You are on page 1of 12

J.

Agroland 25 (1) :30-40, April 2018 ISSN : 0854-641X


ISSN : 2407-7607

PENENTUAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SUB SEKTOR


PERTANIAN TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN
PARIGI MOUTONG
Determination of Agriculture Sub Sector Development Priority
in Parigi Moutong District
I Gede Laksana Wibawa1), Yulianti Kalaba2), Alimudin Laapo2)
1)
Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako, Palu.
Email : gedewibowo30@gmail.com
2)
Dosen Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas Tadulako, Palu

ABSTRAK

This research aimed to determine the agricultur albasis sub-sector, to analys eagricultural
specialization sub-sector, to analyse agricultural sub-sector performances, and to determine
priorities of agricultural sub-sector development. Data analysis tools used in this research were
location quotient (LQ) analysis, growth ratio model (MRP), overlay, shift share Esteban Marquillas
(SS-EM), and sectorial typology. The contribution criteria in the LQ analysis show that cropshave
become agricultur albasis sub-sector.Based on the growth criteria,the analysis of MRP produces
positive growth rate on crops,forestry and logging sub-sectors. The overlay analysis shows that the
food cropshave become the agricultural basis sub sector. The analysis of SS-EM indicates that only
food crop sub-sector has competitive and specialized advantage in Parigi Moutong district. The
sectorial typology analysis suggests that the priority agricultural sub sectors belong to food crops,
horticulture, forestry, and fishery whereas the potential sub sectors are plantation and agricultural
services. Livestock is a developing sub sector. The food crops sub sector is the main priority in
the agricultural sector development in Parigi Moutong district because this sub sector contribute
largely to the agricultural sector and it has positive growth, specialization and highly competitive in
both district and province levels. It is also the priority sub sector with higher contribution to
Central Sulawesi development.

Keywords:Agricultural sub-sector, basis sector, contribution, and growth rate.

PENDAHULUAN pertumbuhan ekonomi dari berbagai


wilayah, merupakansatu faktor yang cukup
Setiap daerah mempunyai corak menentukan kualitas rencana pembangunan
pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan ekonomi daerah (Blakely dan Bradshaw,
daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan 2002).
pembangunan ekonomi suatu daerah pertama- Sejak dilaksanakannya otonomi
tama perlu mengenali karakter ekonomi, daerah pada Tanggal 1 Januari 2001 sesuai
sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk dengan Undang-undang No. 22 Tahun 1999
interaksinya dengan daerah lain. Tidak yang kemudian direvisi dengan Undang-
ada strategi pembangunan ekonomi daerah Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
yang dapat berlaku untuk semua daerah. Pemeritahan Daerah dan Undang-Undang
Penyusunan strategi pembangunan ekonomi Nomor 23 Tahun 1999, yang kemudian
daerah, baik jangka pendek maupun direvisi dengan Undang-Undang Nomor
jangka panjang, pemahaman mengenai teori 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
pertumbuhan ekonomi wilayah, yang Keuangan Pusat dan Daerah. Pemerintah
dirangkum dari kajian terhadap pola-pola daerah diberi wewenang dan sumber

