You are on page 1of 14

ABSTRAK

Efektivitas ROM Aktif Kaki dan Senam Kaki Diabetik Terhadap Penurunan Risiko Ulkus
Diabetik Pada Paien DM Tipe II di Desa Kedung Supit Kecamatan Wonomerto
Siti Aisah

Diabetic foot ulcus can be serious complication in patients with type II diabetes mellitus due to
injuries foot caused hyperglycemia which caused occlusion of the leg veins. Treatment that can be
applied to reduce the risk of diabetic ulcus is the Range of Motion (ROM) Active Legs and Diabetic
Foot Exercise. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of Foot Active ROM and
Diabetic Foot Exercise against reducing the risk of diabetic foot ulcus in patients with type II DM in
Keudng Supit Village Wonomerto District Area.The type of research is an experimental with "quasy-
experimental design". The population of 93 people with 36 respondents who qualified the study
inclusion requirements, selected through purposive sampling technique. The instrument used the
observation sheet inlow's 60 second diabetic foot screen screening tool and then the data was
collected through the process of Editing, Coding, Scoring and Tabulating. The data obtained were
analyzed used the Wilcoxon hypothesis test on Foot Active ROM group and Paired Samples T-test
hypothesis test on Diabetic Foot Exercise group. After being analyzed using SPSS for Windows
2020 showed the value of ρ = 0.001 in the Foot Active ROM group and the value of ρ = 0,000
Diabetic Foot Gymnastics with a significance of 0.05 (p≤0.05). So the results of these studies
Diabetic Foot Exercise is more effective in reducing the risk of diabetic foot ulcers because it has a
significantly smaller ρ value than Foot Active ROM. Diabetic Foot Exercise works by increasing calf
muscle pumps and venous pumps it can be increase the production of Nitric Oxide (NO) which
serves to vasodilate blood vessels. It is expected that Diabetic Foot Exercise can be a priority
physical activity therapy in reducing the risk of diabetic foot ulcus.

Keywords: Type II DM, Diabetic Foot Ulcus, Foot Active ROM, Diabetic Foot Exercise

1. Pendahuluan Berdasarkan data dari


Pada penderita DM terjadi 2 International Diabetes Faderation (IDF,
patofisiologi klinis yaitu disfungsi sel beta 2019), pasien dewasa (20-64 tahun)
pankreas dalam proses sekresi insulin penderita DM tipe II di dunia pada tahun
dan resistensi insulin yang mengakibatkan 2019 adalah 352 juta jiwa (72%) dan
peningkatan kadar glukosa darah yang diperkirakan akan mencapai 417 juta
disebut dengan hiperglikemia (penyakit jiwa pada tahun 2030 dan mencapai 486
metabolik) (Decroli, 2019). Hiperglikemia juta jiwa pada tahun 2045. Di Indonesia,
dapat mengakibatkan dua komplikasi penderita DM tipe II pada tahun 2019
yaitu, penyakit makrovaskuler dan mencapai 10,7 juta jiwa (IDF, 2019).
mikrovaskuler (Forbes, et al. 2013 dalam Sedangkan, penderita ulkus diabetik
Megalla, et al. 2019). Penyakit mencapai prosentase 62%, perawatan
mikrovaskuler meliputi retinopati, nefropati pasien dengan perawatan ulkus diabetik
dan neuropati, salah satu komplikasi dari di Rumah Sakit di Indonesia mencapai
neuropati perifer atau penyakit arteri prosentase 80%, dan kejadian amputasi
perifer adalah ulkus kaki diabetik, dimana akibat ulkus diabetik mencapai
terjadi cedera pada semua lapisan kulit, prosentase 30% serta kejadian
nekrosis iskemik atau gangren yang mortalitas mencapai prosentase 32%
terjadi pada telapak kaki (Alavi,et al. 2014; (IDF, 2015 dalam Nugroho, et al. 2018).
Wang, et al. 2012 dalam Rosyid, 2017). Menurut hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) prevalensi penyakit

STIKes Hafshawaty (2020) 1


DM tipe II mellitus di provinsi Jawa Alexiadou, et al. 2012 dalam Megalla,
Timur pada tahun 2013 adalah 2,1% 2019).
dan pada tahun 2018 adalah 2,6% Dengan demikian untuk
dengan menempati peringkat kelima dari mengurangi risiko terjadinya ulkus
seluruh provinsi di Indonesia diabetik yaitu aktifitas atau latihan
(Riskesdas, 2013; Riskesdas, 2018). Di jasmani (Davies, 2018). Aktifitas fisik
Probolinggo, prevalensi penderita DM berupa Range of Motions (ROM) aktif
tipe II adalah 1,66% dengan menempati pada kaki merupakan latihan pada tubuh
peringkat ke 24 dari seluruh kabupaten manusia dengan konsep gerak dasar
atau kota di provinsi Jawa Timur berdasarkan lingkup gerak pada tiap-
(Riskesdas, 2018). tiap regio tubuh (Pristianto, et al. 2018).
Berdasarkan hasil studi ROM aktif diaplikasikan pada penderita
pendahuluan yang dilakukan pada DM tipe II yang berisiko terjadi ulkus
tanggal 26 Desember 2019 didapatkan diabetik bertujuan untuk menurunkan
data kunjungan pasien DM tipe II di glycated hemoglobin (HbA1c) sekitar 6,6
Puskesmas Wonomerto, Desa Patalan, mmol/mol (0,6%) (Boulé, et al. 2001;
Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Balducci, 2011 dalam Davies, 2018).
Probolinggo, Jawa Timur pada bulan Selain aktifitas ROM aktif pada
Januari sampai November 2019 kaki, terdapat alternatif lain yaitu Senam
terdapat 199 kunjungan pasien DM tipe Kaki Diabetik yang juga dapat
II. Desa yang memiliki penderita DM tipe meningkatkan perfusi mikrovaskuler
II terbanyak adalah desa Jrebeng serta oksidasi lemak, dengan cara
Patalan, desa Kedug Supit, dan di desa meningkatkan faktor neurotropik,
Tunggak Cerme. mengurasi stres oksidatif dan
Hiperglikemia menyebabkan memperbaiki sensitivitas insulin
disfungsi endotel dan otot pembuluh sehingga akan memperbaiki kendali
darah, serta penurunan produksi glukosa darah sehingga dapat
vasodilator oleh endotelium yang mengurangi risiko Diabetic Peripheral
mengakibatkan vasokontriksi pembuluh Neuropathy (DPN) yang merupakan
darah. Hiperglikemia juga meningkatkan salah satu penyebab terjadinya ulkus
tromboksan A2 yaitu vasokontriktor dan diabetik pada kaki (Francia, et al., 2014
agregat trombosit yang meningkatkan dalam Mirtha, et al., 2018).
risiko hiperkoagulabilitas plasma 2. Metode Penelitian
(Clayton, et al. 2008; Wild, et al. 2010 Penelitian ini menggunakan jenis
dalam Rosyid, 2017). Kondisi tersebut penelitian eksperimental dengan
menyebabkan oklusif arteri perifer yang rancangan penelitian quasy-experimental
kemudian menyebabkan iskemia pada design. Populasi pada penelitian ini
ekstremitas bawah terutama kaki adalah 93 orang dan sampel penelitian
sehingga meningkatkan terjadinya risiko sebanyak 36 orang, dengan tekhnik
ulkus pada kaki (Cavanagh, et al. 2005; sampling Purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar

