You are on page 1of 19

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.

PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP


IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA
PT. PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN
KERINCI
Muhammad Edwin1)
Marnis2)

¹) Program Pascasarjana Universitas Riau, Pekanbaru


2)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Pekanbaru

Abstract. This study aims to determine the contribution of leadership, motivation and quality
management system to performance of PT. PEC-Tech Services Indonesia at Pangkalan Kerinci.
The method used is survey method, while the population in this study were 7(seven) department in the
PT. PEC-Tech Services Indonesia that amounting to 1,523 (one thousand five hundred twenty three)
,They were Harvesting Department (445 people), Log Transport Department (346 people), Heavy
Equipment Department (81 people), Woodyard Department (89 people), Crane Department (88
people), Workshop Department (388 people) and Supporting Department (86 People). Relatively
number of relatively large population, the sample set as many as 94 people of population by10%
precision and confidence90% level. Hypothesis testing is done using path analysis and to explain the
relationship variables were analyzed using SPSS 17.0 statistical test program for windows.
The results showed that simultaneous variable of leadership and motivation significantly influence the
quality management system and performance in PT. PEC-Tech Service Indonesia at Pangkalan
Kerinci. This is evidence by their significant value less than 0.05 (α = 5%). This means the study
received the hypothesis that leadership and motivation also affect the performance through quality
management system implementation in PT. PEC-Tech Services Indonesia at Pangkalan Kerinci.

Keyword: Leadership, Motivation, Quality Management System, Performance.

PENDAHULUAN pelaksanaan kerja, pencapaian atau hasil


Dalam era industrialisasi yang kerja untuk penampilan kerja (Dewi K
semakin kompetitif sekarang ini, setiap Soedarsono, 2009:86). Sedangkan
pelaku bisnis ingin memenangkan (August W Smith) dalam Dewi K
kompetisi dalam dunia industri dengan Soedarsono (2009:86) menyatakan
menonjolkan mutu/kualitas produk atau bahwa kinerja (performance) adalah
jasa yang dihasilkan oleh pegawainya hasil atau keluaran dari suatu proses,
dengan kinerja yang sangat efektif dan manusia atau lainnya. (Payaman J
efesien. sehingga akan berdampak positif Simanjuntak) dalam Dewi K Soedarsono
terhadap bisnis melalui dua cara, yaitu (2009:86) menguraikan bahwa kinerja
terhadap biaya produksi dan pendapatan. dalah tingkat pencapaian hasil atau
PT. PEC-Tech Services Indonesia pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka
berupaya meningkatkan kepuasan mewujudkan sasaran dan tujuan
pelayanan jasa tersebut dengan perusahaan. Dewi K. Soedarsono
memperhatikan kinerja karyawannya (2009:86) menyatakan bahwa kinerja
dengan cara memompa motivasi adalah hasil kerja secara kualitas dan
karyawannya dan meningkatkan kuantitas yang dicapai seorang pegawai
kompetensi kepemimpinan dari lini dalam melaksanakan tugas yang sesuai
supervisinya. Kinerja (performance) dengan tanggung jawab yang diberikan
dapat diartikan sebagai prestasi kerja, kepadanya. Adapun Fenomena Kinerja

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 223
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Karyawan PT. PEC-Tech Services


Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Fenomena Kinerja-Produksi PT. PEC-Tech Services Indonesia
Departemen
Heavy
Tahun Produksi Harvesting Woodyard Transport Crane
Equipment
(Ton) (Ton) (Ton) Hrs)
(Hrs)
Aktual 788,211 11,353,933 6,325,395 256,091 119,946
2009 Budget 1,618,356 13,097,815 5,199,681 362,355 130,328
Variance (830,145) (1,743,882) 1,125,714 (106,264) (10,382)
Aktual 517,739 11,353,933 5,699,790 270,176 126,421
2010 Budget 1,610,304 13,032,652 5,173,812 360,552 129,680
Variance (1,092,565) (1,678,719) 525,978 (90,376) (3,259)
Aktual 786,686 12,529,376 6,710,078 310,955 137,204
2011
Budget 857,660 13,124,479 6,010,691 328,470 122,180
2011 Variance (70,974) (595,103) 699,387 (17,515) 15,024
Aktual 1,179,280 12,980,558 7,681,300 329,782 137,734
2012 Budget 1,426,667 13,739,907 8,184,278 361,910 122,730
Variance (247,387) (759,349) (502,978) (32,128) 15,004
Aktual 995,045 12,164,431 6,690,575 310,083 131,727
2013 Budget 1,522,774 12,329,663 7,521,931 341,085 121,590
Variance (527,729) (165,232) (831,356) (31,002) 10,137
Sumber : Laporan P&L PT. PEC-Tech Services Indonesia tahun 2009-2013

Dari tabel 1 diatas di simpulkan Crane dari 2009,2010,211 dan 2013 bisa
bahwa terjadi fluktuasi pencapaian kinerja menjalankan bisnisnya dengan biaya
setiap Departemen dimana kinerja tidak produksi dibawah anggaran yang sudah
tercapai target sesuai dengan anggaran di anggarkan.
yang sudah ditetapkan. Dari kelima Vincent Gaspersz (2005:5)
departemen diatas kinerja Departemen mendefinisikan manajemen mutu/kualitas
Crane yang sangat baik dimana sejak 2011 adalah sebagai suatu cara meningkatkan
samapai 2013 produksi nya melampaui performasi secara terus-menerus pada
target yang ditentukan sedangkan setiap level operasi atau proses, dalam
Departemen Transport kebalikan dari setiap area fungsional dari suatu
Departemen Crane, sejak 2012 sampai organisasi, dengan menggunakan sumber
sekarang produksinya malah dibawah daya manusia dan modal yang tersedia.
target yang ditenetukan serta 3 (tiga) ISO 840 (Quality Vocabulary) dalam
departemen yang lain pencapaian Vincent Gasversz (2009:6)
produksinnya setiap tahun dari 2009 mendefenisikan Manajemen mutu adalah
sampai sekarang selalu dibawah target sebagai aktivitas dari fungsi manajemen
yang telah di anggarkan. secra keseluruhan yang menentukan
Dari tabel 2 dibawah disimpulkan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan
bahwa biaya produksi keempat tanggung jawab, serta
departemen diatas rata-rata tidak sesuai mengimplementasikannya melalui alat-alat
dengan anggaran yang sudah seperti perencanaan kualitas, pengendalian
dianggarkan, berbeda dari Departemen kualitas, jaminan kulaitas dan peningkatan

