You are on page 1of 9

Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.

1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

UJI FITOKIMIA DAN ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SALAM


(Syzygium polyanthum) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi
DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

Agus Evendi

Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Kaltim, Jl. Kurnia Makmur No.64

Abstract

The bay leaves (Syzygium polyanthum) contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins
and triterpenoids. The compounds are suspected of having antibacterial properties. Bay leaves
(Syzygium polyanthum) are not only used as spices but also commonly used by the public to cure
diarrhea. The causes of diarrhea are the bacteria Salmonella typhi and Escherichia coli.
This research is a quantitative research using experimental method. The hypothesis of
this research is there is an influence of antibacterial power of bay leaf extract (Syzygium
polyanthum) to Salmonella typhi and Escherichia coli in vitro.
The results showed that the active compound of salam leaf extract (S. polyanthum) that
is alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids. These compounds have inhibitory zones
against the growth of Salmonella typhi and Escherichia coli bacteria. The average growth of
Salmonella typhi at 25 μg/well is 11.11 mm, 50 μg/well of 11.78 mm, 100 μg/well of 12.56 mm,
200 μg/well of 12.78 mm, and 400 μg/well of 14.67 mm. The average growth rate of Escherichia
coli at 25 μg/well is 11.33 mm, 50 μg/well of 10.44 mm, 100 μg/well of 11.33 mm, 200 μg/well of
12.11 mm, and 400 μg/well of 12.00 mm. The inhibitory response of bacterial growth of
Salmonella typhi and Escherichia coli by bay leaf extract (Syzygium polyanthum) is included in the
strong category.

Keywords: bay leaf extract, Salmonella typhi, Escherichia coli, antibacterial power

Abstrak

Daun salam (Syzygium polyanthum) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan
triterpenoid. Senyawa-senyawa tersebut diduga memiliki sifat antibakteri. Daun salam (Syzygium
polyanthum) selain digunakan sebagai bumbu dapur, biasa digunakan oleh masyarakat sebagai
obat untuk penyakit diare. Salah satu penyebab diare adalah bakteri Salmonella typhi dan
Escherichia coli.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif metode eksperimen. Hipotesis penelitian
ini adalah terdapat daya anti bakteri ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap
Salmonella typhi dan Escherichia coli secara in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan adanya senyawa aktif ekstrak daun salam (S. polyanthum)
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan steroid. Senyawa tersebut memiliki zona hambat
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli. Rata-rata pertumbuhan
Salmonella typhi pada konsentrasi 25 µg/well sebesar 11.11 mm, 50 µg/well sebesar 11.78 mm,
100 µg/well sebesar 12.56 mm, 200 µg/well sebesar 12.78 mm, dan 400 µg/well sebesar 14.67
mm. Rata-rata pertumbuhan Escherichia coli pada konsentrasi 25 µg/well sebesar 11.33 mm, 50
µg/well sebesar 10.44 mm, 100 µg/well sebesar 11.33 mm, 200 µg/well sebesar 12.11 mm, dan
400 µg/well sebesar 12.00 mm. Respon penghambatan pertumbuhan bakteri Salmonella typhi dan
Escherichia coli oleh ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) termasuk dalam kategori kuat.

Kata kunci : ekstrak daun salam, Salmonella typhi, Escherichia coli, daya antibakteri

1
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara Daun salam (Syzygium polyanthum)