STIKes Hafshawaty (2020) 2


observasi inlow’s 60 second diabetic foot pada kelompok Senam Kaki Diabetik,
screen screening tool. uji statistik responden yang mengalami risiko ulkus
menggunakan uji hipotesis Wilcoxon pada paling banyak terjadi pada rentang usia
kelompok ROM Aktif Kaki dan uji hipotesis 36-45 tahun sebanyak 11 orang (30,6%)
Paired Samples T-test pada kelompok dan paling sedikit terjadi pada rentang
Senam Kaki Diabetik dengan tingkat usia 56-65 tahun dimana tidak terdapat
signifikan ≤0,05. responden yang mengalami risiko ulkus
3. Hasil dan Pembahasan kaki diabetik (0%).
3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 3.2.2 Gambaran Karakteristik Responden
Tempat penelitian di desa Kedung Berdasarkan Jenis Kelamin
Supit yang terletak di sepanjang jalan raya Tabel 3.2: Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden
Bromo. Menurut data dari Puskesmas Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Responden Pasien DM Tipe II yang
Wonomerto, desa Kedung Supit
berisiko mengalami ulkus kaki
merupakan salah satu desa dengan diabetik Di Desa Kedung Supit
Kecamatan Wonomerto pada bulan
jumlah penderita DM tipe II terbanyak Juni 2020
kedua se kecamatan Wonomerto. Jenis ROM Aktif Senam Kaki
Kelamin Kaki Diabetik
3.2 Gambaran Karakteristik Responden
Ʃ % Ʃ %
3.2.1 Gambaran Karakteristik Responden Pria 5 13.9 9 25
Wanita 13 36.1 9 25
Berdasarkan usia Total 18 100.00 18 100.00
Tabel 3.1: Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 3.2
Berdasarkan Usia pada Responden
Pasien DM Tipe II yang berisiko didapatkan pada kelompok ROM Aktif
mengalami ulkus kaki diabetik Di
Desa Kedung Supit Kecamatan Kaki, responden yang mengalami risiko
Wonomerto pada bulan Juni 2020
Kategor ROM Aktif Kaki Senam Kaki ulkus paling banyak terjadi pada jenis
i Diabetik
Usia Ʃ % Ʃ % kelamin wanita sebanyak 13 orang
26-35 1 2.8 5 13.9
(36,1%) dan paling sedikit terjadi pada
tahun
36-45 7 19.4 11 30.6
jenis kelamin pria sebanyak 5 orang
tahun
46-55 9 25 2 5.6 (13,9%). Sedangkan, pada kelompok
tahun
56-65 1 2.8 0 0 Senam Kaki Diabetik, responden
tahun
Total 18 100.0 18 100.0 dengan jenis kelamin pria dan wanita

Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan memiliki frekuensi yang sama


pada kelompok ROM Aktif Kaki, mengalami risiko ulkus kaki diabetik
responden yang mengalami risiko ulkus
sebanyak 9 orang (25%).
paling banyak terjadi pada rentang usia
46-55 tahun sebanyak 9 orang (25%)
dan paling sedikit terjadi pada rentang
usia 26-35 tahun dan 56-65 tahun
sebanyak 1 orang (2,8%). Sedangkan,

STIKes Hafshawaty (2020) 3


3.2.3 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 3.4
Berdasarkan Pendidikan didapatkan pada kelompok ROM Aktif
Tabel 3.3: Distribusi Frekuensi Kaki, responden yang mengalami risiko
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir ulkus paling banyak terjadi pada tingkat
pada Responden Pasien DM Tipe II
pendidikan yang tidak tamat SD dan
yang berisiko mengalami ulkus kaki
diabetik Di Desa Kedung Supit tingkat pendidikan SD sebanyak 8 orang
Kecamatan Wonomerto pada bulan
Juni 2020 (22,2%) dan paling sedikit terjadi pada
Pekerjaan ROM Aktif Senam Kaki tingkat pendidikan SMP dimana tidak
Kaki Diabetik
ada responden yang mengalami risiko
Ʃ % Ʃ %
Petani 4 11.1 2 5.6 ulkus kaki diabetik (0%). Sedangkan,
Wiraswasta 9 25 11 30.6
Tidak 5 13.9 5 13.9 pada kelompok Senam Kaki Diabetik,
Bekerja/IRT responden yang mengalami risiko ulkus
Total 18 100.0 18 100.0
paling banyak terjadi pada tingkat

Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan pendidikan SD sebanyak 8 orang

pada kelompok ROM Aktif Kaki, (22,2%) dan paling sedikit terjadi pada

responden yang mengalami risiko ulkus tingkat pendidikan SMA dimana tidak

paling banyak terjadi pada wiraswasta ada responden yang mengalami risiko

sebanyak 9 orang (25%) dan paling ulkus kaki diabetik (0%).