30
keuangan baru untuk mendorong proses Laju Pertumbuhan PDRB Parigi
pembangunan di daerahnya masing-masing Moutong Tahun 2015 mencapai 7,30
yang selanjutnya akan mendorong proses persen, Laju Pertumbuhan PDRB Parigi
pembangunanIndonesia secara keseluruhan Moutong pada Tahun 2015 merupakan
(Sjafrizal, 2008). pertumbuhan tertinggi dalam kurun waktu
Seiring dengan perkembangan dan lima tahun terakhir. Tingginya pertumbuhan
kemajuan Sulawesi Tengah secara umum, ekonomi pada Tahun 2015 tidak terlepas
dan Kabupaten Donggala khususnya, serta dari diselenggarakan event Sail Tomini
makin berkembangnya aspirasi masyarakat, yang menyebabkan kenaikan permintaan
maka dipandang perlu meningkatkan dalam berbagai sektor ekonomi. Pertumbuhan
penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan ekonomi tertinggi dicapai oleh Sektor
pembangunan, dan pelayanan guna menjamin Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
kesejahtraan masyarakat. Meningkatnya sebesar 13,15 persen, selain itu seluruh
kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial sektor yang lain pada Tahun 2015 mencatat
budaya, sosial politik, jumlah penduduk, pertumbuhan yang positif. Sedangkan
luas daerah, dan pertimbangan lainnya, maka Sektor dengan angka pertumbuhan terendah
dianggap perlu membentuk Kabupaten Parigi pada Tahun 2015 adalah Sektor Pertanian,
Moutong sebagai pemekaran Kabupaten Kehutanan, dan Perikanan sebesar 6,30
Donggala (RPJPD Kabupaten Parigi persen, rendahnya pertumbuhan sektor
Moutong, 2007). pertanian ternyata berbanding terbalik
Struktur perekonomian sebagian dengan besarnya kontribusi sektor pertanian
masyarakat Parigi Moutong masih sama terhadap perekonomian Kabupaten Parigi
selama lima tahun terakhir, terlihat dari
Moutong. Kondisi ini harus menjadi
besarnya peranan masing-masing sektor
perhatian mengingat bahwa Rencana
terhadap pembentukan PDRB Parigi
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Moutong. Sumbangan terbesar pada Tahun
Tahap ke dua (periode 2013-2018) Wilayah
2015 dihasilkan oleh sektor Pertanian,
Parigi Moutong untuk memfokuskan
Kehutanan, dan Perikanan, kemudian sektor
pembangunan pada sektor pertanian guna
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
meningkatkan kemandirian masyarakat dan
Mobil dan Sepeda Motor, dan sektor
meningkatkan keunggulan kompetitif sektor
Transportasi dan Pergudangan. Sementara
pertanian sehingga mampu meraih pangsa
peranan sektor lainnya di bawah 5 persen.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pasar di dalam dan di luar Wilayah
menjadi penyumbang terbesar dalam Kabupaten Parigi Moutong (BPS Parigi
pembentukan perekonomian Kabupaten Moutong, 2016).
Parigi Moutong dengan nilai 44,75 persen
pada Tahun 2015, hal ini dikarenakan METODE PENELITIAN
sebagian besar masyarakat Parigi Moutong
bermata pencaharian sebagai petani, Berdasarkan tujuan yang ingin
nelayan, dan peternak. Besarnya kontribusi dicapai dalam penelitian ini, maka model
sektor pertanian terhadap pembentukan analisis yang digunakan yaitu:
perekonomian Kabupaten Parigi Moutong, 1. Analisis Location Quotient (LQ)
tidak terlepas dari peranan sub sektor Analisis Location Quotient (LQ)
pertanian. Sub sektor pertanian tanaman perkebunan merupakan suatu pendekatan tidak langsung
menjadi sub sektor penyumbang terbesar untuk yang digunakan untuk mengukur kinerja
sektor pertanian dengan nilai 18,08 persen basis ekonomi suatu daerah, artinya bahwa
dan sub sektor jasa pertanian dan perburuan analisis itu digunakan untuk melakukan
menjadi sub sektor penyumbang terendah pengujian sektor-sektor ekonomi yang
dengan nilai 0,52 persen pada Tahun 2015 termasuk dalam sektor basis (Arsyad,
(BPS Parigi Moutong, 2016). 2010).

31
Rumus LQ dalam penentuan sektor Dimana:
basis dan non basis dinyatakan dalam ΔeiR = EiR (t+1) - EiR(t) adalah perubahan
persamaan berikut (Yantu, 2012): PDRB Provinsi Sulawesi
𝐏𝐃𝐑𝐁𝐬𝐩𝐩/𝐓𝐏𝐃𝐑𝐁𝐩 Tengah padaSub Sektor
𝐋𝐐𝐬𝐩 = Pertanian.
𝐏𝐃𝐑𝐁𝐬𝐩𝐬/𝐓𝐏𝐃𝐑𝐁𝐬
EiR (t)= PDRB Provinsi Sulawesi Tengah
Keterangan: pada Sub Sektor Pertanian awal
LQ = Koefisien Location Quotient periode penelitian.
(LQ) sub sektor Pertanian i ΔER = En(t+1) - En(t) perubahan PDRB
ParigiMoutong. Sektor Pertanian Provinsi
PDRBspp = PDRB Sub Sektor Pertanian i Sulawesi Tengah.
Parigi Moutong (Rp.). ER (t)= PDRB Sektor Pertanian Provinsi
TPDRBp = Total PDRB Sektor Pertanian Sulawesi Tengah pada tahun
Parigi Moutong (Rp.). awal periode penelitian.
PDRBsps = PDRB Sub Sektor Pertanian i Δeij = Eij (t+1) - Eij(t) adalah perubahan
Sulawesi Tengah (Rp.). PDRB Kabupaten Parigi
TPDRBs = Total PDRB Sektor Pertanian Moutong pada Sub Sektor
Sulawesi Tengah (Rp.). Pertanian.
Jika LQ ≥ 1 berarti tingkat 3. Analisis Shift Share Esteban Marquillas
spesialisasi sub sektor pertanian di Parigi (SS-EM)
Moutong lebih besar dari pada sub sektor Tujuan analisis ini adalah untuk
yang sama di Sulawesi Tengah, sehingga menentukan kinerja atau produktivitas kerja
sub sektor pertanian merupakan sub sektor perekonomian daerah, membandingkannya
basis. dengan daerah yang lebih besar (regional/nasional)
Jika LQ < 1 berarti tingkat spesialisasi serta mempengaruhi pertumbuhan melalui
sub sektor pertanian i di Parigi Moutong jumlah outputnya (Arsyad, 2010).
lebih kecil dari pada sub sektor yang sama Metode analisis shift share diawali
di Sulawesi Tengah, sehingga sub sektor dengan mengukur perubahan nilai tambah
tersebut bukan sub sektor basis. bruto atau PDRB suatu sektor - i di suatu
region - j (Dij) dengan formulasi (Soepono,
2. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) 1993):
Analisis Model Rasio Pertumbuhan Dij= Nij + Mij + Cij
(MRP) merupakan alat analisis yang
digunakan untuk melihat suatu sektor Di mana:
ekonomi yang potensial berdasarkan pada Nij = Eij. rn (2)
kriteria pertumbuhan struktur ekonomi Mij = Eij (rin - rn) (3)
wilayah, baik eksternal maupun internal Cij = Eij (rij – rin) (4)
(Yusuf, 1999), dengan rumus:
Persamaan (2) sampai (4), rij
mewakili pertumbuhan sektor/subsektor i
𝐑𝐏𝐫 di wilayah j, sedangkan rn dan rin masing-
𝚫𝐄𝐢𝐑/𝐄𝐢𝐑(𝐭)
= masing laju pertumbuhan agregat nasional/
𝚫𝐄𝐑/𝐄𝐑(𝐭) provinsi dan pertumbuhan sektor/subsektor i
secara nasional/provinsi, yang masing-
𝐑𝐏𝐬 masing dapat didefinisikan sebagai berikut:
𝚫𝐄𝐢𝐣/𝐄𝐢𝐑(𝐭) rij = (Eij,t – Eij)/Eij
=
𝚫𝐄𝐑/𝐄𝐑(𝐭) rin = (Ein,t – Ein)/Ein
rn = (En,t - En)/En

