You are on page 1of 7

SPIRAKEL, Vol.7 No.

2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)


DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

PENGARUH KONSENTRASI KAPORIT TERHADAP DAYA TETAS


TELUR Aedes aegypti

Bina Ikawati1, Reza Ayu Rizqi Meilani2


1*
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, Jl. Professor Haji Soedharto SH,
Tembalang, Jawa Tengah 50275, Indonesia

Abstract
Dengue hemorrhagic fever is still a serious public health problem in the world. World Health
Organization noted that outbreak of dengue fever has become a major threat to global health.
Dengue is transmitted to humans through the bite of an infected Aedes mosquito dengue virus.
Aedes aegypti mosquitoes multiply rapidly within seven days to become adult mosquitoes and
live in places like a bathtub, secondhand goods or container that contains water. Chlorine is a
chemical used to purify the water as a disinfectant. The research objective was to analyze the
effect chlorine to the egg hatchability of Aedes aegypti. The study design is Post Test Only
Design with various concentrations of chlorine of 2.5 mg / l; 5.0 mg / l; 7.5 mg / l and 10.0 mg / l.
The data was analyzed using Kruskal Wallis test and used to determine LC50 Probit analysis.
The results showed there was an influence on various doses of chlorine to the egg hatching rate
of Aedes aegypti. Increase of the chlorine concentration in the water followed by less number
hatch of eggs. The results of probit analysis showed that the inhibition of the hatching of the
eggs 50% at a concentration of 2.579 mg/l chlorine. Based on these results that chlorine could
be used as an alternative to the integrated vector control of dengue fever.

Keywords: Chlorine, hatchability, Aedes aegypti

THE INFLUENCE OF CHLORINE TO THE EGG HATCHABILITY OF


Aedes aegypti
Abstrak
Demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia yang serius.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan demam berdarah dengue telah menjadi ancaman
utama bagi kesehatan secara global. Demam berdarah dengue ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak
dengan cepat dalam waktu sekitar tujuh hari untuk menjadi nyamuk dewasa dan hidup pada
tempat-tempat yang dapat menampung air seperti bak mandi, barang bekas dan barang-barang
lain yang dapat menampung air. Kaporit merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk
menjernihkan air sebagai desinfektan. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh
konsentrasi kaporit terhadap daya tetas telur Aedes aegypti. Rancangan penelitian adalah post
test only group design dengan berbagai konsentrasi kaporit yaitu 2,5 mg/l; 5,0 mg/l; 7,5 mg/l
dan 10,0 mg/l. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskall Wallis dan untuk
mengetahui LC50 digunakan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
pada berbagai dosis kaporit terhadap persentase penetasan telur Aedes aegypti. Makin tinggi
konsentrasi kaporit maka ada kecenderungan makin sedikit jumlah telur yang menetas. Hasil
pengolahan data dengan analisis probit menunjukkan bahwa daya hambat terhadap penetasan
telur 50% pada konsentrasi 2,579 mg/l kaporit. Berdasarkan hasil tersebut kaporit dapat
digunakan sebagai alternatif pengendalian vektor demam berdarah terpadu.


Alamat korespondensi : bina.ikawati@gmail.com

1
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

Kata Kunci: Kaporit, daya tetas telur, Aedes aegypti


Naskah masuk: tanggal 26 Oktober 2015; Review I: tanggal 26 Oktober 2015; Review II: tanggal 27 November 2015;
Layak terbit: tanggal 31 Desember 2015