sedikit terjadi pada petani sebanyak 4 3.2.5 Gambaran Karakteristik Responden


Berdasarkan Status Pernikahan
orang (11,1%). Sedangkan, pada Tabel 3.5: Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden
kelompok Senam Kaki Diabetik, Berdasarkan Status Pernikahan pada
responden yang mengalami risiko ulkus Responden Pasien DM Tipe II yang
berisiko mengalami ulkus kaki
paling banyak terjadi pada wiraswasta diabetik Di Desa Kedung Supit
Kecamatan Wonomerto Probolinggo
sebanyak 11 orang (30,6%) dan paling pada bulan Juni 2020
sedikit terjadi pada petani sebanyak 2 Status ROM Aktif Senam Kaki
Perkawinan Kaki Diabetik
(5,6%).
Ʃ % Ʃ %
3.2.4 Gambaran Karakteristik Responden Menikah 18 100. 17 47.2

Berdasarkan Pekerjaan 0
Belum menikah 0 0 1 2.8
Tabel 3.4: Distribusi Frekuensi Total 18 100. 18 100.0
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan pada 0
Responden Pasien DM Tipe II yang
berisiko mengalami ulkus kaki Berdasarkan tabel 3.5
diabetik Di Desa Kedung Supit
Kecamatan Wonomerto pada bulan didapatkan pada kelompok ROM Aktif
Juni 2020 Kaki, responden yang mengalami
Pendidikan ROM Aktif Senam Kaki
risiko ulkus paling banyak terjadi pada
Kaki Diabetik
Ʃ % Ʃ % responden dengan status menikah
Tidak tamat 8 22.2 7 19.4
sebanyak 18 orang (100%) dan paling
SD
SD 8 22.2 8 22.2 sedikit terjadi pada responden dengan
SMP 0 0 3 8.3
SMA 2 5.6 0 0
status belum menikah dimana tidak
Total 18 100.0 18 100.0 ada responden yang mengalami risiko
ulkus kaki diabetik (0%). Sedangkan,
pada kelompok Senam Kaki Diabetik,

STIKes Hafshawaty (2020) 4


responden yang mengalami risiko kaki diabetik sesudah diberikan terapi
ulkus paling banyak terjadi pada ROM Aktif Kaki adalah 7,50 dan nilai
responden dengan status menikah yang sering muncul di nilai risiko ulkus
sebanyak 17 orang (47,2%) dan kaki diabetik sesudah diberikan terapi
responden yang mengalami risiko ROM Aktif Kaki adalah 6.
ulkus paling sedikit terjadi pada 3.4.3 Nilai Risiko Ulkus Kaki Diabetik
responden dengan status belum Sebelum Diberikan Senam Kaki
menikah sebanyak 1 orang (2,8%). Diabetik
3.4 Data Khusus Table 3.8 Distribusi Frekuensi Nilai Risiko

3.4.1 Nilai Risiko Ulkus Kaki Diabetik Ulkus Kaki Diabetik sebelum
diberikan terapi Senam Kaki Diabetik
Sebelum diberikan ROM Aktif Kaki
Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Nilai Risiko
Statistic N Mean Median Mode
Ulkus Kaki Diabetik sebelum
diberikan terapi ROM Aktif Kaki PRE2 18 10,50 10,00 10

Statistic N Mean Median Mode Berdasarkan tabel 3.8 diatas,

PRE1 18 10,22 10,00 10


dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
risiko ulkus kaki diabetik sebelum
Berdasarkan tabel 3.6 diatas, diberikan terapi Senam Kaki Diabetik
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata adalah 10,50, sedangkan nilai tengah
risiko ulkus kaki diabetik sebelum risiko ulkus kaki diabetik sebelum
diberikan terapi ROM Aktif Kaki adalah diberikan terapi Senam Kaki Diabetik
10,22, sedangkan nilai tengah risiko adalah 10,00 dan nilai yang sering
ulkus kaki diabetik sebelum diberikan muncul di nilai risiko ulkus kaki diabetik
terapi ROM Aktif Kaki adalah 10,00 dan sebelum diberikan terapi Senam Kaki
nilai yang sering muncul di nilai risiko Diabetik adalah 10.
ulkus kaki diabetik sebelum diberikan
terapi ROM Aktif Kaki adalah 10.
3.4.2 Nilai Risiko Ulkus Ulkus Kaki Diabetik
Sesudah diberikan ROM Aktif Kaki
Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Nilai Risiko 3.4.4 Nilai Risiko Ulkus Kaki Diabetik
Ulkus Kaki Diabetik sesudah Sesudah Diberikan Senam Kaki
diberikan terapi ROM Aktif Kaki
Diabetik
Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Nilai Risiko
Statistic N Mean Median Mode
Ulkus Kaki Diabetik sesudah
POST1 18 8,50 7,50 6 diberikan terapi Senam Kaki Diabetik

Berdasarkan tabel 3.7 diatas, Statistic N Mean Median Mode

dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata POST2 18 7,94 7,50 6


risiko ulkus kaki diabetik sesudah
diberikan terapi ROM Aktif Kaki adalah Berdasarkan tabel 3.9 diatas,
8,50, sedangkan nilai tengah risiko ulkus dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

STIKes Hafshawaty (2020) 5


risiko ulkus kaki diabetik sesudah yaitu ρ = 0,017 < α = 0,05 maka
diberikan terapi Senam Kaki Diabetik dinyatakan distribusi data kedua post-
adalah 7,94, sedangkan nilai tengah test tersebut tidak normal.
risiko ulkus kaki diabetik sesudah Dapat disimpulkan bahwa hasil
diberikan terapi Senam Kaki Diabetik uji normalitas untuk variabel post-test
adalah 7,50 dan nilai yang sering terapi ROM Aktif Kaki dan Senam Kaki
muncul di nilai risiko ulkus kaki diabetik Diabetik adalah distribusi data tidak
sesudah diberikan terapi Senam Kaki normal karena nilai α post-test pada
Diabetik adalah 6. kedua terapi tersebut bernilai < 0,05.
3.5 Hasil Analisa Data 3.5.2 Uji Transformasi
3.5.1 Uji Normalitas Tabel 3.11 Hasil uji transformasi data
Table 3.10 Hasil uji normalitas data penelitian Efektivitas ROM Aktif Kaki
penelitian Efektivitas ROM Aktif Kaki dan Senam Kaki Diabetik pada Pasien
dan Senam Kaki Diabetik pada Pasien DM Tipe II di Desa Kedung Supit
DM Tipe II di Desa Kedung Supit Kecamatan Wonomerto pada bulan
Kecamatan Wonomerto pada bulan Juni-Juli 2020
Juni-Juli 2020 Normaliditas
Terapi Shapiro-Wilk
Normaliditas Statistik Df Sig.
Shapiro-Wilk Nilai Post ROM .896 18 .049
Terapi Statisti Df Sig.
Risiko Aktif Kaki
k Post Senam .903 18 .065
Pre ROM .938 18 .263 Ulkus
Diabetik Kaki
Nilai Aktif Kaki
Post ROM .880 18 .026 Diabetik
Risiko
Aktif Kaki
Ulkus Pre Senam .963 18 .659 Berdasarkan tabel 3.11
Kaki Diabetik didapatkan hasil uji transformasi data
Diabetik Post Senam .868 18 .017
sesudah dilakukan terapi ROM Aktif
Kaki Diabetik
Kaki yaitu ρ = 0,049 < α = 0,05, maka
Berdasarkan tabel 3.10 dinyatakan distribusi data tidak normal,
didapatkan hasil uji normalitas data dan hasil uji transformasi data sesudah
sebelum dilakukan terapi ROM Aktif dilakukan terapi Senam Kaki Diabetik
Kaki yaitu ρ = 0,263 > α = 0,05 maka yaitu ρ = 0,065 < α = 0,05 maka
dinyatakan distribusi data normal dan dinyatakan distribusi data normal.
hasil uji normalitas data sesudah 3.5.3 Uji Hipotesis
dilakukan terapi ROM Aktif Kaki yaitu ρ Table 3.12 Hasil uji analisa data post test