32
Keterangan: Cij adalah untuk mengukur
keunggulan atau ketidakunggulan kompetitif
Dij : Perubahan PDRB sub sektor di sektor i pada perekonomian di suatu
pertanian i di Wilayah Parigi wilayah menurut analisis Shift-share klasik.
Moutong. Pengaruh efek alokasi (allocation effect)
Nij : Perubahan PDRB sub sektor belum dijelaskan dari suatu variabel
pertanian i di Wilayah Parigi wilayah untuk sektor i di wilayah j (Aij),
Moutongyang disebabkan oleh untuk mengetahui efek alokasi tersebut
pengaruh pertumbuhan ekonomi didekati dengan menggunakan rumus
secara nasional (provinsi). (Soepono, 1993):
Mij : Perubahan PDRB sub sektor
pertanian i di Wilayah Parigi Aij = (Eij – E’ij) (rij – rin)
Moutongyang disebabkan oleh Dimana:
pengaruh pertumbuhan sub sektor
pertanian i secara nasional (Eij –E’ij) : menggambarkan tingkat
(provinsi). spesialisasi sektor i di wilayah
Cij : Perubahan PDRB sub sektor j.
pertanian i di Wilayah Parigi (rij – rin) : menggambarkan tingkat
Moutongyang disebabkan oleh Keunggulan kompetitif sektor i
keunggulan kompetitif sub sektor diwilayah j.
pertanian i tersebut di Wilayah 4. Tipologi Sektoral
Parigi Moutong. Analisis Tipologi Klassen digunakan
Eij : PDRB sub sektor pertanian i di untuk mengetahui kinerja dari sub sektor
Wilayah Parigi Moutong tahun pertanian di Kabupaten Parigi Moutong.
awal analisis. Teknik analisis Tipologi Klassen juga dapat
Ej : PDRB Sektor Pertanian i Wilayah pula digunakan untuk menganalisis
Parigi Moutong tahun awal pengelompokan potensi sektor-sektor
analisis. ekonomi menurut masing-masing daerah.
Ein : PDRB sub sektor Pertanian i di Indikator yang digunakan mengalami
Sulawesi Tengah tahun awal sedikit perubahan dibandingkan dengan
analisis. teknik analisis Tipologi Klassen terdahulu,
En : PDRB Sektor Pertanian di yaitu laju pertumbuhan dan kontribusi
Sulawesi Tengah tahun awal masing-masing sektor pada setiap daerah
analisis. (Sjafrizal, 2008). Berikut ini gambaran atau
Eij,t : PDRB sub sektor pertanian i di skema dari Tipologi Sektor:
Wilayah Parigi Moutong tahun
akhir analisis. Kontribusi
Ein,t : PDRB sub sektor pertanian i di Sektoral
Kontribusi Kontribusi
Sektoral Di Sektoral Di
Sulawesi Tengah tahun akhir Atas Rata- Bawah Rata-
analisis. rata rata
Pertumbuhan
En,t : PDRB sektor pertanian di Ekonomi
Sulawesi Tengah tahun akhir
analisis. Pertumbuhan Sub Sektor Sub Sektor
Ekonomi Di Atas Pertanian Pertanian
rij : Laju pertumbuhan sub sektor Rata-rata Andalan Berkembang
pertanian i di Parigi Moutong
(%). Pertumbuhan Sub Sektor Sub Sektor
rin : Laju pertumbuhan sub sektor Ekonomi Di Bawah Pertanian Pertanian
pertanian i di Sulawesi Tengah Rata-rata Potensial Tertinggal
(%). Gambar 1. Klasifikasi Tipologi Sektoral