224 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

kualitas. Tanggung jawab untuk implementasinya harus melibatkan semua


manajemen kualitas ada pada semua level anggota organisasi.
dari manajemen, tetapi harus dikendalikan
oleh manajemen puncak, dan
Tabel 2. Fenomena Kinerja-Biaya Produksi PT. PEC-Tech Services Indonesia
Departemen
Heavy
Tahun Produksi Harvesting Woodyard Transport Crane
Equipment
(IDR/Ton) (IDR/Ton) (IDR/Ton) (IDR/Hrs)
(IDR/Hrs)
Aktual 170,404 7,441 47,272 126,335 302,206
2009 Budget 110,697 8,226 46,427 123,306 347,190
Variance (59,707) 785 (845) (3,029) 44,984
Aktual 188,176 9,955 57,776 127,577 300,164
2010 Budget 110,697 8,185 46,196 122,692 345,463
Variance (77,479) (1,770) (11,580) (4,885) 45,299
Aktual 184,722 8,670 53,324 134,725 251,825
2011 Budget 110,697 7,741 48,995 132,735 288,326
Variance (74,025) (929) (4,329) (1,990) 36,501
Aktual 233,165 8,269 50,969 132,252 321,579
2012 Budget 140,756 8,209 51,673 145,891 316,648
Variance (92,409) (60) 704 13,639 (4,931)
Aktual 151,699 8,399 55,521 138,934 349,833
2013 Budget 138,154 6,662 50,611 128,634 359,923
Variance (13,545) (1,737) (4,910) (10,300) 10,090
Sumber : Laporan P&L PT. PEC-Tech Services Indoensia tahun 2009-201

Dari tabel 2 dapat disimpulkan walaupun temuannya terus


bahwa Departemen Workshop sebagai berkurang, setiap tahunnya temuan yang
departemen pendukung. Departemen didapat di operasional masih pada hal yang
Crane selalu terdapat temuan dari 2008 ke sama dan sangat mendasar sekali yaitu
2013 Operational Control
Tabel 3. Fenomena Sistem Manajemen Mutu PT. PTSI
Temuan Audit
No Departemen
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Departemen Operasional
1 Harvesting 2 0 0 0 0 2
2 Transport 4 0 0 6 0 0
3 Heavy Equipment 4 0 0 0 2 0

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 225
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

4 Woodyard 0 0 0 4 0 0
5 Crane 0 0 0 3 0 0
Departemen Support
1 QMS&Safety 11 0 0 0 0 0
2 HRD 1 0 0 0 0 0
3 Workshop 8 1 0 10 7 2
4 Store 5 0 0 0 0 0
5 Finansial 1 0 0 0 0 0
6 Procurement 5 2 0 6 0 0
Total 41 3 0 29 9 4
Sumber : Laporan hasil audit eksternal PT. PEC-Tech Services Indoensia tahun 2008-
2013
Kualitas dari pemimpin seringkali keputusan sering ragu-ragu atau tidak tepat
dianggap sebagai faktor terpenting dari sesuai dengan kondisi yang terjadi di
keberhasilan atau kegagalan organisasi, lapangan.
demikian juga keberhasilan atau kegagalan Menurut Dewi K. Soedarsono (2009:79),
suatu organisasi baik yang berorientasi motivasi kekuatan yang mendorong atau
bisnis maupun publik, biasanya daya dorong yang timbul dalam diri
dipersepsikan sebagai keberhasilan atau manusia untuk berbuat sesuatu. Sedangkan
kegagalan pemimpin. Miftah Thoha menurut beberapa ahli memberikan
(2012:5) menyatakan kepemimpinan beragam definisi motivasi, yaitu : Harold
adalah pelaksana ototritas dan pembuat koontz dalam Dewi K. Soedarsono
keputusan. George R. Terry dalam Miftah (2009:88) menyatakan motif adalah suatu
Thoha (2012:5) merumuskan bahwa keadaan dari dalam yang memberikan
kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk kekuatan, yang menggiatkan atau
mempengaruhi orang-orang supaya menggerakkan sehingga disebut
diarahkan mencapai tujuan organisasi dan ”penggerakan” atau “motivasi’, dan yang
Adapun fenomena yang saat ini terjadi di mengarahkan atau menyalurkan perilaku
bidang kepemimpinan di PT. PEC-tech kearah tujuan. Dengan kata lain, motivasi
Services Indonesia yaitu tidak terjadi merupakan daya penggerak di dalam
komunikasi yang lancar antara atasan dan individu yang mendorong individu
bawahan walaupun hubungan yang baik berprilaku atau melakukan tindakan.
secara personal, untuk pemahaman secara Daya penggerak dalam diri individu
individu atasan cukup baik tetapi untuk terjadi akibat adanya tekanan atau
saat ini bekerja cenderung secara ketegangan karena kebutuhannya tidak
individual tanpa melibatkan tim untuk terpenuhi atau terpuaskan. Dan secara
mencari solusi/pemecahan masalah yang sadar ataupun tidak disadari individu
terus terjadi setiap tahunnya. Untuk berusaha keras agar terlepas dari
kemampuan manajemen di level supervisi ketegangan tersebut dengan jalan
sangat lemah karena kurangnya melakukan kegiatan yang bertujuan
kompetensi dan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun
manajemen sumberdaya manusia dan fenomena motivasi karyawan PT. PEC-
untuk kemampuan pembelajaran Tech Services Indonesia saat ini adalah
(Learning Skill) sangat terbatas dan kurangnya rasa tanggung jawab terhadap
cenderung memiliki minat yang kurang pekerjaannya walaupun sudah diberikan
untuk lebih dalam memiliki kemampuan target hal ini disebabkan
manajemen sehingga dalam menggambil motivasi/semangat kerja yang turun

226 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

walaupun jika kita lihat aktual semuanya 4. Mengetahui dan menganalisa


menunjukan bekerja keras tetapi tanpa pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
perhitungan /berpikir lebih smart dalam pada PT. PEC-Tech
bekerja. Untuk urusan inisiatif bisa di Services Indonesia melalui Sistem
katakan hampir kurang memiliki inisiatif Manajemen Mutu .
untuk menghasilkan kerja lebih ini 5. Mengetahui dan menganalisa
terlihat dari kurangnya kemauan untuk pengaruh Kepemimpinan terhadap
bertanya ataupun umpan balik dari Motivasi Karyawan pada PT. PEC-
pelanggan karena tidak ingin melakukan Tech Services Indonesia.
pekerjaan yang lebih menantang dari
pekerjaan yang sudah diberikan selama KERANGKA TEORI
ini. Dari penjelasan diatas mengenai Kinerja
Kinerja, Sistem Manajemen Mutu, Kinerja seorang karyawan adalah
Kepemimpinan serta Motivasi terdapat hal yang penting dan menentukan
hubungan yang saling mendukung satu kefektifan pada suatu
sama lain dimana dengan adanya organisasi/perusahaan.Jika kinerja
kepemimpinan yang kuat disertai karyawan tidak baik, otomatis kinerja
motivasi yang tinggi dari karyawan perusahaan juga tidak baik dan begitu
menghasilkan karyawan yang sebaliknya.
berdedikasi tinggi untuk dapat (Nawawi, 2006:62)
menjalankan semua visi dan misi mengemukakan dalam Kamus Besar
perusahaan seperti implementasi sistem Bahasa Indonesia dikatakan bahwa
manajemen mutu yang merupakan alat kinerja adalah : a) sesuatu yang dicapai,
untuk mencapai kinerja yang diharapan b) prestasi yang diperlihatkan, c)
perusahaan sehingga menghasilkan kemampuan kerja. Sedangkan Lavaque
produk/jasa yang efektif dan efisien dan dalam Nawawi (2006:62) mengatakan
sesuai harapan pelanggan. Dari tiga kinerja adalah segala sesuatu yang
fenomena yang telah dipaparkan diatas dikerjakan seseorang dan hasilnya dalam
yang perlu kita fokuskan adalah melaksanakan fungsi suatu pekerjaan.
fenomena kepemimpinan karena Dari dua pengertian diatas terlihat bahwa
kepemimpinan yang kuat adalah kunci kinerja bermakna kemampuan kerja dan
untuk menjalankan elemen-elemen hasil atau prestasi yang dicapai dalam
tersebut diatas. melaksanakan suatu pekerjaan.
Penelitian ini bertujuan untuk : Selanjutnya untuk mengukur
1. Mengetahui dan menganalisa kinerja perusahaan/organisasi dikemukan
pengaruh Kepemimpinan terhadap oleh Swasto dan Dharma dalam Oemar
Kinerja pada PT. PEC-Tech Services (2007:47) Kinerja merupakan tindakan
Indonesia. atau pelaksanaan tugas yang dapat diukur.
2. Mengetahui dan menganalisa Ada beberapa cara dalam mengukur
pengaruh Motivasi terhadap Kinerja kinerja secara umum, yang kemudian
pada PT. PEC-Tech Services diterjemahkan kedalam 7 (tujuh) indikator
Indonesia. penilaian secara mendasar yaitu :
3. Mengetahui dan menganalisa 1. Kuantitas kerja;
pengaruh Kepemimpinan terhadap 2. Kualitas kerja;
Kinerja pada PT. PEC-Tech Services 3. Pengetahuan tentang pekerjaan;
Indonesia melalui Sistem Manajemen 4. Pendapat atau pertanyaan yang
Mutu . disampaikan;

