 ng/mL), sedang
(untuk stabilitas jangka pendek) (830,0 ng/mL), dan tinggi (1600,0
dan sebagian lagi disimpan ng/mL), kemudian disimpan
dalam lemari pendingin (4 0C) selama 1 bulan dan diperiksa
selama 20 hari (untuk stabilitas pada hari ke-0, 14 dan 30. Pada
jangka panjang). Kemudian di- saat akan diperiksa, ditambah-
suntikkan masing-masing 20,0 µl kan dengan 50,0 µl baku dalam
ke alat KCKT pada kondisi ter- (20,0 µg/mL) dan dilakukan
pilih. Ketidakstabilan zat diamati ekstraksi seperti pada penyiapan
dengan membandingkan respon sampel, lalu disuntikkan dua ali-
instrumen terhadap larutan stok quot untuk masing-masing kon-
yang telah disimpan dengan sentrasi sebanyak 100,0 µl ke alat
larutan stok yang disiapkan se- KCKT pada kondisi analisis
saat sebelum disuntikkan. terpilih. Ketidakstabilan zat
diamati dengan menghitung nilai
4) Stabilitas Paska Preparasi % diff dan mengamati bentuk
(Post Preparation Stability) masing-masing kromatogram.
Disiapkan larutan cilostazol
dalam plasma dengan konsen- HASIL DAN PEMBAHASAN
trasi rendah (60,0 ng/mL), se- Pada pencarian kondisi analisis
dang (830,0 ng/mL), dan tinggi optimum diperoleh kondisi kroma-
(1600,0 ng/mL), kemudian di- tografi, menggunakan kolom C 18
tambahkan dengan 50,0 µl baku Sunfire TM 5 µm (Waters), panjang
dalam dan dilakukan ekstraksi kolom 250 x 4,6 mm, fase gerak aseto-
seperti pada penyiapan sampel, nitril-dapar kalium dihidrogen fosfat

14 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Gambar 1. Kromatogram ekstrak plasma dengan penambahan cilostazol
konsentrasi 2,0 µg/mL dan baku dalam pioglitazone 1,6 µg/mL.

50 mM pH 5,2 (40:60), kecepatan alir (dengan spektrometer massa) yang


1,5 mL/menit, detektor ultraviolet tidak selalu terdapat di semua labo-
pada panjang gelombang 257,0 nm. ratorium. Metode analisis yang di-
Waktu retensi cilostazol dan gunakan dalam penelitian ini mem-
pioglitazon (baku dalam) berturut- punyai beberapa kelebihan, yaitu
turut adalah 9,40 menit dan 15,60 menggunakan metode ekstraksi yang
menit (Gambar 1). sederhana serta menggunakan alat
Validasi suatu metode analisis KCKT yang umum.
perlu dilakukan sebelum metode ter- Berdasarkan literatur, diperoleh
sebut digunakan untuk penelitian rentang konsentrasi cilostazol dalam
lebih lanjut, seperti uji bioavailabi- plasma adalah 20,0-2000,0 ng/mL (4),
litas, bioekuivalensi, dan farmako- maka dari itu dibuat kurva kalibrasi
kinetik. Sudah ada beberapa metode untuk menghitung LOQ dan menen-
yang telah dikembangkan oleh pene- tukan LLOQ dengan rentang kon-
liti-peneliti terdahulu untuk analisis sentrasi 20,0; 100,0; 500,0; 1000,0;
cilostazol dalam plasma dengan 1500,0 dan 2000,0 ng/mL. Berdasar-
menggunakan KCKT atau peralatan kan perhitungan statistik diperoleh
yang lebih modern seperti LC-MS nilai LOD 71,5 ng/mL dan nilai LOQ
atau LC-MS-MS. Namun metode ana- sebesar 238,32 ng/mL. LLOQ meru-
lisis tersebut mempunyai kelemahan, pakan konsentrasi terendah analit
yaitu kerumitan dalam metode eks- dalam sampel yang dapat ditentukan
traksi yang menggunakan ekstraksi secara kuantitatif dan masih meme-
fase padat kemudian dilanjutkan nuhi syarat akurasi dan presisi,
dengan ekstraksi cair-cair atau meng- dimana nilai % diff pada lima kali
gunakan ekstraksi cair-cair saja, serta penyuntikan tidak lebih dari + 20%
peralatan analisis yang canggih (6). Untuk menetapkan nilai LLOQ,