33
5. Penentuan Prioritas Berdasarkan tabel 4 hasil analisis LQ rata-
Hasil analisis LQ, S–S untuk rata dari Tahun 2011-2015 terhadap 7 sub
keunggulan kompetitif dan spesialisasi serta sektor dalam sektor pertanian menunjukkan
tipologi daerah yang semuanya diskorkan bahwa sub sektor pertanian basis bagi
sesuai dengan range yang ada di masing- sektor pertanian di Kabupaten Parigi
masingsub sektor pertanian, maka dapat Moutong yaitu, sub sektor tanaman pangan.
ditentukan sub sektor yang diprioritaskan Sedangkan untuk 6 sub sektor yang lain
dalam pengembangan pembangunan sub yaitu sub sektor hortikultura, sub sektor
sektor unggulan di Kabupaten Parigi perkebunan, sub sektor peternakan, sub
Moutong. Interval kelasnya adalah sektor jasa pertanian dan perburuan, sub
(Purbayu danAshari, 2003) : sektor kehutanan dan penebangan kayu, dan
sub sektor perikanan merupakan sub sektor
𝒌 = 𝟏 + 𝟑, 𝟑 𝑳𝒐𝒈 (𝒏) non basis bagi sektor pertanian di
Kabupaten Parigi Moutong.
Banyaknya data yang digunakan Sub Sektor Pertanian Basis Melalui Kriteria
(n = 7), yang terdiri dari Sub Sektor Pertumbuhan (MRP). Berdasarkan hasil
Tanaman Pangan, Sub Sektor Tanaman analisis, maka diperoleh rasio pertumbuhan
Hortikultura, Sub Sektor Tanaman Perkebunan, sektor pertanian terhadap perekonomian
Sub Sektor Peternakan, Sub Sektor Jasa Kabupaten Parigi Moutong pada tabel 5 di
Pertanian dan Perburuan, Sub Sektor bawah.
Kehutanan, dan Sub Sektor Perikanan. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
Sedangkan rangenya adalah : bahwa sub sektor pertanian selama periode
Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 di
𝑹 Kabupaten Parigi Moutong hanya sub
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐓𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 sektor tanaman pangan yang masuk pada
=
𝐊𝐞𝐥𝐚𝐬 Klasifikasi pertumbuhan 1 yaitu,
Sub sektor dengan dominan
pertumbuhan atau dengan nilai nominal RPr
HASIL DAN PEMBAHASAN (+) dan nilai RPs nominal (+). Artinya, sub
sektor ini pada tingkat Provinsi Sulawesi
Sub Sektor Pertanian Basis Melalui Tengah (RPr) pertumbuhannya lebih tinggi
Kriteria Kontribusi LocationQuotient dibanding pertumbuhan sektor pertanian di
(LQ). Hasil perhitungan dengan metode LQ Provinsi Sulawesi Tengah, dan pada tingkat
menunjukkan bahwa sejak Tahun 2011 Kabupaten Parigi Moutong (RPs)
pertumbuhan sub sektor tanaman pangan
sampai Tahun 2015 sektor pertanian masih
lebih tinggi dibanding pertumbuhan sub
tetap menjadi sektor basis di Kabupaten sektor yang sama di Provinsi Sulawesi
Parigi Moutong dan tidak mengalami Tengah. Hal ini menggambarkan bahwa sub
perubahan yang berarti. Sub Sektor basis di sektor tanaman pangan mempunyai
Kabupaten Parigi Moutong cenderung tetap, pertumbuhan yang menonjol dan menjadi
tidak banyak sub sektor yang mengalami sub sektor andalan di Kabupaten Parigi
perubahan dari sub sektor bukan basis ke Moutong maupun Provinsi Sulawesi
sub sektor basis demikian pula sebaliknya. Tengah untuk sektor pertanian.
Hal ini menandakan bahwa pembangunan Analisis Overlay Sub Sektor Pertanian
di Kabupaten Parigi Moutong mulai Tahun Melalui Kriteria Kontribusi (LQ) dan
2011 sampai 2015 tidak banyak mengalami Kriteria Pertumbuhan (MRP). Analisis
perubahan. Overlay dimaksudkan untuk melihat
Sub sektor tanaman pangan antara deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial
Tahun 2011-2015 selalu menjadi sub sektor berdasarkan kriteria pertumbuhan dan
basis di Kabupaten Parigi Moutong. kriteria kontribusi.