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 227
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

5. Keputusan yang diambil; sedangkan Menurut Robbins (2006:213)


6. Perencanaan kerja; motivasi adalah proses yang ikut
7. Daerah organisasi kerja. menentukan intensitas, arah, dan
ketekunan individu dalam usaha
Kepemimpinan mencapai sasaran
Kepemimpinan adalah konsep Menurut Edwin B. Flippo dalam
yang lebih sempit daripada manajemen, Purwanto (2007:61), motivasi adalah suatu
Manajer dalam organisasi formal keahlian dalam mengarahkan pegawai dan
bertanggung jawab dan dipercaya untuk organisasi agar mau bekerja secara
melaksanakan fungsi-fungsi berhasil, sehingga tercapai keinginan para
manajemen. Pemimpin, dalam organisasi pegawai sekaligus tercapai tujuan
formal biasanya dirangkap oleh manajer. organisasi. Sedangkan menurut G.R Terry
Dalam organisasi informal belum tentu dalam Purwanto (2007:61), motivasi
seorang pemimpin adalah manajer adalah keinginan yang terdapat pada diri
(Gibson, Ivancevich&Donnely) dalam seseorang yang merangsangnya untuk
Dewi K Soedarsono ( 2009:73). melakukan tindakan-tindakan.
Kepemimpinan Menurut Robbins Berdasarkan pendapat diatas dapat
(2006:432) menyatakan bahwa disimpulkan bahwa motivasi adalah
“Kepemimpinan adalah kemampuan untuk pendorong bagi perbuatan seseorang atau
mempengaruhi suatu kelompok untuk merupakan motif mengapa seseorang
pencapaian tujuan”. melakukan sesuatu. Motivasi juga
Jadi kepemimpinan merupakan menyangkut mengapa seseorang berbuat
kemampuan mempengaruhi orang lain, demikian dan apa tujuanya sehingga
bawahan atau kelompok, -kemampuan berbuat demikian.
mengarahkan tingkah laku bawahan atau Mc. Clelland dalam kinicki
kelompok, memiliki kemampuan atau (2003:255) mengemukakan 6 (enam)
keahlian khusus dalam bidang yang indikator seseorang yang memiliki
diinginkan oleh kelompoknya, untuk motivasi yang tinggi yaitu :
mencapai tujuan organisasi atau kelompok. 1. Memiliki tanggung jawab yang
Menurut Murphy dalam tinggi;
Mangunsong (2004) cara pengukuran 2. Mempunyai semangat yang tinggi;
kepemimpinan ada 7 (tujuh) indikator 3. Bekerja Keras;
yaitu : 4. Mempunyai inisiatif yang luar biasa;
1. Komunikasi; 5. Menghendaki umpan balik dari setiap
2. Bagaimana membina hubungan kegiatannya;
dengan orang lain; 6 Melakukan pekerjaan yang
3. Memahami diri sendiri; menantang.
4. Bekerja dalam kelompok;
5. Kemampuan manajemen; Sistem Manajemen Mutu
6. Learning skills; Pada dasarnya Manajemen Mutu
7. Kemampuan membuat keputusan. (Quality Management) atau Manajemen
Mutu Terpadu (Total Quality
Motivasi Management = TQM) didefinisikan
Motivasi adalah kekuatan yang sebagai suatu cara meningkatkan
mendorong atau daya dorong yang performasi secara terus-menerus pada
timbul dalam diri manusia untuk berbuat setiap level operasi atau proses, dalam
sesuatu (Dewi K Soedarsono 2009:79) setiap area fungsional dari suatu

228 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

organisasi, dengan menggunakan semua


sumber daya manusia dan modal yang Berdasarkan Sistem Manajemen
tersedia. Mutu Internasional ISO 9001 dalam
Juran dalam Gaspersz (2005) Gasperz (2013:13) untuk penerapan
menyatakan bahwa konsep trilogi mutu, Sistem Manajemen Mutu ada 8 (delapan)
yaitu : perencanaan kualitas (quality Prinsip Sistem Manajemen mutu yang
planning), pengendalian kualitas (quality bisa kita jadikan indikator pengukuran
control), dan perbaikan atau peningkatan berjalan atau tidak berjalannya Sistem
kualitas (quality improvement). Manajemen Mutu pada suatu
Pendekatan Juran terhadap perencanaan organisasi/perusahaan yaitu :
kualitas (quality planning) melibatkan 1. Fokus Pelanggan;
beberapa aktivitas berikut : Identifikasi 2. Kepemimpinan;
pelanggan, Menentukan kebutuhan 3. Keterlibatan Orang;
pelanggan, Menciptakan keistimewaan 4. Pendekatan Proses;
produk yang dapat memenuhi kebutuhan 5. Pendekatan Sistem terhadap
pelanggan, Menciptakan proses yang Manajemen;
mampu menghasilkan keistimewaan 6. Peningkatan Terus-menerus;
produk dibawah kondisi operasi, 7. Pendektan Faktual dalam
Mentransfer/mengalihkan proses ke Pembauatan Keputusan;
operasi. 8. Hubungan Pemasok yang Saling
Menurut W. Edwards Deming Menguntungkan.
dalam Gaspersz (2005), untuk
membangun sistem mutu modern METODOLOGI
diperlukan transformasi manajemen
menuju kondisi perbaikan secara terus- Desain Penelitian
menerus (continous improvement). Desain Penelitian yang digunakan
ISO 9001:2000 adalah suatu standar adalah desain kausal karena sesuai dengan
internasional untuk sistem manajemen tujuan penelitian yaitu untuk menguji
mutu. ISO 9001:2000 menetapkan hipotesis. Menurut Umar (2004) Desain
persyartan-persyartan dan rekomendasi kausal berguna untuk menganalisis
untuk desain dan penilaian dari suatu hubungan-hubungan antara satu variabel
sistem manajemen mutu, yang bertujuan dengan variabel lainnya atau bagaimana
untuk menjamin bahwa organisasi akan suatu variabel mempengaruhi variabel
memberikan produk (barang atau jasa) lainnya.
yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Persyaratan-persyaratan Variabel Penelitian
yang ditetapkan ini dapat merupakan Berdasarkan hipotesis yang
kebutuhan dari pasar tertentu, diajukan, maka variabel-variabel yang
sebagaimana ditentukan oleh organisasi. akan digunakan dalam penelitian ini
dibagi atas :
Gambar 1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu 1. Variabel Terikat (Dependent), yaitu
ISO 9001:2000 variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel bebas. Jadi variabel
terikat adalah konsekuensi dari
variabel bebas. Dalam penelitian ini
yang menjadi Variabel Terikat adalah
SMM (Y1) dan Kinerja (Y2).