= 0,026 < α = 0,05 maka dinyatakan penelitian Efektivitas ROM Aktif Kaki
dan Senam Kaki Diabetik pada Pasien
distribusi data tidak normal. Sedangkan,
DM Tipe II di Desa Kedung Supit
hasil uji normalitas data sebelum
Kecamatan Wonomerto pada bulan
dilakukan terapi Senam Kaki Diabetik
Juni-Juli 2020
yaitu ρ = 0,659 > α = 0,05 maka Median Mean Nilai
dinyatakan distribusi data normal dan (Minimum- ρV
hasil uji normalitas data sesudah Maksimum
Kelompok ROM 7,50 (6-14) 8,50 0,001
dilakukan terapi Senam Kaki Diabetik
Aktif Kaki (n=18)

STIKes Hafshawaty (2020) 6


Kelompok 7,50 (6-13) 7,49 0,000 ulkus maka termasuk dalam kategori
Senam Kaki Risiko Sedang untuk mengalami ulkus
Diabetik (n=18)
diabetik pada kaki (Heather, et al., 2018).
Selain itu, berdasarkan tabel 3.1
Berdasarkan tabel 3.12 dapat
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
disimpulkan bahwa ringkasan uji
responden yang mengalami risiko ulkus
Wilcoxon post-test diketahui rata-rata
diabetik pada kaki berdasarkan usia adalah
kelompok responden yang diberikan
mayoritas di alami oleh pasien DM tipe II
terapi ROM aktif kaki sebesar 8,50
pada rentang usia 46 sampai 55 tahun
dengan ρ signifikan 0,001 dan nilai
yaitu sebanyak 9 responden (25%) pada
minimum 6 serta nilai maksimum 14.
kelompok ROM Aktif Kaki dan mayoritas di
Sedangkan, ringkasan rata-rata uji
alami oleh pasien DM tipe II pada rentang
Paired T-Test post-test rata-rata
usia 36 sampai 45 tahun yaitu sebanyak 11
kelompok responden yang diberikan
responden (30,6%) pada kelompok Senam
terapi Senam Kaki Diabetik sebesar
Kaki Diabetik. Hal tersebut terjadi
7,49 dengan ρ signifikan 0,000 dan nilai
dikarenakan seiring bertambahnya usia
minimum 6 serta nilai maksimum 13.
maka jumlah sel beta pankreas yang
Sehingga berdasarkan nilai ρV dapat
produktif memproduksi insulin akan
disimpulkan bahwa nilai risiko ulkus kaki
berkurang sehingga akan berisiko
diabetik pada kelompok responden yang
mengalami DM tipe II dan banyak terjadi
diberikan terapi Senam Kaki Diabetik
pada kisaran usia 40 tahun ke atas (Aini,
lebih kecil yang berarti bahwa untuk
2016). Selain itu semakin bertambahnya
mengurangi risiko terjadinya ulkus
usia maka fungsi fisiologis tubuh menurun
diabetik pada kaki lebih efektif
dan menyebabkan kemampuan fungsi
menggunakan terapi Senam Kaki
tubuh mengendalikan glukosa dalam darah
Diabetik dibandingkan dengan terapi
yang tinggi menjadi kurang optimal
ROM Aktif Kaki.
(resistensi insulin) sehingga meningkatkan
3.6 Pembahasan
risiko terjadinya ulkus diabetik pada kaki
3.6.1 Nilai Risiko Ulkus Diabetik sebelum
(Rochmah, 2006 dalam Khairunnisak
diberikan terapi ROM Aktif Kaki dan
2019).
Senam Kaki Diabetik
Berdasarkan tabel 3.2
Berdasarkan tabel 3.6
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre test
responden yang mengalami risiko ulkus
ROM Aktif Kaki adalah sebesar 10,22
diabetik pada kaki berdasarkan jenis
dimana bila di interpretasikan terhadap
kelamin adalah mayoritas di alami oleh
kategori risiko ulkus maka termasuk dalam
pasien DM tipe II berjenis kelamin wanita
kategori Risiko Sedang untuk mengalami
yaitu sebanyak 13 responden (36,1%)
ulkus diabetik pada kaki. Sedangkan
pada kelompok ROM Aktif Kaki dan pada
berdasarkan tabel 3.8 pada nilai rata-rata
kelompok Senam Kaki Diabetik di alami
pre test Senam Kaki Diabetik adalah
oleh pasien DM tipe II berjenis kelamin
sebesar 10,50 dimana bila di
wanita dan pria yaitu sebanyak 9
interpretasikan terhadap kategori risiko