34
Tabel 1. Nilai Location Quotient (LQ) Kabupaten Parigi Moutong Sub Sektor Pertanian Tahun
2011 2015.

Rata-
Sektor/Sub Sektor 2011 2012 2013 2014 2015
rata
1 Tanaman Pangan 1,71 1,69 1,69 1,82 1,81 1,74
2 Tanaman Hortikultura 0,88 0,92 0,95 0,96 0,96 0,94
3 Tanaman Perkebunan 0,90 0,91 0,90 0,87 0,89 0,89
4 Peternakan 0,58 0,60 0,62 0,62 0,63 0,61
5 Jasa Pertanian dan Perburuan 0,92 0,93 0,97 1,02 1,01 0,97
6 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,82 0,81 0,82 0,80 0,77 0,80
7 Perikanan 0,78 0,78 0,80 0,82 0,84 0,80
Pertanian 1,27 1,29 1,31 1,28 1,37 1,31

Sumber : Badan Pusat Statistik Parigi Moutong, 2016 (Diolah).

Tabel 2. Nilai Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan
Kabupaten Parigi Moutong.

RPr RPs
No Sektor/Sub Sektor
Rill Nominal Rill Nominal
1 Tanaman Pangan 1,71 + 1,28 +
2 Tanaman Hortikultura -0,94 - -1,05 -
3 Tanaman Perkebunan 1,65 + 0,56 -
4 Peternakan -1,23 - -1,51 -
5 Jasa Pertanian dan Perburuan 1,49 + 0,61 -
6 Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,23 - 1,91 +
7 Perikanan 0,48 - -0,65 -
Pertanian -3,65 - 3,37 +
Sumber: Badan Pusat Statistik Parigi Moutong, 2016 (Diolah).

Tabel 3. Hasil Analisis Overlay Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2011-2015

Sektor/Sub Sektor RPs LQ T

Tanaman Pangan + + ++
Tanaman Hortikultura - - --
Tanaman Perkebunan - - --
Peternakan - - --
Jasa Pertanian dan Perburuan - - --
Kehutanan dan Penebangan Kayu + - +-
Perikanan - - --
Pertanian + + ++
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Parigi Moutong, 2016.

35
Tabel 4. Identifikasi Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Sub Sektor Pertanian di Kabupaten
Parigi Moutong.

Keunggulan
Lapangan Usaha rij-rin Eij-E*ij Spesialisasi
Kompetitif
Tanaman Pangan 6.96 443,286 ada ada
Tanaman Hortikultura 8.81 (49,757) ada tidak
Tanaman Perkebunan (1.88) (122,970) tidak tidak
Peternakan 0.34 (88,985) ada tidak
Jasa Pertanian dan Perburuan 0.88 (3,385) ada tidak
Kehutanan dan Penebangan Kayu (0.89) (53,647) tidak tidak
Perikanan 1.08 (124,543) ada tidak
Pertanian (0.83) 785,943 tidak ada
Sumber : Badan Pusat Statistik Parigi Moutong. 2016 (Diolah)
.