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 229
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

2. Variabel Bebas (Independent) adalah pengetahuan dan pandangan serta


variabel yang dapat mempengaruhi mampu memberikan tanggapan terhadap
perubahan dalam variabel terikat dan isi survei. Populasi adalah jumlah dari
mempunyai hubungan yang positif keseluruhan obyek (satuan–
maupun negatif bagi variabel terikat satuan/individu–individu) yang
lainnya. Dalam penelitian ini yang karakteristiknya hendak diduga
menjadi variabel bebas ada 2 variabel (Djarwanto dan Pengestu, 1998).Dalam
yaitu Kepemimpinan (X1), Motivasi penelitian ini yang menjadi populasi
(X2). adalah karyawan pada PT PEC-Tech
Services Indonesia, yang berjumlah
Populasi dan Sampel 1,523 orang.
Populasi target adalah
sekelompok orang yang mempunyai

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel


Skala
Variabel Indikator
Pengukuran
1. Fokus Pelanggan
Sistem Manajemen Mutu (Y1) 2. Kepemimpinan
adalah sebagai alat standar untuk
3. Keterlibatan Orang
sistem manajemen mutu internasional
4. Pendekatan Proses
5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Ordinal
6. Peningkatan terus-menerus
7. Pendekatan faktual dalam pembuatan
keputusan
Ref. Gasperz (2013) 8. Hubungan pemasok yang saling
menguntungkan
Kinerja (Y2) 1. Kuantitas Kerja
adalah kondisi yang harus diketahui 2. Kualitas Kerja
dan dikonfirmasikan kepada pihak 3. Pengetahuan Tentang Pekerjaan
tertentu untuk mengetahui tingkat 4. Pendapat/pertanyaan yang disampaikan
pencapaian hasil suatu instansi 5. Keputusan yang diambil
dihubungkan dengan visi yang 6. Perencanaan Kerja
diemban suatu organisasi atau Ordinal
perusahaan serta mengetahui dampak
positif dan negatif dari suatu kebijakan
operasional
Ref. Swasto & Dharma dalam Oemar
(2007)

Kepemimpinan (X1) 1. Komunikasi


Adalah kemampuan mempengaruhi 2. Membina hubungan dengan orang lain
orang lain, bawahan atau kelompok, 3. Memahami diri sendiri
kemampuan mengarahkan tingkah 4. Bekerja dalam kelompok Ordinal
laku bawahan atau kelompok, 5. Kemampuan manajemen
memiliki kemampuan atau keahlian 6. Learning skill
khusus dalam bidang yang diinginkan 7. Kemampuan membuat keputusan

230 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

oleh kelompoknya, untuk mencapai


tujuan organisasi atau kelompok

Ref. Murphy dalam Mangunsong


(2004))
Motivasi (X2) 1. Memiliki tanggung jawab
Adalah pendorong bagi perbuatan 2. Mempunyai semangat yang tinggi
seseorang atau merupakan motif 3. Bekerja keras
mengapa seseorang melakukan 4. Mempunyai inisiatif luar biasa
sesuatu 5. Menghendaki umpan balik dari setiap Ordinal
kegiatannya
6. Melakukan pekerjaan yang menantang
Ref. Mc Clelland dalam
Mangkunegara (2001)

Sampel adalah sebagian atau wakil keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
populasi yang diteliti. (Arikunto, maka peneliti dapat menggunakan
2002:109). Pendapat yang sama juga sample yang diambil dari populasi itu.
dikemukan oleh Sugiyono (2001:56) Untuk menentukan sample dalam
bahwa sampel adalah sebagian dari penelitian ini, maka digunakan rumus
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh Taro Yamane dengan presisi 10% dan
populasi. Bila Populasi besar, dan tingkat kepercayaan 90% yaitu sebagai
peneliti tidak mungkin mempelajari berikut :
semua yang ada pada populasi, misalnya
N
n
N (0.1) 2  1

Keterangan :
n= sampel
N= Populasi
d= presisi

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sample dapat dilihat sebagai berikut :
N
n
N (0.1) 2  1
1,523
n
1,523 (0.1) 2  1
n  93,8 = 94 Orang

Pembagian komposisi koresponden per departemen yang akan digunakan sebagai


sample adalah sebagai berikut :
N dept.
% ndep. = x 100
N
ndept = n x % ndept.

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 231
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Keterangan :
% ndept. = Persentase sample Per Departemen
Ndept. = Populasi Departemen
ndept. = Sampel Per Departemen
n = Total Sampel

Tabel 5. Populasi dan Sampel Karyawan PT. PEC-Tech Services Indonesia


No. Departemen Populasi Sampel
1 Harvesting 445 27
2 Log Transport 346 21
3 Heavy Equipment 81 5
4 Woodyard 89 5
5 Crane 88 5
6 Workshop 388 24
7 Supporting 86 5
Total 1,523 94
Sumber : Data HRD PT. PEC-Tech Servces Indonesia

Dalam penelitian ini menggunakan bertujuan untuk mengetahui kinerja pada


simple Random sampling (Sample PT PEC-Tech Services Indonesia.
Random sederhana), Menurut Sugiono Kuisioner dibagikan kepada koresponden
(2001:57) dinyatakan simple (sederhana) yaitu karyawan PT. PEC-Tech Services
karena pengambilan sample anggota Indonesia sebanyak 94 (sembilan pulu
populasi dilakukan secara acak tanpa empat) karyawan. Peneliti mengunakan
memperhatikan strata yang ada dalam skala rating Linkert untuk memberikan
populasi itu. Margono (2004:126) nilai rating kesuatu variabel. Skala Linkert
menyatakan bahwa simple random ini digunakan untuk mengukur respon
sampling adalah teknik untuk subjek kedalam 5 atau 7 point skala
mendapatkan sample yang langsung dengan interval yang sama
dilakukan pada unit sampling. (jogiyanto,2008:131). Dalam penelitian ini
Teknik Pengumpulan Data nilai rating yang diberikan oleh peneliti
Prosedur pengumpulan data yang terhadap 5 point skala seperti dijelaskan
dilakukan dengan cara sebagai berikut : pada tabel 1 Dalam menetapkan kriteria
1. Dokumentasi jawaban responden dilakukan berdasarkan
Yaitu metode pengumpulan data yang interval kelas dengan rumus sebagai
dilakukan dengan menggunakan data berikut:
yang sudah dibuat atau disusun oleh
perusahaan, seperti tentang sejarah
singkat perusahaan, Standard interval kelas =
Operational Procedure, laporan- nilai tertinggi  nilai terendah
laporan perusahaan, dan dukumen- 5
dukumen lainnya. 5 1
2. Kuisioner, merupakan metode Interval kelas =
5
pengumpulan data secara langsung yang
Interval kelas = 0.8
dilakukan dengan mengajukan daftar
pertanyaan kepada reponden. Kuisioner
untuk karyawan Departemen Crane pada
PT PEC-Tech Services Indonesia yang