PENDAHULUAN penetasan telur Aedes aegypti. Faktor-


faktor yang mempengaruhinya antara lain
Demam Berdarah Dengue masih pH, suhu, kelembaban, cahaya, kandungan
menjadi masalah kesehatan masyarakat oksigen serta zat kimia dalam air.2 Kaporit
dunia yang serius. Badan Kesehatan Dunia merupakan bahan kimia yang biasa
(WHO) menyatakan demam berdarah digunakan untuk menjernihkan air.
dengue telah menjadi ancaman utama bagi Kandungan zat kimia dalam air juga
kesehatan secara global. Lebih dari 2,5 mempengaruhi daya tetas telur Aedes
miliar penduduk dunia berisiko terkena
aegypti, sebuah penelitian menemukan
penyakit demam berdarah, dengan
bahwa kaporit pada media air dapat
mayoritas atau 70% populasi hidup di
mengganggu proses perkembangan dan
kawasan Asia Pasifik. penetasan telur karena klorin dalam kaporit
Tahun 2013 di Indonesia jumlah mampu mengoksidasi (membakar) telur
penderita DBD yang dilaporkan sebanyak Aedes aegypti dengan merusak protein
112.511 kasus dengan jumlah kematian yang terdapat dalam telur.3 Berdasarkan
871 orang. Incidence Rate (IR) sebesar uraian tersebut, maka bagaimanakah
45,85 per 100.000 penduduk dan Case pengaruh kosentrasi kaporit pada air sumur
Fatality Rate (CFR) sebesar 0,77%. Terjadi terhadap daya tetas telur Aedes aegypti?
peningkatan kasus pada tahun 2013 Tujuan penelitian adalah untuk
dibandingkan tahun 2012 yang sebesar menganalisis pengaruh konsentrasi kaporit
90.245 kasus dengan IR 37,27.1 Jumlah terhadap daya tetas telur Aedes aegypti.
kasus DBD di Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan data dari Dinkes Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2012 sebanyak 7.088 METODE
kasus dengan jumlah 108 kematian. Angka
tersebut meningkat apabila dibandingkan Bahan dan alat penelitian ini adalah
dengan jumlah kasus DBD tahun 2011 air, kaporit, telur nyamuk Ae. aegypti, botol
sebesar 4.474 kasus dengan 44 kematian. penyimpanan sementara larutan kaporit,
gelas uji,termohigrometer, kertas lakmus.
Pengendalian vektor merupakan satu- form pencatatan.
satunya cara untuk memutus rantai
penularan penyakit DBD. Upaya Jenis penelitian ini berupa penelitian
penanggulangan penyakit DBD telah eksplanatory research. Dengan metode
dilakukan dengan tiga macam pengendalian ekperimen. Rancangan penelitian yang
yaitu pengendalian kimia, pengendalian digunakan dalam penelitian ini adalah Post
test only design. Hipotesis penelitian ini
biologi dan pengendalian lingkungan.
Pemerintah telah berusaha menanggulangi adalah “Ada pengaruh tingkat konsentrasi
kaporit terhadap jumlah telur Aedes aegypti
DBD melalui program Fogging focus,
yang menetas menjadi larva”. Subyek dalam
abatisasi dan Pemberantasan Sarang
penelitian ini adalah air yang telah diberi
Nyamuk (PSN). Keterlibatan masyarakat
larutan kaporit dengan konsentrasi 2,5 mg/l;
juga sangat diperlukan dalam pencegahan
5,0 mg/l; 7,5 mg/l; dan 10,0 mg/l.
DBD karena sangat mustahil dapat
Pengamatan terhadap jumlah rata-rata
memutus rantai penularan jika masyarakat
penetasan telur nyamuk dengan pemberian
tidak terlibat sama sekali.
kaporit dalam berbagai tingkat konsentrasi
Air merupakan sumber kehidupan dilakukan setiap 24 jam periode
manusia di muka bumi yang sekaligus pengamatan. Populasi dalam penelitian ini
menjadi habitat perkembangbiakan adalah telur Aedes aegypti yang diperoleh
berbagai vektor penyakit, termasuk vektor dari rearing Balai Litbang P2B2
DBD. Setiap jenis air tersebut mempunyai Banjarnegara dengan usia telur kurang dari
kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi 7 hari. Besar sampel yang digunakan 400