Kriteria kontribusi yang digunakan adalah dan perburuan, dan sub sektor perikanan
nilai LQ rata-rata selama periode 2011 yang mempunyai kriteria IV dengan nilai
sampai dengan 2015, Sedangkan untuk kriteria pertumbuhan (RPs) bernotasi
kriteria pertumbuhan dalam analisis MRP negatif (-) dan kriteria kontribusi (LQ)
digunakan nilai RPs rata-rata selama bernotasi (-). Artinya, sub sektor tersebut
periode 2011-2015. Lebih jelasnya dapat tidak mampu memberikan pertumbuhan
dilihat pada tabel 3 berikut ini : yang baik maupun kontribusi yang besar
Hasil analisis overlay pada Tabel 3 terhadap Kabupaten Parigi Moutong dan
menunjukkan bahwa hanya satu sub sektor Provinsi Sulawesi Tengah, serta sub sektor
pertanian yang memenuhi kriteria I atau tersebut merupakan sub sektor yang tidak
kriteria pertumbuhan (RPs) bernilai positif potensial selama lima tahun terakhir.
(+) dan kriteria kontribusi (LQ) bernilai Identifikasi Keunggulan Kompetitif dan
positif (+) yaitu, sub sektor tanaman Spesialisasi Sub Sektor Pertanian di
pangan. Hal ini menunjukkan bahwa sub Kabupaten Parigi Moutong. Analisis Shift
sektor tanaman pangan mempunyai potensi Share Esteban-Marquillass berusaha
daya saing kompetitif maupun komparatif mengatasi satu kelemahan dari analisis Shift
yang lebih unggul dibandingkan sub sektor Share klasik, yaitu masalah pembobotan
yang sama di Provinsi Sulawesi Tengah. yang dijumpai sebagai pengaruh persaingan
Sedangkan untuk sub sektor pertanian sebagai komponen ketiga. Melalui analisis
yangmempunyai nilai kriteria kontribusi Shift Share modifikasi Esteban-Marquilass
(LQ)negatif dan nilai kriteria (SS-EM) dapat dideteksi sektor-sektor
pertumbuhannya (RPs) positif, yaitu sub yangmemiliki keunggulan kompetitif dan
sektor kehutanan dan penebangan kayu. spesialisasi pada suatu wilayah.
Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor Hasil analisis menunjukkan bahwa
penebangan kayu mempunyaipertumbuhan secara agregat sektor pertanian memiliki
yang tinggi di tingkatkabupaten dan spesialisasi tetapi tidak memiliki keunggulan
kontribusi nya masih rendah tetapi masih kompetitif di Provinsi Sulawesi Tengah.
bisa dilakukan peningkatan kontribusi lagi Jika dilihat dari sub sektor pertanian, hanya
menjadi kegiatan yang dominan. Berbeda sub sektor tanaman pangan yang
halnya dengan sub sektor tanaman mempunyai kriteria spesialisasi dan
hortikultura, sub sektor perkebunan, sub keunggulan kompetitif di Kabupaten Parigi
sektor peternakan, sub sektor jasa pertanian Moutong. Sub sektor tanaman pangan
36
Kabupaten Parigi Moutong memiliki Sub sektor tersebut sebaiknya lebih banyak
spesialisasi di Wilayah Sulawesi Tengah, diarahkan kepada kegiatan ekonomi dan
Hal ini mengindikasikan bahwa sub sosial yang menggunakan teknologi lebih
sektor tanaman pangan di Kabupaten Parigi modern dan padat modal seperti
Moutong memiliki karakteristik yang lebih pengembangan sektor industri yang
baik dan memiliki sumber daya yang lebih mendukung terjadinya peningkatan
besar dari daerah lain. Karakteristik yang produktivitas pada sub sektor andalan
dimaksudkan dalam hal ini adalah kondisi tersebut.
lahan yang sangat mendukung serta kondisi Sub sektor perkebunan dan sub
iklim yang cocok untuk pembudidayaan sektor jasa pertanian dan perburuan berada
tanaman pangan, sedangkan untuk sumber pada kriteria tipologi dua yaitu sub sektor
daya yang dimiliki oleh Kabupaten Parigi pertanian potensial. Kriteria ini memiliki
Moutong adalah sumber daya alam yang pertumbuhan rata-rata yang lebih rendah
masih memiliki ruang dalam pengolahan dari pertumbuhan rata-rata sub sektor yang
lahan pertanian dan sektor pertanian sama di Provinsi Sulawesi Tengah tetapi
terutama sub sektor tanaman pangan masih kontribusi rata-ratanya lebih tinggi
menjadi pilihan utama masyarakat Parigi dibandingkan kontribusi rata-rata sub sektor
Moutong dalam memenuhi kebutuhan perkebunan dan sub sektor jasa pertanian
hidupnya. Sehingga, dengan memanfaatkan dan perburuan Provinsi Sulawesi Tengah.
karakteristik dan sumber daya yang besar Sub sektor tersebut merupakan sub sektor
sub sektor ini mampu memberikan yang relative maju, tetapi dalam beberapa
kontribusi yang besar bagi Kabupaten tahun terakhir laju pertumbuhan menurun
Parigi Moutong dan menjadi sub sektor akibat tertekannya kegiatan sub sektor yang
yang memiliki keunggulan kompetitif di bersangkutan. Sub sektor ini merupakan
Provinsi Sulawesi Tengah. sektor yang telah maju tetapi dimasa
Kinerja Sub Sektor Pertanian di mendatang pertumbuhannya tidak akan
Kabupaten Parigi Moutong. Hasil analisis begitu cepat walaupun potensi
Tipologi untuk Kabupaten Parigi Moutong pengembangan yang dimiliki pada dasarnya
terlihat bahwa daritujuh sub sektor sangat besar. Hal ini disebabkan oleh
pertanian yang masuk pada kriteria penurunan harga komoditi unggulan dari
tipologisatu yakni sub sektor andalan masing-masing sub sektor tersebut,
adalah, sub sektor tanaman pangan, sub sehingga perlu dilakukan pengalihan
sektor hortikultura, sub sektor kehutanan pemasaran produk ke daerah lain, atau
dan penebangan kayu, dan sub sektor menukar komoditi yang akan diunggulkan
perikanan. Sedangkan, tidak adanya sub oleh daerah bersangkutan.
sektor pertanian Kabupaten Parigi Moutong Sub sektor pertanian yang masuk
yang berada pada kriteria tipologi empat pada kriteria tipologi tiga atau kriteria sub
yaitu, sub sektor pertanian tertinggal. sektor pertanian berkembang yaitu, sub
Terdapat empat sub sektor pertanian sektor peternakan. Sub Sektor ini
yang masuk kriteria sub sektor pertanian merupakan sub sektor yang dapat
andalan yaitu sub sektor pertanian yang berkembang cepat dengan potensi
mempunyai pertumbuhan ekonomi di atas pengembangan yang dimiliki sangat besar
rata-rata dan memiliki rata-rata kontribusi tetapi belum diolah sepenuhnya secara baik.
lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Tingkat pertumbuhan ekonomi sektoral
Sulawesi Tengah. Sub sektor pertanian yang sangat tinggi, namun tingkat kontribusi
masuk kategori ini adalah sub sektor yang mencerminkan dari tahap
tanaman pangan, sub sektor tanaman pembangunan yang telah dicapai
hortikultura, sub sektor kehutanan dan sebenarnya masih relatif rendah. Sehingga,
penebangan kayu, dan sub sektor perikanan. perlu upaya untuk mendorong proses