beriklim tropis yang menyebabkan mengandung alkaloid, flavonoid,
tanahnya subur, sehingga banyak saponin, tannin dan triterpenoid.
jenis tumbuhan yang dapat tumbuh Senyawa-senyawa tersebut diduga
dan beberapa diantaranya memiliki memiliki sifat antibakteri (Sari, Y. D.,
khasiat sebagai obat. Kegunaan 2010). Daun salam (Syzygium
tumbuhan obat sebenarnya polyanthum) biasa digunakan oleh
disebabkan oleh kandungan kimia masyarakat sebagai obat untuk
yang dimiliki tumbuhan tersebut. penyakit diare. Salah satu penyebab
Namun tidak seluruh kandungan diare adalah bakteri Salmonella typhi
kimia diketahui secara lengkap dan Escherichia coli (Dzulkarnain,
karena pemeriksaan bahan kimia dari 1996 dalam Ajizah, 2004).
satu tumbuhan memerlukan biaya Berdasarkan penelitian yang
yang cukup mahal. Meskipun tidak dilakukan oleh Evendi (2015),
diketahui secara rinci, tetapi menunjukkan bahwa ekstrak daun
pendekatan secara farmakologi salam (Syzygium polyanthum) dapat
berhasil menghasilkan informasi dari menghambat pertumbuhan
kegunaan tumbuhan obat Salmonella typhi secara in vitro.
(Janominro, 2000). Penelitian ini merupakan
Salah satu jenis tumbuhan penelitian lanjutan, peneliti tertarik
obat yang berpotensi digunakan untuk melanjutkan penelitian
sebagai obat adalah daun salam sebelumnya dengan menggunakan
dikenal dengan nama latin Syzygium bakteri penyebab diare lain yaitu
polyanthum. Daun salam (Syzygium Escherichia coli. Escherichia coli
polyanthum) merupakan daun dari yang mempunyai kesamaan dengan
tumbuhan salam yang sering kali Salmonella typhi. Beberapa
digunakan sebagai bumbu dapur. kesamaan diantaranya adalah dari
Selain bumbu dapur masyarakat golongan bakteri gram negatif,
menggunakannya sebagai obat berbentuk batang, tidak berspora,
tradisionaluntuk berbagai penyakit. dinding sel tebal berupa

2
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

peptidoglikan dan komponen 100 µg, 200µg, dan 400 µg yang


membran luar bakteri tersusun atas digunakan sebagai antimikroba alami
lipopolisakarida. terhadap bakteri S. thypi dan E. coli.
Pada penelitian ini juga Populasi dalam penelitian ini
dilengkapi dengan analisa fitokimia adalah seluruh daun salam (Syzygium
untuk mengetahui kandungan polyanthum) di pekarangan wilayah
metabolit sekunder pada ekstrak Jurusan Teknologi Hasil Hutan,
daun salam (Syzygium polyanthum), Fakultas Kehutanan Universitas
pengujian aktivitas antioksidan, dan Mulawarman.
efektifitas ekstrak daun salam Sampel dalam penelitian ini
(Syzygium polyanthum) dapat adalah daun salam (Syzygium
menghambat Salmonella typhi sangat polyanthum) di pekarangan wilayah
mungkin juga menghambat Jurusan Teknologi Hasil Hutan,
Escherichia coli. Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman. Teknik pengambilan
METODE PENELITIAN sampel berdasarkan cara sampling
Penelitian ini merupakan pertimbangan (purposive sampling).
jenis penelitian eksperimen, karena
melakukan perlakuan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel. Penelitian ini dilakukan A. Interpretasi Hasil Uji Fitokimia
dengan ekstrak daun salam Terhadap Senyawa Aktif Ekstrak
(Sygygium polyanthum) dibuat dalam Daun Salam (Syzygium
konsentrasi bertingkat 25µg, 50µg, polyanthum)
Tabel 5.1 Interpretasi Hasil Uji Fitokimia Terhadap Senyawa Aktif Ekstrak Daun
Salam (Syzygium polyanthum) dengan Pelarut Metanol
Senyawa aktif Ekstrak Daun Salam
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Tanin +
Triterpenoid -
Steroid +
Sumber: Data Primer
Berdasarkan Tabel 5.1 daun salam (Syzygium polyanthum)
menunjukkan bahwa baik ekstrak mengandung senyawa aktif berupa

3
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

alkaloid, flavonoid, saponin, tannin berperan dalam interkalasi DNA.