2
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

telur nyamuk untuk setiap perlakuan Air yang digunakan dalam penelitian ini
masing-masing konsentrasi diperlukan 20 adalah air sumur yang tidak
telur nyamuk dengan 5 kali pengulangan.
tercemar secara fisik, yakni tidak berbau, menjadi larva, pengamatan ini dilakukan
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak selama sembilan hari. Pengukuran suhu
keruh. dan kelembaban ruangan dilakukan
Sebanyak 2,5 mg kaporit dilarutkan menggunakan termohigrometer. Pada awal
dalam satu liter air. Kemudian larutan penelitian dilakukan satu kali pengukuran
tersebut diisikan dalam botol plastik dengan pH air dengan menggunakan kertas
kode A. Sebanyak 5 mg kaporit dilarutkan lakmus.Analisis dilakukan secara deskriptif
dalam 1 liter air. Kemudian larutan kaporit dengan menghitung daya tetas telur yaitu
diisikan ke dalam botol plastik dengan kode persentase telur Ae. aegypti yang menetas
B. Sebanyak 7,5 mg kaporit dilarutkan selama pengamatan dilanjutkan,dilanjutkan
dalam 1 liter air. Kemudian larutan kaporit dengan uji statistik one way ANOVA.
diisikan dalam botol plastik dengan kode C.
Sebanyak 10 mg kaporit dilarutkan dalam 1
liter air. Kemudian diisikan ke dalam botol
HASIL
plastik dengan kode D. Menyiapkan 20 Hasil pengukuran pH media
gelas plastik bening. Sebanyak 4 gelas menunjukkan kisaran pH 6-7. Suhu ruang
masing-masing diisi larutan kaporit dengan terendah saat penelitian adalah 24,7oC dan
konsentrasi 2,5 mg/l dan 1 gelas air sumur suhu ruang tertinggi saat penelitian adalah
diberi kode K1, 4 gelas masing-masing diisi 26,5oC, rata-rata pengukuran suhu ruangan
larutan kaporit dengan konsentrasi 5 mg/l harian sebesar 25,8oC. Kelembaban ruang
dan 1 gelas diisi air sumur diberi kode K2, 4 selama penelitian terendah adalah 55% dan
gelas masing-masing diisi larutan kaporit kelembaban tertinggi adalah 76% dengan
dengan konsentrasi 7,5 mg/l dan 1 gelas rata-rata kelembaban sebesar 69,9%.
diisi air sumur diberi kode K3, 4 gelas
Rata-rata Telur Aedes aegypti yang
masing-masing diisi larutan kaporit dengan
Menetas
konsentrasi 10 mg/l dan 1 gelas diisi air
sumur diberi kode K4. Gelas yang telah diisi Pengaruh berbagai konsentrasi
larutan kaporit didiamkan selama 2 jam kaporit 2,5 mg/l; 5,0 mg/l; 7,5 mg/l; dan 10,0
agar kaporit tercampur merata, kemudian mg/l pada air sumur terhadap daya tetas
pada masing-masing gelas dimasukkan 20 telur Aedes aegypti diperoleh hasil jumlah
butir telur Aedes aegypti secara hati-hati. telur yang menetas menjadi larva berbeda.
Setiap 24 jam dilakukan pengamatan dan Hasil rata-rata telur yang menetas menjadi
dicatat berapa telur yang berhasil menetas larva dapat dilihat pada Gambar 1.

14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
hari
2,5 mg/l 5,0 mg/l 7,5 mg/l 10,0 mg/l Kontrol

Gambar 1. Rata-rata telur Aedes aegypti yang menetas pada sembilan hari pengamatan

3
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

Pada gambar di atas terlihat bahwa Penghitungan daya tetas telur ditunjukkan
makin tinggi konsentrasi kaporit, ada pada Gambar 2 dibawah ini, semakin tinggi
kecenderungan waktu yang dibutuhkan konsentrasi kaporit daya tetas telur
telur untuk menetas lebih lama. cenderung menurun.