STIKes Hafshawaty (2020) 7


responden (25%) pada. Hal tersebut terjadinya risiko kaki diabetik (Safitri, dkk.,
dikaitkan dengan tingginya prevalensi 2019).
peningkatan Body Mass Index (BMI) pada Berdasarkan tabel 3.4
wanita dan fungsi fisiologis post menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
menopause yang mengakibatkan responden yang mengalami risiko ulkus
menurunnya kadar esterogen sehingga diabetik pada kaki berdasarkan pendidikan
balance kadar gula darah kurang efektif terakhir adalah mayoritas di alami oleh
dan menyebabkan DM tipe II pasien DM tipe II yang memiliki pendidikan
(Wahyuni&Alkaff, 2013 dalam terakhir tidak tamat SD dan pendidikan
Kurdi&Priyanti, 2019). Selain menjaga terakhir SD sebanyak 8 orang (22,2%)
balance kadar gula darah, esterogen juga pada kelompok ROM Aktif Kaki dan
berfungsi menjaga elastisitas kulit dan otot mayoritas di alami oleh pasien DM tipe II
sehingga dengan terjadinya penurunan yang memiliki pendidikan terakhir
kadar hormon esterogen akan menurunkan pendidikan terakhir SD sebanyak 8 orang
elastisitas kulit dan otot sehingga wanita (22,2%) pada kelompok Senam Kaki
rentan mengalami ulkus diabetik pada kaki Diabetik. Hal tersebut dikaitkan dengan life
(Kurdi&Priyanti, 2019). style, pola budaya dan manajemen
Berdasarkan tabel 3.3 kesehatan dimana tingkat pendidikan akan
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi bermakna mempengaruhi pengetahuan,
responden yang mengalami risiko ulkus sikap dan perilaku seseorang dalam
diabetik pada kaki berdasarkan jenis mendeteksi dini penyakit yang dialaminya.
pekerjaan adalah mayoritas di alami oleh Sehingga, background responden dari
pasien DM tipe II yang memiliki mata sudut pendidikan yang rendah akan
pencaharian sebagai wiraswasta sebanyak mengakibatkan rendahnya pengetahuan
9 responden (25%) pada kelompok ROM dan kemampuan penderita DM tipe II
Aktif Kaki dan mayoritas di alami oleh dalam mencari dan menerima informasi
pasien DM tipe II yang memiliki mata terkait kesehatan serta deteksi dini sebagai
pencaharian sebagai wiraswasta sebanyak upaya pencegahan ulkus diabetik kaki
11 responden (30,6%) pada kelompok (Kurdi&Priyanti, 2019).
Senam Kaki Diabetik. Hal tersebut terjadi Berdasarkan tabel 3.5
dikarenakan tidak tepatnya dalam menunjukkan bahwa distribusi frekuensi
pemilihan alas kaki sehingga responden yang mengalami risiko ulkus
menyebabkan penurunan sensasi pada diabetik pada kaki berdasarkan status
kaki sehingga menyebabkan luka pada perkawinan adalah mayoritas di alami oleh
kaki yang juga berisiko terpapar infeksi pasien DM tipe II yang sudah menikah
sehingga terjadi deformitas pada kaki. yaitu sebanyak 18 responden (100%) pada
Deformitas juga disebabkan oleh kelompok ROM Aktif Kaki dan mayoritas di
gangguan saraf tepi terutama saraf motorik alami oleh pasien DM tipe II yang sudah
sehingga menyebabkan atrofi otot dan menikah yaitu sebanyak 17 responden
menyebabkan ketidaksimetrisan otot (47,2%) pada kelompok Senam Kaki
penyangga kaki, hal ini dapat memicu Diabetik. Hal ini sesuai dengan penelitian

STIKes Hafshawaty (2020) 8


dari Yazdapanah, et al. (2018) dan Kurnia ROM Aktif Kaki digunakan untuk
(2019) bahwa pasien ulkus diabetik kaki menjaga atau meningkatkan pergerakan
lebih sering terjadi pada mayoritas normal sendi penderita diabetes mellitus
responden yang telah menikah atau sehingga pada saat melakukan gerakan-
memiliki pasangan. Hal tersebut dikaitkan gerakan ROM Aktif Kaki maka akan terjadi
dengan kualitas hidup pasien yang penurunan PO2 dan peningkatan PCO2
memiliki komplikasi diabetes dapat dan peningkatan metabolisme pembakaran
menimbulkan berbagai masalah dalam lemak sehingga akan memicu peningkatan
berbagai aspek dikehidupannya (Blake, et penggunaaan O2 dan nutrien dalam darah
al. 2017 dalam Kurnia, 2019).Kualitas sehingga akan mencegah neuropati perifer
hidup diartikan sebagai persepsi individu sebagai penyebab dari terjadinya ulkus
yang berhubungan dengan tujuan, diabetik kaki dan waktu pemberian
harapan, dan minat terhadap dirinya intervensi selama 2 minggu.
sendiri (WHO, 2016 dalam Kurnia, 3.6.3 Analisis Efektivitas Senam Kaki
2019).Namun pada pasien DM tipe II Diabetik Terhadap Penurunan
dampak yang sangat berpengaruh adalah Risiko Ulkus Diabetik
kondisi psikologis yang dapat disebabkan Berdasarkan hasil penelitian pada
oleh perubahan peran dalam kehidupan tabel 3.11, menunjukkan bahwa rata-rata
sosialnya (Irazola, et al., 2015 dalam kelompok responden yang diberikan terapi
Kurnia, 2019). ROM aktif kaki sebesar 8,50 dengan ρ
3.6.2 Analisis Efektivitas ROM Aktif Kaki signifikan 0,001 dan rata-rata kelompok
Terhadap Penurunan Risiko Ulkus responden yang diberikan terapi Senam
Diabetik Kaki Diabetik sebesar 7,49 dengan dengan
Berdasarkan hasil penelitian pada ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat
tabel 3.11, menunjukkan bahwa rata-rata disimpulkan bahwa rata-rata nilai risiko
kelompok responden yang diberikan terapi ulkus kaki diabetik dan ρ signifikan
ROM aktif kaki sebesar 8,50 dengan ρ kelompok responden yang diberikan terapi
signifikan 0,001 dan rata-rata kelompok Senam Kaki Diabetik lebih kecil yang
responden yang diberikan terapi Senam berarti bahwa untuk mengurangi risiko
Kaki Diabetik sebesar 7,94 dengan terjadinya ulkus diabetik pada kaki lebih
dengan ρ signifikan 0,000. Sehingga dapat efektif menggunakan terapi Senam Kaki
disimpulkan bahwa rata-rata nilai risiko Diabetik dibandingkan dengan terapi ROM
ulkus kaki diabetik dan ρ signifikan Aktif Kaki.
kelompok responden yang diberikan terapi Senam Kaki Diabetik digunakan
Senam Kaki Diabetik lebih kecil yang untuk memberikan tekanan ringan pada
berarti bahwa untuk mengurangi risiko kaki (pijatan) untuk meningkatkan sekresi
terjadinya ulkus diabetik pada kaki lebih endorphin dan penggunaan otot betis
efektif menggunakan terapi Senam Kaki untuk meningkatkan pompa otot betis (calf
Diabetik dibandingkan dengan terapi ROM pumping) yang dapat meningkatkan pompa
Aktif Kaki. vena (venous return) sehingga
meningkatkan produksi Nitrit Oxide (NO)