Vol. V, No.1, April 2008 15


tahap yang dilakukan adalah dengan kalibrasi. Pada pembuatan kurva
membuat konsentrasi setengah atau kalibrasi disuntikkan plasma blanko
seperempat dari nilai LOQ lalu di- (plasma tanpa penambahan cilostazol
hitung nilai % diff dari lima kali pe- dan baku dalam), plasma zero (plasma
nyuntikan, tetapi karena pada pem- dengan penambahan baku dalam),
buatan kurva kalibrasi konsentrasi dan enam larutan cilostazol dalam
20,0 ng/mL masih memberikan nilai plasma dengan penambahan baku
% diff di bawah 20%, maka dicoba dalam, masing-masing sebanyak lima
dilakukan lima kali penyuntikan pada kali penyuntikan. Dari hasil analisis
konsentrasi tersebut. Dari lima kali diperoleh persamaan regresi linear
penyuntikan didapatkan nilai % diff y = 0,0025x + 0,0066 dengan koefisien
tidak ada yang menyimpang lebih korelasi r = 0,9999, di mana kriteria
dari +20% atau kurang dari -20%, linearitas untuk sediaan dalam ma-
maka ditetapkan nilai LLOQ adalah triks biologis adalah r = 0,998. Maka
sebesar 20,0 ng/mL. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
menunjukkan bahwa metode yang analisis cilostazol dalam plasma
digunakan sensitif. Setelah diperoleh dengan rentang konsentrasi 20,0-
nilai LLOQ, dibuat kurva kalibrasi 2000,0 ng/mL memenuhi kriteria uji
dan uji linearitas dengan menghitung linearitas.
koefisien korelasi dari kurva kali- Pada uji selektivitas, dilakukan
brasi, dengan rentang konsentrasi analisis terhadap enam plasma dari
lebih kurang 20,0-2000,0 ng/mL, di sumber yang berbeda pada konsen-
mana nilai LLOQ harus menjadi trasi LLOQ yaitu 20,0 ng/mL. Dari
konsentrasi terendah dari kurva hasil yang diperoleh, dihitung nilai

Tabel 1. Data uji selektivitas cilostazol dalam plasma in vitro


dengan penambahan baku dalam
Konsentrasi Konsentrasi
Plasma Rata-rata SD CV % diff
sebenarnya (ng/ml) terukur (ng/ml)
16,24 -18,79
A
16,03 19,86
18,70 -6,52
B
16,98 15,08
18,31 -8,46
C
20,84 4,21
20,0 ng/ml 17,86 1,60 8,97
17,12 14,40
D
20,51 2,56
18,13 -9,34
E
18,38 -8,09
16,94 -15,28
F
16,14 -19,32

16 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Gambar 2. Kromatogram ekstrak plasma tanpa penambahan cilostazol
dan baku dalam pioglitazone (plasma blanko)
KV kurang dari 20% dan % diff tidak masing konsentrasi selama lima hari
menyimpang lebih dari +20% atau uji (intra-day), begitu juga pada uji
kurang dari -20%, serta tidak ada inter-day. Data tersebut menunjukkan
puncak pengganggu pada waktu bahwa metode analisis memiliki
retensi cilostazol dan pioglitazone. keterulangan yang baik, dalam satu
Dapat disimpulkan bahwa me- hari analisis atau dari hari ke hari,
tode analisis yang digunakan adalah karena nilai KV tidak lebih dari
selektif. Pada uji akurasi, presisi, dan 15%. Untuk uji perolehan kembali
perolehan kembali, dilakukan analisis absolut, diperoleh nilai persen per-
terhadap tiga rentang konsentrasi olehan kembali seluruhnya berada
yang disebut sebagai Quality control dalam rentang 80-120%. Berdasarkan
sample (QC), yaitu konsentrasi rendah data-data yang diperoleh, dapat
(60,0 ng/mL), sedang (830,0 ng/mL), disimpulkan bahwa metode analisis
dan tinggi (1600,0 ng/mL). Uji yang yang digunakan memenuhi kriteria
dilakukan adalah uji intra-day dan uji akurasi, presisi dan perolehan
inter-day selama lima hari berturut- kembali.
turut. Dari hasil perhitungan, diper- Uji stabilitas perlu dilakukan
oleh nilai % diff untuk uji akurasi untuk mengetahui batas waktu
tidak menyimpang kurang dari -15% kestaan larutan standar dan larutan
atau lebih dari +15% untuk masing- cilostazol dalam plasma. Hasil uji
masing konsentrasi selama lima hari stabilitas larutan standar menentukan
uji (intra-day), dan nilai % diff dari tiap kapan suatu larutan masih dapat
konsentrasi tidak berubah secara digunakan atau harus dibuat baru
signifikan dari hari ke hari (inter-day). sedangkan hasil uji stabilitas larutan
Untuk uji presisi diperoleh nilai KV cilostazol dalam plasma menentukan
kurang dari 15% untuk masing- batas waktu pemeriksaan setelah