232 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Tabel 6. Kriteria Skor Variabel Pengujian validitas dalam


Penelitian penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor masing-masing
Tingkat Kepuasan Skor butir pertanyaan dengan skor total
Sangat Setuju 4.2 – 5.00 dengan menggunakan teknik korelasi
Setuju 3.4 – 4.19 Product Moment yang rumusnya sebagai
Cukup Setuju 2.6 – 3.39 berikut Sugiyono (2000):
Tidak Setuju 1.8 – 2.59
Sangat Tidak 1.0 – 1.79 n  x Y   x Y
r
Setuju n  X 2 2

 N  Y  n Y 2   Y 
2

Teknik Analisa Data
Teknik analisis data digunakan Keterangan :
untuk mengkaji dan mengetahui r = Koefisien korelasi
hubungan antara variabel bebas (X) n = Jumlah responden
yakni kepemimpinan dan motivasi X = Skor butir pertanyaan
terhadap variabel terikat (Y) yakni sistem Y = Skor total
manajemen mutu dan kinerja. Dalam Pengujian terhadap valid tidaknya
menganalisis dan menginterprestasi data, butir pertanyaan dilakukan dengan cara
digunakan metode analisis deskriptif dan membandingkan nilai koefisien (r hitung )
metode analisis verifikatif. Metode masing-masing item pertanyaan dengan
analisis deskriptif digunakan untuk nilai korelasi tabel (rtabel ) pada taraf α =
menggambarkan karakteristik responden 0,05. Jika rhitung > rtabel maka butir
dan variabel penelitian, sedangkan pertanyaan dinyatakan valid.
metode verifikatif digunakan untuk
2. Uji Relabilitas
menguji hipotesis penelitian dengan
Kuisioner di katakan reliabel atau
menggunakan uji statistik yang
handal jika jawaban seorang terhadap
relevan.Sedangkan metode verifikatif
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke
yang digunakan dalam penelitian ini
waktu. Reliabilitas menunjukan sejauh
adalah Path Analysis (analisis jalur)
mana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dengan bantuan statistical program for
dilakukan pengukuran terhadap gejala
social sciens (SPSS) 17.0
yang sama dengan alat ukur yang sama ,
Ancok (2002 ).
Uji Validitas dan Realibilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan
dengan menggunakan formula Alpha
1. Uji Validitas
Cronbach Nurgiyantoro, (2000) dengan
Validitas merupakan ketepatan dan
rumus sebagai berikut :
kecermatan suatu alat ukur dalam
k   b 
2
melakukan fungsi sebagai alat ukur, atau
r 1  
kemampuan untuk mengukur apa yang k  1   i 2 
hendak diukur. Suatu instrumen dapat
Keterangan :
dikatakan mempunyai validitas yang
R = Koefisien reliabilitas
tinggi apabila alat tersebut menjalankan
k = Jumlah butir pertanyaan
fungsi ukurnya, dan memberikan hasil
σi² = varian butir pertanyaan
ukur sesuai dengan maksud dilakukan
σ²b = varian skor tes
pengukuran tersebut, Azwar ( 2000 ).

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 233
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Uji Normalitas dan Linieritas konsisten; atau ratio penyimpangan pada


1. Uji Normalitas regresi (deviasi) melebihi batas
Uji Normalitas bertujuan untuk toleran.Pengujian Linieritas Alat Ukur
menguji apakah dalam model regresi menggunakan Rumus Persamaan Regresi :
variabel residual atau pengganggu Ŷ = a + bX.
memiliki distribusi normal (imam,
2009:147). Pengujian normalitas dilakukan Uji Path Analysis
melihat grafik histogram yang Adapun langkah-langkah menguji
membandingkan antara data observasi path analysis adalah sebagai berikut
dengan distribusi yang mendekati (Riduan dan Kuncoro, 2007 ; 116) :
distribusi normal. Selain itu juga 1. Merumuskan hipotesis dan
menggunakan grafik normal plot. Pada persamaan struktural sebagai berikut :
grafik normal plot terlihat titik-titik Y1 =x1y2 X1 + x2y2 X2 + ε
menyebar disekitar garis diagonal, serta Y2 =x1y2 X1 + x2y2 X2 + y1y2 Y1
penyebarannya agak menjauh dari garis +ε
diagonal.
Keterangan :
2. Uji Linieritas X1 = Kepemimpinan
pengujian Linieritas Alat Ukur X2 = Motivasi
berfungsi atau bertujuan untuk Y1 = Sistem Manajemen Mutu
mengetahui apakah alat ukur linier Y2 = Kinerja
(lurus) atau tidak linier (tidak lurus). Dalam Pengujian path analysis ini
Hasil pengujian linieritas yang kita dapat mengetahui hubungan
menunjukkan tidak linier sama artinya langsung dan tidak langsung, dapat
data yang didapatkan dari para responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
menunjukkan bahwa data yang menjadi 1. Besarnya hubungan langsung
alat ukur untuk mengungkapkan masalah variabel X1 dengan Y2 adalah (ρy2x1 x
pada setiap indikator yang dijadikan ρy2x1).
kuesioner penelitian kurang konsisten, 2. Besarnya hubungan tidak langsung
meskipun indikator-indikator tersebut X1 dengan Y2 adalah (ρy2y1x1 x
masih tercakup dalam satu kesatuan ρy2y1x1).
konsep operasional variabel. Hal ini 3. Besarnya hubungan langsung
berpengaruh terhadap angka standar variabel X2 dengan Y2 adalah (ρy2x2 x
deviasi (penyimpangan). ρy2x2).
Jika hasil pengujian linieritas 4. Besarnya hubungan tidak langsung
menunjukkan hasil yang tidak linier maka X2 dengan Y2 adalah (ρy2y1x2 x
maka pengolahan data tidak bisa ρy2y1x2).
dilanjutkan ke dalam pengukuran 5. Besarnya hubungan X1 dengan X2
pengaruh/hubungan dan pengujian adalah (ρy1y2xρy1y2).
hipotesis. Alasannya, data yang didapatkan Pada dasarnya koefisien jalur
dari para responden dianggap kurang (path) adalah koefisien regresi yang
konsisten untuk meregresikan variabel berstandarkan yaitu koefisien regresi yag
bebas (X) dengan variabel terikat (Y). dihitung dari basis data yang telah diset
Artinya, data yang di-input untuk dalam angka baku atau Z-score (data
membahas hubungan kausalitas (sebab- yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan
akibat) di antara variabel yang standar deviasi 1). Koefisien jalur yang
dikorelasikan bisa dianggap tidak distandarkan ini digunakan untuk