STIKes Hafshawaty (2020) 9


yang berfungsi sebagai vasodilatasi 1. Bagi Institusi Pendidikan
pembuluh darah maka dapat meningkatkan Bagi institusi pendidikan
peredaran darah kaki yang kemudian akan disarankan hasil penelitian ini dapat
mencegah ulkus kaki diabetik dengan dijadikan sebagai tambahan referensi
waktu pemberian intervensi selama 4 dalam proses belajar mengajar baik
minggu. untuk kalangan mahasiswa,
3.7 Kesimpulan dan Saran pendidikan sarjana maupun profesi
3.7.1 Kesimpulan mengenai intervensi untuk mengurangi
Berdasarkan hasil penelitian risiko ulkus kaki diabetik melalui
yang berjudul “Efektivitas ROM Aktif Kaki latihan ROM Aktif Kaki dan Senam
dan Senam Kaki Diabetik Terhadap Kaki Diabetik pada pasien.
Penurunan Risiko Ulkus Diabetik pada 2. Bagi Profesi Perawat
Pasien DM Tipe II di Wilayah Kerja Bagi profesi keperawatan
Puskesmas Wonomerto”, didapatkan disarankan hasil penelitian ini dapat di
kesimpulan sebagai berikut : implimentasikan dalam intervensi dan
1. Rata-rata nilai risiko ulkus diabetik implementasi keperawatan sebagai
kaki pada pasien DM tipe II yang salah satu pilihan intervensi untuk
diberikan terapi ROM Aktif Kaki mengurangi risiko ulkus kaki diabetik
sebesar 8,50 dengan nilai minimal 6, melalui latihan ROM Aktif Kaki dan
nilai maksimal 14. Senam Kaki Diabetik pada pasien DM
2. Rata-rata nilai risiko ulkus diabetik tipe II.
kaki pada pasien DM tipe II yang 3. Bagi Lahan Penelitian
diberikan terapi Senam Kaki Diabetik Bagi lahan penelitian
sebesar 7,94 dengan nilai minimal 6, disarankan hasil penelitian ini dapat
nilai maksimal 13. diterapkan di lingkungan sekitar
3. Ada perbedaan efektifitas antara dengan dibentuknya kader yang
pemberian terapi ROM Aktif Kaki dan membuat jadwal senam bersama
Senam Kaki Diabetik terhadap ROM Aktif Kaki dan Senam Kaki
penurunan nilai risiko ulkus diabetik Diabetik sehingga dapat
kaki, dimana Senam Kaki Diabetik mengedukasikan latihan ROM Aktif
lebih efektif digunakan sebagai Kaki dan Senam Kaki Diabetik pada
latihan fisik untuk mengurangi risiko pasien DM tipe II kepada masyarakat
ulkus diabetik kaki pada pasien DM untuk mengurangi risiko ulkus kaki
tipe II dengan nilai ρ = 0,000 < α = diabetik seperti dibentuknya Posyandu
0,05. Lansia di Desa Kedung Supit.
3.7.2 Saran 4. Bagi Responden
Bagi reponden penelitian
disarankan hasil penelitian ini dapat
melakukan latihan secara rutin dan
dilaksanakan untuk jangka panjang
tidak hanya di lakukan pada saat

STIKes Hafshawaty (2020) 10


penelitian sebagai latihan fisik untuk Mariam, Amstrong, DG, Woo, Kevin,
Boeni, Thomas, Ayello, EA, Kisners,
mengurangi risiko ulkus kaki diabetik
RS, 2014. Diabetic foot ulcers Part I.
melalui latihan ROM Aktif Kaki dan Pathophysiology and prevention.
The American Academy of
Senam Kaki Diabetik pada pasien DM
Dermatology, Inc.
tipe II sehingga responden dapat (http://dx.doi.org/10.1016/j.jaad.2013
.06.055)
merasakan manfaat dari intervensi ini .
American Diabetes Association, 2019.
5. Bagi Peneliti Standards of Medical Care in
Diabetes. The Journal of Clinical and
Bagi peneliti disarankan hasil
Applied Research and Education.
penelitian ini dapat menambah Volume 42 Suplement 1.
Anggraini, et al, 2018. Perbedaan Tingkat
wawasan dan mengimplementasikan
Pengetahuan Tentang Diabetes
ilmu yang telah didapat di bangku Mellitus (DM) tipe II sebelum dan
sesudah diberikan Edukasi Dengan
perkuliahan serta mampu
Media Audio Visul Penderita DM tipe
mengidentifikasi dan menganalisis II di dusun Sentong, desa
Karangduren, kecamatan Pakisaji,
efektivitas ROM Aktif Kaki dan Senam
kabupaten Malang. Nurse News,
Kaki Diabetik untuk mengurangi risiko Volume 3 Nomor 1, 1-9.
Azizah, N, Supriyanti, E, 2019.
ulkus pada pasien DM tipe II. bisa
Pergerakan Sendi Ekskremitas
6. Bagi peneliti selanjutnya Bawah Untuk Meningkatkan Perfusi
Jaringan Perifer Pasien DM Tipe 2.
Bagi peneliti selanjutnya
UP2M AKPER Widya Husada,
disarankan hasil penelitian ini dapat Semarang, Jurnal Manajemen
Asuhan Keperawatan, vol.3 (no.2),
dijadikan sebagai penambah informasi
Juli 2019, halaman 32-37.
untuk pengembangan penelitian lebih Boulton, J, Amstrong, D, Kirsner, R,
Attinger C, Lavery L, Lipsky B, Mills
lanjut, khususnya bagi peneliti
J, Steinberg, J, 2018. Diagnosis and
keperawatan yang ingin melakukan Management of Diabetic Foot
Complication. The American
pengembangan penelitian tentang
Diabetes Association, Inc.
ROM Aktif Kaki dan Senam Kaki Brunner & Suddart, 2014. Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8, Volume 2,
Diabetik yaitu dengan menambahkan
Jakarta, EGC.
atau menyetarakan waktu dan durasi Cho, NH, Shaw JE, Karuranga, S, Huang,
Y, Fernandes JDR, Ohlrogge AW,
pemberian terapi ROM Aktif Kaki
Malanda B, 2018. IDF Diabetes
dengan Senam Kaki Diabetik untuk Atlas : Global estimates of diabetes
prevalence for 2017 and projections
memaksimalkan penurunan nilai risiko
for 2045. Diabetes Research and
ulkus kaki diabetik pada pasien DM Clinical Practice 138 (271-281).
tipe II dan mengkombinasikan kedua Elsevier.
Dahlia, dkk, 2019. Gambaran Karakteristik
terapi tersebut disertai dengan Luka Berdasarkan Skor Mungs Dan
kepatuhan konsumsi obat diabetes Ankle Brakhial Indeks (Abi) Pada
Pasien Diabetes Mellitus Dengan
yang dilakukan beriringan selama Ulkus Diabetik. Dunia Keperawatan,
proses terapi. Volume 7, Nomor 2, September
2019: 134-141
3.8 Daftar Pustaka Damayanti, A, 2015. Diabetes Mellitus
Aini, N, 2016 Asuhan Keperawatan dan Penatalaksanaan Keperawatan.
Sistem Endokrin dengan Pendekatan Yogyakarta, Nuha Medika.
NANDA NIC NOC. Jakarta, Salemba Davies, MJ, D’Alessio, DA, Judith F,
Medika. Kernan, WN, Mathieu, C, Mingrone,
Alavi, Afsaneh, Gary, Sibbald, Dicter, G, Rossing, P, Tsapas, A, Wexler,
Meyer, Goodman, Lauric, Botros, DJ, Buse, JB, 2018. Management of
hyperglycaemia in type 2 diabetes,