Vol. V, No.1, April 2008 17


Tabel 2. Data uji akurasi dan presisi cilostazol dalam plasma in vitro
dengan penambahan baku dalam selama 5 hari (uji inter-day)
Konsentrasi Hari Konsentrasi
Rata-rata SD CV % diff
sebenarnya (ng/ml) ke- terukur (ng/ml)
1 54,00 -9,99
2 53,11 -11,48
60,0 3 58,62 55,15 3,00 5,43 -2,30
4 51,98 -13,36
5 58,05 -3,26
1 890,88 7,33
2 726,32 -12,49
830,0 3 869,53 833,39 63,92 7,67 4,76
4 849,55 2,36
5 830,66 0,08
1 1672,16 4,51
2 1500,63 6,21
1600,0 3 1638,18 1613,42 66,10 4,10 2,39
4 1616,63 1,04
5 1639,51 2,47

pengambilan sampel darah dilaku- dan -15%.


kan. Uji stabilitas yang dilakukan Dapat disimpulkan bahwa larut-
adalah uji stabilitas larutan stok an cilostazol dalam plasma memenuhi
cilostazol, stabilitas beku-cair, sta- kriteria uji stabilitas beku-cair, sta-
bilitas jangka pendek, stabilitas bilitas jangka pendek, dan stabilitas
selama berada dalam autosampler post-preparatif. Pada uji stabilitas
(stabilitas post-preparatif), dan sta- jangka panjang diperoleh data bahwa
bilitas jangka panjang. Dari hasil uji sampai hari ke-30, larutan cilostazol
stabilitas larutan stok diperoleh ke- dalam plasma yang disimpan di
simpulan bahwa larutan stok cilos- freezer pada suhu -200C masih stabil,
tazol stabil selama 7 hari dengan pe- ditunjukkan dari perhitungan nilai %
nyimpanan dalam lemari pendingin diff yang tidak menyimpang lebih
(suhu + 40C), ditunjukkan dari nilai dari +15% dan -15%, serta bentuk
% diff terhadap jam ke-0 (larutan stok kromatogram yang tidak berubah.
yang baru dibuat) yang tidak me- Dari penelitian yang telah dila-
nyimpang lebih dari +2% dan -2%. kukan oleh ChauHwei J. Fu et al,
Pada uji stabilitas beku-cair, stabilitas menunjukkan bahwa larutan cilos-
jangka pendek, dan stabilitas post- tazol dalam plasma stabil pada pe-
preparatif, diperoleh nilai % diff juga nyimpanan -200C selama 12,5 bulan
tidak menyimpang lebih dari +15% (10).

18 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Tabel 3. Data uji stabilitas jangka pendek cilostazol dalam plasma in vitro
dengan penambahan baku dalam
Konsentrasi Jam Konsentrasi Konsentrasi
% diff
Sebenarnya (ng/ml) ke- Terukur (ng/ml) rata-rata (ng/ml)
53,72 -10,47
0 53,93
54,15 -9,75
57,15 -4,75
60,0 6 56,74
56,32 -6,13
58,02 -3,30
24 57,79
57,56 -4,06
812,85 -2,07
0 806,66
800,46 -3,56
738,35 -11,04
830,0 6 734,69
731,03 -11,92
918,94 10,72
24 914,05
909,16 9,54
1546,15 -3,37
0 1549,34
1552,53 -2,97
1479,35 -7,54
1600,0 6 1459,49
1439,62 -10,02
1706,96 6,68
24 1743,22
1779,48 11,22