dan steroid, namun tidak Fungsi flavonoid pada tumbuhan
mengandung triterpenoid. Pelarut secara umum sebagai pengatur
methanol merupakan pelarut dengan tumbuh, pengatur fotosintesis, dan
tingkat polaritas yang tinggi sehingga aktivitas anti bakteri (Giorgio, 2000).
mampu melarutkan banyak senyawa Saponin merupakan senyawa
aktif yang terkandung di dalam metabolit sekunder yang bersifat
ekstrak daun salam (Syzygium basa, sehingga saponin berbentuk
polyanthum). buih menyerupai sabun yang dapat
Alkaloid merupakan senyawa larut pada pelarut polar (Sujarno, et
metabolit sekunder yang dapat al., 2007). Tanin sangat bermanfaat
digunakan sebagai anti bakteri bagi tumbuhan yaitu sebagai
(Geyid, 2005). Putra (2003) pertahanan terhadap serangan dari
mengatakan bahwa alkaloid luar, oleh sebab itu tanin dapat
merupakan senyawa organik dimanfaatkan sebagai antirayap. Uji
terbanyak ditemukan di alam. fitokimia ini akan menunjang
Hampir seluruh alkaloid berasal dari pengujian aktivitas senyawa aktif
daun-daun tumbuhan dan tersebar pada ekstrak daun salam (Syzygium
luas dalam berbagai jenis tumbuhan. polyanthum) dalam uji antibakteri.
Menurut Aniszewki (2007), alkaloid B. Rata-rata diameter zona bening
merupakan senyawa yang memiliki dan persentase daya hambat
aktivitas anti bakteri, yaitu relatif pertumbuhan bakteri
menghambat esterase dan juga DNA Salmonella typhi oleh ekstrak
dan RNA polimerase, juga daun salam (Syzygium
menghambat respirasi sel dan polyanthum)
Tabel 5.2 Rata-rata diameter zona bening dan persentase daya hambat relatif
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi oleh ekstrak daun salam (Syzygium
polyanthum).
200 400
25 µg/well 50 µg/well 100 µg/well
No Sampel µg/well µg/well
mm % mm % mm % mm % mm %
1 Aseton (-) 0.00
2 Kloramfenikol (+) 100

4
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

3 Ekstrak 11.11 51 11.78 54 12.56 57 12.78 58 14.67 67


Sumber: Data Primer
Berdasarkan data tersebut, anti bakteri semakin meningkat,
menunjukkan bahwa respon seiring dengan peningkatan
penghambatan pertumbuhan bakteri konsentrasi ekstrak dan persentase
Salmonella typhi oleh ekstrak daun tertinggi pada konsentrasi 400
salam (Syzygium polyanthum) masuk µg/well yaitu sebesar 67 % pada
dalam kategori kuat, karena rata-rata ekstrak daun salam.
diameter zona beningnya berada C. Rata-rata diameter zona bening
dalam interval 10-20 mm. dan persentase daya hambat
Berdasarkan persentase daya hambat relatif pertumbuhan bakteri
relatif terhadap kontrol positif, Escherichia coli oleh ekstrak
menunjukkan bahwa aktivitas daun salam (S. polyanthum)
Tabel 5.3 Rata-rata diameter zona bening dan persentase daya hambat relatif
pertumbuhan bakteri Escherichia coli oleh ekstrak daun salam (Syzygium
polyanthum).
25 µg/well 50 µg/well 100 µg/well 200 µg/well 400 µg/well
No Sampel
mm % mm % mm % mm % mm %
1 Aseton (-) 0.00
2 Kloramfenikol (+) 100
3 Ekstrak 11.33 44 10.44 40 11.33 44 12.11 47 12 46