37
pertumbuhan sub sektor ini dengan sektor pertanian yang menjadi prioritas
memanfaatkan potensi yang dimiliki, untuk dikembangkan, sehingga nantinya
seperti penambahan modal dan tenaga kerja mampu memberikan kontribusi yang besar
ahli dari daerah lain sehingga daya saing dan dapat mendorong pertumbuhan
sub sektor peternakan menjadi meningkat. ekonomi Kabupaten Parigi Moutong.
Pembangunan sektor pertanian
Prioritas Pembangunan Sub Sektor secara agregat tidak dapat dilakukan
Pertanian Unggulan Untuk Pembangunan serentak pada semua sub sektor pertanian
Sektor Pertanian di Kabupaten Parigi kecuali pada sub sektor yang mempunyai
Moutong. Penentuan prioritas sub sektor potensi berkembangnya cukup besar.
pertanian unggulan untuk pembangunan Tabel 5 memperlihatkan bahwa prioritas
selain dilihat dari sub sektor basis yang pembangunan sub sektor pertanian di
tercermin pada analisis Location Quotient Kabupaten Parigi Moutong terdapat pada
(LQ), digunakan pula analisis Model Rasio sub sektor tanaman pangan sebagai prioritas
Pertumbuhan (MRP), keunggulan pertama yang perlu dikembangkan.
kompetitif, spesialisasi sub sektor, dan Hal ini cukup beralasan mengingat
tipologi sektoral. Agar lebih mudah dalam bahwa sub sektor tanaman pangan menjadi
menganalisis sub sektor unggulan mana sub sektor basis yang memberikan
yang akan menjadi prioritas untuk kontribusi besar kepada Kabupaten Parigi
dikembangkan, berikut ini disajikan tabel Moutong dengan nilai LQ lebih dari 1, serta
ringkasan hasil analisis dari tujuh sub sektor dari segi pertumbuhannya sub sektor ini
pertanian yang ada pada Kabupaten Parigi mampu tumbuh cepat dan konsisten setiap
Moutong diantaranya sub sektor tanaman tahunnya yang tergambar pada analisis
pangan, sub sektor tanaman hortikultura, MRP. Jika dilihat dari potensi sumber
sub sektor perkebunan, sub sektor dayanya, sub sektor ini merupakan sub
peternakan, sub sektor jasa pertanian dan sektor terbesar di Kabupaten Parigi
perburuan, sub sektor kehutanan dan Moutong dengan luas panen sub sektor
penebangan kayu, dan sub sektor perikanan. tanaman sebesar 85.800 hektare dan
Kemudian sub sektor tersebut diberikan produktivitas untuk tanaman padi sebesar
skor nilai dengan range untuk masing- 53,84 kw/ha dan untuk palawija sebesar
masing kategori sehingga terdapat sub 53,87 kw/ha.

Tabel 5. Prioritas Pembangunan Sub Sektor Pertanian Kabupaten Parigi Moutong.


Keunggulan Prioritas
Sub LQ MRP Spesialisasi Tipologi
Kompetitif Pembangunan
Sektor
N S N S N S N S S N S
1 1,74 1 1,28 1 443.286 1 6,96 1 1 5 4
2 0,94 3 (1,05) 4 (49.757) 4 8,81 1 1 13 2
3 0,89 4 0,56 2 (122.970) 4 (1,88) 4 2 16 1
4 0,61 4 (1,51) 4 (88.985) 4 0,34 4 3 19 1
5 0,97 3 0,61 2 (3.385) 4 0,88 3 2 14 2
6 0,80 4 1,91 1 (53.647) 4 (0,89) 4 1 14 2
7 0,80 4 (0,65) 2 (124.543) 4 1,08 3 1 14 2
Sumber : Badan Pusat Statistik Parigi Moutong. 2016 (Diolah).
Ket : N = Nilai, S= Skor
1=Sub Sektor Tanaman Pangan, 2=Sub Sektor Tanaman Hortikultura, 3=Sub
Sektor Perkebunan, 4=Sub Sektor Peternakan, 5=Sub Sektor Jasa Pertanian dan
Perburuan, 6=Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu, 7=Sub Sektor Perikanan.