Tabel 4. Data uji stabilitas jangka panjang cilostazol dalam plasma in vitro
dengan penambahan baku dalam
Konsentrasi Jam Konsentrasi Konsentrasi
% diff
Sebenarnya (ng/ml) ke- Terukur (ng/ml) rata-rata (ng/ml)
53,71 -10,48
0 53,44
53,17 -11,38
56,04 -6,60
60,0 14 56,17
56,29 -6,18
51,03 -14,94
30 51,48
51,93 -13,45
783,06 -5,66
0 768,20
753,34 9,24
850,33 2,45
830,0 14 844,46
838,59 1,04
710,68 -14,38
30 708,40
706,13 -14,92
1453,70 -9,14
0 1444,37
1435,04 -10,31
1681,58 5,10
1600,0 14 1647,85
1614,12 0,88
1516,89 -5,19
30 1486,48
1456,07 -9,00

Vol. V, No.1, April 2008 19


KESIMPULAN dations. 2007. Center for Drug
Evaluation and Research (CD
Hasil validasi dari metode bio-
ER). http://www.fda.gov/
analisis yang dikembangkan dengan
cder/guidance/bioequivalence/
metode ekstraksi yang lebih seder-
default.htm. Tanggal 19 Januari
hana menunjukkan kriteria validasi,
2009 pukul 10.03.
yaitu selektivitas, kurva kalibrasi,
6. Guidance for Industry: Bio-
linearitas, akurasi, presisi, perolehan
analytical Method Validation. 2001.
kembali, dan stabilitas memenuhi
Center for Drug Evaluation and
syarat yang ditetapkan oleh FDA
Research (CDER). http//www.
dalam Guidance for Industry: Bio-
fda.gov/cder/guidance/index.
analytical Method Validation.
htm. Tanggal 26 November 2008
pukul 08.56.
DAFTAR ACUAN
7. Bramer SL, PN Tata, SS Vengur-
1. Shi, SJ, ZF Li, HT Chen, FD Zeng. lekar, JH Brisson. 2001. Method
2005. Cardiovascular Effects and for the Quantitative Analysis of
Simultaneous Pharmacokinetic Cilostazol and Its Metabolites in
and Pharmacodynamic Modeling Human Plasma Using LC/MS/
of Cilostazol in Healthy Subjects. MS. J Pharm Biomed Anal. 26: 637–
Asian J Drug Metab Pharmacokinet. 650.
5(4): 301-308. 8. Nirogi RV, VN Kandikere, M
2. Anonim. 2003. Product Mono- Shukla, K Mudigonda, W Shri-
graph: Pletal® (Cilostazol). Otsuka vasthava, PV Datla, A Yerramilli.
Pharmaceutical Europe Limited. 2006. Simultaneous Quantifica-
London. tion of Cilostazol and Its Primary
3. Anonim. 2007. Martindale: The Metabolite 3,4-Dehydrocilos-
Complete Drug Reference, 35th edi- tazol in Human Plasma by Rapid
tion. The Pharmaceutical Press. Liquid Chromatography/Tan-
4. Varanasi, VSK, S Veeraraghavan, dem Mass Spectrometry. Anal
P Suresh, RSS Thappali, R Ragha- Bioanal Chem. 384(3): 780-790.
van, V SSK Vakkalanka. 2008. 9. Fu CJ, PN Tata, K Okada, H
Validated High Performance Liq- Akiyama, SL Bramer. 1999. Si-
uid Chromatographic Method multaneous Quantitative Deter-
for Simultaneous Determination mination of Cilostazol and Its
of Rosiglitazone, Cilostazol, and Metabolites in Human Plasma by
3,4-Dehydro-cilostazol in Rat High-Performance Liquid Chro-
Plasma and Its Application to matography. J Chromatogr B Bio-
Pharmacokinetics. Arzneim-Forsch med Sci Appl. 728: 251–262.
/ Drug Res. 58(6): 288–298. 10. Anonim. 2005. Clarke’s Analysis of
5. Guidance for Industry: Individual Drugs and Poisons. Pharmaceuti-
Product Bioequivalence Recommen- cal Press.

20 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

You might also like