Sumber: Data Primer


Berdasarkan data tersebut dengan peningkatan konsentrasi
menunjukkan bahwa respon ekstrak dan persentase tertinggi pada
penghambatan pertumbuhan bakteri konsentrasi 200 µg/well yaitu
Escherichia coli oleh ekstrak daun sebesar 47 % pada ekstrak daun
salam (Syzygium polyanthum) masuk salam.
dalam kategori kuat, karena rata-rata Penggunaan antibiotik
diameter zona bening nya berada kloramfenikol dalam pengujian anti
dalam interval 10-20 mm. bakteri diketahui dapat menghambat
Berdasarkan persentase daya hambat pertumbuhan bakteri Salmonella
relatif terhadap kontrol positif, typhi dengan diameter antara 22 mm,
menunjukkan bahwa aktivitas anti sedangkan pada bakteri Escherichia
bakteri cenderung meningkat, seiring coli dengan diameter antara 25-26

5
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

mm. Hal ini dapat disebabkan oleh kerja tannin dalam menghambat
jenis mikroba yang digunakan bakteri dengan menginaktikan
berbeda, sehingga berbeda adhesion sel bakteri (molekul yang
sensitivitas bakteri yang digunakan menempel pada sel inang) yang
terhadap antibiotik. terdapat pada permukaan sel dan
Uji fitokimia merupakan enzim serta menggangu transport
dasar dari dilakukannya pengujian pada lapisan dalam sel. Tanin juga
anti bakteri. Hasil pengujian diatas mempunya target pada polipeptida
terkait pula dengan adanya dinding sel yang menyebabkan
kandungan senyawa aktif yakni kerusakan dinding sel. Hal ini
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin menyebabkan fosfolipid tidak dapat
dan steroid pada ekstrak daun salam mempertahankan bentuk membrane
(Syzygium polyanthum) yang sel, akibatnya membrane akan rusak
berperan sebagai anti bakteri. Rowe dan mengalami hambatan
(1989), menyatakan bahwa senyawa- pertumbuhan.
senyawa dari golongan alkaloid dan
flavonoid dapat memotong dan SIMPULAN
mendenaturasi protein serta 1. Senyawa aktif yang terkandung
mencegah proses pencernaan dalam ekstrak daun salam
bakteri.Flavonoid sebagai anti (Syzygium polyanthum) meliputi
bakteri membentuk senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
kompleks dengan protein tannin dan steroid.
ekstraseluler dan terlarut sehingga 2. Respon penghambatan
dapat menyebabkan merusak sel pertumbuhan bakteri Salmonella
bakteri. Ajizah (2004) menyatakan typhi dan Escherichia coli oleh
bahwa tanin mempunyai antibakteri ekstrak daun salam (Syzygium
dengan cara mempresipitasi protein. polyanthum) masuk dalam
Efek antibakteri tanin antara lain kategori kuat.
melalui : reaksi dengan membran sel, 3. Persentase daya hambat relatif
inaktivasi enzim, dan inaktivasi terhadap bakteri Salmonella
fungsi materi genetik. Mekanisme typhi dibandingkan dengan

6
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

kontrol positif tertinggi pada Dalimartha, S. (2006). Atlas


Tumbuhan Obat Indonesia 2.
konsentrasi 400 µg/well yaitu
Jakarta: Penebar Swadaya.
sebesar 67 % dan persentase
Giorgio, P. 2000. Flavonoid as
daya hambat relatif terhadap
antioxidants. Journal Natural
bakteri Escherichia coli Product, 63: 1035-1042
dibandingkan dengan kontrol
Handayani, M. (2009). Pengaruh
positif tertinggi pada konsentrasi Dosis Pupuk NPK dan
Kompos Terhadap
200 µg/well yaitu sebesar 47 %.
Pertumbuhan Bibit Salam
(Eugenia polyanthum).
Skripsi. Bogor: Institute
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertanian Bogor
Terima kasih saya ucapkan
Harborne, J.B. 1987. Metode
untuk semua anggota yang telah
Fitokimia Terjemahan dari
membantu keterlaksanaan penelitian Phytochemical Methods
Penterjemah Kosasih
ini.
Padmawinata dan Iwang
Soediro. Bandung: Penerbit
ITB
DAFTAR PUSTAKA
Harmita. 2004. Petunjuk
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Pelaksanaan Validasi Metode
Salmonella thypimyurium dan Cara Perhitungannya,
Terhadap Ekstrak Psidium Majalah Ilmu Kefarmasian,
guajava L. Bioscientiae Vol 1 Vol. I, No.3, Desember 2004,
No 1 Januari. Hal 31-38 117-135.