234 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

menjelaskan besarnya pengaruh variabel b. Kaidah pengujian signifikansi :


bebas (eksogen) terhadap variabel lain Program SPSS
yang diberlakukan sebagai variabel  Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil
terikat (endogen). atau sama dengan nilai probabilitas
Pada dasarnya koefisien jalur (path) Sig atau (0,05 ≤ Sig) , maka Ho
adalah koefisien regresi yang diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
berstandarkan yaitu koefisien regresi yag signifikan.
dihitung dari basis data yang telah diset  Jika nilai probabilitas 0,05 lebih
dalam angka baku atau Z-score (data besar atau sama dengan nilai
yang diset dengan nilai rata-rata probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig),
= 0 dan standar deviasi 1). Koefisien maka Ho ditolak dan Ha diterima,
jalur yang distandarkan ini digunakan artinya signifikan.
untuk menjelaskan besarnya pengaruh 3. Menghitung koefisien jalur secara
variabel bebas (eksogen) terhadap individu.
variabel lain yang diberlakukan sebagai Hipotesis penelitian yang akan diuji
variabel terikat (endogen). dirumuskan menjadi hipotesis
Khusus untuk program SPSS menu statistik sebagai berikut :
analisis regresi, koefisien path Ho :yx1 = 0
ditunjukkan oleh output yang dinamakan Ha :yx1 ≠ 0
coeficient yang dinyatakan sebagai Secara individual uji statistik
standar koefisien atau dikenal dengan yang digunakan adalah uji t yang dihitug
nilai Beta. Jika ada diagram jalur dengan rumus (Schumaker & Lomax
sederhana mengandung satu unsur dalam Riduan, 2007 ; 117) :
hubungan antara variabel eksogen xk1
dengan variabel endogen, maka koefisien th 
Se x1
path-nya adalah sama dengan koefisien
korelasi r sederhana. Keterangan :
2. Menghitung koefisien jalur secara Statistik se x1 diperoleh dari hasil
simultan (keseluruhan). komputasi pada SPSS untuk analisis
Uji secara keseluruhan hipotesis regresi setelah data ordinal
atatistik dirumuskan sebagai berikut : ditransformasi ke interval. Selanjutnya
Ho : yx1 = yx2 = ............... = yxk = 0 untuk mengetahui signifikansi antara
Ha : yx1 ≠ yx2 ≠ .............. = yxk ≠ 0 nilai probabilitas 0,05 dengan nilai
a. Kaidah pengujian signifikansi secara probabilitas Sig dengan dasar
manual : menggunakan Tabel F pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :
(n  k  1) R 2
F  Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil
k(1  R 2 ) atau sama dengan nilai probabilitas
Keterangan : Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho
n = Jumlah Sampel diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
k = Jumlah Variabel Eksogen signifikan.
R2 = R Square Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
Jika F hitung ≥ F tabel tolak Ho atau sama dengan nilai probabilitas Sig
artinya signifikan dan F hitung ≤ F tabel atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan
terima Ho artinya tidak signifikan. Ha diterima, artinya signifikan.
Dengan taraf signifikan (a) = 0,05 ANALISA DATA

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 235
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Dari gambar 1 di bawah dapat menentukan perubahan Y2 melalui


diformulasikan persamaan sebagai berikut Y1 adalah sebesar 0.376
: 4. Pengaruh tidak langsung X2 terhadap
1. Pengaruh langsung dari X1 ke Y2 Y2 melalui Y1 adalah sebesar 0.081.
Y2  X1  Y2 : Py2x1.Py2x1 dengan demikian, secara total X2
: (0.473 ) . (0.473 ) menentukan perubahan Y2 melalui
: 0.224 Y1 adalah sebesar 0.081
2. Pengaruh langsung dari X2 ke Y2 Pengaruh langsung X1 terhadap X2
Y2  X2  Y2 : Py2x2.Py2x2 adalah sebesar 0.540dengan demikian,
: (0.409) . (0.409) secara total Y1 menentukan perubahan
: 0.167 Y2 adalah sebesar 0.540
3. Pengaruh tidak langsung dari X1 terhadap
Y2 melalui Y1 Pembahasan
Y2  X1. Y1  Y2 : Py1x1.Py2y1 1. Analisis Pengaruh Kepemimpinan
: (0.626) . (0.601) terhadap Kinerja pada PT. PEC-
: 0.376 Tech Services Indonesia di
4. Pengaruh tidak langsung dari X2 terhadap Pangkalan Kerinci
Y2 melalui Y1
Y2  X2. Y1  Y2 : Py2x2.Py12 Tabel 7. Hasil Uji Path Analysis
: (0.134) (0.601) Kepemimpinan terhadap
: 0.081 Kinerja
5. Pengaruh langsung dari X1 ke X2 Kinerja
X2  X1  X2 : Px12.Px12 Variabel Independen
Beta t Sig.
: (0.735) . (0735)
: 0.540 Kepemimpinan .473 5.371 .000
Dari persamaan regresi diatas Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 17
Artinya:
1. Pengaruh langsung X1 terhadap Y2 Dari tabel 7 di atas memperlihatkan
adalah sebesar 0.224. dengan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
demikian, secara total X1 antara Kepemimpinan terhadap Kinerja
menentukan perubahan Y2 adalah pada PT. PEC-Tech Services Indonesia
sebesar 0.224 di Pangkalan Kerinci. Hal ini dibuktikan
2. Pengaruh langsung X2 terhadap Y2 melalui nilai signifikansi yang kurang
adalah sebesar 0.167. dengan dari 0,05 ( = 5%) yaitu nilai
demikian, secara total X2 p-value sebesar 0,000. Ini berarti
menentukan perubahan Y2 adalah penelitian ini menerima hipotesis yang
sebesar 0.167 menyatakan Kepemimpinan
3. Pengaruh tidak langsung X1 terhadap berpengaruh terhadap Kinerja, dengan
Y2 melalui Y1 adalah sebesar 0.376 demikian hipotesis diterima.
dengan demikian, secara total X1

236 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Gambar 2. Hubungan Struktur X1 dan X2 terhadap Y1 dan Y2

KEPEMIMPINAN 0.473
(X1) 0,626

0.601 KINERJA
SMM (Y2)
0.735 0.134 (Y1)

MOTIVASI 0.409
(X2)

Keterangan :
Y1 = Sistem Manajemen Mutu
Y2 = Kinerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Motivasi