120

100 98,75 97,5


Daya tetas telur (%)

80

60 58,75
48,75
40
30
20

0
Kontrol 2,5 mg/l 5,0 mg/l 7,5 mg/l 10,0 mg/l
konsentrasi

Gambar 2. Daya tetas telur Aedes aegypti pada bebagai konsentrasi kaporit

Hasil Pengujian Data Analisis Varians terdapat perbedaan jumlah telur yang
Jumlah telur Ae. aegypti yang menetas pada berbagai konsentrasi kaporit.
menetas pada berbagai tingkat konsentrasi
kaporit (2,5 mg/l; 5,0 mg/l; 5,0 mg/l dan 10,0 Hasil Analisis Probit
mg/l) selama 9 hari berdasarkan uji
Besarnya konsentrasi kaporit yang
normalitas dengan Shapiro Wilks pada
dapat menghambat daya tetas telur Ae.
α=5%, nilai signifikansi untuk variabel rata-
aegypti sebesar 50% ditunjukkan pada
rata daya tetas telur sebesar 0,029 dan
Tabel 1.
variabel konsentrasi sebesar 0,25
(keduanya <0,05) menunjukkan data tidak Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui
normal. Uji homogenitas nilai signifikansi bahwa nilai LC 50 pada konsentrasi kaporit
0.945 (>0,05) hal ini menunjukkan variansi dengan tingkat kepercayaan 95% adalah
setiap sampel sama (homogen). Oleh pada konsentrasi 2,759 dan interval
karena itu, analisis statistik yang digunakan kepercayaan adalah lebih besar dari 1,562
bukan lagi one way ANOVA namun Uji sampai kurang dari 8,170.
Kruskal Wallis. Berdasarkan hasil uji
diperoleh p value = 0,029 (p< 0,05), maka

Tabel 1. Nilai LC 50 pada penelitian pengaruh konsentrasi kaporit terhadap


daya tetas telur Aedes aegypti

Telur yang Konsentrasi Tingkat Interval


menetas (%) kaporit (mg/l) Kepercayaan (%) Kepercayaan
50 2,759 95 1,562>LC< 8,170