STIKes Hafshawaty (2020) 11


2018. A consensus report by the Kisner, C, Colby LA, Borstad J, 2017.
American Diabetes Association Therapeutic Exercise :Foundations
(ADA) and the European Association and Techniques Seventh Edition.
for the Study of Diabetes (EASD). Philadelphia : F.A Davis Company.
Spinger. Diabetologia (2018) Kurdi, F, Priyanti, RP, 2019. Manajemen
61:2461–2498 Ulkus Kaki Diabetikum : Efektifitas
https://doi.org/10.1007/s00125-018- Foot Exercise Terhdapa Risiko DFU
4729-5. (Diabetic Foot Ulcers) Pasien
Decroli, E, 2019, Diabetes Mellitus Type Diabetes Mellitus di Al Hijrah Wound
2. Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Care Center. Junal Ilmiah
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran PANNMED, vol. 14 (no.2).
Universitas Andalas : ISBN No.978- September-Desember 2019.
602-1332-25-2 Lasia, IM, Agustini IG, Puwaningsih, NK,
Fatimah, RN, 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2020. Pengaruh Senam Kaki
II. Fakultas Kedokteran Universitas Diabetik Terhadap Ankle Brachial
Lampung. Review artikel, 93-101 Index (ABI) Pada Pasien Diabetes
Garnita, D, 2016. Faktor Risiko Diabetes mellitus Tipe II di Puskesmas II
Mellitus di Indonesia. Fakultas Denpasar Selatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Program Keperawatan Terapan (e-Journal),
Studi Kesehatan Masyarakat vol.06 (no.01), 2020 : 2442-6873.
Universitas Indonesia, I, 1-189 Lukita, Y, Widayati N, Wantiyah, 2018.
Heather, LO & Botros, Mariam, 2018. Pengaruh Range of Motion (ROM)
Inlow’s 60-Second Diabetic Foot Aktif Kaki terhadap Risiko terjadinya
Screen Gets a New Look!. Wound Ulkus Kaki Diabetik pada Pasien
Care Canada Volume 16, Number 1 Diabetes Mellitus Tipe 2 di Desa
· Summer 2018. Kaliwining Kabupaten Jember. e-
Hidayat, AA & Uliyah, M, 2018. Metode Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6
Penelitian Keperawatan dan (no.2). Fakultas Keperawatan
Kesehatan. Jakarta, Salemba Universitas Jember.
Medika Lukita, YI. 2016. Pengaruh Range of
Houglum, PA, 2016. Therapeutic Exercise Motions (ROM) Aktif Kaki terhadap
for Musculoskleletal Injuries. Risiko terjadinya Ulkus Kaki Diabetik
Australia, Human Kinetics. pada Pasien DM tipe 2 di Desa
Hupfeld, CJ, Olefsky, JM, 2016. Type 2 Kaliwining Kecamatan Rambipuji
Diabetes Mellitus. Endocrinology Kabupaten Jember. Tugas Akhir,
Adult and Pediatric, p. 691-714 e6. Tidak diterbitkan, Fakultas
International Diabetes Federation, 2017. Keperawatan Universitas Jember ,
Clinical Practice Recommendations Jember.
on the Diabetic Foot – 2017 : A Megalla, M, Ismail, A, Zeitoun, M, Khalifa,
guide for healthcare professionals. M, 2019. Association of Diabetic
Komisi Etik Penelitian Dan Ulcers with Chronic Vascular
Pengembangan Kesehatan Diabetic Complications in Patients
Nasional. 2017. Pedoman Dan with type 2 diabetes. Diabetes &
Standar Etik Penelitian Dan Metabolic Syndrome; Clinical
Pengembangan Kesehatan Research & Reviews 13 1287-1292.
Nasional. Kementerian Kesehatan Melanie J. Davies, David A. D’Alessio,
Republik Indonesia Judith F, Walter N. Kernan, Chantal
International Diabetes Federation, 2019. M, Geltrude M, Peter R, Apostolos T,
IDF Diabetes Atlas Nine Edition, Deborah J. Wexler, John B. Buse,
(online), 2018. Management of
(http://www.diabetesatlas.org/ hyperglycaemia in type 2 diabetes :
diakses 20 Desember 2019) A consensus report by the American
Khairunnisak, 2019. Faktor Yang Diabetes Association (ADA) and the
Berhubungan Dengan Risiko European Association for the Study
Terjadinya Ulkus Diabetika Pada of Diabetes (EASD). Diabetologia
Pasien Diabetes Mellitus (Studi Di 61:2461–2498. European
Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Association for the Study of Diabetes
Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin and American Diabetes Association.
Banda Aceh). Majalah Kesehatan Mina, S, Widayati N, Hakam M, 2017.
Masyarakat Aceh (MaKMA), Vol 2 Pengaruh Therapeutic Exercise
No 2 Juli 2019. Hlm 80-87 Walking terhadap Risiko Ulkus Kaki
Diabetik pada Klien Diabetes Melitus