38
Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor kontribusi dan kriteria pertumbuhan
tanaman pangan menjadi spesialisasi di yang positif.
Kabupaten Parigi Moutong dan didukung 2. Melalui analisis Shift Share Esteban-
dengan pemanfaatan sumber daya yang baik Marquillas diperoleh bahwa sub sektor
oleh masyarakat setempat sehingga sub pertanian yang memiliki keunggulan
sektor ini mampu menjadi sub sektor yang kompetitif dan spesialisasi adalah sub
kompetitif dan mempunyai pertumbuhan sektor tanaman pangan, sedangkan sub
yang baik di Kabupaten Parigi Moutong sektor pertanian yang belum memiliki
maupun Provinsi Sulawesi Tengah, keunggulan kompetitif dan spesialisasi
dengan dibuktikan pada analisis adalah sub sektor perkebunan dan sub
keunggulan kompetitif serta tipologi sektor kehutanan dan penebangan kayu.
sektoral. Sehingga, sub sektor tanaman 3. Hasil analisis Tipologi Sektoral
pangan menjadi rekomendasi sebagai sub menunjukkan bahwa sub sektor tanaman
sektor prioritas utama pada sektor pertanian pangan, sub sektor tanaman hortikultura,
Kabupaten Parigi Moutong guna untuk sub sektor kehutanan dan
pengembangan pembangunan penebangankayu, dan sub sektor
perekonomian sektor pertanian secara perikanan merupakan sub sektor andalan
keseluruhan maupun seluruh sektor di Kabupaten Parigi Moutong.
ekonomi di Kabupaten Parigi Moutong. Sedangkan untuk sub sektor perkebunan
dan sub sektor jasa pertanian dan
KESIMPULAN DAN SARAN perburuan berada pada sub sektor
pertanian potensial, dan sub sektor
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian pertanian yang masuk pada kriteria sub
dan pembahasan maka dapat ditarik sektor pertanian berkembang, yaitu sub
kesimpulan sebagai berikut: sektor peternakan.
4. Sub sektor tanaman pangan merupakan
1. Berdasarkan kriteria kontribusi dengan sub sektor pertanian unggulan yang
menggunakan analisis LQ bahwa sub menjadi prioritas utama dalam
sektor pertanian basis di Kabupaten pembangunan sektor pertanian di
Parigi Moutong dari Tahun 2011 sampai Kabupaten Parigi Moutong karena sub
dengan 2015 adalah sub sektor tanaman sektor ini mempunyai kontribusi yang
pangan sedangkan, berdasarkan kriteria besar terhadap sektor pertanian dan
pertumbuhan melalui analisis MRP, sub pertumbuhan sub sektor tanaman pangan
sektor tanaman pangan dan sub sektor yang positif, serta merupakan sub sektor
kehutanan dan penebangan kayu yang terspesialisasi dan mempunyai
merupakan sub sektor basis di keunggulan kompetitif di tingkat
Kabupaten Parigi Moutong. Sehingga, kabupaten maupun provinsi, dan menjadi
hasil analisis overlay menunjukkan sub sektor andalan dengan kontribusi dan
bahwa sub sektor tanaman pangan pertumbuhan yang lebih besar dari
menjadi sub sektor basis di Kabupaten Provinsi Sulawesi Tengah.
Parigi Moutong berdasarkan kriteria

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad L., 2010. Ekonomi Pembangunan.Edisi 5, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) Parigi Moutong, 2016. PDRB Menurut Lapangan Usaha 2011-2015.
BPS Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Parigi Moutong.

Blakely and Bradshaw, 2002. Planning Local Economic Development.Theory and Practice. Sage
Publication, London.
39
Purbayu B.S dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dan Microsoft Excel & SPSS. Andi Offset,
Yogyakarta.

Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), 2007. Pembangunan Kabupaten Parigi
Moutong. RPJPD Kabupaten Parigi Moutong

Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media, Padang.

Soepono P., 1993. Analisis Shift share: Perkembangan dan Penerapannya. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. Vol. 16(1): 43-54.

Yantu M.R., 2012. Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian Kawasan Poso Sulteng: Suatu
Pendekatan Model Persamaan Simultan. Jurnal Agroland. Vol. 19(3): 235-245.

Yusuf M., 1999. Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sebagai Salah Satu Alat Analisis Alternatif
dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol.
47(2): 105-233.

40

You might also like