4
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

BAHASAN berhenti sama sekali apabila suhu kurang


dari 100C atau lebih dari 40 0C. Kelembaban
Telur Ae. aegypti pada air sumur
yang tinggi mengakibatkan daya tetas telur
tanpa penambahan kaporit hampir semua semakin meningkat, untuk bertahan hidup
menetas pada hari pertama pengamatan telur harus disesuaikan pada kelembaban
(57,5%) atau reratanya 11,5%, sedangkan yang tinggi yaitu 81,5-89,5%. Menurut
pada air sumur dengan penambahan Christopher dalam Hadi UK, Sigit SH dan
kaporit lama waktu menetas semakin Agustina E pada suhu 23-27°C telur akan
panjang seiring dengan meningkatnya menetas selama satu sampai dua hari
konsentrasi kaporit. Daya tetas telur Ae. setelah berkontak dengan air. Selain itu
aegypti pada masing-masing konsentrasi lama penyimpanan telur juga berpengaruh
kaporit berbeda. Dari hasil perhitungan bagi daya tetas telur. Ada indikasi pula
daya tetas, diperoleh hasil bahwa semakin
bahwa lama waktu pengeringan telur
tinggi konsentrasi kaporit yang diberikan berdampak bagi lamanya telur menetas.
pada air sumur maka menunjukkan adanya Semakin cepat telur ditetaskan, semakin
kecenderungan daya tetas telur Aedes banyak jentik yang dihasilkan karena telur
aegypti semakin rendah. masih dalam keadaan kondisi baik dan
Pengolahan data penelitian segar. Suhu dan kelembaban yang rendah
menggunakan uji Kruskall Wallis dapat menyebabkan metabolisme
menunjukkan ada pengaruh tingkat berlangsung lambat, sehingga
konsentrasi kaporit terhadap daya tetas mempengaruhi perkembangan dan daya
telur Ae. aegypti. Hal tersebut tetas telur.6,7,8 Selain faktor suhu dan
menggambarkan bahwa kaporit kelembaban, faktor nutrisi terutama protein
mempengaruhi daya tetas telur atau yang terkandung dalam darah juga
menghambat proses penetasan telur. mempengaruhi jumlah daya tetas telur.9
Proses penghambatan penetasan telur Penelitian menunjukkan bahwa suhu media
terjadi karena kaporit bersifat sebagai yang digunakan untuk penetasan,
desinfektan yang dapat menurunkan waktu/umur telur yang ditetaskan,
oksigen terlarut. Hal ini didukung oleh penyimpanan telur sebelum ditetaskan
analisis oksigen terlarut dengan mempengaruhi daya tetas telur.10 Dalam
menggunakan metode Winkler yang penelitian ini, hanya dilakukan pengukuran
menunjukkan bahwa pada konsentrasi suhu udara tidak melakukan pengukuran
kaporit tinggi oksigen terlarutnya paling suhu air. Baik suhu udara maupun suhu air
rendah,4 padahal menurut Manahan (1994) keduanya mempengaruhi penetasan telur
pada proses penetasan telur diperlukan dan perkembangbiakan larva nyamuk pada
oksigen terlarut sebesar 7,9 mg/l dengan fase akuatik. Telur Aedes aegypti dalam
suhu medianya 28 0C atau tanpa adanya kondisi normal yang direndam di dalam air
oksigen terlarut banyak organisme akuatik akan menetas sebanyak 80% pada hari
tidak akan ada dalam air.5 pertama dan 95% pada hari kedua. Telur
Aedes aegypti dapat bertahan sampai
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
berbulan-bulan pada suhu 2-4oC dan akan
daya tetas telur Aedes aegypti antara lain
menetas pada suhu 23-27oC bila dalam
suhu, kelembaban, dan waktu simpan atau
air.11 Selain itu telur Ae. aegypti merupakan
lama penyimpanan telur. Suhu instalasi
Egg Resistance to Desication (ERD) atau
Entomologi antara ± 24-27 0C, dengan rata-
telur yang tahan dikeringkan yang salah
rata suhu 25,8 oC, sedangkan kelembaban
satunya ditunjang dengan kondisi kitin yang
berkisar antara ± 55-76% dengan rata-rata
lebih banyak dibandingkan dengan genus
kelembaban 69,9%. Suhu dan kelembaban
lainnya.12
tersebut masih termasuk suhu dan
kelembaban yang optimum Telur yang tidak menetas terjadi
perkembangbiakan Aedes aegypti. Menurut disebabkan ada tambahan bahan kimia
Yotopranoto dijelaskan bahwa rata-rata yang dapat merusak morfologi atau
suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk abnormalitas telur. Villanueva FR, Eguia
adalah 25-270C dan pertumbuhan akan MJ, and Leal AF mencoba konsentrasi

5
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

subletal temefos 0.009 mg/l, 0.013 mg/l, untuk penelitian sehingga akan diperoleh
0.015 mg/l, 0.016 mg/l, 0.020 mg/l dan hasil penelitian yang sesuai harapan.
0.025 mg/l mengakibatkan perubahan
morfologi, penurunan kesuburan (fecundity)
dan jangka hidup (longevity) Aedes UCAPAN TERIMA KASIH
aegypti.13
Penulis mengucapkan terima kasih dan
Berdasarkan hasil penelitian, penghargaan setinggi-tingginya kepada
penurunan daya tetas telur Aedes aegypti Kepala Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
terendah pada air kaporit dengan atas kesempatan dan fasilitas yang
konsentrasi 7,5 mg/l. Daya hambat kaporit diberikan, dan seluruh staf Balai Litbang
terhadap penetasan telur Aedes aegypti P2B2 Banjarnegara yang telah banyak
sebesar 50% pada konsentrasi 2,759 mg/l membantu dalam terselesaikannya
(1,562>LC< 8,170). Pada konsentrasi penelitian ini.
tersebut air berkaporit efektif untuk
menurunkan daya tetas telur Aedes aegypti
sebesar 50%, yang mana konsentrasi DAFTAR PUSTAKA
tersebut masih dalam batas aman air
1. Kementerian Kesehatan RI. Profil
berkaporit untuk dikonsumsi manusia.
Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Penggunaan kaporit sebagai desinfektan
Jakarta. 2014.
mempunyai batas konsentrasi yang aman
bagi manusia. Hal ini menunjukkan bahwa
apabila terjadi kelebihan dosis pembubuhan 2. Yatim F. Macam-macam penyakit
klorin akan berpengaruh pada rasa dan bau menular dan pencegahannya. Jakarta:
air dan pengaruh lain pada tubuh manusia. Pustaka Populer Obor. 2001.