Aniszewki T. 2007. Alkaloid Secret Jawetz, E., et al. (2007).


of Life Alkaloid Chemistry, Mikrobiologi Kedokteran.
Biological Significance Jakarta: EGC.
Applications and Ecological
Role. Elsevier : Amsterdam, Klotchko, A. (2011). Salmonellosis.
Halaman 1-11. Diunduh pada tanggal 10
Januari 2015 dari
Brenner, F.W., et.al. (2000). http://emedicine.medscape.c
Salmonella Nomenclature. om/article/22817-overview
Available
Ohl, M.E., Miller, S.I. (2006).
Brooks, G.F., et al. (2004). Salmonella : Model for
Mikrobiologi Kedokteran. Bacterial Pathogenesis.
Jakarta: EGC. Diunduh pada tanggal 10
Januari 2015 dari

7
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

http://www.vmf.uni
Parry, G. (2002). Higher Education Sofowora, A. 1993. Screening Plants
Quartery. UK: Blackwell for Bioactive Agents. In :
Publisher Ltd Medicinal Plants and
Traditional Medicinal in
Pelczar, M.J., et al. (2005). Dasar – Africa. 2nd Ed. Spectrum
dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Books Ltd, Sunshine House,
Press. Ibadan, Nigeria, pp.
134.156.
Putra, S.E. 2008. Alkaloid : Senyawa
Organik Terbanyak di Alam. Sujarno, M., Winni Astuti,
Tersedia di http://www.chem- Alimuddin. 2007. “Uji
is- Fitokimia dan Aktivitas
try.org/?sect=artikel&ext=125. Antibakteri Senyawa
Diakses pada 04 Maret 2015 Metabolit Sekunder Akar
Tabar Kedayan (Aristolochia
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi papillifolia Ding Hou),
Farmasi. Jakarta : Erlangga. FMIPA, Universitas
Mulawarman, Samarinda.
Reeb. 1999. Moisture Content by The
Over-dry Method for Sumono, A., & Wulan, A. (2009).
Industrial Testing. Oregon Kemampuan Air Rebusan
State University: Carvallis Daun Salam (Eugenia
polyantha) dalam
Rowe, J W., 1989. Natural Products Menurunkan Jumlah Koloni
of Woody PlantsI-II. Bakteri Streptococcus sp.
Springer Verlag, Berlin Jakarta: Majalah Farmasi
Indonesia
Sari, Y.D., dkk, (2006), Uji Aktivitas
Antibakteri Infusa daun Suradikusumah, E. 1989. Kimia
Sirsak (Annona muricata L.) Tumbuhan. Depdikbud.
secara in vitro terhadap Dirjen Pendidikan Tinggi.
Staphylococcus aureus PAU. Ilmu Hayat. IPB.
ATCC 25923 dan Bogor.
Escherichia coli 35218
serta Profil Kromatografi Talaro, K.D. (2002). Foundation in
Lapis Tipis, Fakultas Microbiology. New York:
Farmasi, Universitas Ahmad McGraw Hill
Dahlan, Yogyakarta.
Trease, G.E. and Evans, W.C. 2002.
Soemarno. (2000). Isolasi dan Pharmacognosy. 15th Ed.
Identifikasi Bakteriologi Saunders Publishers, London.
KliniK. Yogyakarta : . pp. 42-44, 221-229, 246-249,
Akademi Analis Kesehatan 304-306, 331-332, 391-393.
Yogyakarta Departemen
Kesehatan.

8
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal Volume II No.1 , Mei 2017, Hal 1 - 9

Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran


Teknologi Farmasi.
Yogyakarta . Gajah Mada
Universitas Press

You might also like