STIKes Hafshawaty (2020) 12


Tipe 2 di Kelurahan Gebang 2016. Buku Saku Praktik Klinik
Kecamatan Patrang Kabupaten Keperawatan. Yogyakarta, Salemba
Jember. e-Jurnal Pustaka Medika.
Kesehatan, vol.5 (no.1). Program Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Provinsi Jawa Timur Riskesdas.
Jember. Lembaga Penerbit Badan Penelitian
Mirtha, LT, Ariono, M, Putra, SM, 2018. dan Pengembangan Kesehatan
The Effect of Foot Exercise on (LPB). Jakarta.
Diabetic Patients with Foot Ulcer: Riset Kesehatan Dasar. 2018. Laporan
An Evidence-Based Case Report. Provinsi Jawa Timur Riskesdas.
HSOA Journal of Diabetes & Lembaga Penerbit Badan Penelitian
Metabolic Disorders. 5: 026 DOI: dan Pengembangan Kesehatan
10.24966/DMD-201X/100026. (LPB). Jakarta.
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Rosyid, Nur Fahrun. 2017. Etiology,
Kesehatan. Jakarta, PT Rineka pathophysiology, diagnosis and
Cipta. management of diabetics foot ulcer.
Nugroho, A, Puspitasari D, 2018. Range Int J Res Med Sci. 2017
Of Motion (Rom) Ankle Untuk Oct;5(10):4206-4213.
Mempercepat Penyembuhan Luka Safitri, KH, Hartati, MS, Pratama, A, 2019.
Ulkus Kaki Diabetik Berdasarkan Karakteristik Responden Penderita
Karakteristik Warna Luka. Buku Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan
Proceeding Unissula Nursing Risiko Kaki Diabetik. STIKES Wiyata
Conference. Husada, Samarinda, Kalimantan
Nursalam. 2016. Metodologi penelitian Timur.
ilmu keperawatan edisi 4. Jakarta, Safruddin & Hidayat, R. 2018. Analisis
Salemba Medika Faktor Yang Mempengaruhi
Perkumpulan Endokronologi Indonesia Kejadian Ulkus Kaki Pada Pasien
(PERKENI). 2015. Konsensus Diabetes Melitus. Jurnal Ilmiah
Pengelolaan dan Pencegahan Kesehatan Diagnosis Volume 12
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia Nomor 3 Tahun 2018, eISSN : 2302-
2015. Jakarta, PB PERKENI. 2531
Prabawati, RK, 2012. Mekanisme Seluler Smeltzer & Bare. 2013. Buku Ajar
dan Molekular Resistensi Insulin. Keperawatan Medikal Bedah-
Tugas Biokimia Program Pasca Brunner & Suddart. Jakarta, EGC.
Sarjana Ilmu Biomedik Program Syafril, S. 2018. Pathophysiology diabetic
Double Dolgree Neurologi. Fakultasi foot ulcer. IOP Conf. Series: Earth
Kedokteran Universitas Brawijaya, and Environmental Science 125
Malang, 1, 115. (2018) 012161.
Prihatin, TW, Dwi, R, 2019, Senam Kaki Titah, NA, Mardiyono, Choiroel AM, Ari, S,
Diabetik Berpengaruh Terhadap Nilai Trisna, S. 2019. Effectiveness
Ankle Brachial Index (ABI) Pada Combination of Foot Care with
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Active Range Of Motions (ROM) and
STIKes Karya Husada, Semarang, Plantar Exercise for Reducing
Jurnal Imiah Ilmu Keperawatan Diabetic Foot Ulcer Risk in Diabetes
Indonesia, vol. 19 (no.2), Juni 2019. Mellitus Type II. Journal of
Pristianto A, Wijianto, Rahmad F, 2018. Endocrinology and Diabetes ISSN :
Terapi Latihan Dasar. Solo, 2374-6890
Muhammadiyah University Press. Win, MM, Fukai, K, Hyunt HH, Linn KZ.
Purwanti, LE & Maghfiroh, S, 2016. Faktor 2018. Hand and foot exercises for
Risiko Komplikasi Kronis (Kaki diabetic peripheral neuropathy: A
Diabetik) Dalam Diabetes Mellitus randomized controlled trial. John
Tipe 2. The Indonesian Journal Of Wiley & Sons Australia, Ltd. Nurs
Health Science, Vol. 7, No. 1. Health Sci.. 2019;1–11.
Rahayu, KI, 2018. Pengaruh Senam Kaki Yazdanpanah, L, Shahbazian, H, Nazari,
Terhadap Perfusi kaki pada Pasien I, Arti, HR, Ahmadi, F,
Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Mohammadianinejad, SE,
Puskesmas Ngadiluwih Kabupaten Cheraghian, B, Hesam, S, 2018.
Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan Incidence and Risk Factors of
Volume 6 Nomor 2 Halaman 118- Diabetic Foot Ulcer: A Population-
124. Based Diabetic Foot Cohort (ADFC
Ramdhani, AN, Istikarini, IF, Susiyanti, R, Study)-Two-Year Follow-Up Study,
Asih DR, Rahayu MP, Hanjari TD, Creative Commons Attribution

STIKes Hafshawaty (2020) 13


License, Hindawi, International
Journal of Endocrinolog, vol.18,
https://doi.org/10.1155/2018/763165
9
Yulita, RF, Waluyo, A, Azzam, R. 2019.
Pengaruh Senam Kaki terhadap
Penurunan Skor Neuropati dan
Kadar Gula Darah pada Pasien DM
tipe 2 di Persadia RS. TK. II Dustira
Cimahi. Journal of Telenursing , 1(1),
80-95.

STIKes Hafshawaty (2020) 14

You might also like