3. Effendy H. Pemberian kalsium


KESIMPULAN hipoklorit dalam air untuk menghambat
Kaporit dapat menghambat daya tetas penetasan telur Aedes sp. [tesis]
telur Aedes aegypti dengan p value = 0,029. Fakultas Kedokteran Universitas
Berdasarkan perhitungan daya tetas telur Muhammadiyah Malang. 2008.
dihasilkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi kaporit pada air maka 4. Rohan BY, Widiarti, Hartini E.
menunjukkan adanya kecenderungan Pengaruh Konsentrasi tawas pada air
semakin rendah daya tetas telur Aedes sumur terhadap daya tetas telur
aegypti. Daya hambat kaporit terhadap nyamuk Aedes aegypti di laboratorium.
penetasan telur sebesar 50% pada Vektora. 2008; 2(1):29–41.
konsenstrasi 2,759 mg/l (1,562>LC< 8,170).
5. Manahan, Stanley E. Environmental
chemistry. Monterey; California;
SARAN Boston: W Grant Press; 1994.
Program (Dinas Kesehatan) dapat
memanfaatkan kaporit sebagai 6. Mintarsih E, Santoso L, Suwasono H.
penghambat penetasan telur nyamuk Aedes Pengaruh suhu dan kelembaban udara
aegypti untuk pengendalian vektor Penyakit alami terhadap jangka hidup Aedes
Demam Berdarah yang efektif. aegypti betina di Kotamadya Salatiga
dan Semarang. Cermin Dunia Kedokt.
Masyarakat secara mandiri dapat
1996;107:20–2
menggunakan kaporit untuk menghambat
penetasan telur Aedes aegypti pada tempat
penampungan air di rumah. 7. Neto P, Silva M. Development,
longevity, gonotrophic cycle and
Perlu dilakukan penelitian lanjutan oviposition of Aedes albopictus Skuse
dengan menggunakan telur Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) under cyclic
yang memenuhi standar waktu simpan temperature [abstrak]. 2004.

6
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 1-7 Pengaruh Konsentrasi Kaporit …(Bina dan Reza)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6131.1-7

8. Papaj D. Ovarian dynamics and host


use. Annu Rev Entomol. 2000; 45:423–
48.

9. Hadi UK, Sigit SH, Agustina E. Habitat


jentik Aedes aegypti (Diptera:
Culicidae) pada media air terpolusi.
[internet] 2010. [disitasi tanggal 5
Agustus 2015]. Diakses dari
http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2010/05

10. Byttebier B, De Majo MS and Fischer S.


Hatching response of Aedes aegypti
(Diptera: Culicidae) eggs at low
temperatures: Effects of hatching media
and storage conditions. Journal of
Medical Entomology. 2014; 51(1).
[internet] [disitasi tanggal 5 Desember
2015]. Diakses dari
http://www.Researchgate.Net/Publicatio
n/259755200

11. Yulidar. Pengaruh Pemaparan berbagai


konsentrasi temefos pada larva instar 3
(L3) terhadap morfologi telur Aedes
aegypti. Jurnal Vektor Penyakit. 2014;
8(2):41–4.

12. Farnesi LC, Menna-Barreto RFS,


Martins AJ, Valle D, Rezende GL.
Physical features and chitin content of
eggs from the mosquito vectors Aedes
aegypti, Anopheles aquasalis and
Culex quinquefasciatus: Connection
with distinct levels of resistance to
desiccation. J Insect Physiol [Internet]
26 October 2015. [disitasi 9
November 2015 ]. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
6514070.

13. Villanueva FR., Eguia MJ, Leal AF.


Effects of sublethal dosages of abate
upon adult fecundity and longevity of
Aedes aegypti. J Am Mosq Contrl
Assoc. 1990; 6(4):739–741.

You might also like