2. Analisis Pengaruh Motivasi 3.Analisis Pengaruh Kepemimpinan


terhadap Kinerja pada PT. PEC- terhadap Motivasi pada PT. PEC-
Tech Services Indonesia di Tech Services Indonesia di Pangkalan
Pangkalan Kerinci Kerinci
Dari tabel 9 di bawah
Tabel 8. Hasil Uji Path Analysis memperlihatkan bahwa terdapat
Motivasi terhadap Kinerja pengaruh yang signifikan antara
Variabel Kinerja Kepemimpinan terhadap Motivasi pada
Independen PT. PEC-Tech Services Indonesia di
Beta t Sig.
Pangkalan Kerinci.
Motivasi .409 4.649 .000
Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 17 Tabel 9. Hasil Uji Path Analysis
Kepemimpinan terhadap
Dari tabel 8 di atas Motivasi
memperlihatkan bahwa terdapat Variabel Kepemimpinan
pengaruh yang signifikan antara Independen Beta t Sig.
Motivasi terhadap Kinerja pada PT.
PEC-Tech Services Indonesia di Motivasi .735 10.404 .000
Pangkalan Kerinci. Hal ini dibuktikan Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 17
melalui nilai signifikansi yang kurang
dari 0,05 ( = 5%) yaitu nilai p-value Hal ini dibuktikan melalui nilai
sebesar 0,000. Ini berarti penelitian ini signifikansi yang kurang dari 0,05 ( =
menerima hipotesis yang menyatakan 5%) yaitu nilai p-value sebesar 0,000. Ini
Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja, berarti penelitian ini menerima hipotesis
dengan demikian hipotesis diterima. yang menyatakan Kepemimpinan

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 237
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

berpengaruh terhadap Motivasi, dengan Dari tabel 11 di atas memperlihatkan


demikian hipotesis diterima bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
4. Analisis Pengaruh Kepemimpinan antara Motivasi terhadap Kinerja melalui
terhadap Kinerja pada PT. PEC- Sistem Manajemen Mutu pada PT. PEC-
Tech Services Indonesia di Tech Services Indonesia di Pangkalan
Pangkalan Kerinci melalui Sistem Kerinci. Hal ini dibuktikan melalui nilai
Manajemen Mutu signifikansi sebesar 0.000 yang kurang
dari 0,05 ( = 5%). Ini berarti penelitian
Tabel 10. Hasil Path ini menerima hipotesis yang menyatakan
Analysis Kepemimpinan Kepemimpinan berpengaruh terhadap
terhadap Kinerja Melalui Kinerja melalui Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu pada PT. PEC-Tech Services Indonesia
Kinerja di Pangkalan Kerinci, dengan demikian
Variabel Independen
Beta t Sig. hipotesis diterima.
Kepemimpinan (X1) .473 5.371 .000 KESIMPULAN DAN SARAN
Sistem Manajemen Mutu (Y1) .601 7.220 .000
Kesimpulan
Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 17 a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dari tabel 10 di atas terdapat pengaruh yang signifikan
memperlihatkan bahwa terdapat antara Kepemimpinan terhadap
pengaruh yang signifikan antara kinerja pada PT. PEC-Tech Services
Kepemimpinan terhadap Kinerja melalui Indonesia di Pangkalan Kerinci. Hal
Sistem Manajemen. Hal ini dibuktikan dibuktikan melalui nilai signifikansi
melalui nilai signifikansi sebesar 0.000 yang kurang dari 0,05 ( = 5%) yaitu
yang kurang dari 0,05 ( = 5%). Ini p-valuenya sebesar 0.000. Ini berarti
berarti penelitian ini menerima hipotesis penelitian ini menerima hipotesis
yang menyatakan Kepemimpinan yang menyatakan Kepemimpinan ada
berpengaruh terhadap Kinerja melalui pengaruhnya dengan Kinerja dengan
Sistem Manajemen Mutu pada PT. PEC- demikian hipotesis diterima.
Tech Services Indonesia di Pangkalan b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kerinci, dengan demikian hipotesis terdapat pengaruh Motivasi terhadap
diterima. Kinerja pada PT. PEC-Tech Services
Indonesia di Pangkalan Kerinci. Hal
dibuktikan melalui nilai signifikansi
5. Analisis Pengaruh Motivasi terhadap yang kurang dari 0,05 ( = 5%) yaitu
Kinerja pada PT. PEC-Tech Services p-valuenya sebesar 0.000. Ini berarti
Indonesia di Pangkalan Kerinci melalui penelitian ini menerima hipotesis
Sistem Manajemen Mutu yang menyatakan Motivasi ada
Tabel 11. Hasil Path Analysis Motivasi hubungannya terhadap Kinerja,
terhadap Kinerja Melalui dengan demikian hipotesis diterima..
Sistem Manajemen Mutu c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kinerja terdapat pengaruh yang signifikan
Variabel Independen
Beta t Sig. antara Kepemimpinan terhadap
Motivasi (X2) .409 4.649 .000 Kinerja pada PT. PEC-Tech Services
Sistem Manajemen Mutu (Y1) .601 7.220 .000 Indonesia di Pangkalan Kerinci
Sumber : Hasil Uji SPSS Versi 17 melalui Sistem Manajemen Mutu.
Hal ini dibuktikan melalui nilai

238 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

signifikansi yang kurang dari 0,05 ( 2. Dalam kegiatan pekerjaan sesuai


= 5%) yaitu p-valuenya sebesar dengan tanggung jawabnya haruslah
0.000. Ini berarti penelitian ini sesuai dengan kaidah-kaidan sistem
menerima hipotesis yang menyatakan manajemen mutu yang telah
bahwa Kepemimpinan ada digariskan oleh manajemen atas agar
hubungannya dengan Kinerja `antara temuan audit dan fakta
karyawan melalui Sistem Manajemen yang terjadi dilapangan sama (tidak
Mutu, dengan demikian hipotesis ada perbedaan yang mencolok).
diterima. 3. Dalam hal kepemimpinan, perlu
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditingkatkan :
terdapat pengaruh Motivasi terhadap a. Sistem komunikasi yang lebih
Kinerja pada PT. PEC-tech Services efektif, intensif antara atasan
Indonesia di Pangkalan Kerinci dengan atasan, atasan dengan
melalui Sistem Manajemen Mutu. bawahan serta bawahan dengan
Hal ini dibuktikan melalui nilai bawahan..
signifikansi yang kurang dari 0,05 ( b. Upaya dalam pengembangan
= 5%) yaitu p-valuenya sebesar kemampuan pemimpin seperti
0.000. Ini berarti penelitian ini pelatihan kepemimpinan,
menerima hipotesis yang menyatakan delegasi, pengembangan
Motivasi ada hubungannya dengan bawahan, manajemen waktu serta
Kinerja melalui Sistem Manajemen manajemen pengawas
Mutu, dengan demikian hipotesis (supervisory management).
diterima.. c. Kemampuan memecahkan setiap
e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah, maupun kemampuan
terdapat pengaruh yang signifikan perencanaan aktifitas di
antara Kepemimpinan terhadap Departemen-departemen PT.
Motivasi pada PT. PEC-Tech PEC-Tech Services Indonesia di
Services Indonesia di Pangkalan Pangkalan Kerinci.
Kerinci. Hal ini dibuktikan melalui 4. Dalam hal motivasi, perlu
nilai signifikansi sebesar 0.000 yang ditingkatkan :
kurang dari 0,05 ( = 5%) yaitu p- a. Memotivasi semangat kerja
valunya 0.000. Ini berarti penelitian karyawan, termasuk dalam
ini menerima hipotesis yang pemberian penghargaan atau
menyatakan Kepemimpinan insentif jika tercapainya proyek
berpengaruh terhadap Motivasi,, atau dalam penyelesaian
dengan demikian hipotesis diterima. pekerjaan diluar scope
pekerjaannya serta memberikan
Saran tantangan tanggung jawab yang
Beberapa hal yang disarankan lebih besar kepada karyawan
adalah sebagai berikut : yang berprestasi.
1. Dalam perbaikan kinerja itu sendiri, b. Perlu di rubah sistem peningkatan
maka perlu lebih ditingkatkan motivasi karyawan dengan
kerjasama dengan rekan kerja. mempublikasikan/ memposting di
Disamping itu pelaksanaan pekerjaan public messenger/papan
haruslah berpedoman dengan pengumuman bagi karyawan
peraturan atau Standard Operational terbaik setiap mingggu/bulan dan
Procedure (SOP). tahun. Dan ini menjadi acuan

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 239
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

promosi bagi karyawan bukan Kultural Efektifitas Kepemimpinan.


hanya bonus saja. www.jurnal ui/Makara sosial,
5. Dalam hal Sistem Manajemen Mutu Humaniora, Vol. 13, No.1, Juli
, perlu ditingkatkan : 2009.
a. Menjalankan sistem manajemen Nasution, M. N. Manajemen Mutu
mutu harus melalui pendekatan Terpadu. Penerbit Ghalia Indonesia,
proses seperti teorinya jangan Jakarta
terpaku hanya pada hasil Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan
akhirnya Manajemen Kinerja di Lingkungan
b. peningkatan berkelanjutan demi Perusahaan dan Industri. Penerbit
berjalannya perusahaan tetap Gajahmada University Press,
survive dimasa depan. Yogyakarta
Menerapkan sistem manajemen mutu Oemar, Yohanes. H, Dr., MM. 2007.
bukan berharap hanya pada sertifikasinya Pengaruh Diklat Terhadap Kinerja
saja tetapi intinya yaitu perbaikan dalam Karyawan Bank. Penerbit CV. Sofa
proses serta. Mandiri, Malang.
Purwanto, Iwan. S.E., M.Pd. 2007.
Manajemen Strategi. Penerbit CV.
DAFTAR PUSTAKA Yrama Widya, Bandung. 2007
Panduan Penerapan Manajemen Mutu
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian ISO 9001:2000 bagi Jasa
Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Pelaksana Konstruksi dan Jasa
Rineka Cipta, Jakarta Konsultasi Konstruksi. Penerbit PT.
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2000. Elex Mediz Komputindo, Jakarta,
Manajemen Sumber Daya Manusia 2005
Perusahaan. Bandung : PT Remaja Program Magister Manajemen
Rosdakarya. Universitas Riau. Jurnal Tepak
Gaspersz, V. 2005. Total Quality Manajemen Bisnis, Vol. II No.3
Managemen. Penerbit PT. Gramedia September 2010
Pustaka Utama, Jakarta. Program Magister Manajemen
Ghozali, Imam, Prof. Dr. H. M.Com, Universitas Riau. Jurnal Tepak
Akt. 2005. Aplikasi Analisis Manajemen Bisnis, Vol. III No.2
Multivriate Dengan Program SPSS Mei 2011
– Edisi 3. Penerbit Universitas Program Magister Manajemen
Diponegoro, Semarang, 2005. Universitas Riau. Jurnal Tepak
Mangkunegara P, Drs., M.Si., Psi. 2000. Manajemen Bisnis, Vol. III No.3
Manajemen Sumber Daya Manausia Mei 2011
Perusahaan. PT Remaja Program Magister Manajemen
Rosdakarya, Bandung Universitas Riau. Jurnal Tepak
Marnis, SE., MS. 2009. Pengantar Manajemen Bisnis, Vol. IV No.1
Manajemen. Penerbit PT Panca Abdi Januari 2012
Nurgama, Pekanbaru Rangkuti, F. 2009. Analisa SWOT
Mulyana, Dedy, 2009. Ilmu Komunikasi, Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Suatu Pengantar. Penerbit PT. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Remaja Rosdakarya, Bandung. Jakarta.
Mangunsong, F. 2004. Faktor
Intrapersonal, Interpersonal dan

240 Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KINERJA PT.
PEC-TECH SERVICES INDONESIA DI PANGKALAN KERINCI

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku World Islamic & Educational


Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia University (W.I.S.E), Amman,
– PT. Intan Sejati, Klaten. 2003 Jordan.
Riduwan dan Engkos Achmad Rolden L. Jose, Leal L. Antonio, Leal G.
Kuncoro, 2008. Cara Rodriguez, 2012. The Influence of
Menggunakan dan Memaknai Organisational Culture on The Total
Analisis Jalur, Cetakan Kedua, Quality Management Programme
Penerbit Alfabeta, Bandung. Performance, Departamento de
Sallis, E. Manajemen Mutu Pendidikan, Administración de Empresas y
IRCiSod, Jogjakarta. Marketing, Universidad de Sevilla,
Siagian, Sondang P., 2001, Teori Ramón y Cajal, Sevilla, Spain.
Motivasi dan Aplikasinya, Penerbit Voon L.M, Lo C. M, Ngui S. K, Ayob B.
Rineka Cipta, Jakarta N, 2011. The Influence of
Soedarsono, Dewi K, DR. 2009. Sistem Leadership Styles On Employee’s
Manajemen Komunikasi Teori, Job Satisfaction in Public Sector
Model dan Aplikasi. Penerbit Organization in Malaysia.
Simbiosa Rekatama Media, Malaysia.
Bandung Madi Muhammad. Bin Abdullah, Tari
Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametrik Jose, Juan. 2009. The Influence of
untuk Penelitian. terbitan Alfabeta, Soft and Hard Quality Management
Bandung. Practices on Performance. Faculty
Tjiptono, Fandy. & Diana A. 2003. of Management, Multimedia
Total Quality Management. Penerbit University (MMU), Malaysia and
Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Department of Business
Tiptono, Fandy. 2005. Prinsip-Prinsip Management, University of
Total Quality Service. Penerbit Andi Alicante, Spain.
Yogyakarta, Yogyakarta.
Thoha, Miftah. 2012. Kepemimpinan
Dalam Manajemen. Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2012.
Wahjanta, Edi. 2007. Pengaruh Supervisi
Kunjungan Kelas Oleh Kepala
Sekolah Dan Kompetensi Guru
Terhadap Kinerja Guru Dan Prestasi
Belajar Siswa SMA Negeri Se Kota
Magelang, Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Widodo S, Sri. 2011. Penerapan Total
Quality Management (TQM) dan
Kinerja Bisnis Perusahaan, Program
Study Magister of Management
Postgraduate Program University of
Islamic Bandung, Bandung.
Jaafreh B. Ali. 2013. The Effect of
Quality Management Practice on
Organizational Performance in
Jordan : An Empirical Study, The

Vol. VII No. 2 Mei 2015 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 241

You might also like